RS “RESTU IBU”
BALIKPAPAN
2010
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT RESTU IBU BALIKPAPAN
Nomor : 75 / SK / RS.RI / XII / 98
TENTANG
PENETAPAN KERJA DAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR UGD
RS ”RESTU IBU” BALIKPAPAN
Menimbang : a. Bahwa upaya peningkatan mutu pelayanan merupakan salah satu tujuan penting
pembangunan kesehatan.
b. Bahwa dalam upaya menuju peningkatan mutu pelayanan RS ”RESTU
IBU” Balikpapan perlu adanya arah sebagai petunjuk pelaksanaan berupa uraian
tugas (job description) dan standar operasional prosedur.
c. Bahwa dalam penggunaan uraian tugas dan standar operasional prosedur
yang dimaksud pada point b perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Menetapkan Uraian Tugas dan Standar Operasional Prosedur Unit Gawat Darurat
RS ”RESTU IBU” Balikpapan sebagimana terlampir
Kedua : Standar Operasional Prosedur sebagaimana tersebut pada diktum pertama,
sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun sekali akan dilakukan evaluasi dan penyesuaian
dengan kondisi yang ada
Ketiga : Surat keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal ditetapkannya dengan
ketentuan, apabila terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan diadakannya
perbaikan sebagimana mestinya.
Ditetapkan di : Balikpapan
Pada tanggal :
Direktur,
Tembusan:
1. Kepala Bidang Medis
2. Kepala Bidang Perawatan
3. Ketua Panitia Akreditasi
4. Sekretariat
5. Arsip
KATA PENGANTAR
Tercapainya suatu pelayanan kesehatan yang optimal terarah dan terpadu bagi setiap anggota
masyarakat yang berada dalam keadaan gawat darurat merupakan tujuan dari system
penanggulangan penderita gawat darurat di UGD.
Salah satu upaya yang dilakukan supaya dapat meningkatkan penanggulangan penderita
gawat darurat yaitu dengan mengadakan / membuat suatu Standar Operasional Prosedur atas
semua kegiatan dan tindakan yang dilakukan di UGD Rumah Sakit ”RESTU IBU”
Balikpapan.
Kami menyadari bahwa Standar Operasional Prosedur UGD ini masih banyak kekurangan
baik isi maupun cara menyampaikannya, untuk itu kami dengan senang hari akan menerima
segala bentuk saran dan masukan teman sejawat sekalian.
Sebagai akhir kata kami sampaikan ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada semua pihak yang telah membantu, sehingga tersusunn Standar Operasional
Prosedur ini.
Balikpapan,
Kepala Unit Gawat Darurat,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
FALSAFAH DAN TUJUAN
SOP Standar Operasional Prosedur UGD (Tujuan)
SOP Tentang Sistem PPGD di RS “RESTU IBU” Balikpapan
SOP Tentang Pasien Yang Tidak Tergolong Akut dan Gawat
SOP Tetapi Datang Berobat Ke UGD
SOP Pelayanan Pasien Gawat Darurat
SOP Penerimaan Pasien
SOP Tentang Observasi Pasien Oleh perawat di UGD
SOP Penanganan Pasien Yang Pulang / Berobat Jalan
SOP Pasien Yang Akan Dirawat Inap
SOP Penanganan Pasien Gawat Darurat
SOP Pasien UGD Bermasalah Yang Memerlukan Rawat Inap
SOP Pasien Meninggal di Unit Gawat Darurat
SOP Pasien Yang Datang Sudah Meninggal (DOA)
SOP Cara Pembayaran
SOP Kuisoner / Angket
SOP Penanggulangan Disaster Yang Terjadi di Dalam RSRI
SOP Pembagian Tugas Bila Terjadi Musibah Massal di RSRI
SOP Kebakaran di Rumah Sakit
SOP Musibah Massal di Luar Rumah Sakit
SOP Identifikasi Penderita Secara Sistematis Mengacu Pada Pedoman Rekam Medis
SOP Tetap Pemberian Identitas dan Penomoran Pasien di UGD
SOP Tentang Triase
Alur Penanganan Kasus Obstetri
SOP Tentang Pasien Yang Perlu Dirujuk / Alih Rawat ke Rumah Sakit Lain
SOP Pendampingan Penderita Yang di Transportasi
SOP Konsultasi Spesialis
SOP Permintaan Darah Ke PMI
SOP Penyediaan A, B, H, P, Linen, Alat, dan Kain Steril
SOP Permintaan Obat Narkotik
Struktur Organisasi di UGD
SOP Uraian Tugas
SOP Pertemuan UGD
SOP Tentang Surat Cuti
SOP Sistem Komunikasi
SOP Pemakaian Ambulance
SOP Tentang Alat dan Obat Untuk Life Saving
SOP Tentang Penggunaan OBat dan Alat
SOP Tindakan DC Shock
SOP Pemakaian Ambu bag
SOP Penggunaan Laryngoscope
SOP Pemakaian Suction
SOP Elektrokardiografi
SOP Pemakaian Accutrend Alpha
SOP Penggunaan Softclix Standar dan Softclix Lancet
SOP Penggunaan Berocare
SOP Pemakaian Neck Collar
SOP Naso Pharyngeal
SOP Oro Tracheal
SOP Venous Cutdown (Vena Seksi)
SOP Peripheal Intravenous Cannulation
SOP Pemasangan Intubasi
SOP Pemasangan Chateter
SOP Pemberian Oksigen
SOP Kumbah Lambung
SOP Menjahit Luka
SOP Penggunaan Brancard
SOP Protokol Kasus-kasus Penyakit Tertentu
SOP Tentang Penyakit Menular
SOP Penderita Dengan Kasus Kriminal
SOP Penderita Tidak di Kenal
SOP Tentang Kasus Pemerkosaan
SOP Penyiksaan Anak
SOP Visum Et Repertum
SOP Kegawatan di Ruang Rawat Inap
SOP Penanganan Keracunan
SOP Tentang Pelayanan Kesehatan Dengan Perusahaan
SOP Tentang Asuransi Kesehatan
SOP Tugas Tanggung Jawab Dan Wewenang Dokter Jaga
Batasan Tindakan Medis Di UGD
SOP Rahasia Medis
SOP Tentang Catatan Medis
SOP Penulisan Resep
SOP Pelayanan Ibu Dalam Proses Persalinan Normal Maupun Tidak Normal
Program Orientasi Bagi Petugas Yang Baru di UGD RSRI
Penilaian Sistem kerja staff UGD
SOP Permintaan Foto Rontgen pasien di UGD
SOP Permintaa Pemeriksaan Laboratorium Pasien UGD
SOP Ancaman Bom dan Penyanderaan
SOP Tentang Listrik Padam
SOP Pemadaman Listrik
SOP Tentang Radio Aktif
SOP Penderita yang Terkontaminasi radio Aktif
Program Peningkatan Mutu di UGD RSRI Balikpapan
FALSAFAH DAN TUJUAN
1 dari 1
KEBIJAKAN Setiap petugas IGD mampu memberikan informasi yang benar tentang pelayanan
IGD dan pelayanan medis lainnya, termasuk pelayanan jika terjadi musibah masal.
Pasien yang datang berobat tidak gawat atau darurat akan diarahkan ke Poliklinik
pagi jam 07.00-14.00, sore jam 14.00-21.00. selanjutnya diluar jam poliklinik UGD
dapat melayani pasien yang datang berobat diluar jam poliklinik.
Rawat
R.Beda
Darurat tdk Gawat h Rawat
R.Non Bedah
Pulan
g
R.Observasi
Rawat
Pasien / Triase Gawat tdk Darurat
R.Non Bedah
PASIEN BARU
PENDAFTARAN
KAMAR PERIKSA
DIKONSULTASIKAN TIDAK
TERAPI KE DOKTER SPESIALIS DIKONSULTASIKAN
PULANG
PULANG RAWAT PULANG RAWAT
Segera setelah penderita berada diteras UGD, petugas ruang triase menyeleksi
1. Penderita yang bisa berjalan, langsung masuk keruang triase kemudian keluarga
penderita mendaftar ketempat pendaftaran sesuai jam kerja.
2. Penderita yang tidak dapat berjalan, akan dijemput oleh petugas triase dari
kendaraan yang berada diteras UGD dengan menggunakan kursi roda, kemudian
keluarga penderita mendaftar ketempat pendaftaran sesuai jam kerja.
PENERIMAAN PASIEN
a. Tanda-tanda vital:
Kesadaran
Tekanan darah
Nadi
Pernafasan
Suhu
Keadaan umum
b. Cairan infuse
c. Obat-obatan
d. Produksi urine (dengan pemasangan chateter + urine bag)
e. Laboratorium :
Darah lengkap
Kimia darah
Urine lengkap
f. Radiologi
Selama dilakukan observasi paisen, jika ada hal-hal yang mengkhawatirkan maka
perawat melaporkan ke dokter jaga dan diteruskan ke konsulen oleh dokter jaga.
Hasil pemeriksaan penunjang segera dilaporkan ke dokter jaga dan diteruskan ke
konsulen untuk memperoleh tindakan selanjutnya.
CARA PEMBAYARAN
Transaksi jam 08.00 s/d 16.00 Wita Transaksi Jam 16.00 s/d 08.00 Wita
Pasien Pasien
Setor ke Bank
KUISIONER / ANGKET
2. Prosedur pendaftaran :
a. Sederhana b. Berbelit-Belit
6. Sikap perawat
a. Ramah b. Cukup Ramah c. Kurang Ramah
7. Sikap Dokter
a. Keramahan
1) Baik 2) Cukup 3) Kurang
b. Penjelasan / nasehat yang diberikan :
1) Baik 2) Cukup 3) Kurang
c. Ketelitian pemeriksaan :
1) Baik 2) Cukup 3) Kurang
8. Kebersihan ruangan
a. Bersih b. Kotor
saran-saran :
V. Triase
1. Triase dipimpin oleh Dokter IGD dan atau perawat senior IGD
2. Korban diseleksi menurut berapa ringannya penyakit serta menjamin supaya
tak ada penderita yang tidak mendapat perawatan medis
VII. Pelaporan
Dalam waktu 1 kali 24 jam, diwajibkan membuat laporan yang terperinci
tentang:
1. Jumlah korban, lokasi
2. Jumlah yang dipulangkan / meninggal / rawat inap / dirujuk
3. Jumlah penyakit / luka dsb
4. Tenaga / sarana
Laporan ditujukan kepada :
1. Direktur Rumah Sakit
2. Humas / KIE
3. Rekam Medis
VIII. Anggaran
Semua biaya untuk sementara dibebankan kepada Rumah Sakit.
Tugas-tugas :
1. Mempersiapkan segala kebutuhan alat-alat untuk tindakan di IGD
2. Menerima pasien dan menyeleksi jenis pertolongan yang akan diberikan
3. Menyalurkan pasien-pasien yang perlu dirawat
Tugas-tugas :
1. Mengecek apakah rumah sakit lain sudah dihubungi
2. Mempersiapkan alat-alat transportasi untuk evakuasi
3. Mempersiapkan tempat evakuasi di Rumah Sakit Restu Ibu Balikpapan
V. Komunikasi
Ketua : Koordinator Perawat IGD
Anggota : Staff IGD
Tugas-tugas :
1. Mempersiapkan alat-alat komunikasi agar siap pakai
2. Memberi bantuan komunikasi dengan cepat kepada mereka yang
memerlukan
Tugas-tugas :
1. Mencatat jumlah, identitas dan jenis pasien serta tindakan yang telah
diberikan
2. Mengevaluasi pertolongan yang telah diberikan
3. Membuat laporan lengkap tentang musibah tersebut kepada Direktur
VII. Pengamanan
Ketua : Koordinator Perawat IGD
Anggota : Koordinator Shift jaga
Tugas-tugas :
1. Mengamankan barang-barang penderita
2. Mencegah orang-orang yang tidak berkepentingan, yang akan masuk
kedalam ruangan
3. Mengatur keluarga penderita yang akan melihat keadaan keluarganya.
9. Membuat laporan
Inventaris barang-barang yang tersisa / terbakar
Korban yang dirawat / meninggal
Peristiwa kejadiannya (sebagai acuan perbaikan dan perhatian)
10. Setiap satu tahun sekali seluruh karyawan Rumah Sakit mengadakan
stimulasi penanggulangan bencana di Rumah Sakit
1. Bila terjadi musibah massal diluar Rumah Sakit dan ada permintaan tenaga
kesehatan ke Rumah Sakit“RESTU IBU“, maka Rumah Sakit“RESTU IBU“
akan mengirimkan satu tim kesehatan dari petugas jaga di IGD, tim terdiri dari:
Satu orang dokter jaga IGD dan dua orang perawat IGD. Tim akan
dilengkapi dengan alat dan obat-obatan yang diperlukan
2. Dokter jaga IGD melapor ke kepala IGD
3. Kepala IGD akan menunjuk dokter dan perawat yang tidak bertugas pada saat itu
untuk memberikan dan menggantikan pelayanan di IGD
IDENTIFIKASI PENDERITA SECARA SISTEMATIS
MENGACU PADA PEDOMAN REKAM MEDIS
Kartu pengenal dibawa oleh penderita sebagai kartu identitas, untuk memudahkan
pengambilan status rawat jalan bilasewaktu-waktu penderita ingin berobat
kembali / kontrol
Status rawat jalan setelah lengkap diisi / selesai pemeriksaan penderita pulang, akan
dikumpulkan / disimpan dikantor Rekam Medis Sub Rawat Jalan.
Semua penderita yang berobat ke IGD akan dicatat dibuku besar IGD Medik, terisi
nama / kelamin / umur / alamat / diagnosa / status perawatan – tindakan /
keterangan pulang – observasi – rawat.
Pencatatan Rekam medis dilakukan oleh petugas Rekam Medis.
Sistem pemberian Nomor rekam medis di Instalasi Gawat Darurat adalah Unit
Numbering System (Sistem Pemberian nomor secara unit, dimana setiap apsien
yang berkunjung ke Instalasi Gawat Darurat mempunyai satu nomor rekam medik,
akan mendapatkan nomor RSRI yang berlaku seumur hidup)
A. Pemberian Identitas
Data identitas yang harus diisikan kedalam formulir register sesuai dengan
format yang tersedia. Antara lain:
1. Tanggal / Bulan / Tahun / Jam
2. Nomor Register / DMK
3. Nama pasien
4. Alamat Lengkap
5. Identitas Pengantar
6. Agama
7. Umur
8. Jenis Kelamin
9. Cara kunjungan
10. Asal pasien
11. Keadaan pasien setelah di IGD (dirujuk , pulang / menunggu di IGD)
12. Diagnosa kerja
13. Jenis kasus (Baru / Lama)
14. Cara Pembayaran (Bayar sendiri, asuransi, askes, dll)
TENTANG TRIASE
Petugas triase adalah : Dokter jaga IGD dibantu pelaksanaan harian perawat senior
Pasien dari sistem triase segera diarahkan ke ruang yang telah ditentukan sesuai
kasusnya.
A. Pasien dengan label merah masuk dalam ruang bedah, untuk dilakukan
pemeriksaan / tindakan
Pasien dapat pulang dan / kontrol di rawat jalan
Pasien dapat rawat inap
Pasien dapat dirujuk
Apabila selama diruang merah terjadi / perlu suatu tindakan emergency
resusitasi, maka pasien segera diarahkan ke ruang resusitasi
Apabila memerlukan tindakan observasi, maka pasien diarahkan ke ruang
observasi
TENTANG TRIASE
TRIASE SCORE
TRIAGE
\
ALUR PENANGANAN KASUS OBSTETRI
TRIAGE
Perlengkapan:
Tabung O2 dan selangnya
Masker Air Viva
Cairan Colloid dan Kristoloid
Peralatan resusitasi / bantuan hidup dasar + obat-obatan resusitasi
Syarat pendamping:
Ada dari pihak Rumah Sakit dengan identitas lengkap
Ada surat tugas dari pelimpahan
Mengetahui dantrampil dalam pertolongan hidup dasar
KONSULTASI SPESIALIS
5. Persediaan Linen
Selimut disediakan 2 lembar setiap hari
Handuk disediakan 2 lembar setiap hari
Waslap disediakan 1 lembar setiap hari
Bila kebutuhan linen sudah tidak mencukupi lagi, maka dibuat daftar
permintaan ke logistik umum.
STRUKTUR ORGANISASI
KEPALA UGD
1. LABORATORIUM
2. RADIOLOGI
SEKSI SEKSI
GARIS KOORDINASI
GARIS KOMANDO
URAIAN TUGAS
URAIAN TUGAS
URAIAN TUGAS
PERTEMUAN UGD
1. Pertemuan atau rapat UGD dilakukan paling sedikit 2 kali dalam sebulan yaitu pada minggu pertama dan
minggu ketiga setiap bulannya.
2. Pertemuan dihadiri oleh Direktur Rumah Sakit, Pelayanan Medis, Ka. UGD, seluruh dokter beserta
perawat UGD (kecuali yang bertugas pada waktu itu)
3. Pertemuan diadakan dikantor UGD/ruang pertemuan Rumah Sakit “RESTU IBU“
4. Waktu pertemuan yaitu pukul 14.00 s/d selesai
5. Setiap peserta rapat harus mengisi daftar absensi dan menandatangani pada absensi tersebut.
SISTEM KOMUNIKASI
SISTEM KOMUNIKASI
c. Komunikasi Tertulis
Komunikasi tertulis dilakukan terutama untuk konsultasi pasien pada dokter
spesialis.
1. Komunikasi tertulis dilakukan dengan mencantumkan secara lengkap data-
data mengenai pasien pada DMK atau lembar konsultasi
2. DMK atau konsultasi dibawa oleh perawat UGD ke dokter spesialis terkait
3. Dokter spesialis yang dikonsultasikan menulis jawaban konsultasi pada
DMK dan sesuai dengan kepentingannya bisa datang untuk memeriksa
pasien.
4. Bila dokter spesialis belum dapat dihubungi, dokter jaga dapat melakukan
tindakan sesuai PDT dan fasilitas yang ada.
PEMAKAIAN AMBULANCE
a. Menjemput pasien
1. Keluarga penderita datang ke UGD atau menelpon melalui 22706
2. Petugas ambulance mengisi buku pemakaian ambulance
3. Petugas ambulance pergi menjemput pasien didampingi perawat UGD
4. Sekembalinya dari menjemput petugas ambulance lapor ke UGD
b. Konsultasi ke dokter konsulen dengan memakai mobil ambulance
1. Petugas ambulance mengisi buku pemakaian ambulance
2. Petugas ambulance dan perawat ke dokter konsulen yang dituju
3. Sekembalinya dari menjemput petugas ambulance lapor ke UGD
c. Mengantar pasien
Kalau ada pasien yang akan dikirimkan ke Rumah Sakit lain.
Caranya:
1. Petugas UGD memberitahu petugas ambulance
2. Petugas ambulance mengisi buku pemakaian ambulance
3. Keluarga pasien menyelesaikan administrasi pada kasir
4. Petugas ambulance bersama perawat mengantar pasien
5. sekembalinya dari mejemput petugas ambulance lapor ke UGD
PEMAKAIAN AMBULANCE
2. Persediaan obat-obatan:
Adrenalin
Aminophilin
Atropin sulfat
Catapres
Dexamethason
Dopamin 50mg – 200mg
Ephineprin
Meylon-Nabic
Phenobrbital
Diazepam
Transamin
3. Persediaan cairan
DD ½
Dextrose 5%
Dextrose 105
Dextrose 40%
Ringer laktat
NACL 0,9%
Martos 10%
TINDAKAN SHOCK
AMBU BAG
Cara menggunakan:
1. Rapatkan dahi dan dagu bawah dengan tangan menekan dagu bawah ke arah atas
2. Pada posisi seperti itu tangan sebelah memegang E valve Ambu Bag
3. Masker dipasang dimuka, tekan masker dengan tangan kearah dagu bawah
4. Masker ditekan pakai ibu jari dan jari telunjuk kemudian angkat dagu bawah
dengan jari tengah, jari manis dan jari kelingking. Jalan nafas diupayakan lurus
5. Dengan tangan yang lain menekan ambu bag dengan kira-kiran 10-15 kali per
menit
PENGGUNAAN LARYNGOSCOPE
1. Perawatan / Penyimpanan
a. Bagian laryngsocope yang dimasukkan kedalam mulut direndam dan
didesinfektan
b. Pegangan tangkai dibersihkan dengan alkohol
2. Cara menggunakan
a. Siapkan alat-alat
b. Membuka mulut, memasukkan laryngoscope dari mulut
c. Setelah ujung laryngoscope dimasukkan ke atas epiglottis, diarahkan ke atas
d. Kalau melakukan berhitu, kelihatan glottis
e. Endotracheal tube dimasukkan ke tengah golttis
f. Masukkan bite blok dan mendengarkan bunyi nafas denga stetoscope
g. Setelah memastikan letak endotracheal tube benar, balon digembungkan
dengan mengisi udara sebanyak 5 cc-10 cc (pakai spuit)
h. Kalau tidak bernafas, menggunakan respirator atau ambu bag
SUCTION
SUCTION
Pemeliharaan:
1. Setelah dipakai, alat-alat (botol dan selang) dibersihkan, bila perlu direndam
dengan cairan lysol. Dan mesin di lap dengan lap yang sudah diberi cairan
antiseptik
2. Kabel dan selang diperiksa kalau ada yang bocor
3. Kemudian botol diisi kembali dengan cairan antiseptik ± ¼ botol (secukupnya)
dengan perbandingan air 100cc : antiseptik 1 cc. Kemudian selang dipasang
kembali.
4. Alat ditutup agar terhindar dari debu
5. Voltese harus sesuai dengan kebutuhan
6. Bila tidak dipakai alat tetap dicek setiap hari, agar selalu siap pakai
ELECTROKARDIOGRAPHY
Persiapan penderita:
1. Penderita diberitahu maksud dan tujuan tindakan pemeriksaan ECG
2. Pakaian atas penderita dibuka (Atur privacy penderita)
3. Penderita dibaringkan dalam posisi telentang dengan tungkai lurus tidak
bersentuhan, kedua lengan disamping tubuh tidak bersentuhan dengan tubuh
(dalam keadaan rileks)
4. Hindari gangguan listrik dan gangguan mekanik seperti:
Jam tangan
Ventilator
Tremor
Bergerak
Batuk
Langkah-langkah:
1. Periksa alat Ecg (harus dalam keadaan siap)
2. Menempatkan elektroda:
a. Elektroda ekstremitas atas dipasang pada pergelangan tangan kanan dan kiri
dan searah telapak tangan.
b. Pada ekstremitas bawah dipasang pada pergelangan kaki kanan dan kiri
sebelah dalam
ELECTROKARDIOGRAPHY
Pemeliharaan:
1. Bersihkan alat setelah pemeriksaan dengan kapas alkohol, jangan sampai
mengenai lampu
2. Apabila alat tidak digunakan cek baterai tiap minggu satu kali (1x) , sehingga
siap pakai
PENGGUNAAN BEROCARE
Cara menggunakan:
1. Pasang power input
2. Hubungkan ujung pipa karet ke alat berocare dan ujung yang lainnya hubungkan
dengan tabung penampungan obat
3. Tuangkan obat ke dalam tabung penampungan (Dosis dan jenis obat sesuai
permintaan dokter)
4. Hubungkan tabung obat pada masker
5. Pasang masker pada penderita
6. Hidupkan pesawat
7. Setelah dipakai tabung penampungan obat dibersihkan dan dikeringkan.
NECK COLLAR
NASO PHARYNGEAL
Perawatan / penyimpanan
Naso pharyngeal sesudah dipakai direndam dengan desinfektan lalu dikeringkan
dan disimpan ditempat khusus
ORO TRACHEAL
Perawatan / penyimpanan
Oro tracheal sesudah dipakai direndam dengan desinfektan lalu dikeringkan dan
disimpan ditempat khusus
Persiapan:
1. Tentukan vena perifer dilengan bawah / punggun tangan
2. Pasanglah tourniquet pada lengan atas
3. Penderita mengepal kontiju berulang kali untuk mengembangkan vena
4. Bersihkan kulit diatas vena dengan kapas beralkohol untuk povidoneiodine
5. Anastesi kulit sekitar vena dengan suntikan lidocaine 1 % (bila dipergunakan
jarum IV besar)
6. Siapkan iv set dengan cairan infuse tertentu
7. Sediakan juga beberapa lembar plester,, kasa steril dan bidai
PEMASANGAN INTUBASI
Persiapan obat-obatan:
1. Adrenalin
2. Atropin sulfas
3. Ca Cl
4. Ca Gluconas
5. Bicnat
6. xylocard 100mg
7. Xylocard 500mg
8. Isupril 0.2mg
PEMASANGAN INTUBASI
Persiapan penderita:
1. Pasien / keluarga pasien diberi tahu maksud dan tujuan tindakan intubasi
2. Mengatur posisi penderita telentang dengan leher dalam fleksi dan kepala
ekstensi
3. Dianjurkan posisi dalam keadaan rileks dan kooperatif
PEMASANGAN CHATETER
Persiapan penderita
1. Penjelasan kepada penderita tentang tindakan chateter
2. Mengatur posisi tidur penderita
3. Menanggalkan pakaian bagian bawah penderita
Langkah-langkah:
1. Mencuci tangan sebelum bekerja
2. Mengdesinfektan sekitar alat vital penderita dari arah dalam ke luar
3. Memakai sarung tangan
4. Meletakkan duk lobang diatas alat vital penderita
5. Memasukkan xylocain jelly + 10cc bila penderita laki-laki / oleskan jelli pada
chateter bila penderita perempuan
PEMASANGAN CHATETER
Sikap:
1. Menunjukan sikap yang nyaman terhadap
2. Teliti
3. Hati-hati
Persiapan penderita:
1. Memberikan dan menjelaskan pada penderita
2. Menempatkan alat-alat ke dekat penderita
Langkah-langkah:
1. Mengatur dan menenangkan penderita
2. Isi tabung diperiksa dan dicoba
3. Memasang pipa oxygen sesuai instruksi dokter
4. Memasang masker O2 / kateter hidung pada hidung penderita
5. Mengawasi keadaan penderita, apakah sesaknya berkurang
6. Bila penderita tak memerlukan O2 lagi, maka saluran di tutup
7. Mencatat:
a. Keadaan penderita sebelum dan sesudah pemberian O2
b. Waktu pemberian
c. Jumlah pemberian O2 / menit
d. Periksa tensi, nadi, pernafasan
e. Nama perawat yang menunjukan
KUMBAH LAMBUNG
Persiapan penderita:
1. Menjelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan bila penderita sadar
2. Mengatur posisi penderita
Langkah-langkah:
1. Mencuci tangan sebelum bekerja
2. Memakai sarung tangan
3. Mengukur NGT dari Glabella ke proses xypoideus
4. Mengoleskan jelli secukupnya di ujung NGT
5. Memasukkan NGT dengan menggunakan pincet kedalam lubang hidung
penderita sampai pada batas yang telah diukur
6. Mengetes NGT apakah masuk kesaluran cerna atau saluran paru dengan cara:
KUMBAH LAMBUNG
Sikap:
1. Menunjukan sikap yang nyaman terhadap penderita
2. Teliti
3. Hati-hati
4. Peka terhadap respon penderita
MENJAHIT LUKA
Persiapan penderita:
1. Penjelasan kepada pasien tentang tujuan menjahit luka
2. Pengatur posisi pasien
3. Kepekaan terhadap reaksi
MENJAHIT LUKA
Sikap:
1. Menunjukan sikap yang dewasa bekerja
2. Teliti
3. Hati-hati
PENGGUNAAN BRANCARD
PROSEDUR
Fungsi brancard dan kursi roda:
1. Untuk mengantar pasien dari ambulance/ mobil pengantar pasien kedalam
UGD, begitu juga sebaliknya
2. Dari UGD ke RO“, Fisiotherapy
3. Dari UGD ke ruang perawatan dll
Gejala klinis
Keluhan:
1. Tidak ada
2. Tidak khas : sakit kepala, pusing, rasa cepat lelah
3. Sakit kepala : - Subosipital
- Paling berat pagi hari, lalu berkurang
4. Penyulit-penyulit dari hipertensi :
a. Jantung : gagal jantung kiri
Angina pektoris, infark miokard
b. Ginjal : hipertensi maligna, kegagalan faal ginjal
c. Otak : sakit kepala confusion
Konvulsi, koma, gangguan penglihatan, gejala-gejala syaraf
Dapat terjadi sekonyong-konyong bila tekanan darah meningkat
secara mendadak, seperti pada ensefalopati hipertensi
Tekanan darah:
1. Teknik pengukuran
2. Variabilitas
Keadaaan dari organ sasaran (target organs)
1. Mata : Keith Wagener I-IV
a. Arteriolae – penyempitan , iregularitas
b. Artterio venous defect (nicking)
c. Perdarahan
d. Eksudasi
e. Edema pupil
2. Jantung : hipertropi ventrikel kiri – aspek jantung kuat kiri
3. Pembuluh darah : asterossklerosis bising sistolik
Misalnya : a. Karotis
b. femoralis
c. Renalis
Pulpasi interkolis – pada koartasi dari aorta
Kelainan laboratorium
Urine:
Albuminuria – pada hipertensi karena kelainan parenkin ginjal
Torak granular / eritrosit – pada gromerulonefritis
- Pada pielonefritis kronik
Darah:
Kreatinin serum BUN meningkat pada hipertensi parenkin ginjal dengan
gagal ginjal
Potasium serum – menurun pada aldosteronemis
Elektrokardiogram:
hipertrofi ventrikel kiri
iskemia / infark miokard
PROTOKOL KASUS-KASUS PENYAKIT TERTENTU
(HIPERTENSI)
penatalaksanaan
penatalaksanaan secara garis besar sebagai berikut:
1. Penerangan pada penderita
2. Diit
3. Simtomatis
4. Antibiotik / anti parasit
5. Mengobati akibat diare : air, elektrolit, dan nutrisi
Gejala klinis :
Ada 2 bentuk kejang demam:
1. Kejang demam sederhana
a. Umur diantara 6 bulan – 4 tahun
b. Lama kejang < 15 menit
c. Kejang bersifat umum
d. Kejang terjadi pada waktu 16 jam, setelah timbulnya demam
e. Tidak ada kelainan neurologis, baik klinis maupun laboratorium
PROSEDUR
f. EEG normal 1 minggu setelah bangkitan kejang
2. Kejang demam komplikasi
Diluar kriteria tersebut diatas
Diagnosis:
Diagnosis kejang demam dibuat berdasarkan:
1. Anamnesis (terpenting)
2. Pemeriksaan neurologis lain dalam batas normal
a. Darah, kadar glukosa, elektrolit serum, kreatinin serum
b. Fungsi lumbal
c. funduskopi
Pencegahan:
1. Pencegahan berkala (“Intermiten“ untuk kejang demam sederhana)
Beri diazepam dan antipiretika pada penyakit-penyakit yang disertai demam
2. Pencegahan kontinyu untuk kejang demam komlikata
Dapat digunakan:
Fenobarbital : 5-7 mg/kg/24 jam dibagi dosis
Fenotoin : 2-8 mg/kg/24 jam dibagi 2-3 dosis
Klonazepam : (indikasi khusus) diberikan sampai 2 tahun bebas
kejang atau sampai umur 6 tahun
PENATALAKSANAAN:
1. Pada DF dan DHF tanpa penyulit / renjatan
a. Tirah baring
b. Minum banyak, makanan lemak
Indikasi rawat:
1. Tidak mau minum / muntah sering
2. Hematokrit cenderung naik
3. Trombosit ≤150.000
4. Demam menetap ≥ 3 hari
5. Rumah jauh
6. Permintaan orang tua
Indikasi IVFD
1. Ht cenderung meningkat
2. Muntah terus / tidak mau minum
Perbaikan (+)
Perbaikan (-)
Ht (2x)
Nadi / TD stabil Diuresis cukup (2 ml/kg/jam)
Ht (tetap tinggi)
Frek.nadi, isi kurang
Tek.nadi <20mmHg
Tetesan kurangi
Diuresis kurang
Ht
RL 20 ml/kg BB
Guyur dalam 10 menit
Belum
Shock teratasi
teratasi
Line 2
Line 1
Kolid sintetik
RL 1 tetes/kg
10 ml/kg BB
BB/menit
Dalam 10menit
Shock teratasi
Belum teratasi
- kesadaran baik
- nadi teraba kuat
- TD sistol > 80 mmHg
- Sianosis (-) DBD IV
- Extremitas hangat
- Siuresis cukup
Tanda vital
Diuresis
Evaluasi ketat Perdarahan
Cairan Rumatan Hb/Ht/Trombosit
Line 1 – RL 1 tetes/kg BB/menit
Line 1 – DD ½ 1 tetes/kg BB/menit
Infuse selanjutnya sesuai dengan kebutuhan
*Dengan memantau nilai Hb,Ht
*Biasanya tidak lebih dari 48jam
PROTOKOL KASUS-KASUS PENYAKIT TERTENTU
(DENGUE)
Shock teratasi
CVP
Cairan Rumatan
(lihat DBD III)
Dipertahankan antara 5-8 cm H2O
Koloid sintetik
3. Epitaksis profue
Beri trombosit susp → sesuai formula 13
BB x 3 unit
13
Contoh :
DBD gr II BB 20 kg → kebutuhan cairan 135 cc/kg BB
135 x 20 = tetes/menit (makro)
96
PROTOKOL KASUS-KASUS PENYAKIT TERTENTU
(ASMA DAN STATUS ASMA TIKUS)
KEBIJAKAN
Patofisiologi:
Obstruksi jalan nafas pada asma disebabkan oleh sembab mukosa sekresi
berlebihan dan spasmus otot polos.
Gejala klinis:
Batuk,bersin, hidung buntu → batuk hebat, sesak, suara mengi (wheezing)
Bila serangan hebat : gelisah, tersusuk, bekeringat mungkin sianosis
Dada mengembang, hiperinflasi, ekspirasi memanjang, otot-otot interkostal,
supraklavikuler dan sternokleido
Perkusi : hipersonor
Auskultasi : suara mengi, ronki kering musikal, ronki basah sedang,
X-foto dada : atelektasis tersebar :“hyperaerated“
Diagnosis Banding:
Infeksi virus atau bakteri, berupa bronkitis, bronkiolitis dan bronkopneumoni.
PROSEDUR Benda asing jalan nafas
Komplikasi:
1. Atelektasis
2. Pneumotoraks
3. Emfisema mesiastinalis / kutis
4. Kejang-kejang karena anoksia
5. Gagal nafas
Penatalaksanaan:
1. Serangan asma angkut:
a. Adrenalin 0.1-0.2 ml larutan 1:1000 subkutan
Bila perlu dapat diulang setiap 20 menit sampai 3 kali
b. Dianjurkan / disertai salah satu obat tersebut dibawah ini (per oral)
a. * Efedrin : 0.5-1 mg/kg/dosis, 3 kali/24 jam
* Salbutamol : 0.1-0.15 mg/kg/dosis, 3-4 kali/24 jam
* terbutalin : 0.075 mg/kg/dosis, 3-4 kali/24 jam
PROTOKOL KASUS-KASUS PENYAKIT TERTENTU
(ASMA DAN STATUS ASMA TIKUS)
TUJUAN
KEBIJAKAN
Berat ringannya cedera kepala dibagi berdasarkan skala koma Glasgow (SKG)
SKG 13-15 = cedera kepala ringan
SKG 9-12 = cedera kepala sedang
SKG 3- 8 = cedera kepala berat
Semua pasien cedera kepala yang datang ke Gawat Darurat dalam keadaan sadar
diobservasi ± 2 jam. Bila tidak ada pingsan, muntah atau pusing pasien
dipulangkan dan diberi pesan-pesan yaitu : bila pasien mengantuk / tidur, sakit
kepala hebat, muntah > 4x, kejang, lumpuh tangan / kaki, penglihatan terganggu,
harus datang ke Gawat Darurat secepat mungkin untuk tindakan selanjutnya.
Pasien cedera kepala yang tidak sadar, dirawat. Pasien dengan tingkat kesadaran
(SKG) 13-15 dirawat di IRNA dan SKG kurang dari 13 dirawat di ICU semua
pasien yang dirawat ini diobservasi tingkat kesadarannya, besar pupil dan tanda-
tanda vital lainnya. Bila memburuk dan atau perlu diambil tindakan operasi
secepatnya yaitu dikonsultasikan ke dokter spesialis bedah umum (di Balikpapan
PROSEDUR
belum ada tenaga dokter spesialis bedah saraf)
Pemeliharaan:
Lakukan pemeriksaan umum / tanda-tanda vital, jelas dikepala atau ditempat lain,
tingkat kesadaran dan pemeriksaan neurologis lainnya.
Diagnosis:
CKR, CKS, CKB, Cedera Kepala terbuka
Penanganan :
1. Pasang infuse Ringer Laktat
2. Antibiotika sesuai indikasi
3. Nootropik sesuai indikasi
4. Foto kepala AP/L jelas
5. Laboratorium (DL)
6. Obat-obata lain sesuai indikasi
PROTOKOL KASUS-KASUS PENYAKIT TERTENTU
(CEDERA KEPALA)
CEDERA KEPALA
OBSERVASI 2 JAM
RAWAT
PULANG DENGAN
PESAN
TIDAK PINGSAN
TIDAK MUNTAH PINGSAN (+)
TIDAK PUSING SAKIT KEPALA ICU
MUNTAH
PESAN : TINDAKAN
TIDUR / NGANTUK IRNA (+)
SAKIT KEPALA
HEBAT OBSERVASI SKG
MUNTAH > 4X PUPIL TANDA-TANDA BEDAH
KEJANG VITAL
LUMPUH TANGAN /
KAKI
PENGLIHATAN -
TERGANGGU OPERASI
TENTANG PENYAKIT MENULAR
VISUM ET REPERTUM
PENANGANAN KERACUNAN
PENANGANAN KERACUNAN
PENANGANAN KERACUNAN
PENANGANAN KERACUNAN
Catatan:
Konsul ke Dokter Spesialis Bedah dulu. Ad 5.6.11
RAHASIA MEDIS
PENULISAN RESEP
PERSALINAN NORMAL
PERSALINAN NORMAL
pelaksanaan:
Kala II
1. Posisi ibu litotomi
2. Pasien dipimpin mengejan bila ada his
3. Observasi hid dan B.J.A
4. Observasi penurunan kepala
5. Lakukan epiriotomi bila kepala bayi didasar panggul pada primi, multi
6. Lahirkan bayi
7. Bayi dirawat sesuai protap
8. Beri uteriotonika sesuai indikasi
PERSALINAN NORMAL
Kala IV:
1. Mengawasi Ku ibu
2. Kontrkasi uterus
3. perdarahan
4. Observasi tanda-tanda vital
5. Membersihkan vulva
6. menjahit luka pada perinium
7. Ibu diseka
8. Selanjutnya pasien diantar keruang VK untuk diobservasi 2 jam post partum
PEMADAMAN LISTRIK