Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Hampir semua alat dan mesin modern seperti komputer, mesin cuci, dan bor
listrik memiliki rangkaian listrik di dalamnya. Untuk mengalirkan arus dalam suatu
rangkaian, diperlukan sebuah tge (tegangan gerak elektrik) atau sering disebut juga ggl
(gaya gerak listrik). Sumber ggl dapat berupa aki atau baterai. Namun untuk sebagian
besar alat alat listrik yang digunakan dalam rumah tangga dan industri, sumber ggl-nya
yaitu pusat pembangkit listrik dengan mengkonversi energi lain menjadi energi listrik.
Peristiwa konversi energi ini dipelajari dalam Induksi Elektromagnetik. Jika fluks
magnetik yang melalui suatu rangkaian berubah, maka ggl dan arus akan diinduksi
dalam rangkaian itu.

Sifat sebuah rangkaian listrik atau komponen yang menyebabkan timbulnya ggl
di dalam rangkaian sebagai akibat perubahan arus yang melewati rangkaian (self
inductance) atau akibat perubahan arus yang melewati rangkaian tetangga
yang dihubungkan secara magnetis (induktansi bersama atau mutual inductance)
disebut dengan Induktansi. Pada keadaan tersebut, perubahan arus berarti ada
perubahan medan magnetik, yang kemudian menghasilkan ggl.

Apabila sebuah kumparan dialiri arus, di dalam kumparan tersebut akan timbul
medan magnetik. Selanjutnya, apabila arus yang mengalir besarnya berubah terhadap
waktu, akan menghasilkan fluks magnetik yang berubah terhadap waktu. Perubahan
fluks magnetik ini dapat menginduksi rangkaian itu sendiri, sehingga di dalamnya
timbul ggl induksi.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam makalah ini adalah :

1. Apa yang dimaksud dengan Induktansi?


2. Apa saja jenis - jenis Induktansi?
3. Apakah bunyi Hukum Faraday I dan II?
4. Apa saja contoh Penerapan Hubungan Induktansi dalam Kehidupan Sehari-hari?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang
ingin dicapai dalam makalah ini adalah untuk mengetahui :

1. Induktansi.
2. Jenis-jenis Induktansi.
3. Bunyi Hukum Faraday I dan II.
4. Contoh Penerapan Hubungan Induktansi dalam Kehidupan Sehari-hari.

1.4 Manfaat

Makalah ini disusun dengan harapan dapat memberikan manfaat baik secara
teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis, makalah ini berguna sebagai
pengembangan ilmu,sesuai dengan masalah yang dibahas dalam makalah ini. Secara
praktis, makalah ini diharapkan bermanfaat bagi:

1. Penulis, seluruh kegiatan penyusunan dan hasil dari penyusunan makalah ini
diharapkan dapat menambah pengalaman, wawasan dan ilmu dari masalah
yang dibahas dalam makalah ini.

2
2. Pembaca, makalah ini daharapkan dapat dijadikan sebagai sumber tambahan
dan sumber informasi dalam menambah wawasan pembaca.

1.5 Metode Penulisan

Untuk mendapatkan informasi yang diperlukan untuk makalah ini, penulis


menggunakan metode kepustakaan yaitu dengan mencari dan membaca buku-buku dan
literature serta mencari informasi di internet yang berhubungan dengan penulisan
makalah ini yaitu induktansi.

3
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Induktansi

Induktansi merupakan sifat sebuah rangkaian listrik atau komponen yang


menyebabkan timbulnya GGL (Gaya Gerak Listrik) di dalam rangkaian sebagai akibat
perubahan arus yang melewati rangkaian (self inductance) atau akibat perubahan arus
yang melewati rangkaian tetangga yang dihubungkan secara magnetis (induktansi
bersama atau mutual inductance). Pada kedua keadaan tersebut, perubahan arus berarti
ada perubahan medan magnetik, yang kemudian menghasilkan ggl. Apabila sebuah
kumparan dialiri arus, di dalam kumparan tersebut akan timbul medan magnetik.
Selanjutnya, apabila arus yang mengalir besarnya berubahubah terhadap waktu akan
menghasilkan fluks magnetik yang berubah terhadap waktu. Perubahan fluks magnetik
ini dapat menginduksi rangkaian itu sendiri, sehingga di dalamnya timbul GGL
induksi. GGL induksi yang diakibatkan oleh perubahan fluks magnetik sendiri
dinamakan GGL induksi diri.

2.2 Induktansi Diri

Induktansi Diri adalah Apabila arus berubah melewati suatu kumparan atau
solenoida, terjadi perubahan fluks magnetik di dalam kumparan yang akan
menginduksi GGL pada arah yang berlawanan.

Gambar 2.1 Macam-macam Kumparan

4
GGL terinduksi ini berlawanan arah dengan perubahan fluks. Jika arus yang
melalui kumparan meningkat, kenaikan fluks magnet akan menginduksi GGL dengan
arah arus yang berlawanan dan cenderung untuk memperlambat kenaikan arus tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa GGL induksi ε sebanding dengan laju perubahan arus yang
dirumuskan :

∆𝐼
ε = −𝐿
∆𝑡

Dengan I merupakan arus sesaat, dan tanda negatif menunjukkan bahwa GGL
yang dihasilkan berlawanan dengan perubahan arus. Konstanta kesebandingan L
disebut induktansi diri atau induktansi kumparan, yang memiliki satuan henry (H),
yang didefinisikan sebagai satuan untuk menyatakan besarnya induktansi suatu
rangkaian tertutup yang menghasilkan GGL satu volt bila arus listrik di dalam
rangkaian berubah secara seragam dengan laju satu ampere per detik.

Contoh Soal :

1. Sebuah Induktor atau kumparan memiliki besar induktansi diri H, arus yang
melewati kumparan mengalami perubahan dari 1 A menjadi 2 A dalam 0,2 detik.
Besar gaya gerak listrik yang timbul pada kumparan adalah?

Jawab :

Rumus besar gaya gerak listrik (GGL) yang timbul pada kumparan jika menerima besar
arus yang berubah adalah :

𝑑𝐼
ε = −𝐿
𝑑𝑡

(2 − 1)
ε = −10−3
0,2

−10−2
ε= Besar gaya gerak listrik yang timbul adalah ε = −5 × 10−2 V
2

5
2. Sebuah kumparan mempunyai induktansi diri 2,5 H. Kumparan tersebut dialiri
arus searah yang besarnya 50 mA. Berapakah besar GGL induksi diri kumparan
apabila dalam selang waktu 0,4 sekon kuat arus menjadi nol?

Jawab :

Diketahui :

L = 2,5 H

I1 = 50 mA = 5 × 10−2 A

I2 = 0

Δt = 0,4 s

Ditanya : ε =…?

Pembahasan :

∆𝐼 0 − (5 × 10−2
ε = −𝐿 = −2,5 [ ] = (−2,5)(−0,125) = 0,31 V
∆𝑡 0,4

3. Kuat arus listrik pada suatu rangkaian tiba-tiba turun dari 10A menjadi 2A dalam
waktu 100 ms. Selama peristiwa itu mucul tegangan induksi dalam kumparan
sebesar 32 Volt. Tentukalah induktansi yang ada dalam rangkaian tersebut!

Jawab :

Diketahui :

ΔI = 8A, Δt = 100ms , ε = 32V.

Induktansi diri dalam kumparan adalah :

∆𝐼 ∆𝐼 0,1
ε=𝐿 → 𝐿 = ε → 𝐿 = 32 [ ] = 0,4 H
∆𝑡 ∆𝑡 8

6
4. Sebuah kumparan mempunyai induktansi diri 500 mH. Dalam 10 ms dalam
kumparan terjadi perubahan arus listrik dari 40 mA menjadi 100 mA.
TentukanlahGGLyang muncul dalam kumparan tersebut!

Jawab :

Diketahui :

L = 500mH, Δt = 10ms , ΔI = 60A.

GGL yang timbul dalam kumparan adalah


∆𝐼 60𝐴
ε=𝐿 → ε = (0,5) →ε= 3V
∆𝑡 10𝑚𝑠
5. Sebuah solenoida berisikan udara memiliki lilitan sebanyak 100 lilitan dengan
luas penampang 10 cm persegi. Jika panjang solenoida 1m, tentukanlah
induktansi diri pada kumparan tersebut!

Jawab :

Diketahui :

N = 100, A = 10cm , l = 1m.

Induktansi diri pada kumparan adalah :

𝜇0 𝑁 2 𝐴 (4𝜋. 10−7 )(102 )2 10−3


𝐿= →𝐿= = 4𝜋. 10−6 H
𝑙 1

a. Induksi Diri Sebuah Kumparan


Perubahan arus dalam kumparan ditentukan oleh perubahan fluks magnetik 0 dalam
kumparan. Besarnya induksi diri dari sebuah kumparan ialah:
𝑁𝜙
𝐿=
𝐼
Dimana :
L = Induksi diri kumparan (H). I = Arus (A).
N = Jumlah lilitan. 𝜙 = Fluks magnetic kumparan.

7
b. Induktansi Diri Selenoida dan Toroida
Besarnya induktansi seleonida dan toroida dapat kita ketahui dengan mengunakan
persamaan berikut :
𝜇 𝐴𝑁 2
𝐿=
𝑙
Dimana :
L = Induksi diri kumparan (H).
I = Arus (A).
l = Panjang solenoida (m2 )
N = Jumlah lilitan.
µ = Permeabilitas Vakum (Wb/Am).
Contoh Soal :
1. Sebuah induktor terbuat darai kumparan kawat dengan 50 lilitan. Panjang
kumparan 5 cm dengan luas penampang 1 cm2. Hitunglah :
a. Induktansi Induktor,
b. Energi yang tersimpan dalam induktor bila kuat arus yang mengalir 2 A!

Jawab :

Diketahui :

N = 50 Lilitan

I = 5 cm = 5 × 10−2 m

A = 1 cm2 = 10−4 m2

Ditanya:

a. L = …?
b. U jika I = 2 A = …?

8
Pembahasan :

a. Induktansi inductor (L)

𝜇0 𝑁 2 𝐴 (4𝜋. 10−7 )(502 )2 (10−4 ) 100𝜋 × 10−9


𝐿= →𝐿= =
𝑙 50 × 10−2 50 × 10−2

𝐿 = 62,8 × 10−7 H = 6,28𝜇H

b. Energi yang tersimpan jika l = 2A


1 2 1
𝑈= 𝐿𝑙 = = (6,28 × 10−6 )(22 ) = 12,56 × 10−4 J = 12,56μJ
2 2

2.3 Induktansi Bersama

Apabila dua kumparan saling berdekatan, seperti pada Gambar 2, maka sebuah
arus tetap I di dalam sebuah kumparan akan menghasilkan sebuah fluks magnetik Φ
yang mengitari kumparan lainnya, dan menginduksiGGLpada kumparan tersebut.

Gambar 2.2 Perubahan arus di salah satu kumparan akan menginduksi arus pada
kumparan yang lain

Menurut Hukum Faraday, besarGGLε2 yang diinduksi ke kumparan tersebut


berbanding lurus dengan laju perubahan fluks yang melewatinya. Karena fluks
berbanding lurus dengan kumparan 1, maka ε2 harus sebanding dengan laju perubahan
arus pada kumparan 1, dapat dinyatakan :

∆𝐼1
𝜀2 = −𝑀
∆𝑡

9
Dengan M adalah konstanta pembanding yang disebut induktansi bersama. Nilai
M tergantung pada ukuran kumparan, jumlah lilitan, dan jarak pisahnya.

Induktansi bersama mempunyai satuan henry (H), untuk mengenang fisikawan


asal AS, Joseph Henry (1797 - 1878). Pada situasi yang berbeda, jika perubahan arus
kumparan 2 menginduksiGGLpada kumparan 1, maka konstanta pembanding akan
bernilai sama, yaitu :

∆𝐼2
𝜀1 = −𝑀
∆𝑡

Induktansi bersama diterapkan dalam transformator, dengan memaksimalkan


hubungan antara kumparan primer dan sekunder sehingga hampir seluruh garis fluks
melewati kedua kumparan tersebut.

2.4 Hukum Faraday

Pengertian Hukum Faraday dan Bunyi Hukum Faraday – Hukum Faraday adalah
Hukum dasar Elektromagnetisme yang menjelaskan bagaimana arus listrik
menghasilkan medan magnet dan sebaliknya bagaimana medan magnet dapat
menghasilkan arus listrik pada sebuah konduktor. Hukum Faraday inilah yang
kemudian menjadi dasar dari prinsip kerja Induktor, Transformator, Solenoid,
Generator listrik dan Motor Listrik. Hukum yang sering disebut dengan Hukum Induksi
Elektromagnetik Faraday ini pertama kali dikemukakan oleh seorang Fisikawan
Inggris yang bernama Michael Faraday pada tahun 1831.

Induksi Elektromagnetik adalah gejala timbulnya gaya gerak listrik (ggl) di


dalam suatu kumparan bila terdapat perubahan fluks magnetik pada konduktor pada
kumparan tersebut atau bila konduktor bergerak relatif melintasi medan magnet.
Sedangkan yang dimaksud dengan Fluks banyaknya jumlah garis gaya yang melewati
luasan suatu bidang yang tegak lurus garis gaya magnetik.

10
Percobaan Faraday

Gambar 2.3 Percobaan Faraday

Dalam percobaan Faraday atau sering dikenal dengan istilah Eksperimen Faraday
ini, Michael Faraday mengambil sebuah magnet dan sebuah kumparan yang
terhubungkan ke galvometer. Pada awalnya, magnet diletakkan agak berjauhan dengan
kumparan sehingga tidak ada defleksi dari galvometer. Jarum pada galvometer tetap
menunjukan angka 0.

Ketika magnet bergerak masuk ke dalam kumparan, jarum pada galvometer juga
bergerak menyimpang ke satu arah tertentu (ke kanan). Pada saat magnet didiamkan
pada posisi tersebut, jarum pada galvometer bergerak kembali ke posisi 0. Namun
ketika magnet digerakan atau ditarik menjauhi kumparan, terjadi defleksi pada
galvometer, jarum pada galvometer bergerak menyimpang berlawanan dengan arah
sebelumnya (ke kiri).

11
Pada saat magnet didiamkan lagi, jarum pada galvometer kembali ke posisi 0.
Demikian juga apabila yang bergerak adalah Kumparan, tetapi Magnet pada posisi
tetap, galvometer akan menunjukan defleksi dengan cara yang sama. Dari percobaan
Faraday tersebut juga ditemukan bahwa semakin cepat perubahan medan magnet
semakin besar pula gaya gerak listrik yang di induksi oleh kumparan tersebut. Catatan
: Galvometer adalah alat uji yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya arus listrik
yang mengalir.

Bunyi Hukum Faraday

Berdasarkan percobaan yang dilakukannya tersebut, Michael Faraday


menyimpulkannya dengan dua pernyataan seperti berikut ini yang juga sering disebut
dengan Hukum Induksi Elektromagnetik Faraday 1 dan Hukum Induksi
Elektromagnetik Faraday 2.

Hukum Faraday 1

“Setiap perubahan medan magnet pada kumparan akan menyebabkan gaya


gerak listrik (GGL) yang diinduksi oleh kumparan tersebut.”

Hukum Faraday 2

“TeganganGGLinduksi di dalam rangkaian tertutup adalah sebanding dengan


kecepatan perubahan fluks terhadap waktu.”

Namun ada juga mengabungkan kedua hukum Faraday tersebut menjadi satu
pernyataan yaitu :

“Setiap perubahan medan magnet pada kumparan akan menyebabkan gaya


gerak listrik (GGL) Induksi yang sebanding dengan laju perubahan fluks.”

Hukum Faraday tersebut dapat dinyatakan dengan rumus dibawah ini :

∆Φ
𝜀 = −𝑁 ( )
∆𝑡

12
Keterangan :

ɛ = GGL induksi (volt)

N = Jumlah lilitan kumparan

∆Φ = Perubahan fluks magnetik (weber)

∆t = Selang waktu (s)

Tanda negatif menandakan arah gaya gerak listrik (ggl) induksi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya Gaya Gerak Listrik (GGL)

Berikut dibawah ini adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi besar
kecilnya Gaya Gerak Listrik (GGL).

1. Jumlah lilitan pada kumparan, semakin banyak lilitan pada kumparan


semakin besar tegangan yang diinduksikan.
2. Kecepatan gerak medan magnet, semakin cepat garis gaya medan magnet
atau fluks yang mengenai konduktornya semakin besar pula tegangan
induksinya.
3. Jumlah garis gaya medan magnet atau fluks, semakin besar jumlah garis gaya
medan magnet atau fluks yang mengenai konduktor, semakin besar juga
tegangan induksinya.

Contoh Kasus Hukum Faraday

Sebuah kumparan terdiri dari 50 lilitan, fluks magnet dalam kumparan berubah
sebesar 5 x 10-3 weber dalam selang waktu 10ms (milidetik). Hitunglah Gaya Gerak
Listrik atauGGLinduksi pada kumparan tersebut.

Diketahui :

N = 50 Lilitan

13
∆t = 10 ms = 10 × 10−3 s

∆Φ = 5 × 10−3 weber

Ditanya :

GGL induksi (ɛ) = …?

Jawaban :

∆Φ
𝜀 = −𝑁 ( )
∆𝑡

5 × 10−3
𝜀 = −50 ( )
10 × 10−3

𝜀 = −50(0,5)

𝜀 = −25

Jadi Gaya Gerak Listrik Induksinya adalah -25V.

2.5 Penerapan Hubungan Induktansi dalam Kehidupan Sehari-hari

2.5.1 Generator

Generator adalah alat yang digunakan untuk mengubah energi kinetik menjadi
energi listrik.

Ada dua jenis generator, yaitu :

a. Generator arus bolak-balik (AC) atau alternator.


b. Generator arus searah (DC).

Perbedaan antara generator arus bolak-balik dengan arus searah hanya terletak
pada bentuk cincin luncur yang berhubungan dengan kedua ujung kumparan. Pada
generator arus bolak-balik terdapat dua buah cincin luncur, sedangkan pada generator

14
arus searah terdapat sebuah cincin yang terbelah di tengahnya (cincin belah atau
komutator).

Ggl atau arus induksi pada alternator dapat diperbesar dengan empat cara :

1. Memakai kumparan dengan lilitan lebih banyak.


2. Memakai magnet yang lebih kuat.
3. Melilit kumparan pada inti besi lunak.
4. Memutar kumparan lebih cepat.

2.5.2 Transformator

Transformator atau trafo adalah alat yang digunakan untuk mengubah tegangan
bolak-balik (AC) dari suatu nilai ke nilai tertentu. Trafo terdiri dari pasangan kumparan
primer dan sekunder yang terpisah dan dililitkan pada inti besi lunak.

Ada dua jenis trafo, yaitu :

a. Trafo step up (penaik tegangan).


b. Trafo step down (penurun tegangan).

2.5.3 Alat Pemicu Jantung ( Elektrokardiogram/EKG)

Pacu jantung (pacemaker) adalah sebuah alat tenaga baterai yang ditanamkan
dengan pembedahan ke dada dan mengirimkan sinyal untuk mengatur detak jantung.
Ini direkomendasikan bagi pasien yang memiliki masalah jantung yang menyebabkan
jantungnya berdetak terlalu cepat atau terlalu lambat sehingga menimbulkan beragam
gejala, seperti pingsan, pusing ringan, napas pendek, dan mudah lelah.

15
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Mahasiswa dapat mempelajarai bahwasannya semua ruang yang memiliki


gaya magnet merupakan suatu Induktansi.
2. Mahasiswa mengetahui fenomena fisis dari Induktansi dengan ilmu
elektronika diantaranya adalah peristiwa Induktansi Sendiri dan Induktansi
Bersama, juga penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

3.2 Saran

Kepada para pembaca diharapkan untuk mengadakan diskusi induktansi.


Perbanyak referensi-referensi baik dari buku atau internet. Janganlah berputus asa
kemudian menimbulkan suatu kemalasan. Karena sesungguhnya dunia tetap berputar,
waktu yang telah berlalu tak pernah kembali. Manfaatkan waktu yang kita miliki
karena itu adalah sebuah anugerah dari Sang Pencipta.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Elektrodinamika
https://www.academia.edu/36623343/Makalah_Kalkulus_II_Bab_Fungsi
http://en.wikipedia.org/wiki/File:Electronic_component_inductors.jpg
https://physicsranggaagung.wordpress.com/2017/06/26/induktansi/
http://fisikazone.com/induktansi/https://teknikelektronika.com/pengertian-
hukum-faraday-bunyi-hukum-faraday/
https://wibawairvan.blogspot.com/2013/12/penerapan-induksi-
elektromagnetikdalam.htmlhttps://id.wikipedia.org/wiki/Induksi_elektromagnetik
https://teorifisikadasar.blogspot.com/2016/12/contoh-soal-induktansi-
dirihttps://nadeadn.wordpress.com/2014/04/30/contoh-soal-dan-pembahasan-
induktansi/
Mikrajudin, Abdullah, 2017, Buku Fisika Dasar II, Kampus Ganesa Bandung
Douglas C. Giancoli, 2001, Fisika Jilid 2, Erlangga Jakarta

17

Anda mungkin juga menyukai