PENDAHULUAN
1
neraca pembayaran merupakan prasyarat dan perangkat ekonomi pokok bagi
terciptanya efisiensi perekonomian nasional dalam berinteraksi dengan
perekonomian internasional.
Dalam perencanaan dan pelaksanaan kebijaksanaan neraca pembayaran
perlu dipegang dengan teguh seluruh asas nasional, terutama asas kemandirian,
yaitu bahwa pembangunan nasional berlandaskan pada kepercayaan akan
kemampuan dan kekuatan sendiri, serta bersendikan kepada kepribadian bangsa.
Untuk itu, seluruh sumber kekuatan nasional, baik yang efektif maupun potensial,
didayagunakan dan dilaksanakan dengan memperhatikan seluruh faktor dominan
yang dapat mempengaruhi lancarnya pencapaian sasaran pembangunan.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian neraca pembayaran internasional.
2. Mengetahui mekanisme neraca pembayaran internasional.
3. Mengetahui komponen neraca Pembayaran internasional.
4. Mengetahui dampak neraca pembayaran internasional.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2. Untuk mengetahui struktur dan komposisi transaksi ekonomi internsional
suatu negara.
3. Untuk mengetahui mitra utama suatu negara dalam hubungan ekonomi
internasional.
4. Mengetahui posisi keuangan internasional suatu negara.
Dari neraca pembayaran, bisa mengetahui bagaimanakah posisi ataupun
struktur keuangan suatu negara. Jika posisi neraca pembayaran pada suatu
negara menunjukkan angka surplus, berarti negara tersebut lebih banyak
melakukan ekspor barang daripada melakukan impor barang.
Selain itu juga bisa diketahui, bahwa surplus pada neraca pembayan suatu
negara berarti tidak terlalu banyak investor asing yang menanamkan
investasinya di suatu negara. Kondisi tersebut bisa terjadi karena dengan
adanya investor, secara otomatis akan semakin banyak barang yang
diimpor guna memenuhi kebutuhan investor tersebut.
5. Mengatahui salah satu indikator yang akan dipertimbangkan oleh IMF
atau negara donor untuk memberikan bantuan keuangan, terutama negara
yang mengalami kesulitan neraca pembayaran internasional.
Hal lain yang tidak kalah penting dari sebuah neraca pembayaran adalah
sebagai patokan jika suatu negara hendak mengajukan dana ke negara lain
atau ke lembaga pendonor seperti IMF. Dengan kondisi neraca
pembayaran yang baik maka kepercayaan negara asing terhadap suatu
negara juga akan semakin baik. Sedangkan bila yang terjadi adalah
sebaliknya, kemungkinan untuk mendapatkan pinjaman semakin kecil.
Hal tersebut bisa terjadi karena jika suatu negara mempunyai neraca
pembayaran yang defisit, mengindikasikan bahwa negara tersebut
memiliki cadangan devisa yang sedikit. Sehingga besar kemungkinan
negara itu akan mengalami kesulitan dalam pengembalian dana pinjaman.
6. Sebagai salah satu indikator fondamental ekonomi suatu negara selain
tingkat inflasi, pertumbuhan GDP.
Fungsi lain dari neraca pembayaran selain untuk mengetahui kondisi
perekonomian khususnya yang berkaitan dengan dengan negara asing
adalah juga digunakan sebagai indikator fundamental dalam sebuah
4
perekonomian. Jika saat ini yang mungkin Anda ketahui bahwa indikator
perkonomian tersebut hanya berputar pada ekonomi makro seperti inflasi,
tingkat suku bunga, nilai tukar mata uang asing serta pertumbuhan
ekonomi, sebenarnya neraca pembayaran memiliki dampak yang cukup
signifikan bagi perkembangan perekonomian. Dengan necara keuangan
yang positif, dapat diketahui bahwa suatu negara tersebut memiliki
cadangan devisa yang berarti negara memiliki sebuah kekuatan ekonomi.
5
2. Penyajian Analitis
Disusun menurut keperluan analisis bagi perumus kebijakan di masing-
masing negara. Namun, komponen utama yang disajikan tetap mengacu
pada komponen standar dengan menonjolkan rincian komponen yang
dirasakan sangat diperlukan.
6
2.2 Mekanisme Neraca Pembayaran Internasional
Terdapat tiga mekanisme atau proses penting yang menyangkut neraca
pembayaran internasional, yaitu sebagai berikut :
a. Penyesuaian melalui perubahan harga-harga atau mekanisme harga (price
effects).
b. Penyesuaian melalui perubahan pendapatan nasional atau mekanisme
pendapatan (income effects).
c. Penyesuaian melalui perubahan stok uang atau mekanisme moneter (real
balance effects).
7
Pada prinsipnya, cara untuk mengurangi atau menghilangkan defisit neraca
pembayaran internasional yang terjadi di suatu negara dilakukan melalui proses
penyeimbangan kembali neraca pembayaran dengan lima jalur. Kelima jalur
tersebut bekerja melalui perubahan komponen-komponen berikut ini :
a. Pendapatan Nasional
Proses ini dilakukan dengan melakukan kebijakan fiskal, yaitu semua
tindakan pemerintah yang bertujuan untuk memengaruhi jalannya
perekonomian melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
b. Tingkat Harga
Proses ini dilakukan dengan cara mengeluarkan kebijakan moneter, yaitu
segala tindakan pemerintah yang ditujukan untuk mempengaruhi jalannya
perekonomian dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang
beredar dalam masyarakat.
c. Kurs Valuta Asing
Proses ini dilakukan dengan cara mengeluarkan kebijakan devaluasi, yaitu
kebijakan untuk menurunkan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata
uang asing dengan tujuan untuk meningkatkan ekspor suatu negara dan
menambah devisa suatu negara.
d. Tingkat Bunga
Proses penyeimbangan kembali neraca pembayaran melalui perubahan
tingkat bunga pada dasarnya bekerja melalui perubahan neraca investasi
atau neraca modal. Oleh karena itu, proses ini dapat dilakukan melalui
perubahan jumlah uang yang beredar dengan menaikkan atau menurunkan
tingkat suku bunga yang berlaku. Jika suku bunga naik, maka nilai investasi
akan menurun. Sebaliknya, jika suku bunga turun, maka nilai investasi akan
meningkat.
e. Sektor Moneter
Proses ini dilakukan dengan melalui suatu bentuk campur tangan
pemerintah yang dinamakan Exchange Control (EC), artinya suatu bentuk
campur tangan pemerintah dalam lapangan ekonomi internasional. Dalam
sistem ini, semua valuta asing dimonopoli oleh pemerintah, artinya semua
alat-alat pembayaran luar negeri yang dimiliki atau yang diperoleh seluruh
8
penduduk suatu negara harus diserahkan kepada pemerintah, untuk
selanjutnya pemerintah mengatur dan menentukan penggunaan valuta asing.
9
lain, yang kelak akan menukarkannya kepada importir setelah wesel itu jatuh
tempo.
b. Kompensasi Pribadi (Private Compensation)
Kompensasi pribadi adalah cara pembayaran dengan mengalihkan
penyelesaian utang piutang pada seorang penduduk dalam satu negara tempat
penduduk tersebut tinggal.
Cara pembayaran ini digunakan di Indonesia sekitar tahun 1960-an, namun
sekarang sudah tidak banyak lagi digunakan dalam perdagangan internasional.
c. Pembayaran Tunai (Cash Payment) atau Pembayaran di Muka
Pembayaran tunai atau pembayaran di muka adalah pembayaran yang
dilakukan dengan menggunakan uang tunai atau cek, yang dilakukan bersama-
sama dengan surat pesanan atau menunggu diterimanya kabar bahwa barang yang
telah dipesan dikapalkan oleh eksportir.
Cara pembayaran ini mempunyai risiko yang besar. Kelemahan cara
pembayaran secara tunai di antaranya sebagai berikut.
Dalam pembelian barang, importir harus menyediakan dana, walaupun
barang yang dibeli belum diterimanya. Importir dalam hal ini harus
menanggung biaya untuk barang yang dipesan
Terdapat kemungkinan barang yang dipesan tidak sesuai dengan barang
yang diterima.
Ada kemungkinan terjadi keterlambatan datangnya barang maupun
ketidakjujuran pihak eksportir.
Karena pengekspor berada di tempat yang jauh, maka keadaan pengekspor
(bonafiditasnya) tidak sepenuhnya diketahui pengimpor.
d. Pembayaran dengan Letter of Credit (L/C)
Letter of credit atau commercial letter of credit adalah surat yang
dikeluarkan oleh bank atas permintaan pembelian sejumlah barang di mana bank
sendiri yang mengakseptir (menyetujui) dan membayar surat wesel yang ditarik
oleh eksportir.
10
Pada dasarnya terdapat tiga pihak yang ada dalam transaksi letter of credit,
yaitu:
- Opener (importir), adalah pihak yang mengajukan permintaan pembukaan
L/C kepada bank
- Issuer (issuing bank), adalah bank di negara importir yang mengeluarkan
L/C atas permintaan importir.
- Beneficiary (eksportir), adalah pihak yang menerima pembukaan L/C oleh
importir.
Transaksi yang menggunakan fasilitas L/C terdiri atas:
- L/C biasa, artinya L/C dimana seorang importir bisa la-ngsung membayar
sesuai dengan harga barang melalui bank yang ditunjuk
- Merchant L/C, artinya L/C dimana seorang importir dapat memasukkan
barang terlebih dahulu dengan melakukan pembayaran sebagian,
sedangkan sisanya dibayar kemudian.
- Indutrial L/C, artinya impor banang-barang industri atau barang modal
secara cepat dan tidak dipakai untuk barang konsumsi.
- Red Clause L/C, artinya L/C yang mencantumkan instruksi kepada
Advising Bank (bank yang ditunjuk) untuk melaksanakan pembayaran
sebagian dari jumlah L/C kepada eksportin sebelum mengapalkan barang-
barang ekspor.
- Usance L/C, artinya L/C yang pembayarannya baru dilakukan dengan
tenggang waktu tertentu, misalnya 1 bulan dari pengapalan barang atau 1
bulan setelah penunjukan dokumen.
e. Pembayaran Kemudian atau Rekening Terbuka (Open Account)
Pembayaran kemudian atau rekening terbuka adalah cara membiayai
transaksi perdagangan internasional di mana eksportir mengirimkan barang
kepada importir tanpa adanya dokumen-dokumen untuk meminta pembayaran.
Pembayaran dilakukan setelah barang laku dijual atau satu sampai dengan tiga
bulan setelah tanggal pengiriman, sesuai dengan penjanjian yang disepakati
bersama. Sistem ini sangat membantu pengimpor melakukan transaksi
perdagangan, akan tetapi berisiko besar bagi pengekspor.
11
Kelemahan cara pembayaran ini adalah sebagai berikut.
Tidak digunakannya dokumen yang menjamin pembayaran.
Eksportir harus membiayai seluruh transaksi dagang.
f. Pembayaran dengan Konsinyasi (Consignment)
Pembayararan secara konsinyasi dilakukan setelah barang yang dikirim
sudah terjual seluruhnya atau sebagian. Metode ini biasanya dilakukan kepada
orang yang telah dikenal dengan baik. Jadi, barang yang akan dijual merupakan
barang titipan untuk jangka waktu tertentu dan pembayaran dengan termin waktu.
Untuk memperkecil risiko penjual, sebaiknya menggunakan jasa bank dalam
pengiriman dokumen penagihan dan bonded warehouse untuk penitipan
barangnya. Apabila barang sudah terjual, pembeli membayar kepada bank
sejumlah uang atas nilai barang dan sebagai gantinya bank akan menyerahkan
delivery instruction kepada bonded warehouse untuk mengeluarkan barangnya.
12
bertindak sebagai debitur, bukan oleh permintaan dan penawaran valuta
asing di pasar valuta asing.
13
barang (visible trade) yang merupakan transaksi ekspor dan impor barang
dagangan, dan transaksi jasa (invisible trade) yang merupakan transaksi eskpor
dan impor jasa. Untuk transaksi ekspor dicatat di sisi kredit, sedangkan transaksi
impor dicatat di sisi debit.
b. Transaksi Pendapatan Modal (Income on Investment)
Transaksi pendapatan modal adalah semua transaksi penerimaan atau
pendapatan yang berasal dari penanaman modal di luar negeri serta penerimaan
pendapatan modal asing di negeri kita. Pendapatan tersebut dapat berupa bunga,
dividen, dan keuntungan lain. Penerimaan bunga dan dividen merupakan transaksi
kredit, sedangkan pembayaran bunga dan dividen kepada penduduk negara asing
merupakan transaksi debit.
c. Transaksi Unilateral (Unilateral Transaction)
Transaksi unilateral adalah transaksi sepihak atau transaksi satu arah,
artinya transaksi tersebut tidak menimbulkan kewajiban untuk membayar atas
barang atau bantuan yang diberikan. Berikut ini yang tergolong dalam transaksi
unilateral adalah hadiah (gift), bantuan (aid), dan transfer unilateral. Apabila suatu
negara memberi hadiah atau bantuan ke negara lain, maka transaksi ini termasuk
transaksi debit. Sebaliknya, jika suatu negara menerima hadiah atau bantuan dari
negara lain, termasuk dalam transaksi kredit.
d. Transaksi Penanaman Modal Langsung (Direct Investment)
Transaksi penanaman modal langsung adalah semua transaksi yang
berhubungan dengan jual beli saham dan jual beli perusahaan yang dilakukan oleh
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain. Apabila terjadi pembelian
saham atau perusahaan dari tangan penduduk negara lain, maka pos direct
investment didebit, dan bila terjadi penjualan saham atau penduduk asing yang
mendirikan perusahaan di wilayah kekuasaannya, maka pos ini dikredit.
e. Transaksi Utang Piutang Jangka Panjang (Long Term Loan)
Transaksi utang piutang jangka panjang adalah semua transaksi kredit
jangka panjang yang pembayarannya lebih dari satu tahun. Sebagai contoh
transaksi penjualan obligasi kepada penduduk negara lain, menerima pembayaran
kembali pinjaman-pinjaman jangka panjang yang dipinjamkan kepada penduduk
negara lain, atau mendapatkan pinjaman jangka panjang dari negara lain, maka
14
pos ini dicatat di sebelah kredit, dan bila terjadi transaksi pembelian obligasi atau
lainnya yang berkaitan dengan utang piutang jangka panjang, maka pos ini dicatat
di sebelah debit.
f. Transaksi Utang-piutang jangka pendek (Short Term Capita1)
Transaksi utang piutang jangka pendek adalah semua transaksi utang
piutang yang jatuh temponya tidak lebih dari satu tahun. Transaksi ini umumnya
terdiri atas transaksi penarikan dan pembayaran surat-surat wesel.
g. Transaksi Lalu Lintas Moneter (Monetary Acomodating)
Transaksi lalu lintas moneter adalah pembayaran terhadap transaksi-
transaksi pada current account (transaksi perdagangan, pendapatan modal, dan
transaksi unilateral) dan investment account (transaksi penanaman modal
langsung, utang piutang jangka pendek, dan utang piutang jangka panjang).
Apabila jumlah pengeluaran current account dan investment account lebih besar
daripada penerimaannya, maka perbedaan tersebut merupakan defisit yang harus
ditutup dengan saldo kredit monetary acomodating.
h. Services Account ( Neraca Jasa)
Transaksi yang dimasukkan ke servise account adalah seluruh transaksi
ekspor dan impor jassa atau invisible atau intangible goods yang meliputi hal –
hal berikut:
1. Pembayaran Bunga
2. Biaya transportasi
3. Biaya asuransi
4. Remittance ( jassa TKI/TKW/TKA, fee/ royalty teknologi dan konsultasi,
dll.)
5. Tourism
15
suatu negara berdasarkan transaksi yang tercatat pada currant account dan capital
account.
Dari transaksi tersebut, maka transaksi ekonomi internasional
dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Transaksi Berjalan (Current Account)
Transaksi berjalan adalah semua transaksi ekspor dan impor barang-
barang dan jasa-jasa. Secara umum meliputi: transaksi perdagangan, transaksi
pendapatan modal dan transaksi unilateral.
b. Neraca Modal (Capital Account)
Neraca modal adalah neraca yang menunjukkan perubahan dalam harta
kekayaan (asset) suatu negara di luar negeri dan aset asing di suatu negara, di luar
aset cadangan pemerintah. Neraca modal meliputi: transaksi penanaman modal
langsung, transaksi utang piutang jangka panjang dan transaksi utang piutang
jangka pendek.
c. Selisih yang Belum Diperhitungkan (Error and Omissions)
Selisih yang belum diperhitungkan merupakan rekening penyeimbang
apabila nilai transaksi-transaksi kredit tidak sama persis dengan nilai transaksi
debit. Dengan adanya rekening selisih perhitungan ini, maka jumlah total nilai
transaksi kredit dari suatu Neraca Pembayaran Internasional (NPI) akan selalu
sama dengan transaksi debitnya.
16
3. Neraca Hasil Modal
Pembayaran bunga dan deviden
4. Neraca Modal
Kredit yang diberikan ke LN dan Pembayaran cicilan utang
5. Neraca Utang Piutang jangka panjang
Pembelian obligasi dari LN
Transaksi Kredit
1. Neraca barang
Ekspor barang ke negara lain
2. Neraca Jasa
Penerimaan jasa dari penduduk LN
3. Neraca Hasil Modal
Penerimaan bunga dan deviden
4. Neraca Modal
Kredit yang dipeoleh dari LN dan penerimaan cicilan utang
5. Neraca Utang Piutang jangka panjang
Penjualan obligasi ke LN
17
Jika defisit terdapat pada transaksi berjalan, maka untuk menutup defisit
tersebut harus ditimbangkan penerimaan pada transaksi modal, misalnya dengan
cara mencari pinjaman luar negeri atau menarik investor asing untuk menanamkan
modalnya di dalam negeri. Demikian pula jika penyebab devisit tersebut pada
komponen transaksi berjalan, maka untuk menyehatkan atau menutup defisit
tersebut harus diusahakan meningkatkan pada komponen transaksi berjalan,
misalnya dengan meningkatkan ekspor barang dan jasa dan sebagainya.
Perlu disadari pula surplus neraca pembayaran yang berkepanjangan akan
kurang berarti jika tidak digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakatnya. Cadangan devisa yang tertumpuk terus menerus karena surplus
neraca pembayaran tidak akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat jika tidak
digunakan untuk kesejahteraan masyarakat.
Defisit atau surplus neraca pembayaran yang terjadi pada suatu negara
dikarenakan oleh komponen berikut :
a. Stok Nasional
Jika terjadi penurunan stok nasional berarti defisit, dan jika terjadi
kenaikan stok nasional berarti surplus.
b. Pinjaman Akomodatif
Pinjaman yang masuk karena berkaitan dengan adanya kelebihan impor
berarti merupakan bagian dan defisit, sedangkan pinjaman yang masuk
atas kemauannya sendiri (pinjaman otonom) tidak memengaruhi defisit.
c. Defisit total adalah besarnya penurunan stok nasional ditambah pinjaman
akomodatif.
d. Surplus total adalah besarnya kenaikan stok nasional ditambah pinjaman
akomodatif.
18
a. Perubahan Kurs Devisa
Jika neraca pembayaran defisit, maka kurs valuta asing mengalami
kenaikan dan kurs rupiah mengalami penurunan. Dan bila terjadi surplus,
maka kurs valuta asing mengalami penurunan dan kurs rupiah mengalami
kenaikan.
b. Perubahan Harga
Jika ekspor lebih besar daripada impor berarti barang yang ada di dalam
negeri sangat laku terjual di luar negeri, maka harga barang dalam negeri
menjadi meningkat.
c. Perubahan Tingkat Pendapatan
Ekspor merupakan komponen pendapatan nasional, sehingga berubahnya
nilai ekspor akan mengakibatkan berubahnya pendapatan nasional.
d. Perubahan Tingkat Bunga
Jika investasi dari luar negeri banyak mengalir ke dalam negeri, maka
tingkat bunga yang berlaku rendah karena hubungan antara tingkat bunga
dengan tingkat investasi adalah berbanding terbalik. Sebaliknya, jika
investasi yang terjadi menurun, maka tingkat bunga yang berlaku tinggi.
19
Pendapatan Negara sedikit, sehingga utang Negara bertambah besar
Perusahaan banyak yang gulung tikar, sehingga pengangguran meningkat
akibat dari PHK
Ketiga dampak di atas disebut pengaruh deflatoir yang mendorong/
menjurus ke arah penurunan harga (deflasi).
3. Dampak Neraca Pembayaran Seimbang
Neraca pembayaran yang seimbang tidak terlalu berpengaruh terhadap
kegiatan ekonomi suatu Negara. Sehingga apabila suatu Negara tidak dapat
mencapai surplus dalam neraca pembayaran, maka minimal harus dalam kondisi
seimbang. Dengan demikian akan dapat menghindari neraca pembayaran yang
defisit.
20
Pengaruh neraca pembayaran terhadap kurs dapat dijelaskan dengan
persamaan berikut:
Kurs kesetimbangan USD/IDR(2) ditentukan oleh rasio antara nilai impor
dan ekspor Indonesia. Jika rasio $m/$x lebih besar daripada satu, maka rasio kurs
USD/IDR(2)/USD/IDR(1) lebih besar daripada satu. Artinya kurs USD/IDR
menguat. Jika kurs USD/IDR mengalami penguatan, maka Dollar Amerika
mengalami apresiasi sedangkan Rupiah Indonesia mengalami depresiasi.
Kasus II.
Ketika nilai ekspor tidak sama dengan impor dan nilai capital inflow tidak
sama dengan capital outflow, maka neraca pembayaran dalam kondisi
ketidaksetimbangan. Neraca pembayaran dapat mengalami surplus atau BOP lebih
besar daripada nol. Atau sebaliknya, neraca pembayaran dapat mengalami defisit
atau BOP lebih kecil daripada nol.
Pengaruh neraca pembayaran terhadap kurs dapat dijelaskan dengan
persamaan berikut:
Kondisi BOP akan surplus, jika rasio ($m + $co)/($x + $ci) kurang daripada
satu. Dengan demikian rasio USD/IDR(2)/USD/IDR(1) memiliki nilai kurang
daripada satu. Artinya kurs USD/IDR melemah. Jika kurs USD/IDR melemah
artinya Dollar Amerika mengalami depresiasi dan Rupiah Indonesia mengalami
apresiasi.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Neraca pembayaran internasional adalah suatu catatan yang disusun
secara sistematis tentang seluruh transaksi ekonomi yang meliputi perdagangan
barang/jasa, transfer keuangan dan moneter antara penduduk (resident) suatu
negara dan penduduk luar negeri (rest of the world) untuk suatu periode waktu
tertentu, biasanya satu tahun. Neraca pembayan internasional memiliki beberapa
kegunaan dan tujuan dalam penyusunannya. Konsep dalam penyajian neraca
pembayaran internasional ada dua yaitu penyajian standart dan penyajian analitis.
Selain itu neraca pembayaran internasional juga memiliki beberapa konsep
kesimbangan. Cara pembayaran dalam neraca pembayaran internasional antara
lain yaitu Pembayaran dengan Surat Wesel, Dagang Kompensasi Pribadi,
Pembayaran Tunai, Pembayaran dengan Letter of Credit, Pembayaran Kemudian
atau Rekening Terbuka, dan Pembayaran dengan Konsinyasi. Alat
pembayarannya yaitu menggunakan devisa. Devisa terbagi menjadi dua yaitu
devisa umum dan devisa kredit. Komponen dalam neraca pembayaran
internasional terdiri dari Transaksi Dagang, Transaksi Pendapatan Modal,
Transaksi Unilateral, Transaksi Penanaman Modal Langsung, Transaksi Utang
Piutang Jangka Panjang, Transaksi Utang-piutang jangka pendek, Transaksi Lalu
Lintas Moneter, Services Account, Reserve Cadangan Devisa.
Dalam transaksi internasional terdapat suatu transaksi yang harus dicatat
pada sisi debit dan sisi kredit. Transaksi tersebut antara lain Neraca
Barang, Neraca Jasa, Neraca Hasil Modal, Neraca Modal, Neraca Utang Piutang
jangka panjang. Dalam neraca pembayaran terdapat kemungkinan terjadinya
surplus dan defisit. Adapun defisit terjadi apabila jumlah ekspor lebih kecil
daripada impor, sedangkan apabila jumlah ekspor lebih besar daripada impor
posisi neraca pembayaran menunjukkan surplus.
Dampak akibat surplus pada neraca pembayaran internasional Perubahan
Kurs Devisa, Perubahan Harga, Perubahan Tingkat Pendapatan, Perubahan
Tingkat Bunga. Selain itu defisit neraca pembayaran internasional juga memiliki
beberapa dampak salah satunya yaitu Produsen dalam negeri tidak adapat
bersaing dengan barang-barang impor. Apabila suatu Negara tidak dapat
mencapai surplus dalam neraca pembayaran, maka minimal harus dalam kondisi
seimbang.
22
DAFTAR PUSTAKA
Biz, Ardra. Pengaruh Neraca Pembayaran terhadap Kurs Valuta Asing. Diakses
dari : http://ardra.biz/ekonomi/ekonomi-internasional/pengertian-definisi-
neraca-pembayaran-balance-of-payment/. Pada tanggal 04/05/2015.
Dwi, Wahyuningsih. Makalah Perdagangan dan Pembayaran Internasional.
Diakses dari: http://paparazinew.blogspot.com/2014/09/makalah-
perdagangan-dan-pembayaran.html. Pada tanggal 04/05/2015.
Farida. Neraca Pembayaran dan Perdagangan Indonesia. Diakses dari:
http://tulisanpkfarida.blogspot.com/2010/10/neraca-pembayaran-
perdagangan-indonesia.html. Pada tanggal 29/04/2015.
Hady, Hamdy. 2001. Ekonomi Internasional: Teori dan Kebijakan Keuangan
Internasional. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Ismawanto. Cara dan Alat Pembayaran Internasional. Diakses dari:
http://ssbelajar.blogspot.com/2012/03/pembayaran-internasional.html.
Pada tanggal 04/05/2015.
Krugman, Paul R & Obstfeld Maurice. 1994. Ekonomi Interansional: Teori dan
Kebijakan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Puspa. Perdagangan dan Pembayaran Internasional. Diakses dari:
http://poespha714.blogspot.com/2013/06/perdagangan-dan-pembayaran-
internasional.html. Pada tanggal 29/04/2015.
Smith, Stephen C & Todaro Michael P. 2003. Pembangunan Ekonomi di Dunia
Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Susanto, Adi. Makalah Tentang Neraca Pembayaran. Diakses dari: http://mynet-
singojuruh.blogspot.com/2013/12/makalah-tentang-neraca-
pembayaran.html. Pada tanggal 29/04/2015.
23