Anda di halaman 1dari 10

Andalas Dental Jurnal P a g e | 29

ARTIKEL PENELITIAN

GAMBARAN TINGKAT KESEHATAN GIGI ANAK USIA DINI


BERDASARKAN INDEKS def-t PADA SISWA PAUD KELURAHAN
JATI KOTA PADANG
(LEVEL OF TEETH DECAY ON EARLY CHILDHOOD BASE ON def-t INDEX OF
PAUD JATI AREA PADANG CITY)
Aida Fitriana1, Nila Kasuma2

Abstrak
Karies gigi merupakan masalah yang masih belum terpecahkan secara tuntas di dunia. penyakit gigi dan
mulut merupakan penyakit terbanyak yang dikeluhkan masyarakat Indonesia (sebesar 60%). Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui indeks def-t pada siswa PAUD Kelurahan Jati Kota Padang, yang dapat
digunakan untuk meningkatkan pembinaan selanjutnya oleh Fakultas Kedokteran Gigi UNAND.
Penelitian ini menggunakan metoda survei deskriptif dan subyek penelitian diambil secara total sampling
sebanyak 33 oran yang terdiri dari 13 orang perempuan dan 20 orang laki- laki. Kategori ditentukan
berdasarkan kategori menurut WHO.
Hasil penelitian menunjukkan indeks def-t siswa PAUD Kelurahan Jati Kota Padang sebesar 5,18.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah indeks def-t siswa PAUD Kelurahan Jati Kota Padang berada pada
kategori tinggi.

Kata kunci : karies, def-t, siswa


Abstract
Dental caries is the most common problem in the world. Tooth and oral diseases are most common
lessions in Indonesian society (60%). The purpose of this study was to find out the index of def-t PAUD
students of Kelurahan Jati Padang city which is can be use to guide planning, actuating, controlling and
evaluating dental health programme by Dentistry Faculty of Andalas University.
The research has been used descriptive methode and used total sampling. Samples consist for def-t index
was 13 girls and 20 boys and categorized based on WHO caries categorize.
The result has been shown that def-t index PAUD studentsi is 5,18.
The summarized from this research have been shown that def-t PAUD students in highly categorized.

Keywords : caries, def-t, students

1
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas
2
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas

29
Andalas Dental Jurnal P a g e | 30

PENDAHULUAN Sedangkan jangkauan pelayanan belum


memadai sehubungan dengan keadaan
Karies gigi merupakan masalah yang
geografis Indonesia yang sangat
masih belum terpecahkan secara tuntas di
bervariasi. Prevalensi karies gigi tinggi
dunia. Hal ini terkait dengan masih
yaitu 97,5%; pengalaman karies (DMF-
tingginya prevalensi karies gigi di
T) mendekati 2,84 pada kelompok usia
berbagai negara. Sedangkan di Indonesia
12 tahun (kebijaksanaan nasional
menurut SKRT tahun 2004, prevalensi
DITKES-GI:goal pada tahun 2000, DMF-
karies gigi adalah 90,05%. Menurut
T <3 pada kelompok usia 12 tahun);
Riskesdas tahun 2007, di Sumatera Barat
expected insidence 0,3 per tahun per
prevalensinya mencapai 70,6% dan di
anak. Hal ini jelas menandakan adanya
kota Padang 52,2%. Berdasarkan survei
permasalahan yang cukup laten yaitu
kesehatan rumah tangga tahun 2004,
minimnya kesadaran dan pengetahuan
penyakit gigi dan mulut menduduki
kesehatan gigi di masyarakat²
peringkat pertama dari 10 besar penyakit
Hasil Survei Kesehatan Rumah
yang paling sering dikeluhkan oleh
Tangga tahun 2001 menunjukkan bahwa
masyarakat Indonesia dan terjadi pada
penyakit gigi dan mulut merupakan
orang dewasa maupun anak-anak ¹
penyakit terbanyak yang dikeluhkan
Menurut survei Kesehatan Rumah
masyarakat Indonesia (sebesar 60%).
Tangga (SKRT) tahun 2001
Penyakit gigi dan mulut tersebut adalah
membuktikan terdapat 76,2 persen anak
karies gigi dan penyakit periodontal,
Indonesia pada kelompok usia 12 tahun
khususnya peradangan gusi atau
(kira-kira 8 dari 10 anak) mengalami gigi
gingivitis. Sumber penyebab kedua
berlubang. Sedangkan SKRT tahun 2004
penyakit tersebut adalah diabaikannya
yang dilakukan oleh Depkes
kebersihan mulut sehingga terjadilah
menyebutkan bahwa prevalensi karies
akumulasi plak yang mengandung
gigi di Indonesia adalah berkisar antara
berbagai macam bakteri. Data SKRT
85%-99%2. Prevalensi penyakit karies
2001 menunjukkan bahwa sebagian besar
gigi di Indonesia cenderung meningkat.
penduduk Indonesia (61,5%) menyikat
Angka kesakitan gigi (rata-rata DMF-T)
gigi kurang sesuai dengan anjuran
juga cenderung meningkat pada setiap
program menyikat gigi, yakni setelah
dasawarsa Sekitar 70% dari karies yang
makan dan sebelum tidur, bahkan 16,6%
ditemukan merupakan karies awal.
tidak menyikat giginya. Padahal plak
Andalas Dental Jurnal P a g e | 31

hanya dapat dihilangkan dengan cara perkembangan anak, agar anak dapat
menyikat gigi. Penyakit tersebut tumbuh dan berkembang secara optimal,
walaupun tidak menyebabkan kematian diperlukan kondisi kesehatan yang baik
tetapi dapat menurunkan tingkat termasuk kesehatan gigi dan mulut.
produktiviitas. Akibat yang lebih parah, Mengetahui status kesehatan mulut
penyakit gigi dan mulut seperti penyakit pada anak sangat penting. Ada dua status
periodontal dapat mengakibatkan dan kesehatan mulut, yaitu sehat dan sakit.
memperparah penyakit Diabetes Melitus Diharapkan dengan nutrisi yang baik,
dan penyakit kardiovaskuler³. kesehatan secara umum dapat lebih baik,
Upaya penyelenggaraan kesehatan gigi sehingga proses tumbuh kembang anak
dan mulut dapat dilakukan dengan tidak terganggu. Pada keadaan mulut
mengadakan penyuluhan, pemeriksaan anak yang sakit, masukan nutrisi
dan pengobatan gigi pada masyarakat. mengalami gangguan. Demikian pula
Selama ini upaya penyelenggaraan komunikasi. Akibatnya proses tumbuh
kesehatan gigi dan mulut secara umum kembang anak menjadi terganggu 4 .
sudah dilaksanakan oleh puskesmas- Murid TK dan PAUD adalah murid
puskesmas. Kegiatan tersebut ada yang usia pra sekolah yang sedang dalam
dilaksanakan di dalam gedung dan ada pertumbuhan dan perkembangan.
5.
yang di luar gedung puskesmas. Kegiatan Menurut Blum (1974) Kesehatan gigi
yang ada di luar gedung puskesmas dan mulut dipengaruhi oleh empat faktor
biasanya meliputi UKGS dan UKGMD, penting: keturunan, lingkungan (fisik,
dimana biasanya UKGS dilakukan pada biologi, social, perilaku dan pelayanan
tingkatan sekolah dasar. Taman Kanak- kesehatan. Faktor perilaku memegang
kanak dan PAUD biasanya belum peranan penting dalam mempengaruhi
dilakukan upaya penyuluhan kesehatan status kesehatan gigi dan mulut,
gigi. sedangkan perilaku dipengaruhi oleh
Pendidikan Kesehatan Gigi sangat pendidikan3. Pendidikan tidak hanya
penting mulai dikenalkan pada usia pra didapat secara formal di sekolah tapi juga
sekolah. Bagaimana cara menyikat gigi di rumah dengan bimbingan orangtua.
yang benar, waktu menyikat gigi, Orangtua menjadi teladan bagi anak,
makanan yang sehat, dan lain sebagainya, begitu juga dalam pemeliharaan
sudah mulai dikenalkan pada anak-anak. kesehatan gigi. Pola kebiasaan orang tua
Pada masa pertumbuhan dan akan ditiru oleh anak.
Andalas Dental Jurnal P a g e | 32

Anak-anak merupakan generasi sebagai sarana komunikasi. Pada keadaan


penerus yang akan menentukan masa tertentu, rongga mulut berfungsi sebagai
depan negara ini, untuk itu diharapkan saluran napas atas, misalnya pada saat
derajat kesehatan dan kesehatan giginya infeksi yang disertai dengan sumbatan
dalam kondisi baik sehingga hidung4.
pertumbuhan dan perkembangannya Mengetahui status kesehatan mulut
dapat sesuai dengan umurnya. pada anak sangat penting. Ada dua status
kesehatan mulut, yaitu sehat dan sakit.
Hubungan Kesehatan Mulut dan
Diharapkan dengan nutrisi yang baik,
Kesehatan Umum Pada Anak
kesehatan secara umum dapat lebih baik
Tumbuh kembang merupakan proses
sehingga proses tumbuh kembang anak
yang khas pada anak, yang tidak dijumpai
tidak terganggu. Selain itu rongga mulut
pada orang dewasa. Tumbuh adalah
merupakan salah satu tempat pertama
bertambahnya jumlah/ukuran dari
diperiksa pada anak dengan keluhan
sel/organ tubuh, sedangkan kembang
batuk, demam atau nyeri saat menelan4.
adalah bertambah matangnya suatu
Mengetahui beberapa penyakit pada
organ/individu. Untuk dapat melalui
rongga mulut dan sekitarnya juga
proses tersebut secara optimal, diperlukan
merupakan hal yang sangat penting.
kondisi kesehatan yang baik, termasuk
Tidak jarang penyakit sistemik didahului
kesehatan rongga mulut4.
infeksi pada rongga mulut. Seperti
Rongga mulut mempunyai dua fungsi
diketahui bahwa infeksi pada rongga
utama. Pertama sebagai pintu gerbang
mulut dapat menimbulkan kelainan
untuk nutrisi; dan kedua, sebagai sarana
jantung dikemudian hari4.
komunikasi verbal. Kedua fungsi tersebut
Banyak sekali gangguan kesehatan
sangat penting dalam tumbuh kembang
yang sifatnya sistemik akan berdampak
anak. Anak dengan keadaan mulut yang
terhadap kesehatan mulut, baik secara
sehat dan keadaan sistemik yang baik,
langsung maupun tidak langsung.
nutrisi akan mudah masuk ke dalam
Keadaan tertentu pada tubuh dapat
tubuh, sehingga dapat terpenuhi
mempengaruhi fisiologi rongga
kebutuhan untuk proses tumbuhnya.
mulut,baik ringan maupun berat.
Keadaan mulut yang sehat juga sangat
Pengobatan asma dengan menggunakan
penting bagi anak untuk belajar bicara,
steroid hirupan dapat meningkatkan
mengembangkan kemampuan bahasanya
terjadinya infeksi jamur yang pada
Andalas Dental Jurnal P a g e | 33

akhirnya bisa menyebabkan karies dentis. rongga mulut, keadaan pada rongga
Seorang peneliti mendapatkan bahwa mulut pun dapat mempengaruhi keadaan
pada anak sekolah yang menderita asma, sistemik. Sejak dahulu sudah diketahui
ternyata mempunyai plak, gingivitis, dan hubungan antara kesehatan rongga mulut
kalkulus yang lebih banyak dibanding dengan keadaan sistemik, sehingga
control. Leukemia maupun kejadian pada rongga mulut tidak dapat
pengobatannya dapat mengakibatkan dipisahkan dengan keadaan sistemik4.
keadaan trombositopenia dengan akibat Kesehatan gigi dan mulut sangat
perdarahan mukosa dan leukopenia yang bermakna pada anak. Riset telah
memudahkan terjadinya infeksi mulut. membuktikan adanya hungan antara
Pemberian obat-obatan yang dapat kesehaan mulut dengan kesehatan umum.
menyebabkan kekeringan saliva akan Gangguan kesehatan mulut berdampak
meningkatkan terjadinya karies gigi. lebih luas daripada sekedar gangguan
Sebagaimana diketahui bahwa saliva lokal mulut dan sekitarnya4 Berbagai
berfungsi sebagai homeostasis pada kelainan gigi dan mulut yang dapat
mulut, lubrikasi, remineralisasi email dan mengganggu kesehatan umum pada anak,
bersifat imunologis4,5 . diantaranya adalah:
Keadaan sistemik dapat merupakan  Gangguan pertumbuhan srtuktur
faktor resiko terjadinya infeksi rongga maksilofasial-bawaan/didapat
mulut. Pada pasien diabetes, bisa terjadi  Trauma wajah dan mulut

inflamasi pada gingival yang akhirnya  Kebiasaan mulut yang menganggu

dapat menyebabkan kelainan pada tulang pertumbuhan rahang


alveolar. Demikian juga keadaan diabetes  Keganasan rongga mulut

dengan keadaan insulin dependent. Bila  Infeksi mulut, terutama karies gigi

akan melakukan tindakan pada gigi dan Rongga mulut merupakan tempat
mulut harus memperhatikan keadaan berkumpulnya bakteri. Rongga mulut
4
kadar gula darahnya . memberikan kontribusi yang cukup
Keadaan kesehatan tertentu dapat berarti dalam menimbulkan bakteremia.
mempengaruhi kemampuan pasien untuk Pada keadaan penurunan imunitas,
menjalani tindakan gigi dan mulut, bakteri rongga mulut yang semula
termasuk keadaan emosi, mental dan komensal dapat berubah menjadi
tingkah laku. Selain keadaan sistemik pathogen sehingga dapat menyebabkan
yang dapat mempengaruhi keadaan bakteremia dan infeksi sistemik.
Andalas Dental Jurnal P a g e | 34

Misalnya pada penyakit jantung bawaan, disebabkan oleh aktifitas metabolism


infeksi di rongga mulut dapat mikroorganisme, yang dapat
menyebabkan endokarditis bakterialis mengakibatkan terjadinya proses
yang merupakan penyakit yang cukup demineralisasi jaringan keras gigi. Karies
serius. Infeksi gigi secara gigi disebut juga sebagai penyakit
perkontinuitatum dapat menjalar ke multifaktorial. Faktor-faktor yang
mastoid dan akhirnya menyebabkan berperan dalam terjadinya proses karies
meningitis purulenta yang dapat berakibat gigi antara lain adalah proses ketahanan
fatal4. jaringan gigi, bakteri yang bersifat
Telah dijelaskan terdapat hubungan kariogenik yang terkandung di dalam
timbal balik antara keadaan kesehatan plak sumber-sumber makanan yang
rongga mulut dengan keadaan sistemik. dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri,
Keadaan sistemik dapat mempengaruhi seperti, karbohidrat, faktor pelindung gigi
kesehatan rongga mulut. Demikian pula seperti saliva dan komponen-
sebaliknya, kesehatan rongga mulut dapat komponennya, walaupun struktur
mempengaruhi kesehatan secara pertumbuhan gigi itu dimulai dari usia
keseluruhan. Selain memerlukan pertumbuhan, yaitu dari usia 6 bulan,
penanganan yang komprehensif, juga dimana pada usia pertumbuhan sangat
pengenalan tentang factor-faktor yang dipengaruhi oleh nutrisi, sehingga
berperan terhadap terjadinya hubungan penyebab terjadinya karies gigi juga
4
timbal balik tersebut . dapat dibedakan menjadi factor local dan
factor sistemik. Hingga saat ini sudah
Penyakit Gigi dan Mulut Pada Anak
banyak hasil penelitian yang
Penyakit karies gigi dan penyakit
menggambarkan terjadinya penyakit
periodontal merupakan penyakit gigi dan
karies gigi yang disebabkan oleh
mulut yang paling banyak dikeluhkan
karbohidrat yang mudah difermentasi
masyarakat Indonesia. Sumber penyebab
oleh mikroorganisme. Makanan yang
kedua penyakit tersebut adalah
berbentuk lunak dan lengket dapat
diabaikannya kebersihan mulut sehingga
berpengaruh langsung terhadap terjadinya
terjadilah akumulasi plak yang
penyakit karies gigi. Zat gizi seperti
mengandung berbagai macam bakteri3.
vitamin dan mineral, protein hewani dan
Penyakit karies gigi merupakan suatu
protein nabati, serta karbohidrat yang
penyakit jaringan keras gigi yang
terkandung di dalam makanan sehari-hari
Andalas Dental Jurnal P a g e | 35

dapat mempengaruhi terjadinya penyakit suatu daerah atau Negara. Kriteria


karies gigi. Hingga saat ini sudah banyak tersebut adalah sebagai berikut:
hasil penelitian yang menggambarkan Nilai def-T/DMF-T Kriteria
hubungan antara zat gizi dalam makanan 0,0 - 1,1 sangat rendah
sehari-hari terhadap pertumbuhan dan 1,2 – 2,6 rendah
perkembangan tubuh pada anak-anak dan 2,7 – 4,4 sedang
juga terdapat hubungan antara zat gizi 4,5 – 6,6 tinggi
dengan terjadinya karies pada gigi dan >6,6 sangat tinggi
penyakit mulut4,5. Tabel 1. Nilai def-T/DMF-T dan
Penyakit karies gigi dapat terjadi kriteria yang digunakan5.
apabila ketahanan faktor pejamu yaitu
Fakultas Kedokteran Gigi UNAND
gigi yang rapuh karena kurangnya
saat ini telah memiliki beberapa sekolah
masukan nutrisi, adanya mikroorganisme,
binaan, salah satunya adalah PAUD
adanya sukrosa dan adanya faktor waktu.
Kelurahan Jati Padang. Tujuan dari
Apabila salah satu factor tersebut tidak
dibinanya sekolah ini adalah agar dapat
ada, maka penyakit karies gigi tidak akan
memantau suatu program kesehatan gigi
terjadi6. Menurut Kidd dan Bechal, karies
dan dapat menjadikannya sekolah
merupakan suatu penyakit jaringan keras
percontohan khususnya dalam hal
gigi yaitu email, dentin dan sementum
kesehatan gigi. Untuk itu perlu dilakukan
yang disebabkan oleh aktifitas suatu jasad
pemeriksaaan indeks def-t pada siswa–
renik dalam karbohidrat yang diragikan.
siswa PAUD tersebut secara berkala
Indeks yang dipakai untuk menunujukkan
untuk mengetahui perkembangan dan
karies secara klinis adalah indeks DMF-T
perbaikan status kesehatan gigi mereka.
untuk gigi permanen dan indeks def-t
Berdasarkan latar belakang di atas
pada gigi sulung.
maka dirumuskan permasalahan sebagai
Indeks karies adalah angka yang
berikut: bagaimanakah tingkat kesehatan
menunjukkan jumlah gigi dengan karies
gigi siswa PAUD Kelurahan Jati Kota
pada seseorang atau sekelompok orang.
Padang berdasarkan indeks def-t pada
Indeks ini pertama kali diusulkan oleh
bulan November 2012?
Klein dan digunakan oleh WHO sejak
Tujuan penelitian ini adalah untuk
tahun 1977, kemudian WHO juga
mengetahui berapakah indeks def-t pada
menentukan kriteria DMF-T dan def-T
rata-rata tentang tinggi rendahnya untuk
Andalas Dental Jurnal P a g e | 36

siswa-siswa PAUD Kelurahan Jati HASIL PENELITIAN


Padang pada bulan November 2012.
Dari penelitian ini diperoleh jumlah
BAHAN DAN METODA subyek sebesar 33 orang yang terdiri dari
13 orang perempuan dan 20 orang laki-
Bahan yang digunakan untuk
laki dengan kisaran usia 3 sampai 6
pemeriksaan ini adalah kaca mulut,
tahun. Persentase subyek penelitian dapat
sonde, lampu senter.
dilihat pada diagram berikut :
Cara kerja : pengisian form
odontogram (karies, eskfoliasi, filling
teeth) yang dilengkapi dengan data pasien
berupa nama, umur dan jenis kelamin.
Penelitian yang dilakukan adalah
penelitian deskriptif dengan metoda
survei.

Tempat Penelitian
Gambar 1. Persentase subyek
Lokasi yang dipilih pada penelitian ini
berdasrkan jenis kelamin
adalah PAUD Kelurahan Jati Padang
sebagai salah satu sekolah binaan FKG
UNAND. Kegiatan ini bersamaan dengan
pelaksanaan kegiatan Pengabdian
Masyarakat berupa penyuluhan dan sikat
gigi massal.

Populasi pada penelitian ini adalah


Gambar 2. Indeks def-t rata-rata pada
seluruh siswa PAUD Kelurahan Jati siswa PAUD Kelurahan Jati Kota Padang
Padang. Dari analisa data tentang indeks def-t

Subyek penelitian diambil secara total pada siswa PAUD Kelurahan Jati Kota

sampling yaitu seluruh populasi menjdi Padang ini memiliki nilai rata-rata/ mean

subyek penelitian ini. sebesar 5,18 ini berarti termasuk pada


kategori tinggi.
Andalas Dental Jurnal P a g e | 37

DISKUSI Lingkungan memiliki kekuatan yang


besar dalam menentukan perilaku.
Dari hasil penelitian tersebut diatas,
Perilaku anak dalam menjaga kebersihan
dapat diperoleh pembahasan sebagai
gigi dan mulut tidak terlepas dari
berikut :
lingkungan Keluarga.
Hasil analisis def dari PAUD
Siswa-siswa PAUD Kelurahan Jati
Kelurahan Jati Kodya Padang ini
Padang menunjukkan nilai indeks def-t
menunjukkan nilai indeks def dalam
dalam kategori tinggi hal ini
kategori tinggi hal ini disebabkan oleh
membuktikan bahwa pengetahuan yang
beberapa faktor7 yaitu :
ada belum menimbulkan kesadaran untuk
1. Pola makan murid Sekolah Dasar
menerapkan kebiasaan yang positif dalam
(dalam hal ini PAUD) yang lebih
memelihara kebersihan gigi dan mulut
menyukai makanan yang manis-
sehari-hari, sehingga untuk meningkatkan
manis (permen, coklat, dll)
kesadaran tersebut dibutuhkan
dibandingkan dengan murid
pendidikan kesehatan yang mencakup
sekolah yang lebih tinggi.
adanya proses komunikasi, motivasi dan
2. Kurangnya pengetahuan, kesadaran
instruksi yang memadai9.
dan kemandirian anak dalam
Pada umumnya keadaan kebersihan
menjaga kesehatan dan kebersihan
mulut anak lebih buruk dan anak lebih
dirinya sendiri. Anak seusia
banyak makan makanan dan minuman
tersebut biasanya masih sangat
yang menyebabkan karies dibanding
tergantung pada orang tua.
orang dewasa. Anak-anak umumnya
3. Kurangnya kesadaran orang tua
senang gula-gula, apabila anak terlalu
untuk membawa anaknya
banyak makan gula-gula dan jarang
memeriksakan gigi karena gigi
membersihkannya, maka gigi-giginya
tersebut dianggap akan diganti oleh
banyak yang mengalami karies10. Kondisi
gigi tetap.
gigi dan mulut yang tidak terjaga dengan
Tingkat kebersihan gigi dan mulut
baik dapat menyebabkan masalah yang
pada anak berkaitan dengan perilaku anak
lain di sekitar mulut, diantaranya
tersebut dalam memelihara kebersihan
timbulnya gigi yang berlubang, sakit gigi,
gigi dan mulutnya. Perilaku adalah setiap
karang gigi, plak gigi, peradangan pada
cara reaksi atau respon manusia, makhluk
gusi, sariawan, dan kelainan-kelainan
hidup terhadap lingkungannya8.
yang lain disekitar gigi11.
Andalas Dental Jurnal P a g e | 38

KESIMPULAN KEPUSTAKAAN

Berdasarkan hasil penelitian yang 1. Sariningrum E.,2009, Hubungan Tingkat


Pendidikan, Pengetahuan dan Sikap Orang
telah dilakukan mengenai indeks def-t di Tua tentang Kebersihan Gigi dan Mulut
pada anak balita usia 3-5 tahun dengan
PAUD Kelurahan Jati Kotamadya tingkat kejadian karies di PAUD Jatipurno

Paddang dapat disimpulkan bahwa Nilai 2. Sintawati. F.X. Indirawati Tjahya N. 2009.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
indeks def–t siswa PAUD Kelurahan Jati Kebersihan Gigi Dan mulut Masyarakat
DKI Jakarta Tahun 2007. Jurnal Ekologi
adalah 5,18 . Nilai def sebesar 5,18 Kesehatan. Volume 8. No-1. Maret 2009.
hlm 860-873
berdasarkan kategori karies menurut
3. Astoeti, Tri Erri. dkk. 2006. Efektifitas
badan kesehatan dunia (WHO) berada Pengelolaan Pendidikan Kesehatan Gigi
dengan Pendekatan Total Quality
dalam kategori tinggi. Management Pada Anak Sekolah.
Indonesian Journal Of Dentistry. 13 (3):
Untuk menurunkan angka indeks 150-155.
karies tersebut diatas, Penulis 4. Supriyatno, Bambang., dkk. Hubungan
antara kesehatan Mulut dengan kesehatan
menyarankan untuk meningkatkan Umum Pada Anak. http:
pengetahuan siswa-siswa PAUD , guru- //www.tempointeraktif.com/medika/arsip. 8
Maret 2008.
guru dan orangtua siswa-siswa PAUD 5. Suwelo, Ismu Suharsono. 1992. Karies Gigi
Pada Anak Dengan Pelbagai Faktor Etiologi:
Kelurahan Jati mengenai kesehatan gigi
Kajian Pada Anak Usia Sekolah. Cetakan I.
melalui penyuluhan pendidikan kesehatan Jakarta:EGC
6. Nurlaila, dkk. 2005. Hubungan Antara
yang mencakup adanya proses Status Gizi Dengan Karies Gigi Pada
komunikasi, motivasi dan instruksi yang Murid-Murid di Sekolah Dasar Kecamatan
Karangantu. Indonesian Journal Of
memadai., pemeriksaan berkala dan Dentistry.12(1): 5-9.

pengobatan. Hal ini dapat dilakukan 7. PPKGM. 1999. Survey Dasar Kesehatan
Gigi dan Mulut Pada Murid-Murid Sekolah
secara kontinyu dan berkesinambungan Dasar Kelas I, V dan VI di Kotamadya
Bandung. Bandung. Dinas Kesehatan Gigi.
mengingat PAUD Kelurahan Jati ini 8. Gunarsa, D. 2000. Psikologi Praktis : Anak,
adalah salah satu sekolah binaan Fakultas Remaja dan Keluarga. Jakarta : PT. BPK
Gunung Mulia
Kedokteran Gigi Universitas Andalas 9. Notoatmodjo, S. 2002. Ilmu Kesehatan
Padang. Masyarakat, Prinsip-prinsip Dasar. Jakarta.
10. Machfoedz ,I dan Yetti. ,AZ 2005. Menjaga
Kesehatan Gigi dan Mulut Anak-Anak dan
Ibu Hamil. Yogyakarta:Fitramaya
11. Setyaningsih D, 2007. Menjaga Kesehatan
Gigi dan Mulut. Jakarta: CV. Sinar
Cemerlang Abadi. Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai