Anda di halaman 1dari 7

NAMA : KARTIKA MAHARANI

NIM : 835646689

PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD
MODUL 5
KARAKTERISTIK BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

Kegiatan Belajar 1 : Bentuk-Bentuk Kegiatan Belajar yang Biasa Dilakukan Siswa


Sekolah Dasar

Sebagai seorang pendidik, hendaknya kita mampu menemukan metode yang tepat
untuk menarik minat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Yang perlu kita lakukan adalah
banyak mengumpulkan informasi tentang bentuk-bentuk kegiatan belajar yang biasa
dilakukan siswa SD pada umumnya. Bentuk kegiatan belajar tersebut, antara lain:
A. Belajar Menemukan
Menurut Jerome S. Bruner menyatakan bahwa inti belajar adalah bagaimana orang
memilih, mempertahankan, dan mentransformasikan informasi secara aktif. Menurut
Bruner, selama kegiatan belajar berlangsung hendaknya siswa dibiarkan untuk menemukan
sendiri makna segala sesuatu yang dipelajari (discovery learning). Dalam hal ini siswa
diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan dalam memecahkan masalah. Dengan
cara tersebut di harapkan mereka mampu memahami konsep-konsep dalam bahasa mereka
sendiri. Dengan kata lain metode discovery learning mendorong siswa untuk bertanya dan
merumuskan jawaban sementara mereka, serta menarik kesimpulan terhadap prinsip umum
dari contoh praktik atau pengalaman yang dilakukannya.
Bagus Takwin dalam tulisannya “Belajar Menemukan Kesalahan “ mengatakan
bahwa anak dapat diajarkan untuk menemukan kesalahan- kesalahan dari kejadian sehari-
hari dengan menggunakan gambar. Untuk stimulus yang lebih kompleks dapat digunakan
rangkaian gambar yang memuat beberapa kesalahan, lalu anak diminta menemukan
kesalahan dalam rangkaian gambar tersebut. Contoh: tunjukkan serangkaian gambar yang
memuat dua atau lebih anak yang sedang berkelahi, lalu ajukan pertanyaan kepada mereka
apa yang salah dari perilaku anak-anak dalam rangkaian gambar itu. Jawaban-jawaban
anak dapat menjadi bahan diskusi yang dapat merangsang anak untuk berpikir kritis.
Selain itu guru juga dapat menerapkan metode percobaan (Experimental method), yaitu
metode pengajaran yang mendorong dan memberi kesempatan anak melakukan percobaan
sendiri. Terdapat tiga tahapan yang dilakukan anak untuk memudahkan masuknya
informasi ,yaitu mendengar, menulis atau menggambar lalu melihat dan melakukan
percobaan sendiri. Misalnya, mengajak anak ke kebun pisang untuk menjelaskan tentang
pisang. Dengan belajar dari alam, anak dapat mengamati sesuatu secara konkret.

B. Belajar Menyimak
Contoh kegiatan belajar menyimak siswa adalah sebagai berikut:
a. Bermain dengan kata seperti bercerita, membaca serta menulis. Hal ini dapat
membantu siswa mengingat nama, tempat, tanggal dan hal-hal lain dengan cara
mendengar kemudian menyebutkannya.
b. Bermain dengan pertanyaan dengan cara guru memancing keingintahuan dengan
berbagai pertanyaan.
c. Bermain dengan gambar.
d. Bermain dengan musik.

C. Belajar Meniru
Anak akan banyak sekali belajar melalui melihat, mengamati, menginternalisasi
hingga meniru dalam bentuk perilaku, bahkan hingga perilaku hasil meniru menetap
sebagai suatu kebiasaan. Oleh karena itu, guru hendaknya selalu memberi contoh yang
baik , sehingga siswa akan berperilaku sesuai dengan apa yang biasa dilihatnya.

D. Belajar Menghafal
Guru membiasakan siswa menggunakan metode berpikir logis dan matematis pada
siswa dalam belajarnya.
Kecenderungan siswa belajar dengan metode menghafal ini disebabkan oleh budaya
yang terjadi di sekolah, yang pada umumnya didominasi oleh komunikasi satu arah, yaitu
guru ke siswa dan kurang merangsang rasa ingin tahu, prakarsa maupun individualisasi.
Siswa menjadi penerima yang pasif. Metode menghafal juga mengandung akibat buruk
pada perkembangan mental siswa. Metode menghafal merupakan aktivitas yang tidak
terlalu banyak menuntut aktivitas berpikir. Hal ini akan berpola dalam banyak bentuk
kebiasaan belajar, sehingga siswa kehilangan sense of learning atau kepekaan untuk
belajar. Oleh karena itu sebagai guru harus dapat membenahi metode belajar siswa dan
memberi bekal keterampilan belajar serta berusaha membiasakan siswa menggunakan
metode berpikir logis dan sistematis.

E. Belajar Merangkai
Untuk mengembangkan kemampuan belajar merangkai dapat dilakukan dengan
permainan aneka jenis binatang. Melalui permainan ini, siswa yang dibagi ke dalam
beberapa kelompok binatang diharuskan untuk membuat karakteristik dari binatang yang
menjadi kelompoknya. Kemudian menyuruh siswa untuk merangkai pertanyaan mengenai
ciri-ciri yang sudah dibuat oleh teman di kelompok lain. Misalnya:
Keluarga kambing
a. Hidupnya di darat
b. Makanannya rumput
c. Kegunaannya; sebagai hewan ternak, bulunya dapat dibuat untuk kerajinan tangan,
dapat menjadi hewan kurban
d. Ciri-cirinya; mempunyai 4 kaki, berbulu lembut, mempunyai kepala, berkembang
biak dengan melahirkan, tidak punya cakar.
Setelah itu masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan selama
presentasi, kelompok lain boleh bertanya atau menambahkan hal-hal lain tentang binatang
yang sedang dipresentasikan.

F. Belajar Mengamalkan
Metode belajar mengamalkan erat kaitannya dengan mata pelajaran PPKn dan
Agama, karena dengan mata pelajaran tersebut anak diajarkan nilai-nilai moral dan
perilaku yang hendaknya ditampilkan pada saat mereka bersosialisasi di masyarakat.
G. Belajar Menganalisis
Kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengembangkan kemampuan belajar
menganalisis pada siswa SD adalah dengan menggunakan permainan teka-teki atau tebak-
tebakan, sehingga anak terbiasa menganalisis suatu permasalahan berdasarkan informasi
yang tersedia dan mencari jawabannya.
Manfaat dari permainan teka-teki adalah;
a. Mengasah daya ingat
b. Belajar klasifikasi
c. Mengembangkan kemampuan analisis
d. Menghibur

H. Belajar Merespons
Respons merupakan suatu tanggapan yang diberikan oleh seseorang sebagai reaksi
dari suatu tertentu. Contoh kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuan merespons
bagi siswa SD adalah dengan memberikan pertanyaan seputar peristiwa yang terjadi di
sekitarnya, misalnya bagaimana respons/tanggapan siswa apabila temannya sedang ditimpa
musibah banjir, gempa bumi atau tanah longsor.

I. Belajar Mengorganisasikan
Menurut Carl Rogers yang penting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya
guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu:
a. Manusia memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar. Siswa tidak harus belajar
tentang hal-hal yang tidak ada artinya.
b. Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya.
c. Pengorganisasian bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa.
Contoh belajar mengorganisasikan mata pelajaran IPS SD, ketika anak diberikan
pengetahuan tentang sejarah proklamasi kemerdekaan RI, guru dapat membuat skema
sebagai berikut.

J. Belajar Mengambil Keputusan


Pada situs http://www.tabloidnova.com, ditampilkan contoh bahwa sebenarnya anak
sudah belajar secara alami bagaimana mereka harus menentukan pilihan. Pengembangan
kemampuan untuk mengambil keputusan dapat dilakukan dengan metode problem solving
atau pemecahan masalah.

K. Berlatih
Untuk mengembangkan kemampuan berlatih, guru dapat menggunakan metode
bermain peran dengan cara mengajak siswa untuk praktik jual beli di warung sekolah.

L. Belajar Menghayati
Kemampuan menghayati dapat dikembangkan melalui mata pelajaran kesenian, yaitu
dengan cara menghayati suatu peran / tokoh dalam cerita atau menghayati makna yang
terkandung pada sebuah lagu.
M. Belajar Mengamati
Metode untuk membelajarkan anak tentang kemampuan mengamati dapat dilakukan
dengan kegiatan mengajak anak untuk mengenal ekosistem perairan laut yang memiliki
keanekaragaman hayati tinggi.

Kegiatan Belajar 2 : Motivasi Belajar Siswa

A. Motivasi Belajar Siswa


- Pengertian motivasi
Kata motif merupakan kata dasar dari Motivasi yang berarti upaya yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi mengandung 3 hal penting yaitu:
1. hal yang mengawali perubahan energi seseorang
2. motivasi ditandai dengan adanya rasa
3. pemahaman motivasi sebagai respons dari suatu aksi.
Terdapat beberapa teori yang berkaitan dengan motivasi menurut Abraham Maslow,
yaitu :
1. Kebutuhan fisiologis seperti haus, lapar, istirahat.
2. Kebutuhan akan keamanan, bebas dari rasa cemas, khawatir.
3. Kebutuhan akan cinta dan kasih
4. Kebutuhan akan penghargaan misalnya karena kemampuan, naik pangkat, dll
5. Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri yakni mengembangkan bakat dengan usaha
mancapai hasil dalam bidang tertentu.
Ada beberapa fungsi motivasi yaitu sebagai berikut :
1. Sebagai motor penggerak dari setiap kegiatan
2. Dapat memberikan arah dan kegiatan
3. Dapat menjadi alat untuk menyeleksi perbuatan
4. Sebagai pendorong untuk usaha
Berkaitan dengan jenis motivasi, ada beberapa sudut pandang yang membagi motivasi
jadi beberapa macam, diantaranya :
1. Motivasi Intrinsik, yaitu alat pendorong yang ada pada diri seseorang itu sendiri
2. Motivasi ekstrinsik, yaitu pendorong yang berasal dari luar diri individu
bentuk dan cara yang dapat menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah:
berikut adalah beberapa bentuk dan cara yang dapat menumbuhkan motivasi dalam
kegiatan belajar di sekolah.
1. Pemberian Nilai
Dapat diwujudkan dengan simbol berupa angka, huruf atau rangkaian kata
2. Hadiah
Pemberian hadiah akan memberikan motivasi kepada siswa.
3. Saingan/ kompetisi
Kompetisi yang terbuka dan dapat menjadi alat pendorong bagi siswa untuk
mencapai prestasi yang lebih baik.
4. Ego Involvement
Menumbuhkan dan membangkitkan kesadaran dalam diri siswa untuk menerima
tantangan karena hal tersebut dapat mempengaruhi harga diri siswa.
5. Memberi Ulangan
Ulangan dapat dijadikan motivasi bagi siswa untuk meningkatkan volume
belajarnya.
6. Mengetahui Hasil
Yaitu dengan siswa diberitahu hasil dari tugas atau pekerjaan yang telah
dilakukannya, dengan begitu siswa dapat terpacu untuk meningkatkan hasil
pekerjaannya.
7. Pujian
Pujian merupakan bentuk pemberian penguatan sekaligus alat motivasi yang baik.
8. Hukuman
Pemberian hukuman secara bijak dan tidak secara fisik dapat menjadi alat motivasi
bagi siswa agar berbuat lebih baik.
9. Hasrat untuk belajar
Hal ini merupakan bentuk motivasi intrisik yaitu motivasi dari diri siswa itu sendiri.
10. Minat
Minat belajar dapat dibangkitkan demgan memberikan kesempatan untuk
mendapatkan hasil yang baik.
11. Tujuan yang diakui
Penyampaian tujuan pembelajaran kepada siswa juga merupakan sebuah motivasi
bagi siswa agar bersemangat untuk belajar.
Selain faktor motivasi yang sangat mempengaruhi kegiatan belajar, ada pula agar
belajar yang sudah dimiliki oleh masing-masing siswa karena kebiasaan yang tertanam dari
lingkungan. Berikut ini 3 kelompok siswa yang mempunyai gaya belajar sendiri-sendiri.
1. Siswa yang berorientasi pada visual
Kekhasan siswa ini seperti mereka memiliki kebutuhan yang kuat untuk melihat
sesuatu secara visual agar mereka dapat memahami informasi yang mererka lihst
tersebut. Agar siswa dengan tipe belajar visual dapat mengoptimalkan hasil belajarnya,
seyogyanya guru dapat menyediakan informasi atau materi pelajaran dengan berbagai
bentuk grafis, misalnya kartu bergambar, slide, ilustasi gambar, kartun.
2. Siswa yang berorientasi pada suara
Para siswa yang kuat dalam hal pendengarannya akan dapat memahami dan mengingat
suatu informasi dengan baik apabila guru menyampaikan sesuatu secara lisan atau
berceramah. Pendekatan yang dapat dilakukan guru untuk siswa seperti ini adalah
dengan menggunakan tape perekam sebagai alat bantu atau melibatkan siswa dalam
kelompok diskusi, kemudian review verbal pun dapat dilakukan.
3. Siswa yang berorientasi pada benda yang dimanipulasi
Karakter siswa yang mempunyai gaya belajar seperti ini adalah mereka selalu
menempatkan tangan sebgai alat penerima informasi utama agar mereka selalu dapat
mengingat informasi tersebut.
Beberapa cara/kebiasaan guru yang efektif untuk meningkatkan motivasi siswa
menurut Agus Sampurno, antara lain:
1. Konsistensi
Ketika siswa tidak melihat adanya konsistensi maka mereka tidak hanya akan
menunjukkan sikap yang mencari perhatian, tidak hanya dari guru tetapi juga
menunjukkan perilaku yang tidak baik terhadap teman-temannya bahkan saat guru
sedang berada di depan kelas.
2. Perlakuan siswa sebagai individual
Dalam mengajar, sebuah hubungan antar guru dengan siswa perlu terjalin dengan
baik.
3. Jadikan lingkungan fisik kelas bernuansa belajar
Saat melakukan pengaturan tempat duduk siswa, perlu diupayakan membuat siswa
bisa belajar dan bekerjasama dengan temannya (peer learning)
4. Lakukan penilaian terhadap siswa sesering mungkin
Saat menilai siswa perlu menggunakan cara yang berbeda-beda, misalnya
portofolio, obsrvasi, tanya jawab, dll.
5. Dapatkan umpan balik dari cara Anda mengajar dan bekerja
6. Libatkan diri dalam setiap ajang berbagi pengetahuan formal maupun informal
7. Membuka diri terhadap kebutuhan siswa

Anda mungkin juga menyukai