Anda di halaman 1dari 18

SAMPEL DAN TEKNIK SAMPLING

DALAM PENELITIAN KUANTITATIF

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Metodologi Penelitian Kuantitatif
yang dibina oleh Bapak Dr. Parno, M.Si

oleh
Nur Lailatin Nisfah NIM 180321864524
Tri Wahyuni NIM 180321864517

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PASCASARJANA
PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN FISIKA
SEPTEMBER 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan kepada Allah SWT yang telah memberikan
nikmat,rahmat, serta keridhoan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Sampel dan Teknik Sampling dalam Penelitian Kuantitatif”.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Rosulullah Muhammad
SAW.
Kami menyadari bahwa makalah ini dapat terselesaikan atas semangat,
bimbingan, motivasi, dan doa dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini kami
menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan
satu-persatu yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga
Allah membalas kebaikan yang telah diberikan. Kami sadar banyak kekurangan
dalam penulisan makalah ini, kami berharap adanya kritik dan saran yang
membangun agar menjadi perbaikan pada makalah ini.
Kami berharap makalah ini tidak hanya tugas semata namun dapat
bermanfaat bagi penelitian pendidikan dan menambah wawasan bagi semua
kalangan.

Malang, September 2018


Penulis
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR .........................................................................................
DAFTAR ISI ........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................
1.1.Latar Belakang ................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................
1.3 Tujuan ............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................


2.1.Sampel .............................................................................................................
2.2.Prosedur Pengambilan Sampel ........................................................................
2.3.Teknik Pengambilan Sampel...........................................................................
2.4.Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Sampel ..................................................
2.5.Syarat Sampel yang Baik ................................................................................

BAB III PENUTUP ............................................................................................


3.1.Kesimpulan ....................................................................................................
3.2.Saran ................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Penelitian adalah pekerjaan ilmiah yang bermaksud mengungkapkan
rahasia ilmu secara obyektif, dengan dibentengi bukti-bukti yang lengkap dan
kokoh. Penelitian merupakan proses kreatif untuk mengungkapkan suatu
gejala melalui cara tersendiri sehingga diperoleh suatu informasi. Pada
dasarnya, informasi tersebut merupakan jawaban atas masalah-masalah yang
dipertanyakan sebelumnya. Oleh karena itu, penelitian juga dapat dipandang
sebagai usaha mencari tahu tentang berbagai masalah yang dapat merangsang
pikiran atau kesadaran seseorang.
Sebagian dari kualitas hasil suatu penelitian bergantung pada teknik
pengumpulan data yang digunakan. Pengumpulan data dalam penelitian
ilmiah dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan yang relevan, akurat,
dan reliable. Untuk memperoleh data seperti itu, peneliti dapat menggunakan
metode, teknik, prosedur, dan alat-alat yang dapat diandalkan. Ketidaktepatan
dalam penggunaan intrumen penelitian tersebut dapat menyebabkan
rendahnya kualitas penelitian.
Penelitian bertujuan menemukan jawaban atas pertanyaan melalui
aplikasi prosedur ilmiah. Prosedur ini dikembangkan untuk meningkatkan
taraf kemungkinan yang paling relevan dengan pertanyaan serta menghindari
adanya bias. Sebab, penelitian ilmiah pada dasarnya merupakan usaha
memperkecil interval dugaan peneliti melalui pengumpulan dan
penganalisaan data atau informasi yang diperolehnya
Dalam penelitian, salah satu bagian dalam langkah-langkah penelitian
adalah menentukan populasi dan sampel penelitian. Seorang peneliti dapat
menganalisa data keseluruhan objek yang diteliti sebagai kumpulan atau
komunitas tertentu. Seorang peneliti juga dapat mengidentifikasi sifat-sifat
suatu kumpulan yang menjadi objek penelitian hanya dengan mengamati dan
mempelajari sebagian dari kumpulan tersebut. Kemudian, peneliti akan
mendapatkan metode atau langkah yang tepat untuk memperoleh keakuratan
penelitian dan penganalisaan data terhadap objek. Untuk itu kami akan
mengkaji lebih dalam mengenai populasi dan sampel.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian sampel?
2. Bagaimana prosedur pengambilan sampel dalam penelitian kuantitatif?
3. Bagaimana teknik pengambilan sampel dalam penelitian kuantitatif?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi ukuran sampel?
5. Apa syarat sampel yang baik?

1.3.TUJUAN
1. Menjelaskan pengertian sampel.
2. Menjelaskan prosedur pengambilan sampel dalam penelitian kuantitatif.
3. Menjelaskan teknik pengambilan sampel dalam penelitian kuantitatif.
4. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi ukuran sampel.
5. Menjelaskan syarat sampel yang baik.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Sampel
Suatu penelitian tentunya memiliki keterbatasan dalam menghadirkan
sumber informasi atau subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ilmu sosial
mengacu pada semua peserta yang penenliti anggap berpotensi. Suatu sampel
penelitian adalah bagian dari populasi dan semua sampel memiliki beberapa
karakteristik yang menjadikan mereka anggota kelompok sampel. Karakteristik
tersebut akan memiliki definisi konseptual atau teoritis dan definisi operasional.
Definisi konseptual menggunakan banyak konstruk untuk membuat definisi
keseluruhan, seperti status sosial ekonomi. Definisi operasional adalah spesifikasi
definisi itu, seperti pendapatan, tingkat pendidikan, dan skor prestise kerja yang
digunakan sebagai ukuran untuk status sosial ekonomi.
Kerangka sampel adalah proses sistematis untuk menentukan unsur-unsur
dari mana untuk sampel itu didapatkan. Jika peneliti mengambil sampel kelompok
partisipan yang dapat diakses dari populasi yang diminati, peneliti mungkin
memiliki masalah dengan validitas populasi. Validitas populasi berkaitan dengan
seberapa representatif sampel tersebut terhadap populasi peneliti.
Sampel akhir sebenarnya adalah bagian dari populasi asli untuk
penelitian (Gambar 2.1). Seorang partisipan adalah satu individu yang ada dalam
sampel atau seluruh sampel.

Gambar 2.1 Grafik Penentuan Sampel


2.2.Prosedur Pengambilan Sampel
Seorang peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif,
seharusnya mampu mencermati dan menerapkan tahapan dalam penentuan
sampel. Sebagaimana yang tersebutkan pada gambar 2.2 berikut.
1. Identifikasi Populasi Target

2. Memilih Kerangka Sampel

3. Menentukan Metode Pemilihan Sampel

4. Menentukan Prosedur Pemilihan sampel

5. Menentukan Ukuran Sampel

6. Menentukan Unit Sampel

7. Pelaksanaan Kerja Laporan

Gambar 2.2 Prosedur Penentuan Sampel

2.3.Teknik Pengambilan Sampel


Dalam penelitian, ada dua jenis prosedur sampling: Nonprobability
Sampling dan Probability Sampling. Sampling yang paling umum adalah
nonprobability, meskipun jarang secara langsung dinyatakan dalam penelitian
yang dipublikasikan. Sampel nonprobability sampling hanyalah sekelompok
peserta potensial yang sudah ada sebelumnya atau dipilih tanpa dapat menentukan
kemungkinan sebagai sampel. Pendekatan ini tidak menggunakan pemilihan acak,
melainkan memilih peserta yang dapat diakses atau mewakili karakteristik
tertentu.
1. Nonprobability Sampling
Nonprobability Sampling terjadi karena masalah aksesibilitas, biaya,
keinginan untuk sampel tertentu, dan alasan lainnya. Prosedur
pengambilan sampel yang dijelaskan dalam bagian ini dianggap sebagai
sampling satu tahap, karena setelah sampel akhir yang diinginkan
diidentifikasi, peserta dipilih.
Dalam Schriber (2011) menyatakan bahwa Nonprobability Sampling
dibagi menjadi empat kategori.
A. Convenience Sampling
Convenience sampling digunakan karena peneliti memiliki akses ke
sampel, dapat dengan mudah menghubungi sampel, dan seringkali
lebih murah secara finansial daripada prosedur sampling lainnya.
Sebenarnya, metode ini diterapkan baik dalam studi kuantitatif dan
kualitatif. Banyak sampel penelitian penelitian adalah contoh
kenyamanan karena peneliti memiliki akses ke siswa di sekolah,
pelanggan bisnis, atau pasien di rumah sakit. Anda mungkin tertarik
untuk mempelajari pemecahan masalah baru dengan siswa berusia
delapan tahun, tetapi Anda benar-benar hanya memiliki akses ke siswa
berusia delapan tahun di sekolah, di jalan dan sehingga mereka
menjadi contoh convenience sampling.
B. Purposive Sampling
Purposive sampling terjadi ketika peneliti memilih peserta karena
mereka memiliki karakteristik khusus yang akan representatif atau
informatif dalam kaitannya dengan populasi yang menarik. Seorang
mahasiswa yang tertarik pada pengembangan teknik baru untuk
mendiagnosis seseorang yang memiliki gangguan akibat kebersihan
makanan (diagnosis clinical eating disorder). Peneliti melakukan
wawancara terhadap konselor di daerah tersebut untuk menentukan
instrumen penilaian yang dibutuhkan saat ini. Para konselor ini
merupakan purposive sampling.
C. Quota Sampling
Quota sampling memungkinkan pembuatan sampel yang memenuhi
beberapa persyaratan atau representasi populasi. Seorang peneliti
dapat memutuskan bahwa, berdasarkan data pendapatan sensus, ada
kebutuhan untuk 10% dari sampel untuk memiliki pendapatan kurang
dari $ 20.000, 20% menjadi antara $ 20.000 dan $ 40.000, dan
seterusnya. Peneliti akan mengambil sampel sampai semua persentase
tersebut terpenuhi. Setelah masing-masing kuota ini diisi, tidak ada
lagi peserta yang akan diambil sampelnya untuk kategori kuota
tersebut. Jika Anda harus memeriksa lebih banyak persyaratan
(misalnya, jenis kelamin ;berdasarkan pendapatan), Anda akan mulai
membuat matriks dan mengisi proporsi yang sesuai.
D. Snowball Sampling
Snowball sampling terjadi ketika peneliti tidak banyak tahu tentang
populasi yang akan diteliti. Peneliti hanya tahu beberapa sampel
sehingga peneliti meminta sampel yang dikenalnya tersebut untuk
memberikan nama-nama peserta yang berpotensi. Sebagai contoh,
peneliti telah menggunakan teknik sampling ini untuk
mengidentifikasi imigran Amerika Latin di wilayah District of
Columbia. Peneliti mulai dengan selebaran dan kemudian bertanya
kepada peserta apakah mereka mengetahui teman dan kenalan yang
juga tertarik untuk berpartisipasi. Proses ini bermanfaat ketika
Populasi minat sulit untuk dihubungi. Anda mungkin juga
menggunakan teknik ini ketika mencari literatur. Jika Anda
menemukan artikel ulasan dan kemudian memperoleh artikel dari
artikel ulasan dan kemudian artikel dari artikel tersebut, peneliti telah
mengambil sampel secara snowball.

B B B

C1 C2 C3 C4 C5 C6
Secara garis besar, keempat kategori di atas dapat dilihat seperti
tampak pada tabel berikut.
Tabel 2.1 Kelebihan dan Kelemahan Nonprobability Sampling
Metode Kelebihan Kelemahan
Convenience o Membutuhkan lebih o Sulit untuk mengeneralisasi ke peserta
sedikit waktu dan uang lain
o Mudah dikelola o Kurang mewakili populasi target
o Biasanya memiliki o Termasuk hasil yang bergantung pada
tingkat partisipasi karakteristik sampel unik
tinggi o Memiliki kemungkinan kesalahan
yang lebih besar karena peneliti bias
terhadap subjek
Purposive  Meyakinkan  Menghambat generalisasi
penerimaan informasi (membahas melampaui sampel anda)
yang dibutuhkan  Mungkin termasuk prasangka dalam
sampel yang terkumpul
Quota Biasanya lebih Lebih memakan waktu dari convenience
representatif dari atau tujuan tertentu
convenience atau tujuan
tertentu
Snowball Mudah untuk Memiliki pilihan keraguan “bias” karena
mengumpulkan nama- responden saling mengenal
nama yang potensial atau Memiliki potensi masalah dengan
memiliki ketertarikan independensi pengamatan

Nonprobability sampling juga memiliki beberapa keterbatasan,


diantaranya.
A. Sampel mungkin tidak mewakili populasi yang lebih besar. Oleh
karena itu, membuat kesimpulan (yaitu generalisasi) tentang populasi
yang lebih besar sangat lemah, jika tidak mustahil pada waktu. Selama
pendidikan sarjana, Jim bekerja pada sebuah studi yang meneliti harga
jual di toko-toko pakaian. Proses convenience sampling
diimplementasikan menggunakan organisasi sosial yang berbasis
siswa perempuan. Setelah beberapa survei dan wawancara,
kesimpulannya adalah: pilih persentase penjualan yang Anda
inginkan, beriklan, dan biarkan saja karena tidak ada satu pun sampel
yang dapat menghitung dengan benar jumlah yang sebenarnya
disimpan. Yah, itu benar untuk sampel, tetapi kami ragu bahwa
pengamatan akan berlaku untuk semua wanita di universitas. Artinya,
hasil berdasarkan sampel mungkin tidak menggeneralisasi populasi
target perempuan berusia 18-24 tahun.
B. Sampel mugkin masihbelum jelas (prasangka). Dengan hasil yg masil
prasangka (bias), kami maksudkan nilai statistik aktual yang berasal
dari data yang dikumpulkan tidak benar. Seseorang dapat menyebut
hasil tidak dapat dipercaya atau dapat diterjemahkan karena nilai rata-
rata atau rata-rata tidak benar berdasarkan pada proses pengambilan
sampel kami. Tanggapan sampel awal kami bisa saja merupakan pola
respons yang unik dalam distribusi besar pola respons.

2. Probability Sampling
Telah dikemukakan sebelumnya, bahwa hal yang paling menentukan
dari probability sampling yaitu kemampuan untuk menghitung tingkat
kemungkinan yang dipilih untuk berpartisipasi. Peneliti harus mulai dari
pemilihan sampel dari populasi yang terdefinisi dengan baik dan
menggunakan prosedur yang memungkinkan peneliti untuk
memperkirakan kemungkinan suatu subjek masuk ke dalam sampel.
Probability sampling, menggambar secara acak dari populasi yang
lebih luas, akan berguna jika peneliti ingin dapat membuat generalisasi,
karena mencari keterwakilan dari populasi yang lebih luas.(cohen)
Dalam probability sampling, peneliti memilih individu dari populasi
yang mewakili populasi itu. Ini adalah bentuk pengambilan sampel yang
paling ketat penelitian kuantitatif karena penyidik dapat mengklaim bahwa
sampel itu representatif populasi dan, dengan demikian, dapat membuat
generalisasi ke populasi.(creswell)
Probability sampling dibagi menjadi lima teknik, diantaranya.
A. Simple Random Sampling
Simple random sampling terjadi ketika semua anggota populasi
memiliki kemungkinan yang sama untuk dipilih, juga disebut
pemilihan acak sederhana. Gambar 2.1 dapat dilihat sebagai sampel
acak sederhana. Sebagai contoh Jim baru-baru ini memulai
menentukan sampel secara acak terhadap lulusan program pendidikan
guru untuk mengajukan pertanyaan tentang pengalaman mereka
selama empat tahun. Setiap lulusan memiliki kemungkinan atau
peluang yang sama untuk terpilih. Jika Anda membeli sekantong besar
M & Ms, kocok, lalu tutup mata dan tarik satu M & M keluar dari
kantong, Anda telah menyelesaikan simple random sampling ini.
Berikut ini adalah prosedur untuk membuat simple random sampling:
1. Definisikan minat populasi Anda — lulusan paling baru dari
program pendidikan guru.
2. Tentukan ukuran sampel yang Anda butuhkan atau inginkan.
3. Buat daftar induk lengkap dari sekumpulan calon peserta dan
tetapkan nomor unik untuk setiap calon peserta, seperti tiga digit
jumlah.
4. Temukan tabel angka acak atau buka nomor acak secara online
dan buat daftar acak tiga digit angka.
5. Tutup mata Anda, arahkan ke angka, dan tuliskan (mis., 757).
Ulangi prosedur ini sampai Anda mencocokkan nomor acak
dengan angka-angka dari peserta untuk jumlah sampel yang
diinginkan. Misalnya, Anda akan mengulangi proses ini 25 kali
jika Anda menginginkan 25 peserta dalam sampel.
Kerugian utama adalah perlunya daftar induk lengkap yang mungkin
tidak tersedia. Survei telepon secara acak memanggil nomor telepon,
yang telah membantu untuk memecahkan masalah nomor tidak
terdaftar dari daftar telepon atau kertas yang sudah kadaluwarsa.
Namun, belakangan ini, pemilihan nomor telepon acak ini dipengaruhi
oleh identifikasi penelepon dan daftar Do Not Call. Selain itu, banyak
orang tidak menjawab telepon kecuali nomor telepon dikenali atau
tunggu sampai mesin penjawab dimulai dan suaranya dikenali.
B. Systematic Sampling
Systematic sampling terjadi ketika Anda memilih setiap elemen ke-n
(orang di kasus kami) dari daftar (Gambar 2.2). Daripada membuat
angka, kita bisa memilih setiap siswa keempat untuk mendapatkan
sampel kami. Anda harus memiliki daftar semua peserta di populasi,
dan tidak boleh ada pola ke daftar (misalnya, diberi peringkat
berdasarkan rata-rata nilai-kelas) yang terkait dengan apa yang Anda
pelajari. Jika pola dikaitkan dengan variabel dependen (Bab 7) yang
menarik, maka Anda pada dasarnya memperoleh sampel bertingkat.

Gambar 2.2 Systematic Random Sampling

C. Stratified Random Sampling


Stratified random sampling (Gambar 4.3) adalah proses di mana
populasi dibagi menjadi strata atau subkelompok dan sampel yang
diambil secara acak dari masing-masing stratus atau grup. Ada dua
jenis: proporsional dan non proporsional.
1. Untuk pengambilan sampel proporsional, ukuran sampel akan
berbeda untuk masing-masing subkelompok karena proporsi yang
sama digunakan dengan mengacu pada ukuran subkelompok.
Manfaatnya adalah perkiraan yang lebih tepat karena kesalahan
pengambilan sampel yang lebih rendah.
2. Untuk pengambilan sampel nonproportional, proporsi yang
berbeda digunakan dalam referensi untuk ukuran subkelompok,
yang menghasilkan kebutuhan untuk menyesuaikan atau “memberi
bobot” untuk analisis hasil apa pun. Ukuran sampel subkelompok
untuk tidak proporsional adalah sama terlepas proporsi
subkelompok dalam populasi.
D. Cluster Sampling
Cluster Sampling terjadi ketika populasi sudah dibagi secara alami,
kelompok yang sudah ada sebelumnya (Gambar 4.4). Kelompok dapat
berupa negara bagian, distrik, sekolah, ruang kelas, wilayah statistik
metropolitan, area zona kota, blok lingkungan, jalan, dan sebagainya.
Seorang peneliti dapat memilih satu jalan dan secara acak mengambil
sampel orang-orang yang tinggal sana. Pilihan untuk menggunakan
proses klaster terjadi ketika daftar lengkap individu unit, seperti orang,
tidak ada, tetapi daftar lengkap kluster tidak. BPI adalah kelompok
berdasarkan berapa banyak pendapatan penghuni di area tertentu. Jika
seseorang tidak memiliki daftar lengkap pendapatan penduduk tetapi
kebutuhan untuk secara strategis mengambil sampel area dengan
pendapatan tinggi sekali pakai, BPI berguna karena ini tersedia di
bagian referensi perpustakaan atau untuk dibeli. Proses yang sama
adalah umum dengan studi berbasis pendidikan yang besar karena
masing-masing siswa dan guru tidak semuanya diketahui, tetapi
negara bagian, distrik, dan sekolah.

E. Multistage Cluster Sampling


Multistage cluster sampling terjadi ketika proses pengambilan
sampel berlangsung di beberapa tahap dan peneliti pada dasarnya
sampel cluster dalam cluster. Misalnya, kota-kota pertama dipilih
berdasarkan beberapa strata (misalnya, ukuran, kepadatan), dan
kemudian distrik sekolah dipilih. Selanjutnya, ruang kelas dipilih di
setiap sekolah,dan terakhir, siswa dipilih secara acak di dalam ruang
kelas tersebut. Jenis sampling ini mengarah ke data bersarang, di mana
unit individu adalah subkelompok unit yang lebih besar. Ada juga
tantangan unik untuk menganalisis data berlapis ini (lihat Bab 7).

Secara garis besar, probability sampling dapat tergambar dalam tabel


berikut.
Tabel 2.2 Kelebihan dan Kelemahan Probability Sampling
Metode Kelebihan Kelemahan
Simple Random o Mudah dimengerti dan dilakukan o Membutuhkan daftar
Sampling o Membutuhkan sedikit pengetahuan populasi
tentang populasi o Memiliki kesalahan
o Bebas dari kesalahan klasifikasi pengambilan sampel yang
o Mudah untuk dianalisa dan lebih besar daripada
diinterpretasikan stratifikasi dengan ukuran
yang sama
Systematic o Mudah dimengerti dan dilakukan o Memiliki periodisitas
Sampling o Membutuhkan sedikit pengetahuan dalam daftar populasi
tentang o Memiliki kesalahan
o populasi pengambilan sampel yang
o Bebas dari kesalahan klasi fi kasi lebih besar daripada
o Mudah untuk dianalisa dan stratifikasi dengan ukuran
diinterpretasikan yang sama
o Tidak perlu daftar bernomor
Stratified Random o Mudah untuk membandingkan o Harus mengidentifikasi
Sampling: subkelompok subkelompok
Proportional o Biasanya lebih representatif daripada o Harus memiliki
simple random atau stratified pengetahuan proporsi
o Perlu n lebih kecil jika berhubungan penduduk
dengan variabel tak bebas o Mungkin memiliki
o Tidak membutuhkan pembobotan persiapan daftar yang
mahal
Stratified Random o Mudah untuk membandingkan o Harus mengidentifikasi
Sampling: subkelompok subkelompok
Nonproportional o Biasanya lebih representatif daripada o Mungkin memiliki
simple random atau stratified persiapan daftar yang
o Perlu n lebih kecil jika berhubungan mahal
dengan variabel tak bebas o Harus membagi
o Pastikan jumlah n yang memadai di subkelompok
subkelompok
Cluster Sampling o Biaya rendah o Metode probabilitas yang
o Efisien dengan populasi besar paling tidak akurat
o Dapat menganalisis kluster individu o Mungkin sulit untuk
mengumpulkan data di
dalam gugus
o Membutuhkan penugasan
kluster yang unik

2.3.Faktor yang Mempengaruhi Ukuran Sampel


Tiga faktor yang mempengaruhi ukuran sampel adalah effect size, alpha,
dan power. Effect size adalah seberapa besar perbedaan yang peneliti pikirkan atau
literatur tunjukkan di antara grup, atau seberapa banyak hubungan yang ada di
antara kedua variabel. Alpha adalah tingkat signifikansi statistik yang harus
dipenuhi untuk menolak hipotesis nol (biasanya 0.05). Power biasanya ditetapkan
pada 0.80 dan kemudian ukuran sampel dihitung. Sewaktu peneliti mengubah
salah satu dari ketiga hal itu, semua kemungkinan perlu dilakukan perubahan.
Sebaliknya, jika peneliti mengubah ukuran sampel, ketiganya akan berubah. Jika
kamu mengharapkan effect size yang besar, berdasarkan penelitian empiris
sebelumnya, maka peneliti akan membutuhkannya lebih sedikit peserta yang
memiliki kekuatan yang cukup untuk mendeteksi perbedaan antar kelompok.
Selain itu, ada faktor lain yang perlu memperoleh pertimbangan dalam
mempengaruhi ukuran sampel, yaitu (1) derajat keseragaman, (2) rencana analisis,
(3) biaya, waktu, dan tenaga yang tersedia.

2.4.Syarat Sampel yang Baik


Secara umum, sampel yang baik adalah yang dapat mewakili sebanyak
mungkin karakteristik populasi. Dalam bahasa pengukuran, artinya sampel harus
valid, yaitu bis amengukur sesuatu yang seharusnya diukur. Sampel yang valid
ditentukan oleh dua pertimbangan.
1. Akurasi atau ketepatan, yaitu tingkat ketidakadaan “bias” (kekeliruan) daam
sampel. Dengan kata lain, makin sedikit tingkat kekeliruan yang ada dalam
sampel, makin akurat sampel tersebut.
2. Presisi. Kriteria kedua sampel yang baik adalah memiliki tingkat presisi
estimasi. Presisi mengacu pada persoalan sedekat mana estimasi kita dengan
karakteristik populasi. Contoh : dari 300 pegawai produksi, diambil sampel
50 orang. Setelah diukur, ternyata rata-rata perhari, setiap orang
menghasilkan 50 potong produk “X”. Namun, berdasarkan laporaan harian,
pegawai bisa menghasilkan produk “X” per harinya rata-rata 58 unit.
Artinya diantara laporan harian yang dihitung berdasarkan populasi dengan
hasil penelitian yang dihasilkan dari sampel, terdapat perbedaan 8 unit.
Makin kecil tingkat perbedaan diantara rata-rata populasi dengan rata-rata
sampel, maka semakin tinggi tingkat presisi sampel tersebut.
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Sampel merupakan bagian dari populasi dan semua sampel memiliki
beberapa karakteristik yang menjadikan mereka anggota kelompok
sampel. Sampel akhir sebenarnya adalah bagian dari populasi asli untuk
penelitian.
2. Adapun prosedur pengambilan sampel dalam penelitian kuantitatif adalah
dimulai dari mengidentifikasi populasi target, memilih kerangka sampel,
menentukan metode pemilihan sampel, menentukan prosedur pemilihan
sampel, menentukan ukuran sampel, menentukan unit sampel, dan
diakhiri dengan pelaksanaan laporan.
3. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian kuantitatif dibagi menjadi
dua yaitu nonprobability sampling yang mencakup convenience,
purposive, quota, dan snowball serta probability sampling yang
mencakup simple random, systematic, stratified, cluster, dan multistage
cluster.
4. Dalam pengambilan sampel terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi, diantaranya effect size, alpha, dan power. Selain itu,
derajat keseragaman, rencana analisis, biaya, waktu, dan tenaga yang
tersedia juga dapat berpengaruh terhadap ukuran sampel.
5. Sampel dapat dikatakan baik jika telah memenuhi syarat akurasi atau
ketepatan dan presisi.

3.2. SARAN
Penulis berharap pembaca dapat menjadikan makalah ini sebagai dasar
untuk membedakan berbagai teknik dalam penelitian kuantitatif, serta sebagai
rujukan untuk mengembangkan penelitian yang dilakukan, khususnya
penelitian dalam bidang pembelajaran sains atau pembelajaran fisika.
DAFTAR PUSTAKA

Beck, R. N. 1979. Handbook in Social Philosophy. New York: Macmillan.


Cohen, et al.2007. Research Method in Education. USA : Routledge
Creswell, J.W. and Creswell, J.D. 2009. Research design: Qualitative,
quantitative, and mixed methods approaches. Sage publications.
Darmawan, D. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Duncan, M. G. (1968)ADictionary of Sociology. London: Routledge & Kegan
Paul.
Gall, et al. 2002. Educational Research 7th Edition. USA : Library of Congress
Cataloging-in Publication Data
Giddens, A. 1975. Positivism and Sociology. London: Heinemann.
Giddens, A. 1976. New Rules of Sociological Method: A Positive Critique of
Interpretative Sociologies. London: Hutchinson.
Guba, E.G. and Lincoln, Y.S.1988. Do inquiry paradigms imply inquiry
methodologies. Qualitative approaches to evaluation in education, pp.89-
115.
Habermas, J. 1972. Knowledge and Human Interests trans. J. Shapiro. London:
Heinemann.
Oldroyd, D. 1986. The Arch of Knowledge: An Introductory Study of the History
of the Philosophy and Methodology of Science. New York: Methuen.
Phillips, D.C., & Burbules,N.C. 2000. Postpositivism and Educational Research.
Lanham, NY: Rowman & Littlefield.
Pring, R., 2004. The philosophy of education. Bloomsbury Publishing.
Schreiber,Self. 2011. Educational Research. John Wiley and Son Inc: USA

Anda mungkin juga menyukai