Anda di halaman 1dari 12

Ujian Tengah Semester

Kebijakan & Manajemen Kesehatan

“REGULASI KESEHATAN”

OLEH:

Heru Syaputra Godlief Lutang

1811080040

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zaman dahulu penyelenggaraan rumah sakit berorientasi pada kemurnian rasa kasih
sayang, kesadaran sosial dan naluri untuk saling tolong menolong diantara sesama, serta
samangat keagamaan yang tinggi dalam kehidupan umat manusia. Sejalan dengan peradaban
umat manusia serta perkembangan tatanan sosio budaya masyarakat, rumah sakit yang telah
berkembang menjadi suatu lembaga berupa “unit sosio ekonomi “ yang majemuk seiring
dengan kemajuan ilmu dan teknologi pada umumnya, khususnya dalam bidang kedokteran
dan kesehatan (Isfandyarie, 2006). Perkembangan rumah sakit menjadi suatu lembaga unit
sosio ekonomi menyebabkan mahalnya biaya yang harus dikeluarkan oleh pasien yang
menggunakan jasa pelayanan kesehatan terutama pelayanan kesehatan dirumah sakit.
Di dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 telah dikemukakan bahwa
Pembangunan Nasional diarahkan untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah
darah indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa serta
ikut dalam menertibkan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pembangunan Nasional salah satu aspek yang wajib direalisasikan yaitu kesehatan,
kesehatan merupakan Hak Asasi Manusia dan merupakan hal yang penting dalam melakukan
kegiatan sehari-hari, serta terdapat aturan hukum mengenai kesehatan.
Hukum kesehatan diperlukan untuk mengatur permasalahan kesehatan agar tercipta
ketertiban dalam pergaulan hidup, hukum kesehatan adalah semua aturan hukum secara
langsung berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan dan penerapan aturan - aturan pada
perangkat hukum perdata, hukum pidana, selama aturan ini mengatur hubungan hukum
dalam pemeliharaan kesehatan (Soekanto, 1987).
Pasal 28 H Undang-Undang Dasar 1945 perubahan kedua disebutkan bahwa setiap orang
berhak hidup sejahtera lahir dan batin serta memperoleh pelayanan kesehatan, kesehatan
sebagai salah satu unsur kesejahteraan manusia serta merupakan kebutuhan dasar dalam
mempertahankan kehidupannya, oleh karena itu, setiap orang mempunyai hak yang sama
untuk mencapai derajat kesehatan secara optimal, dan bertanggung jawab atas kesehatannya,
kesehatan yang dimaksud yaitu keadaan badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Pemerintah dalam hal ini telah menentukan strategi pembangunan kesehatan antara lain
profesionalisme yaitu pelayanan kesehatan bermutu yang didukung oleh penerapan berbagai
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penerapan nilai-nilai moral dan etika. Untuk
itu, telah ditetapkan standar kompetensi bagi tenaga kesehatan, pelatihan berdasar
kompetensi, akreditasi dan legislasi serta peningkatan kualitas lainnya.
Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk produktif secara sosial dan ekonomis.
dan pada Pasal 4 menyebutkan bahwa, “Setiap orang berhak atas kesehatan”.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian regulasi?
2. Apa saja Regulasi Kesehatan yang ada di Indonesia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui regulasi
2. Untuk mengetahui Regulasi Kesehatan yang ada di Indonesia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Regulasi
Secara sederhana pengertian regulasi dapat diartikan menjadi kegiatan untuk mengatur.
Dalam bahasa Indonesia kegiatan untuk mengatur dalam kata regulasi lebih menuju pada
pembuat aturan. Pembuat aturan ini tentu adalah organisasi atau seseorang yang memiliki
kekuatan hukum. Baik itu perusahaan, raja ataupun pemerintah.
Regulasi biasanya diurus oleh pembuat aturan dalam pemerintahan. Regulasi sendiri
dalam pemerintahan bisa dibilang sebagai alat pengatur yang berupa undang – undang.
Setiap bentuk pemerintahan memiliki cara sendiri dalam membentuk regulasi ini.
B. Regulasi kesehatan yang ada di Indonesia
1. Undang-Undang
• UU No. 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
• UU No. 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
2. Peraturan Pemerintah
• PP No. 2 Tahun 2018 Tentang Standar Pelayanan Minimal
• PP No. 87 Tahun 2013 Tentang Pengelolaan Aset Jaminan Sosial Kesehatan
• PP No. 88 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Bagi
Anggota Dewan Pengawas Dan Anggota Direksi Badan penyelenggara Jaminan
Sosial
• PP No. 89 Tahun 2013 Tentang Pencabutan Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun
1991 Tentang Pemeliharaan Kesehatan Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun,
Veteran, Perintis Kemerdekaan Beserta Keluarganya
• PP No. 90 Tahun 2013 Tentang Pencabutan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun
2003 Tentang Subsidi Dan Iuran Pemerintah Dalam Penyelenggaraan Asuransi
Kesehatan Bagi Pegawai Negeri Sipil Dan Penerima Pensiun
• PP No. 85 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Hubungan Antar Lembaga Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial
• PP No. 86 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Kepada
Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara Dan Setiap Orang, Selain Pemberi
Kerja, Pekerja, Dan Penerima Bantuan Iuran Dalam Penyelenggaraan Jaminan
Sosial
• PP No. 76 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 101
Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan
• PP No. 84 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 87
Tahun 2013 Tentang Pengelolaan Aset Jaminan Sosial Kesehatan
3. Peraturan Presiden
• INPRES No. 8 Tahun 2017 Tentang Optimalisasi Pelaksanaan Program Jaminan
Kesehatan Nasional
• Perpres No. 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan
• Perpres No. 111 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 12
Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan
• Perpres No. 108 Tahun 2013 Tentang Bentuk Dan Isi Laporan Pengelolaan Program
Jaminan Sosial
• Perpres No. 109 Tahun 2013 Tentang Penahapan Kepesertaan Program Jaminan
Sosial
• Perpres No. 107 Tahun 2013 Tentang Pelayanan Kesehatan Tertentu Berkaitan
Dengan Kegiatan Operasional Kementerian Pertahanan, Tentara Nasional Indonesia,
Dan Kepolisian Negara Republik Indonesia
• Perpres No. 32 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan dan pemanfaatan Dana Kapitasi
JKN pada FKTP Milik pemerintah
• Perpres No. 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan kedua atas Peraturan Presiden
Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan
• Perpres No. 28 Tahun 2016 Tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden
Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan
4. Peraturan Menteri Kesehatan
• Permenkes No. 71 Tahun 2013 Tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan
Kesehatan Nasional
• Permenkes No. 19 Tahun 2014 Tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan
Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya
Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah
• Permenkes No. 28 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan
Kesehatan Nasional
• Permenkes No. 27 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Sistem Indonesian Case
Base Groups (Ina-Cbgs)
• Permenkes No. 59 Tahun 2014 Tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam
Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan
• Permenkes No. 99 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 Tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan
Kesehatan Nasional
• Permenkes No. 11 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Rawat Jalan
Eksekutif Di Rumah Sakit
• Permenkes No. 4 Tahun 2017 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 52 Tahun 2016 Tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan
Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan
5. Peraturan Menteri Keuangan
• Permenkeu No. 205/PMK.02/2013 Tentang Tata Cara Penyediaan, Pencairan, dan
Pertanggungjawaban Dana Iuran Jaminan Kesehatan Penerima Penghasilan dari
Pemerintah
• Permenkeu No. 206/PMK.02/2013 Tentang Tata Cara Penyediaan, Pencairan, dan
Pertanggungjawaban Dana Iuran Jaminan Kesehatan Penerima Bantuan Iuran
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri
 Permendagri No. 37 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015
7. Keputusan Menteri Sosial
• Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 170/HUK/2015 tentang Penetapan Penerima
Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan
8. Keputusan Menteri Kesehatan
• Kepmenkes No. 328/Menkes/SK/2013 tentang Formularium Nasional
• Kepmenkes No. 455/Menkes/Sk/Xi/2013 Tentang Asosiasi Fasilitas Kesehatan
• Kepmenkes No. 326/Menkes/Sk/Ix/2013 Tentang Penyiapan Kegiatan
Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional
• Kepmenkes No. HK.02.02/Menkes/523/2015 Tentang Formularium Nasional
• Kepmenkes No. HK.02.02/Menkes/524/2015 Tentang Pedoman Penyusunan dan
Penerapan Formularium Nasional
9. Surat Edaran Menteri Kesehatan
• Surat Edaran Nomor HK/Menkes/31/I/2014 tentang Pelaksanaan Standar Tarif
Pelayanan Kesehatan pada FKTP dan FKTL dalam JKN
• Surat Edaran Nomor HK/Menkes/32/I/2014 tentang Pelaksanaan Pelayanan
Kesehatan bagi peserta BPJS pada FKTP dan FKTL dalam JKN
10. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri
• Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 990/2280/SJ tentang Petunjuk Teknis
Penganggaran, Pelaksanaan, dan Penatausahaan, serta Pertanggungjawaban Dana
Kapitasi JKN
11. Peraturan BPJS
• Peraturan BPJS Kesehatan No. 2 Tahun 2014 Tentang Unit Pengendali Mutu
Pelayanan dan Penanganan Pengaduan Peserta
• Peraturan BPJS Kesehatan No. 1 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Pendaftaran dan
Pembayaran Iuran Bagi PBPU dan Peserta Bukan Pekerja
• Peraturan BPJS Kesehatan No. 1 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Jaminan
Kesehatan
• Peraturan BPJS Kesehatan No. 4 Tahun 2014 Tata Cara Pendaftaran dan
Pembayaran Peserta Perorangan BPJS Kesehatan
• Peraturan BPJS Kesehatan No. 2 Tahun 2015 Tentang Norma Penetapan Besaran
Kapitasi Dan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada
FKTP
• Peraturan BPJS Kesehatan No. 1 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pendaftaran,
Penagihan, Pembayaran, dan Pelaporan Iuran bagi PPU dari BU
• Peraturan BPJS Kesehatan No. 4 Tahun 2016 ten tang Petunjuk Teknis
Penyelenggaraan Kordinasi Manfaat dalam JKN
• Peraturan BPJS Kesehatan No. 2 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pembayaran Iuran
dan denda akibat keterlambatan pembayaran denda
• Peraturan BPJS Kesehatan No. 5 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan
BPJS Kesehatan Nomor 1 Tahun 2015
• Peraturan BPJS Kesehatan No. 6 Tahun 2016 tentang Perubahan Status Kepesertaan
Peserta PBPU dan Peserta Bukan pekerja dalam JKN
• Peraturan BPJS Kesehatan No. 7 Tahun 2016 tentang Sistem Pencegahan
kecurangan (Fraud) dalam Pelaksanaan Program JKN
• Peraturan BPJS Kesehatan No. 8 Tahun 2016 tentang Penerapan Kendali Mutu dan
Kendali Biaya pada Penyelenggaraan JKN
12. Peraturan Direksi BPJS
• Peraturan Direksi BPJS Kesehatan Nomor 32 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis
Tata Cara Pendaftaran dan pembayaran Iuran bagi Peserta PBPU dan Peserta Bukan
pekerja
• Peraturan Direksi BPJS Kesehatan Nomor 211 Tahun 2014 tentang Petunjuk teknis
Pendaftaran dan Penjaminan Peserta Perorangan BPJS Kesehatan
• Peraturan Direksi BPJS Kesehatan Nomor 16 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis
Penagihan dan Pembayaran Iuran JKN
• Peraturan Direksi BPJS Kesehatan Nomor 47 Tahun 2016 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penyelenggaraan Koordinasi Manfaat dalam Program JKN
13. Peraturan Bersama Kemenkes dan BPJS
• Peraturan Bersama Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Dan Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor
Hk.01.08/Iii/980/2017 Tahun 2017 Nomor 2 Tahun 2017
C. Jaminan Kesehatan Masyarakat
Askeskin (Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin) merupakan program yang
sebelumnya dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengatasi pelayanan kesehatan bagi
masyarakat miskin. Evaluasi pelaksanaan program Askeskin dilakukan oleh pemerintah,
maka dalam rangka efektivitas kemudian pada tahun 2008, program Askeskin berganti nama
menjadi Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat).
Kementrian Kesehatan mengeluarkan program jaminan kesehatan untuk masyarakat
miskin sebagai wujud pemenuhan hak rakyat atas kesehatan. Menteri Kesehatan sebagai
penanggung jawab langsung masalah bidang kesehatan mengeluarkan suatu Keputusan untuk
dapat terlaksananya program Jamkesmas. Pedoman yang menjadi acuan pelaksanaan
Jamkesmas kemudian dituangkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 125/ Menkes/
SK/ II/ 2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat.
Perkembangan masyarakat akan kebutuhan pelayanan Jamkesmas menyebabkan
dikeluarkanya aturan baru yaitu Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 686/ Menkes/ SK/ VI/
2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat. Keputusan
Menteri ini kemudian dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi dengan dikeluarkanya
Peraturan Menteri
Pengertian jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) tidak ada didalam Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 903/ Menkes/ PER/ V/2011 tentang Pedoman
Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan, sehingga menggunakan pengertian yang ada
didalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 125/ Menkes/ SK/ II/ 2008 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat.
Berdasarkan Pedoman Pelaksanaan Jamkesmas 2008, pengertian Jamkesmas adalah “
program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak
mampu. Program ini diselenggarakan secara nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka
mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin” (Kepmenkes
No. 125, 2008).
Upaya pelaksanaan Jamkesmas merupakan perwujudan pemenuhan hak rakyat atas
kesehatan dan amanat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN), dan merupakan salah satu komitmen pemerintah dalam pembangunan
kesehatan di Indonesia. Namun hingga saat ini peraturan pelaksana dan lembaga yang harus
dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN) belum terbentuk. Departemen Kesehatan mengeluarkan suatu program
Jamkesmas sebagai wujud pemenuhan hak rakayat dibidang kesehatan, supaya masyarakat
miskin dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan.
Implementasi program Jamkesmas dilaksanakan sebagai amanah Pasal 28 H ayat (1) dan
Pasal 34 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Pemerintah menyadari
bahwa masyarakat, terutama masyarakat miskin sulit untuk mendapatkan akses pelayanan
kesehatan.
Kementrian Kesehatan telah mengalokasikan dana bantuan sosial sector kesehatan yang
digunakan sebagai pembiyaan bagi masyarakat, khususnya masyarakat miskin. Dasar hukum
penyelenggaraan program Jamkesmas adalah:
 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
 Nasional
 Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2007 tentang APBN Tahun 2008
 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
Penjelasan dari landasan hukum diatas dapat disimpulkan bahwa penyelenggaraan
program Jamkesmas telah sesuai dengan kondor hokum yang berlaku. Menteri Kesehatan
memiliki kekuasaan pengelolaan keuangan Negara dibidang kesehatan, dan pengelolaan
tersebut diwujudkan dalam bentuk bantuan sosial yang diberikan kepada masyarakat untuk
melindungi resiko sosial.
Masyarakat miskin yang mendapatkan pelayanan kesehatan dirumah sakit juga harus
diperlakukan sama dengan pasien yang lain. Hal ini tercantum pada pasal 1 Bab II
Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor 924/Menkes/SK/XII/1986 tertanggal 18
Desember 1986 telah ditetapkan Kode Etik Rumah Sakit bagi rumah sakit diseluruh
Indonesia, yang perlu mendapat perhatian pula adalah bahwa dalam pelayanan kesehatan,
rumah sakit.
Sasaran jaminan kesehatan masyrakat adalah masyarakat miskin dan tidak mampu
diseluruh Indonesia sejumlah 76,4 juta jiwa, tidak termasuk penduduk yang sudah
mempunyai jaminan kesehatan lainnnya. Peserta Jamkesmas berhak untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan terutama pelayanan kesehatan rawat inap. Pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada peserta jaminan kesehatan masyarakat juga
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kementrian Kesehatan mengeluarkan program jaminan kesehatan untuk masyarakat miskin
sebagai wujud pemenuhan hak rakyat atas kesehatan. Menteri Kesehatan sebagai penanggung
jawab langsung masalah bidang kesehatan mengeluarkan suatu program Jamkesmas. Pedoman
yang menjadi acuan pelaksanaan Jamkesmas adalah Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 903/ Menkes/ PER/ V/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program
JaminanKesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Isfandyarie, Anny. 2006, Tanggung Jawab Hukum dan Sanksi bagi Dokter Buku I, Prestasi
Publisher, Jakarta
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 125/ Menkes/ SK/ II/ 2008 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat. hlm. 1.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 903/MENKES/PER/V/2011 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)
Soekanto, Soerjono. 1987. Pengantar Hukum Kesehatan. Remadja Karya: Bandung
Sundoyo, Jaminan Kesehatan Masyarakat Salah Satu Cara Menyejahterakan Rakyat, Vol. 2. No.
4. Jurnal Hukum Kesehatan. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai