Menurut Permenkes 749a tahun 1989 rekam medis mempunyai tujuan, yaitu:
a. Sebagai dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan.
b. Sebagai bahan pembuktian dalam perkara hukum.
c. .Sebagai dasar perhitungan biaya kesehatan.
d. Sebagai bahan untuk keperluan penelitian dan pendidikan.
e. Sebagai data analisa statistik kesehatan.
Kerugian :
1) Latihan dan bimbingan bagi petugas penyimpanan dalam
sistem angka akhir mungkin lebih lama dibandingkan
latihan menggunakan sistem nomor langsung.
2) Membutuhkan biaya awal yang lebih besar karena harus
menyiapkan rak penyimpanan terlebih dahulu.
c. Midle Digit Filing Sistem penjajaran dengan sistem angka
terakhir yang sistem penyimpanan data rekam medisnya dengan
menjajarkan folder data rekam medis berdasarkan urutan nomor
rekam medis pada dua angka kelompok tengah.551210Angka
keduaangka pertamaangka ketigaContoh :seksi 6899-68-9799-
68-9899-68-9900-69-00
Keuntungan :
1) Memudahkan pengambilan seratus buah rekam medis yang
nomornya berurutan.
2) Penggantian dari sistem nomor langsung ke sistem angka tengah
lebih mudah daripada penggantian sistem nomor langsung ke
sistem nomor akhir. 3) Kelompok seratus buah rekam medis yang
nomornya berurutan pada sistem nomor langsung adalah sama
persis dengan kelompok seratus buah rekam medis untuk sistem
angka tengah.
Kerugian :
1) Memerlukan latihan dan bimbingan yang cukup lama.
2) Terjadi rak-rak kosong pada beberapa section apabila rekam
medis dialihkan ke tempat penyimpanan tidak aktif.
3) Sistem angka tengah tidak dapat dipergunakan dengan baik.
b. Desentralisasi
Dengan cara desentralisasi terjadi pemisahan antara rekam medis
poliklinik dengan rekam medis rawat inap. Rekam medis
poliklinik disimpan di satu tempat penyimpanan, sedangkan
rekam medis penderita rawat inap disimpan di bagian catatan
medis.
Keuntungan menggunakan cara penyimpanan Desentralisasi:
1) Efisien waktu, sehingga pasien mendapat pelayanan lebih
cepat.
2) Beban kerja yang dilaksanakan petugas lebih ringan.
c. Aspek isi
1) Butir data atau item
Butir data atau item merupakan data apa saja yang perlu dimasukkan
dalam mendesain formulir.
2) Pengurutan
Pengurutan menurut pengelompokkan datanya apakah sudah sesuai atau
belum.
3) Caption
Caption merupakan kejelasan kata pada suatu formulir. Disamping itu
juga merupakan kata-kata yang dicetak di formulir untuk menunjukkan
siapa yang harus mengisi data dan apa yang harus diisikan.
4) Pengelompokkan dataPengelompokkan data yaitu data yang sudah
ada dikelompokkan menurut jenisnya masing-masing.
5) Terminologi dataTerminologi data yaitu ada tidaknya istilah bahasa
medis yang telah diketahui oleh orang umum yang perlu diterjemahkan
dalam bahasa Indonesia.
D. Alur dan Prosedur Rekam Medis
1. Alur dan prosedur pendaftaran pasiena. Secara Manual
1) Tempat pendaftaran pasien harus memastikan terlebih dahulu apakah
pasien atau keluarga pasien tersebut sudah pernah berobat ke puskesmas
tersebut atau belum.
2) Bila sudah pernah berobat, maka pasien tersebut diminta menunjukan
KTPK (Kartu Tanda Pengenal Keluarga).Kemudian dicatat nomor
Rekam Medis (nomor Index) pasien pada buku register
pendaftaran,kemudian dicarikan dokumen atau berkas rekam medisnya.
3) Apabila pasien sudah pernah berobat dan tidak membawa KTPK,
maka ditanyakan nama, alamat, identitas pendukung lainya. kemudian
dicarikan data pasien pada kartu index utama pasien (KIUP). Apabila
sudah ditemukan maka dicarikan dokumen atau berkas rekam medis
pasien tersebut.
4) Bila pasien atau keluarga pasien tersebut belum pernah berobat maka
dibuatkan KTPK dan Kartu Index Utama Pasien baru dan dicatat di
dokumen rekam medis dengan lengkap, jelas dan benar dicatat pula pada
buku register pendaftaran.
5) KTPK dan resep dijadikan satu dengan status rawat jalan pasien untuk
didistribusikan ke poliklinik yang dituju.
6) Setelah mengetahui poliklinik yang dituju pasien dipersilahkan
membayar sesuai dengan ketentuan yang berlaku (Khusus untuk pasien
umum atau pasien yang tidak memiliki ASKES) di kasir dan menunggu
panggilan dari poliklinik yang bersangkutan.
7) Mendistribusikan dokumen atau berkas rekam medis pasien sesuai
dengan tujuan pengobatan pasien dengan menggunakan buku ekspedisi
(contoh buku ekspedisi terlampir).
8) Melaksanakan pencocokan jumlah pasien sesuai dengan jenis-jenis
pasien.
9) Membuat rekapitulasi harian pasien (pencocokan jumlah pasien
sesuai dengan jenis pasien yang datang di Puskesmas).
b. Secara Komputerisasi
1) Tempat pendaftaran pasien harus memastikan terlebih dahulu apakah
pasien atau keluarga pasien tersebut sudah pernah berobat ke Puskesmas
tersebut atau belum.
2) Bila sudah berobat, maka pasien tersebut diminta menunjukan KTPK.
Kemudian dicatat nomer rekam medis pasien pada resep sesuai dengan
jenis pasiennya (UMUM, PKMS, ASKES, JPS/ASKESKIN) untuk
kemudian dicatat pada register pendaftaran di komputer.
3) Apabila pasien sudah pernah berobat dan tidak membawa KTPK,
maka ditanyakan nama, alamat, dan identitas pendukung lainnya,
kemudian dicarikan data pasien pada komputer sesuai dengan data
pendukung yang ada, bila sudah ditemukan nomor index pasien tersebut
maka segera dicatat di resep untuk kemudian dicarikan berkas rekam
medisnya.
4) Bila pasien tersebut belum pernah berobat mak dibuatkan KTPK Bila
pasien atau keluarga pasien tersebut belum pernah berobat maka
dibuatkan KTPK dan Kartu Index Utama Pasien baru dan dicatat di
dokumen rekam medis dengan lengkap,jelas dan benar dicatat pula pada
buku register pendaftaran.
5) KTPK dan resep dijadikan satu dengan status rawat jalan pasien untuk
didistribusikan ke poliklinik yang dituju.
6) Setelah mengetahui poliklinik yang dituju pasien dipersilahkan
membayar sesuai dengan ketentuan yang berlaku (Khusus untuk pasien
umum atau pasien yang tidak memiliki ASKES) di kasir dan menunggu
panggilan dari poliklinik yang bersangkutan.
7) Mendistribusikan dokumen atau berkas rekam medis pasien sesuai
dengan tujuan pengobatan pasien dengan menggunakan buku ekspedisi
(contoh buku ekspedisi terlampir).
8) Melaksanakan pencocokan jumlah pasien sesuai dengan jenis-jenis
pasien.
9) Membuat rekapitulasi harian pasien (pencocokan jumlah pasien
sesuai dengan jenis pasien yang data di puskesmas).
b. Penyelenggaraan SIMPUS
1) Sumber Informasia) Kartu pelayanan pasien, Kartu kesehatan
keluarga, Registrasi kunjungan, Laporan kejadian luar biasa(KLB)
b) Data informasi kependudukan, hasil kegiatan lintas sektoral lainnya
(BKKBN, Depdiknas)
2) Mekanisme Penyajiana) Data kegiatan dan data penunjang lainnya
diolah, disajikan dan diinterpretasikan sesuai dengan petunjuk teknis
program puskesmas.
b) Pengolahan, analisis, interpretasi data dilakukan oleh penanggung
jawab kegiatan puskesmas dan pengelola program di semua jenjang
administrasi pelayanan.