Anda di halaman 1dari 14

Metallograpy

1. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum metallograpy adalah :
a) Mengetahui langkah-langkah untuk mengamati struktur mikro dari suatu
material.
b) Mengetahui perbandingan struktur mikro serta tampilan fisik material etsa
dan non-etsa.
c) Mengetahui pengaruh komposisi struktur mikro dan komposisi kimia
terhadap sifat mekanik dan klasifikasi material.

2. Alat dan Bahan


2.1. Spesimen
Spesimen yang digunakan pada percobaan Metallography ini adalah sebagai
berikut :
1. Baja poros (etching)
2. Besi cor Kelabu (non-etching)
3. Besi cor kelabu (etching)
4. Besi cor nodular (etching)
2.2. Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan Metallography ini adalah sebagai
berikut:
1. Alat pemotong benda menjadi spesimen, contoh alat las acetylene, wirecut,
dan gergaji mesin
2. Mesin grinding dan polishing
3. Kertas gosok grid 80, 120, 240, 320, 600, 800, 1000, 1500, 2000
4. Kain halus ( kain beludru )
5. Serbuk alumina
6. Cairan pengetsa
 Baja poros ( Nital )
 Besi cor kelabu ( Nital )
 Besi cor nodular ( Nital )
7. Cairan aquades
8. Mikroskop optis dengan pembesaran 400x

3. Langkah percobaan
Langkah-langkah yang dilakukan saat melakukan percobaan metallography
antara lain :
1. Persiapan alat untuk mengambil spesimen dari benda
2. Spesimen dipotong menggunakan alat las acetylene
3. Spesimen dipotong menggunakan wirecut untuk menghilangkan/
memperkecil efek Heat Affective Zone
4. Specimen dipotong menggunakan gergaji mesin untuk menghilangkan dari
Heat Affective Zone proses wirecut
5. Spesimen di grinding dengan menggunakan kertas gosok mulai grid 80
sampai 2000
6. Spesimen dipoles menggunakan kain beludru yang diberi serbuk alumina
7. Spesimen di etsa selama 3-5 detik lalu spesimen segera dicuci dengan air
aquades dan dilap hingga kering
8. Spesimen diletakkan pada mikroskop optis dan mengatur pembesaran
hingga 400x
9. Struktur mikro digambar seperti yang terlihat pada mikroskop
10. Komposisi struktur mikro dihitung dari hasil pengamatan

4. Analisa dan Pembahasan


4.1 Tampilan Spesimen dengan Mikroskop Perbesaran 400x
4.1.1 Besi Cor Nodular (etching)
Gambar 4.1. Struktur mikro baja nodular (etching)

Perbesaran : 400 kali


Penyusun struktur mikro :
150
Ferrite : 554 × 100 % = 27,02 %
360
Pearlite : 554 × 100 % = 64,98 %
44
Graphite : 554 × 100 % = 8 %

Matriks : Pearlitik
4.1.2 Besi Cor Kelabu (etching)

Gambar 4.2. Struktur mikro baja cor kelabu (etching) yang di grid

Penyusun struktur mikro :


257
Ferrite : 522 × 100 % = 49,23 %
226
Pearlite : 522 × 100 % = 43,30 %
39
Graphite : 522 × 100 % = 7,4 %

Matriks : Ferritik
4.1.3 Baja Poros (etching)

Gambar 4.3. Struktur mikro Baja Poros (etching) yang di grid


Perbesaran : 400 kali
Penyusun struktur mikro :
180
Ferrite : 314 × 100 % = 57,32 %
134
Pearlite : 314 × 100 % = 42,67 %

Matriks : Ferritik
4.1.4 Besi Cor Kelabu (non-etsa)

Gambar 4.3. Struktur mikro Besi Cor Kelabu (non-etching)

4.2. Contoh Perhitungan


Diketahui informasi massa jenis dan kadar karbon maksimal :
ρ pearlite = 7,78 gr/cm3 ; %Cmax = 0,008%
ρ ferrite = 7,89 gr/cm3 ; %Cmax = 0,8%
ρ graphite = 2,6 gr/cm3 ; %Cmax = 100%

1. Spesimen Baja Cor Nodular (etching)


Komposisi kimia :
150
Ferrite : 554 × 100 % = 27,02 %
360
Pearlite : 554 × 100 % = 64,98 %
44
Graphite : 554 × 100 % = 8 %

Asumsi : Volume = 1 cm3


Penyelesaian :
 Massa pearlite = % pearlite* ρ pearlite * volume
64,98
Massa Pearlite = 7,89 × = 5,12 𝑔𝑟
100

 Massa ferrite = % ferrite * ρ ferrite * volume


27,02
Massa Ferrite = 7,78 × = 2,10 𝑔𝑟
100

 Massa graphite = % graphite * ρ graphite * volume


8
Massa Graphite= 2,6 × 100 = 0,21 𝑔𝑟

Sehingga massa total = 5,12 gr + 2,10 gr + 0,21 gr


= 7,43 gr
𝛴(𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑛 𝑥 % 𝐶𝑚𝑎𝑥)
Mencari % 𝐶 = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑛

(2,10 × 0,008) + (5,12 × 0,8) + (0,21 × 100)


=
7,43
= 3,38 % (Besi Cor Nodular “Etsa”)

2. Spesimen Baja Cor Kelabu (etching)


Komposisi kimia :
257
Ferrite : 522 × 100 % = 49,23 %
226
Pearlite : 522 × 100 % = 43,30 %
39
Graphite : 522 × 100 % = 7,4 %

Diketahui :
 ρ pearlite = 7,78 gr/cm3 ; %Cmax = 0,008%
 ρ ferrite = 7,84 gr/cm3 ; %Cmax = 0,8%
 ρ graphite = 2,267 gr/cm3 ; %Cmax = 100%
Asumsi :
 Volume = 1 cm3
Penyelesaian :
 Massa pearlite = % pearlite* ρ pearlite * volume
43,3
Massa Pearlite = 7,89 × 100 = 3,42 𝑔𝑟
 Massa ferrite = % ferrite * ρ ferrite * volume
49,23
Massa Ferrite = 7,78 × = 3,83 𝑔𝑟
100

 Massa graphite = % graphite * ρ graphite * volume


7,4
Massa Graphit= 2,6 × 100 = 0,2 𝑔𝑟

Sehingga massa total = 3,42 gr + 3,83 gr + 0,2 gr


= 7,45 gr
𝛴(𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑛 𝑥 % 𝐶𝑚𝑎𝑥)
Mencari % 𝐶 = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑛
(3,83 × 0,008)+(3,42 ×0,8)+(0,2 ×100)
= 7,45

= 3,05 %

3. Spesimen Baja Poros (etching)


Komposisi kimia :
180
Ferrite : 314 × 100 % = 57,32 %
134
Pearlite : 314 × 100 % = 42,67 %

Diketahui :
 ρ pearlite = 7,78 gr/cm3 ; %Cmax = 0,008%
 ρ ferrite = 7,84 gr/cm3 ; %Cmax = 0,8%
Asumsi :
 Volume = 1 cm3
Penyelesaian :
 Massa pearlite = % pearlite* ρ pearlite * volume
42,67
Massa Pearlite = 7,89 × = 3,36 𝑔𝑟
100

 Massa ferrite = % ferrite * ρ ferrite * volume


57,32
Massa Ferrite = 7,78 × = 4,46 𝑔𝑟
100

Sehingga massa total = 3,36 gr + 4,46 gr


= 7,82 gr
𝛴(𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑛 𝑥 % 𝐶𝑚𝑎𝑥)
Mencari % 𝐶 = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑛

(4,46 × 0,008) + (3,36 × 0,8)


=
7,82
= 0,34 %
4. Baja cor kelabu non etsa
Pada baja cor kelabu non etsa tidak dapat dilakukan perhitungan dikarenakan
struktur mikro yang didapat tidak tergambar dengan jelas

4.3. Pembahasan
4.3.1 Spesimen Besi Cor Nodular

Nodular Cast Iron Hypoeutectoid


Pearlitic

Perbesaran : 400X

Ferrite : 27,02%

Pearlite : 64,98%

Graphite : 8%

Matriks : Pearlitic

Gambar 4.4 Struktur mikro spesimen besi cor nodular (etching)

Dari hasil praktikum dapat diketahui bahwa pada perbesaran 400x dengan
mikroskop tampak bahwa struktur mikro yang terlihat pada spesimen besi tuang
nodular yang dietsa adalah ferrite, pearlite dan grafit. Dari perhitungan
berdasarkan grid, diperoleh persentase ferrite (bagian terang) sebesar 27,02%,
persentase pearlite (bagian gelap) sebesar 64,98%, dan persentase grafit (bagian
berbentuk bulat hitam) sebesar 8%. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah
dilakukan dengan mengalikan persen karbon masing-masing struktur mikro,
maka didapatkan massa karbon dalam ferrite sebesar 2,10 gram, pada pearlite
5,12 gram, dan pada grafit 0,21 gram. Pada perhitungan akhir dalam mencari
persen carbon secara keseluruhan untuk besi tuang nodular ini adalah 3,38%
dimana hasil tersebut sesuai dengan teori yang ada, yaitu bahwa besi tuang
memiliki kandungan karbon sebesar 2% - 4,3%.
Pada gambar perbesaran struktur mikro besi tuang di gambar 4.4, tampak bahwa
ada ferrite, pearlite dan grafit berbentuk nodular (spheroid) dalam susunannya.
Bentuk grafit lebih bulat daripada grafit pada malleable cast iron. Terbentuknya
grafit berbentuk spheroid tersebut disebabkan karena adanya penambahan elemen
paduan tertentu seperti magnesium dan cerium. Penambahan tersebut biasanya
dilakukan tepat sebelum casting. Berdasarkan struktur mikronya, bentuk grafit
spheroid pada besi tuang mengurangi kontinyuitas matriks tidak sebanyak besi
tuang abu-abu. Sehingga, besi tuang nodular ini memiliki keuletan yang lebih
tinggi, namun kekuatan dan ketangguhan yang lebih kecil daripada besi tuang
abu-abu. Selain itu, dapat dilihat juga bahwa matriks spesimen tersebut adalah
pearlite karena warna matriksnya cenderung dominan lebih gelap dari bagian yang
lain. Hal ini membuktikan bahwa dilakukan pendinginan yang cepat (Quenching)
pada spesimen. Spesimen ini digunakan sebagai bahan untuk perpipaan dan suku
cadang khusus.

4.3.2 Besi Cor Kelabu (etching)

Gray Cast Iron Hypoeutectoid


Ferritic

Perbesaran : 400X

Ferrite : 49,23 %

Pearlite : 43,30 %

Graphite : 7,4 %

Matriks : Ferritic

Gambar 4.5 Struktur mikro spesimen besi cor kelabu (etching)


Dari hasil praktikum dapat diketahui bahwa pada perbesaran 400x
dengan mikroskop tampak bahwa struktur mikro yang terlihat pada
spesimen besi tuang abu-abu (grey cast iron) yang dietsa adalah ferrite,
pearlite dan grafit. Dari perhitungan berdasarkan grid, diperoleh
persentase ferrite (bagian terang) sebesar 49,23 %, persentase perlit
(bagian gelap) sebesar 43,30 %, dan persentase grafit (bagian
berbentuk bulat hitam) sebesar 7,4 %. Berdasarkan hasil perhitungan
yang telah dilakukan dengan mengalikan persen karbon masing-masing
struktur mikro, maka didapatkan massa carbon dalam ferrite sebesar
3,83 gram, pada pearlite 3,42 gram, dan pada grafit 0,2 gram. Pada
perhitungan akhir dalam mencari persen carbon secara keseluruhan
untuk besi tuang abu-abu ini adalah 3,05 % dimana hasil tersebut
sesuai dengan teori yang ada, yaitu bahwa besi tuang memiliki
kandungan karbon sebesar 2% - 4,3%.
Berdasarkan gambar struktur mikro spesimen dapat diketahui
ferrite merupakan daerah berwarna putih, pearlite merupakan daerah
kecoklatannya dengan bentuk lamel, dan grafit yang berwarna hitam
dengan bentuk serpih (flake). Dari persentase yang didapatkan dapat
diketahui bahwa matriks spesimen besi tuang abu-abu adalah ferritic.
Dari persentase karbon diketahui bahwa spesimen ini memiliki keuletan
yang rendah namun cenderung keras dan kuat. Selain itu, dapat dilihat
juga bahwa matriks spesimen tersebut adalah ferritic karena warnanya
lebih terang dari bagian yang lain. Setelah melakukan pengamatan
dapat diketahui bahwa spesimen ini memiliki sifat ketangguhan yang
rendah yang disebabkan oleh ujung-ujung dari lempengan grafit
mengecil (takikan). Hal ini dapat menyebabkan diskontinuitas matriks
pada spesimen. Namun, besi tuang abu-abu memiliki sifat perendam
getaran yang tinggi. Dengan sifat yang dimiliki, besi tuang abu-abu
banyak digunakan sebagai landasan mesin, poros penghubung, dan alat
berat.
4.3.3 Baja Poros (etching)

Baja poros Hypoeutectoid Ferritic

Perbesaran: 400x

Ferrite : 57,32 %

Pearlite: 42,67 %

Graphite: 0

Matriks: Ferritic

Gambar 4.6. Struktur mikro spesimen besi poros (etching)

Dari hasil praktikum dapat diketahui bahwa pada perbesaran 400x


dengan mikroskop, tampak bahwa struktur mikro yang terlihat pada
spesimen baja poros yang dietsa adalah ferrite dan pearlite. Dari
perhitungan berdasarkan grid, diperoleh persentase ferrite (bagian
terang) sebesar 57,32 %, persentase perlit (bagian gelap) sebesar 42,67
%, dan persentase grafit sebesar 0%. Hal ini membutktikan bahwa baja
poros benar tidak memiliki grafit. Berdasarkan hasil perhitungan yang
telah dilakukan dengan mengalikan persen karbon masing-masing
struktur mikro, maka didapatkan massa karbon dalam ferrite sebesar
4,46 gram, pada pearlite 3,36 gram, dan pada grafit tidak ada. Dalam
Ferrite tersusun oleh karbon sebesar 0,036% , sedangkan pada pearlite
tersusun oleh karbon sebesar 2,6% dimana hasil tersebut sesuai dengan
teori yang ada, yaitu bahwa baja poros memiliki kandungan karbon
sebesar 0,008% - 2%. Spesimen yang diuji termasuk kedalam baja
poros hypoeutectoid karena kandungan karbon berada dalam range
0.008% - 0,8%.
Berdasarkan hasil data praktikum didapatkan bahwa struktur mikro
spesimen ini terdiri dari ferite dan pearlite. Spesimen ini tidak memiliki
karbon bebas (Grafit) dan kandungan karbon hanya terdapat pada setiap
struktur mikronya. Dari struktur mikro tersebut, baja ini cenderung ulet
dan tidak begitu keras karena memiliki kandungan ferite lebih banyak dari
pearlite. Seperti yang telah diketahui, ferite memiliki sifat yang lebih ulet
dan lunak. Baja poros dengan kandungan karbon rendah biasanya
digunakan pada komponen mesin maupun komponen konstruksi misalnya
roda gigi dan poros
4.3.4 Besi Cor Kelabu (non-etsa)

Grey Cast Iron non-etsa

Perbesaran : 400X

Ferrite :-

Pearlite :-

Graphite :-

Matriks :-

Gambar 4.7 Struktur mikro spesimen besi cor kelabu (non-etching)

Pada spesimen besi cor kelabu (grey cast iron) non-etsa yang dilihat pada
perbesaran mikroskop 400x hanya terlihat warna kelabu polos sehingga tidak
dapat ditentukan komposisi struktur mikronya. Hal tersebut disebabkan oleh
spesimen yang hanya melalui proses grinding dan polishing, tanpa melalui proses
etching. Sehingga tidak dapat ditentukan matriks dari spesimen tersebut karena
tidak terlihat struktur mikronya.
Spesimen yang di non etsa hanya menunjukkan informasi umum dari jenis
baja yang diamati tetapi tidak sampai detail untuk menghitung struktur mikronya.
Hal ini disebabkan oleh fungsi dari mengetsa spesimen sendiri yaitu untuk
mengikis material pada permukaannya sehingga setiap struktur mikro akan
memiliki kemapuan terkikis yang berbeda-beda sehingga hasilnya akan nampak
jelas ketika sesudah dietsa kandungan ferrite pearlit sama karbonya.

4. Kesimpulan
Hasil kesimpulan yang didapat pada praktikum ini yaitu :
1. Spesimen 1 yakni baja poros (etsa) merupakan baja hypoeutectoid dengan
kadar karbon 0,34% dengan struktur mikro penyusun yakni 57,32 %
ferrite, 42,67% pearlite. Baja poros tidak mengandung grafit sehingga
material bersifat ulet tapi tidak memiliki kekerasan yang baik.
2. Spesimen 2 yakni besi cor kelabu (etsa) dengan kadar karbon 3,05%
dengan struktur mikro penyusun yakni 49,23% ferrite. 43,3% pearlite,
7,4% graphite dan memiliki matriks ferritik
3. Spesimen 3 yakni besi cor kelabu (non etsa) tidak dapat diketahui
penyusun dan kadar karbonnya karena belum dilakukan peng-etsaan.
Sehingga batas butirnya tidak terlihat
4. Spesimen 4 yakni besi cor nodular (etsa) dengan kadar karbon 4,53%
dengan struktur mikro penyusun yakni 27,02% ferrite, 64,98% pearlite,
dan 8 % graphite dan memiliki matriks pearlitik. Besi cor nodular
memiliki grafit berbentuk bulatan kecil yang membuat material bersifat
kuat, keuletan dan ketangguhannya tinggi.

Anda mungkin juga menyukai