Resume Pengauditan 2 Bab 12

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 4

PENGAUDITAN II

RESUME MATERI
PEMERIKSAAN PERSEDIAAN (INVENTORIES)
Dosen Pengampu: Sri Astuti, SE., M.Si., Ak.,

Disusun oleh:
Riris Wening Kisworowati
(EA-C/ 142170093)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2019
A. Pengertian Persediaan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No. 14 – IAI,2002), Persediaan adalah
asset :
a. yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal.
b. dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan.
c. dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses
atau pemberian jasa.
Persediaan mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
- biasanya merupakan aset lancar karena masa perputarannya biasanya kurang atau
sana dengan satu tahun.
- merupakan jumlah yang besar, terutama dalam perusahaan dagang dan industri.
- mempunyai pengaruh yang besar terhadap laporan posisi keuangan (neraca) dan
perhitungan laba rugi.
Contoh dari perkiraan-perkiraan yang biasa digolongkan sebagai persediaan adalah:
- bahan baku
- barang dalam proses
- barang jadi
- suku cadang
- bahan pembantu
- barang dalam perjalanan
- barang konsinyasi
Menurut SAK ETAP (IAI, 2009: 56-57):
Entitas harus menentukan biaya persediaan dengan menggunakan rumus biaya
masuk-pertama keluar-pertama (MPKP) atau rata-rata tertimbang. Rumus biaya yang
sama harus digunakan untuk seluruh persediaan denga sifat dan pemakaian yang
serupa. Untuk persediaan dengan sifat atau pemakaian yang berbeda, penggunaan
rumus biaya yang berbeda dapat dibenarkan. Metode masuk terakhir keluar pertama
(MTKP) tidak diperkenankan oleh SAK ETAP.
B. Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Persediaan
1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas
persediaan.
2. Untuk memeriksa apakah persediaan yang tercantum di neraca betul-betul ada dan
dimiliki oleh perusahaan pada tanggal neraca.
3. Untuk memeriksa apakah metode penilaian persediaan (valuation) sesuai dengan
standar akuntansi keuangan di indonesia.
4. Untuk memeriksa apakah sistem pencatatan persediaan sesuai dengan standar
akuntansi keuangan di indonesia
5. Untuk memeriksa apakah terhadap barang-barang yang rusak (defective), bergerak
lambat (slow moving) dan ketinggalan mode (absolescence) sudah dibuatkan
allowance yang cukup.
6. Untuk mengetahui apakah ada persediaan yang dijadikan jaminan kredit.
7. Untuk mengetahui apakah persediaan diasuransikan dengan nilai pertanggungan
yang cukup
8. Untuk mengetahui apakah ada perjanjian pembelian/penjualan persediaan yang
mempunyai pengaruh yang besar terhadap laporan keuangan.
9. Untuk memeriksa apakah penyajian persediaan dalam laporan keuangan sudah
sesuai dengan standar akuntansi keuangan di indonesia.
Menurut SAK ETAP (IAI, 2009: 124):
Entitas harus menilai pada setiap tanggal pelaporan apakah persediaan turun nilainya.
Entitas harus membuat penilaian dengan membandingkan jumlah tercatat setiap jenis
persediaan (atau kelompok persediaan yang sama) dengan harga jual dikurangi biaya
untuk menyelesaikan dan menjual. Jika suatu jenis persediaan (atau kelompok jenis
persediaan) turun nilainya, maka entitas harus mengakui dalam laporan laba rugi atas
perbedaan antara jumlah tercatat dan harga jual dikurangi biaya untuk menyelesaikan
dan menjual.
Jika tidak praktis untuk menentukan harga jual dikurangi biaya untuk menyelesaikan
dan menjual setiap jenis persediaan,maka entitas diperkenakan mengelompokkan
jenis persediaan dalam lini produk yang sama tujuan dan pemakaiannya serta
diproduksi dan dipasarkan dalam area geografis yang sama untuk tujuan menguji
penurunan nilai.
C. Prosedur Pemeriksaan (yang disarankan) Atas Persediaan
- Prosedur Pemeriksaan untuk Compliance Test
1. Pelajari dan evaluasi Internal Control atas persediaan.
2. Tarik kesimpulan mengenai Internal Control atas persediaan.

- Prosedur Pemeriksaan untuk Substantive Test


1. Lakukan observasi atas stock opname yg dilakukan perusahaan klien.
2. Minta final inventory list dan lakukan prosedur pemeriksaan.
3. Kirimkan konfirmasi untuk persediaan consignment out.
4. Periksa unit price dari bahan baku (raw Materials), barang dalam proses (work
in process), barang jadi (finished goods), dan bahan pembantu (supplies).
5. Melakukan rekonsiliasi, jika stock opname dilakukan beberapa waktu sebelum
dan sesudah tgl neraca.
6. Periksa cukup tidaknya allowance for slow moving (barang-barang yang
bergerak lambat), barang-barang yang rusak, barang-barang yang ketinggalan
mode.
7. Periksa kejadian sesudah tanggal neraca (subsequent event).
8. Periksa cut-off penjualan dan cut-off pembelian.
9. Periksa jawaban konfirmasi dari bank, perjanjian kredit, notulen rapat.
10. Periksa apakah ada sales atau purchase commitment per tanggal neraca.
11. Jika ada barang dalam perjalanan : minta rinciannya per tanggal neraca,
periksa mathematical accuracy, periksa subsequent clearance.
12. Buat kesimpulan dari hasil pemeriksaan persediaan dan buat usulan
adjustment jika diperlukan.
13. Pemeriksaan standar yang di gunakan di laporan keuangan apakah sudah
sesuai dgn SAK yang berlaku umum.
Menurut SAK ETAP (IAI, 2009: 57):
Entitas harus mengungkapkan :
a. Kebijakan akuntansi yg diterapkan utk mengukur persediaan, termasuk rumus
biaya yg digunakan.
b. Total jumlah tercatat persediaan dan klasifikasinya yg tepat dgn entitas.
c. Jumlah persediaan yg diakui sebagai beban selama periode.
d. Jumlah penurunan nilai persediaan dan pemulihannya yg diakui dalam laporan
laba rugi.
e. Jumlah tercatat persediaan yg diagunkan.

Anda mungkin juga menyukai