Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ekonomi Internasional adalah ilmu yang mempelajari bagaimana transaksi
internasional mempengaruhi kesejahteraan sosial, distribusi pendapatan,
kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi, kestabilan harga, dan pengaruh
kebijakan publik terhadap outcome. Dalam sebuah transaksi internasional baik
transaksi ekspor maupun impor tentunya akan mengakibatkan adanya
pembayaran. Pembayaran dari transaksi tersebut akan dicatat dalam neraca
pembayaran internasional.
Neraca pembayaran internasional merupakan suatu catatan sistematis
mengenai transaksi ekonomi antara penduduk suatu negara dan penduduk negara
lainnya dalam suatu periode tertentu. Dalam transaksi internasional harga menjadi
bahan pertimbangan. Namun, Seperti yang kita ketahui bahwa tiap – tiap negara
di dunia memiliki mata uang yang berbeda – beda. Oleh karena itu maka
ditetapkannya suatu kurs. Suatu negara menggunakan kurs untuk menerjemahkan
harga – harga luar negeri ke dalam satuan mata uang domestik. Apabila harga
barang domestik dan impor telah ternyatakan dalam mata uang yang sama, suatu
negara dapat meperhitungkan harga – harga relatif yang besar pengaruhnya
terhadap arus perdagangan internasional. Ketika kurs dua mata uang dan dua
negara diketahui, maka harga ekspor salah satu negara dalam uang negara lain
dapat dihitung.
Transaksi internasional tentunya akan dapat meningkatkan devisa suatu
negara. Kebijaksanaan kurs devisa diarahkan untuk mendorong ekspor nonmigas
dan mendukung kebijaksanaan moneter dalam negeri. Kebijaksanaan neraca
pembayaran yang serasi dan terpadu dengan kebijaksanaan pembangunan lainnya
merupakan faktor penting dalam pencapaian sasaran pembangunan. Kondisi
neraca pembayaran yang mantap mendorong arus perdagangan luar negeri,
meningkatkan lalu lintas modal luar negeri untuk kepentingan pembangunan
nasional, serta mendukung pertumbuhan yang berlanjut dari perekonomian
nasional. Sistem devisa bebas yang merupakan kebijaksanaan mendasar di bidang

1
neraca pembayaran merupakan prasyarat dan perangkat ekonomi pokok bagi
terciptanya efisiensi perekonomian nasional dalam berinteraksi dengan
perekonomian internasional.
Dalam perencanaan dan pelaksanaan kebijaksanaan neraca pembayaran
perlu dipegang dengan teguh seluruh asas nasional, terutama asas kemandirian,
yaitu bahwa pembangunan nasional berlandaskan pada kepercayaan akan
kemampuan dan kekuatan sendiri, serta bersendikan kepada kepribadian bangsa.
Untuk itu, seluruh sumber kekuatan nasional, baik yang efektif maupun potensial,
didayagunakan dan dilaksanakan dengan memperhatikan seluruh faktor dominan
yang dapat mempengaruhi lancarnya pencapaian sasaran pembangunan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang di maksud neraca pembayaran internasional?
2. Bagaimanakah mekanisme neraca pembayaran internasional?
3. Apa saja komponen neraca pembayaran internasional?
4. Bagaimana dampak neraca pembayaran internasional?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian neraca pembayaran internasional.
2. Mengetahui mekanisme neraca pembayaran internasional.
3. Mengetahui komponen neraca Pembayaran internasional.
4. Mengetahui dampak neraca pembayaran internasional.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Neraca Pembayaran


Pengertian neraca pembayaran internasional atau Balance of
Payment(BOP) menurut Balace of Payment Manual (BPM) adalah:
“ A statement that systematically, for spesific time period, the economic
transactions of an economic with the rest of the world. Transactions, for the most
part between residents and non residents, consist of those involving goods,
services and income: those involving financial claim on assets and liabilities to,
the rest of the world: and those (such gift) classified as transfers, which involve
offsetting entries to balance in an accounting sense-one set transactions”.
Secara umum definisi diatas dapat diartikan sebagai berikut:
Neraca pembayaran internasional adalah suatu catatan yang disusun
secara sistematis tentang seluruh transaksi ekonomi yang meliputi perdagangan
barang/jasa, transfer keuangan dan moneter antara penduduk (resident) suatu
negara dan penduduk luar negeri (rest of the world) untuk suatu periode waktu
tertentu, biasanya satu tahun.
Dari definisi di atas dapat dikemukakan bahwa neraca pembayaran
internasional merupakan suatau catatan sistematis yang disusun berdasarkan suatu
sistem akuntansi yang dikenal sebagai “ double entry bookkeeping” sehinga setiap
transaksi internasional yang terjadi akan tercatat dua kali, yaitu sebagai transaksi
kredit dan sebagai transaksi debet.
Dengan sistem double entry bookkeeping, maka neraca pembayaran
internasional secara ove all akan selalu dalam posisi balance, tetapi dapat
memiliki cadangan devisa positif atau negatif.

2.1.1 Kegunaan Neraca Pemabayaran Internasional


Secara umum sebagai suatu neraca, Neraca pembayaran internasional
berguna sebagai berikut:
1. Untuk membukukan seluruh transaksi ekonomi internasional yang terjadi
antara penduduk dalam negeri dan penduduk luar negeri.

3
2. Untuk mengetahui struktur dan komposisi transaksi ekonomi internsional
suatu negara.
3. Untuk mengetahui mitra utama suatu negara dalam hubungan ekonomi
internasional.
4. Mengetahui posisi keuangan internasional suatu negara.
Dari neraca pembayaran, bisa mengetahui bagaimanakah posisi ataupun
struktur keuangan suatu negara. Jika posisi neraca pembayaran pada suatu
negara menunjukkan angka surplus, berarti negara tersebut lebih banyak
melakukan ekspor barang daripada melakukan impor barang.
Selain itu juga bisa diketahui, bahwa surplus pada neraca pembayan suatu
negara berarti tidak terlalu banyak investor asing yang menanamkan
investasinya di suatu negara. Kondisi tersebut bisa terjadi karena dengan
adanya investor, secara otomatis akan semakin banyak barang yang
diimpor guna memenuhi kebutuhan investor tersebut.
5. Mengatahui salah satu indikator yang akan dipertimbangkan oleh IMF
atau negara donor untuk memberikan bantuan keuangan, terutama negara
yang mengalami kesulitan neraca pembayaran internasional.
Hal lain yang tidak kalah penting dari sebuah neraca pembayaran adalah
sebagai patokan jika suatu negara hendak mengajukan dana ke negara lain
atau ke lembaga pendonor seperti IMF. Dengan kondisi neraca
pembayaran yang baik maka kepercayaan negara asing terhadap suatu
negara juga akan semakin baik. Sedangkan bila yang terjadi adalah
sebaliknya, kemungkinan untuk mendapatkan pinjaman semakin kecil.
Hal tersebut bisa terjadi karena jika suatu negara mempunyai neraca
pembayaran yang defisit, mengindikasikan bahwa negara tersebut
memiliki cadangan devisa yang sedikit. Sehingga besar kemungkinan
negara itu akan mengalami kesulitan dalam pengembalian dana pinjaman.
6. Sebagai salah satu indikator fondamental ekonomi suatu negara selain
tingkat inflasi, pertumbuhan GDP.
Fungsi lain dari neraca pembayaran selain untuk mengetahui kondisi
perekonomian khususnya yang berkaitan dengan dengan negara asing
adalah juga digunakan sebagai indikator fundamental dalam sebuah

4
perekonomian. Jika saat ini yang mungkin Anda ketahui bahwa indikator
perkonomian tersebut hanya berputar pada ekonomi makro seperti inflasi,
tingkat suku bunga, nilai tukar mata uang asing serta pertumbuhan
ekonomi, sebenarnya neraca pembayaran memiliki dampak yang cukup
signifikan bagi perkembangan perekonomian. Dengan necara keuangan
yang positif, dapat diketahui bahwa suatu negara tersebut memiliki
cadangan devisa yang berarti negara memiliki sebuah kekuatan ekonomi.

2.1.2 Tujuan Penyusunan Neraca Pembayaran Internasional


Penyusunan neraca pembayaran mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
a. Memberikan informasi kepada pemerintah mengenai posisi Negara di
perdagangan internasional,
b. Memberikan bantuan dan sistem pembayarannya,
c. Memberikan bantuan kepada pemerintah dalam mentapkan kebijakan
moneter dan fiskal,
d. Memberikan keterangan kepada pemerintah di dalam menetapkan berbagai
kewajiban perekonomian nasional seperti ekspor impor, lalu lintas moneter
serta produksi, dan
e. Membantu pemerintah dalam mengambil keputusan dalam bidang politik
perdagangan dan urusan pembayarannya.

2.1.3 Konsep Neraca Pembayaran Intenasional


A. Konsep Penyajian Neraca Pembayaran
Ada 2 (dua) bentuk penyajian neraca pembayaran yaitu penyajian standar
(standard presentation) dan penyajian analitis (analytical presentation).
1. Penyajian Standar
Komponen-komponen neraca pembayaran dalam penyajian standar
disusun menurut panduan bagaimana dimuat dalam BOP manual.
Penentuan komponen standar neraca pembayaran didasarkan atas beberapa
pertimbangan dan tujuan tertentu.

5
2. Penyajian Analitis
Disusun menurut keperluan analisis bagi perumus kebijakan di masing-
masing negara. Namun, komponen utama yang disajikan tetap mengacu
pada komponen standar dengan menonjolkan rincian komponen yang
dirasakan sangat diperlukan.

B. Konsep Keseimbangan Neraca Pembayaran


Secara umum dikenal empat konsep keseimbangan neraca pembayaran,
yaitu:
a. Konsep Keseimbangan Perdagangan (Trade Balance)
Dalam konsep ini, transaksi yang termasuk dalam autonomous transaction
(transaksi yang mengakibatkan surplus atau defisit)hanya transaksi ekspor
dan impor barang sehingga keseimbangan neraca pembayaran diukur dari
berapa besarnya surplus atau defisit kedua transaksi tersebut.
b. Konsep Keseimbangan Transaksi Berjalan (Current Account Balance)
Untuk menentukan surplus atau defisit pada autonomous transaction selain
diperhitungkan ekspor dan impor, juga diperhitungkan jasa-jasa, termasuk
penghasilan (income) dan transfer.
c. Konsep Basic Balance
Dalam konsep ini, yang termasuk dalam autonomous transactionselain pos-
pos dalam transaksi berjalan, juga komponen-komponen dalam transaksi
modal dan keuangan jangka panjang.
d. Konsep Overall Balance
Yang termasuk autonomous transaction dalam konsep ini adalah
komponen-komponen transaksi modal dan keuangan baik jangka panjang
maupun jangka pendek.

6
2.2 Mekanisme Neraca Pembayaran Internasional
Terdapat tiga mekanisme atau proses penting yang menyangkut neraca
pembayaran internasional, yaitu sebagai berikut :
a. Penyesuaian melalui perubahan harga-harga atau mekanisme harga (price
effects).
b. Penyesuaian melalui perubahan pendapatan nasional atau mekanisme
pendapatan (income effects).
c. Penyesuaian melalui perubahan stok uang atau mekanisme moneter (real
balance effects).

2.2.1 Mekanisme Dasar Penyeimbangan Kembali Neraca Pembayaran


Telah diketahui bersama, bahwa masalah pokok yang dihadapi oleh
perekonomian dunia adalah ketidakseimbangan (disequilibrium) neraca
pembayaran. Neraca pembayaran yang defisit akan merisaukan keadaan
perekonomian suatu negara, namun bukan berarti surplus neraca pembayaran
yang cukup besar tidak menimbulkan masalah. Keadaan neraca pembayaran yang
dapat dianggap ideal bagi perekonomian suatu negara adalah keadaan neraca
pembayaran yang ekuilibrium atau seimbang.
Untuk menyeimbangkan neraca pembayaran internasional terdapat beberapa
mekanisme adjustment atau penyesuain secara teoritisyang digunakan oleh
masing – masing negara.
Faktor-faktor yang menimbulkan ketidakseimbangan neraca pembayaran
internasional antara lain sebagai berikut :
a. Perubahan tingkat harga di dalam negeri.
b. Struktur produksi suatu negara.
c. Perubahan posisi utang piutang dengan luar negeri.
d. Pergeseran permintaan luar negeri terhadap produk dalam negeri.
e. Ketidakstabilan perekonomian dalam negeri, ditandai dengan menurunnya
kegiatan ekspor dan meningkatnya impor.
f. Bencana alam.

7
Pada prinsipnya, cara untuk mengurangi atau menghilangkan defisit neraca
pembayaran internasional yang terjadi di suatu negara dilakukan melalui proses
penyeimbangan kembali neraca pembayaran dengan lima jalur. Kelima jalur
tersebut bekerja melalui perubahan komponen-komponen berikut ini :
a. Pendapatan Nasional
Proses ini dilakukan dengan melakukan kebijakan fiskal, yaitu semua
tindakan pemerintah yang bertujuan untuk memengaruhi jalannya
perekonomian melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
b. Tingkat Harga
Proses ini dilakukan dengan cara mengeluarkan kebijakan moneter, yaitu
segala tindakan pemerintah yang ditujukan untuk mempengaruhi jalannya
perekonomian dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang
beredar dalam masyarakat.
c. Kurs Valuta Asing
Proses ini dilakukan dengan cara mengeluarkan kebijakan devaluasi, yaitu
kebijakan untuk menurunkan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata
uang asing dengan tujuan untuk meningkatkan ekspor suatu negara dan
menambah devisa suatu negara.
d. Tingkat Bunga
Proses penyeimbangan kembali neraca pembayaran melalui perubahan
tingkat bunga pada dasarnya bekerja melalui perubahan neraca investasi
atau neraca modal. Oleh karena itu, proses ini dapat dilakukan melalui
perubahan jumlah uang yang beredar dengan menaikkan atau menurunkan
tingkat suku bunga yang berlaku. Jika suku bunga naik, maka nilai investasi
akan menurun. Sebaliknya, jika suku bunga turun, maka nilai investasi akan
meningkat.
e. Sektor Moneter
Proses ini dilakukan dengan melalui suatu bentuk campur tangan
pemerintah yang dinamakan Exchange Control (EC), artinya suatu bentuk
campur tangan pemerintah dalam lapangan ekonomi internasional. Dalam
sistem ini, semua valuta asing dimonopoli oleh pemerintah, artinya semua
alat-alat pembayaran luar negeri yang dimiliki atau yang diperoleh seluruh

8
penduduk suatu negara harus diserahkan kepada pemerintah, untuk
selanjutnya pemerintah mengatur dan menentukan penggunaan valuta asing.

2.2.2 Tata Cara Pembayaran Internasional


Perdagangan internasional selalu menimbulkan impor dan ekspor. Suatu
negara yang mengadakan transaksi dengan luar negeri atau ekspor impor
menimbulkan suatu pertanyaan: bagaimana cara melakukan pembayaran akibat
perdagangan tersebut? Dari perdagangan antarnegara akan menuntut suatu negara
untuk melakukan pinjaman dari luar negeri, sehingga diperlukan beberapa cara
dalam penyelesaian akhir dari utang piutang tersebut atau sering disebut dengan
pembayaran internasional.
Adapun cara untuk melakukan pembayaran internasional yang timbul
akibat perdagangan dan peminjaman internasional antara lain sebagai berikut.
a. Pembayaran dengan Surat Wesel Dagang (Commercial Bill of Exchange
atau Commercial draft atau Trade Bill)
Surat wesel dagang adalah pembayaran yang dilakukan dengan cara
eksportir menarik surat wesel atas importer sejumlah harga barang-barang beserta
biaya-biaya pengirimannya.
Dalam surat wesel tersebut harus dilampiri dokumen – dokumen berupa:
 faktur (invoice),
 konosemen atau surat muatan (bill of lading),
 daftar isi barang (packing list),
 surat keterangan asal barang (certificate of origin),
 surat keterangan pabean,
 surat asuransi (insurence).
Wesel adalah surat perintah pembayaran dari seseorang (penarik wesel)
yang ditujukan kepada orang lain (yang kena tarik) untuk membayar sejumlah
uang tertentu (nilai nominal wesel) kepada seseorang yang ditunjuk dalam surat
wesel (pemegang wesel) pada tanggal yang sudah ditentukan (hari jatuh tempo).
Cara pembayaran semacam ini sekarang masih banyak digunakan dalam
lalu lintas pembayaran internasional. Dengan surat wesel, apabila eksportir
membutuhkan uang sebelum jatuh tempo, maka ia dapat menjualnya kepada pihak

9
lain, yang kelak akan menukarkannya kepada importir setelah wesel itu jatuh
tempo.
b. Kompensasi Pribadi (Private Compensation)
Kompensasi pribadi adalah cara pembayaran dengan mengalihkan
penyelesaian utang piutang pada seorang penduduk dalam satu negara tempat
penduduk tersebut tinggal.
Cara pembayaran ini digunakan di Indonesia sekitar tahun 1960-an, namun
sekarang sudah tidak banyak lagi digunakan dalam perdagangan internasional.
c. Pembayaran Tunai (Cash Payment) atau Pembayaran di Muka
Pembayaran tunai atau pembayaran di muka adalah pembayaran yang
dilakukan dengan menggunakan uang tunai atau cek, yang dilakukan bersama-
sama dengan surat pesanan atau menunggu diterimanya kabar bahwa barang yang
telah dipesan dikapalkan oleh eksportir.
Cara pembayaran ini mempunyai risiko yang besar. Kelemahan cara
pembayaran secara tunai di antaranya sebagai berikut.
 Dalam pembelian barang, importir harus menyediakan dana, walaupun
barang yang dibeli belum diterimanya. Importir dalam hal ini harus
menanggung biaya untuk barang yang dipesan
 Terdapat kemungkinan barang yang dipesan tidak sesuai dengan barang
yang diterima.
 Ada kemungkinan terjadi keterlambatan datangnya barang maupun
ketidakjujuran pihak eksportir.
 Karena pengekspor berada di tempat yang jauh, maka keadaan pengekspor
(bonafiditasnya) tidak sepenuhnya diketahui pengimpor.
d. Pembayaran dengan Letter of Credit (L/C)
Letter of credit atau commercial letter of credit adalah surat yang
dikeluarkan oleh bank atas permintaan pembelian sejumlah barang di mana bank
sendiri yang mengakseptir (menyetujui) dan membayar surat wesel yang ditarik
oleh eksportir.

10
Pada dasarnya terdapat tiga pihak yang ada dalam transaksi letter of credit,
yaitu:
- Opener (importir), adalah pihak yang mengajukan permintaan pembukaan
L/C kepada bank
- Issuer (issuing bank), adalah bank di negara importir yang mengeluarkan
L/C atas permintaan importir.
- Beneficiary (eksportir), adalah pihak yang menerima pembukaan L/C oleh
importir.
Transaksi yang menggunakan fasilitas L/C terdiri atas:
- L/C biasa, artinya L/C dimana seorang importir bisa la-ngsung membayar
sesuai dengan harga barang melalui bank yang ditunjuk
- Merchant L/C, artinya L/C dimana seorang importir dapat memasukkan
barang terlebih dahulu dengan melakukan pembayaran sebagian,
sedangkan sisanya dibayar kemudian.
- Indutrial L/C, artinya impor banang-barang industri atau barang modal
secara cepat dan tidak dipakai untuk barang konsumsi.
- Red Clause L/C, artinya L/C yang mencantumkan instruksi kepada
Advising Bank (bank yang ditunjuk) untuk melaksanakan pembayaran
sebagian dari jumlah L/C kepada eksportin sebelum mengapalkan barang-
barang ekspor.
- Usance L/C, artinya L/C yang pembayarannya baru dilakukan dengan
tenggang waktu tertentu, misalnya 1 bulan dari pengapalan barang atau 1
bulan setelah penunjukan dokumen.
e. Pembayaran Kemudian atau Rekening Terbuka (Open Account)
Pembayaran kemudian atau rekening terbuka adalah cara membiayai
transaksi perdagangan internasional di mana eksportir mengirimkan barang
kepada importir tanpa adanya dokumen-dokumen untuk meminta pembayaran.
Pembayaran dilakukan setelah barang laku dijual atau satu sampai dengan tiga
bulan setelah tanggal pengiriman, sesuai dengan penjanjian yang disepakati
bersama. Sistem ini sangat membantu pengimpor melakukan transaksi
perdagangan, akan tetapi berisiko besar bagi pengekspor.

11
Kelemahan cara pembayaran ini adalah sebagai berikut.
 Tidak digunakannya dokumen yang menjamin pembayaran.
 Eksportir harus membiayai seluruh transaksi dagang.
f. Pembayaran dengan Konsinyasi (Consignment)
Pembayararan secara konsinyasi dilakukan setelah barang yang dikirim
sudah terjual seluruhnya atau sebagian. Metode ini biasanya dilakukan kepada
orang yang telah dikenal dengan baik. Jadi, barang yang akan dijual merupakan
barang titipan untuk jangka waktu tertentu dan pembayaran dengan termin waktu.
Untuk memperkecil risiko penjual, sebaiknya menggunakan jasa bank dalam
pengiriman dokumen penagihan dan bonded warehouse untuk penitipan
barangnya. Apabila barang sudah terjual, pembeli membayar kepada bank
sejumlah uang atas nilai barang dan sebagai gantinya bank akan menyerahkan
delivery instruction kepada bonded warehouse untuk mengeluarkan barangnya.

2.2.3 Alat Pembayaran Internasional


Untuk melakukan pembayaran ke luar negeri karena adanya transaksi
internasional diperlukan suatu alat pembayaran internasional atau alat pembayaran
luar negeri, yang disebut dengan devisa. Sistem devisa yang digunakan antara
Negara satu dengan negara lain berbeda-beda, karena setiap Negara mempunyai
mata uang sendiri-sendiri yang diperlukan dalam perdagangan. Sistem devisa
yang pada umumnya dipakai oleh sebagian besar negara di dunia dalam lalu lintas
keuangan intarnasional membentuk suatu sistem yang disebut system moneter
internasional.
Pembayaran yang dilakukan oleh suatu negara ke negara lain dalam
bentuk mata uang, digunakan dengan membandingkan kurs valuta asing
(exchange rate). Berdasarkan sumber perolehannya, valuta asing atau devisa dapat
debedakan menjadi dua, yaitu devisa umum dan devisa khusus.
a. Devisa umum adalah devisa yang diperoleh dari hasil ekspor barang atau
dari penjualan jasa dan transfer. Tingkat kurs devisa umum ditentukan oleh
penawaran dan permintaan valuta asing di pasar valuta asing.
b. Devisa kredit adalah devisa yang berasal dari kredit atau pinjaman luar
negeri. Tingkat kurs devisa kredit ditentukan oleh pemerintah, yang

12
bertindak sebagai debitur, bukan oleh permintaan dan penawaran valuta
asing di pasar valuta asing.

Permintaan akan valuta asing berasal dari:


 Importir, karena seorang importir dalam melakukan pembayaran atas suatu
transaksinya dengan menggunakan mata uang asing,
 Pemerintah yang akan melakukan pembayaran ke luar negeri untuk barang-
barang yang diimpor,
 Para investor dalam negeri yang memerlukan valuta asing untuk
menyelesaikan kewajiban-kewajiban luar negeri yang timbul dari transaksi
pembelian surat berharga penduduk negara lain atau transaksi pemberian
pinjaman kepada penduduk negara lain,
 Wisatawan-wisatawan dalam negeri yang akan melawat ke luar negeri,
 Perusahaan-perusahaan asing yang harus membayar dividen yang dibagikan
kepada para pemegang saham di luar negeri.

Penawaran atas valuta asing berasal dari:


 Eksportir, karena eksportir selalu menerima pembayaran atas transaksi
perdagangan,
 Valuta asing dari kredit luar negeri yang disalurkan ke pasar valuta,
 Wisatawan-wisatawan mancanegara,
 Pemerintah yang menerima pinjaman dari luar negeri,
 Investor asing yang menanamkan modalnya di dalam negeri

2.3 Komponen Neraca Pembayaran Internasional


Berdasarkan neraca pembayaran kita dapat mengetahui bahwa neraca
dibagi ke dalam beberapa transaksi ekonomi internasional. Secara garis besar
transaksi ekonomi internasional (luar negeri) atau pos-pos dasar suatu negara
dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Transaksi Dagang (Trade Account)
Transaksi dagang adalah semua transaksi ekspor dan impor barang-barang
(merchandise) dan jasa-jasa. Transaksi dagang dibedakan menjadi transaksi

13
barang (visible trade) yang merupakan transaksi ekspor dan impor barang
dagangan, dan transaksi jasa (invisible trade) yang merupakan transaksi eskpor
dan impor jasa. Untuk transaksi ekspor dicatat di sisi kredit, sedangkan transaksi
impor dicatat di sisi debit.
b. Transaksi Pendapatan Modal (Income on Investment)
Transaksi pendapatan modal adalah semua transaksi penerimaan atau
pendapatan yang berasal dari penanaman modal di luar negeri serta penerimaan
pendapatan modal asing di negeri kita. Pendapatan tersebut dapat berupa bunga,
dividen, dan keuntungan lain. Penerimaan bunga dan dividen merupakan transaksi
kredit, sedangkan pembayaran bunga dan dividen kepada penduduk negara asing
merupakan transaksi debit.
c. Transaksi Unilateral (Unilateral Transaction)
Transaksi unilateral adalah transaksi sepihak atau transaksi satu arah,
artinya transaksi tersebut tidak menimbulkan kewajiban untuk membayar atas
barang atau bantuan yang diberikan. Berikut ini yang tergolong dalam transaksi
unilateral adalah hadiah (gift), bantuan (aid), dan transfer unilateral. Apabila suatu
negara memberi hadiah atau bantuan ke negara lain, maka transaksi ini termasuk
transaksi debit. Sebaliknya, jika suatu negara menerima hadiah atau bantuan dari
negara lain, termasuk dalam transaksi kredit.
d. Transaksi Penanaman Modal Langsung (Direct Investment)
Transaksi penanaman modal langsung adalah semua transaksi yang
berhubungan dengan jual beli saham dan jual beli perusahaan yang dilakukan oleh
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain. Apabila terjadi pembelian
saham atau perusahaan dari tangan penduduk negara lain, maka pos direct
investment didebit, dan bila terjadi penjualan saham atau penduduk asing yang
mendirikan perusahaan di wilayah kekuasaannya, maka pos ini dikredit.
e. Transaksi Utang Piutang Jangka Panjang (Long Term Loan)
Transaksi utang piutang jangka panjang adalah semua transaksi kredit
jangka panjang yang pembayarannya lebih dari satu tahun. Sebagai contoh
transaksi penjualan obligasi kepada penduduk negara lain, menerima pembayaran
kembali pinjaman-pinjaman jangka panjang yang dipinjamkan kepada penduduk
negara lain, atau mendapatkan pinjaman jangka panjang dari negara lain, maka

14
pos ini dicatat di sebelah kredit, dan bila terjadi transaksi pembelian obligasi atau
lainnya yang berkaitan dengan utang piutang jangka panjang, maka pos ini dicatat
di sebelah debit.
f. Transaksi Utang-piutang jangka pendek (Short Term Capita1)
Transaksi utang piutang jangka pendek adalah semua transaksi utang
piutang yang jatuh temponya tidak lebih dari satu tahun. Transaksi ini umumnya
terdiri atas transaksi penarikan dan pembayaran surat-surat wesel.
g. Transaksi Lalu Lintas Moneter (Monetary Acomodating)
Transaksi lalu lintas moneter adalah pembayaran terhadap transaksi-
transaksi pada current account (transaksi perdagangan, pendapatan modal, dan
transaksi unilateral) dan investment account (transaksi penanaman modal
langsung, utang piutang jangka pendek, dan utang piutang jangka panjang).
Apabila jumlah pengeluaran current account dan investment account lebih besar
daripada penerimaannya, maka perbedaan tersebut merupakan defisit yang harus
ditutup dengan saldo kredit monetary acomodating.
h. Services Account ( Neraca Jasa)
Transaksi yang dimasukkan ke servise account adalah seluruh transaksi
ekspor dan impor jassa atau invisible atau intangible goods yang meliputi hal –
hal berikut:
1. Pembayaran Bunga
2. Biaya transportasi
3. Biaya asuransi
4. Remittance ( jassa TKI/TKW/TKA, fee/ royalty teknologi dan konsultasi,
dll.)
5. Tourism

i. Reserve Cadangan Devisa ( perubahan cadangan devisa)


Reserve account adalah neraca yang menunjukkan perubahan cadangan
atau saldo devisa yang diperoleh dari tahun yang bersangkutan dari hasil
penjumlahan saldo current account dan saldo capital account.
Perubahan cadangan devisa atau saldo devisa dari tahun yang
bersangkutan ini pada dasarnya sudah menunjukkan posisi keuangan internasional

15
suatu negara berdasarkan transaksi yang tercatat pada currant account dan capital
account.
Dari transaksi tersebut, maka transaksi ekonomi internasional
dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Transaksi Berjalan (Current Account)
Transaksi berjalan adalah semua transaksi ekspor dan impor barang-
barang dan jasa-jasa. Secara umum meliputi: transaksi perdagangan, transaksi
pendapatan modal dan transaksi unilateral.
b. Neraca Modal (Capital Account)
Neraca modal adalah neraca yang menunjukkan perubahan dalam harta
kekayaan (asset) suatu negara di luar negeri dan aset asing di suatu negara, di luar
aset cadangan pemerintah. Neraca modal meliputi: transaksi penanaman modal
langsung, transaksi utang piutang jangka panjang dan transaksi utang piutang
jangka pendek.
c. Selisih yang Belum Diperhitungkan (Error and Omissions)
Selisih yang belum diperhitungkan merupakan rekening penyeimbang
apabila nilai transaksi-transaksi kredit tidak sama persis dengan nilai transaksi
debit. Dengan adanya rekening selisih perhitungan ini, maka jumlah total nilai
transaksi kredit dari suatu Neraca Pembayaran Internasional (NPI) akan selalu
sama dengan transaksi debitnya.

2.3.1 Pos-Pos Debit dan Kredit dalam Neraca Pembayaran


Dalam transaksi internasional terdapat suatu transaksi yang harus dicatat
pada sisi debit dan sisi kredit. Pos-pos yang di debit dan pos-pos yang di kredit
dalam neraca pembayaran di antaranya sebagai berikut :
Transaksi Debit
1. Neraca Barang
 Impor barang dari negara lain
2. Neraca Jasa
 Pembayaran jasa ke penduduk LN
 Pembayaran biaya pariwisata ke LN

16
3. Neraca Hasil Modal
 Pembayaran bunga dan deviden
4. Neraca Modal
 Kredit yang diberikan ke LN dan Pembayaran cicilan utang
5. Neraca Utang Piutang jangka panjang
 Pembelian obligasi dari LN

Transaksi Kredit
1. Neraca barang
 Ekspor barang ke negara lain
2. Neraca Jasa
 Penerimaan jasa dari penduduk LN
3. Neraca Hasil Modal
 Penerimaan bunga dan deviden
4. Neraca Modal
 Kredit yang dipeoleh dari LN dan penerimaan cicilan utang
5. Neraca Utang Piutang jangka panjang
 Penjualan obligasi ke LN

2.3.2 Defisit dan Surplus Neraca Pembayaran


Dalam neraca pembayaran terdapat kemungkinan terjadinya surplus dan
defisit. Adapun defisit terjadi apabila jumlah ekspor lebih kecil daripada impor,
sedangkan apabila jumlah ekspor lebih besar daripada impor posisi neraca
pembayaran menunjukkan surplus. Neraca pembayaran suatu negara juga dapat
dikatakan seimbang apabila stok nasional (cadangan devisa) tidak berubah dan
tidak ada aliran modal/pinjaman akomodatif.
Pada umumnya neraca pembayaran akan dikatakan sehat jika mengalami
surplus, dan neraca penawaran akan dikarenakan kurang sehat jika mengalami
defisit. Akan tetapi, tidak selamanya bahwa defisit neraca pembayaran berarti
kurang sehat atau membahayakan. Hal ini harus dilihat pada komponen mana
yang mengalami defisit.

17
Jika defisit terdapat pada transaksi berjalan, maka untuk menutup defisit
tersebut harus ditimbangkan penerimaan pada transaksi modal, misalnya dengan
cara mencari pinjaman luar negeri atau menarik investor asing untuk menanamkan
modalnya di dalam negeri. Demikian pula jika penyebab devisit tersebut pada
komponen transaksi berjalan, maka untuk menyehatkan atau menutup defisit
tersebut harus diusahakan meningkatkan pada komponen transaksi berjalan,
misalnya dengan meningkatkan ekspor barang dan jasa dan sebagainya.
Perlu disadari pula surplus neraca pembayaran yang berkepanjangan akan
kurang berarti jika tidak digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakatnya. Cadangan devisa yang tertumpuk terus menerus karena surplus
neraca pembayaran tidak akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat jika tidak
digunakan untuk kesejahteraan masyarakat.
Defisit atau surplus neraca pembayaran yang terjadi pada suatu negara
dikarenakan oleh komponen berikut :
a. Stok Nasional
Jika terjadi penurunan stok nasional berarti defisit, dan jika terjadi
kenaikan stok nasional berarti surplus.
b. Pinjaman Akomodatif
Pinjaman yang masuk karena berkaitan dengan adanya kelebihan impor
berarti merupakan bagian dan defisit, sedangkan pinjaman yang masuk
atas kemauannya sendiri (pinjaman otonom) tidak memengaruhi defisit.
c. Defisit total adalah besarnya penurunan stok nasional ditambah pinjaman
akomodatif.
d. Surplus total adalah besarnya kenaikan stok nasional ditambah pinjaman
akomodatif.

2.4 Dampak Neraca Pembayaran Internasional


2.4.1 Dampak Neraca Pembayaran Internsional terhadap Perekonomian
Negara
Sebagaimana kita ketahui, bahwa neraca pembayaran suatu negara
mencatat semua transaksi negara tersebut dengan luar negeri. Adapun dampak
neraca pembayaran terhadap perekonomian adalah sebagai berikut :

18
a. Perubahan Kurs Devisa
Jika neraca pembayaran defisit, maka kurs valuta asing mengalami
kenaikan dan kurs rupiah mengalami penurunan. Dan bila terjadi surplus,
maka kurs valuta asing mengalami penurunan dan kurs rupiah mengalami
kenaikan.
b. Perubahan Harga
Jika ekspor lebih besar daripada impor berarti barang yang ada di dalam
negeri sangat laku terjual di luar negeri, maka harga barang dalam negeri
menjadi meningkat.
c. Perubahan Tingkat Pendapatan
Ekspor merupakan komponen pendapatan nasional, sehingga berubahnya
nilai ekspor akan mengakibatkan berubahnya pendapatan nasional.
d. Perubahan Tingkat Bunga
Jika investasi dari luar negeri banyak mengalir ke dalam negeri, maka
tingkat bunga yang berlaku rendah karena hubungan antara tingkat bunga
dengan tingkat investasi adalah berbanding terbalik. Sebaliknya, jika
investasi yang terjadi menurun, maka tingkat bunga yang berlaku tinggi.

1. Dampak Neraca Pembayaran Surplus


Secara ekonomi neraca pembayaran yang surplus akan berpengaruh
terhadap tingkat harga dalam negeri, yaitu mempunyai pengaruh inflatoir
mendorong/ menjurus kearah kenaikan harga (inflasi). Hal ini disebabkan oleh
adanya penambahan permintaan efektif.
Perlu disadari pula surplus neraca pembayaran yang berkepanjangan akan
kurang berarti jika tidak digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakatnya. Cadangan devisa yang tertumpuk terus menerus karena surplus
neraca pembayaran tidak akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat jika tidak
digunakan untuk kesejahteraan masyarakat
2. Dampak Neraca Pembayaran Defisit
Apabila neraca pembayaran suatu Negara mengalami defisit, maka dampak yang
akan terjadi sebagai berikut:
 Produsen dalam negeri tidak adapat bersaing dengan barang-barang impor

19
 Pendapatan Negara sedikit, sehingga utang Negara bertambah besar
 Perusahaan banyak yang gulung tikar, sehingga pengangguran meningkat
akibat dari PHK
Ketiga dampak di atas disebut pengaruh deflatoir yang mendorong/
menjurus ke arah penurunan harga (deflasi).
3. Dampak Neraca Pembayaran Seimbang
Neraca pembayaran yang seimbang tidak terlalu berpengaruh terhadap
kegiatan ekonomi suatu Negara. Sehingga apabila suatu Negara tidak dapat
mencapai surplus dalam neraca pembayaran, maka minimal harus dalam kondisi
seimbang. Dengan demikian akan dapat menghindari neraca pembayaran yang
defisit.

2.4.2 Dampak Neraca Pembayaran Internasional terhadap Kurs Valuta


Asing
Pengaruh neraca pembayaran terhadap kurs valuta asing dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Kasus I.
Neraca transaksi berjalan yang merupakan selisih antara ekspor dan impor
barang dan jasa nilainya tidak sama dengan nol. Misal nilai ekspor lebih kecil
daripada impor, atau sebaliknya nilai ekspor lebih besar daripada impor.
Sedangkan nilai capital inflow sama dengan capital outflow, dan nilainya selalu
dalam satuan Dollar Amerika.
Misal untuk neraca pembayaran Indonesia, total nilai ekspor dalam Dollar
Amerika dinyatakan dengan $x dan total nilai impor dalam Dollar Amerika
dinyatakan dengan $m. Sedangkan total nilai capital inflow dalam Dollar Amerika
dinyatakan dengan $ci dan total nilai capital outflow dalam Dollar Amerika
dinyatakan dengan $co.
Nilai tukar Rupiah Indonesia terhadap Dollar Amerika dinyatakan dengan
kurs USD/IDR, satuan unit Rupiah per satu Dollar Amerika. Kurs USD/IDR pada
kondisi awal adalah USD/IDR(1) dan kurs setelah mengalami perubahan untuk
kesetimbangan BOP adalah USD/IDR(2). Untuk mempersingkat penulisan, maka
pembuktian matematisnya tidak diturunkan pada bahasan ini.

20
Pengaruh neraca pembayaran terhadap kurs dapat dijelaskan dengan
persamaan berikut:
Kurs kesetimbangan USD/IDR(2) ditentukan oleh rasio antara nilai impor
dan ekspor Indonesia. Jika rasio $m/$x lebih besar daripada satu, maka rasio kurs
USD/IDR(2)/USD/IDR(1) lebih besar daripada satu. Artinya kurs USD/IDR
menguat. Jika kurs USD/IDR mengalami penguatan, maka Dollar Amerika
mengalami apresiasi sedangkan Rupiah Indonesia mengalami depresiasi.
Kasus II.
Ketika nilai ekspor tidak sama dengan impor dan nilai capital inflow tidak
sama dengan capital outflow, maka neraca pembayaran dalam kondisi
ketidaksetimbangan. Neraca pembayaran dapat mengalami surplus atau BOP lebih
besar daripada nol. Atau sebaliknya, neraca pembayaran dapat mengalami defisit
atau BOP lebih kecil daripada nol.
Pengaruh neraca pembayaran terhadap kurs dapat dijelaskan dengan
persamaan berikut:
Kondisi BOP akan surplus, jika rasio ($m + $co)/($x + $ci) kurang daripada
satu. Dengan demikian rasio USD/IDR(2)/USD/IDR(1) memiliki nilai kurang
daripada satu. Artinya kurs USD/IDR melemah. Jika kurs USD/IDR melemah
artinya Dollar Amerika mengalami depresiasi dan Rupiah Indonesia mengalami
apresiasi.

21
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Neraca pembayaran internasional adalah suatu catatan yang disusun
secara sistematis tentang seluruh transaksi ekonomi yang meliputi perdagangan
barang/jasa, transfer keuangan dan moneter antara penduduk (resident) suatu
negara dan penduduk luar negeri (rest of the world) untuk suatu periode waktu
tertentu, biasanya satu tahun. Neraca pembayan internasional memiliki beberapa
kegunaan dan tujuan dalam penyusunannya. Konsep dalam penyajian neraca
pembayaran internasional ada dua yaitu penyajian standart dan penyajian analitis.
Selain itu neraca pembayaran internasional juga memiliki beberapa konsep
kesimbangan. Cara pembayaran dalam neraca pembayaran internasional antara
lain yaitu Pembayaran dengan Surat Wesel, Dagang Kompensasi Pribadi,
Pembayaran Tunai, Pembayaran dengan Letter of Credit, Pembayaran Kemudian
atau Rekening Terbuka, dan Pembayaran dengan Konsinyasi. Alat
pembayarannya yaitu menggunakan devisa. Devisa terbagi menjadi dua yaitu
devisa umum dan devisa kredit. Komponen dalam neraca pembayaran
internasional terdiri dari Transaksi Dagang, Transaksi Pendapatan Modal,
Transaksi Unilateral, Transaksi Penanaman Modal Langsung, Transaksi Utang
Piutang Jangka Panjang, Transaksi Utang-piutang jangka pendek, Transaksi Lalu
Lintas Moneter, Services Account, Reserve Cadangan Devisa.
Dalam transaksi internasional terdapat suatu transaksi yang harus dicatat
pada sisi debit dan sisi kredit. Transaksi tersebut antara lain Neraca
Barang, Neraca Jasa, Neraca Hasil Modal, Neraca Modal, Neraca Utang Piutang
jangka panjang. Dalam neraca pembayaran terdapat kemungkinan terjadinya
surplus dan defisit. Adapun defisit terjadi apabila jumlah ekspor lebih kecil
daripada impor, sedangkan apabila jumlah ekspor lebih besar daripada impor
posisi neraca pembayaran menunjukkan surplus.
Dampak akibat surplus pada neraca pembayaran internasional Perubahan
Kurs Devisa, Perubahan Harga, Perubahan Tingkat Pendapatan, Perubahan
Tingkat Bunga. Selain itu defisit neraca pembayaran internasional juga memiliki
beberapa dampak salah satunya yaitu Produsen dalam negeri tidak adapat
bersaing dengan barang-barang impor. Apabila suatu Negara tidak dapat
mencapai surplus dalam neraca pembayaran, maka minimal harus dalam kondisi
seimbang.

22
DAFTAR PUSTAKA

Biz, Ardra. Pengaruh Neraca Pembayaran terhadap Kurs Valuta Asing. Diakses
dari : http://ardra.biz/ekonomi/ekonomi-internasional/pengertian-definisi-
neraca-pembayaran-balance-of-payment/. Pada tanggal 04/05/2015.
Dwi, Wahyuningsih. Makalah Perdagangan dan Pembayaran Internasional.
Diakses dari: http://paparazinew.blogspot.com/2014/09/makalah-
perdagangan-dan-pembayaran.html. Pada tanggal 04/05/2015.
Farida. Neraca Pembayaran dan Perdagangan Indonesia. Diakses dari:
http://tulisanpkfarida.blogspot.com/2010/10/neraca-pembayaran-
perdagangan-indonesia.html. Pada tanggal 29/04/2015.
Hady, Hamdy. 2001. Ekonomi Internasional: Teori dan Kebijakan Keuangan
Internasional. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Ismawanto. Cara dan Alat Pembayaran Internasional. Diakses dari:
http://ssbelajar.blogspot.com/2012/03/pembayaran-internasional.html.
Pada tanggal 04/05/2015.
Krugman, Paul R & Obstfeld Maurice. 1994. Ekonomi Interansional: Teori dan
Kebijakan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Puspa. Perdagangan dan Pembayaran Internasional. Diakses dari:
http://poespha714.blogspot.com/2013/06/perdagangan-dan-pembayaran-
internasional.html. Pada tanggal 29/04/2015.
Smith, Stephen C & Todaro Michael P. 2003. Pembangunan Ekonomi di Dunia
Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Susanto, Adi. Makalah Tentang Neraca Pembayaran. Diakses dari: http://mynet-
singojuruh.blogspot.com/2013/12/makalah-tentang-neraca-
pembayaran.html. Pada tanggal 29/04/2015.

23

Anda mungkin juga menyukai