10
akan mempengaruhi keseluruhan kinerja dan ketepatan waktu selesainya
proyek. Namun ada beberapa penjelasan umum mengenai siklus manajemen
pada sebuah proyek, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan (Planning)
Peramalan masa yang akan datang dan perumusan kegiatan-kegiatan
yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan berdasarkan
peramalan tersebut. Bentuk dari perencanaan dapat berupa:
perencanaan prosedur, perencanaan metode kerja, perencanaan
standar pengukuran hasil, perencanaan anggaran biaya dan
perencanaan program (rencana kegiatan beserta jadwal).
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian merupakan fungsi kedua dalam manajemen,
bertujuan untuk melakukan pengaturan dan pengelompokan kegiatan
proyek konstruksi agar kinerja yang dihasilkan sesuai dengan yang
diharapkan. Tahap ini menjadi sangat penting karena jika ketidaktepatan
pengaturan dan pengelompokan kegiatan, bisa berakibat langsung
terhadap tujuan proyek.
3. Pelaksanaan (Actuating)
Pelaksanaan proyek yaitu implementasi suatu rangkaian kegiatan yang
telah direncanakan dan disetujui sebelumnya. Pelaksanaan proyek di
lapangan yaitu dengan memanfaatkan sumber daya yang ada melalui
kerjasama seluruh anggota organisasi hingga tercapainya tujuan
bersama.
4. Pengendalian (Controlling)
Proses penetapan yang telah dicapai, evaluasi kerja dan langkah
perbaikan yang diperlukan sehingga pengoperasian proyek berjalan
dengan lancar. Pengendalian berkonsentrasi pada pengendalian
pekerjaan ke arah tujuan, penggunaan sumber daya secara efektif,
perbaikan atau koreksi, pemberian imbalan pencapaian tujuan.
5. Evaluasi (Evaluating)
Evaluasi adalah pengukuran dan perbaikan dalam kegiatan yang
dilaksanakan, seperti membandingkan hasil-hasil kegiatan yang dibuat.
Tujuannya agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan dapat terselenggarakan. Hasil evaluasi
11
dimaksudkan untuk perencanaan kembali, sebagai administrasi dan
manajemen yang terakhir.
Manajemen proyek pada suatu proyek konstruksi merupakan suatu hal
yang sangat penting dan tidak dapat diabaikan, karena tanpa manajemen
proyek, konstruksi akan sulit berjalan sesuai dengan harapan biaya, waktu
maupun kualitas. Tujuan dari proses manajemen adalah usaha untuk
mengusahakan agar semua rangkaian kegiatan tersebut:
1. Tepat waktu, tidak terjadi keterlambatan penyelesaian suatu proyek.
2. Biaya yang sesuai, maksudnya agar tidak ada biaya tambahan dari
perencanaan biaya yang telah dia anggarkan.
3. Proses kegiatan dapat berjalan dengan lancar.
12
dengan lainnya, serta tidak dapat secara langsung memberikan informasi
mengenai akibat-akibat yang akan terjadi bila ada suatu perubahan.
Sebuah manajemen proyek harus membuat langkah-langkah proaktif
dalam melakukan perencanaan yang baik agar sasaran dalam tujuan dapat
dicapai. Adapun tujuan dari perencanaan proyek adalah untuk memenuhi
persyaratan spesifikasi proyek yang ditentukan dalam batasan biaya, mutu dan
waktu ditambah dengan terjaminnya faktor keamanan (safety).
13
Gambar 3.1 Skema Hubungan Kerja Proyek
Sumber: Yayasan Pendidikan Universitas Gunadarma, 2019
Pihak yang sangat berperan dalam suatu proyek konstruksi yaitu owner
(pemilik proyek), konsultan dan kontraktor. Hubungan dari ketiga pihak tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Konsultan dengan pemilik proyek
Konsultan memberikan layanan konsultasi kepada pemilik proyek
berupa karya perencanaan teknis bangunan gedung serta
kelengkapannya. Pemilik proyek memberikan imbalan jasa/biaya
perencanaan.
2. Kontraktor dengan pemilik proyek
Kontraktor menyerahkan jasa bangunan gedung dan kelengkapannya.
Pemilik proyek memberikan imbalan atas jasa/biaya perencanaan.
3. Konsultan dengan kontraktor
Konsultan memberikan karya perencanaan teknis bangunan gedung
serta kelengkapannya. Kontraktor melakukan tugasnya merealisasikan
menjadi bangunan yang diinginkan dan telah disetujui.
14
Pendidikan Universitas Gunadarma. Peran utamanya adalah sebagai pengguna
jasa dan penyedia dana dalam proses pembangunan gedung kuliah Universitas
Gunadarma. Tugas dan wewenang pemilik proyek adalah sebagai berikut:
1. Menunjuk penyedia jasa (kontraktor dan konsultan).
2. Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan
dengan cara menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang
untuk bertindak atas nama pemilik.
3. Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak penyedia
jasa sejumlah biaya yang diperlukan untuk mewujudkan sebuah
bangunan.
16
DIREKTUR
TEKNIK
PROJECT
MANAGER
FILE
ENGINEERING
PROJECT ADMINISTRASI
KEUANGAN
MANAGER PROJECT
LOGISTIK PERALATAN
KEPALA
PELAKSANA
BESI KAYU
CCTV CCTV
17
Bagian-bagian dalam struktur organisasi tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Kepala Proyek (Project Manager)
Kepala proyek adalah pemimpin dalam sebuah pelaksanaan proyek
yang sedang berlangsung dan memiliki kewenangan mutlak dalam
pelaksanaan pekerjaan hingga proyek selesai dilaksanakan. Tugas dan
wewenang kepala proyek adalah sebagai berikut:
a. Membina hubungan kerja dengan owner, konsultan
perencana/supervisi, mitra kerja, sub Kontraktor, mandor dan
seluruh personil yang terlibat di dalam pelaksanaan pekerjaan
tersebut.
b. Membuat RAP (Rencana Anggaran Pelaksana) dan perencanaan
kegiatan, spesifikasi dan memahami metode pelaksanaan.
c. Mengadakan evaluasi terhadap progress fisik, biaya, mutu dan
kualitas.
d. Melaksanakan rapat mingguan atau rapat bulanan internal maupun
eksternal.
2. Site Engineering Manager (SEM)
SEM adalah pembantu tugas manager proyek yang memilki tugas
dalam perencanaan teknis dan material yang meliputi menyediakan
seluruh shop drawing dan membuat perhitungan konstruksi yang
diperlukan. Tugas SEM adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab atas urusan teknis yang ada dilapangan.
b. Melakukan pengawasan terhadap hasil kerja apakah sesuai dengan
dokumen kontrak.
c. Mengatur bersama project manager masalah pembesian yang
meliputi jumlah pemesanan dan jadwal pembelian dalam Bar
Bending Schedule (BBS).
3. Site Operation Manager (SOM)
SOM adalah orang yang bertanggung jawab dalam pengelolaan operasi
fisik pada pelaksanaan proyek yang memiliki tugas sebagai berikut:
a. Mengkordinir pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
b. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan dokumen kontrak.
18
c. Memotivasi pelaksana agar mampu bekerja dengan tingkat efisiensi
dan efektifitas yang tinggi.
4. Pengendali Kualitas (Quality Control)
Quality Control merupakan penanggung jawab dalam pengendalian
mutu pelaksanaan proyek. Tugas Quality Control adalah sebagai
berikut:
a. Membuat surat teguran atau menegur secara langsung kepada
pelaksana, sub kontraktor atau mandor apabila terjadi
penyimpangan dalam pelaksanaan atau pengadaan material yang
mempengaruhi mutu hasil pekerjaan dilapangan.
b. Melakukan pengecekan terhadap material yang akan didatangkan
maupun yang sudah tiba di lokasi untuk memberikan status kepada
bahan bangunan tersebut apakah ditolak atau diterima setelah
melihat kualitas bahan.
c. Mengikuti jalannya pelaksanaan pembangunan sehingga setiap
penyimpangan dalam pelaksanaan yang dapat mengurangi mutu
pekerjaan bisa di cegah.
d. Melakukan pengecekan apakah pelaksanaan pekerjaan di lapangan
sudah sesuai dengan gambar pelaksaan atau shop drawing.
5. Kepala Pelaksana (Supervisor)
Kepala pelaksana adalah seseorang yang bertanggung jawab mengenai
masalah-masalah teknis di lapangan serta mengkoordinasikan
pekerjaan kepada anggotanya. Tugas kepala pelaksana adalah sebagai
berikut:
a. Membuat program kerja mingguan untuk mengarahkan pekerjaan
staff di bawahnya setiap hari.
b. Memimpin pelaksanaan tugas di lapangan yang harus sesuai
dengan biaya, mutu serta waktu pengerjaan sesuai dengan desain
kerja.
c. Memahami desain konstruksi dan teknisnya.
d. Mengadakan evaluasi dan pembuatan laporan mengenai kondisi
dan progress dilapangan kepada atasannya.
19
6. Drafter
Drafter adalah orang yang bekerja membuat gambar pelaksanaan atau
shop drawing yang merupakan acuan dalam pelaksanaan di lapangan.
Tugas dari pekerjaan Drafter adalah sebagai berikut:
a. Membuat gambar pelaksanaan atau shop drawing.
b. Menyesuaikan gambar perencana dengan kondisi nyata di
lapangan.
c. Membuat gambar akhir pekerjaan atau asbuilt drawing.
d. Menjelaskan gambar kepada pelaksana lapangan atau surveyor.
7. Pelaksana Pengukuran (Surveyor)
Surveyor adalah seseorang yang betugas untuk menentukan koordinat
bangunan di lapangan yang telah di tentukan dalam gambar rencana.
Pekerjaan ini menggunakan alat bantu berupa waterpass atau
theodolite. Tugas pekerjaan surveyor adalah sebagai berikut:
a. Menentukan titik-titik batas area proyek untuk pembuatan alur pagar
proyek dan penentuan koordinat gedung.
b. Membaca gambar dan melihat bentuk dan ukuran bangunan untuk
di aplikasikan di lapangan.
c. Menentukan elevasi kedalaman galian pondasi dan lantai
basement. Kesalahan dalam penentuan elevasi dapat
menyebabkan pemborosan pekerjaan urugan dan galian tanah.
d. Menentukan as bangunan untuk mencari lokasi titik tiang pancang.
e. Marking atau menentukan as kolom gedung.
f. Pengecekan ketegakan kolom dengan menggunakan waterpass.
3.3.5 Subkontraktor
Subkontraktor adalah orang atau badan hukum yang mengambil
pekerjaan spesialis tertentu pada kontraktor utama sebagai bagian dari sebuah
proyek dan bertanggung jawab kepada kontraktor utama. Tugas pekerjaan
subkontraktor adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan pekerjaan yang dibebankan oleh kontraktor utama
sesuai dengan gambar rencana, peraturan dan syarat-syarat yang
telah ditetapkan.
20
b. Bertanggung jawab langsung terhadap kontraktor utama mengenai
hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan.
c. Menyerahkan hasil pekerjaan kepada kontraktor utama sesuai batas
waktu yang telah ditetapkan.
22
3.5.1 Pengendalian Mutu Bahan
Pengendalian mutu bahan adalah mengendalikan jalannya pelaksanaan
proyek agar mendapatkan mutu yang baik dan sesuai dengan syarat yang
ditentukan dalam kontrak. Mutu bahan untuk struktur bangunan harus sesuai
dengan standar kualitas yang telah di tetapkan. Kegiatan pengawasan dan
pengendalian mutu perlu dilakukan untuk mecapai tujuan, kegiatan tersebut
meliputi: pemilihan bahan, pengujian berkala, cara pelaksanaan, perawatan dan
pemeliharaan.
Selama masa pelaksanaan pengendalian material dilakukan dengan
cara pemeriksaan dan pengujian terhadap bahan-bahan yang akan digunakan,
seperti mutu beton dan mutu pelaksanaan perlu diawasi dan diperiksa dengan
cara membuat dan menerima benda uji yang diambil dari campuran beton.
Penggunaan beton pada proyek gedung kuliah Universitas Gunadarma ini
adalah beton siap pakai (ready mix) karena melihat efisiensi pembuatan beton.
Sebelum dilakukan pengecoran, beton segar harus dilakukan pengujian slump
test untuk menentukan konsistensi suatu campuran beton.
24
2. Kesadaran pekerja terhadap keselamatan kerja
Proyek Pembangunan Gedung A Rumah Sakit Pendidikan Universitas
Gunadarma kurang memperhatikan keselamatan kerjanya seperti tidak
menggunakan safety belt saat berada di ketinggian, tidak menggunakan
safety shoes dan beberapa tidak menggunakan helm proyek. Solusi dari
masalah ini adalah dilakukannya safety morning talk setiap seminggu
sekali untuk meningkatkan kesadaran tenaga kerja terhadap faktor
keselamatan.
25