Anda di halaman 1dari 2

ROCK FORMING MINERAL

Dalam pembentukan kerak bumi terdapat delapan unsur utama yang berperan
didalamnya. Yaitu silikat (Si), alumunium (Al), besi (Fe), kalsium (Ca), oksigen (O2), natrium
(Na), Magnesium (Mg), dan Kalium (K). unsur unsur tersebut pada akhirnya akan membentuk
berbagai macam senyawa silikat dan oksida. Dan mineral tersebut dikenal dengan mineral
pembentuk batuan. Mineral merupakan suatu senyawa organik yang mempunyai suatu
komposisi, padat, dan memiliki bentuk kristal tertentu. Didalam bidang ilmu petrologi (ilmu
yang mempelajari mengenai batuan), mineral pembentuk batuan tersebut dibagi menjadi mineral
utama, mineral sekunder, dan mineral tambahan.

Batuan yang telah terbentuk mempunyai bentuk yang berbeda beda sesuai suhu yang
terjadi saat pembekuan magma itu berlangsung. Karena menurunnya suhu pada proses
pembekuan magma akan berdampak hasilnya pada jenis mineralnya yang berbagai macam sesuai
dengan suhu yang berlangsung dalam proses pembekuan kristal dari mineral tersebut.
Terbentuknya berbagai macam mineral tersebut berlangsung menurut Reaksi Bowen (Bowen
Reaction). Reaksi Bowen ini memiliki dua cabang yaitu cabang diskontinu (discontinuous
branch) dan cabang kontinu (continuous branch). Pertama mineral yang pertama mengkristal
akibat menurunnya suhu adalah olivine. Suhu terus semakin menurun dan menurun kemudian
sebagian mineral olivine yang terbentuk bereaksi dengan magma sisa yang akhirnya akan
membentuk mineral lain dengan rantai yang lebih panjang lagi yaitu mineral pyroxene. Mineral
tersebut dapat terbentuk langsung dari mengkristalnya magma. Suhu kemudian terus menurun
dan kemudian mineral pyroxene akan membentuk mineral lainnya karena bersenyawa dengan
magma sisa dengan rantai yang lebih panjang lagi yaitu mineral amphibole. Dan seterusnya
seperti itu kemudian pada akhirnya membentuk mineral biotite. Pada bagian ini merupakan
cabang diskontinu. Pada saat yang sama ketika tebentuknya mineral olivine, pada saat itu juga
mengkristal pula Ca-plagioklase (Ca-feldspar). Pada cabang ini kristalisasi terus terjadi dengan
kandungan Na yang makin tinggi. Plagioklase yang pada mulanya kaya akan Ca terus berekasi
dengan sisa magma lainnya dan pada akhirnya menghasilkan plagioklase yang kaya akan Na.
Pada bagian ini merupakan cabang kontinu. Proses-proses tersebut akan berakhir apabila mineral
ferromangnesium (olivine sampai biotite) dan plagioclase telah terbentuk. Mulailah terbentuknya
K-feldspar atau orthoklase, muscovite, dan pada akhirnya terbentuk mineral kuarsa (Quartz).
Karena suhu mempengaruhi bentuk batuan, maka bentuk batuan yang terbentuk akan berbeda-
beda. Pada suhu yang sangat tinggi akan terbentuk batuan ultrabasa yaitu peridotite atau dunite,
sedangkan dengan suhu yang lebih rendah akan terbentuk gabro atau basalt, kemudian diorite
atau andesite, dan pada suhu yang paling rendah akan terbentuk granite atau rhyolite. Mineral
atau batuan yang terbentuk lebih awal akan mudah melapuk dibandingkan mineral atau batuan
yang terbentuk belakangan. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa pada Reaksi Bowen ini
mineral olivine paling mudah lapuk dibandingkan dengan mineral kuarsa yang paling resisten.

MINERAL UTAMA, MINERAL SEKUNDER, MINERAL PELENGKAP

Untuk mengetahui tingkat resistensi batuan atau mineral yaitu dengan cara pemeriksaan
kekerasa suatu mineral dengan menyimpulkan bahwa makin keras mineral penyusun batuan
maka tingkat resistensi batuan tersebut pun makin keras. Kekerasan suatu mineral dapat dilihat
dengan skala Mohs, sebagai berikut.

SKALA KEKERASAN MOHS

Anda mungkin juga menyukai