Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Demam dengue (DF) dan demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit
yang disebabkan oleh infeksi virus dengue. Virus dengue ini ditularkan melalui vektor
nyamuk genus Aedes (terutama Aedes aegypti dan Aedes albopictus). Manifestasi klinis
utama penyakit ini berupa demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai
leukopenia, limfadenopati, ruam, trombositopenia, dan diatesis hemoragik.[1]

Diperkirakan 50 juta infeksi dengue terjadi tiap tahunnya. Di Indonesia sendiri


penyakit ini masih menjadi masalah kesehatan yang serius. Menurut WHO Indonesia
yang dimana lebih dari 35% populasinya tinggal di daerah urban, telah dilaporkan
150.000 kasus pada tahun 2007 (rekor tertinggi) dengan lebih dari 25.000 kasus
[2]
dilaporkan dari Jakarta dan Jawa Barat . Di Indonesia sendiri ditemukan prevalensi
tertinggi pada kelompok umur 25-34 tahun (0,7%) dan terendah pada umur 75 tahun
(0%).[3] Sejak tahun 1968 sampai tahun 2009, World Health Organzation (WHO)
mencatat Indonesia sebagai negara dengan kasus demam berdarah dengue tertinggi di
Asia Tenggara [5]

Jumlah penderita DBD di Indonesia pada tahun 2013 dilaporkan sebanyak


112.511 kasus dengan angka kematian 871 orang (Incidence Rate/Angka Kesakitan =
45,85 per 100.000 penduduk dan CFR/angka kematian= 0,77%). Hal ini menunjukkan
bahwa telah terjadi peningkatan kasus pada tahun 2013 dibandingkan tahun 2012 yang
[4]
sebesar 90,245 kasus dengan IR 37,27 . Peningkatan kasus setiap tahunnya
berhubungan dengan sanitasi lingkungan yang buruk dengan tersedianya tempat
perkembangbiakan bagi nyamuk betina yaitu bejana yang berisi air jernih [1]
Peningkatan insiden penyakit ini menyebabkan angka rawat inap pasien DBD
juga meningkat. Demam berdarah dengue merupakan salah satu dari 10 besar penyakit
rawat inap di rumah sakit tahun 2010 dan menempati urutan kedua [6]

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah penelitian adalah faktor kadar SGOT
& SGPT hubungannya dengan lama rawat inap pasien DBD.

1.3 Pertanyaan penelitian

1.3.1 Apakah terdapat hubungan antara lama rawat inap pasien DBD dengan
faktor kadar SGOT & SGPT awal pasien di RSUD Tangerang Selatan?
1.4 Hipotesis
1.4.1 Terdapat hubungan antara lama rawat inap pasien DBD dengan faktor
kadar SGOT & SGPT pasien di RSUD Tangerang Selatan?

1.5 Tujuann penelitian


1.5.1 Tujuan umum

Mengetahui hubungan lama rawat inap pasien DBD dengan faktor kadar SGOT &
SGPT di RSUD Tangerang Selatan

1.5.2 Tujuan khusus

1. Mengetahui hubungan faktor kadar SGOT & SGPT terhadap lama rawat inap
pasien DBD di RSUD Tangerang Selatan

1.6. Manfaat penelitian


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan teori


2.1.1 Demam berdarah dengue (DBD)
2.1.1.1 Definisi
2.1.1.2 Epidemiologi
2.1.1.3 Etiologi
2.1.1.4 Patogenesis
2.1.1.5 Patofisiologi
2.1.1.6 Manifestasi klinis
2.1.1.7 Diagnosis
2.1.1.8 Penatalaksanaan
2.1.1.9 Pencegahan
2.2 Kerangka konsep
2.3 Definisi operasional
BAB 3
METODE PENELITIAN
1.1 Desain penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian analitik cross sectional

1.2 Waktu dan tempat


Penelitian dan pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Maret-Juli 2016.
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang Selatan.

3.3 Populasi dan sampel penelitian


3.3.1 Populasi terget
Pasien penderita demam berdarah dengue (DBD)
3.3.2 Populasi terjangkau

Pasien penderita demam berdarah dengue (DBD) yang menjalani rawat


inap di Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang Selatan

3.3.3 Sampel

Sampel adalah populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan


eksklusi

3.4 Kriteria inklusi dan eksklusi


3.4.1 Kriteria inklusi
1. Pasien demam berdarah dengan usia > 14 tahun
2. Pasien menjalani rawat inap di RSUD Tang-Sel
3.4.2 Kriteria eksklusi
1. Pasien meninggal saat dirawat di RSUD Tang-Sel
2. Pasien menderita kelainan hati selain yang disebabkan DBD
3. Pasien pulang paksa saat dirawat di RSUD Tang-Sel
4. Pasien dengan data rekam medis yang tidak lengkap
3.5 Besar sampel

n = 44

keterangan:
n = jumlah sampel
Zα = nilai Z pada derajat kemaknaan
P = perkiraan prevalensi penyakit yang diteliti
Q = 1-P
d = derajat penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan
3.6 Cara pengambilan sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara consecutive sampling
3.7 Alokasi sampel
3.8 Alur penelitian

Rekam medis populasi terjangkau (Pasien


rawat inap DBD di RSUD Tang-Sel)

Consecutive sampling dengan


memperhatikan kriteria inklusi dan eksklusi

Sampel

Kadar SGOT & SGPT Lama rawat inap

Analisis data, Uji Statistik


3.9 Cara kerja penelitian
1. Peneliti dating ke bagian instalasi rekam medis RSUD Tang-Sel
2. Penliti memilih dan menetapkan sampel
3. Peneliti mengumpulkan data dari rekam medis pasien
4. Melakukan analisis data dengan menggunakan uji korelasi Pearson menggunakan
aplikasi SPSS

3.10 Manajemen dan analisis data

Data dalam penelitian ini dianalisis dengan metode statistic uji korelasi Pearson
menggunaka aplikasi SPSS 21 dengan uji bivariat: Hubungan antara kadar SGOT &
SGPT (numerik) dengan lama rawat inap (numerik) pasien DBD RSUD Tang-Sel

3.11 Etika

Anda mungkin juga menyukai