Model Perubahan Garis Pantai11
Model Perubahan Garis Pantai11
Perubahan garis pantai dapat diprediksi dengan membuat model matematik yang
didasarkan pada imbangan sedimen pantai pada daerah pantai yang ditinjau. Perubahan profil
pantai sangat dipengaruhi oleh angkuatan sedimen tegak lurus pantai. Gelombang badai yang
terjadi dalam waktu singkat dapat menyebabkan terjadinya erosi pantai. Selanjutnya gelombang
biasa yang terjadi sehari – hari akan membentuk kembali pantai yang sebelumnya tererosi.
Dengan demikian dalam satu siklus yang tidak terlalu lama profil pantai kembali pada bentuk
semula, dengan kata lain dalam satu siklus tersebut pantai dalam kondisi stabil. Sebaliknya,
akibat pengaruh transpor sedimen sepanjang pantai, sedimen dapat terangkut sampai jauh dan
menyebabkan perubahan garis pantai. Untuk mengembalikan perubahan garis pantai pada
kondisi semula diperlukan waktu cukup lama. Bahkan apabila gelombang dari satu arah lebih
dominan daripada gelombang dari arah yang lain, sulit untuk mengembalikan garis pantai pada
kondisi semula. Dari uaraian tersebut dapat disimpulkan bahwa transpor sedimen sepanjang
pantai merupakan penyebab utama terjadinya perubahan garis pantai. Dengan alasan tersebut
maka dalam model perubahan garis pantai ini hanya diperhitungkan transpor sedimen sepanjang
Model perubahan garis pantai didasarkan pada persamaan kontinuitas sedimen. Untuk itu
pantai dibagi menjadi sejumlah sel (ruas). Pada setiap sel ditinjau angkutan sedimen yang masuk
dan keluar. Sesuai dengan hukum kekelan massa, jumlah laju aliran massa netto di dalam sel
adalah sama dengan laju perubahan massa di dalam sel tiap satuan waktu (Triatmodjo, 1999).
Beberapa model numerik telah dibuat untuk mensimulasikan perubahan garis pantai,
model ini meliputi model dua dimensi dan tiga dimensi. Model dua dimensi menghitung
perubahan garis pantai dengan cara mengamati pergerakan posisi garis pantai dengan asumsi
bahwa profil pantai tidak berubah yang biasa disebut metode One-Line, sedangkan model tiga
Model perubahan garis pantai yang dibuat didasarkan pada persamaan kontinuitas
sedimen. Dalam hal ini, panjang pantai dibagi menjadi sejumlah ruas titik sel dengan panjang
yang sama (Gambar 2.11). Pada setiap sel ditinjau angkutan sedimen yang masuk dan keluar dari
Gambar 2.11 Pembagian garis pantai menjadi sederatan sel (Horikawa, 1988)
Gambar 2.12 Angkutan sedimen yang masuk dan keluar sel (Horikawa, 1988)
Sesuai dengan hukum kekekalan massa, maka laju angkutan sedimen bersih di dalam sel
adalah sebanding dengan perubahan massa di dalam sel setiap satuan waktu.
Angkutan sedimen yang masuk dan keluar sel dan perubahan volume yang terjadi di
Gambar 2.13 Sedimen masuk dan sedimen yang keluar (Horikawa, 1988)
One line model (model satu garis) merupakan model bentuk sederhana yang digunakan
untuk menguji perilaku groin di pantai danmenjelaskan riwayat waktu dari posisi garis pantai
sepanjang garis pantai. Konsep One Line model bertumpu pada pengamatan umum bahwa profil
pantai mempertahankan bentuk rata-rata yang merupakan karakteristik dari pantai tertentu,
terlepas dari saat perubahan yang ekstrim seperti yang dihasilkan oleh gelombang laut. Didalam
konsep One-Line, penyelesaian dapat diselesaikan dengan solusi numerik dan analitik (Dean,
2004).
Gambar 2.14 Skematik diagram untuk one line model (a) plan (b) profile(Dean, 2004)
relatif pada garis pantai normal yang diukur dari sumbu y.Kemudian rumus transport sedimen
lepas pantai tersebut disesuaikan dengankonservasi dari persamaan pasir. Pada transport
sediment diselisih antara debitsediment yang sudah diketahui dengan debit sediment yang dicari
disesuaikankembali dengan kondisi yang ada di profil pantai yaitu diantaranya, kedalaman
airlaut saat batas gelombang pecah datang (ho) dan batas antara garis pantai dengansempadan
pantai atau berm height (B). Debit sediment yang diselisihkandisesuaikan terhadap setiap titik
grid sepanjang pantai (Δx), dimana kondisi profilpantai berhubungan terhadap perubahan nilai
profil pantai (Δy) dan waktu yangterjadi (Δt). Hal ini dapat diperhatikan melalui persamaan (2.2)
Atau dengan menggunakan Deret Taylor dan argument bahwa Δx dan Δtmenjadi sangat kecil,
𝜕𝑦 1 𝜕𝑄
+ =0 (2.3)
𝜕𝑡 (ℎ𝑜+𝐵) 𝜕𝑥
persamaan berikut maka diperoleh solusi analitis. Seperti ditunjukkan pada persamaan (2.4)
berikut
𝑄 = 𝐶𝑞 𝑠𝑖𝑛2(𝛿𝑏 − 𝛾)
𝜕𝑦
𝑄 = 𝐶𝑞 𝑠𝑖𝑛2𝛿𝑏 − 2𝐶𝑞 𝑐𝑜𝑠2𝛿𝑏 = 𝑄𝑜 − 𝐺(ℎ𝑜 + 𝐵) 𝜕𝑥 (2.5)
Dari persamaan (2.3) diasumsikan nilai 𝜕𝑦⁄𝜕𝑥≪1, sehingga diperoleh persamaan (2.6) berikut
𝜕𝑄 𝜕 2𝑦
≅ −𝐺(ℎ𝑜 + 𝐵) (2.6)
𝜕𝑥 𝜕𝑥 2
𝜕𝑦 𝜕2𝑦
= 𝐺 𝜕𝑥 2 (2.7)
𝜕𝑡
Persamaan diatas merupakan persamaan difusi satu dimensi klasik yang akan dikembangkan
sesuai dengan persamaan debit sediment di setiap titik sejajar pantai dengan penambahan waktu
sehingga diperoleh solusi untuk nilai y untuksituasi pantai yang berbeda dengan perhitungan
Dalam metode secara eksplisit, persamaan dari angkutan endapan dan kontinuitas akan
berikut. Nilai y yang telah diperbaiki atau diperbarui ,sedangkan nilai Q adalah perhitungan yang
sesuai dengan,
Dimana,
5⁄2
𝐾𝐻
𝑏𝑖 √𝑔⁄𝑘
𝐶𝑞𝑖 = 16(𝑠−1)(1−𝑝) (2.9)
𝜋 𝑦𝑖 −𝑦𝑖−1
𝛽𝑖 = 𝜇 − − tan−1 ( ) (2.10)
2 ∆𝑥
Dimana,
Nilai Qn+1 yang sudah diperbarui, sedangkan nilai y berubah sesuai dengan persamaan
kontinuitas :
∆𝑡
𝑦𝑖𝑛+1 = 𝑦𝑖𝑛 − ∆𝑥(ℎ 𝑛+1
(𝑄𝑖+1 − 𝑄𝑖𝑛+1 ) (2.11)
∗ +𝐵)
Dasar dari istilah “eksplisit” adalah sekarang lebih nyata dan tepat untuk cara
mengerjakan atau menyelesaikan 2 variabel (Q dan y) dalam waktu yang bersamaan sebagai satu
kesatuan maupun terpisah. Metode eksplisit mempunyai standar atau ukuran kestabilan yang
∆𝑥 2
∆𝑡 ≤ (2.12)
2𝐺
Dimana,
𝐻𝑏
ℎ∗ = (2.14)
𝑘
Dimana,
yang lebih besar. Gambaran utama dari metode atau model implicit akan digambarkan dengan
detail, karena tipe dari model ini tidak diterapkan atau digunakan sebelumnya untuk
memperkiran perubahan diantara langkah waktu n dan n+1 seperti bahwa pada (n+1/2) Δt, dan
perhitungan untuk urutan pertama hasil dari perubahan dalam y. Persamaan untuk angkutan
sedimennya yaitu,
1 𝑛+1
𝑛+
𝑛 𝑦𝑖 + 𝑦𝑖𝑛 −𝑦𝑖−1
𝑛+1 𝑛
−𝑦𝑖−1
𝑄𝑖 2
= 𝑇(𝐻𝑏 5⁄2 ) 𝑛
[𝑠𝑖𝑛2(𝛽𝐵 − 𝛼𝑏𝑖 ) 𝑛
cos(2𝛽𝑖′ ) 𝑛
− 𝑐𝑜𝑠2(𝛽𝐵 − 𝛼𝑏𝑖 ) ](2.15)
√∆𝑥 2+(𝑦𝑖𝑛 −𝑦𝑖−1
𝑛 ) 2
1 1
𝑛+ 𝑛+
𝐵𝑖 𝑄𝑖+12 + 𝑦𝑖𝑛+1 − 𝐵𝑖 𝑄𝑖 2
= 𝐸𝑖 (2.18)
Dimana,
5⁄ 𝑛 𝑐𝑜𝑠2(𝛽𝐵 −𝛼𝑏𝑖 ) 𝑛
𝐴𝑖 = 𝑇(𝐻 2) (2.19)
√∆𝑥 2 +(𝑦𝑖𝑛 −𝑦𝑖−1
𝑛 ) 2
𝑦𝑖𝑛 −𝑦𝑖−1
𝑛
𝐷𝑖 = 𝑇(𝐻 5⁄2 ) 𝑛
[𝑠𝑖𝑛2(𝛽𝐵 − 𝛼𝑏𝑖 ) 𝑛
cos 2(𝛽𝑖′ ) 𝑛
− 𝑐𝑜𝑠2(𝛽𝐵 − 𝛼𝑏𝑖 ) 𝑛
](2.20)
√∆𝑥 2+(𝑦𝑖𝑛 −𝑦𝑖−1
𝑛 ) 2
∆𝑡
𝐵𝑖 = 𝐷∆𝑥 (2.21)
𝐸𝑖 = 𝑌𝑖 (2.22)
persamaan (2.17) dan (2.18) diselesaikan dengan metode double-sweep yang mana itu
1
𝑛+
𝑦𝑖𝑛+1 = 𝐺𝑖∗ 𝑄𝑖 2 + 𝐻𝑖∗ (2.24)
Ini selesai jika nilai G, G*, H dan H* telah diketahui untuk semua i dan jika y atau Q juga
telah diketahui dalam satu batas, akan lebih mungkin untuk menghitung semua nilai Q dan y dari
dengan persamaan (2.18) dan penyelesaian untuk 𝑦𝑖𝑛+1 ,yang mana dihasilkan dalam
1
𝐵 𝑛+ 𝐸𝑖 −𝐵𝑖 𝐻𝑖
𝑦𝑖𝑛+1 = 𝐵 𝐺 𝑖+1 𝑄𝑖 2
+ (2.25)
𝑖 𝑖 𝐵𝑖 𝐺𝑖 +1
Perbandingan dari persamaan (2.25) dan (2.26) dengan persamaan (2.23) dan (2.24) membuat
suatu hubungan diantara yang tidak diketahui Gi, Hi, Gi*, dan Hi* dan yang diketahui Ai, Bi, Di
dan Ei sebagai,
𝐴𝑖+1
𝐺𝑖 = 𝐴 ∗ (2.27)
𝑖+1 𝐺𝑖+1 +1
𝐷𝑖+1−𝐴𝑖+1 𝐻𝑖∗
𝐻𝑖 = ∗ +1 (2.28)
𝐴𝑖+1 𝐺𝑖+1
𝐵
𝐺𝒊∗ = 𝐵 𝐺 𝑖+1 (2.29)
𝑖 𝑖
𝐸𝑖 −𝐵𝑖 𝐻𝑖
𝐻𝑖∗ = (2.30)
𝐵𝑖 𝐺𝑖 +1
2.9Persamaan Difusi(Diffusion Equation)
Persamaan difusi yang akan digunakan dalam perhitungan permodelan numerik untuk
garis pantai digunakan persamaan dibawah ini yang akan dikembangkan untuk pengolahan data
dan akan dibuat secara eksplisit dan implisit sebagai perbandingan dari metode One Line Model
sebelumnya.
𝜕𝑦 𝜕2𝑦
= 𝐺 𝜕𝑥 2 (2.31)
𝜕𝑡
Dimana,
G = koefisien difusi
Persamaan difusi yang akan dibuat dengan metode Eksplisit memiliki skema sebagai
berikut,
Dan jika skema itu dijabarkan maka didapatlah persamaan seperti sebagai berikut,
𝑛
𝜕2𝑦 𝑦𝑖+1 −2𝑦𝑖𝑛−𝑦𝑖−1
𝑛
= (2.32)
𝜕𝑥 2 ∆𝑥 2
𝜕𝑦 𝑦𝑖𝑛+1−𝑦𝑖𝑛
= (2.33)
𝜕𝑡 ∆𝑡
Jadi,
𝜕𝑦 𝜕2𝑦
= 𝐺 𝜕𝑥 2 (2.34)
𝜕𝑡
𝑦𝑖𝑛+1 −𝑦𝑖𝑛 𝑛
𝑦𝑖+1 −2𝑦𝑖𝑛 +𝑦𝑖−1
𝑛
=𝐺 (2.35)
∆𝑡 (∆𝑥) 2
Disederhanakan menjadi,
Dengan,
𝐺∆𝑡
𝜆 = (∆𝑥)2 (2.37)
Agar stabil,
(∆𝑥)2
∆𝑡 ≤ (2.38)
2𝐺
Persamaan difusi yang akan dibuat dengan metode Implisit memiliki skema sebagai
berikut,
Dan jika skema itu dijabarkan maka didapatlah persamaan seperti sebagai berikut,
𝑛+1
𝜕2𝑦 𝑦𝑖+1 −2𝑦𝑖𝑛+1−𝑦𝑖−1
𝑛+1
= (2.39)
𝜕𝑥 2 ∆𝑥 2
𝜕𝑦 𝑦𝑖𝑛+1−𝑦𝑖𝑛
= (2.40)
𝜕𝑡 ∆𝑡
Jadi,
𝜕𝑦 𝜕2𝑦
= 𝐺 𝜕𝑥 2 (2.41)
𝜕𝑡
Disederhanakan menjadi,
𝑦𝑖𝑛 = −𝜆𝑦𝑖−1
𝑛+1
+ (1 + 2𝜆)𝑦𝑖𝑛+1 − 𝜆𝑦𝑖+1
𝑛+1
(2.43)
Dengan,
𝐺∆𝑡
𝜆= (2.44)
(∆𝑥)2
Persamaan difusi yang akan dibuat dengan metode Crank Nicolson memiliki skema
sebagai berikut,
𝜕𝑦 𝑦𝑖𝑛+1−𝑦𝑖𝑛
= (2.41)
𝜕𝑡 ∆𝑡
Jadi,
𝜕𝑦 𝜕2𝑦
= 𝐺 𝜕𝑥 2 (2.42)
𝜕𝑡
𝑦𝑖𝑛+1 −𝑦𝑖𝑛 𝑛
1 𝑦𝑖+1 −2𝑦𝑖𝑛 −𝑦𝑖−1
𝑛 𝑛+1
𝑦𝑖+1 −2𝑦𝑖𝑛+1 −𝑦𝑖−1
𝑛+1
= 𝐺{ 2 ( + )} (2.43)
∆𝑡 ∆𝑥 2 ∆𝑥 2
Dengan,
𝐺∆𝑡
𝜆= (2.45)
(∆𝑥)2