Anda di halaman 1dari 2

Perawatan pasien hipertendi di rumah

Merawat penderita hipertensi yang lanjut usia ketika berada di rumah memang bisa
membuat Anda bingung dan serba salah, terutama ketika hendak menentukan pilihan
makanan dan aktivitas fisik yang sesuai kondisinya. Cari tahu seperti apa asuhan
keperawatan/askep hipertensi pada lansia yang bersifat non-obat dan bisa Anda lakukan
di rumah melalui artikel ini.

Walau dibantu dengan obat dari dokter, penderita hipertensi juga diharapkan bisa mengontrol
dan mencegah naiknya tekanan darah sebisa mungkin dengan melakukan penyesuaian gaya
hidup dan pola makan sehari-hari. Secara umum, penyesuaian ini termasuk dalam tatalaksana
askep hipertensi pada lansia yang sifatnya non farmakologi (tanpa obat). Askep ini bisa
dilakukan di rumah sambil tetap mengonsumsi obat yang telah diberikan dokter, dan dengan
memperhatikan risiko komplikasi hipertensi yang mungkin muncul.

Hipertensi adalah salah satu kondisi klinis yang banyak dialami oleh para lansia dengan
prevalensi pada golongan ini melebihi 60 persen dan terus bertambah. Kasus terbesar adalah
hipertensi sistolik terisolasi yang diakibatkan oleh meningkatnya tekanan darah sistolik seiring
bertambahnya usia. Askep hipertensi pada lansia dianggap wajib karena kondisi ini juga
merupakan faktor risiko jangka panjang dan pasti dari stroke dan penyakit kardiovaskular pada
lansia.
Semua lansia penderita hipertensi dianjurkan untuk menerima perawatan non farmakologi untuk
meminimalisir faktor risiko kardiovaskular dan penyakit sistemik. Caranya dengan melakukan
penurunan berat badan bagi lansia dengan berat badan lebih. Penyesuaian dan askep hipertensi
pada lansia yang juga bersifat non-obat dan bisa Anda lakukan di rumah, termasuk:

 Membatasi jumlah asupan garam untuk mencegah naiknya tekanan darah. Batas tingkat
garam (sodium/natrium) yang dianggap sesuai untuk penderita hipertensi yang berusia 51
tahun atau lebih adalah sebanyak 1500 miligram per hari atau sekitar ½ sendok teh per
hari. Perhatikan juga jumlah garam yang berasal dari makanan olahan, seperti makanan
beku dan sup kalengan.
 Perbanyak konsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, ikan, unggas dan makanan olahan
susu rendah lemak, terutama yang rendah kandungan lemak jenuh dan lemak trans.
 Berhenti merokok dan batasi konsumsi alkohol. Minuman beralkohol dapat
meningkatkan berat badan dan tekanan darah Anda. Sementara, merokok dapat merusak
dinding pembuluh darah dan mempercepat proses pengerasan pembuluh arteri.
 Mengelola stres dan perbanyak aktivitas fisik. Berolahraga akan membantu Anda
mengatasi stres sekaligus menurunkan tekanan darah dan berbagai risiko gangguan
kesehatan. Anda bisa mencoba teknik relaksasi, pernapasan atau meditasi, dan menjaga
agar waktu tidur tetap tercukupi. Lakukan olahraga aerobik, seperti berjalan, berenang,
dan berlari secara rutin, karena latihan ini dipercaya mampu meningkatkan kadar
kolesterol baik (HDL) dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Selalu temani dan
pantau lansia saat berolahraga atau melakukan aktivitas fisik, untuk mencegah terjadinya
cedera.

Rutinlah memeriksa tekanan darah lansia agar dapat mengamati berbagai jenis perkembangan
maupun potensi komplikasi dari terapi obat maupun terapi fisik yang dijalani. Askep hipertensi
pada lansia akan terasa sulit dan berat untuk dilakukan bagi kedua belah pihak, baik bagi
penderita dan keluarga. Namun dengan tekanan darah yang terkendali, penderita mungkin tidak
perlu terlalu sering berkunjung ke dokter atau sampai dirawat di rumah sakit. Jangan pula
menghentikan konsumsi atau mengubah jenis obat-obatan yang telah diberikan dokter tanpa
berkonsultasi pada dokter terlebih dulu.

Keluarga hendaknya memberikan informasi mengenai penyakit hipertensi dan berbagai dampak
serta risiko komplikasi bagi penderita dengan benar dan sejelas mungkin. Penderita hipertensi
lansia umumnya tidak menyadari akan hal ini. Atau, bisa juga mereka mengalami kehilangan
ingatan sebagai salah satu dampak hipertensi yang dialami tanpa kemunculan gejala awal.
Ingatkan juga bahwa askep hipertensi pada lansia sangat dianjurkan, karena terlalu banyak
mengonsumsi obat-obatan bisa menambah risiko munculnya efek samping atau memperburuk
kondisi yang sudah ada.

Dengan menjalani pola hidup sehat, rutin berolahraga, dan menjaga berat badan ideal, hipertensi
pada lansia dapat tercegah dan tertangani lebih baik. Gaya hidup sehat dan pengobatan hipertensi
yang terpantau oleh dokter merupakan langkah penanganan hipertensi yang ideal. Diskusikanlah
bersama dokter bagaimana sebaiknya menyampaikan informasi

Anda mungkin juga menyukai