Anda di halaman 1dari 3

Indikator Program Pengendalian Penyakit DBD1,2,3

Untuk menilai kemajuan atau keberhasilan pengendalian penyakit DBD digunakan


beberapa indikator. diantaranya yaitu:
1. Persentase rumah/bangunan bebas jentik (%)
Persentase Jumlah Rumah/Bangunan yang tidak terdapat jentik dibagi dengan
jumlah
rumah.bangunan di periksa.

2. Persentase kejadian DBD ditangani sesuai standar (%)


Persentase Penderita DBD yang ditangani sesuai standar disatu wilayah dalam
kurun
waktu satu tahun dibandingkan dengan jumlah penderita DBD yang
ditemukan/dilaporkan dalam kurun waktu satu tahun yang sama.

0
3. Angka kesakitan DBD (per 100.000 penduduk)
Angka kesakitan / Insiden Rate (IR) DBD adalah angka yang menunjukkan
kasus/kejadian DBD (baru) penyakit dalam suatu populasi. Angka Kesakitan /
Insiden rate (IR) merupakan proporsi antara jumlah orang yang menderita penyakit
dan jumlah orang dalam resiko dikali lamanya dalam resiko.

4. Angka kematian DBD (%)


Angka kematian atau Case Fatality Rate (CFR) DBD adalah perbandingan antara
jumlah kematian yang diakibatkan oleh DBD dengan jumlah total penduduk yang
terkena DBD. Kematian akibat DBD dikategorikan tinggi jika CFR >1%.

Sumber:
1. Indikator Kinerja Utama (Outcome) Dinas Kesehatan Kota Pontianak Tahun 2015 –
2019.
2. Indikator Kinerja (Output) Dinas Keseha tan Kota Pontianak Tahun 2015 – 2019.
3. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015.

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit DBD


Evaluasi terhadap program perlu dipersiapkan untuk melihat kemanfaatan dan
kemajuan program yang telah dibentuk terhadap sasaran yang diharapkan. Tujuan dari

1
evaluasi adalah meningkatkan sumber-sumber yang terkandung dalam bidang kesehatan
secara maksimal melalui pengembangan program yang efektif dan efisien. Selain itu,
tujuan evaluasi program dalam kesehatan masyarakat yaitu untuk memastikan
permasalahan penting dari kesehatan masyarakat sehingga perlu adanya monitoring
keefisienan dan keefektifan dari suatu program. Dalam menilai program perlu
mempertimbangkan indikator yang dapat digunakan untuk menilai kinerja program
yang meliputi indikator input, process, dan ouput yang dikembangkan tersebut.

a. Input (Masukan)
Input menurut merupakan unsur-unsur program yang diperlukan yang terdiri
dari 4M (Man, Material, Method, Money). Rincian 4M dalam program P2DBD
di puskesmas yang perlu dievaluasi menurut adalah sebagai berikut:
1. Sumber daya manusia (man).
2. Sarana dan prasarana (material).
3. Dana (money), meliputi alokasi dana dan sumber dana program yang berasal
dari APBD, APBN, Block Grant, dan dana bantuan yang berasal dari
LSM/Swasta, Luar Negeri.
4. Metode (method), meliputi upaya penjaringan kasus, upaya promosi
kesehatan.
b. Process (Proses)
Proses yaitu pengaplikasian fungsi-fungsi manajemen yang dimulai dari
perencanaan program sampai pada pelaksanaan program. Dalam sistem
surveilans proses dimulai dari pengumpulan data, mengolah data, mengkaji,
menganalisis dan menginterpretasi, pengambilan keputusan kemudian
penyebaran atau disseminasi informasi.
c. Output (Keluaran)
Output yaitu hasil dari pelaksanaan suatu program atau sistem. Output ini
berupa buletin, informasi register DBD, informasi register laboratorium,
informasi pasien suspek, ataupun laporan bulanan atau triwulan bahkan tahunan,
IR CFR DBD.

Anda mungkin juga menyukai