Anda di halaman 1dari 58

Struktur Baja (Rangka dan Portal)

Komponen Tekan
Arie Wardhono, S.T., M.MT., M.T., Ph.D.
Moch. Firmansyah S., S.T., M.T., M.Sc. / Heri Suryaman, S.Pd., M.Pd.

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Negeri Surabaya
2019
Perencanaan struktur baja
Balok lentur dengan pengaku
Balok lentur Sambungan
Sambungan

Komponen tekan
Komponen tekan + lentur Batang tarik dan tekan

Sambungan

Komponen tekan

Sambungan
Perencanaan batang tekan

• Batang - batang tekan yang banyak dijumpai


yaitu kolom dan batang - batang tekan dalam
struktur rangka batang.
• Komponen struktur tekan dapat terdiri dari
profil tunggal atau profil tersusun yang
digabung dengan menggunakan pelat kopel.
• Syarat kestabilan dalam mendisain komponen
struktur tekan sangat perlu diperhatikan,
mengingat adanya bahaya tekuk (buckling)
pada komponen - komponen tekan yang
langsing.
Perencanaan batang tekan
Teori tekuk kolom pertama kali diperkenalkan oleh Leonhard Euler
di tahun 1744.
Komponen struktur yang dibebani secara konsentris, di mana
seluruh serat bahan masih dalam kondisi elastik hingga terjadinya
tekuk, perlahan - lahan melengkung.
Perencanaan batang tekan

Bila asumsi-asumsi di atas dipenuhi, maka kekuatan kolom


dapat ditentukan berdasarkan :
Klasifikasi penampang tekan

• Pasal B.4 SNI 1729:2015 memberikan klasifikasi


bagi penampang struktur berdasarkan rasio tebal
terhadap lebar dari masing-masing elemennya.
• Untuk suatu komponen struktur tekan, maka
penampang diklasifikasikan sebagai penampang
langsing dan penampang non langsing.
• Apabila rasio tebal terhadap lebar dari elemen
tekan tidak melebihi nilai lr , maka penampang
dikategorikan sebagai penampang non langsing.
Klasifikasi penampang tekan

• Sedangkan apabila rasio tebal terhadap lebar


melebihi lr, maka penampang dikategorikan
sebagai penampang langsing.
• Dalam perencanaan rasio lebar terhadap tebal dari
suatu elemen penampang sebaiknya dibatasi
sehingga tidak masuk ke dalam kategori
penampang langsing.
• Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya tekuk
lokal pada penampang, serta agar kekuatan
penampang tidak perlu direduksi.
Panjang tekuk
• Panjang efektif suatu kolom secara sederhana dapat
didefinisikan sebagai jarak di antara dua titik pada kolom
tersebut yang mempunyai momen sama dengan nol, atau
didefinisikan pula sebagai jarak di antara dua titik belok dari
kelengkungan kolom.
• Dalam perhitungan kelangsingan komponen struktur tekan
( l = L/r ), panjang komponen struktur yang digunakan harus
dikalikan suatu faktor panjang tekuk k untuk memperoleh
panjang efektif dari kolom tersebut.
• SNI 03-1729-2002 pasal 7.6.3.1 memberikan daftar nilai faktor
panjang tekuk untuk berbagai kondisi tumpuan ujung dari
suatu kolom.
• Nilai k ini diperoleh dengan mengasumsikan bahwa kolom tidak
mengalami goyangan atau translasi pada ujung-ujung
tumpuannya.
Faktor panjang tekuk
.
Peristiwa tekuk
Tekuk lentur dari komponen struktur tanpa elemen langsing
Jika sebuah komponen struktur tekan dibebani beban aksial tekan
sehingga terjadi tekuk terhadap keseluruhan elemen tersebut
(bukan tekuk lokal), maka ada tiga macam potensi tekuk yang
mungkin terjadi :
• Tekuk lentur. Dapat terjadi pada semua penampang.
• Tekuk torsi. Tekuk torsi hanya terjadi pada elemen-elemen
yang langsing dengan sumbu simetri ganda.
• Tekuk lentur torsi. Tekuk lentur torsi dapat terjadi pada
penampang - penampang dengan satu sumbu simetri saja
seperti profil kanal, T, siku ganda dan siku tunggal sama kaki. Di
samping itu juga dapat terjadi pada penampang - penampang
tanpa sumbu simetri seperti profil siku tunggal tak sama kaki
dan profil Z.
Peristiwa tekuk
.
Panjang tekuk
Perhitungan kelangsingan komponen struktur tekan

l=kL/r
Dimana :
l = kelangsingan komponen tekan
k = faktor panjang tekuk
L = panjang efektif komponen tekan
r = jari-jari girasi

Nilai k diperoleh dengan mengasumsikan bahwa komponen


tekan tidak mengalami goyangan atau translasi pada ujung-ujung
tumpuan. Untuk komponen tekan yang merupakan bagian dari
suatu struktur portal kaku, maka nilai k harus dihitung
berdasarkan suatu nomogram.
Portal bergoyang , tidak bergoyang
.

Portal bergoyang Portal tidak bergoyang


Faktor panjang tekuk
Nilai k merupakan fungsi dari GA dan GB yang
merupakan perbandingan antara kekakuan komponen
struktur yang dominan terhadap tekan (kolom) dengan
kekakuan komponen struktur yang relatif bebas
terhadap gaya tekan (balok)

𝐼
𝐿 𝑐𝑜𝑙𝑢𝑚𝑛
𝐺=
𝐼
𝐿 𝑏𝑒𝑎𝑚
Faktor panjang tekuk

• Untuk komponen struktur tekan yang


dasarnya tidak terhubungkan secara kaku
pada pondasi (contohnya tumpuan sendi),
nilai G tidak boleh diambil kurang dari 10
• Untuk komponen struktur tekan yang
dasarnya terhubungkan secara kaku pada
pondasi (tumpuan jepit), nilai G tidak boleh
diambil kurang dari 1
• Kecuali dilakukan analisa secara khusus untuk
mendapatkan nilai G tersebut.
Nomogram panjang tekuk k
Contoh 1 (Setyawan hal. 59)
Hitunglah nilai k untuk masing-masing kolom dalam
struktur berikut:
Contoh 1 (Setyawan hal. 59)
.
Contoh 1 (Setyawan hal. 59)
.
Kuat penampang tekan
Kekuatan tekan nominal, Pn, dari suatu komponen
struktur tekan akibat tekuk lentur harus ditentukan
berdasarkan keadaan batas dari tekuk lentur.

Nilai Pn, menurut SNI 1729-2015, pasal E.3 adalah :


Pn = Fcr . Ag

dengan :
Ag adalah luas bruto penampang
Fcr adalah tegangan kritis yang ditentukan sebagai
berikut :
Kuat penampang tekan, Fcr
𝐾𝐿 𝐸 𝐹𝑦
Apabila ≤ 4,71 𝑎𝑡𝑎𝑢 ≤ 2,25
𝑟 𝐹𝑦 𝐹𝑒
𝐹𝑦
𝐹𝑐𝑟 = 0,658 𝐹𝑒 . 𝐹𝑦 (E3-2)

𝐾𝐿 𝐸 𝐹𝑦
Apabila > 4,71 𝑎𝑡𝑎𝑢 > 2,25
𝑟 𝐹𝑦 𝐹𝑒

𝐹𝑐𝑟 = 0,877 . 𝐹𝑒 (E3-3)

𝜋2 .𝐸
𝐹𝑒 = Tegangan tekuk kritis Euler =
(𝐿/𝑟)2
𝐿
𝐴𝑔 = Luas penampang bruto ; = kelangsingan batang
𝑟
Kuat penampang tekan
Besarnya faktor ketahanan fc, dan faktor
keamanan tekan, Wc, ditentukan dalam
pasal E.1 SNI 1729:2015 sebagai berikut :

Metode DFBK fc = 0,90

Metode DKI Wc = 1,67


Stabilitas penampang (local stability)
Rasio lebar terhadap tebal pada batang yang menahan beban aksial
tekan harus memenuhi syarat-syarat berikut :
Tabel B4.1a – Tekan aksial
.
Tabel B4.1a – Tekan aksial
.
Tabel B4.1a – Tekan aksial
.
Tabel B4.1a – Tekan aksial
.
Contoh 1
Tentukan kekuatan desain dan kekuatan tekan tersedia dari
suatu komponen struktur tekan dalam gambar berikut. Mutu
baja dari ASTM A992 (Fy = 345 MPa)
Contoh 1
.
Contoh 1
.
Tekuk lentur torsi
Tekuk Torsi dan Tekuk Lentur Torsi Dari
Komponen Tanpa Elemen Langsing
• SNI 1729:2015 pasal E.4 mencantumkan
persyaratan pemeriksaan terhadap tekuk
lentur torsi untuk profil-profil simetris
tunggal, asimetris dan penampang simetris
ganda tertentu, misalnya kolom cruciform,
siku tunggal dengan b/t > 20, dan profil T.
.
Tekuk lentur torsi

Tekuk lentur Tekuk torsi Tekuk lentur torsi


Tekuk lentur torsi
Kekuatan tekan nominal, harus ditentukan
berdasarkan pada keadaan batas dari tekuk torsi
dan tekuk torsi-lentur sebagai berikut :

𝑷𝒏 = 𝑭𝒄𝒓 . 𝑨𝒈 (E4-1)

𝐹𝑐𝑟 = Tegangan kritis


𝐴𝑔 = Luas penampang bruto
Tekuk lentur torsi
(1) Untuk komponen struktur tekan siku ganda dan profil T

𝑭𝒄𝒓𝒚 + 𝑭𝒄𝒓𝒛 𝟒. 𝑭𝒄𝒓𝒚 . 𝑭𝒄𝒓𝒛 𝑯 (E4-2)


𝑭𝒄𝒓 = 𝟏− 𝟐
𝟐𝑯 𝑭𝒄𝒓𝒚 + 𝑭𝒄𝒓𝒛

dimana 𝐹𝑐𝑟𝑧 diambil sebagai 𝐹𝑐𝑟 dari persamaan E3.2 dan E3.3 untuk
𝑲𝑳 𝑲𝒚 𝑳
tekuk lentur pada sumbu y simetris dan = untuk komponen
𝒓 𝒓𝒚
𝑲𝑳 𝑲𝑳
berbentuk T, dan = dari pasal E6 untuk siku ganda.
𝒓 𝒓 𝒎
𝑮𝑱
𝑭𝒄𝒓𝒛 = (E4-3)
𝑨𝒈 𝒓𝟐𝟎
Tekuk lentur torsi
.
Tekuk lentur torsi
.
Tekuk lentur torsi
.
Tekuk lentur torsi

Catatan :
Contoh 2
Hitunglah beban yang dapat diterima kolom WF 400.400.16.24 di bawah
ini, mutu baja A36.

Diketahui:
Mutu Baja A36 : Fy = 250 MPa ; Fu = 400 MPa
Ag = 25490 mm2 b = 403 mm r0 = 22 mm
Ix = 780000000 mm4 h = 406 mm
Iy = 262000000 mm4 tf = 24 mm
rx = 175 mm tw = 16 mm
ry = 101 mm Sx = 3840000 mm3
E = 200000 MPa Sy = 1300000 mm3
Contoh 2
Kontrol kelangsingan
Perletakan sendi-sendi k = 1

k L / ry = 1 (3000) / 101 = 29,7 < 200 … OK

Kontrol stabilitas penampang


b / 2tf = 403 / 2 (24) = 8,4
𝐸
0,45 = 15,84 > 8,4 … OK
𝐹𝑦

(h – 2tf – 2r0) / tw = (406 – 2 (24) – 2 (22)) / (16) = 19,63


𝐸
1,49 = 24,81 > 19,63 … OK
𝐹𝑦
Contoh 2
Kontrol tekuk
𝜋2 𝐸
𝐹𝑒 = 𝐾𝐿 2
= 2235,1 Mpa
𝑟

𝐸
4,71 = 136 > k L / ry = 30 Rumus E3-2
𝐹𝑦
𝐹𝑦
= 0,107 < 2,25
𝐹𝑒
𝐹𝑦
𝐹𝑐𝑟 = 0,658𝐹𝑒 . 𝐹𝑦 = 229,45 MPa

Pn = Fcr . Ag = 229,45 x 25490 = 5848739 N


Contoh 2
Kontrol tekuk, lentur torsi
𝐾𝐿 𝐾𝐿
= = 29,7 (E6-1)
𝑟 0 𝑟𝑦
𝜋 2𝐸
𝐹𝑒 = 2
= 2235,1 MPa (E3-2)
𝐾𝐿/𝑟
𝐹𝑐𝑟𝑦 = 0,658.𝐹𝑦/𝐹𝑒 𝐹𝑦 = 229,5 MPa (E7-2)

Xo = 0
𝑦0 = 𝑦 − (𝑡𝑓/2)= 0
𝐼𝑥 + 𝐼𝑦 𝐼𝑥 + 𝐼𝑦
𝑟02 = 𝑥02
+ 𝑦02 + 2
= 0 + 𝑦0 + = 40879 mm2
𝐴𝑔 𝐴𝑔
𝑥02 + 𝑦02
𝐻 =1− = 1 (E4-10)
𝑟02
𝐸
𝐺= = 76923,1 MPa (SNI G = 77200 MPa)
2(1 + 𝑣)
Contoh 2
Kontrol tekuk, lentur torsi
𝑏. 𝑡 3
𝐽= = [2 (403 x 243)]/3 + [(406-2(24))(163)]/3 = 4202837,3 mm3
3
𝐺𝐽
𝐹𝑐𝑟𝑧 = 2 = 310,26 MPa
𝐴𝑔. 𝑟0 .
Fcry + Fcrz = 229,5 + 310,26 = 539,72 MPa
𝐹𝑐𝑟𝑦 +𝐹𝑐𝑟𝑧 (4𝐹𝑐𝑟𝑦 .𝐹𝑐𝑟𝑧 H)
𝐹𝑐𝑟 = . 1− 1− = 263,81 MPa
2𝐻 (𝐹𝑐𝑟𝑦 +𝐹𝑐𝑟𝑧 )2

Pn = Fcr . Ag = 263,81 x 25490 = 6724471 N Tekuk lentur torsi

Pn = 5848739 N Tekuk lentur


Contoh 2
Kesimpulan

Kuat tekan berdasarkan tekuk lentur


Berdasarkan DFBK
fPn = 0,9 Pn = 0,9 (5848739) = 5263865 N

Berdasarkan DKI
Pn/Wt = 5848739 / 1,67 = 3502239 N
Contoh 3
Hitunglah kekuatan profil siku dobel di bawah ini, mutu baja A36
Mutu baja AS 36 (Fy = 250 MPa ; Fu = 400 Mpa)
Profil siku 80.80.10 (NIM Genap) dan siku 80.80.12 (NIM Gasal)

L = 3,2 m (NIM Genap)


L = 3,4 m (NIM Gasal)
Contoh 3
Diketahui:
Mutu Baja A36 : Fy = 250 MPa ; Fu = 400 Mpa

Profil siku 80.80.8


Ag = 1230 mm2 E = 200000 MPa
Ix = Iy = 72300 mm4 v = 0,3
rx = ry = 24,2 mm b = 80 mm
rz = 15,5 mm tf = 8mm
e = y = 22,6 mm
ts = buhul = 10mm
Lx = 3000 mm

Kontrol kelangsingan
Perletakan sendi-sendi k = 1

k L / r = 1 (3000) / 24,2 = 123,97 < 200 … OK


Contoh 3
Kontrol stabilitas penampang

b / 2tf = 80 / 8 = 10
𝐸
0,45 = 12,73 > 10 … OK
𝐹𝑦

𝑡𝑠
𝐼𝑦 =2(𝐼𝑦 +A.(e+ )2 ) = 2018529 mm4
2
𝐼𝑦
𝑟𝑦 = = 28,65 mm > 24,2 mm ….. OK
2.𝐴𝑔

Kontrol tekuk sumbu x

k L / rx = 1 (3000) / 24,2 = 123,97


Contoh 3
Kontrol tekuk sumbu x
𝜋2 𝐸
𝐹𝑒 = 𝐾𝐿 2
= 128,3 MPa Mpa
𝑟

𝐸
4,71 = 133,2 > k L / rx = 123,97 Rumus E3-2
𝐹𝑦

𝐹𝑦
𝐹𝑐𝑟 = 0,658𝐹𝑒 . 𝐹𝑦 = 110,6 MPa

Pn = Fcr . 2 Ag = 110,6 x 2 (1230) = 272094 N


Contoh 3
Kontrol tekuk, lentur torsi
𝐾𝐿 𝐾𝐿
= = 1 (3000) / 28,65 = 104,73 (E6-1)
𝑟 0 𝑟𝑦
0,75.𝐾𝐿.𝑟𝑧
a≤ = 1217 mm
𝑟𝑦

Digunakan 4 lapangan
a = 3000 / 4 = 750 mm
< 1217 mm ….. OK
𝐾𝑎 𝐾𝑎
= = 1 (750) / 15,5 = 48,39 > 40 (E6-2b)
𝑟𝑖 𝑟𝑧
𝐾𝑖𝑎 0,5. 𝑎
= = 0,5 (750) / 15,5 = 24,19
𝑟𝑖 𝑟𝑖

𝐾𝐿 𝐾𝐿 2 𝐾𝑖𝑎 2
= + = 107,49 < 133,2
𝑟 𝑚 𝑟 0 𝑟𝑖
Contoh 3
Kontrol tekuk, lentur torsi

𝜋 2𝐸
𝐹𝑒 = 2
= 170,67MPa (E3-2)
𝐾𝐿/𝑟
𝐹𝑐𝑟𝑦 = 0,658.𝐹𝑦/𝐹𝑒 𝐹𝑦 = 135,42 MPa (E7-2)

Xo = 0
𝑦0 = 𝑦 − (𝑡𝑓/2)= 22,6 – (8/2) = 18,6 mm
𝐼𝑥 + 𝐼𝑦 𝐼𝑥 + 𝐼𝑦
𝑟02 = 𝑥02
+ 𝑦02 + 2
= 0 + 𝑦0 + = 463,52 mm2
𝐴𝑔 𝐴𝑔
𝑥02 + 𝑦02
𝐻 =1− = 0,254 (E4-10)
𝑟02
𝐸
𝐺= = 76923,1 MPa (SNI G = 77200 MPa)
2(1 + 𝑣)
Contoh 3
Kontrol tekuk, lentur torsi
𝑏. 𝑡 3
𝐽= = [2 (80 x 83)]/3 + [(80-8)(83)]/3 = 51882,7 mm3
3
𝐺𝐽
𝐹𝑐𝑟𝑧 = 2 = 3500,1 MPa
𝐴𝑔. 𝑟0 .
Fcry + Fcrz = 135,42 + 3500,1 = 3635,47 MPa
𝐹𝑐𝑟𝑦 +𝐹𝑐𝑟𝑧 (4𝐹𝑐𝑟𝑦 .𝐹𝑐𝑟𝑧 H)
𝐹𝑐𝑟 = . 1− 1− = 260,75 MPa
2𝐻 (𝐹𝑐𝑟𝑦 +𝐹𝑐𝑟𝑧 )2

Pn = Fcr . Ag = 260,75 x 2 (1230) = 641445 N Tekuk lentur torsi

Pn = 272094 N Tekuk lentur


Contoh 3
Kesimpulan

Kuat tekan berdasarkan tekuk lentur


Berdasarkan DFBK
fPn = 0,9 Pn = 0,9 (272094) = 244885 N

Berdasarkan DKI
Pn/Wt = 272094 / 1,67 = 162931 N
Komponen tekan : ASD - PPBBI 1984
.

LRFD

ASD s ijin dasar


Komponen tekan : ASD - PPBBI 1984
.
Komponen tekan : ASD - PPBBI 1984
.
Komponen tekan : ASD - PPBBI 1984
.
Tugas 7
Hitunglah beban yang dapat diterima kolom WF 350.350.10.16 (NIM
Gasal) atau WF 350.350x12.19 (NIM Genap) di bawah ini dengan mutu
baja A36.

L = 3,2 m (NIM Gasal)


L = 3,4 m (NIM Genap
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai