Anda di halaman 1dari 14

Nama: R.

Yayang yulia liza


Nim: 206172931
Kelas: fisika 5 B
Tugas 7 Fisika Lingkungan artikel 7 ke-1

Matahari dan Energi


Matahari adalah bola raksasa yang terbentuk dari gas hidrogen dan helium. Matahari termasuk
bintang berwarna putih yang berperan sebagai pusat tata surya. Seluruh komponen tata surya
termasuk 8 planet dan satelit masing-masing, planet-planet kerdil, asteroid, komet, dan debu
angkasa berputar mengelilingi Matahari. Di samping sebagai pusat peredaran, Matahari juga
merupakan sumber energi untuk kehidupan yang berkelanjutan. Panas Matahari menghangatkan
bumi dan membentuk iklim, sedangkan cahayanya menerangi Bumi serta dipakai oleh tumbuhan
untuk proses fotosintesis. Tanpa Matahari, tidak akan ada kehidupan di Bumi karena banyak
reaksi kimia yang tidak dapat berlangsung. Nicolaus Copernicus adalah orang pertama yang
mengemukakan teori bahwa Matahari adalah pusat peredaran tata surya pada abad 16. Teori ini
kemudian dibuktikan oleh Galileo Galilei dan pengamat angkasa lainnya. Teori yang kemudian
dikenal dengan nama heliosentrisme ini mematahkan teori geosentrisme (bumi sebagai pusat tata
surya) yang dikemukakan oleh Ptolemeus dan telah bertahan sejak abad ke dua sebelum masehi.
Konsep fusi nuklir yang dikemukakan oleh Subrahmanyan Chandrasekhar dan Hans Bethe pada
tahun 1930 akhirnya dapat menjelaskan apa itu Matahari secara tepat .
Energi adalah daya kerja atau tenaga. Energi berasal dari bahasa Yunani yaitu Energia yang
merupakan kemampuan untuk melakukan usaha. Energi merupakan besaran yang kekal, artinya
enegi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari bentuk satu ke bentuk
yang lain.

A. Struktur matahari

1. Inti Matahari
Inti matahari adalah sumber energi utama yang terdiri atas dua sifat yakni terjadinya suatu
kondisi reaksi nuklir. Inti matahari tersusun atas elektron, proton, neutron dan atom yang saling
berpadu membentuk inti plasma matahari. Gerakkan atom yang berkombinasi tersebut
menghasilkan reaksi fusi nuklir untuk menyediakan energi matahari.

2. Zona Radiasi

Zona ini adalah wilayah luar inti matahari yang brfungsi sebagai tempat transformasi energi dari
inti matahari ke seluruh permukaan matahari. Zona radiasi mempunyai suhu yang sedikit lebih
rendah dibandingkan inti matahari. Energi matahari dalam zona radiasi akan disebarkan secara
acak ke seluruh penjuru arah dari atom ke atom yang lain. Diperlukan 170 ribu tahun untuk
melepaskan energi pada inti matahari agar dapat mencapai zona radiasi.

3. Zona Konveksi

Pada zona ini, panas matahari akan melakukan sebuah mekanisme baru untuk mencapai pada
permukaan matahari. Hal ini disebabkan suhu zona luar konveksi turun secara drastis menjadi
sekitar 2 juta derajat Kelvin dibandingkan zona radiasi bagian dalam yang mencapai 5 juta
derajat Kelvin. Pada zona ini juga energi panas dari matahari akan disalurkan lebih cepat
dibandingkan zona radiasi.
4. Fotosfer

Lapisan ini adalah salah satu bagian dari permukaan matahari yang dapat kita amati dengan
bantuan media teleskop. Suhu di dalam fotosfer berkisar mulai dari 5.800 derajat Kelvin.
Energi yang dihasilkan dari Fotosfer sebagian besar cahayanya diterima oleh Bumi. Cahaya
matahari dari fotosfer menuju Bumi hanya memerlukan waktu 8 menit.

5. Sunspot / Bintik Matahari

Bintik matahari meradalah upakan daerah yang mempunyai suhu lebih rendah jika dibandingkan
fotosfer yakni sekitar 2800 derajat Kelvin. Bintik hitam biasanya terjadi dalam beberapa waktu
yang tidak beraturan, misal bisa satu hari, dua hari atau maksimal 11 bulan.

6. Kromosfer

Kromosfer mempunyai ketebalan sekitar 2.000 meter dengan posisinya yang berada di atas
lapisan fotosfer. Energi dalam kromosfer terus menyebar seiring dengan radiasi dan warna
kemerahan yang selalu dipancarkan .
7. Zona Transisi

Suhu pada zona transisi cenderung naik drastis hingga mencapai 2 juta derajat Kelvin. Zona ini
juga memiliki ketebalan sekitar 100 km. Para ilmuwan masih menyelidiki apa sebab dari suhu
matahari yang cenderung meningkat di luar permukaan inti.

8. Korona

Korona adalah lapisan terluar matahari. Lapisan ini terlihat seperti mahkota dalam gerhana
matahari. Partikel korona dapat mengganggu kehidupan di bumi jika paertikel tersebut mencapai
orbit bumi. Jika terjadi gerhana matahari, korona akan terlihat sangat tipis dan samar-samar.
B. Spekturm cahaya matahari
Saat terbit dan akan tenggelam, Matahari terlihat kuning, jingga, bahkan merah. Lain halnya
ketika tengah hari, yaitu sekitar jam 12. Ketika itu Matahari terlihat sangat menyilaukan dan
warnanya lebih ke kuning pucat, tidak seperti ketika terbit. Oleh sebab itu, wajar saja jika kita
berpendapat bahwa Matahari berwana kuning atau jingga karena penampakan matahari yang
biasa kita lihat memang di kisaran warna itu. Matahari dapat terlihat jelas dan tidak merusak
penglihatan ketika posisinya “rendah”, yaitu ketika hendak terbit dan akan tenggelam. Hal ini
karena posisi Matahari “tinggi” di siang hari terlalu menyilaukan untuk dilihat dengan mata
telanjang. Mengapa warna matahari terlihat berbeda bahkan dalam selang waktu satu hari saja?
Jadi sebenarnya Matahari berwarna kuning-jingga seperti yang kita lihat di pagi dan sore hari
atau kuning pucat cenderung putih seperti yang kita lihat di siang hari.
Semakin mendekati garis horizon, warna matahari berubah mulai dari kuning, jingga, bahkan
merah.
C. Pengukuran kekuatan
Lama penyinaran matahari merupakan salah satu dari beberapa unsur klimatologi, dan
didefinisikan sebagai kekuatan matahari yang melebihi 120 W/m2. Dari beberapa jenis alat ukur
yang ada maka Campbell Stokes Recordermerupakan alat pengukur lama penyinaran matahari
yang secara resmi digunakan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika. Alat ini terdiri
dari sebuah bola kaca berdiameter 10 cm yang berfungsi sebagai lensa cembung, dan kertas pias
yang diletakkan di bagian fokus bola kaca. Kekuatan insolasi yang melebihi 120 W/m2akan
meninggalkan jejak terbakar pada kertas pias yang panjang jejaknya berkaitan dengan lama
penyinaran matahari. Pengukuran yang dilakukan oleh Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer di
Bandung pada bulan Nopember dan Desember tahun 2013 menunjukkan bahwa terjadi
perbedaan pola penyinaran matahari pada kedua bulan tersebut dan dapat dikaitkan dengan
berlimpahnya jumlah uap air di udara.Bulan Desember yang ditandai dengan banyaknya curah
hujan memiliki lama penyinaran dominan 0-2 jam/hari sebanyak 12 hari, dan sisanya merupakan
lama penyinaran matahari 2-8 jam/hari, sedangkan bulan Nopember memiliki distribusi lama
penyinaran matahari yang relatif lebih merata.
MENGENAL PERALATAN
Pengukuran LPM telah dilakukansejak ratusan tahun yang lalu mengguna-kanalat ukur yang
berbeda-beda. Beberapa macam alat ukur LPM yang dikenal adalah:
Marvin recorder (1895)
Foster recorder (1953)
Jordan recorder (1885)
Campbell Stokes recorder (1879)
D. Penyerapan energi cahaya matahari dan daur energi
Energi matahari
Cahaya matahari yang diserap oleh lautan dan daratan menjaga temperatur rata-rata permukaan
pada suhu 14 °C. Melalui proses fotosintesis, tanaman hijau mengubah energi surya menjadi
energi kimia, yang menghasilkan makanan, kayu, dan biomassa yang merupakan komponen awal
bahan bakar fosil.

Total energi surya yang diserap oleh atmosfer, lautan, dan daratan Bumi sekitar 3.850.000
eksajoule (EJ) per tahun. Pada tahun 2002, jumlah energi ini dalam waktu satu jam lebih besar
dibandingkan jumlah energi yang digunakan dunia selama satu tahun. Fotosintesis menyerap
sekitar 3.000 EJ per tahun dalam bentuk biomassa. Potensi teknis yang tersedia dari biomassa
adalah 100-300 EJ per tahun. Jumlah energi surya yang mencapai permukaan planet Bumi dalam
waktu satu tahun sangatlah besar. Jumlah ini diperkirakan dua kali lebih banyak dibandingkan
dengan semua sumber daya alam Bumi yang tidak terbarukan yang bisa diperoleh digabungkan,
seperti batubara, minyak bumi, gas alam, dan uranium. Energi Surya dapat dimanfaatkan pada
berbagai tingkatan di seluruh dunia, yang utamanya bergantung pada jarak dari khatulistiwa

Daur energi

Energi cahaya Matahari masuk ke dalam komponen biotik melalui produsen (organisme
fotoautotropik) yang diubah menjadi energi kimia tersimpan di dalam senyawa organik. Energi
kimia mengalir dari produsen ke konsumen dari berbagai tingkat tropik melalui jalur rantai
makanan. Energi kimia tersebut digunakan organisme untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Kemampuan organisme-organisme dalam ekosistem untuk menerima dan menyimpan energi
dinamakan produktivitas ekosistem. Produktivitas ekosistem terdiri dari produktivitas primer dan
produktivitas sekunder.
1. Radiasi sinar matahari yang terpancar ke bumi akan terasa panasnya hingga ke
permuakaan tanah.
2. Klorofil yang dibantu dengan bahan anorganik/ garam akan memanfaatkan sinar matahari
sebagai sumber energi untuk menghasilkan bahan-bahan organik yang bermanfaat bagi
makhluk hidup lainnya. Kemampuan klorofil dalam hal ini diperuntukkan untuk
mengubah energi menjadi bentuk kompleks seperti karbohidrat, lemak, protein dan lain
sebagainya.
3. Bahan bahan organik yang dihasilkan oleh klorofil sangat bermanfaat bagi kehidupan
makhluk hidup lainnya termasuk manusia sendiri. Berikut beberapa pembagiannya.
4. Hewan dan manusia memanfaatkan bahan organik kompleks tersebut sebagai bahan
makanan untuk menghasilkan energi dan panas demi memenuhi metabolisme tubuhnya.
Akhir dari proses pengelohan ini disebut sebagai kotoran yaitu urin dan feses yang
kemudian dibuang menjadi sampah.
5. Bahan-bahan klorofil yang menua juga akan berjatuhan, mati dan menjadi sampah.
6. Sumber sampah terluas dan terbesar adalah lautan dimana berbagai-bagai macam jenis
sampah ada disana. Fitoplankton yang memiliki klorofil dapat membentuk bahan organik
yang bermanfaat bagi makhluk hidup lainnya.
7. Mikroorganisme (kuman) akan mengkonsumsi sampah yang dihasilkan oleh makhluk
hidup lain (hewan, manusia dan yang lainnya) dan klorofil yang telah mati. Bakteri
dengan bantuan bio-aktivator (garam) akan mendemineralisasi sampah-sampah tersebut
menjadi bahan anorganik (mineral) dan gas metana.
8. Bahan-bahan anorganik yang telah didemineralisasi oleh bakteri akan menjadi pupuk
terbaik yang kembali dimanfaatkan oleh klorofil untuk dijadikan bahan organik
kompleks.
9. Sedangkan gas metana yang dihasilkan dari proses pembusukan tersebut akan menguap
ke udara hingga mencapai atmosfer terluar bahkan sampai ke luar angkasa lalu kembali
lagi ke matahari.
10. Ada semacam gaya tarik-menarik yang khas antara matahari dengan gas metana (dan
semua jenis gas yang mudah terbakar) sehingga ada kecenderungan gas tersebut kembali
lagi keluar angkasa dan menjadi sumber energi bagi matahari itu sendiri. Mungkin karena
gas ini begitu ringan sehingga tidak dapat bertahan lama dibawah pengaruh gravitasi
bumi melainkan lebih cenderung tertarik oleh gravitasi matahari.
11. Matahari yang kita kenal saat ini tetap bersinar karena energi yang telah dipancarkannya
dalam bentuk radiasi panas telah kembali lagi kepadanya dalam bentuk gas metana
sebagai bahan bakar sehingga ia tetap berkobar (terbakar).
Nama: R. Yayang yulia liza
Nim: 206172931
Kelas: fisika 5 B
Tugas 7 fisika lingkungan artikel 7 ke 2

Matahari dan Energi

Matahari atau Surya adalah bintang di pusat Tata Surya. Bentuknya nyaris bulat dan terdiri dari
plasma panas bercampur medan magnet. Diameternya sekitar 1.392.684 km, kira-kira 109 kali
diameter Bumi, dan massanya (sekitar 2×1030 kilogram, 330.000 kali massa Bumi) mewakili
kurang lebih 99,86 % massa total Tata Surya.

Secara kimiawi, sekitar tiga perempat massa Matahari terdiri dari hidrogen, sedangkan sisanya
didominasi helium. Sisa massa tersebut (1,69%, setara dengan 5.629 kali massa Bumi) terdiri
dari elemen-elemen berat seperti oksigen, karbon, neon, besi, dan lain-lain.

Matahari terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu akibat peluruhan gravitasi suatu wilayah di
dalam sebuah awan molekul besar. Sebagian besar materi berkumpul di tengah, sementara
sisanya memimpih menjadi cakram beredar yang kelak menjadi Tata Surya. Massa pusatnya
semakin panas dan padat dan akhirnya memulai fusi termonuklir di intinya. Diduga bahwa
hampir semua bintang lain terbentuk dengan proses serupa. Klasifikasi bintang Matahari,
berdasarkan kelas spektrumnya, adalah bintang deret utama G (G2V) dan sering digolongkan
sebagai katai kuning karena radiasi tampaknya lebih intens dalam porsi spektrum kuning-merah.
Meski warnanya putih, dari permukaan Bumi Matahari tampak kuning dikarenakan pembauran
cahaya biru di atmosfer.[16] Menurut label kelas spektrum,G2 menandakan suhu permukaannya
sekitar 5778 K (5505 °C) dan V menandakan bahwa Matahari, layaknya bintang-bintang lain,
merupakan bintang deret utama, sehingga energinya diciptakan oleh fusi nuklir nukleus hidrogen
ke dalam helium. Di intinya, Matahari memfusi 620 juta ton metrik hidrogen setiap detik.

Energi adalah kemampuan melakukan kerja. Disebut demikian karena setiap kerja yang
dilakukan sekecil apapun dan seringan apapun tetap membutuhkan energi. Menurut KBBI energi
didefiniskan sebagai daya atau kekuatan yang diperlukan untuk melakukan berbagai proses
kegiatan. Energi merupakan bagian dari suatu benda tetapi tidak terikat pada benda tersebut.
Energi bersifat fleksible artinya dapat berpindah dan berubah.
A. Struktur matahari

1. Inti
Inti adalah sumber utama energi Matahari dan tersusun atas dua sifat yang menciptakan kondisi
reaksi nuklir terjadi. Inti Matahari tersusun atas atom proton, elektron dan neutron. Proton
merupakan atom bermuatan positif, Elektron bermuatan negatif dan neutron atom netral. Bahan-
bahan tersebut sering disebut inti plasma Matahari. Kombinasi gerak atom-atom tadi
menghasilkan reaksi fusi nuklir yang menyediakan energi untuk Matahari.
2. Zona Radiasi
Wilayah ini merupakan wilayah diluar inti matahari yang berfungsi mentransformasikan energi
dari inti matahari ke segala penjuru permukaan matahari. Pada zona radiasi ini suhu turun sedikit
dibanding inti. Di zona ini energi matahari disebarkan secara acak ke segala arah dari atom ke
atom. Dibutuhkan 170 ribu tahun agar energi yang dilepaskan dalam inti matahari dapat
mencapai zona radiasi.
3. Zona Konveksi
Pada bagian ini panas matahari melakukan mekanisme baru untuk mencapai permukaan
matahari. Mekanisme baru diperlukan karena di luar zona radiasi suhu turun drastis yaitu hanya
sekitar 2 juta derajat Kelvin dibanding di zona radiasi yang mencapai 5 juta derajat Kelvin. Di
Zona ini energi panas matahari akan ditransferkan lebih cepat dibanding zona radiasi.
4. Fotosfer
Lapisan ini merupakan permukaan Matahari yang dapat kita lihat dengan bantuan teleskop atau
filter matahari. Suhu fotosfer sekitar 5.800 derajat Kelvin. Sebagian besar cahaya matahari yang
diterima Bumi adalah energi yang dihasilkan dari Fotosfer. Cahaya matahari dari fotosfer hanya
membutuhkan waktu 8 menit untuk mencapai Bumi.
5. Sunspot/Bintik Matahari
Bintik matahari seringkali terlihat dari teleskop sebagai titik putih hitam yang kadang
menghilang. Bintik matahari merupakan daerah yang suhunya lebih rendah dari fotosfer yaitu
sekitar 2800 derajat Kelvin. Bintik hitam hanya terjadi dalam beberapa saat bisa satu hari, dua
hari atau maksimal 11 bulan.
6. Kromosfer
Kromosfer berada di atas lapisan fotosfer dengan tebal sekitar 2.000 meter. Dalam kromosfer
energi terus disebarkan dengan radiasi dan warna yang dipancarkan cenderung kemerahan.
7. Zona Transisi
Zona transisi memiliki ketebalan hanya sekitar 100 km dengan suhu yang cenderung naik drastis
hingga mencapai 2 juta derajat Kelvin. Para peneliti masih belum mengerti mengapa suhu
matahari cenderung meningkat di luar permukaan inti.
8. Korona
Korona adalah lapisan terluar matahari dan dapat terlihat seperti mahkota dalam gerhana
matahari. Partikel korona dapat mencapai orbit bumi dan mengganggu kehidupan di bumi.
Korona sangat tipis dan terlihat samar dalam gerhana matahari.
B. Spekturm cahaya matahari
Sumber energi paling penting bagi kehidupan bumi adalah radiasi dari matahari. Matahari
memancarkan energi mendekati 1026 kalori/detik. Pada perjalanannya melewati lapisan atmosfir
bumi, radiasi matahari berkurang melalui dua cara. Cara yang pertama adalah di absorpsi
terutama oleh uap air, karbondioksida, dan ozon diatmosfir. Absorpsi bergantung dari komposisi
udara dan panjang gelombang energi yang menembus (selective absoption). Cara yang kedua
adalah di-scatter melalui refleksi dan difraksi. Scattering sebagian disebabkan oleh molekul-
molekul udara dan sebagian oleh bahan-bahan pengeruh seperti debu, asap, dan tetesan air. Dari
energi yang dipancarkan matahari sebesar 1026Kalori/detik, hanya 2 kalori/menit yang diterima
lapisan teratas atmosfir bumi. Spektrum cahaya matahari yang memasuki bumi tidak semuanya
dapat dilihat. Spektrum dengan panjang gelombang tertentu saja yang merupakan spectrum
cahaya tampak. Spektrum radiasi matahari yang mencapai atmosfir dan permukaan bumi.
Cahaya matahari merupakan gabungan cahaya dengan panjang gelombang dan spektrum warna
yang berbeda-beda (Sears, 1949; Nybakken, 1988; Alpen, 1990) Spektrum gelombang
elektromagnetik meliputi transmisi televisi dan radio, gelombang tampak (visible light), radiasi
infra merah dan ultraviolet,sinar X dan sinar gamma (Gambar 2). Dari spectrum elekromagnetik
hanya bagian yang sangat kecil yang dapat dideteksi dengan indera penglihatan yang disebut
visible light. Panjang gelombangnya berkisar dari 400-700 nm(400-700 x 10-9 m) dengan
frekwensi sekitar 750-430 THz (7.5 - 4.3 x 1014 Hz). Bagian-bagian yang berbeda dari spektrum
tampak menimbulkan warna yang berbeda. Panjang gelombang untuk warna-warna yang
berbeda juga berbeda (Tabel 1). Daya tembus setiap spektrum warna cahaya pada kolom air yang
sama berbeda-beda (Nybakken,1988 ). Spektrum warna cahaya yang memiliki panjang
gelombang pendek memiliki daya tembus yang lebih dalam dibandingkan gelombang panjang
.Cahaya dengan yang besar lebih banyak diserap, sedangkan gelombang penek sedikit diserap.
Pada perairan yang jernih, cahaya dengan gelombang panjang banyak diserap dan sedikit yang
dihamburkan. Pada air jernih gelombang yang sedikit diserap adalah gelombang pendek (seperti
biru) dan banyak dihamburkan sehingga air jernih tampak berwarna biru.
C. Pengukuran kekuatan
Lama penyinaran matahari merupakan salah satu dari beberapa unsur klimatologi, dan
didefinisikan sebagai kekuatan matahari yang melebihi 120 W/m2. Dari beberapa jenis alat ukur
yang ada maka Campbell Stokes Recordermerupakan alat pengukur lama penyinaran matahari
yang secara resmi digunakan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika. Alat ini terdiri
dari sebuah bola kaca berdiameter 10 cm yang berfungsi sebagai lensa cembung, dan kertas pias
yang diletakkan di bagian fokus bola kaca. Kekuatan insolasi yang melebihi 120 W/m2akan
meninggalkan jejak terbakar pada kertas pias yang panjang jejaknya berkaitan dengan lama
penyinaran matahari. Pengukuran yang dilakukan oleh Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer di
Bandung pada bulan Nopember dan Desember tahun 2013 menunjukkan bahwa terjadi
perbedaan pola penyinaran matahari pada kedua bulan tersebut dan dapat dikaitkan dengan
berlimpahnya jumlah uap air di udara.Bulan Desember yang ditandai dengan banyaknya curah
hujan memiliki lama penyinaran dominan 0-2 jam/hari sebanyak 12 hari, dan sisanya merupakan
lama penyinaran matahari 2-8 jam/hari, sedangkan bulan Nopember memiliki distribusi lama
penyinaran matahari yang relatif lebih merata.
Mengenal peralatan
Pengukuran LPM telah dilakukansejak ratusan tahun yang lalu mengguna-kanalat ukur yang
berbeda-beda. Beberapa macam alat ukur LPM yang dikenal adalah:
Marvin recorder (1895)
Foster recorder (1953)
Jordan recorder (1885)
Campbell Stokes recorder (1879)
D. Penyerapan energi cahaya matahari dan daur energi
Energi cahaya
Cahaya matahari yang diserap oleh lautan dan daratan menjaga temperatur rata-rata permukaan
pada suhu 14 °C. Melalui proses fotosintesis, tanaman hijau mengubah energi surya menjadi
energi kimia, yang menghasilkan makanan, kayu, dan biomassa yang merupakan komponen awal
bahan bakar fosil.

Total energi surya yang diserap oleh atmosfer, lautan, dan daratan Bumi sekitar 3.850.000
eksajoule (EJ) per tahun. Pada tahun 2002, jumlah energi ini dalam waktu satu jam lebih besar
dibandingkan jumlah energi yang digunakan dunia selama satu tahun. Fotosintesis menyerap
sekitar 3.000 EJ per tahun dalam bentuk biomassa. Potensi teknis yang tersedia dari biomassa
adalah 100-300 EJ per tahun. Jumlah energi surya yang mencapai permukaan planet Bumi dalam
waktu satu tahun sangatlah besar. Jumlah ini diperkirakan dua kali lebih banyak dibandingkan
dengan semua sumber daya alam Bumi yang tidak terbarukan yang bisa diperoleh digabungkan,
seperti batubara, minyak bumi, gas alam, dan uranium.

Energi Surya dapat dimanfaatkan pada berbagai tingkatan di seluruh dunia, yang utamanya
bergantung pada jarak dari khatulistiwa

Daur energi
Energi cahaya Matahari masuk ke dalam komponen biotik melalui produsen (organisme
fotoautotropik) yang diubah menjadi energi kimia tersimpan di dalam senyawa organik. Energi
kimia mengalir dari produsen ke konsumen dari berbagai tingkat tropik melalui jalur rantai
makanan. Energi kimia tersebut digunakan organisme untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Kemampuan organisme-organisme dalam ekosistem untuk menerima dan menyimpan energi
dinamakan produktivitas ekosistem. Produktivitas ekosistem terdiri dari produktivitas primer dan
produktivitas sekunder.

Radiasi sinar matahari yang terpancar ke bumi akan terasa panasnya hingga ke permuakaan
tanah. Klorofil yang dibantu dengan bahan anorganik/ garam akan memanfaatkan sinar matahari
sebagai sumber energi untuk menghasilkan bahan-bahan organik yang bermanfaat bagi makhluk
hidup lainnya. Kemampuan klorofil dalam hal ini diperuntukkan untuk mengubah energi menjadi
bentuk kompleks seperti karbohidrat, lemak, protein dan lain sebagainya. Bahan bahan organik
yang dihasilkan oleh klorofil sangat bermanfaat bagi kehidupan makhluk hidup lainnya termasuk
manusia sendiri. Berikut beberapa pembagiannya. Hewan dan manusia memanfaatkan bahan
organik kompleks tersebut sebagai bahan makanan untuk menghasilkan energi dan panas demi
memenuhi metabolisme tubuhnya. Akhir dari proses pengelohan ini disebut sebagai kotoran
yaitu urin dan feses yang kemudian dibuang menjadi sampah. Bahan-bahan klorofil yang menua
juga akan berjatuhan, mati dan menjadi sampah. Sumber sampah terluas dan terbesar adalah
lautan dimana berbagai-bagai macam jenis sampah ada disana. Fitoplankton yang memiliki
klorofil dapat membentuk bahan organik yang bermanfaat bagi makhluk hidup lainnya.
Mikroorganisme (kuman) akan mengkonsumsi sampah yang dihasilkan oleh makhluk hidup lain
(hewan, manusia dan yang lainnya) dan klorofil yang telah mati. Bakteri dengan bantuan bio-
aktivator (garam) akan mendemineralisasi sampah-sampah tersebut menjadi bahan anorganik
(mineral) dan gas metana. Bahan-bahan anorganik yang telah didemineralisasi oleh bakteri akan
menjadi pupuk terbaik yang kembali dimanfaatkan oleh klorofil untuk dijadikan bahan organik
kompleks. Sedangkan gas metana yang dihasilkan dari proses pembusukan tersebut akan
menguap ke udara hingga mencapai atmosfer terluar bahkan sampai ke luar angkasa lalu kembali
lagi ke matahari.

Anda mungkin juga menyukai