Anda di halaman 1dari 1

Pertama kali, dia menuntut ilmu di Sevilla, Spanyol.

Dia pada saat itu, mengumpulkan tumbuh-


tumbuhan di sekitar kota tersebut bersama beberapa orang gurunya, Abu Al-'Abbas An-Nabati,
Abdullah bin Shalih, dan Abu Al-Hajjaj.

Setelah belajar pada Ibn Al-Rumeyya, ia menguasai tiga bahasa sekaligus, Spanyol, Yunani, dan
Suriah.

Tahun 1219 dia meninggalkan Spanyol untuk sebuah ekspedisi mencari ragam tumbuhan.
Bersama beberapa pembantunya, al-Baitar menyusuri sepanjang pantai utara Afrika dan Asia
Timur Jauh. Tidak diketahui apakah jalan darat atau laut yang dilalui, namun lokasi utama yang
pernah disinggahi antara lain Bugia, Qastantunia (Konstantinopel), Tunisia, Tripoli, Barqa dan
Adalia.

Setelah tahun 1224 al-Baitar bekerja untuk Al-Kamil Muhammad bin Abubakr bin Ayyub Al-
Ayyubi di Mesir di Dinasti Ayyubiyah., gubernur Mesir, dan dipercaya menjadi kepala ahli
tanaman obat.

Tahun 1227, Al-Kamil meluaskan kekuasaannya hingga Damaskus dan al-Baitar selalu
menyertainya di setiap perjalanan. Ini sekaligus dimanfaatkan untuk banyak mengumpulkan
tumbuhan.

Ketika tinggal beberapa tahun di Suriah, Al-Baitar berkesempatan mengadakan penelitian


tumbuhan di area yang sangat luas, termasuk Saudi Arabia dan Palestina, di mana dia sanggup
mengumpulkan tanaman dari sejumlah lokasi di sana.

Saat di Damaskus, dan dia bertemu dengan Ibnu Abu Ushaibi'ah, muridnya; dan Ibnu Abu
Ushaibi'ah bercerita bahwa dia "membacakan kepadanya [Ibnu Al-Baithar] tafsir nama-nama
tumbuhan dari buku Dioskorides dan mendapati bahwa dia sangat memahami ilmunya [herbal],
dan kepahamannya sangat besar."

Sumber: Wikipedia.org dan www.zulfanafdhilla.com

Anda mungkin juga menyukai