Anda di halaman 1dari 2

BINCANG BUKU

“PEREMPUAN-PEREMPUAN MENGGUGAT: LITERASI RUPA SEJARAH


PEREMPUAN INDONESIA”

Karya Esthi Susanti Hudiona dan Seruni Boedjawati

Dinamika perkembangan ilmu kewarganegaraan yang bias gender menjadi sebuah


tantangan dan kebutuhan saat ini. Hal ini terlihat bahwa spirit maupun nilai feminisme atas
kesetaraan, keadilan, dan kemanusiaan telah lama ada dalam tatanan lama nusantara. Tatanan
lama ini menempatkan sosok perempuan yang mampu berkiprah dalam struktuk publik dalam
bidang bidang politik, pemerintahan, dan kemasyarakatan. Mengutip buah pikir dari Andrew
Heywood, seorang pemikir politik asal inggris yang memahami bahwa warga negara saat ini
tidak lagi dalam batasan gender. Warga negara bagi heywood adalah pengakuan setiap
manusia oleh negara di dalam setiap aspek kehidupan dan memiliki relasi dinamis dengan
adanya jaminan serta perlindungan hak-kewajiban setiap warga oleh negara. Oleh karenaya,
konsep dari warga negarapun mencakup dimensi kesetaraan yang didalamnya meliputi tujuan
pokok dari bernegara, yaitu jaminan dan perlindungan terhadap; kebebasan dalam diri
seorang warga negara karena kedudukanya sama, dan kesetaraan hak dan kwajiban antar
sesama warga negara tanpa pembedaan dari segi jaring-jaring primordial maupun gender.

Saat ini isu kesetaraan dan gender menjasi salah satu isu utama dalam pembangunan,
khususnya pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). Meskipun, sudah banyak upaya
yang dilakukan dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan perempuan dan penguatan
kapasitas yang mengarusutamakan gender, namun data menunjukkan masih adanya
kesenjangan antara perempuan dan laki-laki dalah hal akses, partisipasi, kontrol, serta
penguasaan atas sumber daya. Salah satu permasalahan mendasar atas permasalahan tersebut
adalah pendekatan pembanguan kehidupan kewarganegaraan yang belum mengakomodir
tentang pentingnya kesetaraan antara perempuan dan laki-laki, anak perempuan dan anak
laki-laki dalam mendapatkan akses, partisipasi dan sebagainya.

Sebagai salah satu upaya pengarusutamaan gender sebagai streategi untuk mewujudkan
kemampuan kewarganegaraan yang bias gender maka Laboratorium PPKn dan Himpunan
Mahasiswa Prodi PPKn Demokratia mengadakan kegiatan Bincang Buku pada hari Sabtu, 19
Oktober 2019 yang akan mengulas tentang sebuah buku yang berjudul “Perempuan-
Perempuan Menggugat: Literasi Rupa Sejarah Perempuan Indonesia”. Buku ini menitik
beratkan pada kemerdekaan aktualisasi diri sebagai seorang perempuan untuk menjadi diri
perempuan yang seutuhnya yang kemudian mampu menginspirasi seorang perupa Seruni
Bojawati untuk menvisualisasikan para sosok perempuan pemimpin ini dalam wujud lukisan
yang identik dengan guratan, garis, serta atribut-atribut simbolis. Seminar ini menghadirkan 4
(Empat) Narasumber yaitu Esthi Susanti Hudiono (Penulis dan Kurator Konten), Seruni
Bodjawati (Perupa), Rima Vien Permata Hartanto, S.H, M.H (Dosen dan Peneliti gender
UNS), Kuncoro Hadi, M.A (Dosen Sejarah FIS UNY).

Anda mungkin juga menyukai