Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia perlu bersyukur mendapatkan anugerah luar biasa dari Tuhan YME,
dimana tidak semua negara memiliki iklim dan tanah yang cocok untuk pengembangan
tanaman kelapa sawit. Suatu tanaman yang banyak menghasilkan manfaat. Tanaman ini
efisiensi sekali memanen energi sinar matahari dan mengkoversikannya menjadi
minyak serta biomasa hasil tanaman lain yang semua bagiannya bisa dimanfaatkan.
Tanaman kelapa sawit mempunyai persyaratan optimum tumbuh pada daerah
sekitar ekuator yang bersifat tropis dan basah (lembab, dengan RH ~ 85%), dengan suhu
berkisar 24 – 32 derajat sepanjang tahun, sinar matahari melimpah, curah hujan tinggi.
Hal inilah yang menyebabkan saat ini Indonesia menjadi penghasil utama minyak
kelapa sawit dunia diatas Malaysia, Thailand, Colombia dan negara-negara lain yang
memproduksi lebih dari 44% minyak sawit dunia.
1. Minyak Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika Barat,
terutama disekitar Angola sampai Senegal. Saat ini, minyak sawit merupakan salah
satu dari sekitar 17 jenis minyak makan yang diperdagangkan secara global dengan
standar mutu dan keamanan pangan diatur dan diakui oleh CODEX Alimentarius
Comission (biasa disebut CODEX saja) adalah bentukan bersama antara FAO dan
WHO untuk tujuan mengembangkan standar mutu dan keamanan pangan, sehingga
bisa melindungi kesehatan konsumen dan sekaligus menjamin praktek perdagangan
yang jujur. Karena itulah maka di pasar dunia minyak sawit bisa ditemukan sebagai
ingredien pada berbagai produk yang dipakai luas oleh konsumen global. Karena
itulah maka minyak sawit sering di dengungkan sebagai komoditas unggulan
nasional. Minyak yang diproduksi dari buah kelapa sawit telah terbukti mempunyai
karakteristik unik dan unggul dibandingkan dengan minyak dari tanaman lainnya.
Dari segi harga, minyak kelapa sawit merupakan salah satu minyak nabati
dengan harga paling rendah. Harga minyak sawit merupakan yang termurah
dibandingkan dengan harga minyak nabati lainnya, hal ini menunjukan bahwa

1
minyak sawit kurang cocok jika dijual langsung dalam bentuk mentah (crude oil) dan
akan jauh lebih cocok dan potensial jika digunakan sebagai bahan baku produksi
bahan kimia intermedite (antara) bagi industri-industri lain.
2. Minyak Kelapa Sawit untuk Industri Oleokimia
Oleokimia adalah bahan kimia yang diperoleh dari lemak dan minyak.
Oleokimia merupakan senyawa turunan minyak lemak yang dihasilkan melalui
proses kimia. Dengan proses kimia struktur minyak tersebut dipecah menjadi asam
lemak dan gliserol. Pengolahan minyak menjadi asam lemak merupakan proses yang
penting karena salah satu dari dua pintu gerbang utama yang menjembatani industri
minyak nabati dengan industri oleokimia.
Hasil dari proses pengolahan minyak menjadi asam lemak dan gliserol, yaitu
dapat digunakan untuk:
1. Asam Lemak
a. Industri lilin, dalam industri lilin asam lemak digunakan sebagai campuran
bahan untuk pembuatan lilin yang fungsinya untuk mempermudah
melepaskan lilin dari cetakannya. Selain itu, asam lemak akan menjadikan
produk lilin tidak cepat meleleh ketika dinyalakan.
b. Industri kosmetik, dalam industri kosmetik asam lemak digunakan sebagai
bahan campuran pembuatan produk-produk kosmetik yang fungsinya untuk
memberikan keharuman dan kemilauan.
c. Industri sabun, dalam industri sabun asam lemak digunakan sebagai
campuran yang akan menjadikan produk sabun memberikan busa sabun lebih
banyak serta keharuman dan kemilauan.
d. Serta industri-industri lain, seperti industri textil, industri pharmasi (obat-
obatan) dan juga dapat digunakan sebagai lubricants (minyak pelumas)
2. Gliserol
a. Industri Explosive (bahan peledak), sebagai bahan campuran dalam
pembuatan bahan peledak.
b. Industri farmasi (obat-obatan), sebagai bahan campuran dalam pembuatan
beberapa jenis produk obat.
c. Serta dapat digunakan sebagai campuran dalam pembuatan rokok, produk-
produk kosmetik dan juga produk-produk makanan.

2
Permata Hijau Group (PHG) adalah sebuah perusahaan kelapa sawit yang
didirikan pada tahun 1984. Dengan bisnis inti perkebunan dan pengolahan kelapa sawit,
penyulingan minyak nabati, inti sawit, biodiesel dan oleokimia manufaktur. Produk-
produk hasil olahan kelapa sawit tersebut semuanya ditujukan ke pasar luar negeri
(ekspor). Untuk menghasilkan produk dalam memenuhi kebutuhan pelanggan, Permata
Hijau Group (PHG) memiliki pabrik-pabrik yang tersebar di Sumatera Utara dan Riau,
yaitu:
1. PT. Permata Hijau Palm Oil (PHPO) di KIM dan Belawan.
2. PT. Nubika Jaya (NBK) di Blok Songo.
3. PT. Pelita Agung Agroindustri (PAA) di Duri.
4. PT. Nagamas Palm Oil Lestari (NPO) di Dumai.
5. PT. Permata Hijau Sawit (PHS) di Sosa.
6. PT. Victorindo Alam Lestari (VAL) di Hutalombang.

B. Tujuan Magang Administrasi


Kegiatan magang pada bagian general atau pengenalan umum Permata Hijau
Group (PHG) memiliki tujuan, yaitu:
1. Memahami Visi, Misi, Nilai-nilai dan Budaya Perusahaan.
2. Mengetahui dan memahami peraturan perusahaan.
3. Memahami struktur organisasi dan tanggung jawab masing-masing bagian.
4. Memahami proses pengolahan industri oleokimia secara teoritis.
5. Memahami Penerapan K3 dan sistem manajemen terintegrasi lainnya.

C. Metode Magang Administrasi


Adapun metode magang administrasi yang dilakukan di PT. Nubika Jaya adalah
sebagai berikut:
1. Observasi (Pengamatan), yaitu melakukan pengamatan secara langsung proses
administrasi yang terjadi di perusahaan, seperti bagian pembukuan, kasir, personalia
dan lain-lain. Memahami SOP (Standar Operasional Perusahaan) dan IK (Instruksi
Kerja) pada bagian masing-masing, serta melihat dokumen-dokumen pendukung
yang dibutuhkan dalam setiap bagian-bagian administrasi tersebut.

3
2. Tanya Jawab dan Diskusi, yaitu melakukan tanya jawab langsung kepada bagian
terkait dengan tujuan untuk mendapatkan informasi atau penjelasan tentang cara
kerja yang lebih detail yang mungkin tidak terlihat di IK (Intruksi Kerja).

D. Manfaat Magang Administrasi


Kegiatan magang administrasi ini memiliki manfaat, yaitu:
1. Peserta magang dapat menjadi SDM yang berkualitas dalam bekerja di industri
kelapa sawit.
2. Peserta magang dapat memiliki keterampilan kerja sebelum memasuki dunia kerja
yang sebenarnya.

E. Lokasi Magang Administrasi


Adapun objek dari pelaksanaan Magang administrasi ini adalah di laksanakan di
PT. Nubika Jaya, yang beralamat di Desa Blok Songo, Kecamatan Kota Pinang,
Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Provinsi Sumatera Utara.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Visi, Misi dan Value Perusahaan


Permata Hijau Group (PHG) memiliki Visi, Misi serta Nilai-nilai Budaya
perusahaan, yaitu sebagai berikut:

1. Visi
Menjadi yang terbaik dan berkelanjutan dalam industri minyak sawit dengan
menghasilkan produk berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat.

2. Misi
a. Memenuhi permintaan pelanggan
b. Mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional
c. Mengupayakan peningkatan yang berkelanjutan
d. Memaksimalkan keuntungan bagi stakeholder

3. Value
a. Teamwork (Kerja Sama)
Hal-hal yang besar dapat dicapai dengan bekerja sebagai satu team. Saling
menghargai, bekerja sama dan berkontribusi positif.
b. Integrity (Integritas)
Bertindak dengan kejujuran karena kejujuran merupakan standar etika tertinggi.
Jujur, tulus, berpikir, berkata dan bertindak terpuji.
c. Profesionalism (Profesionalisme)
Fokus dan bertanggung jawab, komitmen dan keperdulian.
d. Communication (Komunikasi)
Mendengar dan menanggapi dengan sikap positif. Mendengarkan untuk
memahami serta berinteraksi positif.
e. Excellence (Keunggulan)
Memberikan upaya terbaik dalam segala hal. Memberikan hasil yang terbaik dan
perbaikan yang berkesinambungan.

5
B. Peraturan Perusahaan
Peraturan perusahaan merupakan suatu pedoman penentuan syarat-syarat kerja
dan kondisi kerja yang paling tepat sebagai salah satu sarana mewujudkan hubungan
industri yang realistis dan konsekuen. Tujuan disusunnya peraturan perusahaan ini yaitu
untuk :
1. Mempertegas dan memperjelas hak dan kewajiban Karyawan dan Perusahaan.
2. Memperteguh dan menciptakan hubungan industrial yang harmonis dalam
perusahaan.
3. Menetapkan syarat-syarat kerja dan atau hubungan ketenagakerjaan yang belum
diatur atau belum cukup diatur dalam peraturan perundangan maupun nilai-nilai dan
syarat-syarat kerja yang telah diatur dalam perundangan.
4. Membina dan mengembangkan kemampuan dan keterampilan pekerja untuk
meningkatkan produktifitas kerja.
Peraturan perusahaan ini disusun sesuai dengan ketentuan UU No. 13 tahun
2003 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Kep.16/Men/XI/2011,
dimana isi dan materi peraturan perusahaan ini didasarkan atas kondisi dan keadaan
perusahaan serta berpedoman pada peraturan perundangan yang berlaku. Adapun
ringkasan dari peraturan perusahaan adalah sebagai berikut:
PERATURAN PERUSAHAAN
Nomor : 560/661/DKKM/2017
Pedoman Umum
Pasal 1 Umum
BAB I Pasal 2 Dasar Pembuatan Peraturan Perusahaan
Pasal 3 Istilah-Istilah
Pasal 4 Ruang Lingkup Peraturan Perusahaan
Hubungan Kerja
Pasal 5 Syarat Penerimaan Karyawan
Pasal 6 Level, Jabatan, Golongan dan Posisi
Pasal 7 Waktur Kerja
Pasal 8 Sistem Pengupahan
BAB II Pasal 9 Kerja Lembur
Pasal 10 Pengembangan Karyawan

6
Pasal 11 Penilaian Prestasi Kerja
Pasal 12 Promosi dan Mutasi
Pasal 13 Suami Istri Bekerja dalam Satu Perusahaan
Jaminan Sosial
Pasal 14 Kecelakaan Kerja
Pasal 15 Santunan Kematian
Pasal 16 Tunjangan Hari Raya
BAB III Pasal 17 BPJS Ketengakerjaan dan BPJS Kesehatan
Pasal 18 Upah Selama Sakit
Pasal 19 Bantuan Untuk Keluarga Karyawan Yang
Ditahan
Pasal 20 Tunjangan dan Fasilitas Lainnya
Pasal 21 Penghargaan
Cuti dan Izin
Pasal 22 Cuti Tahunan
BAB IV Pasal 23 Istirahat Melahirkan
Pasal 24 Izin Khusus
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
BAB V Pasal 25 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Tata Tertib
Pasal 26 Kewajiban Karyawan
Pasal 27 Larangan Bagi Karyawan
BAB VI Pasal 28 Sanksi Indisipliner
Pasal 29 Berhenti Kerja Atas Permintaan Sendiri
Pasal 30 Penyelesaian Keluh Kesah
Keluarga Berencana dan Koperasi
BAB VII Pasal 31 Keluarga Berencana
Pasal 32 Koperasi Karyawan
BAB VIII Penutup

7
C. Struktur Organisasi dan Tanggung Jawab
Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta
posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan
operasional untuk mencapai suatu tujuan. Struktur organisasi menggambarkan dengan
jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana
hubungan aktivitas dan fungsi pada setiap bagian.
Struktur organisasi serta tugas dan tanggung jawab setiap jabatan yang ada di
Pabrik Oleokimia PT. Nubika Jaya pada bagian kantor, yaitu sebagai berikut:

8
STRUKTUR ORGANISASI BAGIAN KANTOR

Plant Manager (1)


Hamonangan Aritonang

KTU (0)
Vacant

Asst. Spv KTU (1)


Ka. Gudang (1) Mira
Abdul Kadir

Kr. Gudang (2) Kr. Pembukuan (1) Kasir (1) Kr. Personalia (1) Kr. Umum (1) Kr. Produksi (1)
Kr. Inventory (1)
Edi Irawan Siregar Ade Wahyudi Siregar Mariana Siregar Kartika Pradhani Erawaty Purnama Winda Sari Harahap
Misron Pane
Tomy Syahputra
Kr. Workshop (1)
Mery Tio Minar

Pb. Kr. Gudang (2) Office Girl (1) Driver FDT (1) Pb. Kr. Produksi (1)
Supir Pool (0)
Didi Saputra Jubaidah Dalimunthe Aris Gusti Suranta Purba Badrun Tamam Simanjuntak
Vacant
Nurman Susila Hasibuan
Joni Sahat Manogu Siagian

Cleaning Plant (2)


Sahidin Ritonga
Jhonny Saputra Hutabarat
Vacant

9
1. Asisten KTU
Tugas dan tanggung jawab pada bagian asisten KTU, yaitu sebagai berikut:
a. Memeriksa surat masuk dan keluar.
b. Memeriksa kelengkapan administrasi penerimaan dan pengeluaran kas.
c. Memeriksa laporan harian kr. Personalia, kr. Umum, kr. Pembukuan dan kasir.
d. Memeriksa kelengkapan administrasi gudang.
e. Memeriksa kelengkapan administrasi penerimaan produk.
f. Memeriksa laporan biaya mingguan.
g. Memeriksa daftar gaji setiap tanggal 02 setiap bulan dan memstikan sudah
mengirim soft copy ke kandir pada tanggal 03 setiap bulannya.
h. Memeriksa laporan Inventory Control setiap tanggal 07 setiap bulannya.
i. Memeriksa laporan General Ledger setiap tanggal 07 setiap bulannya.
j. Memeriksa laporan Account Report dan progress report.
k. Memeriksa persiapan untuk Bahan Rapat kinerja
l. Memeriksa Vehicle Running Account transport dan alat berat.
m. Memeriksa identifikasi kebutuhan pelatihan karyawan.
n. Membuat program pelatihan karyawan dan melakukan koordinasi dan komunikasi
dengan kantor medan tentang pengajar dan jadwal pelatihan internal/eksternal.
o. Memastikan program pelatihan internal/eksternal terlaksana sesuai jadwal.
2. Kepala Gudang
Tugas dan tanggung jawab Kepala Gudang, yaitu sebagai berikut:
a. Mengawasi dan mengendalikan pengeluaran dan penerimaan seluruh kegiatan di
gudang sparepart, chemical, packaging, dll.
b. Membuat laporan material dan packaging setiap hari dan mengirimnya ke pihak
yang terkait setiap hari.
c. Mengatur penempatan material di gudang sesuai dengan klasifikasinya.
d. Mempersiapkan dokumen dan mengatur material yang akan di retur ke suplier.
e. Mengawasi, mengatur dan menjaga penyimpanan seluruh stock di gudang dengan
sebaik-baiknya.
f. Mengontrol stock gudang sparepart, chemical, packaging, dll vs saldo buku.
g. Mengawasi dan menjaga kebersihan gudang setiap hari.
h. Memberikan dan mengawasi tugas kepada seluruh personil di gudang.

10
i. Mengawasi masuk dan keluar limbah B3 di TPS B3 dan kebersihannya.
3. Krani Inventory
Tugas dan tanggung jawab Krani Inventory, yaitu sebagai berikut:
a. Menginput data-data bahan material yang masuk ke poxpro dan SAP.
b. Membuat PR yang apabila ada material yang diminta oleh user.
c. Membuat berita acara yang diperlukan.
d. Membuat laporan harian dan bulanan yang ada di gudang.
e. Menyimpan dokumen transaksi yang ada di gudang.
f. Memeriksa semua kerja yang dilakukan Pb. Krani Gudang.
g. Membuat laporan mingguan yang update.
h. Membuat laporan bulanan.
4. Krani Gudang
Tugas dan tanggung jawab Krani Gudang, yaitu sebagai berikut:
a. Membuat semua dokumen setiap barang yang masuk baik barang import maupun
lokal.
b. Memfilekan semua dokumen barang yang masuk dengan baik.
c. Membuat BPHB untuk penerimaan dan pembelian lokal serta membuat SPB
apabila ada barang yang akan dikirim.
d. Meng-update barang yang masuk dan masih out standing.
e. Mencatat PR yang ada setelah di tandatangani dan mengemailkannya serta
mengirim ke kandir Medan.
f. Menjaga kebersihan di area kantor.
g. Membantu pengiriman barang bersama team.
h. Meng-update PR yang sudah masuk dan yang belum masuk setiap minggu.
i. Melaporkan barang-barang yang sudah masuk ke gudang setiap bulan.
j. Melaporkan barang-barang yang belum masuk setiap bulan.
5. Pb. Krani Gudang
Tugas dan tanggung jawab Pb. Krani Gudang, yaitu sebagai berikut:
a. Membuat semua dokumen setiap barang yang masuk baik barang import maupun
lokal.
b. Memfilekan semua dokumen barang yang masuk dengan baik.

11
c. Membuat BPHB untuk penerimaan dan pembelian lokal serta membuat SPB
apabila ada barang yang akan dikirim.
d. Mang-update barang yang masuk dan masih out standing.
e. Mencatat PR yang ada setelah ditandatangani dan mengemailkannya serta
mengirim ke kandir medan
f. Menjaga kebersihan di area kantor.
g. Membantu pengiriman barang bersama team.
h. Mengupdate PR yang sudah masuk dan yang belum masuk setiap minggu.
i. Melaporkan barang-barang yang sudah masuk ke gudang.
j. Melaporkan barang-barang yang belum masuk.
6. Krani Pembukuan
Tugas dan tanggung jawab Krani Pembukuan, yaitu sebagai berikut:
a. Mencatat setiap transaksi keuangan kedalam program pembukuan.
b. Mencatat distribusi kerja harian mekanik di laporan pembukuan.
c. Membuat laporan analisa biaya produksi mingguan.
d. Mencatatkan rekonsiliasi perkiraan antar unit sepupu.
e. Membuat laporan pembukuan setiap bulan.
f. Membuat laporan biaya prosuksi setiap bulan.
g. Membuat laporan analisa biaya terhadap anggaran
7. Kasir
Tugas dan tanggung jawab pada bagian kasir, yaitu sebagai berikut:
a. Menyiapkan daftar kebutuhan kas.
b. Menyiapkan administrasi pengeluaran dan penerimaan kas.
c. Melakukan pembayaran kas.
d. Membuat laporan permintaan pengisian dana kas.
e. Menginput semua transaksi pengeluaran dan penerimaan kas ke sistem.
f. Melaporkan posisi keuangan kepada atasan langsung.
g. Melaporkan posisi kebutuhan dana kepada atasan langsung.
h. Membuat dan mem-follow up laporan permintaan dana kas.
i. Membuat laporan penerimaan dan pengeluaran kas mingguan.
j. Membuat laporan opname kas bulanan.
k. Arsip bukti transaksi kas setiap bulan.

12
8. Krani Personalia
Tugas dan tanggung jawab Krani Personalia, yaitu sebagai berikut:
a. Mencatat data karyawan dan mengupdatenya .
b. Mencatat daftar hadir karyawan.
c. Melaporkan kepada atasan langsung hal yang berhubungan dengan data
karyawan.
d. Menyiapkan dan mencatat data-data karyawan yang baru.
e. Menyimpan semua data karyawan.
f. Memeriksa kelengkapan data administrasi personalian setiap minggu.
g. Membuat laporan personalia setiap minggu
h. Membuat data permintaan gaji karyawan setiap bulan.
i. Membuat laporan presensi dan tenaga kerja karyawan.
j. Membuat laporan PPh pasal 21 karyawan.
k. Meminta identifikasi kebutuhan pelatihan yang diusulkan oleh atasan karyawan.
l. Melakukan komunikasi dengan KTU tentang pengajar dan jadwal pelatihan.
m. Memfasilitasi kegiatan pelatihan internal seperti menyiapkan ruangan, daftar
hadir, LCD dan perbanyak materi pelatihan.
n. Mencatat pelatihan yang telah diikuti oleh karyawan dalam rekaman pelatihan dan
menyimpan fotokopi sertifikt pelatihan ke dalam arsip biodata karyawan.
o. Memfasilitasi kegiatan evaluasi hasil pelatihan (memberikan form evaluasi
kepada atasan langsung peserta pelatihan dan mengarsip hasil evaluasi dalam
arsip biodata karyawan).
p. Melaporkan realisasi program pelatihan internal kepada KTU setiap bulan.
9. Krani Umum
Tugas dan tanggung jawab Krani Umum, yaitu sebagai berikut:
a. Membuat surat keluar
b. Menerima surat masuk
c. Memberi nomor surat dan stempel received pada surat masuk
d. Mendistribusikan surat-surat masuk yang sudah di paraf KTU.
e. Memfilekan surat keluar, surat masuk dan surat intern.
f. Meninput cuti karyawan setiap minggu.
g. Membuat rekap perobatan setiap bulan.

13
h. Membuat rekap surat keluar, masuk dan internal setiap bulan
i. Melakukan registrasi karyawan ke BPJS kesehatan
10. Krani Produksi & Pb. Krani Produksi
Tugas dan tanggung jawab Krani Produksi dan Pb. Krani Produksi, yaitu sebagai
berikut:
a. Membuat laporan sounding.
b. Membuat laporan produksi.
c. Review laporan produksi dan pastikan semua data sudah terinput dengan benar.
d. Cetak laporan produksi, selanjutnya ditandatangani oleh Kr. Produksi, di Review
oleh Askep produksi dan disetujui oleh plant manager.
e. Mengirimkan laporan produksi ke kandir Medan.
f. Mendistribusikan laporan produksi kepada BIA, BTE, PPIC, KDP, Plant Manager
dan KTU.
g. Rekap semua data jam operasional setiap bulan.
h. Membuat keterangan tentang pencapaian produksi dibulan tersebut, serta sebab-
sebab yang terjadi pada hasil produksi.
11. Office Girl
Tugas dan tanggung jawab Office Girl, yaitu sebagai berikut:
a. Mencakup kegiatan kebersihan kantor, kebersihan kamar mandi, kebersihan
ruangan pantry, kebersihan bagian luar kantor dan pemantauan terhadap kondisi
kebersihan kantor, kamar mandi dan ruangan rapat.
b. Membersihkan debu pada meja, tirai, kusen jendela dan lemari, khususnya pada
ruangan plant manager, KTU dan ruangan rapat.
c. Lantai harus disapu dan di pel menggunakan cairan pembersih lantai.
d. Keranjang sampah harus dikosongkan dan ditempatkan kembali pada tempat
semula.
e. Membersihkan bak kamar mandi dengan baik dan menyikat keramik dinding
dengan baik dengan menggunakan cairan pembersih kamar mandi.
f. Memeriksa aliran air apakah tersumbat atau tidak.
g. Mencuci semua peralatan dapur yang digunakan dan menempatkan pada
tempatnya.

14
h. Menyediakan minuman (teh atau kopi) setiap pagi kepada staff kecuali hari
libur.
i. Mengecek ketersediaan air minum, tisue dan makanan ringan sebelum memulai
rapat.
j. Mengecek kebersihan kantor, jika ada yang kotor segera membersihkannya.
k. Apabila ada kebutuhan khusus untuk kebersihan, maka KTU dapat meminta
office girl untuk membersihkannya.
l. Dalam melaksanakan tugasnya wajib menggunakan APD yang diperlukan.
12. Cleaning Part (Kebersihan)
Tugas dan tanggung jawab Cleaning Part (Kebersihan), yaitu sebagai berikut:
a. Melakukan skimming minyak dan lemak di fat trap Fatty Acid dan Tank Farm
secara berkala ke Melting Tank.
b. Melakukan pengumpulan minyak dan lemak di area Fatty Acid dan Tank Farm
dari sample point, ceceran yang ada di lanrtai ke melting tank.
c. Membersihkan aliran parit Fatty Acid plant dan Tank Farm, parit aliran hujan
Fatty Acid dan Tank Farm dari sampah atau kotoran lainnya supaya berfungsi
dengan baik.
d. Membersihkan area halaman Fatty Acid dan Tank Farm secara berkala.
e. Menjaga kebersihan area Fatty Acid Plant dan Tank Farm setiap hari mulai dari
lantai 0 sampai keatas secara berkala.
f. Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan kepadanya sehubungan dengan
pekerjaan, sesuai intruksi KTU, Supertenden (SPT) produksi, Supervisor (SPV)
Fatty Acid dan Tank Farm.
g. Dalam melaksanakan tugasnya wajib menggunakan APD yang diperlukan.

D. Proses Produksi Oleokimia


Oleokimia adalah produk yang dihasilkan oleh industri kimia yang diperoleh
dari lemak dan minyak sebagai bahan baku. Oleokimia yang diperoleh dari minyak
nabati/hewan disebut oleokimia alami, sedangkan oleokimia yang diperoleh dari
minyak olahan petrokimia (minyak bumi) disebut oleokimia sintetis. Oleokimia terbagi
atas dua kelompok, yaitu:
1. Oleokimia Dasar, yaitu asam lemak (fatty acid), gliserin (glycerine), alkohol lemak
(fatty alcohol), metil ester (methyl ester), amina lemak (fatty amine).

15
2. Oleokimia Turunan, yaitu asam lemak alkanolamida (fatty acid alkanolamides), asam
lemak etoksilat (fatty acid ethoxylates), lemak alcohol etoksilat (fatty alcohol
ethoxylates), dll.
Secara umum bahan baku untuk industri oleokimia alami adalah minyak atau
lemak yang berasal dari tumbuhan, minyak sawit (CPO), minyak inti sawit (CPKO),
minyak kelapa (CNO) dan hewan, lemak sapi (tallow), lemak babi (lard). Sedangkan
untuk industri oleokimia sintetis adalah etilena, propilena dan olefin.
Oleokimia merupakan senyawa turunan minyak lemak yang dihasilkan melalui
proses kimia. Dengan proses kimia struktur minyak tersebut dipecah menjadi asam
lemak dan gliserol. Oleokimia dapat digunakan sebagai bahan baku atau sebagai
perantara untuk industri farmasi, karet, plastik, cat dan pelumas.
Bahan baku dalam produksi oleokimia adalah RBDPS (Refined, Bleached,
Deodorized Palm Sterin) dan CPKO (Crude Palm Kernel Oil). Dimana untuk
mendapatkan bahan baku tersebut dibutuhkan beberapa proses di Pabrik Kelapa Sawit
yaitu sebagai berikut.
 Pabrik Kelapa Sawit mengolah sawit dari Tandan Buah Segar (TBS) yang di proses
menghasilkan CPO (Crude Palm Oil) dan PK (Palm Kernel).
 CPO (Crude Palm Oil) diolah di pabrik refenery menjadi RBDPO (Refined,
Bleached and Deodorized Palm Oil) dan PFAD (Palm Fatty Acid Destilate).
 RBDPO (Refined, Bleached, Deodorized Palm Oil) diolah di fraksinasi menjadi
RBDPS (Refined, Bleached, Deodorized Palm Sterin) dan Olein.
 PK (Palm Kernel) yang dihasilkan di Pabrik Kelapa Sawit diolah di unit Kernel
Croshing Plant (KCP) untuk menghasilkan PKE (Palm Kernel Expeller) dan CPKO
(Crude Palm Kernel Oil).
Setelah didapat bahan baku untuk produksi Oleokimia, yaitu RBDPS dan
CPKO. Selanjutnya baru dapat di olah di pabrik oleokimia. Proses produksi oleokimia,
yaitu sebagai berikut:

16
FLOW CHART SECTION 211 FAT SPLITTING

RAW MATERIAL
RBDPS/CPKO

DOUBLE
STRAINER

DRYER
211 D7

STEAM SPLITTING COLUMN PROCESS


HIGH 65 211D1 WATER

FATTY ACID SWEET WATER 15%

PRECONCENTRATOR

DRYER

FAT SEPARATOR

CRUDE FATTY ACID


SPSFA
SPKFA (P1200) GLY WATER 25-30%

Intermediate Tank
Intermediate Tank
CRUDE FATTY ACID
SPSFA GLY WATER
SPKFA 25-30%

17
1. Section 211 : Fat Spliting (Proses untuk memisahkan Fatty Acid dan Sweet Water)
 Bahan baku RBDPS (Refined Bleached Deodorized Palm Stearin) dan CPKO
(Crude Palm Kernel Oil) dikirim ke Double Strainer untuk menyaring impuritis
(Material Organik Non Gliserin/MONG).
 Setelah proses Double Strainer dilakukan proses Dryer untuk memisahkan
minyak dari material yang mudah menguap seperti gas dan air dengan proses
pemanasan dan pemakuman untuk mencegah kerusakan peralatan akibat
gelembung gas yang pecah dan terganggunya reaksi karena gas menghambat
perpindahan panas.
 Selanjutnya senyawa Trigliserida yang terdapat dalam minyak atau lemak
dihidrolisa dengan air menghasilkan asam lemak dan gliserin 15% pada proses
Splitting Coloum.
 Asam lemak (Fatty Acid) dan campuran air gliserin (Glycerine Water) dari
Splitting Column didinginkan dan diturunkan tekanannya pada Flashing Vessel.
 Selanjutnya dilakukan proses pemakuman di Dryer untuk mencegah pembentukan
kembali ester selama proses penyimpanan di Tank Farm.
 Setelah dilakukan proses Dryer dihasilkan produk Crude Fatty Acid SPSFA
(Splitting Palm Stearin Fatty Acid) dan SPKFA (Splitting Palm Kernel Fatty
Acid).
 Asam lemak mentah Crude Fatty Acid akan di Fraksinasi dan di Distilasi lebih
lanjut pada Section 216 dan 217.
 Air Gliserin (Glycerine Water) dengan konsentrasi 15% dari Splitting Coloum
dipekatkan sampai konsentrasi 25-30% di Preconcentrator dengan memanfaatkan
panas uap air yang dihasilkan dari Flashing Vessel dan dibantu dengan sistem
vakum.
 Air gliserin pekat dikumpulkan di Fat Separator untuk memisahkan lemak yang
masih terikut dan dibuang secara periodik.
 Setelah dilakukan proses Fat Separator dihasilkan produk Glycerine Water 25-
30%. Kemudian air Giserin pekat dikirim ke Tank Farm untuk di proses lebih
lanjut di Section 212.

18
FLOW CHART SECTION 212 GLYCERINE PRETREATMENT

GLY WATER
25-30%

HCL

SEPARATION VESSEL
212D1

Ca (OH)2 FILTER AID

TREATMENT VESSEL
212D2/D3

FILTER PRESS

FINE FILTER

PRETREATED
GLYCERINE WATER
25-30%

Intermediate Tank

PRETREATED
GLY WATER 25-30%

19
FLOW CHART SECTION 213 GLYCERINE EVAPORATION

PRETREATED GLYCERINE
WATER
25-30%

EVAPORATION CHAMBER
213D1
(Crude Gly Water 30-35%)

EVAPORATION CHAMBER
213D2
(Crude Gly Water 35-42%)

EVAPORATION CHAMBER
213D3
(Crude Gly Water 42-54%)

EVAPORATION CHAMBER
213D4
(Crude Gly Water 54-88%)

CRUDE GLYCERINE WATER


88%

Intermediate Tank

CRUDE GLY WATER


88%

20
2. Section 212 : Glycerine Pretreatment (Proses untuk menghasilkan Gliserin yang
lebih murni)
 Glycerine Water 25-30% dipanaskan hingga 90-95 derajat celcius lalu
diinjeksikan dengan HCL (Asam Klorida) dengan konsentrasi 30% untuk
mencapai pH 2,5-3. Selanjutnya dilakukan proses Separation Vessel untuk
memisahkan Glycerine dengan MONG (Material Organik Non Gliserin).
 Kemudian air gliserin dimasukkan ke salah satu tangki pengolahan Treatment
Vessel serta menginjeksikan Ca(OH)2/Kalsium Hidroksida dengan konsentrasi
45% untuk menetralkan air gliserin menjadi pH 7-7,5 dan menyabunkan lemak
bebas dan asam lemak. Serta menambahkan Filter Aid untuk menyerap kotoran
dan memperluas bidang penyaringan kotoran pada Filter Press sehingga
digapatkan air gliserin jernih.
 Kemudian dilakukan proses Filter Press untuk memisahkan air gliserin dari
ampas penyaringan (Filter Cake).
 Selanjutnya air gliserin disaring dahulu di Fine Filter untuk memastikan tidak ada
kotoran yang terikut.
 Kemudian air gliserin dikirim ke Tank Farm untuk proses selanjutnya pada
section 213.
3. Section 213 : Glycerine Evaporation (Proses untuk meningkatkan konsentrasi akhir
gliserin 88%).
 Air gliserin olahan (Pretreated Glycerine Water) dengan konsentrasi awal 25-30%
di Evaporasi pada proses Evaporation Chamber 213D1 yang bertujuan untuk
mengurangi kadar air dan menambah konsentrasi Gly Water menjadi 30-35%,
selanjutnya di Evaporation Chamber 213D2 untuk mengurangi kadar air dan
menambah konsentrasi Gly Water menjadi 35-42%, selanjutnya di Evaporation
Chamber 213D3 untuk mengurangi kadar air dan menambah konsentrasi Gly
Water menjadi 42-54%, selanjutnya di Evaporation Chamber 213D4 untuk
mengurangi kadar air dan menambah konsentrasi Gly Water menjadi 88%.
 Kemudian Glycerine Water 88% dikirim ke Tank Farm untuk proses selanjutnya
pada section 214 dan 215.

21
FLOW CHART SECTION 214/215 GLYCERINE DISTILLATION

CRUDE GLYCERINE
88%

NaOH

DRIYER 214D7

DISTILLATION
COLUMN 214D2

DISTILLATE I DISTILLATE II POST DISTILLATION


(Crude Gly Water 99,7%) (Crude Gly Water 3-5%) (1-2%)

Active
Carbon

BLEACHER To Tank Farm PITCH GLYCERINE


215D6/7/8 T.901105A
(Crude Gly Water 99,7%)

REFINED GLYCERINE
P 9970

STORAGE TANK
REFINED GLYCERINE
PALMATA 9970

22
4. Section 214/215 : Glycerine Destilation : Meningkatkan Konsentrasi jadi 99,7% dan
bebas dari bau dan kotoran seperti sisa asam lemak dan minyak.
 Crude Glycerine (Gliserin Mentah) diinjeksikan larutan natrium hodroksida
(NaOH) dengan konsentrasi 45% untuk menyabunkan sisa asam lemak dan
minyak yang terdapat dalam gliserin mentah untuk di peroleh pH 8-9 dan
selanjutnya dilakukan proses Dryer untuk menghilangkan kadar air dan gas.
 Selanjutnya masuk ke Distillation Coloum dilengkapi dengan Climbing Film
Evaporator dan “Sistem Pemanasan Sirkulasi” dimana uap panas langsung
diinjeksikan untuk membantu mensirkulasikan cairan dan menurunkan tekanan
parsial gliserin (mempercepat proses pemanasan dan penguapan) yang akan di
distilasi. Uap gliserin dikondensasi membentuk distilat I yang berkualitas tinggi
menghasilkan konsentrasi Crude Glycerine 99,7 % dan distilat II yang berkualitas
rendah menghasilkan konsentrasi Crude Glycerine 3-5%.
 Distilate II dapat di proses kembali ke Section 212 atau digunakan sebagai
aplikasi kedua.
 Distilate I dari Distilation Coloum masih berwarna kekuningan. Maka dilakukan
proses Bleacher (pemutihan). Proses Bleacher berfungsi untuk menghilangkan
warna pada gliserin dengan bantuan karbon aktif (aktive carbon).
 Selanjutnya air gliserin disaring dahulu di Fine Filter untuk memastikan tidak ada
kotoran yang terikut.
 Setelah proses bleacher dan fine filter dihasilkan produk Refined Glycerine P
9970.

23
FLOW CHART SECTION 216 FATTY ACID DISTILLATION

Top Fraction
CASE 1 : C12 – C14
CASE 2 : C6-C8
CASE 3 : C12-C14

Light End

FATTY ACID DISTILLATION Side Fraction


CASE 1 : HPSFA COLUMN 216-D2 CASE 1 : C16, min 97%
CASE 2 : PKFA CASE 2 : C8-C10,C12 max 2,5%
CASE 3 : PSFA CASE 3 : C16

Distillate
DISTILLATION CASE 1 : C18, min 95%
COLUMN 216-D4 CASE 2 : C12-C18+ min 99%
CASE 3 : C16-C18+

Heavy End

218D5

24 B. Destilate Solid
FLOW CHART SECTION 217 FATTY ACID FRACTINATION

Top Fraction
Light End
CASE 1/2 : C12 – C14
CASE 3/4 : C6 – C8
CASE 5 : C10 – C12

Light End
FATTY ACID
CASE 1 HPSFA FRACTIONATION Side Fraction 1
CASE 2 PSFA COLUMN 217 – D2 CASE 1/2 : -
CASE 3 PKFA CASE 3 : C8 – C10, 98,5%
Side Fraction 2 :
CASE 4 (C8-C10) CASE 4 : C8, 99.5%
CASE 5 : - CASE 1 :
CASE 5 (C12-C14)
1. P1698
2. P1680
CASE 2 :
1. P.1270
2. P.1202 Distillate :
FRACTIONATION CASE 1 : P1602
COLUMN 217 – D3
3. P.1299
CASE 3 : P0810 CASE 2 : P1618PK
CASE 4 : P1499 CASE 3 : ----------
CASE 5 : P1698 CASE 4 : P1618PK
CASE 5 :
1. P1865
2. P1852
3. P1843
FRACTIONATION COLOUM
217 – D4
4. P1801

25
B. Distillate Liquid
FLOW CHART SECTION 218 FATTY ACID HYDROGENATION

NICKEL
Catalyst

MIXING VESSEL

FATTY ACID
1. SPSFA
2. C1618PK + H.ENDS +
MIX FA

HYDROGENATION SEPARATION LOCHEM FILTER 1. HPSFA


REAKTOR COLUMN
VESSEL 218D4 218D6 2. HPK1618+
218 – D3

H2 GAS
Spent Ni-
Catalyst
26
FLOW CHART SECTION H2 HIDROGENT PLANT

Catalyst:
- Alumina
- CMS
Active Como ZnO - Active Carbon
Carbon Catalyst

Pressure
HYDRO CO-SHIFT CONDENSATE H2
BIOGAS REFORMER Swing
DESULFURIZER CONVERTER SEPARATOR Gas
DESULFURIZER Adsorber

CrO
Nickel
Catalyst Condensate
Catalyst

27
5. Section 216 : Fatty Acid Distillation
Pabrik Oleokimia Nubika didesain untuk fraksinasi dan distilasi asam lemak stearin
sawit yang telah di Hidrogenasi HPSFA (Hydrogenated Palm Stearin Fatty Acid),
asam lemak inti sawit PKFA (Palm Kernel Fatty Acid), asam lemak stearin sawit
PSFA (Palm Stearin Fatty Acid). Tergantung dari Case yang dihadapi, asam lemak
dipisahkan menjadi fraksi-fraksi yang berbeda.
CASE 1 CASE 2 CASE 3
Material Umpan Hydrogenated PKFA PSFA
PSFA
Kapasitas 220 TPD 9167 180 180 TPD;7500 Kg/h
Kg/h TPD;7500
Kg/h
Fraksi Atas 1 C12 – C14 C6-C8 C12-C14
Fraksi Samping 1 C16, min 97% C8-C10, C12 C16
max 2,5%
Fraksi Atas 2 Light Ends Light Ends Light Ends
Fraksi Samping 2 C18, min 95% C12-C18+ C16-C18+
min 99%

Kolom beroperasi secara seri dimana pada kolom fraksinasi, evaporasi asam lemak
terjadi di 2 Reboiler yang di panasi dengan uap panas tekanan tinggi 63 barg. Waktu
tinggal yang singkat dalam Reboiler dan Falling Film Evaporator dan temperatur
yang rendah disebabkan oleh pemakaian Low Pressure Drop Structured Packing
akan mengurangi efek thermal pada produk sampai minimum. Nilai
ekonomis/efisiensi proses diperoleh dari pertukaran panas di Heat Exchanger antara
umpan asam lemak yang masuk dengan fraksi produk yang dihasilkan. Sebagai
tambahannya, panas kondensasi dari asam lemak di kolom dimanfaatkan kembali
untuk menghasilkan uap panas bertekanan rendah di Steam Generator.
6. Section 217 : Fatty Acid Fractination
Pabrik Oleokimia Nubika didesain untuk fraksinasi dan distilasi asam lemak stearin
sawit yang telah di Hidrogenasi HPSFA (Hydrogenated Palm Stearin Fatty Acid),
asam lemak inti sawit PKFA (Palm Kernel Fatty Acid), asam lemak stearin sawit

28
PSFA (Palm Stearin Fatty Acid) dan asam lemak minya sawit POFA (Palm Oil Fatty
Acid). Tergantung dari Case yang dihadapi, asam lemak dipisahkan menjadi fraksi-
fraksi yang berbeda.
CASE 1 CASE 2 CASE 3 CASE 4 CASE 5
Material Hydrogenated PSFA/POFA PKFA C8-C10 C12-C14
Umpan PSFA Ex-CASE 3 Ex-CASE 3
Kapasitas 220 TPD;9167 125 200 150 180
Kg/h TPD:5208 TPD;8333 TPD;6250 TPD;7500
Kg/h Kg/h Kg/h Kg/h
Fraksi Atas 1 C12 – C14 C12-C14 C6-C8 C6-C8 C10-C12
Fraksi - - C8-C10 C8 99,5% -
Samping 1 98,5%
Fraksi Atas 2 Light Ends Light Ends Light Ends Light Ends Light Ends
Fraksi C16 99,5% C16 99% C12-C14 C10 99,5% C12 99,5%
Samping 2 99,5%
Fraksi Atas 3 Light Ends Light Ends Light Ends Light Ends Light Ends
Distilat C18 98,5% C18 98,5% C16-C18+ - C14 99%

Dalam keadaan normal ketiga kolom ini beroperasi secara seri. Evaporasi asam
lemak terjadi di Reboiler untuk kolom fraksinasi 217D2, Falling Film Evaporator
untuk kolom fraksinasi 217D3 dan Falling Film Evaporator untuk kolom distilasi
217D4 yang dipanasi dengan uap panas tekanan tinggi 63 barg. Waktu tinggal yang
singkat dalam Reboiler dan Falling Film Evaporator dan temperatur yang rendah
disebabkan oleh pemakaian Low Pressure Drop Structured Packing akan mengurangi
efek thermal pada produk sampai minimum. Nilai ekonomis/efisiensi proses
diperoleh dari pertukaran panas di Heat Exchanger antara umpan asam lemak yang
masuk dengan fraksi produk yang dihasilkan. Sebagai tambahannya, panas
kondensasi dari asam lemak di kolom dimanfaatkan kembali untuk menghasilkan
uap panas bertekanan rendah di Steam Generator.

29
7. Section 218: Fatty Acid Hydrogenation
 Umpan asam lemak SPSFA dari Tank Farm ditransfer ke Hydrogenation dan
dilakukan proses Dryer untuk menghilangkan air dan gas.
 Dari Dryer asam lemak selanjutnya diumpankan melalui pompa bertekanan tinggi
ke Hydrogenation Reaktor Coloum 218D3. Bersamaan diinjeksikan dengan
Hidrogen dan Nickel Catalyst (untuk mempercepat reaksi) maka terjadilah reaksi
eksotermis.
 Setelah terjadinya reaksi masuklah ke Separation Vessel 218D4 untuk
memisahkan produk dan gas.
 Selanjutnya dikirim ke Lochem Filter 218D6 untuk memisahkan produk dengan
Nickel Catalyst.
 Selanjutnya dilakukan proses Fine Filter untuk menangkap bila masih ada Nickel
Catalyst yang terikut didalamnya.
 Setelah proses Fine Filter dihasilkan produk HPSFA (Hidrogenation Palm Stearin
Fatty Acid) dan HPK1618+.
 Setelah itu dikirim ke tangki produk untuk diproses lebin lanjut pada section 216.
8. Section Hydrogent Plant
 Biogas diambil dari hasil limbah PKS (kolam). Limbah kolam dimanfaatkan
untuk umpan Biogas menjadi Hidrogent.
 Dari Biogas dilakukan proses Desulfurizer dengan menginjeksikan Karbon Aktif
(Aktive Carbon) untuk menurunkan kadar H2S menjadi nol.
 Selanjutnya dilakukan proses Hydro Desulfurizer untuk memurnikan lagi H2S
didalam gas.
 Selanjutnya dilakukan proses Reformer untuk mereaksikan Biogas menjadi H2
dengan menginjeksikan Steam (uap) dan Nickel Catalyst untuk mempercepat
reaksi kedalam reformer.
 Selanjutnya dikirim ke Co-Shift Converter untuk menjadikan Co menjadi Co2.
 Setelah itu dikirim ke Condesat Separator untuk memisahkan gas dari steam
(uap) yang terkondensasi (uap menjadi cair kembali).
 Setelah itu dikirim ke Pressure Swing Adsorber untuk pemurnian gas H2 99%.
 Setelah itu dikirim ke tangki Storate tempat penyimpanan gas Hidrogen.

30
E. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Sistem Manajemen Terintegrasi
Lainnya.
1. Keselalamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah bidang yang berhubungan dengan
keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan manusia yang bekerja pada sebuah
institusi ataupun lokasi proyek. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),
yaitu:
a. Melindungi para pekerja dan orang lain ditempat kerja.
b. Menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai secara aman dan efisien.
c. Menjamin proses produksi berjalan lancar.
Aturan yang diterapkan di dalam perusahaan untuk menjamin Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3), yaitu:
a. Karyawan wajib menjaga kebersihan lingkungan tempat kerja.
b. Karyawan wajib menjaga keselamatan dirinya dan karyawan lain serta wajib
memakai alat-alat keselamatan kerja yang telah disediakan oleh perusahaan serta
mematuhi ketentuan-ketentuan mengenai keselamatan kerja yang berlaku.
c. Karyawan yang menemukan hal-hal yang dapat membahayakan karyawan dan
perusahaan, maka harus segera melaporkan hal tersebut kepada
manajemen/pimpinan setempat.
2. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
SMK3 merupakan sistem yang mengatur tentang keselamatan dan kesehatan kerja.
SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam
rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya
kerja yang aman, efisien dan produktif.
3. ISO (The International Organization for Standarization)
ISO (The International Organization for Standarization), yaitu Organisasi
Internasional untuk standarisasi yang menetapkan standar internasional di bidang
industrial dan komersial dunia dimana tujuan pembentukannya untuk meningkatkan
perdagangan antar negara-negara di dunia. ISO adalah salah satu badan penetap
standar internasional yang terdiri dari wakil-wakil dari badan standarisasi nasional
setiap negara untuk mengukur mutu sebuah organisasi. Perusahaan atau brand yang
telah memiliki sertifikat ISO akan lebih berpeluang memenangkan persaingan pasar

31
global. Karena perusahaan atau brand tersebut telah memiliki jaminan kualitas
produk (barang atau jasa) dari ISO sehingga mendapatkan kepercayaan dari
konsumen.
a. ISO 9001 adalah standar internasional yang menetapkan persyaratan untuk sistem
manajemen mutu. Manfaat penerapan ISO 9001 bagi organisasi atau perusahaan,
yaitu:
1) Jaminan kualitas produk dan proses.
2) Meningkatkan kepuasan dan kepercayaan pelanggan.
3) Meningkatkan citra perusahaan dan daya saing.
b. ISO 14001 adalah standar internasional yang mengatur tentang pengelolaan
lingkungan hidup. Manfaat penerapan ISO 14001 bagi organisasi atau
perusahaan, yaitu:
1) Menurunkan potensi dampak terhadap lingkungan.
2) Meningkatkan kinerja lingkungan.
3) Menurunkan resiko pertanggungjawaban lingkungan.
4) Sebagai alat promosi untuk menaikan citra perusahaan.
4. Sasaran Mutu
Sasaran Mutu merupakan suatu target mutu yang ingin dicapai oleh perusahaan yang
sesuai dengan harapan pelanggan.
5. GMP+B2
GMP+B2 merupakan suatu pedoman dalam memproduksi keamanan makanan/pakan
agar tidak terjadi kontaminasi (Higienis).
6. HACCP
HACCP merupakan sistem jaminan keamanan pangan, yang berdasarkan pada
kesadaran bahwa bahaya dapat timbul pada setiap titik atau tahap produksi, namun
dapat dilakukan pencegahan ataupun pengendalian titik kritis.
7. Sistem Jaminan Halal (SJH)
Sistem Jaminan Halal (SJH) merupakan pedoman dalam proses produksi agar bahan
baku/penolong yang digunakan tidak berasal dari bahan yang haram atau najis.
8. RSPO/SCCS
RSPO/SCCS merupakan suatu pedoman perusahaan dalam pengelolaan rantai pasok
bahan baku dari awal hingga akhir.

32
BAB III

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang didapat dari pengenalam umum Permata Hijau Group
(PHG) adalah sebagai berikut :
1. Permata Hijau Group (PHG) adalah sebuah perusahaan kelapa sawit yang didirikan
pada tahun 1984, dengan bisnis inti perkebunan dan pengolahan kelapa sawit,
penyulingan minyak nabati, inti sawit, biodiesel dan oleokimia manufaktur. Produk-
produk hasil olahan kelapa sawit tersebut semuanya ditujukan ke pasar luar negeri
(ekspor).
2. Visi Permata Hijau Group (PHG), yaitu menjadi yang terbaik dan berkelanjutan
dalam industri minyak sawit dengan menghasilkan produk berkualitas dan
bermanfaat bagi masyarakat. Unntuk mencapai visi tersebut perusahaan memiliki
misi, yaitu memenuhi permintaan pelanggan, mengembangkan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang profesional, mengupayakan peningkatan yang berkelanjutan,
memaksimalkan keuntungan bagi stakeholder. Serta menjalankan Value (nilai-nilai)
perusahaan, yaitu Teamwork (kerja sama), Integrity (integritas), Profesionalism
(profesionalisme), Communication (komunikasi) dan Excellence (keunggulan).
3. Untuk menghasilkan produk dalam memenuhi kebutuhan pelanggan, Permata Hijau
Group (PHG) memiliki pabrik-pabrik yang tersebar di Sumatera Utara dan Riau,
diantaranya yaitu PT. Permata Hijau Palm Oil (PHPO), PT. Nubika Jaya (NBK), PT.
Pelita Agung Agroindustri (PAA), PT. Nagamas Palm Oil Lestari (NPO), PT.
Permata Hijau Sawit (PHS), PT. Victorindo Alam Lestari (VAL).
4. Sistem manajemen terintegrasi yang ada di dalam perusahaan, yaitu:
a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah bidang yang berhubungan dengan
keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan manusia yang bekerja pada sebuah
institusi ataupun lokasi proyek. Aturan yang diterapkan di dalam perusahaan
untuk menjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), yaitu:
 Karyawan wajib menjaga kebersihan lingkungan tempat kerja.

33
 Karyawan wajib menjada keselamatan dirinya dan karyawan lain serta wajib
memakai alat-alat keselamatan kerja yang telah disediakan oleh perusahaan
serta mematuhi ketentuan-ketentuan mengenai keselamatan kerja yang berlaku.
 Karyawan yang menemukan hal-hal yang dapat membahayakan karyawan dan
perusahaan, maka harus segera melaporkan hal tersebut kepada
manajemen/pimpinan setempat.
b. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), merupakan
sistem yang mengatur tentang keselamatan dan kesehatan kerja. SMK3 adalah
bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka
pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya kerja
yang aman, efisien dan produktif.
c. ISO 9001 adalah standar internasional yang menetapkan persyaratan untuk sistem
manajemen mutu.
d. ISO 14001 adalah standar internasional yang mengatur tentang pengelolaan
lingkungan hidup.
e. Sasaran Mutu, merupakan suatu target mutu yang ingin dicapai oleh perusahaan
yang sesuai dengan harapan pelanggan.
f. GMP+B2, merupakan suatu pedoman dalam memproduksi keamanan
makanan/pakan agar tidak terjadi kontaminasi (Higienis).
g. HACCP, merupakan sistem jaminan keamanan pangan, yang berdasarkan pada
kesadaran bahwa bahaya dapat timbul pada setiap titik atau tahap produksi,
namun dapat dilakukan pencegahan ataupun pengendalian titik kritis.
h. Sistem Jaminan Halal (SJH), merupakan pedoman dalam proses produksi agar
bahan baku/penolong yang digunakan tidak berasal dari bahan yang haram atau
najis.
i. RSPO/SCCS, merupakan suatu pedoman perusahaan dalam pengelolaan rantai
pasok bahan baku dari awal hingga akhir.
5. Oleokimia adalah bahan kimia yang diperoleh dari lemak dan minyak. Bahan baku
dalam produksi oleokimia, yaitu RBDPS dan CPKO. Bahan baku tersebut diperoleh
melalui proses:
 Pabrik Kelapa Sawit (PKS) mengolah Tandan Buah Segar (TBS) yang di proses
menghasilkan CPO dan PK.

34
 CPO diolah di pabrik refenery menjadi RBDPO dan PFAD (produk jadi).
 RBDPO diolah di fraksinasi menjadi RBDPS dan Olein.
 PK yang dihasilkan di Pabrik Kelapa Sawit diolah di unit KCP untuk
menghasilkan PKE dan CPKO.
 RBDPS dan CPKO diproses di pabrik oleokimia dengan proses kimia terstruktur
dipecah menjadi asam lemak dan gliserol yang dapat digunakan sebagai bahan
baku atau sebagai perantara untuk industri farmasi, karet, plastik cat dan pelumas.

35

Anda mungkin juga menyukai