Anda di halaman 1dari 25

PENENTUAN HARGA TRANSFER

DIAJUKAN SATU DIANTARA SYARAT MEMENUHI TUGAS TERSTKTUR


MATA KULIAH SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

DOSEN : ANGGA PERMADI

DISUSUN OLEH:
LIFENNI LUMBAN RAJA (B1032171006)
TANIA (B1032171009)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami. Sehingga kami diberikan kesehatan dan kekuatan berhasil
menyusun makalah ini yang berjudul “Penentuan Harga Transfer”. Makalah ini kami
susun sebagai ketuntasan bagi materi yang sedang kami pelajari saat ini.

Tujuan kami menyusun makalah ini sebagai pegetahuan mengenai“ Penentuan


Harga Transfer “ serta memberikan kemudahan yang dapat di terima oleh pembaca.
Kami mengharapkan saran dan kritik membangun yang ditunjukan demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi pembaca
serta menambah wawasan mengenai Penentuan Harga Transfer.

Akhir kata penyusun mengucapkan terimakasih kepada Dosen pembimbing


yang telah memberikan kami kesempatan untuk membahas materi “Penentuan Harga
Transfer”. Jika ada kekurangan atau kata yang salah mohon dimaafkan. Terimakasih

Pontianak, November 2019

Penyusun

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ------------------------------------------------------------------------------------------ i

Daftar Isi-------------------------------------------------------------------------------------------------- ii

Bab 1 Pendahuluan ------------------------------------------------------------------------------------- 1

1.1 LatarBelakang --------------------------------------------------------------------------------- 1


1.2 RumusanMasalah ----------------------------------------------------------------------------- 2
1.3 Tujuan Penulisan ------------------------------------------------------------------------------ 2
Bab II Pembahasan ------------------------------------------------------------------------------------- 3

2.1 Pengertian Harga Transfer ------------------------------------------------------------------- 3


2.1.1 Sasaran Penentuan Harga Transfer -------------------------------------------------- 3
2.1.1.1 Tujuan Harga Transfer ------------------------------------------------------- 3
2.1.1.2 Metode Penentuan Harga Transfer ----------------------------------------- 4
2.1.1.3 Hambatan hambatan Dalam perolehan sumber Daya-------------------- 5
2.1.1.4 Harga Transfer Berdasarkan Biaya ----------------------------------------- 8
2.2 Metode Penentuan Harga Transfer --------------------------------------------------------- 11
2.2.1 Harga Transfer Berdasarkan Harga Pasar ------------------------------------------- 11
2.2.2 kendala sumber ------------------------------------------------------------------------- 12
2.2.3 Harga Transfer atas Dasar Harga Pokok ------------------------------------------- 13
2.2.4 Biaya Tetap dan Laba Hulu ---------------------------------------------------------- 14

2.3. Administrasi Harga Transfer ---------------------------------------------------------------- 14


2.3.3.1 Harga Transfer Negosiasi ---------------------------------------------------- 14
2.3.3.2 Arbitrase dan Penyelesaian Konflik ---------------------------------------- 15
2.3.3.3 Klasifikasi produk ------------------------------------------------------------ 16
2.3.3.4 Pertimbangan Hukum -------------------------------------------------------- 16
Bab III Penutup ------------------------------------------------------------------------------------------ 21

3.1 Kesimpulan ------------------------------------------------------------------------------------ 21


3.2 Saran -------------------------------------------------------------------------------------------- 21

DaftarPustaka -------------------------------------------------------------------------------------- 22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemikiran organisasi modern berorientasi kepada desentralisasi. Terdapat


beberapa kesulitan yang timbul jka unit organisasi yang didesentralisasikan harus
berinteraksi satu sama lain. Sehingga tidak ada satu tempat yang memiliki potensi
konflik yang lebih besar pada interaksi seperti itu jika barang atau jasa yang diproduksi
oleh satu unit ditransfer ke unit lainnya. Jika unit-unit tersebut diperlakukan sebagai
pusat laba, harus ditentukan pada transfer tersebut. Salah satu tantangan utama dalam
mengoperasikan sistem yang terdesentralisasi adalah merancang suatu metode akuntansi
yang memuaskan untuk transfer barang dan jasa dari pusat laba yang satu ke yang lain
dalam perusahaan yang memiliki jumlah cukup signifikan atas transaksi jenis ini.

Salah satu contoh perusahaan yang menggunakan harga transfer adalah


perusahaan multinasional. Perusahaan multinasional adalah perusahaan yang selain
beroperasi secara domestik (bertindak sebagai perusahaan induk) juga mempunyai
hubungan afiliasi dengan perusahaan-perusahaan di negara lain. Perusahaan di berbagai
negara tersebut pada hakekatnya berada di bawah pemilikan atau penguasaan yang sama
dan kurang lebih dikendalikan oleh perusahaan induk di kantor pusat.

Perusahaan yang beroperasi di luar negeri dapat diperlakukan sebagai pusat


biaya, pusat pendapatan, pusat laba atau pusat investasi. Pertimbangan perusahaan
induk yang beroperasi pada suatu negara memilih jenis pusat pertanggungjawaban
perusahaan anak di luar negeri biasanya sama dengan perusahaan yang hanya beroperasi
di dalam negeri.

Negara, bahkan wilayah dalam satu negara mempunyai budaya yang berbeda.
Perbedaan ini mungkin tidak mempengaruhi desain sistem pengendalian manajemen,
tapi mempunyai pengaruh yang besar terhadap bagaimana menggunakan informasi yang
dihasilkan dari sistem yang ada.

1
1.2 Perumusan Masalah

1. Apa saja tujuan dari penetapan harga transfer?


2. Apa saja metode penetapan harga transfer?
3. Bagaimana administrasi harga transfer?
4. Bagaimana pengendalian budaya dalam pengendalian harga transfer?
5. Apa saja isu transfer pricing dalam MNC?
6. Apa saja risiko yang dihadapi MNC?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tujuan penetapan harga transfer.
2. Untuk mengetahui metode penetapan harga transfer.
3. Untuk mengetahui administrasi harga transfer.
4. Menjelaskan pertimbangan budaya dalam pengendalian MNC.
5. Menjelaskan isu transfer pricing dalam MNC.
6. Menjelaskan beberapa riiko yang dihadapi MNC.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Harga Transfer

Dalam arti luas harga tansfer adalah harga barang atau jasa yang ditransfer antar
pusat pertanggungjawaban dalam satu organisasi tanpa memandang bentuk pusat
pertanggungjawabannya. Sedangkan dalam arti sempit, harga transfer adalah harga
barang atau jasa yang ditransfer antar pusat laba atau setidak-tidaknya salah satu dari
pusat pertanggungjawaban yang terlibat merupakan pusat laba.

2.1.1 Sasaran Penentuan Harga Transfer

Jika dua pusat laba atau lebih bertanggungjawab bersama atas pengembangan,
pembuatan, dan pemasaran suatu produk, maka masing-masing harus berbagi pendapat
yang dihasilkan ketika produk tersebut dijual. Harga transfer merupakan mekanisme
untuk mendistribusikan pendapatan ini. Harga transfer harus dirancang sedemikian rupa
supaya dapat mencapai beberapa sasaran sebagai berikut :

 Memberikan informasi yang relevan kepada masing-masing unit usaha untuk


menentukan penyesuaian yang optimum antara biaya dan pendapatan
perusahaan.
 Menghasilkan keputusan yang bertujuan sama, maksudnya sistem harus
dirancang agar keputusan yang meningkatkan laba unit usaha juga akan
meningkatkan laba perusahaan.
 Membantu pengukuran kinerja ekonomi dari tiap unit usaha.
 Sistem harus mudah dimengerti dan dikelola.

2.1.1.1 Tujuan Harga Transfer

Apabila terdapat kondisi dimana dua atau lebih pusat laba secara bersamaan
bertanggungjawab terhadap kegiatan pengembangan produk, pembuatan, dan

3
pemasaran produk, maka pada dasarnya setiap pusat laba tersebut berhak mendapat
bagian pendapatan yang nantinya dihasilkan oleh kegiatan tersebut. Harga transfer
merupakan mekasnisme penting untuk mendistribusikan pendapatan kepada dua atau
lebih pusat laba yang melakukan transaksi. Dengan demikian harga transfer harus
didesain sedemikian rupa sehingga memenuhi tujuan-tujuan berikut :

 Menyajikan informasi yang relevan untuk keputusan trade-off antara


pendapatan dan biaya.
 Memotivasi manajer untuk mencapai goal congruence.
 Membantu menilai kinerja ekonomi pusat laba yang terkait.
 Sistemnya sederhana untuk dipahami dan mudah diadministrasikan.

Adapun tujuan penetapan harga transfer itu sendiri adalah untuk :

 Evaluasi prestasi divisi secara akurat, artinya tidak satupun manajer divisi yang
memperoleh keuntungan dengan mengorbankan kepentingan divisi lain.
 Keselarasan tujuan, berarti bahwa para manajer mengambil keputusan yang
memaksimalkan laba perusahaan dengan memaksimalkan laba divisinya.
 Tetap terjaganya otonomi divisi, artinya tidak ada campur tangan manajemen
puncak terhadap kebebasan manajemen divisi dalam mengambil keuntungan.

2.1.1.2 Metode Penentuan Harga Transfer

1. Kebebasan Memperoleh Sumber Daya

Alternatif dalam memproleh sumber daya haruslah ada, dan para manajer harus
diberi wewenang untuk memlilih mana yang paling baik untuk mereka. Manajer
pembelian harus bebas membeli dari pihak luar, dan manajer penjulan harus bebas
menjual kepada pihak luar. Dalam keadaan seperti ini, kebijakan harga transfer tersebut
akan memberikan hak kepada setiap manajer pada setiap pusat laba untuk berurusan

4
dengan pihak dalam atau luar perusahaan sesuai dengan penilaian mereka masing-
masing. Kemudian pasar akan membentuk harga transfer.

Metode tersebut merupakan metode yang optimal jika pusat laba penjual dapat
menjual seluruh produknya baik ke dalam maupun ke luar perusahaan dan jika pusat
laba pembelian juga dapat mendapatkan bahan bakunya baik dari dalam maupun luar
perusahaan. Harga pasar tersebut mencerminkan opportunity cost bagi penjual yang
menjual produknya ke dalam perusahaan. Dari sudut pandang perusahaan, biaya relevan
untuk produk tersebut adalah harga pasarnya karena merupakan uang kas yang
digunakan untuk menjual ke pihak dalam perusahaan. Harga transfer mencerminkan
opportunity cost bagi perusahaan.

2. Informasi Penuh
Para manajer harus mengetahui semua alternatif yang ada, biaya dan pendapatan
yang relevan dari masing-masing alternatif tersebut.

3. Negosiasi
Harus ada mekanisme kerja yang berjalan lancar dalam melakukan negosiasi
atas “kontrak” di antara unit-unit usaha.

Jika semua kondisi di atas dipenuhi, maka sistem harga transfer yang
berdasarkan harga pasar dapat menghasilkan kesamaan tujuan, dan tidak
membutuhkan administrasi pusat.

2.1.1.3 Hambatan-Hambatan dalam Perolehan Sumber Daya (Sourcing)

Kebebasan dalam sourcing tidak selalu mungkin dilakukan, atau jika hal itu
mungkin, akan dibatasi oleh kebijakan peusahaan.

1. Pasar yang Terbatas


Dalam berbagai perusahaan, pasar bagi pusat laba penjual atau pembeli dapat
saja sangat terbatas, alasannya antara lain :

5
Pertama, keberadaan kapasitas internal dapat membatasi pengembangan
penjualan eksternal. Jika sebagian perusahaan besar dalam suatu industri sangatlah
terintegrasi, maka ada kecendrungan akan adanya kapasitas produksi yang sedikit
independen untuk produk-produk tingkat menengah. Ketika kapasitas internal menjadi
ketat, pasar akan dengan cepat dibanjiri dengan pemintaan akan produk tingkat
menengah. Meskipun kapasitas luar juga ada, tidaklah mungkin bagi perusahaan
terintegrasi tersebut kecuali kapasitas ini digunakan pada basis reguler.

Kedua, jika suatu perusahaan merupakan produsen tunggal dari produk yang
terdeferensiasi, tidak ada sumber daya dari luar.

Ketiga, jika suatu perusahaan telah melakukan investasi yang besar, maka ia
cenderung tidak akan menggunakan sumber daya dari luar kecuali harga jual di luar
mendekati biaya variabel perusahaan, di mana hal ini jarang sekali terjadi. Untuk
tujuan-tujuan praktis, produk yang diproduksi jumlahnya terbatas.

Harga transfer yang paling memenuhi persyaratan sistem pusat laba adalah harga
kompetitif. Harga kompetitif mengukur kontribusi dari tiap pusat laba bagi laba
perusahaan secara keseluruhan. Dalam kasus perusahaan minyak terintegrasi,
penggunaan harga pasar minyak mentah merupakan cara paling efektif untuk
mengevaluasi unit ekstraksi dan penyulingan seperti layaknya jika mereka merupakan
unit usaha yang berdiri sendiri. Jika kapasitas internal tidak tersedia, maka perusahaan
akan membeli dari luar pada tingkat harga kompetitif. Selisih antara harga kompetitif
dan biaya di dalam perusahaan (inside cost) sama dengan jumlah penghematan dari
memproduksi dan bukan membeli.

Berbagai cara perusahaan untuk dapat mengetahui tingkat harga kompetitif jika
ia tidak membeli atau menjual produknya ke pasar bebas, antara lain :

 Jika terdapat terbitan harga pasar, maka itu dapat digunakan untuk menentukan harga
transfer. Meskipun demikian, terbitan tersebut harus merupakan harga yang benar-

6
benar dibayarkan di pasar bebas, dan kondisi yang ada di pasar bebas harus konsisten
dengan yang ada dalam perusahaan.
 Harga pasar mungkin ditentukan berdasarkan penawaran. Hal ini biasanya dilakukan
hanya jika penawar terendah masih memiliki peluang untuk terjun ke pasar.
 Jika pusat laba produksi menjual produk yang mirip di pasar bebas, maka ia mungkin
menggandakan harga kompetitif berdasarkan harga di luar.
 Jika pusat laba pembelian membeli produk yang sejenis dari pasar luar/bebas, maka
ia dapat menggandakan harga kompetitif untuk produk ekskutifnya. Hal ini dapat
dilakukan dengan menghitung biaya perbedaan desain dan kondisi penjualan lain
antara produk kompetitif dan produk ekslusif.

2. Kelebihan atau Kekurangan Kapasitas Industri


Seandainya pusat laba penjualan tidak dapat menjual seluruh produk ke pasar
bebas, dengan kata lain ia memiliki kapasitas yang berlebih. Perusahaan mungkin tidak
akan mengoptimalkan labanya jika pusat laba pembelian membeli produk dari pemasok
luar sementara kapasitas produksi di dalam masih memadai.

Sebaliknya, andaikan pusat laba pembelian tidak dapat memperoleh produk


yang diperlukan dari pihak luar sementara pusat laba penjualan menjual produknya
kepada pihak luar. Situasi tersebut terjadi ketika terdapat kekurangan kapasitas produksi
di dalam industri.

Jika jumlah transfer dalam perusahaan kecil atau jika situasi tersebut bersifat
sementara, banyak perusahaan membiarkan para pembeli dan penjual untuk saling
bekerja sama tanpa adanya campur tangan kantor pusat. Bahkan jika belum transfer
dalam perusahaan cukup besar, beberapa manajemen senior tetap tidak membantah teori
yang menyatakan bahwa manfaat dari mempertahankan pusat laba untuk tetap
independen akan menutupi kerugian perusahaan.

Dalam menentukan harga transfer, perusahaan biasanya mengeliminasi unsur


iklan, pendanaan (financing), atau pengeluaran lain yang tidak dikeluarkan oleh pihak

7
penjual dalam suatu transaksi internal. Hal ini sama seperti ketika dua perusahaan
sampai pada suatu tingkat harga. Pihak pembeli tidak akan membayar komponen biaya
yang tidak ada hubungannya dengan kontrak.

2.1.1.4 Harga Transfer Berdasarkan Biaya

Jika harga kompetitif tidak tersedia, maka suatu harga transfer dapat ditentukan
berdasarkan biaya ditambah laba, meskipun harga transfer semacam ini sangat sulit
dihitung dan hasilnya kurang memuaskan dibandingkan dengan harga yang berbasis
pasar (market-based price). Ada dua keputusan yang harus dibuat dalam sistem harga
transfer berdasarkan biaya, yaitu :

1. Basis Biaya
Basis yang umum adalah biaya standar. Biaya aktual tidak boleh digunakan
karena faktor inefisiensi produksi akan terlewatkan bagi pusat laba pembelian. Jika
biaya standar yang digunakan, maka dibutuhkan suatu intensif untuk menetapkan
standar yang ketat dan meningkatkan standar tersebut.

2. Markup Laba
Basis yang paling mudah dan umum digunakan adalah persentase biaya.
Meskipun demikian, jika basis tersebut digunakan maka tidak ada akun modal yang
dibutuhkan. Basis yang secara konsep lebih baik adalah persentase investasi, tetapi
menghitung investasi untuk diaplikasikan kepada setiap produk yang dihasilkan dapat
menyebabkan permaslahan teknis. Jika menggunakan basis biaya historis suatu aset,
maka fasilitas baru yang dirancang untuk mengurangi harga dapat meningkatkan biaya
sebenarnya karena aset yang lama menjadi undervalued. Solusi konseptual adalah
membuat penyisihan laba yang berdasarkan investasi yang dibutuhkan untuk memenuhi
volume yang diminta oleh pusat laba pembelian. Nilai investasi tersebut dihitung pada
level “standar”, dengan aset tetap dan persediaan pada tingkat biaya penggantian.
(replacement cost).

8
Biaya Tetap dan Laba Upstream

Penetapan harga transfer dapat menimbulkan permasalahan yang cukup serius


dalam suatu perusahaan yang terintegrasi. Pusat laba yang pada akhirnya menjual
produk kepada pihak luar mungkin tidak menyadari adanya jumlah biaya tetap dan laba
upstream yang terkandung di dalam harga pembelian internal. Metode-metode yang
digunakan oleh perusahaan-perusahaan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan
cara-cara sebagai berikut :

1. Persetujuan di antara Unit-unit Usaha


Beberapa perusahaan membuat mekanisme formal di mana wakil-wakil dari
unit-unit pembelian dan penjualan bertemu secara berkala untuk memutuskan harga
penjualan kepada pihak luar dan pembagian laba untuk produk-produk dengan biaya
tetap dan laba upstream yang signifikan.

2. Dua Langkah Penentuan Harga


Cara lain untuk mengatasi masalah ini adalah dengan membuat suatu harga
transfer yang meliputi dua jenis biaya. Pertama, untuk setiap unit yang terjual,
pembebanan biaya dibuat sama dengan biaya variabel standar dari produksi. Kedua,
pembebanan biaya yang berkala dibuat sama dengan biaya tetap yang berhubungan
dengan fasilitas yang disediakan untuk unit membeli.

Misalkan, pusat laba penjual mentransfer secara intern semua produk A yang
dihasilkan ke pusat laba pembeli. Data-data berkaitan dengan pusat laba penjual sebagai
berikut :

Biaya variabel per unit = Rp 5,00

Biaya tetap per bulan = Rp 20.000,00

Investasi yang digunakan = Rp1.200.000,00

Laba yang diharapkan = 10%

9
Dengan asumsi jumlah produk yang ditransfer sebanyak 5000 unit, maka
besarnya harga transfer produk A ke divisi penjual adalah Rp11,00 per unit, di mana
sebesar Rp5,00 merupakan biaya variabel. Besarnya harga transfer dihitung dengan cara
sebagai berikut:

Biaya variabel : 5000 x Rp5,00 = Rp 25.000,00

Biaya tetap per bulan =Rp 20.000,00

Laba yang diharapkan 10% x RP 1.200.000,00/12 =Rp 10.000,00

Jumlah harga transfer = Rp 55.000,00

Dengan kata lain harga per unitnya adalah Rp11,00 (Rp55.000,00/5000 unit).
Harga inilah yang akan dibayar pusat laba pembeli ke pusat laba penjual. Jika unit yang
diproduksi dan ditransfer hanya 4000 unit, maka besarnya harga transfer yang harus
dibayar oleh pusat laba pembeli adalah Rp 44.000,00 (4000 x Rp 11,00).

Di bawah ini merupakan beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam


menerapkan metode penentuan harga dua langkah (two-step pricing method) :

 Pembebanan biaya per bulan untuk biaya tetap dan laba harus dinegosiasikan secara
berkala dan akan tergantung dari kapasitas yang digunakan oleh unit pembeli.
 Pertanyaan mungkin akan timbul mengenai keakuratan alokasi investasi dan biaya.
 Dengan sistem penentuan harga ini, kinerja laba dari unit produksi tidak dipengaruhi
volume penjualan dari unit yang terakhir.
 Mungkin terdapat konflik antara kepentingan dari unit produksi dengan kepentingan
perusahaan.
 Metode ini mirip dengan penentuan harga “take or pray” yang sering digunakan
oleh perusahaan-perusahaan sarana umum, saluran pipa, dan batubara, dan dalam
kontrak jangka panjang.

3. Pembagian Laba

10
Sistem pembagian laba dapat digunakan untuk memastikan kesamaan antara
kepentingan unit usaha dan perusahaan. Sistem tersebut beroperasi dengan cara sebagai
berikut :

 Produk tersebut ditansfer ke unit pemasaran pada biaya variabel standar.


 Setelah produk tersebut terjual, unit-unit usaha membagi kontribusi yang dihasilkan,
dimana perhitungannya adalah harga penjualan dikurangi biaya variabel produksi
dan pemasaran.
Metode penentuan harga ini tepat digunakan jika permintaan produk yang
dihasilkan tidak cukup untuk menjamin pengalokasian fasilitas secara permanen, seperti
dalam metode dua langkah. Pada umumnya, metode ini benar-benar membuat
kepentingan unit pemasaran menjadi sama dengan kepentingan perusahaan.

4. Dua Bentuk Harga


Dalam metode ini, pendapatan unit produksi akan dikreditkan pada saat harga
jual di luar dan unit pembelian dibebankan biaya sebesar total biaya standar. Selisihnya
dibebankan ke dalam akun kantor pusat dan tereliminasi ketika laporan keuangan unit
usaha dikonsolidasikan. Metode penentuan harga transfer ini terkadang digunakan
ketika ada konflik di antara unit-unit pembelian dan penjualan yang tidak dapat
dipecahkan oleh metode yang lain.

2.2 Metode Penentuan Harga Transfer

Pada dasarnya ada beberapa metode yang sering digunakan untuk barang-barang
yang ditransfer antar pusat laba. Metode tersebut adalah sebagai berikut :

2.2.1 Harga Transfer Berdasarkan Harga Pasar


Sistem harga transfer berdasar harga pasar menggunakan harga yang
ditetapkan pleh mekanisme permintaan dan penawaran pasar. Situasi ideal yang
harus ada dalam penetapan harga transfer berdasar harga pasar untuk mendorong
adanya keselarasan tuuan adalah :
a. Orang yang kompeten

11
b. Atmosfir yang baik
c. Harga pasar
d. Kebebasan terhadap sumber daya
e. Aliran informasi yang penuh
f. Negosiasi.
2.2.2 Kendala Sumber
Suatu situasi dimana manjer pusat laba pembeli tidak diberi kebebasan
terhadap pasar input dan implikasi kendala sumber pada kebijakan penentuan
harga transfer yang tepat.
Pasar yang terbatas pada banyak perusahaan pasar untuk pusat penjual
dan pembeli biasanya terbatas. Beberapa alasannya dapat disebutkan sebagai
berikut:
1. Kapasitas internal yang terbatas sehingga tidak memungkinkan
pengembangan penjualan produk ke pihak eksternal.
2. Jika perusahaan merupakan produsen untuk produk yang sangat khas (unik)
saja, sehingga prodik tersebut tidak dijual di pasar ekstern.
3. Jika perusahaan telah melakukan investasi yang signifikan pada fasilitas
produksi.

Harga kompetitif akan mengukur kontribusi laba setiap pusat laba terhadap
laba perusahaan secara keseluruhan. Harga tersebut dapat dicari dengan cara-
cara sebagai berikut:

1.Jika harga pasar yang dipublikasikan tersedia, maka dapat digunakan untuk
penentuan harga transfer, sehingga harga yang terjadi benar-benar merupakan
harga pasar.
2.Harga pasar dapat dibentuk dengan penawaran (lelang). Hal ini umumnya
dilakukan jika tawaran yang lebih rendah mempunyai kesempatan yang dapat
dibenarkan untuk terjadinya transaksi. Biasanya perusahaan memperoleh
barang separuh dari produk yang dibutuhkan dari pihak luar dan separuhnya
dari dalam.

12
3.Jika pusat laba produksi menjual barang yang sama ke pasar ekstern, sering
dilakukan dengan harga kompetitif atas dasar harga pasar ekstern.
4.Jika pusat laba membeli barang yang sama dari pasar ekstern, sering dilakukan
dengan harga yang kompetitif untuk produk yang dibeli.

2.2.3 Harga Transfer atas Dasar Harga Pokok

Secara lebih lengkap, penerapan metode ini adalah:

1. Pada pasar kompetitif tidak tersedia informasi harga jual produk yang di transfer.
Keadaan ini timbul jika prduk yang di transfer merupakan produk yang belum
selesai sehingga tidak diperjual belikan di pasar.
2. Kesulitan dalam penentuan harga jual yang disebabkan oleh perselisihan antar
manajer divisi. Kesulitan ini timbul jika dipasar ada beberapa macam harga dan
jika produk yang ditransfer tidak persis sama dengan yang ada di pasar.
3. Jika produk yang ditransfer mengandung formula atau proses rahasia sehingga
tidak diinginkan untuk diungkapkan kepada pihak lain.

Dalam metode ini komponen ini yang harus diperhatikan adalah definisi harga
pokok (biaya) dan penentuan besarnya mark up.
1. Definisi Harga Pokok
Jika pendekatan harga pokok ini dipakai, maka harga pokok yang
dimaksud adalah harga pokok standar (standard cost). Harga pokok (biaya)
sesungguhnya tidak boleh digunakan karena dalam biaya tersebut mengandung
inefisiensi yang terjadi pada pusat laba penjual yang akan ikut ditransfer ke
pusat laba pembeli. Jika biaya standar digunakan,maka harus diciptakan insentif
untuk para manajer agar menyusun standar yang ketat.
2. Penentuan Mark Up
Markup ditentukan atas dasar penentuan tingkat laba dan besarnya laba.
(1) dasar penentuan tingkat laba. Dasar penentuan tingkat laba ini bisa dilakukan
berdasar biaya dan dapat dilakukan berdasar return atas investasi. Kesulitannya

13
adalah bila berdasar biaya tidak memperhitungkan investasi yang dilakukan.
Sebaliknya, jika berdasar investasi, sulit menentukan besarnya investasi yang
layak diperhitungkan; (2)besarnya laba. Berbagai pendekatan yang bisa
dilakukan adalah :
 Besarnya laba jika divisi penjual dianggap sebagai unit usaha yang
independen ( pusat laba)
 Berdasar taksiran “return” atAs investasi yang dilakukan
 Jika divisi penjual, selain mentransfer produknya ke devisi pembeli
juga menjual ke pihak lain maka laba dapat ditentukan dari persentase
profit margin rata-rata berdasar harga dasar pokok standar.
 Dengan menggunakan profit margin perusahaan lain jika produknya
lama.

2.2.4 Biaya Tetap dan Laba Divisi Hulu

Penetapan harga transfer dapat menimbulkan masalah serius dalam perusahaan


yang terintegrasi. Untuk mengatasi masalah harga transfer tersebut dapat digunakan
beberapa cara yaitu (1) Kesepakatan antar pusat laba, (2) Penentuan harga dua langkah
(two-step pricing), (3) Pembagian laba (profit sharing), dan (4) Penentuan harga dengan
dua himpunan harga (two-sets or price). Berikut ini diuraikan cara-caranya :

a. Kesepakatan antar divisi/ Pusat laba


b. Penentuan harga transfer dua langkah
c. Pembagian laba
d. Metode dua himpunan harga.

2.3 ADMINISTRASI HARGA TRANSFER

2.3.3.1 Harga Transfer Negosiasi

14
Negosiasi adalah proses formal untuk menentukan besarnya harga transfer antar
pusat laba yang terlibat, tanpa campur tangan dari kantor pusat.
Alasan yang paling penting untuk hal ini adalah kepercayaan bahwa dengan
membuat suatu harga jual dan menentukan harga pembelian yang paling cocok
merupakan salah satu fungsi utama dari menejemen lini.
Untuk mencapai harga kesepakatan yang fair, pihak pembeli harus mempunyai
kebebasan untuk membeli secara intern atau membeli dari pasar ekstern, dan pihak
penjual dapat menjual kepada pihak intern maupun kepada pasar ekstern. Dengan
demikian syarat utamanya adalah pasar untuk barang antar, sehingga dapat ditentukan
harga yang obyektif.
Kebaikan metode ini adalah apabila pusat laba penjual mempunyai kapasitas
menganggur, sedang pasar dari produk tersebut sempit (captive market), maka akan
menguntungkan perusahaan secara keseluruhan.
Kelemahannya adalah jika barang tersebut dibutuhkan oleh pusat laba pembeli
sedang di pasar bebas tidak ada, maka pusat laba penjual menjadi pihak yang menang
dalam kompromi penentuan harga.

2.3.3.2 Arbitrase dan Penyelesaian Konflik


Negosiasi yang dilakukan kadang-kadang tidak menghasilkan keputusan yang
memuaskan kedua pihak, sehingga perlu di tangani oleh pimpinan puncak dengan
membentuk komite arbitrasi. Untuk alasan ini suatu prosedur harus dibuat untuk
menengahi pertikaian harga transfer. Terdapat tingkat formalitas yang luas dalam
arbitrase harga transfer. Contoh ekstrim yang dapat digunakan adalah dengan
membentuk suatu komite, komite seperti ini biasanya memiliki 3 tanggungjawab:
1. Menyeseaikan pertikaian harga transfer
2. Meninjau alternative sourching yang mungkin ada
3. Mengubah peraturan harga transfer bila perlu.
Arbitrase dapat dilakukan dengan beberapa cara. Dengan system yang formal,
kedua pihak menyerahkan kasus secara tertulis kepada pihak penengah atau pendamai

15
(arbitrator). Arbitrator akan meninjau posisi mereka masing-masing dan memutuskan
harga yang akan ditetapkan, kadangkala dengan bantuan staf kantor yang lain. Selain
tingkat formalitas arbitrase, jenis proses penyelesaian konflik yang digunakan juga
mempengaruhi keefektifan suatu system harga transfer. Terdapat empat cara untuk
menyeselesaikan konflik: memaksa (forging), membujuk (smoothing), menawarkan
(bargaining) dan pemecahan masalah (problem solving).
2.3.3.3 Klasifikasi Produk
Luas dan formalitas dari sourching dan peraturan penentuan harga transfer
tergantung pada banyaknya jumlah transfer dalam perusahaan dan ketersediaan pasar
dan harga pasar. Makin besar jumlah transfer dan ketersediaan harga pasar, makin
formal dan spesifik peraturan yang ada.
Beberapa perusahaan membagi produknya ke dalam dua kelas :
1. Kelas 1 meliputi seluruh produk dimana manajemen senior ingin mengontrol
sourching. Biasanya merupakan produk yang bervolume besar, produk yang
tidak memiliki sumber dari luar dan produk-produk yang produksinya tetap
ingin dikendalikan oleh manajemen
2. Kelas 2 meliputi seluruh produk lainnya. Secara umum, ini merupakan produk-
produk yang dapat diproduksi diluar perusahaan tanpa adanya gangguan
terhadap operasional yang sedang berjalan, produk yang volumenya relative
kecil, diproduksi dengan alat produksi massal.
Dengan perjanjian semacam ini, pihak manajemen berkonsentrasi pada sourcing
dan pricing atas sejumlah kecil produk-produk bervolume besar.

2.3.3.4 Pertimbangan Hukum

Hampir semua negara menempatkan beberapa kendala fleksibilitas perusahaan


dalam penentuan harga transfer atas transaksi yang dilakukan dengan anak perusahaan
di luar negeri. Alasannya mencegah perusahaan multinasional tersebut menghindari
pajak penghasilan di negara tersebut.

16
Pasal 482 Internal Revenue Code (di Amerika Serikat) melengkapi aturan
penentuan harga transfer atas penjualan antar anggota dalam suatu kelompok yang dapat
terkontrol. Metode penetapan harga transfer dalam perusahaan ditentukan berdasarkan
urutan prioritasnya, yakni (1) metode harga tak terkontrol yang sebanding, (2) metode
harga jual kembali, dan (3) metode biaya tambah.

1. Metode Harga Tak Terkontrol yang Sebanding


Harga bebas ditentukan dari penjualan barang atau jasa yang dapat
diperbandingkan antara perusahaan multinasional dan pelanggan lain, atau antara dua
perusaahaan yang tidak saling berhubungan. Perbandingan didasarkan atas persamaan
penjualan yang terkontrol dan tidak berkaitan dengan properti fisik dan keadaan
sesungguhnya yang mendasari transaksi terebut. Penjualan yang tidak terkontrol
ditetapkan dapat diperbandingkan jika perbedaan seperti itu bisa ditunjukkan dengan
melakukan penyesuaian harga jual. Bagaimanapun, penjualan tidak bisa
diperbandingkan jika ia menunjukkan transaksi yang jarang terdasi atau penjualan
dengan harga yang tidak realistis.
Keadaan yang mempengaruhi harga termasuk kualitas produk, jenis penjualan,
tingkatan pasar, dan wilayah geografis dimana item tersebut terjual; tidak termasuk
diantaranaya adalah jumlah diskon, cadangan promosi, kerugian khusus karena nilai
tukar mata uang, dan perbedaan jenis kredit.
Skema perhitungan harga transfer berdasarkan metode ini dapat dituliskan
sebagai berikut:

Harga Transfer = Harga yang dibayarkan dalam penjualan tak terkontrol dapat
diperbandingkan ± Penyesuaian

Pada penjualan terkontrol, transaksi antar dua anggota dalam satu kelompok
yang dapat dikontrol. Dalam penjualan tak terkontrol, satu dari dua pihak tidak
merupakan anggota kelompok terkontrol.

2. Metode Harga Jual Kembali

17
Jika penjualan yang dapat diperbandingkan tidak tersedia, metode berikut yang bisa
dipilih adalah resale price method. Dengan metode ini, pembayar pajak bekerja
kembali dari harga jual akhir dimana barang tersebut dibeli dari perusahaan
afiliasinya dijual dengan harga yang tidak bisa terkontrol. Resale price ini dikurangi
dengan persentase mark-up tertentu berdasar penjualan yang tidak terkontrol dari
perusahaan afiliasi yang sama atau dari penjual lainnya yang dpat diperbandingkan.
Persentase mark-up pesaing atau rata-rata industri juga bisa dipakai. Metode ini
hanya dapat digunakan apabila:
 Tidak ada penjual tak terkontrol yang sebanding
 Penjualan kembali dilakukan dalam waktu yang bisa diterima sebelum atau
sesudah pembelian antar perusahaan.
 Penjualan kembali tidak menambahkan nilai yang signifikan pada barang yang
bersangkutan dengan mengubahkannya secara fisik selain dari pembungkusan,
labeling dan lain-lain atau penggunaan barang yang tak berwujud.

Skema perhitungan harga transfer berdasarkan metode ini dapat dituliskan


sebagai berikut:

Harga Transfer = Harga jual kembali yang dapat diterapkan – Mark up ± Penyesuaian

3. Metode Biaya Tambah

Metode ini merupakan metode prioritas paling rendah. Titik awal perhitungan
harga bebas ini adalah harga pokok produksi, yaitu harga pokok yang dihitung menurut
praktik akuntansi yang lazim. Harga ini ditambah dengan laba kotor dalam bentuk
persentase tertentu dari harga pokok dan didasarkan atas penjualan tak terkontrol yang
sejenis yang dilakukan oleh penjual, atau penjual lain, atau tarif yang biasa ditetapkan
pada industri tersebut.

18
Skema perhitungan harga transfer berdasarkan metode ini dapat dituliaskan
sebagai berikut:

Harga Transfer = Harga Pokok + Mark-up Tertentu ± Penyesuaian

Dari sudut pandang pengendalian manajemen, ada dua implikasi penting yakni:

1. Walaupun ada pembatasan hukum atas perusahaan yang seacara fleksibel


menerapkan harga transfer, tetapi masih adanya ruang gerak dalam batas-batas
tertentu.
2. Kendala hukum tersebut bisa saja memasukkan berbagai jenis harga transfer yang
bisa dilakukan.

Implikasi dari Section 482

Dari sudut pandang pengendalian manajemen terdapat dua implikasi penting


dari Section 482, yang masing-masing dibahas di bawah ini:

1. Meskipun terdapat pembatasan hukum terdapat fleksibilitas perusahaan dalam


menetukan harga transfer, namun masih terdapat cukup ruang gerak di dalam
pembatasan ini.
2. Dalam situasi tertentu, pembatasan hukum dapat mendikte jenis-jenis harga transfer
yang harus diterapkan.

Ruang Gerak dalam Harga Transfer


Di banyak perusahaan multinasional terdapat perbedaan antara harga transfer
yang murni akan digunakan oleh manajemen hanya untuk tujuan pengendalian dan
harga transfer yang secara hukum diperkenankan untuk meminimalkan akibat dari
dampak jumlah pajak dan tarif. Karena terdapat sejumlah subjektivitas yang berkaitan
dengan penerapan Section 482 untuk banyak barang dan jasa, maka mungkin terdapat
serangkaian harga transfer yang diizinkan untuk jenis barang tertentu. Manajemen dapat

19
meminimalkan jumlah pajak penghasilan dan tarif dengan menetapkan harga transfer
sejauh mungkin dari ujung rangkaian yang memadai.
Banyak perusahaan yang menggunakan harga transfer untuk meminimalkan
pajak dan tarif menggunakan harga transfer yang sama untuk persiapan anggaran
keuntungan dan pelaporan sebagaimana yang digunakan untuk tujuan akuntansi dan
perpajakan. Anggaran yang disetujui merefleksikan segala ketidakseimbangan yang
ditimbulkan oleh harga transfer.
Jika anggaran dan laporan laba merefleksikan harga transfer yang tidak
ekonomis, kehati-hatian harus diambil untuk memastikan bahwa para manajer anak
perusahaan membuat keputusan yang terbaik bagi kepentingan perusahaan.

Pembatasan Hukum dalam Sistem Harga Tranfer


Di dalam situasi tertentu, pembatasan hukum dapat meminta digunakannya
sistem harga transfer tertentu, atau sebuah sistem transfer yang disukai untuk tidak
digunakan.
Jika Section 482 meminta penggunaan harga transfer yang berbeda dari yang
akan digunakan untuk tujuan pengendalian, perusahaan akan berada pada posisi yang
sama dengan perusahaan yang menggunakan satu set harga transfer untuk perpajakan
dan yang lainnya untuk pengendalian, kecuali jika perusahaan tesebut dapat dengan
aman menyesuaikan pendapatan dan biaya anak perusahaan sebesar antara harga
transfer Section 482 dengan harga transfer yang digunakan di banyak kasus. Karena
perusahaan mungkin tidak berkeberatan menggunakan harga transfer yang disesuaikan
untuk tujuan perpajakan, maka tidak ada salahnya menggunakan dua macam
pembukuan.
Kepentingan Minoritas
Ketika kepentingan minoritas ikut terlibat, fleksibilitas manajemen puncak
dalam mendistribusikan laba antar anak-anak perusahaan dapat sangat dibatasi karena
pihak minoritas mempunyai hak hukum untuk memperoleh pembagian yang adil dari
laba perusahaan.

20
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pendelegasian sejumlah wewenang tergantung pada kemampuan untuk
mendelegasikan tanggung jawab terhadap perolehan laba. Jika suatu bagian perusahaan
membagi tanggung jawabnya atas pengembangan produk, pembuatan, dan pemasaran,
sistem harga transfer diperlukan jika bagian ini diberi tanggung jawab dalam hal laba.
Idealnya, harga transfer hendaknya memperkirakan harga pasar nomal yang
berlaku di luar, disesuaikan dengan biaya yang tidak terjadi pada transfer intern
perusahaan.
Dari sudut pandangan sistem pengendalian manajemen, dua masalah yang
muncul untuk perusahaan maultinasional adalah harga transfer dan nilai tukar. Untuk
mencapai keselarasan tujuan, pertimbangan lain adalah penting untuk tercapainya harga
transfer pada perusahaan multinasional: perpajakan, peraturan pemerintah, tarif, nilai
tukar, pengawasan nilai tukar mata uang, akumulasi dana, tekanan persaingan, dan dan
joint venture.

3.2 Saran

Penulis mengharapkan kritik dansaran yang membangun.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

21
DAFTAR PUSTAKA

Halim, Abdul, et al. 1998. Sistem Pengendalian Manajemen. Yogyakarta: UPP Amp
YKPN.
N. Anthony, Robert, dan Govindarajan, Vijay. 2000. Sistem Pengendalian Manajemen.
Jakarta: Salemba Empat.
N. Anthony, Robert, dan Govindarajan, Vijay. 2005. Sistem Pengendalian Manajemen.
Jakarta: Salemba Empat.

http://zani-zanizone.blogspot.com/2011/01/lalu-lintas-pembayaran-internasional-
10.html

22

Anda mungkin juga menyukai