Anda di halaman 1dari 142

PENGARUH AGLOMERASI INDUSTRI DALAM MENUNJANG PEMBANGUNAN

PEREKONOMIAN KOT A CILEGON SECARA KESELURUHAN


(DENGAN PENDEKA TAN 1-0 KOTA CILEGON TAHUN 2002)

OLEH

MULADI WIDASTOMO
0606009654

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar


Master Sains bidang Ilmu Ekonomi
Pada Program Studi Ilmu Ekonomi
Program Pasca Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

DEPOK, 2007
PERSETUJUAN TESIS

Nama : Muladi Widastomo

N.P.M : 0606009654
Kekhususan :Regio nal
Judul Tesis : Pengaruh Aglomerasi Industri Dalam Menunjang Pembangunan
Perekonomian Kota Cilegon Secara Keseluruhan.
(Dengan Pendekatan 1-0 Kola Cilegon Tahun 2002)

Depok, 3 Agustus 2007

Pembimbing tesis, Penguji tesis,

Dr. Nuzul Achjar Dr. Jossy P. Moeis

Ketua Program Studi,

Dr. Arindra A. Zainal


ABSTRAK TESIS

PENGARUH AGLOMERASI INDUSTRI DALAM MENUNJANG PEMBANGUNAN


PEREKONOMIAN KOTA CILEGON SECARA KESELURUHAN
(DENGAN PENDEKATAN 1-0 KOTA CILEGON TAHUN 2002)

MULADI WIDASTOMO
0606009654
Program Studi Ilmu Ekonomi
Program Pascasarjana Ekonomi Universitas Indonesia

Klasifikasi: R12, R15, D57, 014


Kata Kunci : 1. Input Output 4. Cilegon
2. Loqation Quotient 5. Industri
3. Aglomerasi 6. Faktor Kendala

Output sektor terbesar tidak selalu memberikan multiplier terbesar terhadap


penciptaan input antara sektor lainya. Industri logam dasar besi baja yang memberikan
kontribusi terbesar dalam penciptaan output Kota Cilegon temyata hanya berada pada
peringkat 5 - 8 dalam menghasilkan nilai penggandanya. Hal itu disebabkan banyak faktor di
antaranya elastisitas industri tersebut terhadap PDRBnya, basis teknologi dan orientasi basis
yang digunakan.
Metodologi yang digunakan sebagai penentuan awal sektor mana yang berperan
dalam perekonomian Kota Cilegon (sector based) digunakan location quotient (LQ).
Selanjutnya, model yang akan digunakan adalah model Input-Output (1-0) Kota Cilegon
2002 sebagai landasan dasar yang kemudian dikembangkan dengan model regresi ordinary
least square. Dalam model 1-0 ini akan dikembangkan model pengganda (multiplier) baik
dalam 1-0 terbuka maupun tertutup serta hubungan antar sektor (linkage). Pengganda yang
akan digunakan adalah pengganda output, pengganda pendapatan dan pengganda tenaga
kerja. Sebagai faktor kendala dicari elastisitas industri unggulan terhadap PDRB, capital dan
labor intensif serta export base oriented dari industri logam dasar besi dan baja. Yang
terakhir, untuk menganalisa keterkaitan serta hubungan antar sektomya akan digunakan
indeks hubungan ke belakang dan ke depan (Indeks Backward and Forward Linkage) untuk
mengetahui sektor-sektor yang teraglomerasi dalam kelompok yang sama.
Hasil penelitian menunjukkan beberapa hal :1) pengganda yang tercipta bagi sektor
logam dasar besi dan baja bukan merupakan pengganda terbesar, 2) elastisitas sektor logam
dasar besi dan baja bemilai negatif, 3) sektor logam dasar besi dan baja menggunakan
teknologi yang berbasis modal dan berorientasi ekspor, 4) jenis aglomerasi yang terjadi yang
memberikan pengaruh positif terhadap output, 5) terjadinya aglomerasi disekonomis yang
memberikan pengaruh negatif terhadap output.
Terjadi aglomerasi lokalisasi dan aglomerasi urbanisasi sekaligus dan berpengaruh
secara positif terhadap peningkatan output pada sektor logam dasar besi & baja, sektor
industri kimia, industri kertas & barang dari kertas dan industri logam dasar bukan besi.
Aglomerasi lokalisasi yang berpengaruh secara positif terhadap peningkatan produksi terjadi
pada sektor industri barang dari logam kecuali mesin dan peralatan, industri barang-barang
dari plastik, industri makanan dan minuman dan industri barang-barang dari mineral bukan
logam. Aglomerasi disekonomis pada penghematan akibat lokalisasi dan urbanisasi yang
terjadi secara bersamaan dan memberikan pengaruh negatif terhadap output terjadi pada
sektor industri mesin listrik & perlengkapannya, industri kayu lapis & sejenisnya, dan
industri lainnya.
lll
KA TA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan begitu banyak nikmat kepada penulis di antaranya nikmat sehat wal afiat
sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul "Pengaruh Aglomerasi Industri
Dalam Menunjang Pembangunan Perekonomian Kota Cilegon Secara Keseluruhan (Dengan
Pendekatan 1-0 Kota Cilegon Tahun 2002) ".
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada :
1. Istriku tercinta, Nur Indah Kristiani, S.Si yang telah mencurahkan segala perhatian,
pikiran, kasih sayang dan dukungan (I can't make it without You, honey) serta tiga buah
hati kami, Anandito Aryo Pratomo, Nauvaldi Fariz Fadilah, Raihan Radya Muhamad
yang menjadi pencerahan di kala penulis mengalami kepenatan (I live my life for You),
2. lbunda tercinta, Hj.Titin Wiyarto beserta kakak-adik, Mbak Anis, Mas Anto, Asti yang
selalu menyebut nama penulis dalam setiap do'anya serta lbu dan Bapak Simin Hadi
Priyanto beserta adik-adik, Dwi, Yuni, Desti, Ponco yang penulis yakin juga selalu
mendo'akan setiap langkah dan perbuatan penulis,
3. Pimpinan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional yang telah memberikan beasiswa
untuk mengikuti pendidikan di Program Pascasarjana Ilmu Ekonomi Universitas
Indonesia,
4. Pimpinan Badan Pusat Statistik yang telah memberikan kesempatan dan perhatian
selama penulis melanjutkan pendidikan ini,
5. Bapak Dr. Nuzul Achjar yang telah memberikan ide-ide yang cemerlang dan bimbingan
kepada penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan tepat waktu,
6. Bapak Dr. Arindra A Zainal selaku Ketua Program Pascasarjana Ilmu Ekonomi
Universitas Indonesia dan Ketua Tim Penguji yang telah memberikan araban dan
masukan,
7. Bapak Dr. Josie P Moeis selaku Penguji yang telah memberikan koreksi dan masukan
yang sangat berarti untuk tesis ini (terima kasih juga untuk cheating note nya Pak,
it means a lot to me)
8. Ibu Hj. Sri Mulyanie S, SE, yang merupakan pimpinan, ibu, kakak dan sekaligus ternan
yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materiil kepada penulis (ayo Iekas
selesaikan mastemya mbak ... )

IV
9. Ternan-ternan BPS, lbu Dr. Titi Kanti Lestari, Mbak Rini, MSE, Mbak Hj. Nila, S.Si,
Adji Subekti, A.St, ternan-ternan perpustakaan PAU, perpustakaan BPS dan
perpustakaan Extention Ul.
I 0. Ternan-ternan di Pascasarjana UI, yang telah bersama-sama berjuang dalam rangka
meraih gelar MSE. Mr Nuzul's gank (Elfi, Ratna, Mbak Nur, Ito Evi), Heri 'my soul
mate', Wuri 'my real rival', Mas Nung 'Mr wise guy', My fellow forestry, Heru, Titik,
Vida, my little brother and sister, Purwo and Tika, Ipul's friends, Mbak Atik and Bilang,
my fellow Bappeda, Tunik, Agung and Dody.
dan seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa
terima kasih penulis. Yang terakhir, sekecil apapun kontribusi anda terhadap pembuatan tesis
ini, yakinlah bahwa Allah akan membalasnya dengan pahala yang berlipat ganda.

Penulis,

Muladi Widastomo

v
DAFTARISI
Hal

Halaman Judul .............................................................................................................. .


Lembar Pengesahan ........... .. ... ... .... ...... .... .......... ...... .......................... ................ ............ 11
Abstrak Tesis ... .. ...... ............................ .................... .. ........ .. .. ................ .. .. .. ........ .. .... .... 111
Kata Pengantar .............. .. ........ ...... .......... .... ............ ...... .. .. ............ .. .. .. .. .. .. .. .... .. .. ... ... ... . IV
Daftar lsi ............................ ........ ...... .... ...... .......... .................. ........................................ vi
Daftar Tabel ................................................................................................................... viii
Daftar Gam bar .............................................................................................................. . IX
Bab I Pendahuluan .................................................................................................. . 1
1.1. La tar Belakang Penulisan ..................................................................... . 1
1.2. Tujuan Penulisan ................................................................................... . 9
1.3. Perumusan Masalah ............................................................................. . 9
1.4. Hipotesis ............................................................................................... . 10
1. 5. Kerangka Berfikir ................................................................................. . 10
1.6. Metodologi ........................................................................................... . 11
1. 7. Ruang Lingkup & Keterbatasan Studi .................................................. . 12
1.8. Sistematika Penulisan ........................................................................... . 14

Bab II Tinjauan Pus taka ............................................................................................ . 16


2.1 Konsep Ekonomi Basis ......................................................................... . 16
2.2 Model Input-Output .............................................................................. . 17
2.3 Keterkaitan Antar Sektor dan Model Input-Output ............................. . 20
2.4 Pengertian Sektor Unggulan ................................................................. . 23
2.5 Stabilitas Koefisien Input-Output ........................................................ . 24
2.6 Aglomerasi Industri di Perkotaan ........................................................ . 25
2. 7 Penghematan Akibat Lokalisasi ........................................................... . 28
2.8 Penghematan Akibat Urbanisasi .......................................................... . 29
2.9 Usaha Kecil dan Menengah .................................................................. . 32

Bab III Metodologi .................................................................................................. . 35


3.1 Model Location Quoteint ...................................................................... . 35
3.2 Kerangka Dasar Model Input Output .................................................... . 36
3.3 Matrik Koefisien Teknologi (A) .......................................................... . 38
3.4 Analisis Pengganda ............................................................................... . 39
3.4.1. Pengganda Output ...................................................................... . 40
3.4.2. Pengganda Pendapatan .............................................................. . 40
3.4.3. Pengganda Tenaga Kerja .......................................................... . 41
3.5 Faktor Kendala ...................................................................................... . 42
3.6 Analisis Aglomerasi ............................................................................. . 45
3.6.1. Analisis Keterkaitan Antar Sektor ........................................... . 45
3.6.2. Analisis Sektor Unggulan ......................................................... . 45

Bab IV Gambaran Umum Perekonomian Kota Cilegon ........................................... . 47


4.1. Struktur Ekonomi Kota Cilegon .......................................................... . 47
4.2. Laju Pertumbuhan Ekonomi ............................................................... .. 50
4.3. Perbandingan Laju Pertumbuhan PDRB dengan PDRB Per Kapita .... . 51

VI
4.4. Struktur Output .. .. .... .... .......... .... ...... ........ .. ..... .. .. ... .... .. .. .. .. ... ... .. ... ... ...... 54

Bab V Hasil dan Pembahasan ... .. .... .... .. .... .... .. .... .. ... ... .. .. .. ... ........ ..... .. .. .. ...... .. .. .... .. .. 57
5.1 Analisis Metode Location Quotient ....................................................... 57
5.2 Analisis Angka Pengganda .................................................................... 58
5.2.1. Pertumbuhan Ekonomi Daerah ................................................. 58
5.2.2. Analisis Peningkatan Pendapatan Regional ............................... 61
5.2.3. Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja Sektoral ............................... 64
5.3 Analisis Faktor Kendala ........................................................................ 68
5.4 Analisis Sektor Unggu1an ..................................................................... 71
5.4.1. Keterkaitan ke Be1akang ........................................................... 71
5.4.2. Keterkaitan ke Depan ................................................................ 74
5.4.3. Sektor-sektor Unggulan .............................................................. 76
5.5 Penghematan dengan Ag1omerasi ......................................................... 78
5.5.1. Penghematan Akibat Lokalisasi dan Penghematan
Akibat Urbanisasi ....................................................................... 79
5.5.2. Penghematan Akibat Lokalisasi ................................................ 82
5.5.3. Penghematan Akibat Urbanisasi ................................................ 85

Bab VI Kesimpulan dan Saran ..... .. ...... ...... ...... ... ... .. .. ... ....... .. .. .. .... .. .. .. .. .. .. .. ... ... .. .. .... 86
6.1. Kesimpulan ...... .. ...... ...... ...... .... .. .. .... .. .. ... ... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .... ... ... .. .. .. .... .. 86
6.2. Saran ... .... ... ... .. .. .... .. .... .. .... .. .... .. .... .. .. .. .... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..... ..... .. ...... .. 89

Daftar Pustaka ............................................................................................................... 91

Vll
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Simplifikasi Tabel Input Output 37


Tabel4.1 Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Kabupaten/Kota dan Lapangan Usaha
di Propinsi Banten, 200 1(%) 48
Tabel4.2 Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Kabupaten/Kota dan Lapangan Usaha
di Propinsi Banten, 2005(%) 49
Tabel4.3 Distribusi Persentase PDRB dalam Jumlah Kabupaten/Kota
Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota
dan Lapangan U saha di Propinsi Banten, 200 1(%) 49
Tabel4.4 Distribusi Persentase PDRB dalam Jumlah Kabupaten/Kota
Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota
dan Lapangan Usaha di Propinsi Banten, 2005(%) 49
Tabel4.5 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Cilegon Atas Dasar Harga
Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, 2001-2005(%) 51
Tabel4.6 Sepuluh Sektor Terbesar Menurut Peringkat Output 55
Tabel 5.1 Location Quotient Kota Cilegon Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha tahun 2000-2005 57
Tabel 5.2 Angka Pengganda Output pada Model 1-0 Terbuka {Tipe I)
dan Model 1-0 Tertutup (Tipe II), Induced Effect
dan Peringkatnya 60
Tabel 5.3 Angka Pengganda Pendapatan pada Model 1-0 Terbuka
(Tipe I) dan Model 1-0 Tertutup {Tipe II), Induced Effect
dan Peringkatnya 63
Tabel5.4 Angka Pengganda Tenaga Keija pada Model 1-0 Terbuka
{Tipe I) dan Model 1-0 Tertutup {Tipe II), Induced Effect
dan Peringkatnya 66
Tabel 5.5 Angka Pengganda pada Model 1-0 Terbuka {Tipe I)
dan Model 1-0 Tertutup {Tipe II) dan Peringkatnya 67
Tabel 5.6 Capital dan Labor Intensif per Sektor Industri Kota Cilegon 69
Tabel 5.7 Ekspor Logam Dasar Besi & Baja Kota Cilegon
tahun 2002-2005 70
Tabel5.8 Nilai Keterkaitan Ke Belakang (Backward Linkage) 73
Tabel5.9 Nilai Keterkaitan Ke Depan (Forward Linkage) 75
Tabel 5.10 Daya Penyebaran dan Derajat Kepekaan Tabel Input Output
Kota Cilegon 2002 77

Vlll
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Kerangka Berfikir 12


Gambar 3.1 Kerangka Dasar Model 1-0 36
Gambar4.1 Plot Laju Pertumbuhan Ekonomi (%)dan PDRB Perkapita
Kabupaten/Kota di Propinsi Banten, 2001 52
Gambar4.2. Plot Laju Pertumbuhan Ekonomi (%)dan PDRB Perkapita
Kabupaten/Kota di Propinsi Banten, 2005 52
Gambar4.3 Sepuluh Sektor Terbesar Menurut Peringkat Output
Kota Cilegon 2002 55
Gambar 5.1 Aglomerasi Lokalisasi dan Aglomerasi Urbanisasi 78

IX
BABI

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan

Kota Cilegon mempakan wilayah administatif yang bam dibentuk berdasarkan

Undang-Undang Republik Indonesia No 15 tahun 1999 tanggal 20 April 1999 tentang

Pembentukan Kota Cilegon yang sampai tahun 2005 telah berkembang meliputi delapan

kecamatan yakni Kecamatan Ciwandan, Citangkil, Pulomerak, Grogol, Purwakarta,

Cilegon, J ombang dan Cibeber. Kota ini mempakan bagian dari Propinsi Banten yang

memiliki kepadatan penduduk 1.914 jiwa/km2 dengan laju pertumbuhan penduduk selama

tahun 2005 sebesar 2,55 persen yang mengandalkan sektor industri sebagai sector based

dalam pembangunan perekonomiannya. Pembangunan bidang industri mempakan bagian

integral dari pembangunan nasional, sehingga pembangunan bidang industri mempakan

tanggung jawab bersama, oleh karenanya hams dilaksanakan secara bertanggung jawab

dan transparan untuk memberikan manfaat yang sebesar-besamya bagi kemakmuran

rakyat. Dalam pengelolaan industri tentunya hams tetap memperhatikan aspek ekologi,

ekonomi dan sosial budaya sehingga pemanfaatan sumberdaya industri tidak hanya

diarahkan untuk menghasilkan keuntungan ekonomi semata tetapi yang lebih penting

adalah keberlanjutan fungsi sumberdaya industri itu sendiri dapat menopang kehidupan

manusia antar generasi.

Pada sisi lain, tekanan pembangunan ekonomi yang dilakukan di negara-negara

berkembang sering menimbulkan dilema bagi kelestarian sumberdaya alam. Hal ini

mengingat kebutuhan konsumsi untuk masyarakat sering tidak ditunjang oleh pengelolaan

1
yang baik dan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian sumberdaya

alam, sehingga penurunan kualitas lingkungan sering dianggap sebagai biaya yang harus

dibayar untuk suatu proses pembangunan ekonomi. Dengan makin meningkatnya

kebutuhan ekonomi yang berbasis sumberdaya alam (resource base), makin memberikan

tekanan yang tinggi terhadap sumberdaya alam itu sendiri sehingga kebutuhan akan

pengelolaan sumberdaya alam yang baik menjadi kebutuhan yang mendesak.

Pengalaman masa lalu menunjukkan bahwa pengelolaan sumberdaya alam selama

ini telah menimbulkan "bias" bagi pembangunan regional. Artinya walaupun telah diakui

bahwa kegiatan eksploitasi sumberdaya alam telah berperan besar dalam pembangunan

perekonomian nasional, namun secara regional (daerah) bel urn memberikan peran

langsung yang memuaskan, bahkan terkesan sebaliknya bahwa daerah hanya menerima

dampak negatif (ekstemalitas negatif) dari pengambilan sumberdaya alam, seperti adanya

bencana-bencana: banjir, tanah longsor, kabut asap dari kebakaran hutan, pencemaran

lingkungan dan lain-lain.

Hal yang mendasari dipilihnya Kota Cilegon sebagai obyek penelitian antara lain,

pertama karena Kota Cilegon merupakan wilayah kota yang relatif muda dan baru

berkembang yang dibentuk dari suatu Kota Administratif (se-level Kecamatan) pada tahun

1998 yang pada awalnya hanya meliputi tiga kecamatan di sekitamya (Kecamatan

Pulomerak, Kecamatan Cibeber dan Kecamatan Ciwandan) untuk menjadi sebuah wilayah

kota yang sekarang telah berkembang menjadi delapan kecamatan, sehingga belum banyak

peneliti yang melakukan penelitian secara khusus terhadap Kota Cilegon dalam hal 1-0

serta aglomerasi sektor-sektor perekonomian yang ada di Kota Cilegon. Selama ini para

peneliti hanya tertarik dengan wilayah penelitian yang relatif besar seperti negara atau

propinsi, sehingga tingkatan kabupaten/kota jarang tersentuh. Hal itu tidak dapat
2
dipungkiri karena dengan wilayah penelitian yang besar maka ketersediaan data relatif

lebih lengkap dan mudah didapat. Untuk itulah penulis merasa tertantang untuk menulis

penelitian yang berjudul "Pengaruh Aglomerasi Industri dalam Menunjang Pembangunan

Perekonomian Kota Cilegon Secara Keseluruhan (dengan Pendekatan 1-0 Kota Cilegon

tahun 2002) " ini dengan harapan dapat membuka wawasan dan menambah khasanah bagi

pengembangan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang. Kedua, dengan usia yang

masih muda maka sektor-sektor perekonomian Kota Cilegon relatif lebih sedikit hila

dibandingkan dengan kota-kota lain di Propinsi Banten yakni hanya 36 sektor yang mana

sampai dengan tahun 2006 tidak mengalami perubahan struktur inputnya dengan sektor

industri sebagai sektor unggulannya, sehingga memudahkan di dalam melakukan

analisisnya. Hal ketiga, Kota Cilegon memiliki sektor industri sebagai sektor uggulan,

bahkan lebih spesifiknya industri logam dasar besi dan baja karena seperti kita ketahui

bersama bahwa di kota inilah sebuah industri besi dan baja berskala nasional, Krakatau

Steel berdomisili ditambah dengan lima buah perusahaan sejenis yang bergerak pada

sektor industri yang sama.

Tetapi pertanyaan yang sering timbul dan selalu mengusik pikiran kita adalah

mengapa industri sebesar Krakatau Steel di Kota Cilegon, Freeport di Papua, KPC di

Kalimantan Timur tidak dapat mendorong perekonomian Indonesia secara keseluruhan ke

arah kemajuan seperti yang kita inginkan? Mengapa masyarakat sekitar industri besar

seperti itu cenderung tidak dapat menikmati kesejahteraan secara optimal? Pemanfaatan

sumberdaya alam industri kurang memberikan akses kepada masyarakat adat dan lokal di

satu pihak dan cenderung sentralistik dan terpusat pada beberapa kelompok masyarakat

dan golongan tertentu, sehingga mengurangi kesempatan dan peran serta aktif masyarakat

adat dan lokal. Lemahnya kontrol masyarakat dan penegakan hukum dalam pengelolaan

3
sumberdaya alam dan pelestarian lingkungan hidup juga merupakan masalah penting lain

yang menyebabkan hak-hak masyarakat untuk menggunakan dan menikmatinya menjadi

terbatas dan justru sebaliknya menimbulkan konflik baik yang bersifat vertikal maupun

horisontal. Contoh kasus Kota Cilegon begitu banyak arus migrasi keluar dari Kota

Cilegon untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Dari data industri besar sedang BPS,

pada tahun 2005 hanya sekitar 29.755 tenaga kerja produktifyang dapat terserap di sektor

industri dimana 6.651 tenaga kerja berada pada sektor industri logam dasar besi dan baja.

Ini berarti hanya sekitar 4,37 persen dari keseluruhan jumlah tenaga kerja produktif Kota

Cilegon (153.370 tenaga kerja). Jumlah yang terlalu sedikit untuk ukuran sebuah industri

besar seperti Krakatau Steel, bahkan masih kalah bila dibandingkan dengan sektor

perdagangan, hotel dan res to ran yang mampu menyerap 3 3.116 tenaga kerj a produktif.

Padahal seperti yang telah diuraikan di atas bahwa sektor industri logam dasar besi dan

baja merupakan sektor yang terbesar dalam penciptaan output, yaitu 34,67 persen.

Selain itu dengan diundangkannya UU Nomor 22 tahun 1999 tentang

Pemerintahan Daerah dan UU Nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan

Pusat Daerah, yang telah direvisi dengan UU Nomor 33 tahun 2004 maka kewenangan

daerah untuk melaksanakan program-program pembangunan di daerahnya semakin luas

dan setiap pemerintah kabupaten/kota sebagai daerah otonom dituntut untuk dapat

mengembangkan dan mengoptimalkan semua potensi daerah untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Mengacu pada UU tersebut sudah seharusnya sektor terbesar

dalam perekonomian dapat memberikan kontribusi yang nyata bagi kemakmuran

masyarakat sekitar.

Tingkat pendidikan masyarakat yang relatif masih rendah dan karakter khusus

masyarakatnya yang menyukai budaya merantau ke kota besar untuk menjadi unskilled

4
labor seperti pernbantu rurnah tangga atau buruh lepas, disinyalir ikut rnendorong kondisi

buruk kesejahteraan rnasyarakat Kota Cilegon. Dari data Cilegon Dalarn Angka 2005

dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan rnasyarakat yang bersekolah setingkat SLTA ke

atas hanya 30,34 persen, sedangkan selebihnya sebagian besar hanya lulusan SD dan SMP.

Hal inilah yang rnenjadi penyebab rnengapa hanya sedikit tenaga kerja yang terserap di

sektor industri logarn dasar besi dan baja, karena di satu sisi industri sebesar Krakatau

Steel yang rnerupakan industri berbasis teknologi sudah barang tentu rnernbutuhkan tenaga

kerja yang rnerniliki tingkat pengetahuan dan kernarnpuan yang tinggi, sedangkan

ketersediaan akan tenaga kerja lokal yang ada jauh dari kebutuhan, sehingga dengan

adanya pull and push factor terhadap industri logarn dasar besi dan baja di Kota Cilegon

rnengakibatkan banyaknya tenaga kerja dari luar Kota Cilegon baik dornestik rnaupun

asing, yang rnasuk ke dalarn industri ini. Tercatat selarna tahun 2005, ada 104 tenaga kerja

asing (68 persen) yang terlibat dalarn industri ini, jurnlah yang cukup banyak jika

dibandingkan dengan keseluruhan tenaga kerja asing yang bekerja di Kota Cilegon

(153 tenaga kerja). Di sisi lain penerirnaan uang (uang rnasuk) dengan wesel jauh lebih

besar hila dibandingkan dengan pengirirnan (uang keluar). Selarna kurun waktu 2005,

Kota Cilegon rnencatat nilai uang rnasuk sebesar Rp 9,90 rnilyar, sedangkan uang

keluamya hanya Rp 2,5 rnilyar (surplus 294,35 persen), walaupun anggapan ini tidak

begitu kuat narnun dapat dijadikan indikasi sebagai uang rnasuk dari para rnigran yang

dikirirn ke keluarganya. Mernang dengan banyaknya uang beredar dapat rneningkatkan

laju perturnbuhan ekonorni, akan tetapi rnanfaat yang dirasakan belurn begitu besar

karena sebagian dari bantuan-bantuan tersebut rnengalir kernbali ke luar seiring dengan

sernakin rneningkatnya pola konsurnsi dan bertarnbahnya rnigran-rnigran baru yang

bermigrasi ke luar daerah. Perpindahan penduduk ke luar daerah yang cukup besar ini
5
tentu saJa akan membawa dampak negatif tidak hanya terhadap struktur umur dan

komposisi penduduk, tetapi terhadap pembangunan daerah itu sendiri. Hal ini dikarenakan

sebagian besar dari penduduk yang pindah tesebut adalah tenaga ketj a yang berusia

produktif, sehingga pemanfaatan sumber-sumber alam yang tersedia belum tercapai

sepenuhnya.

Konstelasi sosial-politik lokal baik di tingkat kabupaten, kecamatan dan tingkat

desa juga mempunyai andil di dalam keberlanjutan aktifitas industri logam dasar besi dan

baja. Karena sebagian besar dana hasil industri baik dari royalti, pajak, dan retribusi

lainnya diserahkan pengelolaannya pada otoritas politik di tingkat lokal ini. Seringkali

dana ini tidak sampai pada beneficiaries utamanya dan kemudian dijadikan sebagai dana

politik atau untuk memperkaya diri sendiri dan kelompoknya. Hal-hal seperti ini yang

kemudian menyebabkan rendahnya citra perusahaan industri logam dasar besi dan baja

bagi masyarakat sekitar kawasan industri karena dianggap hanya menguntungkan

segelintir orang yang dianggap dekat dengan penguasa atau elite politik.

Selain masalah-masalah di atas, ada faktor-faktor ekstemal yang membuat industri

baja nasional masih jalan di tempat. Sejumlah persoalan yang sebetulnya sudah sejak lama

muncul dan ramai diperdebatkan di berbagai forum, tak kunjung bisa diselesaikan. Tak

heran, jika sampai saat ini produksi baja nasional masih berkutat di angka 6 juta ton per

tahun, jauh di bawah Thailand yang mencapai 11-12 juta ton per tahun. Persoalan itu

antara lain praktik dumping yang dilakukan sejumlah negara produsen besar baja yang

masuk Tanah Air, masalah hambatan nontarif yang masih lowong dan masih maraknya

penjualan baja ilegal alias penyelundupan baja. Untuk yang terakhir ini, berdasarkan data

dari Ditjen Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka (ILMTA) Depperin, impor baja

selundupan yang sudah diproduksi di Indonesia mencapai 1 miliar dolar AS per tahun

6
(sekitar Rp 9,1 triliun). Akibatnya, industri baja tidak berkembang dan negara dirugikan

akibat penyelewengan pajak dan tarif bea masuk. lmpor ilegal itu terjadi karena adanya

selisih antara catatan Badan Pusat Statistik (BPS) dan catatan ekspor dari sejumlah negara

produsen baja ke Indonesia. Data dari sejumlah negara menyebutkan, ekspor baja untuk

HS 72 saja (baja lembaran panas dan turunannya) mencapai sekitar 2 miliar dolar AS.

Namun, dari data impor Depperin hanya menyebut sekitar 900 juta dolar AS. Berarti ada

selisih yang lumayan besar yang mengendap entah di mana. Pemerintah memperkirakan

impor baja selundupan itu tidak hanya masuk secara fisik melalui sejumlah pelabuhan, tapi

juga melalui pemalsuan dokumen impor. Mereka memasukkan nilai baja yang lebih

rendah dari seharusnya, sehingga hanya terkena bea masuk (BM) yang lebih kecil.

Sejumlah negara ASEAN telah menerapkan hambatan nontarif yang kemudian

berbanding lurus dengan pertumbuhan industri baja. Salah satunya, yang dilakukan

Thailand yang saat ini produksi bajanya jauh di atas Indonesia. Masalah dumping juga

masih menjadi pekerjaan rumah besar pemerintah saat ini. Pada tiga tahun terakhir (sejak

2003 lalu) telah terjadi praktik-praktik dumping (menjual dengan patokan harga rugi) yang

dilakukan sejumlah produsen baja di beberapa negara. Para praktisi perbajaan nasional

menyatakan pasar dumping yang dilakukan oleh produsen dari Cina, India, Taiwan,

Thailand, dan Rusia benar-benar telah merusak pasar bisnis perbajaan nasional. Pada

2005, aksi dumping terns meningkat, misalnya pabrik baja di Cina· terbukti melakukan

dumping dengan data riil sebesar 3 persen di tahun 2003 dan meningkat menjadi 15 persen

pada 2005. Oleh sebab itu perlu dukungan pemerintah dalam menegakkan dan

menerapkan hukum yang berpihak kepada produsen baja nasional

Dari aspek ekonomi perlu dieksplorasi secara komprehensif manfaat industri

logam dasar besi dan baja yang dikelola Krakatau Steel baik dari sisi penciptaan PDRB

7
maupun penyerapan tenaga kerja. Sedangkan dari sisi sosial perlu dikaji lebih dalam

mengenai struktur sosial, politik dan budaya masyarakat sekitar kawasan. Pemahaman

lebih dalam terhadap berbagai hal tersebut, tentunya akan sangat membantu keberhasilan

perusahaan industri logam dasar besi dan baja dalam membangun hubungan yang lebih

baik dengan masyarakat sekitar kawasan yang pada akhimya juga akan membantu

perusahaan industri logam dasar besi dan baja untuk memenuhi tuntutan efisiensi dan

efektifitas dalam berproduksi.

Seperti kita ketahui bahwa Kota Cilegon adalah penghasil baja tebesar di

Indonesia. Salah satu ukuran besar kecilnya peranan suatu sektor dalam perekonomian

suatu daerah adalah output. Output merupakan nilai produksi barang ataupun jasa yang

dihasilkan oleh sektor-sektor ekonomi di Kota Cilegon. Secara logika, dengan input yang

besar, maka akan menghasilkan output yang besar pula dan diharapkan juga dapat menjadi

sektor penciptaan output terbesar bagi sektor-sektor lainnya. Oleh karena itu, dengan

menelaah besamya output yang diciptakan oleh masing-masing sektor, akan diketahui

sektor-sektor mana yang mampu memberikan sumbangan yang besar dalam pembentukan

output secara keseluruhan di Kota Cilegon.

Berdasarkan klasifikasi 40 sektor ekonomi tabel Input-Output (I-0) Cilegon tahun

2002 terlihat bahwa sektor Industri logam dasar besi dan baja merupakan sektor yang

terbesar dalam penciptaan output, yaitu sebesar Rp 9,24 trilyun, atau memberikan andil

sebesar 34,67 persen dari seluruh output yang tercipta di Cilegon. Tetapi apakah dengan

propors1 terbesar dalam perekonomian Kota Cilegon juga dapat memberikan

dampak/pengaruh terbesar terhadap sektor-sektor lainnya. Jika hal itu tidak terjadi, faktor-

faktor apa saja yang mempengaruhi ketidakmampuan sektor besi dan baja dalam

menggerakkan laju pertumbuhan Kota Cilegon secara keseluruhan, dan bagaimana

8
aglomerasi yang harus diterapkan agar industri unggulan dapat berkembang dengan pesat

dan pada akhimya dapat memberikan kontribusi yang optimal.

Dari hasil kajian ini, diharapkan selain dapat memberikan penjelasan secara

obyektif tentang keberadaan Krakatau Steel dalam konteks pembangunan wilayah

(dampak ekonomi dan sosial), diharapkan juga dapat dijadikan sebagai bahan masukan

bagi Krakatau Sreel dan pemerintah daerah dalam rangka menetapkan langkah-langkah

kebijakan yang lebih tepat di dalam pengelolaan industri logam dasar besi dan baja

sehingga dapat menyumbang bagi kesejahteraan masyarakat dan bermanfaat bagi

optimalisasi pembangunan ekonomi regional.

1.2. Tujuan Penulisan

Penulisan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh output sektor besi

dan baja terhadap pertumbuhan ekonomi daerah secara keseluruhan. Selain itu juga untuk

mengukur pengaruh aglomerasi ekonomi dan faktor apa yang paling dominan dalam

menentukan perbedaan produktifitas antar daerah sektor industri ini. Tujuan lainnya

adalah untuk mengetahui apakah pengaruh urbanization economies terns bertahan sejalan

dengan peningkatan ukuran daerah serta yang terakhir adalah untuk melihat implikasi

kebijakan terhadap industri besi dan baja.

1.3. Perumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang di atas, maka beberapa pertanyaan permasalahan

yang diajukan dalam penelitian tesis ini adalah;

a. Apakah output terbesar dalam hal ini industri logam dasar besi dan baja juga

memberikan multiplier terbesar terhadap penciptaan input antara sektor-sektor

9
lainnya di Kota Cilegon? Jika tidak faktor-faktor apa yang menjadi penyebab hal

itu bisa terjadi?

b. Apakah penghematan akibat aglomerasi terjadi pada sektor industri di Kota

Cilegon? Jika aglomerasi itu ada, apakah jenis penghematan akibat aglomerasi

yang terj adi berbeda untuk setiap sektor industri?

1.4. Hipotesis

• Output terbesar suatu sektor belum tentu berbanding lurus dengan penciptaan input

antara sektor lainnya, atau dengan kata lain sektor terbesar belum tentu

menghasilkan output terbesar pula.

• Terkonsenterasinya industri akibat aglomerasi dapat meminimalisasi transportasi

bagi usaha-usaha kecil dan menengah, sehingga aglomerasi yang tidak optimum

dapat menyebabkan welfare yang tidak optimum,

• Urbanization economies dan localization economies mempunyai pengaruh positif

terhadap tingkat output sektor industri besi dan baja. Dan karena itu berpengaruh

positif juga terhadap perbedaan produktifitas antar daerah industri yang

bersangkutan,

1.5. Kerangka Berfikir

Perumusan kerangka berfikir tesis ini tertuang dalam gambar 1.1. Dimulai dengan

penelusuran gap antara kondisi norrnatif dengan fakta yang ada. Dari perbedaan gap yang

ada disusunlah perumusan masalah yang berujung pada tujuan penulisan. Selanjutnya

dipilih model yang sesuai dengan tujuan penulisan, awalnya dibuat loqation quoteint untuk

10
menentukan sektor unggulan, kemudian dilanjutkan dengan model 1-0 yang menganalisa

keterkaitan antar sektor. Ada dua keputusan yang dapat dilakukan setelah mengetahui hasil

1-0, yakni analisa faktor kendala jika diketahui sektor unggulan tidak memberikan

pengaruh/dampak yang signifikan terhadap sektor lain, atau langsung melakukan

aglomerasi industri jika diketahui sektor unggulan memberikan pengaruh/dampak yang

signifikan terhadap sektor lain. Skema diakhiri dengan analisis dan kesimpulan serta saran.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1.1

1.6. Metodologi

Untuk penentuan awal sektor mana yang berperan dalam perekonomian Kota

Cilegon (sector based) digunakan location quotient (LQ). Selanjutnya, model yang akan

digunakan adalah model Input-Output (1-0) Kota Cilegon 2002 sebagai landasan dasar

yang kemudian dikembangkan dengan model regresi ordinary least square. Dalam model

1-0 ini akan dikembangkan model pengganda (multiplier) baik dalam 1-0 terbuka maupun

tertutup serta hubungan antar sektor (linkage). Pengganda yang akan digunakan adalah

pengganda output, pengganda pendapatan dan pengganda tenaga keija. Penggunaan

seluruh analisa pengganda ini dimaksudkan apakah masih ada kemungkinan bagi sektor

dengan output terbesar, dalam hal ini sektor industri besi dan baja dapat memberikan efek

multiplier terbesar terhadap sektor lainnya.

Yang terakhir, untuk menganalisa keterkaitan serta hubungan antar sektomya akan

digunakan indeks hubungan ke belakang dan ke depan (lndeks Backward and Forward

Linkage) untuk mengetahui sektor-sektor yang teraglomerasi dalam kelompok yang sama.

Seluruh model yang akan digunakan ini dijelaskan secara terperinci pada Bab III.

11
Pengaruh Aglomerasi lndustri dalam Menunjang Pembangunan
Perekonomian Kota Cilegon Secara Keseluruhan
(dengan Pendekatan 1-0 Kota Cilegon tahun 2002)

Normatif:
I. Output terbesar
dapat memberikan Penelusuran Fakta:
kontribusi terbesar perbedaan (gap) I. Tidak selalu output terbesar
2. Welfare dapat juga memberikan kontribusi
dinikmati secara terbesar dalam perekonomian
optimum 2 Aglomerasi yang tidak
Tujuan: optimum menyebabkan
Pemecahan permasalahan welfare yang tidak o ptimum
& Kontribusi yg diharapkan

v
Location .
~ Sector based
Qoutient
I
l
Data Sekunder Metode: Faktor
1.1-0 Kota Cilegon 1-0 Terbuka & tidak terbesar.,
2002 .
~ 1-0 Tertutup
~
Kendal a
-
2. Data PDRB 2000-
output terbesar
2005
3.KDA Cilegon
2005
4. Survey Tahunan
Aglomeras ~·~.....
lndustri Besar &
Sedang
5. DataStat Ekspor +
2002-2005
I Anal isis
I
Kesimpulan
& Saran

Gambar 1.1 Skema Kerangka Berfikir

1.7. Ruang Lingkup & Keterbatasan Studi

Data yang digunakan adalah data 1-0 Kota Cilegon 2002, Kota Cilegon dalam

angka 2005 dan PDRB Kota Cilegon 1990-2005, serta data industri hasil Survei Tahunan

12
Industri Besar dan Sedang untuk industri besar/sedang dan hasil SKPR untuk industri kecil

dan kerajinan rumahtangga. 1-0 Kota Cilegon 2002 digunakan sebagai dasar bagi sektor-

sektor penggerak laju pertumbuhan perekonomian Kota Cilegon dengan asumsi struktur

input yang ada masih relevan dengan kondisi sekarang, hal itu dapat dilihat dengan tidak

atau belum dibuat lagi 1-0 Kota Cilegon terbaru. Untuk aglomerasinya penelitian

dilakukan dengan mengambil 2 jenis aglomerasi ekonomi yaitu urbanization economies

dan localization economies dengan melakukan regresi ordinary least square time series

dari tahun 1990-2005 dengan menggunakan data PDRB Kota Cilegon dan NTB sektor-

sektor unggulan.

Menyadari akan kegunaannya yang sangat penting dalam perencanaan

pembangunan, beberapa daerah propinsi telah menyusun Tabel 1-0. Sampai dengan saat

ini hampir seluruh propinsi telah memiliki Tabel 1-0 regional, masing-masing propinsi,

walaupun dalam penggunaannya, masih banyak dijumpai hambatan dan keterbatasan.

Hambatan dan keterbatasan tersebut an tara lain : (1) Kualitas sumber daya man usia

pengguna tabel 1-0 di daerah yang belum memahami model 1-0 secara baik; (2) Proses

perencanaan pembangunan dari atas ke bawah (top-down process) dan sektoral agak

mengabaikan penggunaan model 1-0 yang menunjukkan koordinasi dan keterkaitan antar

sektor serta proses perencaanan dari bawah (bottom-up process); dan (3) Kualitas

tabel 1-0 regional yang telah disusun belum cukup, terutama sumber data dan teknik

penyusunannya yang terbatas, khususnya yang menggunakan metode non-survey.

Penyusunan model 1-0 regional untuk tingkat Kabupaten/Kota masih sangat jarang,

padahal dalam program otonomi daerah, program desentralisasi diserahkan kepada

pemerintahan kabupaten/kota. Dengan demikian perencanaan di tingkat kabupaten/kota

memerlukan alat analisis semacam model 1-0 regional kabupaten/kota. Adanya

13
keterbatasan data yang hanya ada selama 16 tahun ini juga yang membuat penelitian hanya

dibuat dalam OLS time series dan bukan analisis time series yang membutuhkan data

series minimal 30 tahun (The Engle and Granger, 1987)

Selain itu penggunaan LQ sebagai penentuan sector based terlalu sederhana.

LQ mempunyai beberapa kelemahan diantaranya bahwa terdapat pola pengeluaran dan

selera yang berbeda di setiap daerah, adanya perbedaan tingkat pendapatan nimah tangga

antar daerah, dan adanya perbedaan produktifitas antar daerah.

1.8. Sistematika Penulisan

Secara garis besar, rencana penulisan ini terdiri dari enam bab dengan sistematika

sebagai berikut ;

Bab I Pendahuluan

Merupakan bagian awal dari tulisan ini yang menguraikan latar belakang dari

penulisan yang dilakukan serta permasalahan yang muncul sehingga

dilakukan penelitian ini. Tujuan penelitian ini yang merupakan jawaban dari

permasalahan tersebut juga dicantumkan dalam bab ini

Bab II Tinjauan Literatur

Berisikan tinjauan literatur mengena1 analisa I-0 dan aglomerasi serta

penelitian-penelitian terdahulu

Bab III Metodologi

Merupakan bagian yang menjabarkan model-model yang dapat diaplikasikan

dalam pertumbuhan sektoral dan aglomerasi

Bab IV Gambaran Umum Perekonomian Kota Cilegon

14
Merupakan bagian yang menggambarkan pertumbuhan perekonomian Kota

Cilegon dan aspek-aspek sosiallainnya.

Bab V Hasil dan Pembahasan

Merupakan pembahasan dari hasil yang diperoleh, antara lain mengena1

kontribusi sektor unggulan dalam menggerakkan laju perekonomian Kota

Cilegon, pemecahan permasalahan serta aplikasi cluster industri menganalisa

pola aglomerasi Kota Cilegon.

Bab VI Kesimpulan dan Saran

Merupakan bagian akhir dari tesis ini yang berisikan kesimpulan dan saran

sehingga diharapkan dapat ditarik kebijakan dari hasil analisis yang telah

dilakukan

15
BABII

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Ekonomi Basis

Teori basis ekonomi (economic base theory) mendasarkan pandangannya bahwa

laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besamya ekspor dan wilayah

tersebut (Tarigan, 2005). Konsep ekonomi basis ini berguna untuk menganalisa dan

memprediksi perubahan dalam perekonomian regional. Selain itu, konsep ekonomi basis

juga digunakan untuk mengetahui suatu sektor pembangunan ekonomi wilayah dan

kegiatan basis, yang dapat melayani pasar daerah itu sendiri maupun pasar luar daerah.

Menurut teori ini, perekonomian dibagi menjadi dua sektor yaitu sektor basis dan

sektor non basis. Sektor basis adalah sektor yang mengekspor barang dan jasa ke tempat-

tempat di luar batas perekonomian masyarakat yang bersangkutan atau memasarkan

barang-barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat yang datang dari luar batas

perekonomian masyarakat yang bersangkutan. Menurut Tarigan (2005) sektor basis

merupakan satu-satunya sektor yang bisa meningkatkan perekonomian wilayah melebihi

pertumbuhan alamiah, karena kegiatan basis ini merupakan kegiatan baik penghasil

produk maupun penyedia jasa yang mendatangkan uang dari luar wilayah.

Sektor non basis adalah sektor yang menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan

oleh masyarakat yang bertempat tinggal di dalam batas perekonomian masyarakat yang

bersangkutan. Sektor ini tidak mengekspor barang dan jasa, sehingga luas lingkup

produksi dan daerah pasar sektor non basis hanya bersifat lokal.

16
Menurut Glasson (1974), semakin banyak sektor basis dalam suatu wilayah akan

menambah arus pendapatan ke wilayah tersebut, menambah permintaan terhadap barang

dan jasa di dalamnya, dan menimbulkan kenaikan volume sektor non basis. Glasson juga

menyarankan untuk menggunakan metode location quotient dalam menentukan apakah

sektor tersebut basis atau tidak.

Kelemahan metode ini adalah kegagalannya untuk menghitung ketidakseragaman

permintaan dan produktifitas nasional secara menyeluruh, kemudian metode ini

mengabaikan fakta bahwa sebagian produksi nasional adalah untuk orang asing yang

tinggal di wilayah tersebut. Selain kelemahan di atas, metode ini juga memiliki kebaikan-

kebaikan yang membuat teori ini relevan untuk digunakan, di antaranya yaitu

kesederhanaannya, mudah diterapkan, dapat menjelaskan struktur perekonomian suatu

daerah dan dampak umum dari perubahan-perub ahanjangka pendek.

2.2. Model Input-Output

Semenjak dirilis oleh W. Leontief pada tahun 1930-an, 1 tabel I-0 telah

berkembang menjadi salah satu metode paling luas diterima, tidak hanya untuk

mendiskripsikan struktur suatu perekonomian tetapi juga mencakup cara untuk

memprediksi perubahan-perubahan struktur tersebut (Glasson, 1977). Model I-0 Leontief

ini didasarkan atas model keseimbangan umum (general equilibrium)

Menurut BPS (2000) pengertian tabel I-0 adalah suatu tabel yang menyajikan

informasi tentang transaksi barang dan jasa serta saling keterkaitan antar suatu kegiatan

ekonomi (sektor) dalam suatu wilayah pada suatu periode tertentu dengan bentuk

1 Miller, Ronald E, and Peter D. Blair, 1985, Input-Output Analysis : Foundations and Extensions, Prentice-
Hall, Inc, Englewood Cliffs, New Jersey 07632.

17
penyaJian berupa matrik. Isian sepanJang baris menunjukkan bagaimana suatu sektor

ekonomi dialokasikan ke sektor-sektor lain untuk memenuhi permintaan antara dan

permintaan akhir, sedangkan isian dalam kolom menunjukkan pemakaian input antara dan

input primer oleh suatu sektor dalam proses produksinya. Sebagai metode kuantitatif tabel

ini memberikan gambaran menyeluruh tentang :

1. Struktur perekonomian suatu wilayah yang mencakup output dan nilai tambah

masing-masing sektor,

2. Struktur input antara yaitu transaksi penggunaan barang dan jasa antara sektor-

sektor produksi,

3. Struktur penyediaan barang dan jasa, baik berupa produksi dalam negeri maupun

barang impor atau yang berasal dari luar wilayah tersebut,

4. Struktur permintaan barang dan jasa, baik permintaan oleh berbagai sektor

produksi maupun permintaan untuk konsumsi, investasi dan ekspor.

Menurut Haddad (1995) 2, penggunaan tabel I-0 memberikan manfaat yang

berbeda, yaitu : prospektif, deskriptif, dan taksonomi. Jensen, Hewings dan West (1987) 3

menyatakan bahwa tabel I-0 dari satu perspektif digunakan untuk tujuan taksonomi,

sedangkan dalam perspektif yang lebih luas lagi merupakan kumpulan dari spatia-

temporal "photographs" dimana menunjukkan suatu perekonomian yang ukurannya

berbeda (sektoral dan spasial). Beberapa tipe tujuan dari analisis t-0 dijelaskan oleh

Malecki (1991) 4 yaitu : a) menyediakan kumpulan disagregasi multiplier yang dapat

digunakan untuk meramal aktifitas ekonomi; b) I-0 memperkenankan untuk

2 Haddad, Eduardo Amaral, 1995, The Economic Structure of Minas Gerais: An Input-Output Approach,
Thesis, University of Illinois at Urbana-Champaign.
3 Jensen, R.C., Hewings, G. J.D., west, G. R., 1987, On a Taxonomy of Economics, The Australian Journal

ofRegional Studies. 2. pp. 3-24.


4 Malecki, E. J. ,1991, Technology and Economic Development: The Dynamics of Local, Regional and

National Change. Esses: Longman Scientific & Technical.

18
mengidentifikasi cluster dari keterkaitan industri dan sektor kunci; c) 1-0 mencoba untuk

memprediksi pola pembangunan ekonomi melalui pendekatan struktur fundamental

ekonomi.

Beberapa tahun belakangan ini, model 1-0 telah dikembangkan untuk keperluan

yang lebih luas dalam analisis ekonomi. Beberapa kegunaan dari analisis 1-0 menurut Biro

Pusat Statistik (2000) antara lain untuk;

1. Memperkirakan dampak dari permintaan akhir dan perubahannya terhadap

berbagai output sektor produksi, nilai tambah, impor, permintaan, pajak, kebutuhan

tenaga kerja, dan sebagainya,

2. Memproyeksikan variabel-variabel ekonomi makro pada butir (1) di atas,

3. Mengamati komposisi penyediaan dan penggunaan barang atau j as a sehingga

mempermudah analisis tentang kebutuhan impor dan kemungkinan substitusinya,

4. Menganalisis perubahan harga, dimana perubahan biaya input mempengaruhi baik

langsung maupun tidak langsung perubahan harga output,

5. Memberi petunjuk mengenat sektor-sektor yang mempunya1 pengaruh

pertumbuhan ekonomi serta sektor-sektor yang peka terhadap pertumbuhan

perekonomian nasional,

6. Menilai tingkat keserasian data statistik serta kelemahan-kelemahannya, sehingga

dapat digunakan sebagai landasan perbaikan, penyempumaan dan pengembangan

statistik lebih lanjut.

Dalam suatu model 1-0 yang bersifat terbuka dan statis, transaksi-transaksi yang

digunakan dalam penyusunan tabel 1-0 harus memenuhi tiga asumsi atau prinsip dasar

yaitu:

19
1. Keseragaman (homogenity), yaitu asumsi setiap sektor hanya memproduksi satu

jenis output (barang dan jasa) dengan struktur input tunggal (seragam) dan tidak

ada substitusi otomatis antar output dari sektor yang bebeda,

2. Kesebandingan (proportionality), yaitu asumsi bahwa kenaikan penggunaan input

oleh suatu sektor akan sebanding dengan kenaikan output yang dihasilkan,

3. Penjumlahan (addivity), yaitu asumsi bahwa jumlah pengaruh kegiatan produksi di

berbagai sektor merupakan penjumlahan dari pengaruh pada masing-masing sektor

tersebut.

Dengan adanya asumsi-asumsi tersebut, tabel 1-0 mempunyai keterbatasan, antara

lain; karena rasio 1-0 tetap (fixed proportion, karena mengikuti fungsi Leontief) sepanjang

periode analisis, produsen tak dapat menyesuaikan perubahan inputnya atau mengubah

proses produksi. Asumsi ini menolak adanya pengaruh perubahan teknologi ataupun

produktifitas yang berarti perubahan kuantitas dan harga input sebanding dengan

perubahan kuantitas dan harga output sehingga analisa 1-0 hanya dapat dilakukan untuk

analisajangka pendek dan menengah (asumsi 5 tahun).

2.3. Keterkaitan Antar Sektor dalam Model Input-Output

Secara umum, perekonomian suatu negara atau wilayah dapat dibagi menjadi tiga

sektor, yaitu sektor pertanian, sektor industri dan jasa. Ketiga sektor tersebut memiliki

peranan yang berbeda antara satu negara atau wilayah dengan negara atau wilayah lainnya.

Besarnya peranan sektor-sektor tersebut dalam perekonomian suatu negara atau wilayah

dapat dilihat dari kontribusi relatif masing-masing sektor tersebut terhadap Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) nya.

20
Dari pengalaman sejarah negara-negara maJU, terlihat bahwa pada tahap awal

pembangunan ekonomi di negara tersebut, kontribusi relatif sektor pertanian sangat

dominan, namun akan terus menerus menurun sampai pada tahap tertentu. Peran dominan

sektor pertanian ini akan digantikan oleh sektor industri atau jasa. Todaro (1997)

menyebut fenomena seperti ini sebagai proses transformasi struktural. Jhingan (2000)

dalam Muhammad Royan (2006) menyatakan bahwa perubahan struktural merupakan

peralihan dari masyarakat pertanian tradisional menjadi ekonomi industri modem, yang

mencakup peralihan lembaga, sikap sosial, dan motivasi yang ada secara radikal.

Terjadinya perubahan struktural dalam perekonomian biasanya menyebabkan terjadinya

semakin terbukanya kesempatan kerja, semakin tingginya produktifitas buruh, stok modal,

dan pendayagunaan sumber-sumber baru serta perbaikan teknologi.

Perubahan struktural biasa terjadi dalam proses perkembangan ekonomi, sehingga

perkembangan ekonomi suatu negara sering diartikan sebagai suatu proses transformasi

struktural. Proses ini berupa pergeseran dari sektor pertanian ke industri dan jasa yang

ditandai dengan perubahan kontribusi sektoral terhadap output nasional. Perubahan

kontribusi ini diakibatkan oleh adanya pergeseran sektor ekonomi nasional dari pertanian

ke industri dan jasa. Sektor jasa dinilai sebagai tahap paling tinggi dalam proses

pembangunan ekonomi.

Berbagai pembahasan ten tang perubahan kontribusi relatif an tar sektor satu dengan

sektor lainnya telah banyak dilakukan. Akan tetapi, pada umumnya di dalam pembahasan

tersebut hanya memperlakukan kontribusi relatif satu sektor secara satu arah, tanpa

memperhatikan keterkaitan antara sektor yang satu dengan sektor lainnya dalam

perekonomian. Kemudian pada akhir tahun 1930-an, Prof Wasily Leontief

mengembangkan suatu kerangka analisis yang dapat memperlihatkan keterkaitan antar


21
sektor ini (Miller dan Blair, 1985). Kerangka analisis ini sering disebut sebagai model I-0

yang sebenarnya ide dasar model ini berasal dari Tableau Economique, yang

dikembangkan oleh ahli ekonomi Prancis Francois Quesnay (1758).

Dalam kerangka model I-0 ini, kegiatan produksi suatu sektor akan menghasilkan

dua macam dampak ekonomi pada sektor-sektor lainnya di dalam perekonomian tersebut.

Di satu sisi, jika suatu sektor tertentu melakukan kegiatan produksi, hal ini berarti sektor

tersebut meningkatkan permintaan terhadap basil produksi sektor lainnya yang

memproduksi input bagi sektor tersebut. Akan tetapi di sisi lain peningkatan output di

sektor tersebut juga menciptakan penawaran bagi sektor lain yang membutuhkan input

dari sektor tersebut. Hal ini dikenal sebagai efek keterkaitan ke belakang dan efek

keterkaitan ke depan.

Beberapa penulis mengembangkan cara pendefinisian yang terbuka dalam

mengukur efek keterkaitan. Contohnya Rasmussen, 1956; Hirschman, 1958; Chenary dan

Watanabe, 1958; Yotopoulos dan Nugent, 1973; Laumas, 1975 dan Jones, 1976 (dalam

Miller dan Blair, 1985). Pengukuran kedua efek keterkaitan ini pada dasarnya untuk

menentukan sektor unggulan dari suatu perekonomian, karena hila suatu sektor

mempunyai efek keterkaitan ke depan dan ke belakang tinggi hila dibandingkan dengan

sektor lainnya, maka dapat disimpulkan bahwa investasi di sektor tersebut akan

memberikan dampak yang lebih menguntungkan kepada perekonomian secara

keseluruhan, hila dibandingkan dengan investasi pada sektor-sektor yang efek keterkaitan

ke depan dan ke belakang yang lebih rendah.

Selain mempengaruhi jumlah produksi secara keseluruhan di dalam perekonomian,

keterkaitan antar sektor ini juga akan mempengaruhi jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan

(efek keterkaitan tenaga kerja) dan pendapatan (efek keterkaitan pendapatan). Hal mt

22
teijadi karena untuk memproduksi output di sektor tersebut dibutuhkan tenaga keija, dan

tenaga keija tersebut akan mendapatkan tambahan pendapatan dari kegiatan tersebut.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan adanya keterkaitan antar sektor dalam

perekonomian, tidak hanya akan mempengaruhi hasil produksi di dalam sektor-sektor

perekonomian secara keseluruhan, tetapi juga akan mempengaruhi jumlah tenaga keija

dan pendapatan di dalam perekonomian secara keseluruhan.

2.4. Pengertian Sektor Unggulan

Pertumbuhan ekonomi tidak terlepas dari pertumbuhan nilai tambah yang

dihasilkan oleh unit-unit ekonomi yang dikelompokkan menurut sektor lapangan usaha.

Besamya peranan setiap sektor menggambarkan struktur ekonomi daerah.

Sektor unggulan adalah sektor yang salah satunya dipengaruhi oleh keberadaan

faktor anugerah (endowment factors). Selanjutnya faktor ini berkembang lebih lanjut

melalui kegiatan investasi dan menjadi tumpuan kegiatan ekonomi. Kriteria sektor

unggulan sangat bervariasi. Hal ini didasarkan atas seberapa besar peranan sektor tersebut

dalam perekonomian daerah, diantaranya; pertama, sektor unggulan tersebut memiliki laju

tumbuh yang tinggi, kedua, sektor tersebut memiliki angka penyerapan tenaga kerja yang

relatif besar, ketiga sektor tersebut memiliki keterkaitan antar sektor yang tinggi baik ke

depan maupun ke belakang, keempat, dapat juga diartikan sebagai s~ktor yang mampu

menciptakan nilai tambah yang tinggi (Sambodo,2002 dalam Nurlatifa Usya, 2006).

Analisis hubungan antar sektor dalam perekonomian masuk dalam bidang ilmu ekonomi

pembangunan, yang mulai berkembang pada tahun 1950-an. Bidang ilmu ini mulai

memperhatikan bagaimana hubungan antar sektor dalam pembangunan dan pertumbuhan

(Nazara, 1997).

23
2.5. Stabilitas Koefisien Input-Output

Salah satu kemampuan model 1-0 sebagai model kuantitatif adalah dapat

memberikan gambaran menyeluruh tentang struktur input antara (intermmediate input)

yaitu penggunaan barang dan jasa oleh suatu kegiatan produksi di suatu wilayah analisa

(misal : negara, propinsi, dsb). Di dalam tabel 1-0 struktur input antara tercermin pada

tingkat level (nilai) nya dalam matrik transaksi antara (Z). Sedangkan pada nilai

proporsinya, struktur input antara tercermin dalam matrik koefisien 1-0 (A). Matrik

koefisien ini sering digunakan secara berbeda-beda karena terkadang ada yang

menyebutnya sebagai matrik koefisien teknik, matrik koefisien teknologi, ataupun matrik

koefisien input langsung. Lebih sering matrik tersebut disebut dengan matrik A, yang

unsur-unsumya adalah aij.

Matrik A menggambarkan distribusi penggunaaan barang dan jasa yang digunakan

dalam suatu proses produksi. Koefisien aij dapat diterjemahkan sebagai besamya proporsi

input sektor j yang berasal dari output sektor i, atau jumlah input yang berasal dari sektor i

yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit output sektor j. Oleh karena itu, matrik A

yang memuat seluruh koefisien aij tersebut tidak lain mencerminkan hubungan antara

output sektor j dengan inputnya dari sektor i. Artinya matrik A menggambarkan besamya

hubungan dan interaksi antar sektoral dalam perekonomian. Di dalam analisis 1-0,

hubungan tersebut sifatnya tetap sepanjang periode analisis (waktu yang sama). Besaran

hubungan tersebut tidak berubah walaupun terdapat peningkatan-peningkatan output

dalam perekonomian. Hal tesebutlah yang disebut sebagai konsep stabilitas koefisien 1-0.

24
2.6. Aglomerasi Industri di Perkotaan

Ekonomi perkotaan adalah salah satu cabang ilmu ekonomi yang mempelajari

tentang pilihan lokasi perusahaan/industri dan rumah tangga dalam rangka

memaksimalkan kepuasan/utilitas. Ekonomi perkotaan melihat dimana sebenamya

aktifitas ekonomi tetjadi seperti pilihan rumah tangga untuk menentukan lokasi kerja dan

tempat tinggal. Ekonomi perkotaan membahas aspek ruang (spatial aspecs) dari berbagai

permasalahan yang ada di perkotaan dan kebijakan untuk mengatasinya.

Daerah perkotaan didefinisikan sebagai suatu wilayah yang didiami oleh penduduk

yang relatif besar dalam suatu area yang relatif kecil sehingga memiliki kepadatan

penduduk yang tinggi. Kepadatan penduduk, dapat didefinisikan sebagai tingginya

frekuensi hubungan di antara berbagai aktifitas ekonomi yang berbeda, dimana kontak

tersebut hanya dimungkinkan jika perusahaan/industri dan rumah tangga berada dalam

satu wilayah yang relatifkecil.

Aglomerasi ekonomi merupakan salah satu bentuk manfaat dari adanya skala

ekonomi. Aglomerasi ekonomi dapat didefinisikan berkumpulnya/terkonsentrasinya suatu

kegiatan ekonomi pada suatu wilayah/area tertentu yang dipengaruhi oleh faktor geografis

(localization) dan faktor kemudahan transportasi dan informasi (urbanization) yang

memberikan manfaat bagi peningkatan produktifitas ekonomi. Berbagai aktifitas ekonomi

dapat diderivasikan menjadi aktifitas sektoral, dimana tidak semua aktifitas sektoral

berkumpul pada suatu wilayah yang sama. Oleh karena itu aglomerasi ekonomi dapat

dikatakan sebagai suatu analisis umum yang masih dapat dipersempit menjadi aglomerasi

sektoral.

Aglomerasi terbagi menjadi dua jenis yaitu localization economies dan

urbanization economies. Localization economies terjadi jika biaya produksi dari


25
perusahaan secara individu menurun sebagai akibat dari meningkatnya jumlah output dari

wilayah perkotaan. Sullivan (1996) menjelaskan suatu estimasi empiris dari aglomerasi

ekonomi yang dituliskan secara matematis sebagai q= f (k, e, Q, N) dimana q,k,e,Q dan N

didefinisikan sebagai tingkat output per tenaga kelja dalam suatu industri, barang modal

per tenaga kerja, tingkat pendidikan per tenaga kelja, jumlah output dari industri, dan

jumlah populasi wilayah metropolitan/kota. Fungsi matematis tersebut dapat mengukur

apakah aglomerasi yang teljadi adalah localization atau urbanization. Jika perubahan

output per tenaga kelja suatu industri dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan jumlah

output industri secara keseluruhan, maka aglomerasi ekonomi yang terjadi adalah

localization economies. Sedangkan variabel jumlah populasi mencerminkan adanya

urbanization economies. Jika kedua variabel bebas tersebut, baik jumlah output industri

maupun jumlah populasi secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap variabel output per tenaga kelja, maka aglomerasi yang terjadi adalah kedua-

duanya.

Aglomerasi industri didasarkan pada manfaat yang ditimbulkan bagi perusahaan-

perusahaan dalam suatu industri. Berdasarkan teori Alfred Marshall (1920) 5 , dijelaskan

bahwa perusahaan yang tergabung dalam suatu industri di suatu daerah akan menikmati

manfaat dari adanya skala ekonomi, yang biasanya hanya didapat perusahaan besar saja.

Ada empat keuntungan dari adanya lokalisasi industri;

1. Knowledge Sillovers, dimana antar tenaga kerja yang bekerja pada perusahaan

berlainan dapat saling bertukar informasi karena kesamaan jenis pekerjaan dan

wilayah yang berdekatan.

5 Marshall,A., 1920, Principles of economics, 8th editon (Macmillan, London)

26
2. Berkumpulnya perusahaan sejenis pada suatu wilayah akan menarik tenaga kelja

yang memiliki keahlian sama, sehingga biaya pencarian tenaga kelja perusahaan

menjadi murah.

3. Semakin besar penawaran output yang terjadi, akan menekan biaya setiap

perusahaan dalam industri, karena adanya skala ekonomi terhadap input

4. Dengan biaya yang menurun, maka perusahaan akan meningkatkan produktifitas

mereka untuk meningkatkan persaingan

Terdapat kontroversi dari efek yang ditimbulkan oleh penghematan akibat

lokalisasi (dikemukakan oleh Alfred Marshall) dengan penghematan akibat urbanisasi

(diidentifikasikan oleh Jane Jacobs (1969)). Mills, Henderson (1986), 0 hUallachain dan

Satterthwaite mengatakan bahwa penghematan akibat lokalisasi lebih penting dibanding

penghematan akibat urbanisasi, karena pertumbuhan tenaga kerja suatu sektor lebih

tergantung pad a besamya sektor terse but daripada besamya wilayah

perkotaan/metropolitan di mana sektor tersebut berada.

Berdasarkan laporan Pembangunan Dunia yang terakhir disebutkan bahwa suatu

industri akan memperoleh keuntungan dari adanya penghematan akibat lokalisasi ataupun

penghematan akibat urbanisasi tergantung pada seberapa inovatif industri tersebut, artinya

bahwa kemajuan dan keuntungan industri yang memanfaatkan penghematan akibat

aglomerasi sangat tergantung pada kemampuan industri tersebut untuk menyesuaikan

dengan perubahan iklim permintaan dan penawaran yang terjadi dan pengembangan ide

untuk meningkatkan produktifitas.

Kenyataan umum yang telj adi di dunia adalah industri yang baru berkembang

biasanya memilih berlokasi di kota yang besar, di mana industri ini akan mengambil

keuntungan dari pesatnya pertumbuhan penduduk dan permintaan produk, sedangkan


27
industri yang sudah mapan (besar) terkonsentrasi di daerah/kota yang lebih kecil, di mana

biaya kepadatan dan tenaga kerja rendah dan penghematan akibat lokalisasi sangat

berperan.

2.7. Penghematan akibat lokalisasi

Penghematan akibat lokalisasi terjadi jika biaya produksi dari perusahaan secara

individu menurun sebagai akibat dari meningkatnya jumlah output dari wilayah

perkotaan. 6 Beberapa alas an mengapa localization economies akan meningkatkan

produktifitas karena sedikitnya empat hal yakni :

1. Tenaga kerja, dimana pada daerah industri tertentu, tenaga kerja dengan keahlian

yang dibutuhkan oleh industri tersebut berkumpul dan memudahkan industri dalam

mencari tenaga kerja sesuai kebutuhan sehingga menurunkan biaya pencarian

(worker seeking cost)

2. Akses informasi yang berkaitan dengan permintaan dan penawaran produk (kondisi

pasar) dan perkembangan teknologi di industri tersebut yang mudah diperoleh oleh

setiap komunitas dalam industri,

3. Faktor kedekatan dengan penyedia input dan atau konsumen sehingga bisa

mengurangi biaya transportasi,

4. Dengan adanya pengelompokan industri di mana berlokasi di. daerah kelompok

industrinya akan lebih menguntungkan dibandingkan berlokasi di luar daerah

pengelompokan tersebut. Keuntungan yang diperoleh ialah terdorongnya

produktifitas penggunaan kapital dan tenaga kerja. Hal ini disebabkan karena

tingginya persaingan yang terjadi dan arus informasi yang lancar. Tingginya

6 O'Sullivan, Arthur, Urban Economics, 2000, Fourth Edition, Irwin McGrawhill, USA.

28
produktifitas akan meningkatkan pendapatan per tenaga keija karena adanya

hubungan positif antara produktifitas dan pendapatan dalam teori ekonomi mikro.

Beberapa penelitian yang berkaitan dengan penghematan akibat lokalisasi antara

lain; penghematan akibat lokalisasi berasal dari ekstemalitas informasi dari interaksi antar

pelaku dan komunikasi langsung yang meningkatkan produktifitas dan pengembangan

inovasi (Mills, 1967; Henderson, 1974; Kanemoto, 1980), kesesuaian pasar tenaga keija

yang menurunkan biaya pencarian kerja (Hesley & Strange, 1990; Abdel Rahman & Wan,

1995, 1997), akses yang luas terhadap diferensiasi intermediete input (Abdel Rahman &

Fujita, 1990), kesesuaian penggunaan asset dalam pasar modal, yang meningkatkan

produktifitas (Becker & Henderson, 2000), teijadinya aglomerasi jenis penghematan

akibat lokalisasi pada industri manufaktur besar dan sedang di DKI Jakarta selama kurun

waktu 1975-1998 (Sonny Harry, 2002), teijadinya aglomerasi jenis penghematan baik

akibat lokalisasi maupun urbanisasi yang berpengaruh secara positif maupun negatif pada

industri besar dan menengah di J awa Timur (Shinta Doriza, 2005)

2.8. Penghematan akibat Urbanisasi

Aglomerasi yang bersifat urbanization economies akan mempengaruhi aktifitas

ekonomi daerah metropolitan diantaranya ialah pertumbuhan tenaga kerja dapat

mencerminkan pertumbuhan ekonomi daerah. Penghematan akibat . urbanisasi adalah

keuntungan-keuntungan yang paling kuat yang bersifat ekstemal bagi industri serta paling

besar dirasakan di daerah perkotaan. Masuknya unsur penghematan akibat urbanisasi ke

dalam fungsi produksi menyebabkan teijadinya kenaikan penggunaan input akibatnya

output akan terdorong naik dengan derajat yang lebih tinggi dibanding kenaikan input itu

29
sendiri. Sehingga penghematan akibat urbanisasi akan membawa dampak positif bagi

pertumbuhan daerah.

Penghematan akibat urbanisasi menganalisis aspek spasial terhadap masalah yang

timbul dalam suatu kota serta kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dapat dilakukan untuk

memecahkan masalah tersebut. Adanya kenaikan upah tenaga kerja yang terampil maupun

kasar serta kenaikan gaji manajer, mendorong perusahaan memilih lokasi di luar pusat

kota. Akibatnya harga tanah naik secara riil karena jumlahnya tidak bertambah. Kota-kota

utama juga menimbulkan eksternalitas negatif, yang seringkali diasosiasikan dengan

polusi lingkungan (Fujita & Rivera-Batiz, 1988)

Banyak ekonom mendefinisikan kota sebagai hasil dari proses produksi secara

spasial. Proses urbanisasi pada skala global dapat memunculkan beberapa kota mega

(mega cities) atau aglomerasi perkotaan (urban agglomeration). Zipfmenjelaskan terdapat

dua kekuatan proses teijadinya aglomerasi yang mempengaruhi pertumbuhan dan

pembangunan kota-kota, yaitu :

1. Kekuatan yang menyebabkan kota menjadi besar, dengan menggabungkan industri

di kota yang berdampak positif terhadap terjadinya spesialisasi produksi dan

berkembangnya industrialisasi (circular causation for Myrdal, 1957, dan

Hisrchman, 1958) dan

2. Aglomerasi dapat mengontrol commuting cost, artinya biaya p,emindahan barang

yang terjadi jika beberapa perusahaan berlokasi pada kota yang sama maka pasar

lokal menjadi lebih besar permintaan domestik juga menjadi lebih tinggi,

mengakibatkan turunnya biaya pengangkutan barang (Hisrchman, 1958; Fujita,

1989; Krugman, 1991; Glaeser, 1998).

30
Penghematan akibat urbanisasi terjadi jika biaya produksi perusahaan menurun

ketika total output seluruh output seluruh kota meningkat. Penghematan akibat urbanisasi

berasal dari ekstemalitas teknologi antar produk (Abdel Rahman, 1990), penggunaan input

antara (intermediate input) tertentu secara bersama oleh banyak industri (Abdel Rahman,

1991, 1996), adanya economics of scope dalam produksi (Abdel Rahman & Fujita, 1993;

Abdel Rahman, 1994).

Hubungan antara hipotesis skala ekonomi dengan jumlah penduduk kota, secara

hipotesis besamya masing-masing keuntungan yang dapat diperoleh sejalan dengan

meningkatnya jumlah penduduk kota, yang mana sampai titik tertentu dapat menghasilkan

penghematan-penghematan. 7 Jika melewati titik tersebut akan terjadi gejala diseconomies,

kecuali pada faktor sumber daya energi. lsard (1979) menunjukkan bahwa keuntungan

transportasi, keuntungan tenaga kerja, dan keuntungan total mencapai titik puncak pada

jumlah penduduk di sekitar 100.000 orang. Namun sayangnya penelitian ini tidak

didukung oleh data empirik yang dapat mencerminkan jumlah penduduk optimal suatu

kota.

Analisis akan dilakukan pada tahun 2002 mengingat tahun 2002 merupakan tahun

terakhir dibuatnya 1-0 Kota Cilegon. Apakah output terbesar mempunyai multiplier

terbesar juga terhadap sektor lainnya? Jika tidak, sektor apakah yang menjadi

akseleratomya? Dan mengapa hal itu bisa terjadi? Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan

dicoba untuk dijawab dengan menggunakan analisis model 1-0. Model ini dianggap dapat

menjawab permasalahan tersebut karena dapat memperlihatkan hubungan keterkaitan

antar sektor-sektor dalam suatu perekonomian.

7 Walter Isard, Location and Space Economy, 1979, hal 187

31
Berdasarkan penelitian Malecki (1991 )8 dan beberapa pertanyaan penelitian di atas

serta latar belakang penulisan, maka studi ini ditujukan untuk menganalisis gambaran

struktur perekonomian Kota Cilegon yang meliputi: pengganda output (output multiplier),

pengganda pendapatan (income multiplier) dan pengganda tenaga kerja (employment

multiplier). Untuk aglomerasinya dilakukan dimulai dengan penentuan sektor kunci

dengan berdasar pada indeks keterkaitan ke depan (indeks forward linkage) dan indeks

keterkaitan ke belakang (indeks backward linkage). Setelah didapat kedua jenis indeks

tersebut maka langkah terakhir melakukan aglomerasi baik aglomerasi lokalisasi maupun

aglomerasi urbanisasi yang berpengaruh positif atau negatif terhadap peningkatan output.

Memang ada perbedaan konsep antara clusterisasi dan aglomerasi seperti yang

diungkapkan oleh Malecki, tetapi pada tulisan ini kita asumsikan clusterisasi yang terjadi

merupakan bagian dari aglomerasi.

2.9. Usaha Kecil dan Menengah

Usaha kecil dan menengah (UKM) menurut Griffin dan Erbert (1996) memiliki

tiga peran penting dalam sistem perekonomian negara yaitu sebagai pencipta lapangan

kerja, sumber inovasi dan pendukung usaha besar. Kenyataan di berbagai negara menurut

Griffin dan Erbert menunjukkan bahwa banyak lapangan kerja barn justru diciptakan oleh

usaha kecil dan menengah daripada usaha besar. Sejarah menunjukkan bahwa sebagian

besar inovasi muncul dari usaha kecil dan menengah.

Meskipun usaha kecil dan menengah memiliki peranan penting di setiap negara,

namun tidak mudah menemukan rumusan definitif yang bisa disepakati bersama mengenai

8 Malecki, E. J. ,1991, Technology and Economic Development: The Dynamics ofLocal, Regional and
National Change. Esses: Longman Scientific & Technical.

32
usaha kecil dan menengah ini. Usaha kecil dan menengah di berbagai negara memiliki

definisi yang berbeda-beda, baik dari segi ukuran maupun kriterianya (Haskiin dan Wofu,

2002). Menurut World Bank (1998) Usaha kecil dan menengah adalah usaha yang

melibatkan tenaga kerja antara 5 sampai dengan 199 orang. Sementara Europian

Commision sebagaimana disampaikan oleh Mulhern (1995) mendefinisikan Usaha Kecil

dan Menengah sebagai perusahaan yang memiliki pekerja di bawah 500 orang. Usaha

Kecil dan Menengah selanjutnya dibedakan dalam 3 (tiga) kategori yaitu (1) usaha mikro,

denganjumlah pekerja kurang dari 10 orang, (2) usaha kecil dengan pekerja 10 sampai 99

orang dan usaha menengah dengan pekerja 100 sampai dengan 499 orang.

Batasan definitif mengenai usaha kecil dan menengah di Indonesia yang

dikeluarkan oleh beberapa instansi berbeda-beda. Dalam hal ini paling tidak terdapat 5

instansi yang telah merumuskan batasan mengenai usaha kecil dan menengah ini yaitu

DPR bersama Presiden dalam bentuk undang-undang, Presiden dalam bentuk Inpres,

Depperindag, Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia.

Usaha kecil dan menengah menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang

usaha kecil didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perseorangan atau

rumah tangga atau suatu badan usaha bertujuan untuk memproduksi suatu barang dan jasa

untuk dipemiagakan secara komersial, yang mempunyai kekayaan bersih paling banyak

Rp 200 juta dan mempunyai nilai penjualan per tahun sebanyak Rp 1 milyar atau kurang.

Sedangkan yang dimaksud dengan usaha menengah menurut Inpres Nomor 10 Tahun

1999 adalah aktivitas usaha perseorangan, badan usaha yang tidak berbada hukum dan

atau badan usaha yang berbadan hukum yang mempunyai kekayaan bersih lebih besar

Rp 200 juta sampai paling banyak Rp 10 milyar, tidak termasuk tanah dan bangunan

tempat usaha, berdiri sendiri dan bukan merupakan anak perusahaan atau cabang

33
perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung

dengan perusahaan besar.

Depperindag bersama Badan Pusat Statistik mendefinisikan usaha menengah

sebagai kegiatan yang dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha yang bertujuan untuk

memproduksi barang dan jasa untuk dipemiagakan secara komersial yang memiliki nilai

penjualan per tahun lebih besar dari Rp 10 milyar namun kurang dari 50 milyar

(Depperindag 2002).

Badan Pusat Statistik memberikan batasan mengenai skala yang berdasarkan

kriteria jumlah tenaga kerja untuk usaha dengan jumlah antara 1 sampai 4 orang disebut

sebagai usaha mikro, usaha dengan jumlah 5 sampai 19 orang sebagai usaha kecil. Usaha

menengah memiliki jumlah pekerja antara 20 sampai 99 orang, usaha yang memiliki

jumlah tenaga kerja 100 orang atau lebih sudah dikategorikan sebaga usaha besar.

Bank Indonesia melalui Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/9/Bkr, tanggal 17

Maret 2002 memberikan batasan usaha kecil yaitu: memiliki kekayaan bersih paling

banyak Rp 200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, memiliki hasil

penjualan tahunan Rp 1 milyar, dimiliki oleh Warga Negara Indonesia, berdiri sendiri

bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau

berafiliasi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau

usaha besar dan berbadan usaha perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum

atau badan usaha yang berbadan hukum termasuk koperasi.

34
BABIII

METODOLOGI

3.1. Model Location Quotient

Penggunaan metode Location Quotient pada penelitian ini merupakan tahap awal dari

penentuan sektor basis dan sektor non basis. Jika nilai LQij > 1, maka terjadi konsentrasi

aktifitas j di sub wilayah ke-i, secara relatif dibandingkan dengan total wilayah atau terjadinya

pemusatan aktifitas di sub wilayah ke i. Jika nilai LQij = 1, maka aktifitas j di sub wilayah ke-i

terse but mempunyai pangsa aktifitas setara dengan pangsa total. Jika LQij < 1, maka sub

wilayah ke-i terse but mempunyai pangsa relatif lebih kecil dibandingkan dengan aktifitas yang

secara umum ditemukan di seluruh wilayah. Dengan penentuan LQ seperti di atas maka dapat

dikatakan bahwa sektor dengan LQ > 1 merupakan sektor-sektor basis dalam perekonomian di

Kota Cilegon. Setelah diketahuinya sektor-sektor basis Kota Cilegon, maka penelitian dapat

kita lanjutkan terhadap salah satu sektor tersebut untuk melihat keterkaitannya dengan sektor

lain. Adapun penghitungan secara matematis dirumuskan sebagai berikut:

LQ =
x . lx.
I} ,
X./X ..... 1)
·1

Dimana:

Xij = NTB sektor i di Kabupaten/Kota j

X I. = NTB sektor i di Propinsi Banten

X·.J = PDRB di Kabupaten/Kota j

X = PDRB di Propinsi Banten

35
3. 2. Kerangka Dasar Model Input-Output

Menurut BPS (1995), kerangka dasar model I-0 terdiri atas empat kuadran seperti

disajikan pada Gambar 3.1. Kuadran pertama menunjukkan arus barang dan jasa yang

dihasilkan dan digunakan oleh sektor-sektor dalam suatu perekonomian. Kuadran ini

menunjukkan distribusi penggunaan barang dan jasa untuk suatu proses produksi sehingga

disebut juga sebagai transaksi antara (intermediate transaction). Kuadran kedua

menunjukkan permintaan akhir (final demand), yaitu penggunaan barang dan jasa bukan

untuk proses produksi yang biasanya terdiri atas konsumsi rumah tangga, pengeluaran

pemerintah, persediaan (stock), investasi dan ekspor. Kuadran ketiga memperlihatkan

input primer sektor-sektor produksi, yaitu semua balas jasa faktor produksi yang biasanya

meliputi upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan dan pajak tidak langsung. Kuadran

keempat memperlihatkan input primer yang langsung didistribusikan ke sektor-sektor

permintaan akhir.

Gambar 3.1
Kerangka Dasar Model 1-0

Kuadran I : Transaksi antar kegiatan Kuadran II : Permintaan akhir


(nxn) (nxm)

Kuadran III : Input primer sektor Kuadran IV : Input primer permintaan


produksi (pxn) akhir (pxm)

Dalam hal pembelian, selain barang dan jasa dari berbagai sektor, perusahaan juga

membutuhkan jasa tenaga kerja dan memberikan kompensasi pada pemilik modal atau

36
kapital. Pembayaran jasa kepada tenaga kerja dan pemilik modal disebut pembayaran

untuk "nilai tambah." Selain itu perusahaan juga membeli barang dan jasa dari luar

negeri, dengan kata lain, perusahaan mengimpor barang dan jasa. Transaksi impor barang

dan jasa ini dicatat pada baris "impor." Dengan demikian, lengkaplah transaksi-transaksi

perdagangan dari berbagai sektor yang ada di dalam suatu negara. Secara sederhana

simplifikasi dari Tabel I-0 dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut :

Tabel3.1
Simplifikasi Tabel Input Output

Sektor Sektor Pembeli Konsumsi Total


Penjual 1
I 2
I ... I N Akhir Produksi
1 X11 X12 ... X in fl XI

2 X21 Xzz Xzn fz Xz


.
.
n Xnl Xn2 ... Xnn fn Xn

NTB VI Vz ... Vn

lmpor M1 Mz ... fin

Total XI Xz ... Xn

Input

Dari Tabel I-0 pada Tabel 3.1. dapat dibuat dua persamaan neraca yang

berimbang:

n
Baris: LX;;+/;= X; Vi= l, ... ,n ..... 2)
i=I

n
Kolom: "x
L.. ,,.. +v.1 +m.1 =X..I Vj = l, ... ,n .... .3)
i=I

37
dimana Xij adalah nilai aliran barang atau jasa dari sektor i ke sektor j; fi adalah total

konsumsi akhir; v1 adalah nilai tambah dan m1 adalah impor. Definisi neraca yang

berimbang adalahjumlah produksi (keluaran) sama denganjumlah masukan.

Struktur input yang digunakan di sini adalah domestik produsen dan bukan total

produsen karena pada total produsen masih mengandung komponen impor, sehingga pada

domestik produsen dapat digambarkan perekonomian wilayah secara riil yang artinya

seluruh produk yang tercipta benar-benar berasal dari Kota Cilegon.

3.3. Matriks Koefisien Teknologi (A)

Nazara (1997) menyatakan bahwa matriks koefisien teknologi berisikan suku-suku

aij, dimana nilainya adalah :

dengan aij = koefisien teknologi

Xij = aliran dari industri i ke j

Xj = total input untuk sektor j

Setiap kolom matriks A menunjukkan komposisi penggunaan input dalam proses produksi

sektor i, yang mencerminkan teknologi yang digunakan oleh sektor produksi tersebut.

Dalam analisis 1-0 mengikuti fungsi produksi Leontief yang bersifat constant return to

scale. Matrik koefisien teknologi ini menjadi sangat penting keberada~nnya karena akan

selalu digunakan dalam penghitungan seluruh analisis 1-0, baik itu analisis pengganda

maupun analisis keterkaitan.

38
3.4. Analisis Pengganda (Multiplier)

Matriks multiplier atau Leontief Inverse Matrix adalah matriks yang disusun dari

(I-Ar 1 atau juga sering diberi nama matriks B. Matriks ini digunakan untuk melihat

bagaimana output terjadi jika terdapat perubahan di permintaan akhir. Ada tiga macam

pengganda yang akan dibahas di sini, yakni pengganda output (Output Multiplier),

pengganda pendapatan (Income Multiplier) dan pengganda tenaga kerja (Employment

Multiplier) dimana semua pengganda dihitung berdasarkan dua model I-0 yakni model

I-0 Terbuka dan Model I-0 Tertutup. Model I-0 Terbuka merupakan model yang biasa

dan banyak digunakan dalam perekonomian regional, dimana pada model ini konsumsi

rumah tangga diperlakukan sebagai faktor eksogen, dan dalam bentuk tabel konsumsi

rumah tangga ditempatkan pada kuadran II, sedangkan model I-0 Tertutup merupakan

modifikasi model I-0 Terbuka yang mengendogenkan variabel konsumsi dengan

memasukkan/menambahkan satu kolom untuk bagian (share) konsumsi rumah tangga dan

satu baris untuk bagian upah dan gaji per sektor. Pengendogenan komponen ini bisa kita

lakukan tidak hanya pada komponen konsumsi rumah tangga belaka, tetapi bisa kita

lakukan pada semua komponen permintaan akhir dengan catatan harus dicarikan padanan

baris bagi kolom tersebut. Di dunia nyata, I-0 Tertutup dapat kita temui pada rumah

tangga yang menggunakan, misalnya pembantu rumah tangga. Jika rumah tangga

dianggap suatu sektor produksi maka balas jasa pembantu rumah tangga tersebut akan

menjadi bagian dari faktor produksi tenaga kerja yang digunakan oleh rumah tangga itu

sendiri 9 . Pada penulisan rumus pengganda kita bedakan jenis I-0 tertutup dengan

memberikan tanda (*).

9 Nazara, Suahasil, Ana/isis Input Output, 2005, hal 117

39
3.4.1. Pengganda Output (Output Multiplier)

Analisis pengganda Output (Output Multiplier) bertujuan untuk melihat dampak

perubahan permintaan akhir suatu sektor terhadap semua sektor yang ada tiap satuan

perubahan jenis pengganda. Peningkatan permintaan akhir di suatu sektor j, tidak hanya

akan meningkatkan output produksi sektor j, tapi juga akan meningkatkan output sektor-

sektor lain dalam perekonomian. Peningkatan output sektor-sektor lain tercipta akibat

adanya efek langsung dan efek tidak langsung dari peningkatan permintaan akhir sektor j

(Miller and Blair, 1985), sedangkan pada I-0 tertutup selain adanya efek langsung dan

efek tidak langsung, ada pula efek injeksi (induced effect) yang merupakan selisih nilai

tiap elemen matriks kebalikan Leontief di model tertutup terhadap model terbuka. Dengan

demikian rumus dari pengganda output (produksi) total adalah

II

Output Multiplier tipe I Oj = Iaii ..... 5)

Output Multiplier tipe II 0/ = I a;i * ..... 6)

Dim ana:

Oj dan Oj • = pengganda output sektor j model I-0 terbuka dan I-0 tertutup

a;i dan a;i * = elemen matriks kebalikan Leontief

= baris ke 1, 2, ...... n

3.4.2. Pengganda Pendapatan (Income Multiplier)

Efek awal pendapatan rumah tangga adalah seperti yang ditunjukkan oleh proporsi

upah atau gaji dalam total output setiap sektomya. Sehingga nilai perubahan pendapatan

rumah tangga harus dibagi dengan proporsi upah atau gaji yang diperlukan untuk

memproduksi satu unit output sektor yang bersangkutan. Angka pengganda macam ini,

40
hila dilakukan pada model I-0 terhuka, disehut dengan angka pengganda pendapatan

tipe I, dan apahila diterapkan pada suatu model I-0 tertutup, disehut dengan angka

pengganda pendapatan rumah tangga tipe II. Untuk lehih jelasnya nilai pengganda

pendapatan tipe I dapat dihitung melalui persamaan:

1\

v(/-A)-1
Income Multiplier tipe 1 = ..... 7)
v
1\

Income Multiplier tipe II = ..... 8)


v
Dimana:

v matriks koefisien upah/gaji (1 x n)

v hagian nilai tamhah upah/gaji per total output (skalar)

(1- Ar 1 & (I- A*ri : matriks kehalikan Leontief

A• : matriks teknologi pada model I-0 Tertutup

Dari penjelasan di atas, terlihat hahwa angka pengganda pendapatan tipe II akan

lehih hesar hila dihandingkan dengan tipe I. Hal ini dikarenakan tamhahan pendapatan di

satu sektor tersehut, dimasukkan kemhali ke dalam perekonomian dalam hentuk konsumsi.

3.4.3. Pengganda Tenaga Kerja (Employment Multiplier)

Pengganda tenaga kerja (employment multiplier) menunjukkan efek total dari

peruhahan lapangan pekerjaan akihat adanya satu unit peruhahan permintaan akhir di

suatu sektor tertentu. Analisis pengganda tenaga kerja digunakan untuk melihat peran

suatu sektor dalam meningkatkan hesamya jumlah tenaga kerja yang terserap oleh

perekonomian. Jika nilai pengganda tenaga kerja di suatu sektor lehih hesar dari satu

41
menunjukkan daya serap tenaga kerja di sektor yang bersangkutan cukup tinggi. Rumus

untuk mencari nilai pengganda tenaga kerja adalah:

{\

I(I-A)-1
Employment Multiplier tipe 1 = ..... 9)
I
{\

I(I-A*r 1
Employment Multiplier tipe II = ..... 10)
I
Dimana:

I : matriks koefisien tenaga kerja (1 x n)

: bagian nilai tambah tenaga kerja per total output (skalar)

(I- Ar 1 & (I- A*r 1 : matriks kebalikan Leontief

3.5. Faktor Kendala

a. Elastisitas

Elastisitas yang dilihat di sini adalah elastisitas permintaan & penawaran.

Elastisitas adalah ukuran kepekaan dari suatu variabel terhadap yang lainnya. Elastisitas

menunjukkan persentase perubahan satu variabel sebagai hasil dari perubahan I persen

perubahan variabel lain. Elastisitas permintaan terhadap harga mengukur sensitifitas

jumlah barang yang diminta jika harga berubah. Berapa persen perubahan jumlah barang

(Q) yang diminta jika harga (P) berubah sebesar 1 persen. Elastisitas harga terhadap

permintaan dapat dirumuskan sebagai;

E = !J.Q I Q = p!J.Q
....... 11)
P M/P QM

42
Karena adanya hubungan yang negatif antara P dan Q, jika harga suatu barang

meningkat, biasanya jumlah yang diminta berkurang, jadi perubahan dalam jumlah karena

suatu perubahan dalam harga adalah negatif sehingga Ep adalah negatif. Jika Ep > 1,

persentase perubahan kuantitas lebih besar dari persentase perubahan harga. Dengan

perkataan lain, permintaan barang tersebut adalah elastis terhadap harga. Jika Ep < 1,

persentase perubahan dalam kuantitas kurang dari persentase perubahan dalam harga.

Dengan perkataan lain, permintaan tidak elastis terhadap harga. Faktor utama yang

menentukan elastisitas harga terhadap permintaan adalah ketersediaan barang substitusi,

semakin banyak barang substitusi, permintaan terhadap harga semakin elastis.

Untuk melihat elastisitas sektor unggulan, digunakan model Ordinary Least Square

(OLS) time series dengan variabel terikatnya adalah PDRB dan variabel bebasnya adalah

NTB dari sektor-sektor yang ditengarai sebagai sektor unggulan yang ditandai dengan

peringkat terbesar dalam penggandanya dimana di sini kita gunakan dua subsektor dengan

peringkat tertinggi dan ketersediaannya data ditambah dengan sektor logam dasar besi dan

baja itu sendiri sebagai pembandingya. Tujuan penggunaan model ini adalah untuk melihat

elastisitas dari sektor-sektor unggulan tersebut sehingga dapat menjawab pertanyaan

apakah sektor dengan output terbesar juga memiliki elastisitas tertinggi terhadap sektor-

sektor lainnya. Tahun yang digunakan dalam estimasi model ini adalah tahun 1990-2005,

dan model OLS time series tersebut dapat ditulis sebagai berikut :

lnPDRB = a 0 +a1 lnNTB1 +a2 lnNTB2 +a3 lnNTB3 +£ ..... 12)

Dimana:

LnPDRB PDRB Kota Cilegon

Ln NTBI-3 NTB sektor-sektor unggulan

43
H 0 :a=O
Dengan hipotesanya adalah { H 1 : a -=f. O , sedangkan untuk uji yang dilakukan

adalah uj i T dengan tingkat kepercayaan 5 atau 10 persen.

b. Labor/Capital Intensif

Selain itu akan dilihat apakah suatu sektor unggulan menggunakan teknologi yang

berdasar pada keunggulan modal (capital intensif) atau pada keunggulan tenaga kerja

(labor intensif). Dengan diketahuinya basis keunggulan teknologinya, maka dapat

menjawab pertanyaan mengapa sektor unggulan tidak memberikan dampak output terbesar

terhadap sektor lainnya. Penghitungan capital intensif ini kita lakukan dengan mencari

rasio modal per sektor industri dengan pendekatan PMTB (Penambahan Modal Tetap

Bruto) terhadap tenaga kerjanya, demikian halnya dengan labor intensif, maka kita cari

rasio tenaga kerja per sektor industri terhadap modalnya.

c. Export Based Oriented

Faktor kendala ketiga yang kita cari adalah rasio ekspor subsektor industri logam

dasar besi dan baja terhadap outputnya. Ekspor di sini merupakan semua output yang

dikirim ke luar Kota Cilegon baik ke luar daerah di Indonesia maupun ke luar negeri. Jika

memberikan persentase yang cukup besar (di atas 50 persen), maka dapat dikatakan bahwa

sektor tersebut memiliki export based oriented, yang artinya sebagian besar outputnya

diekspor dan digunakan oleh industri lain di luar Kota Cilegon sebagai input antaranya.

Data yang digunakan adalah data perdagangan luar negeri BPS dan data arus barang

Departemen Perhubungan Laut tahun 2002-2005.

44
3.6. Analisis Aglomerasi

Aglomerasi dalam model 1-0 ini bertujuan untuk mengelompokkan sektor-sektor

yang memiliki keterkaitan yang erat sehingga dapat mengoptimalkan outputnya untuk

digunakan sebagai input antara sektor lainnya. Untuk itu pada tulisan ini digunakan

analisis keterkaitan antar sektor dan analisis sektor unggulan sebagai penjabaran dari

aglomerasi tersebut.

3.6.1. Analisis Keterkaitan Antar Sektor

Analisis keterkaitan pada mulanya dikembangkan oleh Rasmussen (1956) dan

Hirschman (1958) untuk melihat keterkaitan antar sektor, terutama untuk menentukan

strategi kebijakan pembangunan. Dikenal dua jenis keterkaitan, yaitu (1) keterkaitan ke

belakang (backward linkages) yang merupakan keterkaitan dengan bahan mentah dan

dihitung menurut kolom, dan (2) keterkaitan ke depan (forward linkages) yang merupakan

keterkaitan penjualan barang jadi dan dihitung menurut baris. Baik backward maupun

forward linkage memiliki dua dampak yakni dampak langsung dan dampak tidak langsung

yang dalam bentuk rumus matematik dapat ditulis sebagai berikut:

Model 1-0 Terbuka Model 1-0 Tertutup

Dampak langsung = ..... 13) ..... 14)

Dampak tidak langsung = L bij - 1 - L aij ..... 15)

aij dan aij * adalah koefisien input langsung ; bij dan bij * adalah koefisien matrik

kebalikan, 1 merupakan dampak awal.

3.6.2. Analisis Sektor Unggulan

Jadi, jika suatu sektor memiliki indeks backward linkage (IBL) & indeks forward

linkage (IFL) yang tinggi (illL & IFL > 1), berarti sektor ini merupakan sektor unggulan

45
dan dialokasikan pada kuadran I pada grafik keseimbangan. Sebaliknya, jika IBL & IFL

nya rendah (< 1) berarti sektor ini bukan sektor unggulan dan dialokasikan pada kuadran

Ill. Dalam bentuk rumus matematik dapat ditulis sebagai berikut:

n
Lbii
IBL ..J 1 --
=----=..::'=.:.... ..... 17) IFL =----'1"-·=-
1--
..... 18)
V"
In~ "b
n

~ IJ..
i=1
n

j=1
'· Yni: tb;;
i=1 j=1

Dimana:

IBL.j = Indeks Backward Linkage untuk sektor j

IFLi. = Indeks Forward Linkage untuk sektor i

bij = elemen matriks kebalikan Leontiefbaris ke i, kolom ke j

n = jumlah sektor

Selain itu dalam aglomerasi, sektor yang teraglomerasi dalam kuadran I memiliki

makna bahwa terjadi aglomerasi lokalisasi dan urbanisasi sekaligus dan berpengaruh

positif terhadap pertumbuhan output, sedangkan sektor yang teraglomerasi dalam

kuadran III dapat dikatakan bahwa juga teijadi aglomerasi lokalisasi dan urbanisasi

sekaligus namun berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan output. Atau dengan kata lain

tidak terjadi aglomerasi yang positif. Untuk kuadran II, dapat diinterpretasikan dengan

terjadi aglomerasi lokalisasi positif dan aglomerasi urbanisasi negatif dan terakhir

kebalikan dengan kuadran II, maka untuk kuadran IV dapat diinterpretasikan dengan telah

terjadi aglomerasi urbanisasi positif dan aglomerasi lokalisasi yang negatif.

46
BABIV

GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KOTA CILEGON

PDRB merupakan keseluruhan nilai tambah yang timbul akibat adanya berbagai

aktifitas ekonomi dalam suatu wilayah. Oleh karena itu besaran PDRB sering digunakan

sebagai indikator didalam menilai kinerja perekonomian, terutama yang dikaitkan dengan

kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumberdaya yang dimilikinya. Adanya

perbedaan dalam : (a) potensi sumberdaya alam, (b) prasarana dan sarana, (c) modal yang

tersedia, dan (d) kemampuan sumberdaya man usia, menyebabkan besaran PDRB

bervariasi antar daerah.

Penyajian PDRB biasanya dinyatakan atas dasar harga berlaku dan harga konstan.

PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang

dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDRB atas dasar

harga konstan dihitung dengan menggunakan harga yang berlaku pada satu waktu tertentu

sebagai tahun dasar. PDRB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat

pergeseran dan struktur ekonomi, sedangkan PDRB harga konstan digunakan untuk

mengetahui pertumbuhan ekonomi riil dari tahun ke tahun, dimana faktor perubahan harga

telah dihilangkan

4.1. Struktur Ekonomi Kota Cilegon

Potensi ekonomi suatu wilayah dapat dilihat dengan mencermati struktur ekonomi

suatu wilayah. Struktur ekonomi suatu wilayah sangat ditentukan oleh besarnya peranan

sektor-sektor ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa. Adanya perbedaan dalam

47
sumberdaya alam dan kemampuan berproduksi dari masing-masing sektor suatu wilayah

menyebabkan struktur ekonomi antar wilayah bervariasi.

Propinsi Banten merupakan salah satu daerah kantong industri di Pulau Jawa,

dengan peranan sektor industri yang mencapai 53,03 persen di tahun 2001 dan

49,75 persen di tahun 2005. Kabupatenlkota di Propinsi Banten yang merupakan daerah

potensi industri yaitu; Kabupaten Tangerang, Kabupaten Serang, Kota Tangerang dan

Kota Cilegon. Sedangkan Kabupaten Lebak dan kabupaten Pandeglang merupakan daerah

dengan potensi di sektor pertanian.

Kota Cilegon yang merupakan salah satu daerah potensi industri di Propinsi

Banten dapat dilihat dari peranan masing-masing sektor terhadap penciptaan nilai tambah

di wilayahnya. Sektor industri di Kota Cilegon merupakan kontributor terbesar dalam

penciptaan nilai tambah yaitu 62,95 persen di tahun 2001 dan 58,99 persen di tahun 2005.

Diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran mengalami peningkatan dari

10,89 persen di tahun 2001 menjadi 12,71 persen di tahun 2005. Untuk lebih lengkapnya

dapat dilihat pada tabel4.1 dan 4.2 di bawah ini.

Tabel4.1
Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota dan Lapangan Usaha di
Propinsi Banten, 2001(%)

Kab. Kab. Kota Kota Propinsi


Kode Lapangan Usaha Kab.Lebak Kab. Serang
Pand~lang Tangerang Tangerang Cilegon Banten
(/) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Pertanian 38.22 40.99 9.84 14.90 0.21 3.31 9.36
2 Pertambangan dan Penggalian 0.12 1.15 0.09 0.07 0.00 0.09 0.11
3 Industri Pengolahan 12.12 9.24 57.21 50.17 59.52 62.95 53.03
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 0.70 0.32 6.03 4.25 1.40 10.02 4.20
5 Bangunan 4.03 3.86 1.77 6.39 1.71 0.49 2.45
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 22.64 22.52 12.20 10.36 25.11 10.89 17.36
7 Pengangkutan dan Komunikasi 5.28 5.72 6.53 3.20 9.91 9.57 7.47
8 Keuangan dan J asa Perusahaan 3.71 4.00 2.27 2.81 0.13 1.34 1.46
9 Jasa-jasa 13.19 12.20 4.06 7.85 2.02 1.35 4.57
Jumlah 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

48
Tabel4.2
Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota dan Lapangan Usaha di
Propinsi Banten, 2005(%)

Kab. Kab. Kota Kota Propinsi


Kode Lopangan Usaha Kab.Lebak Kab. Serang
Pandeglang Tangerang Tangerang Cilegon Banten
(J) (2) (3) {4} (5) (6) (7) (8) (9)
1 Pertanian 35.54 38.39 9.31 13.63 0.18 2.51 8.53
2 Pertambangan dan Penggalian 0.11 1.36 0.08 0.06 0.00 0.07 0.10
3 Industri Pengolahan 11.39 9.45 51.08 48.41 56.78 58.99 49.75
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 0.81 0.55 7.24 4.91 1.33 11.80 4.87
5 Bangunan 4.32 3.87 1.81 6.43 1.65 0.46 2.73
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 22.89 22.71 12.73 10.61 24.42 12.71 17.13
7 Pengangkutan dan Komunikasi 6.29 8.17 9.90 3.75 10.72 8.92 8.58
8 Keuangan dan J asa Perusahaan 4.32 4.67 3.13 4.10 2.95 3.15 3.29
9 Jasa-jasa 14.32 10.82 4.72 8.10 1.97 1.39 5.02
Jumlah 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Dilihat dari peranannya pad a tahun 2001, Kabupaten!Kota yang memiliki

kontribusi terbesar terhadap penciptaan nilai tambah sektor industri di Propinsi Banten

yaitu : Kota Tangerang (38,31 %), Kabupaten Tangerang (29, 14%), dan Kota Cilegon

(17,38%). Begitu pula untuk sektor perdagangan, hotel dan restoran, wilayah yang

signifikan memberikan kontribusi adalah Kota Tangerang (49,12%), Kabupaten

Tangerang (18,88%), dan Kota Cilegon (9,13%)

Pada tahun 2005, kontributor sektor industri dan perdagangan, hotel dan restoran

masih didominasi oleh Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Kota Cilegon, dan

Kabupaten Serang. Peranan masing-masing Kabupaten/Kota, lebih lengkapnya dapat

dilihat pada tabel 4.3 dan 4.4.

Tabel4.3
Distribusi Persentase PDRB dalam Jumlah Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Kabupaten/Kota dan Lapangan Usaha di Propinsi Banten, 2001(%)
Kab. Kab. Kota Kota
Kode Lapangan Usaha Kab.Lebak Kab. Serang Jumlah
Pandeglang Tangerang Tangera!:!!J Cilegon
(J) (2) (3) {4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Pertanian 22.47 23.87 27.23 20.75 0.73 4.96 100.00
2 Pertambangan dan Penggalian 5.71 55.42 19.75 7.65 0.00 11.47 100.00
3 Industri Pengolahan 1.31 0.99 29.14 12.86 38.31 17.38 100.00
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 0.96 0.43 38.70 13.74 11.33 34.85 100.00
5 Bangunan 9.42 8.95 19.52 35.42 23.74 2.95 100.00
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 7.45 7.34 18.88 8.08 49.12 9.13 100.00
7 Pengangkutan dan Komunikasi 3.98 4.28 23.18 5.72 44.43 18.41 100.00
8 Keuangan dan J asa Perusahaan 12.71 13.59 36.55 22.80 2.65 11.69 100.00
9 Jasa-jasa 16.81 15.40 24.36 23.70 15.32 4.40 100.00
PDRB 5.69 5.64 26.80 13.49 33.86 14.52 100.00

49
Tabel4.4
Distribusi Persentase PDRB dalam Jumlah Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Kabupaten/Kota dan Lapangan Usaha di Propinsi Banten, 2005(%)
Kab. Kab. Kota Kota
Kode Lapangan Usaha Kab. Lebak Kab. Serang Jumlah
Pandeglang Tangerang Tangerang Cilegon
(/) (2) (3) (4) (5) (6) {7) (8) (9)

1 Pertanian 22.44 24.14 28.84 19.71 0.68 4.19 100.00


2 Pertambangan dan Penggalian 5.01 61.92 17.83 6.30 0.00 8.95 100.00
3 Industri Pengolahan 1.28 1.06 28.27 12.50 39.32 17.56 100.00
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 0.93 0.63 40.64 12.85 9.31 35.63 100.00
5 Bangunan 10.01 8.93 20.65 34.12 23.49 2.81 100.00
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 7.25 7.16 19.79 7.69 47.49 10.62 100.00
7 Pengangkutan dan Komunikasi 3.91 5.06 30.19 5.33 40.88 14.63 100.00
8 Keuangan dan J asa Perusahaan 7.18 7.73 25.55 15.60 30.13 13.81 100.00
9 Jasa-jasa 17.35 13.05 28.05 22.45 14.67 4.43 100.00
PDRB 5.56 5.54 27.31 12.74 34.17 14.69 100.00

4.2. Laju Pertumbuhan Ekonomi

Sektor perekonomian yang ada di Kota Cilegon relatif sedikit hila dibanding kota-

kota lain di Propinsi Banten yakni hanya 36 sektor sampai dengan tahun 2006 dengan

sektor-sektor industri sebagai sektor unggulannya. Hal ini tak lain disebabkan karena Kota

Cilegon baru terbentuk pada tahun 1998 dari Kotif Cilegon yang terdiri dari 4 kecamatan

yakni Kecamatan Cilegon, Kecamatan Pulomerak, Kecamatan Cibeber dan Kecamatan

Ciwandan.

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Kendati indikator ini mengukur tingkat

pertumbuhan output dalam suatu perekonomian, namun sesungguhnya indikator ini juga

memberikan indikasi tentang sejauh mana aktifitas perekonomian yang terjadi pada suatu

periode tertentu telah menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat. Indikasi tersebut

tersirat dalam angka pertumbuhan output karena pada dasamya aktifitas ekonomi adalah

suatu proses penggunaan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa

(output). Dengan demikian maka dengan adanya pertumbuhan ekonomi (output)

diharapkan pendapatan masyarakat sebagai pemilik faktor produksi juga akan meningkat.

50
Dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi, Kota Cilegon mempunya1 laju

pertumbuhan yang relatif lebih tinggi dibanding laju pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Tabel4.5
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Cilegon Atas Dasar Harga Konstan 2000
Menurut Lapangan Usaha, 2001-2005 (%)

Kode Lapangan Usaha 2001 2002 2003 2004 2005

(1) (2) (3) (4)

Pertanian 3.81 1.11 1.33 1.33 1.73


2 Pertambangan dan Penggalian 6.01 5.62 6.12 6.10 4.03
3 Industri Pengolahan 6.58 7.26 7.10 7.02 7.99
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 22.14 10.02 7.23 5.04 4.09
5 Bangunan 8.10 5.27 -3.96 5.22 8.03
Perdagangan,Hotel dan
6 8.56 4.96 7.83 7.75 10.63
Resto ran
7 Pengangkutan dan Komunikasi 10.64 6.23 5.38 3.71 3.84
8 Keuangan dan J asa Perusahaan -3.95 15.56 40.68 54.24 4.85
9 Jasa-jasa 8.44 9.23 6.22 6.92 6.38
CILEGON 8.32 7.10 7.27 7.31 7.24
BAN TEN 3.95 4.11 5.07 5.63 5.88
INDONESIA 3.64 4.50 4.78 5.05 5.60

Berdasarkan tabel 4.5 di atas diketahui bahwa laju pertumbuhan ekonomi Kota Cilegon

mempunyai laju pertumbuhan yang lebih tinggi dari laju pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Hal ini menunjukkan bahwa akselerasi perekonomian Kota Cilegon lebih cepat

dibandingkan Kab/Kota lainnya di Indonesia.

4.3. Perbandingan Laju Pertumbuhan PDRB dengan PDRB Per Kapita

Lebih jauh, apabila tujuan penghitungan pertumbuhan ekonomi adalah untuk

mengetahui ada tidaknya peningkatan kesejahteraan masyarakat, maka pertumbuhan

ekonomi seharusnya dihitung dengan data pendapatan nasional/regional per kapita atas

dasar harga konstan. Karena pertumbuhan nasional/regional dapat saja terjadi tanpa

memberi dampak positif pada tingkat kesejahteraan masyarakat, akibat dari tingkat

51
pertumbuhan penduduk yang Iebih tinggi daripada tingkat pertumbuhan pendapatan

nasionallregional. Perbandingan antara laju pertumbuhan ekonomi dan PDRB perkapita

tahun 2001 dan 2005 disajikan dalam gambar 4.1 dan 4.2

Gambar4.1
Plot Laju Pertumbuhan Ekonomi (%)dan PDRB Perkapita Kabupatenlkota di Propinsi Banten, 2001

17.50

17.00
0 .....


[~]

-,l
I'll
~ Kola Cilegon
c.
I'll 16.50 Kota Tangerang - •
...
..ll::
CD
D.. i
16.00 ··J
m
0::
c
D..
I:
15.50 Kab. Serang

.-
Kab. Tangerang
-

..J
15.00 -

-L---~----------K~-b-~P_~_nd-~-~-~-Lg_-._-
~ ___-_-._--_K_-~_b_.-L_~_ba_k-----------~
14.50
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00
Laju Pertumbuhan Ekonomi (%)

Gambar4.2
Plot Laju Pertumbuhan Ekonomi (%)dan PDRB Perkapita Kabupatenlkota di Propinsi Banten, 2005

18.00
Kola Cilegon 0
~
17.50 •
c.
~ 17.00 Kola Tangerang
CD
D..

16.50
m
0::
c Kab. Serang
D..
I:
..J 15.50 • Kab. Tangerang
- ------ - -
•_____ ),
!
Kab. Lebak

15.00
• Kab. ~ndeglang

0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00


Laju Pertumbuhan Ekonomi (%)

Cat : Kuadran I , laju pertumbuhan ekonomi dan PDRB perkapita Jebih tinggi dari angka nasional.
Kuadran II. PDRB perkapita Jebih tinggi dan Jaju pertumbuhan ekonomi lebih rendah dari angka nasional.
Kuadran III, Jaju pertumbuhan ekonomi dan PDRB perkapita lebih rendah dari angka nasional
Kuadran IV. Jaju pertumbuhan ekonomi lebih tinggi tetapi PDRB perkapita Jebih rendah dari angka nasional.

52
Bagi daerah, indikator ini sangat dibutuhkan untuk menilai kinerja pembangunan

yang telah dilaksanakan, serta berguna pula untuk menentukan arah pembangunan pada

masa yang akan datang. Dalam memudahkan analisa perbandingan laju pertumbuhan dan

PDRB perkapita antar Kabupatenlkota di propinsi Banten, disajikan plot (scatter diagram)

yang menggambarkan hubungan antara kedua variabel tersebut. Pada plot tersebut sumbu

vertikal menunjukkan PDRB perkapita, sedangkan sumbu horisontal menunjukkan laju

pertumbuhan PDRB. Garis pemisah yang membagi kedudukan dari tiap-tiap propinsi

menjadi empat kuadran adalah laju pertumbuhan ekonomi nasional sebagai sumbu vertikal

dan PDB per kapita pada sumbu horizontal. Kuadran I adalah kuadran yang

menggambarkan Kabupaten/Kota yang mempunyai laju pertumbuhan ekonomi lebih

tinggi dan juga PDRB perkapita lebih tinggi dari angka nasional. Kuadran II menunjukkan

kuadran dimana terletak Kabupaten!Kota-Kabupaten/Kota yang mempunyai PDRB

perkapita lebih tinggi dan laju pertumbuhan ekonomi lebih rendah dari angka nasional.

Kemudian kuadran III adalah kuadran yang menggambarkan Kabupaten!Kota-

Kabupaten!Kota yang mempunyai pertumbuhan ekonomi dan PDRB perkapita lebih

rendah dari angka nasional, sedangkan kuadran IV adalah kuadran yang menggambarkan

posisi Kabupaten!Kota-Kabupaten!Kota yang mempunyai laju pertumbuhan ekonomi

lebih tinggi tetapi PDRB perkapita lebih rendah dari angka nasional.

Dengan cara pengelompokan seperti itu secara sederhana bisa dilihat

perkembangan performance ekonomi antar Kabupaten!Kota selama periode 2001-2005.

Kabupaten!Kota di Propinsi Banten yang termasuk dalam Kuadran III adalah

Kabupaten!Kota yang secara ekonomi sangat tertinggal, baik dari segi pertumbuhan

ekonomi maupun pendapatan per kapita. Dengan kata lain, Kabupaten!Kota dalam

kategori ini adalah Kabupaten/Kota yang paling buruk keadaannya dibandingkan dengan

53
wilayah lain di Indonesia. Akan tetapi hal ini tidak berarti bahwa wilayah ini tidak

berkembang di masa mendatang. Melalui pembangunan sarana dan prasarana

perekonomian daerah berikut tingkat pendidikan dan ilmu pengetahuan masyarakat

setempat diperkirakan wilayah ini secara bertahap dapat mengejar ketertinggalannya.

Kabupaten!Kota yang termasuk dalam kategori ini pada tahun 2001 hanya satu Kabupaten

yaitu Kabupaten Serang, Pada tahun 2005 bertambah menjadi 3 yaitu Kabupaten Serang,

Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang.

Pada tahun 2001 Kota Tangerang masuk dalam Kuadran II yang merupakan

kategori Kabupaten/Kota dengan pendapatan perkapita lebih tinggi tetapi laju

pertumbuhan ekonomi lebih rendah dari angka nasional. Namun di tahun 2005 Kota

Tangerang mengalami perkembangan yang berarti, masuk pada ketegori Kabupaten/Kota

dengan pendapatan perkapita dan laju pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dari angka

nasional (kuadran I) bersama-sama dengan Kota Cilegon yang sejak tahun 2001 masuk

pada kategori ini.

4.4. Struktur Output

Output merupakan nilai produksi barang ataupun jasa yang dihasilkan oleh sektor-

sektor ekonomi di Kota Cilegon. Oleh karena itu, dengan menelaah besarnya output yang

diciptakan oleh masing-masing sektor, akan diketahui sektor-sektor mana yang mampu

memberikan sumbangan yang besar dalam pembentukan output secara keseluruhan di

Kota Cilegon.

Berdasarkan klasifikasi 36 sektor ekonomi tabel 1-0 Cilegon terlihat bahwa sektor

lndustri logam dasar besi dan baja merupakan sektor yang terbesar dalam menciptakan

output, yaitu sebesar Rp 9,2 trilyun, atau memberikan andil sebesar 34,67 persen dari

54
seluruh output yang tercipta di Cilegon. Struktur output perekonomian Kota Cilegon

berdasarkan besarnya penciptaan output dapat dilihat pada tabel 4.6 dan gambar 4.3

Tabel4.6
Sepuluh Sektor Terbesar Menu rut Peringkat Output

Nomor Nila i Distribusi


SEKTOR DESKRIPSI
Urut {Tril:y un R~.} {Persen}

02 (2) (3) (42 (52


I 16 Industri logam dasar besi dan baja 9,24 34,67
2 18 Industri barang dari logam, kecuali mesin dan peralatannya 5,60 21,00
3 12 lndustri kimia 4,74 17,78
4 20 Listrik, gas dan air bersih 2, 15 8,06
5 22 Perdagangan 0,88 3,29
6 26 Angkutan !aut 0,84 3, 16
7 17 lndustri logam dasar bukan besi 0,69 2,60
8 23 Hotel dan Restoran 0,52 1,96
9 25 Angkutan jalan raya 0,31 1, 17
10 II Industri kertas, barang dari kertas 0,23 0,88
Lainn a 1,45 5,44
JUMLAH 26,67 100,00
Sumber: Diolah dari Tabel 1-0 Cilegon 2002

Gambar4.3.
Sepuluh Sektor Terbesar Menurut Peringkat Output
Kota Cilegon 2002

2 ,60%

1,96%

~ 16 D 18 012 020 ~22

026 [J 17 023 F:!J 25 0 II

55
Sektor lndustri barang dari logam kecuali mesin merupakan sektor terbesar kedua

yaitu memberikan kontribusi sekitar 21 ,00 persen. Sedangkan peringkat ke tiga adalah

sektor barang-barang dari bahan kimia, dalam hal penciptaan output telah memberikan

andil sebesar 17,78 persen. Dengan demikian kontribusi dari ketiga sektor tersebut di atas

telah mencapai 73,45 persen dari seluruh output yang diciptakan di Kota Cilegon.

Tujuh sektor lainnya yang termasuk dalam kelompok sepuluh sektor terbesar

outputnya adalah sektor listrik, gas kota dan air bersih, perdagangan, angkutan laut,

industri logam dasar bukan besi, hotel dan restoran, angkutan jalan raya dan industri

kertas, barang dari kertas lainnya. Dari 10 sektor unggulan di atas dapat dibuktikan bahwa

lima sektor atau 50 persen didominasi oleh sektor-sektor industri.

56
BABV

HASIL DAN PEMBAHA SAN

5.1. Analisis Metode Location Quotient

Sebagai tahap awal dari penelitian ini, perlu diteliti apakah sektor industri

merupakan sektor basis atau bukan. Dari hasil perhitungan mengenai analisis metode

location quotient menunjukkan bahwa industri pengolahan merupakan sektor basis,

bersama sektor listrik, gas & air bersih dan sektor pengangkuta n dan komunikasi selama

enam tahun terakhir. Ketiga sektor tersebut memberikan nilai LQ > 1 yakni 1, 19; 2,42; dan

1,04 pada tahun 2005 yang berarti pemusatan aktifitas ekonomi terjadi pada ketiga sektor

tersebut. Dengan demikian sektor-sektor tersebut perlu dikembangka n dalam rangka

mendorong pertumbuhan ekonomi Kota Cilegon. Namun secara lengkap LQ sembilan

sektor dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut.

Tabel 5.1
Location Qoutien Kota Cilegon Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha tahun 2000-2005

NO. LAPANGAN USAHA 2000 2001 2002 2003 2004 2005

I. PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN & PERIKANAN 0,37 0,35 0,33 0,31 0,30 0,29

0,97 0,84 0,84 0,78 0,73 0,72


2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 1,22 1,19 1,18 1,19 1,18 1,19

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 2,18 2,38 2,25 2.48 2,40 2,42

5. BANGUNAN 0,19 0,20 0,19. 0,18 0,17 0.19

6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTO RAN 0,62 0,63 0,63 0,66 0,70 0,74

7. PENGANGKUTAN DAN KOMUN1KASI 1,21 1,28 1,25 1,17 1,13 1,04

8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN 0,84 0,92 0,89 0,78 0,97 0,96

9. JASA- JASA 0,31 0,30 0,30 0,29 0,28 0,28


Sumber: BPS, Data dio1ah

57
Dengan pemilihan sektor industri pengolahan sebagai salah satu sektor basis, maka

penelitian ini menjadi relevan dan dapat ditindaklanjuti dengan melakukan analisis 1-0

guna melihat keterkaitan sektor industri terhadap sektor-sektor lain.

5.2. Analisis Angka Pengganda

Secara umum angka pengganda digunakan untuk menganalisis dampak dari

perubahan pada permintaan akhir terhadap perekonomian. Secara lebih spesifik dapat

digunakan untuk melihat dampak perubahan permintaan akhir terhadap tingkat produksi

perekonomian, peningkatan pendapatan sektoral dan kebutuhan tenaga kerja dalam

perekonomian. Adapun jenis angka pengganda dapat disajikan dalam 2 tipe yaitu Tipe I

(1-0 Terbuka) dan Tipe II (1-0 Tertutup) dimana pada 1-0 Tertutup kita masukkan

komponen konsumsi dan pendapatan upah/gaji sebagai komponen endogen.

5.2.1. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Untuk menganalisis tingkat produksi yang akan tercipta dalam perekonomian

apabila terdapat perubahan pada permintaan akhir dapat dikembangkan melalui analisis

angka pengganda output. Dari hasil perhitungan mengenai analisis angka pengganda

output menunjukkan bahwa adanya peningkatan permintaan akhir sebesar satu unit uang

secara rata-rata akan mendorong peningkatan produksi yang menghasilkan pembentukan

output baru dalam perekonomian di Kota Cilegon sebesar 1,294 unit. Dari 10 sektor

terbesar menurut peringkat outputnya, terlihat seluruhnya mampu menciptakan output baru

perekonomian di atas rata-rata. Adapun sektor yang paling besar mempunyai angka

pengganda output pada 1-0 Terbuka adalah sektor industri kimia yaitu sebesar 2,292

disusul oleh sektor industri barang dari logam, kecuali mesin dan peralatannya sebesar

58
1,943, sektor industri barang-barang dari plastik sebesar 1,761, dan sektor industri makan

dan minuman 1,670. Pada 1-0 Tertutup , angka pengganda output jelas jadi lebih besar

nilainya jika dibandingkan dengan angka pengganda output model 1-0 Terbuka . Hal ini

dikarenakan adanya induced effect dengan dimasukkannya komponen konsumsi dan

pendapatan upah/gaji sebagai komponen endogen. Namun demikian peringkat sektor

menurut besamya angka pengganda output temyata mengalami perubahan sebesar

97,5 persen. Sektor industri kimia tidak lagi berada pad a urutan pertama, melainkan hanya

berada pada urutan kedua, sedangkan urutan pertama ditempati oleh sektor pemerintahan

umum dan pertahanan dengan angka pengganda output sebesar 3,058 dan juga memilki

induced effect terbesar yakni 2,058. Adapun basil perhitungan angka pengganda output,

induced effect dan komposisi peringkat tiap sektor tersaji lengkap dalam tabel 5.2. Dari

basil uraian tersebut, rekomendasi yang dapat ditarik adalah efek maksimum dalam hal

peningkatan produksi dan pembentukan output baru akan tercipta apabila setiap satuan

uang untuk permintaan akhir dibelanjakan untuk membeli output yang mempunyai angka

pengganda terbesar. Sedikit saja komponen permintaan akhir tersebut dipakai untuk

membeli output yang mempunyai angka pengganda lebih kecil maka efek maksimal dari

tambahan permintaan akhir tersebut tidak akan tercapai. Pembangunan daerah yang lebih

mengejar tingkat pertumbuhan ekonomi hendaknya menggunakan kriteria angka

pengganda ini untuk perencanaan kebijakannya.

59
Tabel5.2
A~GKA PENGGANDA Ol'TPl'T PADA MODEL 1·0 TERBUKA (fiPE I) & MODEL 1-0 TERTUTUP (TIPE II),

INDUCEDEFFECTDAN PERINGKATNYA

Output Ranking Output


Sektor Deskripsi
Tipe I Tipe II l11duced Effect Tipe I Tipe II

Padi 1,268 1,647 0,379 13 16


2 Tanaman umbi-umbian 1,078 I ,407 0,329 33 35
3 Sayur-sayuran dan buah-buahan 1,162 I ,431 0,269 23 32
4 Tanaman bahan makanan lainnya 1,192 1,598 0,406 18 19
5 Tanaman perkebunan 1,163 1,768 0,606 22 12
6 Petemakan dan hasil-hasilnya 1,145 I ,487 0,342 26 27
7 Perikanan 1,237 1,555 0,318 14 23
8 Pertambangan dan penggalian 1,072 1,174 0,103 34 36
9 lndustri makanan dan minuman 1,670 2,082 0,413 4 5
10 lndustri kayu lapis dan sejenisnya 1,183 I ,427 0,244 19 33
II lndustri kertas, barang dari kertas 1,580 1,789 0,209 6 II
12 lndustri kimia 2,292 2,748 0,455 2
13 lndustri barang-barang dari plastik 1,761 2,044 0,283 3 6
14 lndustri barang-barang dari mineral bukan logam 1,308 1,588 0,280 II 20
15 lndustri mesin listrik dan perlengkapannya 1,225 I ,497 0,272 15 26
16 lndustri logam dasar besi dan baja 1,614 1,969 0,356 5 8
17 lndustri logam dasar bukan besi I ,468 1,703 0,234 7 15
18 lndustri barang dari logam, kecuali mesin dan peralatannya 1,943 2,260 0,317 2 4
19 lndustri lainnya 1,277 1,528 0,251 12 25
20 Listrik, gas dan air bersih 1,213 1,434 0,221 16 31
21 Bangunan 1,361 1,900 0,539 8 10
22 Perdagangan 1,068 1,448 0,380 35 29
23 Hotel dan Restoran 1,198 1,536 0,338 17 24
24 Angkutan rei 1,178 2,014 0,836 20 7
25 Angkutan jalan raya 1,126 I ,466 0,340 32 28
26 Angkutan !aut 1,129 I ,444 0,315 31 30
27 Angkutan sungai, danau dan penyeberangan 1,138 1,566 0,428 29 22
28 Jasa pelayanan pelabuhan 1,150 1,586 0,436 24 21
29 Jasa penunjang angkutan lainnya 1,139 1,613 0,474 28 18
30 Komunikasi 1,175 1,619 0,445 21 17
31 Bank dan lembaga keuangan lainnya 1,132 1,757 0,625 30 13
32 Sewa bangunan dan jasa perusahaan 1,146 I ,411 0,265 25 34
33 Pemerintahan umum dan pertahanan 1,000 3,058 2,058 36
34 Jasa sosial dan kemasyarakatan 1,314 2,511 1,198 10 3
35 Jasa hiburan dan rekreasi 1,331 1,908 0,577 9 9
36 Jasa perorangan dan rumah tangga 1,141 1,731 0,590 27 14
Rata-rata 1,294 1,742
Sumber : Diolah dari Tabel 10 Cilegon 2002

60
5.2.2. Analisis Peningkatan Pendapatan Regional

Upah dan gaji merupakan bagian dari input secara keseluruhan. Sesuai dengan

asumsi dasar yang digunakan dalam penyusunan tabel 1-0 yang menunjukkan hubungan

yang linear maka kenaikan atau penurunan output akan diikuti secara proporsional oleh

kenaikan dan penurunan tingkat pendapatan. Jadi adanya peningkatan permintaan akhir

dalam suatu perekonomian akan mendorong terciptanya output baru. Pembentukan output

baru tersebut mendorong permintaan terhadap input antara lain tenaga ketja. Adapun balas

jasa yang diterima oleh rumah tangga berupa upah dan gaji berarti adanya peningkatan

permintaan akhir akan mendorong terciptanya pendapatan masyarakat. Untuk dapat

menganalisis dampak tersebut terhadap pembentukan pendapatan masyarakat secara

sektoral dapat digunakan angka pengganda pendapatan.

Dari basil perhitungan angka pengganda pendapatan menunjukkan bahwa adanya

peningkatan permintaan akhir sebesar satu unit uang ke dalam suatu perekonomian daerah

akan menyebabkan pembentukan pendapatan masyarakat secara sektoral sebesar rata-rata

1,330. Dari seluruh sektor yang ada, sektor industri barang dari logam, kecuali mesin dan

peralatannya merupakan sektor yang paling mempunyai potensi untuk mendorong

peningkatan pendapatan. Sektor tersebut mempunyai angka pengganda pendapatan yang

terbesar yaitu sebesar 2,751 dimana nilai ini jauh lebih besar jika dibandingkan dengan

sektor-sektor lainnya. Sektor lainnya yang juga mempunyai potensi dalam peningkatan

pendapatan masyarakat adalah sektor industri kimia serta industri barang-barang dari

plastik yaitu sebesar 2,381 dan 2,329 artinya adanya perubahan satu unit uang permintaan

akhir pada sektor ini akan mendorong penciptaan pendapatan dalam perekonomian

berubah sebesar 2,381 dan 2,329 unit. Kondisi serupa juga terjadi pada 1-0 Tertutup,

industri barang dari logam, kecuali mesin dan peralatannya merupakan sektor yang
61
memiliki angka pengganda pendapatan tertinggi, yakni sebesar 3,077. Yang menarik

bahwa peringkat sektor menurut besarnya angka pengganda output ternyata tidak

mengalami perubahan baik dalam 1-0 Terbuka maupun dalam 1-0 Tertutup . Efektifitas

yang serupa antara model 1-0 Terbuka dan 1-0 Tertutup ini ditunjukkan oleh sifat bahwa

perbandingan antara angka pengganda pendapatan rumahtangga jenis tipe II terhadap

angka pengganda pendapatan rumahtangga jenis tipe I adalah konstan. Dari tabel 5.3 dapat

dilihat bahwa kalau kita ambil contoh sektor 1, 2 dan 3 maka perbandingan tipe II terhadap

tipe I ketiga sektor tersebut memberikan hasil yang sama yaitu sebesar

4323 =1•184 =1•281 = 1118. Adapun basil perhitungan angka pengganda output, induced
4183 1,059 1,145 '

effect dan komposisi peringkat tiap sektor disajikan secara lengkap dalam tabel 5.3.

Jika sasaran utama suatu daerah adalah mendorong peningkatan pendapatan

masyarakat maka pemerintah harus mengalokasikan setiap satuan uang permintaan akhir

untuk dibelanjakan kepada output sektor yang mempunyai angka pengganda pendapatan

terbesar. Hal ini dimaksudkan untuk optimalisasi peningkatan pendapatan dalam

perekonomian. Pertimbangan terhadap besar kecilnya angka pengganda pendapatan untuk

suatu perencanaan pembangunan lebih cocok digunakan oleh daerah yang

memprioritaskan peningkatan pendapatan dalam pembangunan daerahnya.

62
Tabel5.3
ANGKA PENGGANDA PENDAPATAN PADA MODEL 1-0 TERBUKA (TIPE I) & MODEL 1-0 TERTUTUP (TIPE II),

INDUCED EFFECT DAN PERINGKA TNYA

Sektor Deskripsi Income Ranking Income


Tipe I Tipe II Induced EQ'ectTipe I Tipe II
I Padi 1,183 1,323 0,140 17 17
2 Tanaman umbi-umbian 1,059 1,184 0,125 33 33
3 Sayur-sayuran dan buah-buahan 1,145 1,281 0,136 22 22
4 Tanaman bahan makanan lainnya 1,138 1,273 0,135 23 23
5 Tanaman perkebunan 1,069 1,195 0,126 29 29
6 Petemakan dan hasil-hasilnya 1,116 1,248 0,132 26 26
7 Perikanan 1,207 1,349 0,143 13 13
8 Pertambangan dan penggalian 1,241 1,388 0,147 II II
9 lndustri makanan dan minuman 1,939 2,168 0,229 5 5
10 lndustri kayu lapis dan sejenisnya 1,203 1,346 0,142 14 14
II lndustri kertas, barang dari kertas 1,996 2,232 0,236 4 4
12 lndustri kimia 2,381 2,662 0,282 2 2
13 lndustri barang-barang dari plastik 2,329 2,604 0,276 3 3
14 lndustri barang-barang dari mineral bukan logam 1,299 1,452 0,154 9 9
15 lndustri mesin listrik dan perlengkapannya 1,237 1,383 0,146 12 12
16 lndustri logam dasar besi dan baja 1,581 1,768 0,187 7 7
17 lndustri logam dasar bukan besi 1,670 1,867 0,198 6 6
18 lndustri barang dari logam, kecuali mesin dan peralatannya 2,751 3,077 0,326 I I
19 lndustri lainnya 1,310 I ,465 0,155 8 8
20 Listrik, gas dan air bersih 1,261 1,410 0,149 10 10
21 Bangunan 1,160 1,297 0,137 19 19
22 Perdagangan 1,050 1,174 0,124 35 35
23 Hotel dan Restoran 1,185 1,325 0,140 16 16
24 Angkutan rei 1,065 1,191 0,126 30 30
25 Angkutan jalan raya 1,194 1,336 0,141 15 15
26 Angkutan laut 1,150 1,286 0,136 21 21
27 Angkutan sungai, danau dan penyeberangan 1,113 1,245 0,132 27 27
28 Jasa pelayanan pelabuhan 1,123 1,256 0,133 25 25
29 Jasa penunjang angkutan lainnya 1,104 1,235 0,131 28 28
30 Komunikasi 1,132 1,266 0,134 24 24
31 Bank dan lembaga keuangan lainnya 1,064 1,190 0,126 31 31
32 Sewa bangunan dan jasa perusahaan 1,167 1,305 0,138 18 18
33 Pemerintahan umum dan pertahanan 1,000 1,118 0,118 36 36
34 Jasa sosial dan kemasyarakatan 1,061 1,187 0,126 32 32
35 Jasa hiburan dan rekreasi 1,155 1,291 0,137 20 20
36 Jasa perorangan dan rumah tangga 1,056 1,181 0,125 34 34
Rata-rata 1,330 1,488
Sumber : Diolah dari Tabel 10 Cilegon 2002

63
5.2.3. Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja Sektoral

Di samping dapat digunakan untuk menganalisis tingkat produksi maupun

penciptaan pendapatan, analisis angka pengganda dapat pula digunakan untuk

menganalisis tingkat kebutuhan tenaga kerja sektoral dalam perekonomian. Angka

pengganda yang mampu digunakan untuk analisis itu adalah angka pengganda kesempatan

kerja. Angka pengganda kesempatan kerja merupakan efek total dari perubahan lapangan

pekerjaan di perekonomian akibat adanya satu unit uang perubahan permintaan akhir di

suatu sektor tertentu.

Sektor yang mempunyai angka pengganda kesempatan kerja terbesar pada model

I-0 Terbuka adalah sektor industri makanan dan minuman yaitu sebesar 11,336. Hal ini

menunjukkan bahwa adanya peningkatan permintaan akhir sebesar satu unit uang akan

menyebabkan peningkatan kesempatan kerja sebesar 11,336 unit pada sektor industri

makanan dan minuman. Secara keseluruhan, 10 sektor yang memiliki angka pengganda

lapangan kerja terbesar memiliki angka diatas rata-rata seluruh sektor ekonomi yaitu

sebesar 1,844. Pada model I-0 Tertutup , sektor industri makanan dan minuman masih

merupakan sektor yang memiliki angka pengganda lapangan pekerjaan tertinggi yaitu

sebesar 12,628, diikuti oleh sektor industri kimia sebesar 4,957. Tetapi pada peringkat

selanjutnya mengalami perubahan yang tadinya peringkat 3 ditempati oleh industri barang-

barang dari plastik menjadi sektor industri barang dari logam, kecuali mesin dan

peralatannya. Jika dalam analisis angka pengganda pendapatan rumahtangga dapat

ditentukan hubungan antara angka pengganda pendapatan rumahtangga tipe I dan tipe II,

dalam analisis angka pengganda lapangan pekerjaan ini tidak terdapat hubungan seperti

itu. Tidak terdapat perbandingan yang konstan untuk setiap sektor produksi dalam

64
perekonomian, sehingga walaupun sebagian sektor memiliki peringkat yang sama pada

model I-0 Terbuka dan I-0 Tertutup (13 sektor), namun secara keseluruhan peringkat

eployment tipe I dan tipe II tiap sektor tetap berbeda karena tidak ada jaminan bahwa

sektor dengan angka pengganda lapangan kerja biasa yang tertinggi juga akan memiliki

angka pengganda lapangan pekerjaan tipe I tertinggi pula. Jika dari tabel 5.4, dapat kita

ambil contoh sektor 9 dan sektor 10, sektor 9 memiliki angka pengganda lapangan

pekerjaan direct+ indirect (!(I- Af 1 ) > sektor 10, tetapi tipe I sektor 10 temyata > tipe I

sektor 9. Hasil selengkapnya dari hasil perhitungan angka pengganda kesempatan kerja

disajikan dalam tabel 5.4. Melalui simulasi kebijakan dengan menggunakan tabel I-0 Kota

Cilegon 2002, diharapkan perencana dapat memperkirakan berapa kebutuhan tenaga kerja

untuk memenuhi suatu peningkatan permintaan akhir pada suatu perekonomian.

Dari enam jenis multiplier yang telah dihitung di atas, temyata sektor industri

logam dasar besi dan baja hanya menduduki peringkat kelima sampai kedelapan dan tidak

pemah menduduki peringkat tertinggi walaupun di depan disebutkan bahwa sektor

tersebut memiliki penciptaan output terbesar dalam perekonomian Kota Cilegon seperti

yang dijelaskan secara rinci pada tabel 5.5. Mengapa hal itu bisa terjadi? Faktor-faktor apa

saja yang menyebabkan hal itu terjadi? Ada tiga faktor kendala yang ditengarai menjadi

pemicu terjadinya hal tersebut yakni besamya elastisitas industri logam dasar besi dan baja

terhadap PDRB Kota Cilegon bila dibandingkan dengan industri unggulan lainnya. Faktor

kedua yakni dicurigai industri logam dasar besi dan baja menggunakan teknologi yang

berbasis modal (capital intensif) sehingga teknologi yang tinggi (high technology) tidak

dapat diserap oleh tenaga keija yang memiliki latar belakang pendidikan rendah seperti

yang telah dijabarkan di pendahuluan, sehingga pada akhimya tidak dapat menciptakan

65
Tabel5.4
ANGKA PENGGANDA TENAGA KERJA PADA MODEL 1-0 TERBUKA (fiPE I) & MODEL 1-0 TERTUTUP (fiPE II),
INDUCED EFFECT DAN PERINGKATNY A

Em~lo~ment Ranking Em~lott


Sektor Deskripsi brduced
Ti~e I Ti~e II E[fect Ti~e I Ti~e II

Padi 1,050 1,109 0,058 26 27


2 Tanaman umbi-umbian 1,022 1,072 0,051 33 33
3 Sayur-sayuran dan buah-buahan 1,026 1,067 0,041 32 34
4 Tanaman bahan makanan lainnya 1,075 I ,137 0,062 23 25
5 Tanaman perkebunan 1,044 I ,137 0,093 29 24
6 Petemakan dan hasil-hasilnya 1,050 1,103 0,052 27 29
7 Perikanan 1,055 1,104 0,049 24 28
8 Pertambangan dan penggalian 1,006 1,009 0,003 35 36
9 lndustri makanan dan minuman 11,336 12,628 1,291
10 lndustri kayu lapis dan sejenisnya 1,649 2,410 0,762 13 12
II lndustri kertas, barang dari kertas 2,820 3,474 0,655 5 6
12 lndustri kimia 3,533 4,957 I ,424 2 2
13 Industri barang-barang dari plastik 3,062 3,948 0,886 3 4
14 lndustri barang-barang dari mineral bukan logam 2,534 3,409 0,875 6 8
15 lndustri mesin listrik dan perlengkapannya 1,974 2,826 0,852 10 10
16 lndustri logam dasar besi dan baja 2,421 3,533 I ,112 8 5
17 lndustri logam dasar bukan besi 2,214 2,947 0,732 9 9
18 lndustri barang dari logam, kecuali mesin dan peralatannya 2,980 3,972 0,992 4 3
19 lndustri lainnya 1,833 2,618 0,785 12 II
20 Listrik, gas dan air bersih 2,509 3,460 0,951 7 7
21 Ban gun an 1,035 1,093 0,058 30 31
22 Perdagangan 1,055 1,155 0,101 25 23
23 Hotel dan Restoran 1,154 1,244 0,090 21 22
24 Angkutan rei 1,380 1,935 0,555 15 14
25 Angkutan jalan raya 1,847 2,072 0,225 11 13
26 Angkutan !aut 1,147 1,356 0,209 22 20
27 Angkutan sungai, danau dan penyeberangan 1,167 I ,451 0,284 20 19
28 Jasa pelayanan pelabuhan 1,193 I ,482 0,289 18 18
29 Jasa penunjang angkutan lainnya I ,335 1,650 0,315 16 16
30 Komunikasi I ,402 1,697 0,295 14 15
31 Bank dan lembaga keuangan lainnya 1,194 1,508 0,314 17 17
32 Sewa bangunan dan jasa perusahaan 1,184 I ,317 0,133 19 21
33 Pemerintahan umum dan pertahanan 1,000 1,122 0,122 36 26
34 Jasa sosial dan kemasyarakatan 1,029 1,100 0,071 31 30
35 Jasa hiburan dan rekreasi 1,045 1,079 0,034 28 32
36 Jasa ~erorangan dan rumah tangga 1,011 1,046 0,035 34 35
Rata-rata 1,844 2,256
Sumber : Diolah dari Tabel 10 Cilegon 2002

multiplier yang tinggi sebagai penciptaan input antara sektor lainnya. Faktor yang terakhir

adalah kemana output besi dan baja disalurkan, apakah digunakan sebagai input antara

66
sektor lokal atau digunakan sebagai input antara sektor di luar kota Cilegon. Bila sebagian

besar output besi dan baja digunakan sebagai input antara sektor di luar kota Cilegon maka

dapat dikatakan sektor ini berorientasi ekspor (export based oriented) dan hal itu perlu

dibuktikan secara empiris.

Tabel5.5
ANGKA PENGGANDA PADA MODEL 10 TERBUKA (TYPE I) & MODEL 10 TERTUTUP (TYPE II),
INDUCED EFFECT DAN PERINGKATNYA

Ranking Output Ranking Income Ranking Employee


Sektor Deskripsi
Type I Type II Type I Type II Type I Type II
1 Padi 13 16 17 17 26 27
2 Tanaman umbi-umbian 33 35 33 33 33 33
3 Sayur-sayuran dan buah-buahan 23 32 22 22 32 34
4 Tanaman bahan makanan lainnya 18 19 23 23 23 25
5 Tanaman perkebunan 22 12 29 29 29 24
6 Petemakan dan hasil-hasilnya 26 27 26 26 27 29
7 Perikanan 14 23 13 13 24 28
8 Pertambangan dan penggalian 34 36 11 11 35 36
9 lndustri makanan dan minuman 4 5 5 5 1 1
10 lndustri kayu lapis dan sejenisnya 19 33 14 14 13 12
11 lndustri kertas, barang dari kertas 6 11 4 4 5 6
12 lndustri kimia 1 2 2 2 2 2
13 lndustri barang-barang dari plastik 3 6 3 3 3 4
14 lndustri barang-barang dari mineral bukan logam 11 20 9 9 6 8
15 lndustri mesin listrik dan perlengkapannya 15 26 12 12 10 10
16 lnduslri logam dasar besi dan baja 5 8 7 7 8 5
17 lndustri logam dasar bukan besi 7 15 6 6 9 9
18 lnduslri barang dari logam, kecuali. mesrn 'dan peralatarmya ·, · 2. 4 t 1 4 3
19 lndustri lainnya 12 25 8 8 12 11
20 Listrik, gas dan air bersih 16 31 10 10 7 7
21 Ban gun an 8 10 19 19 30 31
22 Perdagangan 35 29 35 35 25 23
23 Hotel dan Restoran 17 24 16 16 21 22
24 Angkutan rei 20 7 30 30 15 14
25 Angkutan jalan raya 32 28 15 15 11 13
26 Angkutan laut 31 30 21 21 22 20
27 Angkutan sungai, danau dan penyeberangan 29 22 27 27 20 19
28 Jasa pelayanan pelabuhan 24 21 25 25 18 18
29 Jasa penunjang angkutan lainnya 28 18 28 28 16 16
30 Komunikasi 21 17 24 24 14 15
31 Bank dan lembaga keuangan lainnya 30 13 31 31 17 17
32 Sewa bangunan dan jasa perusahaan 25 34 18 18 19 21
33 Pemerintahan umum dan pertahanan 36 1 36 36 36 26
34 Jasa sosial dan kemasyarakatan 10 3 32 32 31 30
35 Jasa hiburan dan rekreasi 9 9 20 20 28 32
36 Jasa perorangan dan rumah tangga 27 14 34 34 34 35
Sumber: D1olah dan TabeiiO C1legon 2002

67
5.3. Analisis Faktor Kendala

a. Elastisitas

Untuk analisis elastisitas ini kita ambil dua sektor yang memiliki multiplier lebih

besar dari sektor logam dasar besi dan baja ditambah sektor logam dasar besi dan baja itu

sendiri sebagai pembandingnya. Dari hasil pengolahan dengan menggunakan E-views

versi 4 untuk OLS time series dari tahun 1990-2005 didapatkan hasil sebagai berikut :

In PDRB = a 0 + a 1 In NTBbaJa + a 2 In NTB1ogam + a 3 In NTBkimia


Dependent Variable: LPDRB
Method: Least Squares
Date: 06/05/07 Time: 16:35
Sample: 1990 2005
Included observations: 16
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Pro b.
c 16.83119 2.865491 5.873756 0.0001
LNTBBJ -0.095144 0.128143 -0.742480 0.4721
LNTBLG 0.570279 0.087787 6.496181 0.0000
LNTBKM 0.172602 0.078426 2.200832 0.0481
R-squared 0.910894 Mean dependent var 29.10319
Adjusted R-squared 0.888617 S.D.dependentvar 0.735064
S.E. of regression 0.245320 Akaike info criterion 0.239815
Sum squared resid 0.722185 Schwarz criterion 0.432962
Log likelihood 2.081480 F-statistic 40.89032
Durbin-Watson stat 1.469152 Prob{F -statistic~ 0.000001

ln PDRB = 16,83119-0, 095144ln NTBbf!ia + 0, 570279ln NTB1ogam + 0, 172602ln NTBkimia

Dari hasil di atas dapat dilihat bahwa industri baja memiliki elastisitas negatif

terhadap PDRB nya yang berarti peningkatan 1 output unit industri akan menurunkan

PDRB nya sebesar 0,095 sedangkan 2 industri unggulan lainnya memiliki elastisitas yang

positif. Dengan elastisitas yang negatif dan < 1 ini mengindikasikan bahwa output yang

besar dari industri logam dasar dan baja sesungguhnya tidak berpengaruh terhadap

penciptaan input antara sektor lainnya (inelastis). Selain itu jika diihat dari uji secara

parsial (Uji T) menunjukkan bahwa NTB besi dan baja (LNTBBJ) berada pada daerah

68
kriteria terima Ho dengan tingkat signifikansi di atas taraf 10%, yang juga berarti output

sektor ini tidak berpengaruh terhadap penciptaan input antara sektor lainnya.

b. Capital or Labor Intensif

Selanjutnya dengan menggunakan data industri besar sedang tahun 2005 Kota

Cilegon, kita dapat menghitung capital intensif dan labor intensif masing-masing sektor

industri dan didapatkan hasil seperti pada tabel 5.6. Berdasarkan hasil penghitungan,

terbukti bahwa sektor logam besi dan baja menggunakan teknologi dengan basis modal

(capital intensif) dengan nilai modal per tenaga kerja terbesar kedua yakni Rp 0,735

milyar, lebih besar jika dibandingkan dengan 2 sektor unggulan yang memiliki pengganda

lebih besar dari pada sektor industri logam dasar besi dan baja, yakni industri barang dari

logam dan industri kimia.

Tabel5.6
Capital dan Labor Intensif per sektor industri Kota Cilegon

Capital
PMTB Tenaga Labor
Jenis I ndustri Kode intensif
(milyar Rp) Kerja lntensif
(_mily_ar Rp)
I 1 3 4 5 6

lndustri makanan & minuman 31 - - - -


lndustri tekstile, pakaian jadi dan kulit 32 - - - -
lndustri bambu rotan,rumput dan sejenisnya 33 154,077 2951 0,052 0,000019

Minyak bumi, batu bara, karet & plastik 35 1,820 477 0,004 0,000262
lndustri barang galian non logam kecuali minyak bumi
36 6,944 236 0,029 0,000034
dan batu bara
Logam Besi dan baja 37 4.886,688 6651 0,735 0,000001

lndustri Barang dari logam 38 470,958 3304 0,143 0,000007

Pengolahan lainnya 39 - - - -
Logam bukan besi dan baja 40 892,914 954 0,936 0,000001

Pengecoran logam 41 - - - -
lndustri Kimia 42 1.367,965 5412 0,253 0,000004

Sumber : Diolah dari data lndustri Besar Sedang tahun 2005 Kola Cilegon

Sedangkan untuk teknologi berbasis tenaga kerja (labor intensif) kedua sektor

unggulan (industri logam dan industri kimia) berada di atas sektor industri logam & baja

69
yakni sebesar 0,000007 dan 0,000004 bila dibandingkan dengan nilai tenaga kerja per

modal industri logam & baja yang hanya sebesar 0,000001. Atau dengan perkataan lain

industri logam & baja menggunakan teknologi yang capital intensif, sedangkan industri

barang dari logam dan industri kimia menggunakan teknologi yang labor intensif. Hal ini

menjawab pertanyaan faktor-faktor apa yang membuat multiplier besi dan baja selalu

berada di bawah industri barang dari logam dan industri kimia.

c. Export Based Oriented

Faktor kedala yang ketiga yang kita hi tung adalah export based oriented dari sektor

industri besi dan baja. Dengan menggunakan data statistik perdagangan luar negeri

Indonesia tahun 2002-2005, kita dapat mengetahui apakah sektor industri besi dan baja

merupakan sektor export based oriented atau bukan. Adapun hasil penghitungan sektor

industri ini dapat dilihat tabel 5. 7 berikut ini

Tabel5.7
Ekspor logam dasar besi dan baja kota Cilegon tahun 2002-2005

Ekspor Output
Tahun Persentase
(trilyun Rp) (trilyun Rp)

2002 5,490 9,241 59,41

2003 4,117 5,575 73,85

2004 6,941 9,687 71,65

2005 7,930 10,772 73,62

Berdasarkan hasil penghitungan, terbukti bahwa sektor logam besi dan baja

merupakan sektor industri berbasis ekspor dimana pada tahun sejak tahun 2002-2005,

lebih dari 50 persen dari outputnya diekpor ke luar kota Cilegon. Untuk tahun 2005 saja

output yang diekspor ke luar kota Cilegon mencapai 73,62 persen. Terlihat bahwa output

dari tahun 2002 ke 2003 mengalami penurunan, hal ini disebabkan adanya praktek

70
dumping oleh negara pesamg seperti China, India dan Thailand serta adanya

penyelundupan baja ke luar negeri seperti yang dikemukakan dalam pendahuluan, namun

hal itu tidak berpengaruh terhadap persentase ekspor karena adanya peningkatan

permintaan baja Krakatau Steel dan kenaikan harga besi & baja dunia yang hampir

mencapai 100 persen.

5.4. Analisis Sektor Unggulan

Untuk menganalisis mengenai sektor unggulan di Kota Cilegon, maka analisis

yang digunakan adalah analisis keterkaitan antar sektor. Sektor yang memiliki keterkaitan

paling tinggi berarti memiliki potensi menghasilkan output produksi yang tinggi pula.

Analisis mengenai keterkaitan antar industri merupakan analisis yang umum dilakukan

dengan menggunakan model I-0.

Analisis ini pada dasarnya melihat dampak terhadap output dimana pada

kenyataannya sektor-sektor industri dalam perekonomian tersebut saling pengaruh

mempengaruhi. Keterkaitan antar industri itu sendiri dapat dikategorikan dalam dua hal.

Yang pertama adalah keterkaitan ke belakang (backward linkages), dan kedua adalah

keterkaitan ke depan (forward linkages). Sebelum mengidentifikasi sektor unggulan maka

perlu dibahas terlebih dahulu mengenai analisis keterkaitan tersebut.

5.4.1. Keterkaitan ke Belakang (Backward Linkages)

Adanya peningkatan output sektor tertentu akan mendorong peningkatan output

sektor-sektor lainnya. Peningkatan output sektor-sektor lainnya tersebut dapat terlaksana

melalui 2 (dua) cara. Pertama, peningkatan output akan meningkatkan permintaan input

sektor itu sendiri. Input sektor tadi ada yang berasal dari sektor itu sendiri, ada pula yang

berasal dari sektor lain. Oleh karenanya, sektor tersebut akan meminta output sektor lain

71
lebih banyak dari pada sebelumnya (untuk digunakan sebagai input proses produksi).

Berarti, harus ada peningkatan output sektor lain. Peningkatan output sektor tersebut, pada

gilirannya, akan meningkatkan permintaan input sektor itu sendiri, yang berarti harus ada

peningkatan output sektor-sektor lainnya. Begitu seterusnya terjadi keterkaitan antar

sektor-sektor industri tersebut. Keterkaitan antara sektor-sektor industri yang seperti itu

disebut dengan keterkaitan ke belakang karena keterkaitannya bersumber dari mekanisme

penggunaan input produksi.

Sektor yang mempunyai keterkaitan langsung ke belakang tertinggi adalah sektor

industri kimia yaitu sebesar 0,607. Hal ini berarti adanya kenaikan satu unit output sektor

ini membutuhkan output sektor lainnya sebagai input sebesar 0,607 unit. Dengan kata lain

output tersebut akan digunakan oleh sektor industri kimia sebagai input antara dalam

proses produksinya. Hal ini kemudian secara simultan akan memicu peningkatan

penggunaan output sektor-sektor lain sebagai input sebesar 0,686 unit. Sehingga secara

total akan mengakibatkan peningkatan penggunaan output seluruh perekonomian sebesar

1,293 unit. Besamya keterkaitan ke belakang tersebut sangat terkait dengan banyaknya

input yang diserap oleh sektor ini yaitu sebesar Rp 4,74 trilyun. Biaya yang dikeluarkan

untuk nilai tam bah brutonya sebesar Rp 1,33 trilyun. Ini mengartikan bahwa biaya sebesar

Rp 3,41 trilyun atau 71,99 persen digunakan untuk biaya antara. Untuk sektor-sektor

ekonomi lainnya dapat diinterpretasikan dengan cara yang sama, nilai keterkaitan

kebelakang untuk seluruh sektor ekonomi secara lengkap disajikan dalam Tabel 5.8.

72
Tabel5.8
Nilai Keterkaitan Ke Belakang (Backward Linkages)

RankKode Nama Sektor Langsung Tidak Langsung Total


(/) (! (3 (4) (5) (6

I 12 lndustri kimia 0,607 0,686 1,293


2 18 lndustri barang dari logam, kecuali mesin dan peralatannya 0,600 0,343 0,943
3 13 Industri barang-barang dari plastik 0,381 0,380 0,761
4 9 lndustri makanan dan minuman 0,534 0,136 0,670
5 16 lndustri logam dasar besi dan baja 0,410 0,204 0,614
6 11 Industri kertas, barang dari kertas 0,371 0,209 0,580
7 17 lndustri logam dasar bukan besi 0,304 0,165 0,469
8 21 Bangunan 0,226 0,135 0,361
9 35 Jasa hiburan dan rekreasi 0,227 0,104 0,331
10 34 Jasa sosial dan kemas arakatan 0,187 0,127 0,314
II 14 Industri barang-barang dari mineral bukan logam 0,208 0,100 0,308
12 19 Industri lainnya 0,150 0,127 0,277
13 Padi 0,134 0,134 0,268
14 7 Perikanan 0,130 0,107 0,237
15 15 Industri mesin listrik dan perlengkapannya 0,153 0,072 0,225
16 20 Listrik, gas dan air bersih 0,150 0,062 0,212
17 23 Hotel dan Restoran 0,157 0,041 0,198
18 4 Tanaman bahan makanan lainnya 0,116 0,076 0,192
19 10 Industri kayu lapis dan sejenisnya 0,111 0,072 0,183
20 24 Angkutan rei 0,130 0,048 0,178
21 30 Komunikasi 0,134 0,040 0,174
22 5 Tanaman perkebunan 0,087 0,076 0,163
23 3 Sayur-sayuran dan buah-buahan 0,081 0,081 0,162
24 28 Jasa pelayanan pelabuhan 0,122 0,029 0,151
25 32 Sewa bangunan dan jasa perusahaan 0,115 0,031 0,146
26 6 Petemakan dan hasil-hasilnya 0,101 0,045 0,146
27 36 Jasa perorangan dan rumah tangga 0,104 0,037 0,141
28 29 Jasa penunjang angkutan lainnya 0,108 0,031 0,139
29 27 Angkutan sungai, danau dan penyeberangan 0,112 0,026 0,138
30 31 Bank dan lembaga keuangan lainnya 0,104 0,028 0,132
31 26 Angkutan !aut 0,106 0,023 0,129
32 25 Angkutan jalan raya 0,107 0,019 0,126
33 2 Tanaman umbi-umbian 0,042 0,036 0,078
34 8 Pertambangan dan penggalian 0,048 0,024 0,072
35 22 Perdagangan 0,055 0,013 0,068
36 33 Pemerintahan umum dan ertahanan 0,000 0,000 0,000
Sumber : Diolah dari TabeliO Cilegon 2002

73
5.4.2. Keterkaitan ke Depan (Forward Linkages)

Jenis keterkaitan antara industri lainnya dalam perekonomian adalah keterkaitan ke

depan. Keterkaitan ini menghitung total output yang tercipta akibat meningkatnya output

suatu sektor industri melalui mekanisme distribusi output dalam perekonomian. Jika

terjadi peningkatan output produksi sektor tertentu, maka tambahan output tersebut akan

didistribusikan ke sektor-sektor produksi di perekonomian tersebut, termasuk pada sektor

itu sendiri. Selanjutnya ada pula efek lanjutan dari peningkatan output yang langsung tadi

yaitu efek tidak langsung dari keterkaitan ke depan.

Dari hasil perhitungan mengenai keterkaitan langsung ke depan menunjukkan

bahwa sektor yang memiliki keterkaitan langsung terbesar adalah sektor industri kimia.

Nilai keterkaitan dari sektor ini sebesar 1,663 yang mempunyai arti bahwa adanya

peningkatan satu unit sektor ini akan meningkatkan output sektor lain yang menggunakan

output sektor ini sebagai inputnya sebesar 1,663 unit. Dengan kata lain satu unit output

sektor ini digunakan sebagai input sektor lain sebesar nilai tersebut. Kemudian secara

simultan peningkatan sektor pengguna tersebut memicu penggunaan output sektor

pengguna sebagai input sektor-sektor lain sebesar 2, 196. Sehingga kenaikan satu unit

output sektor ini akan meningkatkan permintaan total terhadap sektor industri kimia

sebesar 3,859 unit. Untuk sektor-sektor ekonomi lainnya dapat diinterpretasikan dengan

cara yang sama, nilai keterkaitan ke depan secara lengkap dapat dilihat pada tabel 5.9.

74
Tabel5.9
Nilai Keterkaitan Ke Depan (Forward Linkages)

RankKode Nama Sektor Langsung Tidak Langsung Total


(/) (2) (3 (4) (5) (6)

12 lndustri kimia 1,663 2,196 3,859


2 20 Listrik, gas dan air bersih 0,888 0,396 1,284

3 16 lndustri logam dasar besi dan baja 0,773 0,324 1,097


4 II lndustri kertas, barang dari kertas 0,448 0,204 0,652
5 22 Perdagangan 0,439 0,193 0,632
6 Padi 0,418 0,034 0,452
7 17 lndustri logam dasar bukan besi 0,232 0,079 0,311
8 21 Bangunan 0,254 O,D25 0,279
9 23 Hotel dan Restoran 0,168 0,059 0,227
10 28 elabuhan 0,179 0,034 0,213
II 26 Angkutan !aut 0,154 0,059 0,213
12 18 lndustri barang dari logam, kecuali mesin dan peralatannya 0,162 O,Q38 0,200
13 36 Jasa perorangan dan rumah tangga 0,133 0,026 0,159
14 25 Angkutan jalan raya 0,102 0,047 0,149
15 32 Sewa bangunan dan jasa perusahaan 0,108 0,040 0,148
16 4 Tanaman bahan makanan lainnya O,Q78 0,007 0,085
17 13 lndustri barang-barang dari plastik 0,064 0,014 O,Q78
18 6 Petemakan dan hasil-hasilnya 0,063 0,007 0,070
19 27 Angkutan sungai, danau dan penyeberangan 0,045 0,012 0,057
20 9 lndustri makanan dan minuman 0,046 0,010 0,056
21 31 Bank dan lembaga keuangan lainnya 0,041 0,009 0,050
22 14 lndustri barang-barang dari mineral bukan logam 0,039 0,010 0,049
23 29 Jasa penunjang angkutan lainnya 0,039 0,008 0,047
24 30 Komunikasi 0,037 0,007 0,044
25 10 lndustri kayu lapis dan sejenisnya 0,029 0,003 0,032
26 3 Sayur-sayuran dan buah-buahan 0,027 0,004 O,Q31
27 35 Jasa hiburan dan rekreasi 0,026 0,001 0,027
28 5 Tanaman perkebunan 0,015 0,002 0,017
29 24 Angkutan rei 0,010 0,006 0,016
30 34 Jasa sosial dan kemasyarakatan 0,011 0,002 0,013
31 8 Pertambangan dan penggalian 0,008 0,004 0,012
32 7 Perikanan 0,007 0,001 0,007
33 2 Tanaman umbi-umbian 0,005 O,OQO 0,005
34 15 lndustri mesin listrik dan perlengkapannya 0,002 0,001 0,003
35 19 lndustri lainnya 0,001 0,000 0,001
36 33 Pemerintahan umum dan ertahanan 0,000 0,000 0,000
Sumber : Diolah dari Tabel 10 Cilegon 2002

75
5.4.3. Sektor-sektor Unggulan

Setelah kita mengetahui hasil perhitungan dan pembahasan mengenai keterkaitan

ke depan dan ke belakang maka selanjutnya dapat ditentukan sektor unggulan yang

terdapat dalam perekonomian Kota Cilegon. Sektor unggulan adalah sektor-sektor yang

memiliki indeks keterkaitan ke depan maupun ke belakang yang besar/tinggi yaitu > I.

Dengan menggunakan matrik kuadran dapat ditentukan sektor-sektor yang memiliki

keterkaitan ke depan dan kebelakang tinggi. Begitu pula dapat diidentifikasi sektor-sektor

yang hanya memiliki salah satu keterkaitan yang tinggi atau bahkan sektor di mana semua

nilai keterkaitannya baik ke belakang maupun ke depan rendah.

Berdasarkan indeks backward dan forward linkage yang dihasilkan pada

tabel 5.1 0, maka seluruh sektor dapat dialokasikan pada masing-masing kuadrannya

(gambar 5.1). Sektor unggulan yang dimaksud adalah, sektor-sektor yang tergabung dalam

kuadran I. Pengembangan terhadap sektor-sektor unggulan tersebut akan mem1cu

pertumbuhan bagi perkembangan sektor-sektor lain dalam perekonomian di Cilegon.

Sedangkan untuk sektor di luar sektor unggulan yang mempunyai potensi sebagai

pendukung sektor unggulan adalah sektor-sektor dalam kuadran II dan IV, yaitu sektor

industri barang dari logam kecuali mesin dan peralatan, industri barang-barang dari

plastik, industri makanan dan minuman, bangunan, jasa hiburan dan rekreasi, industri

barang-barang dari mineral bukan logam, jasa sosial dan kemasyarakatan,. listrik gas & air

bersih, padi serta perdagangan. Sementara itu untuk sektor-sektor di luar kelompok sektor

unggulan dan sektor pendukung kurang mempunyai prospek dalam menunjang

perkembangan perekonomian daerah karena keduanya memiliki keterkaitan ke depan

maupun ke belakang yang rendah, yakni sektor-sektor yang berada di kuadran III.

76
Tabel5.10
Daya Penyebaran dan Derajat Kepekaan Tabel Input Output Kota Cilegon 2002

Backward Linkage Forward Linkage


No Sektor Deskripsi
Jumlah lndeks Jumlah lndeks
(/) (J) (3) {4) {5) (6) (7)

12 Industri kimia 2,293 1,772 4,859 3,756


2 16 lndustri logam dasar besi dan baja 1,614 1,247 2,097 1,621
3 II lndustri kertas, barang dari kertas 1,580 I ,221 1,652 1,277
4 17 lndustri logam dasar bukan besi I ,468 I ,135 1,31 I 1,013
5 18 lndustri barang dari logam, kecuali mesin dan peralatannya 1,943 1,502 1,200 0,927
6 13 lndustri barang-barang dari plastik 1,761 1,361 1,078 0,833
7 9 lndustri makanan dan minuman 1,670 1,290 1,057 0,817
8 21 Bangunan 1,361 1,052 1,280 0,989
9 35 Jasa hiburan dan rekreasi I ,331 1,029 1,027 0,794
10 34 Jasa sosial dan kemasyarakatan 1,314 1,015 1,013 0,783
II 14 lndustri barang-barang dari mineral bukan logam 1,308 I ,011 1,049 0,811
12 19 Industri lainnya 1,277 0,987 1,001 0,774
13 7 Perikanan 1,236 0,956 1,007 0,779
14 15 lndustri mesin listrik dan perlengkapannya 1,225 0,947 1,003 0,775
15 23 Hotel dan Restoran 1,198 0,926 1,227 0,948
16 4 Tanaman bahan makanan lainnya 1,192 0,921 1,085 0,839
17 10 lndustri kayu lapis dan sejenisnya I ,183 0,914 1,032 0,798
18 24 Angkutan rei 1,177 0,910 1,016 0,786
19 30 Komunikasi 1,174 0,908 1,044 0,807
20 5 Tanaman perkebunan 1,163 0,899 1,018 0,787
21 3 Sayur-sayuran dan buah-buahan 1,162 0,898 1,031 0,797
22 28 Jasa pelayanan pelabuhan 1,150 0,889 1,213 0,938
23 32 Sewa bangunan dan jasa perusahaan 1,146 0,886 1,148 0,888
24 6 Petemakan dan hasil-hasilnya 1,145 0,885 1,070 0,827
25 36 Jasa perorangan dan rumah tangga 1,141 0,882 1,159 0,896
26 29 Jasa penunjang angkutan lainnya 1,139 0,880 1,046 0,809
27 27 Angkutan sungai, danau dan penyeberangan 1,138 0,880 1,057 0,817
28 31 Bank dan lembaga keuangan lainnya 1,132 0,875 1,050 0,812
29 26 Angkutan !aut 1,129 0,873 I ,213 0,938
30 25 Angkutan jalan raya 1,126 0,870 1,148 0,888
31 2 Tanaman umbi-umbian 1,078 0,833 1,005 0,777
32 8 Pertambangan dan penggalian 1,072 0,828 1,012 0,782
33 33 Pemerintahan umum dan pertahanan 1,000 0,773 1,000 0,773
34 20 Listrik, gas dan air bersih 1,212 0,937 2,284 1,765
35 I Padi 1,268 0,980 I ,452 1,122
36 22 Perdagangan 1,068 0,826 1,632 1,261
JUMLAH 46,574 36,000 46,574 36,000
Sumber : Diolah dari Tabel 10 Cilegon 2002

77
Gambar 5.1. Aglomerasi Lokalisasi dan Aglomerasi Urbanisasi

Keterkaitan ke depan (IFL)

Rendah Tinggi

I. _ _ _ __
Kuadran II (aglomerasi lokalisasi yang
memberikan pengaruh positit)
II Kuadran I (aglomerasi lokalisasi dan urbanisasi
yang memberikan pengaruh positit)
I
_______. '---------'

I. lndustri barang dari logam kecuali mesin dan I. lndustri Kimia,


peralatan, 2. lndustri Logam dasar besi dan baja,
2. lndustri barang-barang dari plastik, 3. lndustri Kertas & barang dari kertas,
3. lndustri makanan dan minuman, 4. lndustri logam dasar bukan besi,
4. lndustri barang-barang dari mineral bukan
logam,
5. Bangunan
6. Jasa Hiburan dan rekreasi,
7. Jasa Sosial dan kemasyarakatan,

I Kuadran Ill (aglomerasi lokalisasi dan


urbanisasi yang memberikan pengaruh negatit)
I Kuadran IV (aglomerasi urbanisasi yang
memberikan pengaruh positit)
I
JL-------------------------------~

I. lndustri mesin listrik dan perlengkapannya,


I. Listrik gas dan air bersih,
2. lndustri lainnya
2. Padi
3. lndustri kayu lapis dan sejenisnya,
3. Perdagangan
4. Perikanan,
5. Hotel dan restoran,
6. Tanaman bahan makanan lainnya,
7. Angkutan rei,
8. Komunikasi,
9. Tanaman perkebunan,
I 0. Sayur-sayuran dan buah-buahan,
II. Jasa pelayanan pelabuhan,
12. Sewa bangunan dan jasa perusahaan,
13. Peternakan dan hasil-hasilnya,
14. Jasa perorangan dan rumah tangga,
15. Jasa penunjang angkutan lainnya,
16. Angkutan sungai danau dan penyebrangan,
17. Bank dan lembaga keuangan lainnya,
18. Angkutan laut,
19. Angkutan jalan raya,
20. Tanaman umbi-umbian,
21. Pertambangan dan penggalian,
22. Pemerintahan umum dan Pertahanan,

5.5. Penghematan dengan Aglomerasi

Selanjutnya kita akan lihat jenis penghematan yang terjadi terhadap sektor industri

pengolahan di Kota Cilegon. Karena aglomerasi yang kita lakukan hanya pada subsektor

yang berada dalam kelompok industri pengolahan (11 subsektor), maka sektor lainnya

dapat kita abaikan. Jenis penghematan yang kita lihat adalah penghematan akibat

78
lokalisasi dan penghematan akibat urbanisasi sekaligus, penghematan akibat lokalisasi dan

penghematan akibat urbanisasi dimana semuanya memiliki pengaruh yang positif dan

negatifterhadap output produksinya.

5.5.1. Penghematan Akibat lokalisasi dan penghematan akibat urbanisasi

Terjadinya kedua jenis penghematan akibat aglomerasi ini secara bersama-sama

pada sub sektor industri di atas otomatis akan menguntungkan bagi kedua sisi baik itu sisi

perusahaan maupun daerah. Penghematan akibat kedua jenis aglomerasi ini dapat dilihat

dari pengaruh positif dan negatif terhadap outputnya. Pada penghematan yang

berpengaruh negatif dapat dikatakan tidak terjadi aglomerasi lokalisasi maupun aglomerasi

urbanisasi.

a. Baik penghematan akibat lokalisasi maupun penghematan akibat urbanisasi yang

terjadi dan memberikan pengaruh positif terhadap subsektor industri pengolahan

adalah empat subsektor yang berada pada kuadran I antara lain;

1. Industri kimia dan barang-barang dari bahan kimia (sub sektor 12)

Pemilihan lokasi perusahaan-perusahaan di Kota Cilegon disebabkan oleh

tingginya laju pertumbuhan penduduk dan beragamnya aktifitas yang ada di Kota

Cilegon. Industri kimia dan barang-barang dari bahan kimia merupakan salah satu

industri yang tetap bertahan walaupun krisis melanda Indonesia. Tingginya laju

pertumbuhan penduduk di Kota Cilegon diharapkan mampu meningkatkan

penjualan output dengan permintaan yang cukup tinggi terhadap industri kimia dan

barang-barang dari bahan kimia. Perusahaan yang lokasinya saling berdekatan

mengharapkan dapat berkurangnya biaya produksi. Industri ini lebih bersifat labor

intensif dimana labor lebih efektif dalam meningkatkan output. Pemakaian labor

79
yang tinggi akan mendorong kenaikan output produksi. Dapat dikatakan industri

ini memiliki produktifitas yang bagus untuk seluruh input produksi. Sehingga

produktifitas dari seluruh input produksi yang dimiliki oleh industri ini mampu

mendorong output produksi.

2. Industri logam dasar besi dan baja (sub sektor 16)

lndustri ini lebih bersifat resources based oriented yang mana lokasi industri akan

cenderung pada lokasi bahan mentah. Selain itu, industri ini juga bersifat input

oriented dimana keseluruhan input produksi yang digunakan lebih efektif dalam

meningkatkan output. Sehingga penggunaan tiap-tiap input produksi yang tinggi

akan mendorong kenaikan output produksi. Industri logam dasar besi dan baja ini

juga salah satu industri yang tetap bertahan walaupun krisis melanda Indonesia dan

dengan output yang menurun akibat adanya praktik dumping yang dilakukan

sejumlah negara produsen besar baja yang masuk Tanah Air, masalah hambatan

nontarif yang masih lowong dan masih maraknya penjualan baja ilegal alias

penyelundupan baja. Selain itu karakteristik industri ini yang export based oriented

akan mendorong kenaikan output produksi karena pangsa pasar yang luas, namun

hal ini perlu dukungan pemerintah dengan penurunan tariff atau subsidi sehingga

produk baja dapat bersaing dengan produk lainnya yang sejenis.

3. Industri kertas dan barang dari kertas (sub sektor 11)

Pertimbangan memilih berlokasi di daerah ini lebih disebabkan karena adanya sifat

input oriented (resources based oriented). Tingginya produktifitas material yang

ada. Permintaan terhadap kertas dan barang dari kertas cukup besar di Kota

Cilegon. Dapat dikatakan industri ini memiliki produktifitas yang bagus untuk

80
seluruh input produksi. Sehingga produktifitas dari seluruh input produksi yang

dimiliki oleh industri ini mampu mendorong output produksi.

4. Industri logam dasar bukan besi (sub sektor 17)

Pemilihan lokasi perusahaan pada industri ini lebih mempertimbangkan laju

pertumbuhan penduduk di Kota Cilegon. lndustri ini lebih bersifat market oriented.

Dapat dikatakan industri ini memiliki produktifitas yang bagus untuk seluruh input

produksi. Sehingga produktifitas dari seluruh input produksi yang dimiliki oleh

industri ini mampu medorong output produksi. lndustri ini lebih bersifat labor

intensif dimana labor lebih efektif dalam meningkatkan output. Pemakaian labor

yang tinggi akan mendorong kenaikan output produksi

b. Baik penghematan akibat lokalisasi maupun penghematan akibat urbanisasi yang

terjadi dan memberikan pengaruh negatif terhadap subsektor industri pengolahan

adalah tiga subsektor yang berada pada kuadran III antara lain;

1. lndustri mesin listrik lainnya dan perlengkapannya (sub sektor 15)

Seharusnya berdasarkan teori, teijadi penghematan akibat lokalisasi maupun

penghematan akibat urbanisasi yang dapat meningkatkan ouput produksi akibat

berkumpulnya perusahaan-perusahaan pada industri ini. Adanya kenaikan jumlah

kepadatan penduduk dapat mengurangi output produksi, karena manfaat yang

tersedia dan diperoleh masih lebih besar biaya yang dikeluarkan perusahaan-

perusahaan tersebut. Dapat dikatakan bahwa produktifitas industri ini tidak bagus,

hal ini tidak signifikannya labor dan energi yang ada. lndustri ini bersifat capital

intensif dimana kapital lebih efektif dalam meningkatkan output. Penambahan

kapital akan mendorong kenaikan output produksi. Berarti mendorong

produktifitas.
81
2. Industri kayu lapis dan sejenisnya (sub sektor 10)

Pertimbangan memilih berlokasi di daerah ini lebih disebabkan karena adanya sifat

input oriented (resources based oriented). Tingginya produktifitas material yang

ada. Artinya pemilihan lokasi akan lebih dipertimbangkan dengan kedekatan atau

jarak dengan tempat sumber daya (bahan baku) industri itu berada karena biaya

pengiriman bahan mentah lebih mahal daripada pengiriman bahan jadi. Industri ini

memiliki produktifitas yang tidak bagus dimana labor dan energi tidak mampu

mendorong kenaikan output produksi.

3. Industri Lainnya (sub sektor 19)

Pertimbangan memilih berlokasi di daerah ini lebih disebabkan karena adanya sifat

input oriented (resources based oriented). Artinya pemilihan lokasi akan lebih

dipertimbangkan dengan kedekatan atau jarak dengan tempat sumber daya (bahan

baku). Karena industri ini lebih bersifat labor intensif dimana labor lebih efektif

dalam meningkatkan output sehingga dengan modal yang kecil mengakibatkan

industri ini kurang dapat bersaing dengan industri sejenis di kota lain.

5.5.2 Penghematan akibat lokalisasi

Adanya penghematan akibat lokalisasi menjadikan perusahaan-perusahaan di sub

sektor industri berharap dengan berlokasi berdekatan dapat menurunkan biaya produksi

sebagai akibat dari meningkatnya jumlah tenaga kerja sub-sub sektor industri yang sama di

Kota Cilegon. Penghematan akibat lokalisasi ekonomi dapat dilihat dari pengaruh positif

dan negatif terhadap outputnya.

a. Penghematan akibat lokalisasi yang terjadi dan memberikan pengaruh positif terhadap

output yang terjadi pada empat sub sektor industri pengolahan kota Cilegon yang

berada pada kuadran II antara lain;

82
1. lndustri barang dari logam, kecuali mesin dan peralatannya (sub sektor 18)

Secara umum lndustri barang dari logam, kecuali mesin dan peralatannya memiliki

produktifitas yang bagus untuk seluruh input produksi. Sehingga produktifitas dari

seluruh input produksi yang dimiliki oleh industri ini mampu mendorong output

produksi. Terjadi penghematan akibat lokalisasi yang dapat meningkatkan ouput

produksi akibat berkumpulnya perusahaan-perusahaan pada industri ini. Adanya

kenaikan jumlah kepadatan penduduk dapat mengurangi biaya produksi, karena

manfaat yang tersedia dan diperoleh masih lebih besar biaya yang dikeluarkan

perusahaan-perusahaan tersebut. lndustri ini lebih bersifat resources based

oriented dimana pemilihan lokasi akan lebih mempertimbangkan dengan

kedekatan atau jarak dengan tempat sumber daya tersebut berada. Hal ini dapat

mengurangi biaya transportasi dalam mengangkut bahan baku.

2. lndustri barang-barang dari plastik (sub sektor 13),

Ada 7 perusahaan industri ini di Kota Cilegon dengan rata-rata jumlah pegawai 68

karyawan. Pertimbangan memilih berlokasi di Kota Cilegon lebih disebabkan

karena kemudahan memperoleh input dan tenaga kerja. Hal ini terlihat dari

tingginya produktifitas input (material) dan tenaga kerja yang mampu mendorong

produktifitas output. lndustri ini lebih bersifat labor intensive dimana tenaga kerja

lebih efektif dalam meningkatkan output. Penggunaan tenaga kerja yang tinggi

akan mendorong kenaikan output produksi

3. Industri makanan & minuman (sub sektor 9),

Ada 18 perusahaan industri ini di Kota Cilegon dengan rata-rata jumlah pegawai

86 karyawan. lndustri makanan & minuman secara umum memiliki produktifitas

yang bagus dengan skala pengembalian yang berada di atas 1 (Increase Return to

83
Scale). Terjadi penghematan akibat lokalisasi yang dapat meningkatkan ouput

produksi akibat berkumpulnya perusahaan-perusahaan pada industri ini. Adanya

kenaikan jumlah kepadatan penduduk dapat mengurangi output produksi, karena

manfaat yang tersedia dan diperoleh masih lebih besar biaya yang dikeluarkan

perusahaan-perusahaan tersebut. Misalnya, banyak pungutan yang harus

dikeluarkan yang mungkin karena adanya otonomi daerah. Di samping itu

tingginya sewa tanah karena terbatasnya lahan. Akibatnya perusahaan-perusahaan

tersebut lebih memilih daerah pinggiran kota untuk mengurangi biaya produksi.

Dilihat secara spesifik industri ini bersifat labor in tens if dimana labor lebih efektif

dalam meningkatkan output. Pemakaian labor yang tinggi akan mendorong

kenaikan output produksi

4. Industri barang-barang dari mineral bukan logam (sub sektor 14)

Ada 6 perusahaan industri ini di Kota Cilegon dengan rata-rata jumlah pegawai 29

karyawan. Pemilihan lokasi perusahaan pada industri ini lebih mempertimbangkan

laju pertumbuhan penduduk di Kota Cilegon. Industri ini lebih bersifat market

oriented. Dapat dikatakan industri ini memiliki produktifitas yang bagus untuk

seluruh input produksi. Sehingga produktifitas dari seluruh input produksi yang

dimiliki oleh industri ini mampu mendorong output produksi. lndustri ini lebih

bersifat labor intensif dimana labor lebih efektif dalam meningkatkan output.

Pemakaian labor yang tinggi akan mendorong kenaikan output produksi

b. Penghematan akibat lokalisasi yang terjadi dan memberikan pengaruh negatif

terhadap output tidak terjadi pada sektor industri karena tidak ada subsektor industri

yang berada pada kuadran IV

84
5.5.3 Penghematan akibat Urbanisasi

Jenis penghematan akibat aglomerasi yang bersifat penghematan akibat urbanisasi

1m akan mempengaruhi aktifitas ekonomi daerah metropolitan. Seperti, pertumbuhan

tenaga kerja akan dapat mencerminkan pertumbuhan ekonomi daerah. Masuknya unsur

penghematan akibat aglomerasi ke dalam fungsi produksi menyebabkan terjadi kenaikan

penggunaan input akibatnya output akan terdorong naik dengan derajat yang lebih tinggi

dibanding kenaikan input itu sendiri. Sehingga penghematan akibat aglomerasi akan

membawa dampak positif bagi pertumbuhan daerah. Penghematan akibat urbanisasi

memerlukan peningkatan produktifitas bagi lokasi perusahaan dimana perusahaan di

dalamnya mengimbangi industri yang telah ada. Penghematan akibat urbanisasi ekonomi

ini dapat dilihat dari pengaruh positif dan negatif terhadap outputnya.

a. Penghematan akibat urbanisasi yang terjadi dan memberikan pengaruh positif

terhadap output tidak terjadi pada sektor industri pengolahan Kota Cilegon. Dengan

kata lain, tidak terjadi penghematan akibat urbanisasi pada sektor industri Kota

Cilegon.

b. Penghematan akibat urbanisasi yang terjadi dan memberikan pengaruh negatif

terhadap subsektor industri besar dan menengah Kota Cilegon merupakan

penghematan akibat lokalisasi yang terjadi dan memberikan pengaruh positif (empat

subsektor industri pada kudran II)

85
BABVI

KESIMPULAN DAN SARAN

Kontribusi yang dapat penulis berikan dari tulisan ini adalah i) dapat diketahuinya

seberapa besar kekuatan sektor unggulan terhadap perekonomian kota Cilegon secara

keseluruhan, ii) dalam memicu laju pertumbuhan dapat diketahui berapa besar

penghematan yang dilakukan dengan adanya aglomerasi, iii) dengan diketahuinya faktor

dominan yang mempunyai linkage terbesar antar sektor, maka pemerintah daerah dapat

mencari solusi yang tepat sehingga aglomerasi dapat diterapkan secara optimal, dan iv)

dapat dijadikan masukan bagi para pengambil keputusan agar ke depannya dalam

membangun struktur perekonomian daerahnya juga diperhatikan sektor-sektor lain yang

terkait sehingga output unggulan suatu daerah dapat diserap secara optimal dan digunakan

sebagai input antara sektor lainnya yang pada akhimya dapat meningkatkan kesejahteraan

(welfare) daerah itu sendiri tanpa harus tergantung dengan daerah lainnya.

Dari penulisan ini diharapkan dapat menj awah permasalahan mengapa output

terbesar suatu sektor dalam suatu wilayah tidak selalu memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap sektor lainnya di wilayah tersebut serta faktor-faktor apa saja yang

menyebabkan hal itu bisa terjadi. Selain itu dapat juga mengetahui penghematan yang

terjadi akibat aglomerasi yang mempengaruhi output produksi industri di Kota Cilegon.

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan loqation quotient, sektor industri pengolahan merupakan sektor basis

bersama-sama dengan sektor listrik, gas & air bersih dan sektor perdagangan &

86
komunikasi selama kurun waktu enam tahun (2000-2005).

Tidak selalu output terbesar menciptakan input antara terbesar pula untuk

digunakan oleh sektor lainnya. Kondisi ini dibuktikan oleh sektor industri logam dasar

besi dan baja yang merupakan sektor dengan output terbesar di Kota Cilegon tetapi hanya

menduduki peringkat 5-8 dalam penciptaan multiplier. Hal ini disebabkan karena sektor

industri logam dasar besi baja memiliki elastisitas yang negatif terhadap PDRBnya. Selain

itu industri ini merupakan industri yang menggunakan teknologi yang berbasis pada modal

(capital intensi.f) yang artinya kapitallebih efektif dalam meningkatkan output. Pemakaian

kapital yang besar akan mendorong kenaikan output produksi. Hal ini menjawab mengapa

pengganda tenaga kerja yang dihasilkan dari sektor logam dasar besi dan baja sangat

rendah dan tenaga kerja yang terserap bagi masyarakat sekitar sangatlah sedikit karena

dengan berbasis modal, berarti teknologi yang digunakan adalah teknologi modem (high

tecknology) sehingga membutuhkan tenaga kerja yang memiliki pengetahuan dan

kemampuan yang tinggi. Selain itu karakter industri ini yang export based oriented yang

mengakibatkan output produksi sebagian besar tidak dinikmati oleh industri lokal sebagai

input antaranya, melainkan diekspor sebagai produk barang mentah (raw material).

Terjadi aglomerasi lokalisasi dan aglomerasi urbanisasi sekaligus dan berpengaruh

secara positif terhadap peningkatan output pada empat subsektor industri pengolahan

dimana salah satunya adalah subsektor logam dasar besi & baja. dan karena itu

berpengaruh positif juga terhadap perbedaan produktifitas antar daerah industri yang

bersangkutan. Tiga subsektor lainnya adalah subsektor industri kimia, industri kertas &

barang dari kertas dan industri logam dasar bukan besi, artinya jika ke empat sektor ini

tetap dipertahankan dan dikembangkan secara mksimal, maka dapat membangun

perekonomian Kota Cilegon ke arah yang lebih baik lagi karena ke empat sektor ini

87
memiliki keterkaitan yang tinggi dengan sektor lainnya.

Tetjadi pula aglomerasi lokalisasi yang berpengaruh secara positif terhadap

peningkatan produksi yaitu pada empat subsektor industri pengolahan antara lain

subsektor industri barang dari logam kecuali mesin dan peralatan, industri barang-barang

dari plastik, industri makanan dan minuman dan industri barang-barang dari mineral bukan

logam, dimana seluruh subsektor yang teraglomerasi merupakan sektor usaha kecil dan

menengah (Small and Medium Enterprise) kecuali subsektor industri barang dari logam

kecuali mesin dan peralatan. Kondisi ini mensinyalir bahwa perekonomian Kota Cilegon

juga ditopang oleh industri SME.

Tidak terjadinya penghematan akibat urbanisasi secara positifkarena walaupun ada

subsektor yang teraglomerasi urbanisasi, tetapi tidak ada sektor industri yang berada pada

kuadran N.

Aglomerasi disekonomis pada penghematan akibat lokalisasi dan urbanisasi yang

terjadi secara bersamaan dan memberikan pengaruh negatif terhadap output tetjadi pada

subsektor industri mesin listrik & agar perlengkapannya, industri kayu lapis & sejenisnya,

dan industri lainnya. Disaglomerasi ekonomi ini merupakan tantangan bagi pemerintah

daerah kedepannya ketiga sektor ini juga mendapat perhatian dalam pengembangan

industrinya sehingga diharapkan dapat memicu produktifitas ketiganya.

Dari hasil aglomerasi dapat disimpulkan bahwa Kota Cilegon memiliki prospek

yang bagus untuk dikembangkan sebagai sentra industri karena dari 11 subsektor industri

hanya 3 subsektor yang mengalami disekonomi dan 8 lainnya teraglomerasi dengan

memberikan pengaruh yang positif terhadap outputnya sehingga pemerintah daerah perlu

menyikapinya dengan menjadi mediator dengan membangun infrastruktur dan law

enforcement yang yang berpihak pada pengusaha industri pada umumnya dan pengusaha
88
besi dan baja pada khususnya sehingga pada akhimya penghematan akibat aglomerasi

dapat memberikan manfaat atau hasil yang optimal.

4.2. Saran

Dalam mengembangkan perekonomian Kota Cileg<?n ke depan, pemerintah daerah

dapat lebih memprioritaskan industri yang beraglomerasi lokalisasi dan beraglomerasi

urbanisasi sekaligus yang memberikan pengaruh positif terhadap output karena selain

dapat melakukan penghematan dengan berkumpulnya industri yang sama pada satu lokasi,

empat industri tersebut dapat menguntungkan bagi kedua sisi baik itu sisi perusahaan

maupun daerah. Agar perusahaan dapat mempermudah interaksi untuk menekan biaya

produksi, maka sebaiknya infrastruktur dan jaringan komunikasi di Kota Cilegon

diperbaiki kualitasnya, guna mempermudah proses distribusi barang dari lokasi industri ke

pelabuhan dan stasiun kereta api atau arus sebaliknya dan jaringan komunikasi yang

teratur dan terawat. Tetapi dalam pengembangannya, agar industri berskala kecil dan

menengah (Small and Medium Enterprise) yang teraglomerasi lokalisasi dan memberikan

pengaruh positif tidak boleh dilupakan sebagai penopang industri besar tersebut, karena

terbukti ke lima industri itu dapat mendorong pertumbuhan perekonomian Kota Cilegon

secara keseluruhan. Pemda juga harus menitikberatkan pada usaha kecil menengah

tersebut sehingga tenaga kerja yang mempunyai knowledge dan skill rendah dapat diserap

di subsektor ini sehingga pada gilirannya arus migrasi ke luar Kota Cilegon dapat

diminimalisasi.

Ketidakmampuan industri logam besi dasar dan baja menjadi sektor unggulan di

Kota Cilegon dikarenakan banyaknya kendala dan hambatan sehingga agar industri logam

besi dasar besi dan baja dapat berkembang dengan pesat, perlu adanya campur tangan

89
pemerintah dalam law enforcement yang berpihak pada pengusaha logam besi dasar dan

baja nasional sehingga dapat menjawab kasus yang terjadi selama ini seperti praktek

dumping dari negara pesaing, tarif bea masuk serta praktek ilegal penyelundupan baja ke

luar Kota Cilegon. Campur tangan pemerintah juga diperlukan dalam menjaga dan

meningkatkan iklim investasi di Kota Cilegon dimana seperti diketahui bahwa input besi

dan baja PT Krakatau Steel berasal dari impor sehingga perlu kepastian investasi dari para

investor asing untuk tetap menjaga hubungan kerjasama yang baik. Disinilah perlunya

peran pemerintah dalam menciptakan kondisi stabilitas nasional yang kondusif.

90
DAFTAR PUSTAKA

BPS, 2002, Teknik Penyusunan Tabel Input Output, Biro Neraca Produksi dan Neraca
Konsumsi.

BPS Kota Cilegon, 2005, Kota Cilegon Dalam Angka 2005, Cilegon, Banten.

BPS, 2001-2005, Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia, Direktorat Statistik


Perdagangan & J asa.

Bulmer-Thomas, V, 1982, Input-Output Analysis in Developing Countries sources,


Methods and Applications, John Wiley & Sons LTD, New York.

Hewings, G.J.D, 1985, Regional Input-Output Analysis, London, Sage Publications

Nazara, Suahasil, 2005, Analisis Input-Output, Edisi kedua, LP-FEUI, Jakarta.

Miller, R.E. and P.D. Blair, 2002, Input-Output Analysis: Foundation and Extensions,
Prentice-Hall, Inc., Englewood, Cliffs., New York.

Haddad, Eduardo Amaral, 1995, The Economic Structure of Minas Gerais: An Input-
Output Approach, Thesis, University of Illinois at Urbana-Champaign.

Jensen, R.C., Hewings, G. J.D., west, G. R., 1987, On a Taxonomy o[Economics, The
Australian Journal of Regional Studies. 2. pp. 3-24.

Malecki, E. J. ,1991, Technology and Economic Development: The Dynamics o[Local,


Regional and National Change. Esses: Longman Scientific & Technical.

O'Sullivan, Arthur, Urban Economics, 2000, Fourth Edition, Irwin McGrawhill, USA.

Walter lsard, Location and Space Economy, 1979, hal187

Marshall,A., 1920, Principles of economics, 8th editon (Macmillan, London)

Pindyck, Roberts., and Rubinfeld, Daniel. L., (2005), Microeconomics 61hed., Prentice
Hall, London [PR].

Head, Keith, et al, 1995, Agglomeration benefits and location choice; Evidence {rom
Japanese manufacturing investments in the United States, Journal of International
Economics, page 223-247

Usya, Nurlatifa, 2006, Analisis Struktur Ekonomi dan Identifikasi Sektor Unggulan di
Kabupaten Serang, Unpublished Thesis Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas
Ekonomi dan Manajemen IPB, Bogor

91
Royan, Muhamad, 2006, Ana/isis Transformasi Ekonomi Provinsi DKI Jakarta Periode
1993-2004, Unpublished Thesis Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan
Manajemen IPB, Bogor

Rauf, Abdul, 2002, Penentuan Sektor Kunci dalam Struktur Perekonomian Kabupaten
Jeneponto; Pendekatan Input-Output, Unpublished Thesis Propgram Pascasarjana
IPB, Bogor
Harry, Sonny B, 2000, Ana/isis Aglomerasi Industri Manu[aktur Besar & Sedang DKI
Jakarta thun 1975-1998, Unpublished Thesis Program Pascasarjana UI, Jakarta

Doriza, Shinta, 2005, Penghematan Akibat Aglomerasi & Produkti{itas Industri di Jawa
Timur, Unpublished Thesis Program Pascasarjana UI, Jakarta

92
TABEL-TABEL
Klasifikasi 36 Sektor
(Open 1/0 & Close 1/0)
KLASIFIKASI SEKTOR
TABEL INPUT-OUTPUT KOTA CILEGON, TAHUN 2002
Kode 1-0 Nama Sektor
1 Padi
2 Tanaman umbi-umbian
3 Sayur-sayuran dan buah-buahan
4 Tanaman bahan makanan lainnya
5 T anaman perkebunan
6 Peternakan dan hasil-hasilnya
7 Perikanan
8 Pertambangan dan penggalian
9 lndustri makanan dan minuman
10 lndustri kayu lapis dan sejenisnya
11 lndustri kertas, barang dari kertas
12 lndustri kimia
13 lndustri barang-barang dari plastik
14 lndustri barang-barang dari mineral bukan logam
15 lndustri mesin listrik dan perlengkapannya
16 lndustri logam dasar besi dan baja
17 lndustri logam dasar bukan besi
18 lndustri barang dari logam, kecuali mesin dan peralatannya
19 lndustri lainnya
20 Listrik, gas dan air bersih
21 Bangunan
22 Perdagangan
23 Hotel dan Restoran
24 Angkutan rei
25 Angkutan jalan raya
26 Angkutan laut
27 Angkutan sungai, danau dan penyeberangan
28 Jasa pelayanan pelabuhan
29 Jasa penunjang angkutan lainnya
30 Komunikasi
31 Bank dan lembaga keuangan lainnya
32 Sewa bangunan dan jasa perusahaan
33 Pemerintahan umum dan pertahanan
34 Jasa sosial dan kemasyarakatan
35 Jasa hiburan dan rekreasi
36 Jasa perorangan dan rumah tangga
200 lmpor
201 Upah dan gaji
202 Surplus usaha
203 Penyusutan
204 Pajak tak langsung
205 Subsidi
301 Konsumsi rumah tangga
302 Pembentukan modal tetap domestik bruto (investasi)
303 Konsumsi pemerintah
304 Perubahan persediaan (stok)
305 Ekspor
ESTIMASI TENAGA KERJA SEKTORAL KOTA CILEGON 2002

Kode 1-0 Nama Sektor TK OUTPUTIO


1 PERT AN
---- ----
IAN
---~-
9.833 328.754
2 ---------
ERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 1.911 10.960
-- --------- ----- -- -
3 INDUSTRI PENGOLAHAN 30.443 20.756.564

4 _:~!§:fRI~.-~.A~}J~N AH~~~~~~!tl. __ 2.291 2.147.584
·- -· -----------
5 --------------------
BANGUNAN ---------- ----- -------- 4.149 96.849
. --- . ------·--
6 p~~Q_J\G_~~-G~~~ H9T~!:._QAN -~~~TQ~~"-1 ___ . ___ 24.184 1.399.590
-- ---- -- - ---
-
7 PENGANGKUTAN
--------------------
DAN KOMUNIKASI
---------- -- 10.876 1.573.480
- ·-· ---- ·--- -----
8 KEUANGAN, PERS~~~l-J_BANGUNA~---·--- _ 1.691 185.164
··- -- --- --------- ------- - - ---------
9 JASA-JASA 12.206 157.506
JUMLAH 97.584 26.656.452

Kode Nama Sektor Output per Sektor JML TK EST KoefTK


Padi 64.140 1.918 0,0299
2 Tanaman umbi-umbian 5.011 150 0,0299
3 Sayur-sayuran dan buah-buahan 48.087 1.438 0,0299
4 Tanaman bahan rnakanan lainnya 165.456 4.949 0,0299
5 Tanaman perkebunan 5.895 176 0,0299
6 Peternakan dan hasil-hasilnya 31.390 939 0,0299
7 Perikanan 8.776 262 0,0299
8 Pertambangan dan penggalian 10.960 1.911 0,1744
9 lndustri makanan dan minuman 135.335 198 0,0015
10 lndustri kayu lapis dan sejenisnya 22.910 34 0,0015
11 lndustri kertas, barang dari kertas 233.900 343 0,0015
12 lndustri kimia 4.740.160 6.952 0,0015
13 lndustri barang-barang dari plastik 69.089 101 0,0015
14 lndustri barang-barang dari mineral bukan logam 19.665 29 0,0015
15 lndustri me~in listrik dan perlengkapannya 3.348 5 0,0015
16 lndustri logam dasar besi dan baja 9.240.660 13.553 0,0015
17 lndustri logam dasar bukan besi 692.454 1.016 0,0015
18 lndustri barang dari logam, kecuali mesin dan peralatannya 5.597.669 8.210 0,0015
19 lndustri lainnya 1.373 2 0,0015
20 Listrik, gas dan air bersih 2.147.584 2.291 0,0011
21 Bangunan 96.849 4.149 0,0428
22 Perdagangan 876.749 15.150 0,0173
23 Hotel dan Restoran 522.841 9.034 0,0173
24 Angkutan rei 16.082 111 0,0069
25 Angkutan jalan raya 310.884 2.149 0,0069
26 Angkutan laut 842.511 5.823 0,0069
27 Angkutan sungai, danau dan penyeberangan 161.845 1.119 0,0069
28 Jasa pelayanan pelabuhan 183.227 1.266 0,0069
29 Jasa penunjang angkutan lainnya 36.533 253 0,0069
30 Komunikasi 22.398 155 0,0069
31 Bank dan lembaga keuangan lainnya 45.507 416 0,0091
32 Sewa bangunan dan jasa perusahaan 139.657 1.275 0,0091
33 Pemerintahan umum dan pertahanan 62.996 4.882 0,0775
34 Jasa sosial dan kemasyarakatan 18.175 1.408 0,0775
35 Jasa hiburan dan rekreasi 4.177 324 0,0775
36 Jasa peroran an dan rumah tan a 72.159 5.592 0,0775
190 JUMLAH INPUT ANTARA 26.656.452,39 97.584,00
TABEL INPUT-OUTPUT CILEGON 2002
TRANSAKSI DOMESTIK ATAS DASAR HARGA PRODUSEN

Kode Nama Sektor 1 2 3 4 5


1 Padi 1.565 0 0 0 0
2 Tanaman umbi-umbian 0 8 0 0 0
3 Sayur-sayuran dan buah-buahan 0 0 275 0 0
4 Tanaman bahan makanan lainnya 0 1 4 7.947 0
5 Tanaman perkebunan 25 0 1 0 9
6 Peternakan dan hasil-hasilnya 32 7 103 322 1
7 Perikanan 0 0 0 0 0
8 Pertambangan dan penggalian 0 0 0 0 0
9 lndustri makanan dan minuman 0 0 0 0 0
10 lndustri kayu lapis dan sejenisnya 0 0 13 0 1
11 lndustri kertas, barang dari kertas 0 0 15 4 5
12 lndustri kimia 6.160 123 2.777 7.979 287
13 lndustri barang-barang dari plastik 6 0 7 1 2
14 lndustri barang-barang dari mineral bukan 0 0 0 0 0
15 lndustri mesin listrik dan perlengkapannya 0 0 0 0 0
16 lndustri logam dasar besi dan baja 0 0 0 0 0
17 lndustri logam dasar bukan besi 0 0 0 0 0
18 lndustri barang dari logam, kecuali mesin • 119 13 167 240 30
19 lndustri lainnya 0 0 0 0 0
20 Listrik, gas dan air bersih 0 0 0 7 25
21 Bangunan 34 9 41 486 75
22 Perdagangan 344 17 304 1.198 26
23 Hotel dan Restoran 0 4 4 268 3
24 Angkutan rei 2 0 1 5 0
25 Angkutan jalan raya 58 4 64 221 8
26 Angkutan laut 86 4 76 298 7
27 Angkutan sungai, danau dan penyeberan£ 13 1 11 45 1
28 Jasa pelayanan pelabuhan 10 0 9 34 1
29 Jasa penunjang angkutan lainnya 2 0 2 6 0
30 Komunikasi 0 0 2 0 0
31 Bank dan lembaga keuangan lainnya 105 1 2 64 8
32 Sewa bangunan dan jasa perusahaan 22 -0 0 9 1
33 Pemerintahan umum dan pertahanan 0 0 0 0 0
34 Jasa sosial dan kemasyarakatan 0 0 3 0 0
35 Jasa hiburan dan rekreasi 0 0 0 0 0
36 Jasa perorangan dan rumah tangga 32 15 8 65 20
190 JUMLAH INPUT ANTARA 8.614 209 3.889 19.200 512
200 lmpor 1.685 140 1.476 1.907 368
201 Upah dan gaji 9.956 755 5.474 28.632 1.620
202 Surplus usaha 42.478 3.837 36.610 112.272 3.114
203 Penyusutan 846 21 274 1.678 226
204 Pajak tak langsung 561 48 364 1.766 56
205 Subsidi 0 0 0 0 0
209 NILAI TAMBAH BRUTO 53.840 4.661 42.722 144.349 5.015
210 JUMLAH INPUT 64.140 5.011 48.087 165.456 5.895
lanjutan

Kode 6 7 8 9 10 11 12 13
1 231 0 0 52.001 0 169 130 0
2 15 1 0 248 0 0 0 0
3 12 2 0 157 0 0 134 0
4 158 6 0 2.204 0 0 96 0
5 3 0 0 360 2 0 1.715 396
6 214 12 0 3.826 0 0 175 0
7 1 13 0 362 0 0 5 0
8 0 0 10 1 0 6 259 3
9 349 44 0 415 1 14 5.128 0
10 14 10 0 29 341 69 241 2
11 49 33 23 720 40 50.805 35.183 150
12 529 574 123 861 1.041 12.277 2.445.922 18.683
13 17 19 1 176 18 269 7.457 1.161
14 1 0 0 38 3 1 1.366 6
15 0 1 0 1 0 1 156 2
16 0 0 0 0 0 0 0 0
17 0 0 0 0 0 0 0 0
18 28 56 12 37 42 492 5.497 174
19 0 0 0 0 0 0 5 15
20 903 31 17 1.433 328 4.716 118.951 1.765
21 97 108 98 268 80 326 4.946 400
22 301 110 24 5.702 285 11.065 123.965 1.918
23 9 34 21 191 61 414 23.521 237
24 2 0 1 32 5 78 5.692 35
25 49 18 37 830 59 1.564 26.052 346
26 75 27 22 1.423 96 2.812 36.319 482
27 11 4 3 216 15 443 5.164 73
28 10 3 4 214 30 380 3.858 72
29 2 1 1 38 6 68 689 13
30 19 1 1 14 4 53 4.023 65
31 5 12 28 46 16 31 2.408 21
32 10 8 67 81 43 85 12.135 90
33 0 0 0 0 0 0 0 0
34 2 3 1 4 1 7 1.444 5
35 0 0 1 1 0 0 0 0
36 51 7 31 316 19 647 2.455 235
190 3.165 1.138 527 72.248 2.535 86.792 2.875.092 26.350
200 6.255 2.195 1.996 26.873 12.054 23.747 537.496 23.210
201 4.658 1.122 439 13.968 2.247 11.886 439.306 4.071
202 16.414 3.789 7.549 16.535 5.126 106.033 '
700.735 11.407
203 526 275 433 2.407 846 4.765 98.178 2.494
204 372 257 17 3.305 101 676 89.353 1.557
205 0 0 0 0 0 0 0 0
209 21.969 5.443 8.437 36.215 8.320 123.360 1.327.572 19.529
210 31.390 8.776 10.960 135.335 22.910 233.900 4.740.160 69.089
lanjutan

Kode 14 15 16 17 18 19 20 21
1 0 0 0 0 0 0 0 76
2 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0 0 0
4 0 0 0 0 0 0 0 0
5 0 0 0 0 0 5 0 2
6 1 1 0 0 0 1 0 0
7 0 0 0 0 0 0 0 0
8 55 0 5.848 824 261 0 3.654 39
9 0 0 0 0 0 0 0 0
10 4 2 0 8 12.905 0 0 693
11 793 19 10.051 607 57.102 13 28.089 264
12 754 23 328.655 17.276 142.005 116 55.487 824
13 40 6 1.984 130 10.338 5 21 253
14 82 6 1.331 174 2.375 0 31 2.768
15 0 2 218 3 363 0 338 5
16 0 119 1.650.993 73.696 2.158.076 0 0 6.055
17 0 15 191.106 88.780 400.467 0 0 695
18 10 84 44.127 97 114.104 2 2.681 6.306
19 0 0 8 2 34 1 26 0
20 1.326 50 1.140.161 9.537 162.734 26 141.347 996
21 212 8 1.893 777 4.635 2 8.852 529
22 247 90' 72.764 8.236 122.024 18 26.840 1.129
23 230 13 139.245 1.542 21.141 2 4.957 201
24 10 1 938 114 2.184 0 448 9
25 73 17 69.242 1.982 30.761 3 6.072 324
26 106 25 33.661 2.227 36.514 5 6.896 315
27 12 4 3.649 398 7.411 1 1.044 43
28 48 6 38.849 384 20.837 1 816 33
29 9 1 7.269 70 3.875 0 145 6
30 8 3 700 40 2.658 0 838 24
31 15 3 23.860 818 3.512 1 265 21
32 33 6 18.094 778 30.754 1 25.774 274
33 0 0 0 0 0 0 0 0
34 3 0 127 126 626 0 764 12
35 0 0 0 0 0 0 0 0
36 19 8 6.541 1.599 12.539 1 6.846 33
190 4.088 512 3.791.314 210.225 3.360.234 206 322.233 21.929
200 7.732 1.705 1.442.532 161.973 829.972 565 1.238.963 34.178
201 2.052 357 1.007.118 47.065 312.857 127 182.662 21.819
,202 4.612 604 2.647.187 234.079 851.416 406 337.015 13.219
203 8.66 104 137.184 31.485 134.767 46 65.468 3.329
204 315 66 215.325 7.627 108.424 23 1.243 2.375
205 0 0 0 0 0 0 0 0
209 7.845 1.131 4.006.814 320.256 1.407.463 602 586.388 40.742
210 19.665 3.348 9.240.660 692.454 5.597.669 1.373 2.147.584 96.849
lanjutan

Kode 22 23 24 25 26 27 28 29
1 3 0 0 0 0 0 0 0
2 0 230 0 0 10 0 0 0
3 1 7.952 0 0 56 0 0 0
4 2 3.040 0 0 149 0 0 0
5 1 186 0 0 13 0 0 0
6 0 8.821 0 0 332 0 0 0
7 0 1.118 0 0 125 0 0 0
8 0 0 0 0 0 0 0 0
9 9 9.866 1 2 1.263 164 199 3
10 31 9 0 4 0 0 0 5
11 3.077 2.966 113 1.162 3.639 601 727 137
12 488 925 179 178 1.270 460 557 98
13 1.291 378 49 177 2.983 707 855 49
14 40 455 1 11 11 0 0 0
15 2 2 4 1 91 11 14 2
16 0 0 0 0 0 0 0 0
17 0 0 0 0 0 0 0 0
18 75 1.254 40 7 326 80 97 35
19 2 3 0 2 4 1 2 1
20 13.273 15.429 478 916 12.103 1.512 1.829 653
21 876 1.429 527 719 1.135 819 1.410 1.121
22 1.542 13.909 207 1.122 7.3~0 1.111 1.344 129
23 13.252 790 156 1.939 2.376 268 324 299
24 215 630 2 28 637 63 76 4
25 1.586 2.462 44 545 1.257 263 319 40
26 428 3.481 53 301 4.489 2.156 2.608 36
27 96 539 8 80 2.287 1.944 2.352 7
28 632 2.810 54 3.359 32.297 5.980 7.234 649
29 118 523 10 630 10.690 1.122 1.357 122
30 640 326 17 132 1.383 157 189 203
31 958 129 33 269 981 42 51 16
32 5.461 2.016 35 448 . 1.403 594 718 206
33 0 0 0 0 0 o. 0 0
34 42 14 30 208 386 44 53 36
35 0 130 5 18 3 4 5 3
36 4.168 291 45 21.042 14 7 9 108
190 48.308 82.112 2.090 33.300 89.045 18.111 22.329 3.962
200 52.462 218.005 6.277 110.892 258.476 35.849 43.367 5.370
201 153.642 72.284 6.118 42.838 111.832 30.158 34.449 7.608
202 550.954 . 94.223 333 88.450 296.513 58.360 67.799 16.219
203 31.555 35.760 1.263 31.525 81.055 17.859 14.392 3.178
204 39.828 20.457 0 3.880 5.590 1.508 890 197
205 0 0 0 0 0 0 0 0
209 775.979 222.724 7.715 166.693 494.990 107.885 117.531 27.202
210 876.749 522.841 16.082 310.884 842.511 161.845 183.227 36.533
lanjutan

Kode 30 31 32 33 34 35 36 180
1 0 0 0 0 0 0 0 54.176
2 0 0 0 0 1 0 0 514
3 0 0 0 0 46 7 0 8.642
4 0 0 0 0 26 2 0 13.635
5 0 0 0 0 0 1 7 2.724
6 0 0 0 0 37 1 0 13.887
7 0 0 0 0 2 0 0 1.625
8 0 0 0 0 0 0 0 10.960
9 0 2 6 0 33 5 0 17.503
10 1 1 1 0 1 1 6 14.392
11 354 666 1.196 0 722 9 316 199.652
12 26 33 561 0 1.222 201 613 3.049.287
13 3 4 61 0 12 3 351 28.833
14 7 0 5 0 2 2 14 8.732
15 0 0 9 0 0 0 16 1.244
16 0 0 0 0 0 0 313 3.889.253
17 0 0 0 0 0 0 2 681.065
18 17 4 92 0 1 4 146 176.497
19 0 0 2 0 1 0 3 113
20 667 1.166 6.373 0 354 465 3.609 1.643.181
21 983 640 1.073 0 274 8 324 35.215
22 89 149 606 0 270 20 810 . 405.247
23 100 742 2.229 0 115 47 33 214.769
24 "12 12 83 0 3 0 4 11.330
25 27 165 427 0 40 4 136 145.099
26 149 38 185 0 69 5 203 135.677
27 4 6 26 0 11 1 30 25.954
28 22 6 182 0 13 1 58 118.894
29 4 1 34 0 2 0 11 26.826
30 287 80 346 0 13 5 9 12.238
31 50 446 578 0 9 6 1 34.812
32 141 353 1.046 0 47 - 30 428 101.191
33 0 0 0 0 0 0 0 0
34 17 33 42 0 19 4 12 4.069
35 6 0 12 0 6 102 0 296
36 38 178 900 0 41 13 74 58.415
190 3.005 4.726 16.077 0 3.394 949 7.529 11.145.950
200 3.307 6.838 21.267 0 1.989 979 14.717 5.136.819
201 4.264 12.956 15.366 62.845 9.942 1.011 19.547 2.683.052
202 6.699 19.165 76.678 0 1.559... 713 27.537 6.459.637
203 4.880 1.487 5.305 151 1.250 354 2.818 719.051
204 243 333 4.964 0 41 171 12 511.943
205 0 0 0 0 0 0 0 0
209 16.085 33.942 102.313 62.996 12.792 2.249 49.913 10.373.684
210 22.398 45.507 139.657 62.996 18.175 4.177 72.159 26.656.452
lanjutan

Kode 301 302 303 304 305 309 310 409


1 0 0 0 331 9.633 9.964 64.140 0
2 3.404 0 0 (15) 1.108 4.497 5.011 0
3 37.490 0 0 0 1.955 39.445 48.087 0
4 46.724 0 0 253 104.843 151.820 165.456 0
5 3.828 8 0 (665) 0 3.171 5.895 0
6 18.524 0 3.984 (5.005) 0 17.502 31.390 0
7 7.138 0 0 0 13 7.151 8.776 0
8 0 0 0 0 0 0 10.960 0
9 125.605 0 0 (7.773) 0 117.832 135.335 0
10 7.848 3 667 0 0 8.518 22.910 0
11 50.632 1.401 0 (17. 785) 0 34.248 233.900 0
12 128.873 1.339 0 34.263 1.526.398 1.690.873 4.740.160 0
13 35.573 84 0 3.839 759 40.256 69.089 0
14 10.399 61 473 0 0 10.933 19.665 0
15 535 4 1.615 (50) 0 2.104 3.348 0
16 0 0 0 12.327 5.339.080 5.351.407 9.240.660 0
17 0 0 0 1.915 9.474 11.389 692.454 0
18 35.554 320 180.625 44.259 5.160.413 5.421.172 5.597.669 0
19 1.232 2 50 (25) 0 1.260 1.373 0
20 503.293 1.110 0 0 0 504.403 2.147.584 0
21 0 1.403 60.230 0 0 61.634 96.849 0
22 118.210 538 58.690 0 294.065 471.503 876.749 0
23 302.226 5.416 0 0 430 308.071 522.841 0
24 2.033 65 264 0 2.390 4.752 16.082 0
25 108.277 906 7.679 0 48.924 165.786 310.884 0
26 35.887 1.209 14.621 0 655.117 706.834 842.511 0
27 6.131 697 2.202 0 126.861 135.891 161.845 0
28 6.018 179 1.652 0 56.485 64.334 183.227 0
29 1.355 49 293 0 8.010 9.707 36.533 0
30 7.957 181 0 0 2.022 10.160 22.398 0
31 4.754 240 0 0 5.701 10.695 45.507 0
32 33.301 516 0 0 4.648 38.466 139.657 0
33 21.469 34.002 0 0 7.525 62.996 62.996 0
34 11.256 2.075 0 0 774 14.105 18.175 0
35 3.493 388 0 0 0 3.881 4.177 0
36 13.102 642 0 0 0 13.744 72.159 0
190 1.692.122 52.838 333.045 65.868 13.366.630 15.510.503 26.656.452 0
200 3.962.556 60.456 1.070.203 (135.150) 0 4.958.064 10.094.883 10.094.883
201
202
203
204
205
209
210
lanjutan

Kode 509 600 700


1 0 64.140 64.140
2 0 5.011 5.011
3 0 48.087 48.087
4 0 165.456 165.456
5 0 5.895 5.895
6 0 31.390 31.390
7 0 8.776 8.776
8 0 10.960 10.960
9 0 135.335 135.335
10 0 22.910 22.910
11 0 233.900 233.900
12 0 4.740.160 4.740.160
13 0 69.089 69.089
14 0 19.665 19.665
15 0 3.348 3.348
16 0 9.240.660 9.240.660
17 0 692.454 692.454
18 0 5.597.669 5.597.669
19 0 1.373 1.373
20 0 2.147.584 2.147.584
21 0 96.849 96.849
22 •J 876.749 876.749
23 0 522.841 522.841
24 0 16.082 16.082
25 0 310.884 310.884
26 0 842.511 842.511
27 0 161.845 161.845
28 0 183.227 183.227
29 0 36.533 36.533
30 0 22.398 22.398
31 0 45.507 45.507
32 0 139.657 139.657
33 0 62.996 62.996
34 0 18.175 18.175
35 0 4.177 4.177
36 0 72.159 72.159
190 0 26.656.452 26.656.452
200 0 0 10.094.883
201
202
203
204
205
209
210
TABEL INPUT-OUTPUT CILEGON 2002
MATRIKS IDENTITAS (I-Ar 1

Kode Nama Sektor 1 2 3 4 5


Padi 1,0251 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001
2 Tanaman umbi-umbian 0,0000 1,0015 0,0000 0,0000 0,0000
3 Sayur-sayuran dan buah-buahan 0,0000 0,0000 1,0058 0,0000 0,0000
4 Tanaman bahan makanan lainnya 0,0000 0,0001 0,0001 1,0505 0,0000
5 Tanaman perkebunan 0,0005 0,0001 0,0001 0,0000 1,0016
6 Peternakan dan hasil-hasilnya 0,0006 0,0015 0,0022 0,0021 0,0002
7 Perikanan 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
8 Pertambangan dan penggalian 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
9 lndustri makanan dan minuman 0,0003 0,0001 0,0002 0,0002 0,0001
10 lndustri kayu lapis dan sejenisnya 0,0000 0,0000 0,0003 0,0000 0,0002
11 lndustri kertas, barang dari kertas 0,0022 0,0007 0,0018 0,0013 0,0025
12 lndustri kimia 0,2047 0,0517 0,1212 0,1056 0,1029
13 lndustri barang-barang dari plastik 0,0005 0,0001 0,0004 0,0002 0,0006
14 lndustri barang-barang dari mineral bukan 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0004
15 lndustri mesin listrik dan perlengkapannya 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
16 lndustri logam dasar besi dan baja 0,0012 0,0015 0,0019 0,0012 0,0041
17 lndustri logam dasar bukan besi 0,0002 0,0003 0,0004 0,0002 0,0007
18 lndustri barang dari logam, kecuali mesin ' 0,0023 0,0029 0,0038 0,0019 0,0063
19 lndustri lainnya 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
20 Listrik, gas dan air bersih 0,0063 0,0021 0,0041 0,0037 0,0088
21 Bangunan O,G009 0,0019 0,0011 0,0033 0,0131
22 Perdagangan 0,0113 0,0051 0,0099 0,0107 0,0079
23 Hotel dan Restoran 0,0013 0,0012 0,0009 0,0025 0,0013
24 Angkutan rei 0,0003 0,0001 0,0002 0,0002 0,0002
25 Angkutan jalan raya 0,0022 0,0012 0,0021 0,0021 0,0021
26 Angkutan laut 0,0031 0,0014 0,0026 0,0028 0,0021
27 Angkutan sungai, danau dan penyeberan£ 0,0005 0,0002 0,0004 0,0004 0,0003
28 Jasa pelayanan pelabuhan 0,0005 0,0003 0,0005 0,0005 0,0005
29 Jasa penunjang angkutan lainnya 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001
30 Komunikasi 0,0002 0,0001 0,0002 0,0001 0,0002
31 Bank dan lembaga keuangan lainnya 0,0018 0,0003 0,0001 0,0005 0,0015
32 Sewa bangunan dan jasa perusahaan 0,0011 0,0003 0,0005 0,0005 0,0008
33 Pemerintahan umum dan pertahanan 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
34 Jasa sosial dan kemasyarakatan 0,0001 0,0000 0,0001 0,0000 0,0001
35 Jasa hiburan dan rekreasi 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
36 Jasa perorangan dan rumah tangga 0,0009 0,0032 0,0005 0,0007 0,0038
lanjutan:

Kode 6 7 8 9 10 11 12 13
1 0,0120 0,0021 0,0000 0,3955 0,0001 0,0011 0,0011 0,0003
2 0,0005 0,0002 0,0000 0,0019 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
3 0,0004 0,0003 0,0000 0,0012 0,0001 0,0001 0,0002 0,0001
4 0,0055 0,0008 0,0000 0,0173 0,0000 0,0000 0,0002 0,0001
5 0,0001 0,0001 0,0000 0,0029 0,0001 0,0001 0,0008 0,0061
6 1,0072 0,0017 0,0000 0,0289 0,0001 0,0001 0,0004 0,0002
7 0,0001 1,0015 0,0000 0,0027 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
8 0,0001 0,0000 1,0009 0,0000 0,0000 0,0001 0,0002 0,0002
9 0,0113 0,0053 0,0001 1,0036 0,0002 0,0003 0,0025 0,0008
10 0,0005 0,0012 0,0001 0,0003 1,0151 0,0004 0,0001 0,0001
11 0,0032 0,0068 0,0033 0,0086 0,0038 1,2800 0,0215 0,0097
12 0,0411 0,1400 0,0245 0,0986 0,0979 0,1427 2,0749 0,5741
13 0,0007 0,0025 0,0002 0,0017 0,0010 0,0020 0,0036 1,0182
14 0,0001 0,0004 0,0003 0,0004 0,0003 0,0001 0,0007 0,0005
15 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0001
16 0,0009 0,0047 0,0016 0,0010 0,0014 0,0017 0,0016 0,0025
17 0,0002 0,0008 0,0003 0,0002 0,0003 0,0003 0,0003 0,0004
18 0,0013 0,0077 0,0018 0,0015 0,0023 0,0032 0,0029 0,0039
19 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0002
20 0,0330 0,0097 0,0036 0,0169 0,0194 0,0338 0,0590 0,0459
21 0,0035 0,0128 0,0092 0,0028 0,0039 0,0024 0,0030 0,0071
22 0,0121 0,0176 0,0034 0,0486 0,0160 0,0654 0,0571 0,0451
23 0,0009 0,0052 0,0024 0,0029 0,0036 0,0043 0,0117 0,0074
24 0,0001 0,0003 0,0001 0,0004 0,0004 0,0007 0,0026 0,0013
25 0,0021 0,0031 0,0036 0,0074 0,0033 0,0097 0,0120 0,0087
26 0,0031 0,0046 0,0023 0,0123 0,0053 0,0169 0,0168 0,0121
27 0,0005 0,0007 0,0003 0,0019 0,0008 0,0027 0,0025 0,0019
28 0,0006 0,0009 0,0006 0,0026 0,0018 0,0033 0,0029 0,0024
29 0,0001 0,0002 0,0001 0,0005 0,0004 0,0007 0,0006 0,0005
30 0,0007 0,0003 0,0001 0,0003 0,0003 0,0005 0,0019 0,0016
31 0,0002 0,0016 0,0027 0,0012 0,0008 0,0004 0,0012 0,0007
32 0,0010 0,0017 0,0064 0,0016 0,0026 0,0018 0,0066 0,0038
33 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
34 0,0001 0,0004 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0007 0,0003
35 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
36 0,0020 0,0012 0,0032 0,0035 0,0013 0,0047 0,0025 0,0048
lanjutan:

Kode 14 15 16 17 18 19 20 21
1 0,0002 0,0001 0,0002 0,0001 0,0002 0,0002 0,0001 0,0009
2 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
3 0,0002 0,0001 0,0003 0,0001 0,0002 0,0001 0,0001 0,0001
4 0,0001 0,0000 0,0001 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000
5 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0040 0,0000 0,0001
6 0,0003 0,0003 0,0004 0,0001 0,0002 0,0006 0,0001 0,0001
7 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
8 0,0030 0,0001 0,0011 0,0015 0,0007 0,0001 0,0018 0,0006
9 0,0004 0,0002 0,0005 0,0002 0,0004 0,0006 0,0001 0,0002
10 0,0003 0,0006 0,0000 0,0000 0,0024 0,0003 0,0000 0,0075
11 0,0544 0,0090 0,0061 0,0032 0,0175 0,0150 0,0189 0,0072
12 0,0918 0,0243 0,1022 0,0735 0,1044 0,1800 0,0602 0,0378
13 0,0024 0,0021 0,0006 0,0005 0,0024 0,0038 0,0002 0,0030
14 1,0045 0,0020 0,0003 0,0004 0,0006 0,0002 0,0002 0,0290
15 0,0000 1,0007 0,0001 0,0000 0,0001 0,0000 0,0002 0,0001
16 0,0017 0,0569 1,2245 0,1498 0,4931 0,0012 0,0013 0,1105
17 0,0003 0,0086 0,0296 1,1507 0,0957 0,0002 0,0002 0,0165
18 0,0017 0,0263 0,0065 0,0012 1,0237 0,0020 0,0018 0,0676
19 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 1,0005 0,0000 0,0000
20 0,0779 0,0267 0,1669 0,0399 0,1038 0,0266 1,0742 0,0324
21 0,0117 0,0029 0,0014 0,0018 0,0021 0,0023 0,0048 1,0063
22 0,0194 0,0299 0,0160 0,0178 0,0331 0,0196 0,0163 0,0168
23 0,0130 0,0058 0,0200 0,0057 0,0132 0,0029 0,0034 0,0051
24 0,0007 0,0005 0,0003 0,0003 0,0007 0,0006 0,0003 0,0002
25 0,0050 0,0061 0,0106 0,0051 0,0108 0,0037 0,0037 0,0052
26 0,0073 0,0086 0,0063 0,0051 O,Q105 0,0052 0,0043 0,0050
27 0,0010 0,0015 0,0009 0,0009 0,0020 0,0009 0,0007 0,0007
28 0,0033 0,0027 0,0061 0,0018 0,0071 0,0012 0,0008 0,0016
29 0,0006 0,0005 0,0012 0,0004 0,0014 0,0003 0,0002 0,0003
30 0,0006 0,0009 0,0003 0,0002 0,0008 0,0005 0,0005 0,0004
31 0,0009 0,0011 0,0034 0,0019 0,0022 0,0006 0,0003 0,0007
32 0,0032 0,0028 0,0051 0,0025 0,0087 0,0017 0,0134 0,0042
33 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
34 0,0002 0,0001 0,0001 0,0003 0,0002 0,0002 0,0004 0,0002
35 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
36 0,0019 0,0031 0,0024 0,0034 0,0043 0,0016 0,0039 0,0013
lanjutan:

Kode 22 23 24 25 26 27 28 29
1 0,0001 0,0077 0,0002 0,0001 0,0007 0,0005 0,0005 0,0001
2 0,0000 0,0005 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
3 0,0002 0,0154 0,0002 0,0001 0,0001 0,0000 0,0000 0,0001
4 0,0001 0,0065 0,0001 0,0000 0,0002 0,0000 0,0000 0,0001
5 0,0000 0,0004 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
6 0,0003 0,0176 0,0002 0,0001 0,0005 0,0001 0,0001 0,0002
7 0,0000 0,0022 0,0000 0,0000 0,0002 0,0000 0,0000 0,0000
8 0,0000 0,0001 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001
9 0,0003 0,0192 0,0003 0,0002 0,0016 0,0012 0,0012 0,0003
10 0,0000 0,0001 0,0003 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0004
11 0,0051 0,0086 0,0106 0,0056 0,0064 0,0057 0,0061 0,0060
12 0,0039 0,0129 0,0299 0,0044 0,0078 0,0107 0,0116 0,0100
13 0,0016 0,0010 0,0034 0,0010 0,0039 0,0048 0,0052 0,0016
14 0,0001 0,0010 0,0011 0,0001 0,0001 0,0002 0,0003 0,0009
15 0,0000 0,0000 0,0002 0,0000 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001
16 0,0003 0,0017 0,0050 0,0008 0,0005 0,0010 0,0013 0,0040
17 0,0000 0,0003 0,0008 0,0001 0,0001 0,0002 0,0002 0,0006
18 0,0003 0,0029 0,0049 0,0004 0,0007 0,0010 0,0012 0,0032
19 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
20 0,0178 0,0345 0,0354 0,0079 0,0174 O,Q122 0,0131 0,0220
~1 0,0013 0,0034 0,0335 0,0029 0,0024 0,0059 0,0087 0,0316
22 1,0030 0,0294 O,Q157 0,0053 0,0103 0,0085 0,0091 0,0054
23 0,0154 1,0024 0,0106 0,0065 0,0034 0,0022 0,0024 0,0088
24 0,0003 0,0013 1,0002 0,0001 0,0008 0,0005 0,0005 0,0002
25 0,0021 0,0053 0,0034 1,0021 0,0018 0,0020 0,0021 0,0016
26 0,0008 0,0075 0,0042 0,0016 1,0063 0,0144 0,0154 0,0018
27 0,0002 0,0013 0,0007 0,0005 0,0033 1,0128 O,Q136 0,0005
28 0,0009 0,0062 0,0039 0,0115 0,0406 0,0398 1,0425 0,0188
29 0,0002 0,0012 0,0008 0,0022 O,Q132 0,0075 0,0081 1,0035
30 0,0008 0,0007 0,0012 0,0005 0,0018 0,0011 0,0012 0,0057
31 0,0012 0,0004 0,0022 0,0009 0,0012 0,0003 • 0,0004 0,0005
32 0,0066 0,0047 0,0031 0,0021 0,0023 0,0043 0,0046 0,0063
33 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
34 0,0001 0,0001 0,0019 0,0007 0,0005 0,0003 0,0003 0,0010
35 0,0000 0,0003 0,0003 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001
36 0,0051 0,0013 0,0033 0,0680 0,0004 0,0004 0,0004 0,0033
lanjutan :

Kode 30 31 32 33 34 35 36
0,0001 0,0002 0,0002 0,0000 0,0009 0,0007 0,0000
2 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0001 0,0000
3 0,0001 0,0003 0,0003 0,0000 0,0027 0,0020 0,0000
4 0,0000 0,0001 0,0001 0,0000 0,0016 0,0006 0,0000
5 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0002 0,0001
6 0,0001 0,0003 0,0003 0,0000 0,0023 0,0005 0,0000
7 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0001 0,0000
8 0,0001 0,0001 0,0001 0,0000 0,0001 0,0002 0,0001
9 0,0001 0,0004 0,0004 0,0000 0,0022 0,0017 0,0001
10 0,0004 0,0001 0,0001 0,0000 0,0002 0,0003 0,0001
11 0,0218 0,0199 0,0125 0,0000 0,0531 0,0066 0,0071
12 0,0089 0,0064 0,0136 0,0000 0,1486 0,1113 0,0252
13 0,0004 0,0002 0,0006 0,0000 0,0011 0,0010 0,0051
14 0,0016 0,0004 0,0003 0,0000 0,0006 0,0005 0,0003
15 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0002
16 0,0054 0,0018 0,0014 0,0000 0,0020 0,0010 0,0069
17 0,0008 0,0003 0,0002 0,0000 0,0003 0,0002 0,0004
18 0,0040 0,0012 0,0014 0,0000 0,0015 0,0016 0,0026
19 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
20 0,0355 0,0302 0,0516 0,0000 0,0279 0,1271 0,0564
21 0,0451 0,0147 '0,0084 0,0000 0,0157 0,0029 0,0049
22 0,0068 0,0056 0,0068 0,0000 0,0225 0,0103 0,0134
23 0,0052 0,0170 0,0166 0,0000 0,0078 0,0128 0,0012
24 0,0006 0,0003 0,0007 0,0000 0,0004 0,0003 0,0001
25 0,0019 0,0041 0,0036 0,0000 0,0037 0,0022 0,0024
26 0,0075 0,0015 0,0020 0,0000 0,0059 0,0028 0,0035
27 0,0004 0,0002 0,0003 0,0000 0,0009 0,0004 0,0005
28 0,0015 0,0004 0,0017 0,0000 0,0014 0,0006 0,0012
29 0,0003 0,0001 0,0003 0,0000 0,0003 0,0001 0,0002
30 1,0131 0,0019 0,0026 0,0000 0,0009 0,0014 0,0002
31 0,0024 1,0100 0,0043 0,0000 0,0007 0,0017 0,0001
32 0,0072 0,0085 1,0085 0,0000 0,0037 0,0095 0,0069
33 0,0000 0,0000 0,0000 1,0000 0,0000 0,0000 0,0000
34 0,0008 0,0008 0,0003 0,0000 1,0011 0,0012 0,0002
35 0,0003 0,0000 0,0001 0,0000 0,0004 1,0250 0,0000
36 0,0021 0,0045 0,0070 0,0000 0,0030 0,0041 1,0015
TABEL INPUT-OUTPUT CILEGON 2002 lCLOSE 110
TRANSAKSI DOMESTIK ATAS DASAR HARGA PRODUSEN

Kode Nama Sektor 1 2 3 4 5


1 Padi 1.565 0 0 0 0
2 Tanaman umbi-umbian 0 8 0 0 0
3 Sayur-sayuran dan buah-buahan 0 0 275 0 0
4 Tanaman bahan makanan lainnya 0 1 4 7.947 0
5 Tanaman perkebunan 25 0 1 0 9
6 Peternakan dan hasil-hasilnya 32 7 103 322 1
7 Perikanan 0 0 0 0 0
8 Pertambangan dan penggalian 0 0 0 0 0
9 lndustri makanan dan minuman 0 0 0 0 0
10 lndustri kayu lapis dan sejenisnya 0 0 13 0 1
11 lndustri kertas, barang dari kertas 0 0 15 4 5
12 lndustri kimia 6.160 123 2.777 7.979 287
13 lndustri barang-barang dari plastik 6 0 7 1 2
14 lndustri barang-barang dari mineral bukan 0 0 0 0 0
15 lndustri mesin listrik dan perlengkapannya 0 0 0 0 0
16 lndustri logam dasar besi dan baja 0 0 0 0 0
17 lndustri logam dasar bukan besi 0 0 0 0 0
18 lndustri barang dari logam, kecuali mesin ' 119 13 167 240 30
19 lndustri lainnya 0 0 0 0 0
20 Listrik, gas dan air bersih 0 0 0 7 25
21 Bangunan 34 9 41 486 75
22 Perdagangan 344 17 304 1.198 26
'
23 Hotel dan Restoran 0 4 4 268 3
24 Angkutan rei 2 0 1 5 0
25 Angkutan jalan raya 58 4 64 221 8
26 Angkutan laut 86 4 76 298 7
27 Angkutan sungai, danau dan penyeberan£ 13 1 11 45 1
28 Jasa pelayanan pelabuhan 10 0 9 34 1
29 Jasa penunjang angkutan lainnya 2 0 2 6 0
30 Komunikasi 0 0 2 0 0
31 Bank dan lembaga keuangan lainnya 105 1 2 64 8
32 Sewa bangunan dan jasa perusahaan 22 0 0 9 1
33 Pemerintahan umum dan pertahanan 0 0 0 0 0
34 Jasa sosial dan kemasyarakatan 0 0 3 0 0
35 Jasa hiburan dan rekreasi 0 0 0 0 0
36 Jasa perorangan dan rumah tangga 32 15 8 65 20
201 Upah dan gaji 9.956 755 5.474 28.632 1.620
190 JUMLAH INPUT ANTARA 18.570 964 9.363 47.832 2.132
200 lmpor 1.685 140 1.476 1.907 368
202 Surplus usaha 42.478 3.837 36.610 112.272 3.114
203 Penyusutan 846 21 274 1.678 226
204 Pajak tak langsung 561 48 364 1.766 56
205 Subsidi 0 0 0 0 0
209 NILAI TAMBAH BRUTO 43.884 3.906 37.248 115.716 3.396
210 JUMLAH INPUT 64.140 5.011 48.087 165.456 5.895
lampiran:

Kode 6 7 8 9 10 11 12 13
1 231 0 0 52.001 0 169 130 0
2 15 1 0 248 0 0 0 0
3 12 2 0 157 0 0 134 0
4 158 6 0 2.204 0 0 96 0
5 3 0 0 360 2 0 1.715 396
6 214 12 0 3.826 0 0 175 0
7 1 13 0 362 0 0 5 0
8 0 0 10 1 0 6 259 3
9 349 44 0 415 1 14 5.128 0
10 14 10 0 29 341 69 241 2
11 49 33 23 720 40 50.805 35.183 150
12 529 574 123 861 1.041 12.277 2.445.922 18.683
13 17 19 1 176 18 269 7.457 1.161
14 1 0 0 38 3 1 1.366 6
15 0 1 0 1 0 1 156 2
16 0 0 0 0 0 0 0 0
17 0 0 0 0 0 0 0 0
18 28 56 12 37 42 492 5.497 174
19 0 0 0 0 0 0 5 15
20 903 31 17 1.433 328 4.716 118.951 1.765
21 97 108 98 268 80 326 4.946 400
22 301 110 24 5.702 285 11.065 123.965 1.91£·
23 9 34 21 191 61 414 23.521 237
24 ~ 2 0 1 32 5 78 5.692 35
25 49 18 37 830 59 1.564 26.052 346
26 75 27 22 1.423 96 2.812 36.319 482
27 11 4 3 216 15 443 5.164 73
28 10 3 4 214 30 380 3.858 72
29 2 1 1 38 6 68 689 13
30 19 1 1 14 4 53 4.023 65
31 5 12 28 46 16 31 2.408 21
32 10 8 67 81 43 85 12.135 90
33 0 0 0 0 0 0 0 0
34 2 3 1 4 1 7 1.444 5
35 0 0 1 1 0 0 0 0
36 51 7 31 316 19 647 2.455 235
201 4.658 1.122 439 13.968 2.247 11.886 439.306 4.,071
190 7.823 2.260 966 86.216 4.783 98.679 3.314.398 30.421
200 6.255 2.195 1.996 26.873 12.054 23.747 537.496 23.210
202 16.414 3.789 7.549 16.535 5.126 106.033 700.735 11.407
203 526 275 433 2.407 846 4.765 98.178 2.494
204 372 257 17 3.305 101 676 89.353 1.557
205 0 0 0 0 0 0 0 0
209 17.311 4.320 7.999 22.247 6.073 111.474 888.266 15.459
210 31.390 8.776 10.960 135.335 22.910 233.900 4.740.160 69.089
lampiran:

Kode 14 15 16 17 18 19 20 21
1 0 0 0 0 0 0 0 76
2 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0 0 0
4 0 0 0 0 0 0 0 0
5 0 0 0 0 0 5 0 2
6 1 1 0 0 0 1 0 0
7 0 0 0 0 0 0 0 0
8 55 0 5.848 824 261 0 3.654 39
9 0 0 0 0 0 0 0 0
10 4 2 0 8 12.905 0 0 693
11 793 19 10.051 607 57.102 13 28.089 264
12 754 23 328.655 17.276 142.005 116 55.487 824
13 40 6 1.984 130 10.338 5 21 253
14 82 6 1.331 174 2.375 0 31 2.768
15 0 2 218 3 363 0 338 5
16 0 119 1.650.993 73.696 2.158.076 0 0 6.055
17 0 15 191.106 88.780 400.467 0 0 695
18 10 84 44.127 97 114.104 2 2.681 6.306
19 0 0 8 2 34 1 26 0
20 1.326 50 1.140.161 9.537 162.734 26 141.347 996
21 212 8 1.893 777 4.635 2 8.852 529
22 247 90 72.764 8.236 122.024 18 26.840 1.129
23 230 13 139.245 1.542 21.141 2 4.957 201
24 10 1 938 114 2.184 0 448 9
25 73 17 69.242 1.982 30.761 3 6.072 324
26 106 25 33.661 2.227 36.514 5 6.896 315
27 12 4 3.649 398 7.411 1 1.044 43
28 48 6 38.849 384 20.837 1 816 33
29 9 1 7.269 70 3.875 0 145 6
30 8 3 700 40 2.658 0 838 24
31 15 3 23.860 818 3.512 1 265 21
32 33 6 18.094 778 30.754 1 25.774 274
33 0 0 0 0 0 0 0 0
34 3 0 127 126 626 0 764 12
35 0 0 0 0 0 0 0 0
36 19 8 6.541 1.599 12.539 1 6.846 33
201 2.052 357 1.007.118 47.065 312.857 127 182.662 21.819
190 6.140 870 4.798.431 257.290 3.673.091 333 504.895 43.748
200 7.732 1.705 1.442.532 161.973 829.972 565 1.238.963 34.178
202 4.612 604 2.647.187 234.079 851.416 406 337.015 13.219
203 866 104 137.184 31.485 134.767 46 65.468 3.329
204 315 66 215.325 7.627 108.424 23 1.243 2.375
205 0 0 0 0 0 0 0 0
209 5.793 773 2.999.696 273.191 1.094.606 475 403.726 18.923
210 19.665 3.348 9.240.660 692.454 5.597.669 1.373 2.147.584 96.849
lampiran:

Kode 22 23 24 25 26 27 28 29
1 3 0 0 0 0 0 0 0
2 0 230 0 0 10 0 0 0
3 1 7.952 0 0 56 0 0 0
4 2 3.040 0 0 149 0 0 0
5 1 186 0 0 13 0 0 0
6 0 8.821 0 0 332 0 0 0
7 0 1.118 0 0 125 0 0 0
8 0 0 0 0 0 0 0 0
9 9 9.866 1 2 1.263 164 199 3
10 31 9 0 4 0 0 0 5
11 3.077 2.966 113 1.162 3.639 601 727 137
12 488 925 179 178 1.270 460 557 98
13 1.291 378 49 177 2.983 707 855 49
14 40 455 1 11 11 0 0 0
15 2 2 4 1 91 11 14 2
16 0 0 0 0 0 0 0 0
17 0 0 0 0 0 0 0 0
18 75 1.254 40 7 326 80 97 35
19 2 3 0 2 4 1 2 1
20 13.273 15.429 478 916 12.103 1.512 1.829 653
21 876 1.429 527 719 1.135 819 1.410 1.121
22 1.542 ' 13.909 207 1.122 7.330 1.111 1.344 129
23 13.252 790 156 1.939 2.376 268 324 299
24 215 630 2 28 637 63 76 4
25 1.586 2.462 44 545 1.257 263 319 40
26 428 3.481 53 301 4.489 2.156 2.608 36
27 96 539 8 80 2.287 1.944 2.352 7
28 632 2.810 54 3.359 32.297 5.980 7.234 649
29 118 523 10 630 10.690 1.122 1.357 122
30 640 326 17 132 1.383 157 189 203
31 958 129 33 269 981 42 51 16
32 5.461 2.016 35 -448 1.403 594 718 206
33 0 0 0 0 0 0 0 0
34 42 14 30 208 386 44 53 36
35 0 130 5 18 3 4 5 3
36 4.168 291 45 21.042 14 7 9 108
201 153.642 72.284 6.118 42.838 111.832 30.158 34.449 7.608
190 201.949 154.396 8.209 76.138 200.877 48.269 56.779 11.569
200 52.462 218.005 6.277 110.892 258.476 35.849 43.367 5.370
202 550.954 94.223 333 88.450 296.513 58.360 67.799 16.219
203 31.555 35.760 1.263 31.525 81.055 17.859 14.392 3.178
204 39.828 20.457 0 3.880 5.590 1.508 890 197
205 0 0 0 0 0 0 0 0
209 622.338 150.440 1.596 123.855 383.157 77.727 83.082 19.594 J
210 876.749 522.841 16.082 310.884 842.511 161.845 183.227 36.533
lampiran:

Kode 30 31 32 33 34 35 36 301
1 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 1 0 0 3.404
3 0 0 0 0 46 7 0 37.490
4 0 0 0 0 26 2 0 46.724
5 0 0 0 0 0 1 7 3.828
6 0 0 0 0 37 1 0 18.524
7 0 0 0 0 2 0 0 7.138
8 0 0 0 0 0 0 0 0
9 0 2 6 0 33 5 0 125.605
10 1 1 1 0 1 1 6 7.848
11 354 666 1.196 0 722 9 316 50.632
12 26 33 561 0 1.222 201 613 128.873
13 3 4 61 0 12 3 351 35.573
14 7 0 5 0 2 2 14 10.399
15 0 0 9 0 0 0 16 535
16 0 0 0 0 0 0 313 0
17 0 0 0 0 0 0 2 0
18 17 4 92 0 1 4 146 35.554
19 0 0 2 0 1 0 3 1.232
20 667 1.166 6.373 0 354 465 3.609 503.293
21 983 640 1.073 0 274 8 324 0
22 69 149 606 o. 270 20 810 118.210
23 100 742 2.229 0 115 47 33 302.226
24 12 12 83 0 3 0 4 2.033
25 27 165 427 0 40 4 136 108.277
26 149 38 185 0 69 5 203 35.887
27 4 6 26 0 11 1 30 6.131
28 22 6 182 0 13 1 58 6.018
29 4 1 34 0 2 0 11 1.355
30 287 80 346 0 13 5 9 7.957
31 50 446 578 0 9 6 1 4.754
32 141 353' 1.046 0 47 30 428 33.301
33 0 0 0 0 0 0 0 21.469
34 17 33 42 0 19 4 12 11.256
35 6 0 12 0 6 102 0 3.493
36 38 178 900 0 41 13 74 13.102
201 4.264 12.956 15.366 62.845 9.942 1.011 19.547 0
190 7.269 17.682 31.443 62.845 13.336 1.960 27.075 1.692.122
200 3.307 6.838 21.267 0 1.989 979 14.717 990.930
202 6.699 19.165 76.678 0 1.559 713 27.537 0
203 4.880 1.487 5.305 151 1.250 354 2.818 0
204 243 333 4.964 0 41 171 12 0
205 0 0 0 0 0 0 0 0
209 11.822 20.986 86.947 151 2.850 1.238 30.367 0
210 22.398 45.507 139.657 62.996 18.175 4.177 72.159 2.683.052
lampiran:

Kode 180 302 303 304 305 309 310


1 54.176 0 0 331 9.633 9.964 64.140
2 3.917 0 0 (15) 1.108 1.093 5.011
3 46.131 0 0 0 1.955 1.955 48.087
4 60.359 0 0 253 104.843 105.096 165.456
5 6.553 8 0 (665) 0 (657) 5.895
6 32.411 0 3.984 (5.005) 0 (1.022) 31.390
7 8.763 0 0 0 13 13 8.776
8 10.960 0 0 0 0 0 10.960
9 143.109 0 0 (7.773) 0 (7.773) 135.335
10 22.241 3 667 0 0 669 22.910
11 250.284 1.401 0 (17.785) 0 (16.384) 233.900
12 3.178.161 1.339 0 34.263 1.526.398 1.562.000 4.740.160
13 64.407 84 0 3.839 759 4.682 69.089
14 19.132 61 473 0 0 534 19.665
15 1.780 4 1.615 (50) 0 1.569 3.348
16 3.889.253 0 0 12.327 5.339.080 5.351.407 9.240.660
17 681.065 0 0 1.915 9.474 11.389 692.454
18 212.051 320 180.625 44.259 5.160.413 5.385.618 5.597.669
19 1.346 2 50 (25) 0 27 1.373
20 2.146.475 1.110 0 0 0 1.110 2.147.584
21 35.215 1.403 60.230 0 0 61.634 96.849
22 523.457 538 58.690 0 294.065 353.293 '876.749
23 516.995 5.416 0 0 430 5.846 522.841
24 13.363 65 264 0 2.390 2.719 16.082
25 253.376 906 7.679 0 48.924 57.509 310.884
26 171.564 1.209 14.621 0 655.117 670.947 842.511
27 32.085 697 2.202 0 126.861 129.760 161.845
28 124.911 179 1.652 0 56.485 58.316 183.227
29 28.181 49 293 0 8.010 8.353 36.533
30 20.195 181 0 0 2.022 2.203 22.398
31 39.566 240 0 0 5.701 5.940 45.507
32 134.492 516 0 0 4.648 5.165 139.657
33 21.469 34.002 0 0 7.525 41.527 62.996
34 15.326 2.075 0 0 774 2.849 18.175
35 3.788 388 0 0 0 388 4.177
36 71.517 642 0 0 0 642 72.159
201 2.683.052 0 0 0 0 0 2.683.052
190 15.521.124 52.838 333.045 65.868 13.366.630 13.818.381 29.339.505
200 6.127.749 60.456 1.070.203 (135.150) 0 4.958.064 10.094.883
202 6.459.637
203 719.051
204 511.943
205 0
209 7.690.631
210 29.339.505
lampiran:

Kode 409 509 600 700


1 0 0 64.140 64.140
2 0 0 5.011 5.011
3 0 0 48.087 48.087
4 0 0 165.456 165.456
5 0 0 5.895 5.895
6 0 0 31.390 31.390
7 0 0 8.776 8.776
8 0 0 10.960 10.960
9 0 0 135.335 135.335
10 0 0 22.910 22.910
11 0 0 233.900 233.900
12 0 0 4.740.160 4.740.160
13 0 0 69.089 69.089
14 0 0 19.665 19.665
15 0 0 3.348 3.348
16 0 0 9.240.660 9.240.660
17 0 0 692.454 692.454
18 0 0 5.597.669 5.597.669
19 0 0 1.373 1.373
20 0 0 2.147.584 2.147.584
21 0 0 96.849 96.849
22 0 0 876.749 876.749
23 0 0 522.841 522.841
24 0 0 16.082 16.082
25 0 0 310.884 310.884
26 0 0 842.511 842.511
27 0 0 161.845 161.845
28 0 0 183.227 183.227
29 0 0 36.533 36.533
30 0 0 22.398 22.398
31 0 0 45.507 45.507
32 0 0 139.657 139.657
33 0 0 62.996 62.996
34 0 0 18.175 18.175
35 0 0 4.177 4.177
36 0 0 72.159 72.159
201 0 0 2.683.052 2.683.052
190 0 0 29.339.505 29.339.505
200 10.094.883 0 0 10.094.883
202
203
204
205
209
210
TABEL INPUT-OUTPU T CILEGON 2002 !cLOSE Ito I
MATRIKS INVERS/MULTIPLIER (I-A)"1

Kode Nama Sektor 1 2 3 4 5


1 Padi 1,0291 0,0036 0,0030 0,0044 0,0065
2 Tanaman umbi-umbian 0,0003 1,0018 0,0002 0,0003 0,0005
3 Sayur-sayuran dan buah-buahan 0,0033 0,0029 1,0081 0,0035 0,0052
4 Tanaman bahan makanan lainnya 0,0041 0,0037 0,0030 1,0549 0,0066
5 Tanaman perkebunan 0,0008 0,0004 0,0003 0,0004 1,0021
6 Peternakan dan hasil-hasilnya 0,0027 0,0034 0,0037 0,0044 0,0036
7 Perikanan 0,0006 0,0005 0,0004 0,0007 0,0010
8 Pertambangan dan penggalian 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0002
9 lndustri makanan dan minuman 0,0104 0,0089 0,0074 0,0111 0,0164
10 lndustri kayu lapis dan sejenisnya 0,0007 0,0006 0,0008 0,0007 0,0012
11 lndustri kertas, barang dari kertas 0,0088 0,0063 0,0064 0,0083 0,0129
12 lndustri kimia 0,2325 0,0758 0,1410 0,1354 0,1473
13 lndustri barang-barang dari plastik 0,0034 0,0027 0,0025 0,0034 0,0053
14 lndustri barang-barang dari mineral bukan 0,0009 0,0008 0,0007 0,0010 0,0018
15 lndustri mesin listrik dan perlengkapannya 0,0001 0,0000 0,0000 0,0001 0,0001
16 lndustri logam dasar besi dan baja 0,0027 0,0029 0,0030 0,0028 0,0065
17 lndustri logam dasar bukan besi 0,0005 0,0005 0,0006 0,0005 0,0012
18 lndustri barang dari logam, kecuali mesin • 0,0053 0,0055 0,0060 0,0052 0,0112
19 lndustri lainnya 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0002
20 Listrik, gas dan air bersih 0,0505 0,0405 0,0355 0,0510 0,0794
21 Bangunan 0,0014 0,0023 0,0015 0,0039 0,0139
22 Perdagangan 0,0234 0,0157 0,0186 0,0238 0,0273
23 Hotel dan Restoran 0,0251 0,0219 0,0179 0,0280 0,0394
24 Angkutan rei 0,0005 0,0003 0,0004 0,0004 0,0006
25 Angkutan jalan raya 0,0111 0,0090 0,0084 0,0116 0,0164
26 Angkutan laut 0,0067 0,0045 0,0052 0,0067 0,0079
27 Angkutan sungai, danau dan penyeberan£ 0,0011 0,0008 0,0008 0,0011 0,0013
28 Jasa pelayanan pelabuhan 0,0015 0,0011 0,0012 0,0016 0,0021
29 Jasa penunjang angkutan lainnya 0,0003 0,0002 0,0003 0,0003 0,0005
30 Komunikasi 0,0009 0,0007 0,0007 0,0009 0,0013
31 Bank dan lembaga keuangan lainnya 0,0023 0,0007 0,0005 0,0010 0,0023
32 Sewa bangunan dan jasa perusahaan 0,0045 0,0032 0,0029 0,0042 0,0063
33 Pemerintahan umum dan pertahanan 0,0016 0,0014 0,0012 0,0018 0,0026
34 Jasa sosial dan kemasyarakatan 0,0010 0,0008 0,0007 0,0010 0,0015
35 Jasa hiburan dan rekreasi 0,0003 0,0002 0,0002 0,0003 0,0005
36 Jasa perorangan dan rumah tangga 0,0028 0,0049 0,0018 0,0028 0,0069
201 Upah dan gaji 0,2054 0,1785 0,1458 0,2202 0,3283
lanjutan :

Kode 6 7 8 9 10 11 12 13
1 0,0157 0,0055 0,0011 0,3999 0,0027 0,0033 0,0059 0,0033
2 0,0008 0,0004 0,0001 0,0022 0,0002 0,0002 0,0004 0,0002
3 0,0034 0,0031 0,0009 0,0048 0,0022 0,0019 0,0042 0,0026
4 0,0092 0,0043 0,0011 0,0218 0,0027 0,0023 0,0051 0,0031
5 0,0005 0,0004 0,0001 0,0033 0,0003 0,0003 0,0012 0,0063
6 1,0092 0,0035 0,0006 0,0312 0,0015 0,0013 0,0029 0,0018
7 0,0006 1,0020 0,0002 0,0034 0,0004 0,0004 0,0008 0,0005
8 0,0001 0,0001 1,0010 0,0001 0,0001 0,0001 0,0003 0,0002
9 0,0205 0,0138 0,0028 1,0147 0,0068 0,0060 0,0147 0,0084
10 0,0011 0,0018 0,0003 0,0010 1,0156 0,0008 0,0009 0,0006
11 0,0091 0,0123 0,0051 0,0158 0,0080 1,2837 0,0294 0,0146
12 0,0662 0,1633 0,0320 0,1289 0,1158 0,1581 2,1083 0,5949
13 0,0033 0,0050 0,0010 0,0049 0,0029 0,0036 0,0071 1,0204
14 0,0009 0,0012 0,0005 0,0013 0,0008 0,0006 0,0017 0,0011
15 0,0001 0,0001 0,0000 0,0001 0,0001 0,0000 0,0001 0,0001
16 0,0023 0,0060 0,0020 0,0026 0,0024 0,0026 0,0034 0,0036
17 0,0004 0,0011 0,0003 0,0005 0,0004 0,0005 0,0006 0,0007
18 0,0041 0,0102 0,0027 0,0048 0,0043 0,0049 0,0065 0,0062
19 0,0001 0,0001 0,0000 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0003
20 0,0729 0,0468 0,0156 0,0650 0,0478 0,0583 0,1121 0,0789
21 0,0040 0,0132 0,0094 0,0034 0,0043 0,0027 0,0036 0,0075
22 0,0231 0,0278 0,0087 0,0618 0,0238 0,0721 0,0717 0,0542
23 0,0224 0,0252 0,0088 0,0289 0,0190 0,0174 0,0404 0,0252
24 0,0003 0,0005 0,0002 0,0007 0,0005 0,0008 0,0029 0,0014
25 0,0101 0,0106 0,0060 0,0172 0,0091 0,0146 0,0228 0,0154
26 0,0064 0,0076 0,0033 0,0163 0,0076 0,0189 0,0211 0,0148
27 0,0010 0,0012 0,0005 0,0026 0,0012 0,0031 0,0032 0,0023
28 0,0015 0,0017 0,0009 0,0037 0,0025 0,0039 0,0041 0,0032
29 0,0003 0,0004 0,0002 0,0008 0,0005 0,0008 0,0009 0,0007
30 0,0013 0,0009 0,0003 0,0011 0,0008 0,0009 0,0028 0,0021
31 0,0007 0,0019 0,0028 0,0017 0,0011 0,0006 0,0018 0,0011
32 0,0041 0,0045 0,0073 0,0054 0,0048 0,0037 O,Q108 0,0064
33 0,0015 0,0014 0,0004 0,0018 0,0011 0,0009 0,0020 0,0012
34 0,0009 0,0012 0,0003 0,0011 0,0007 0,0006 0,0018 0,0010
35 0,0003 0,0002 0,0002 0,0003 0,0002 0,0002 0,0003 0,0002
36 0,0038 0,0029 0,0037 0,0056 0,0025 0,0058 0,0048 0,0063
201 0,1852 0,1726 0,0556 0,2238 0,1320 0,1134 0,2467 0,1534
lanjutan:

Kode 14 15 16 17 18 19 20 21
1 0,0032 0,0030 0,0040 0,0026 0,0035 0,0029 0,0024 0,0066
2 0,0002 0,0002 0,0003 0,0002 0,0003 0,0002 0,0002 0,0004
3 0,0026 0,0024 0,0034 0,0021 0,0029 0,0022 0,0020 0,0047
4 0,0031 0,0030 0,0040 0,0026 0,0035 0,0027 0,0024 0,0059
5 0,0003 0,0003 0,0004 0,0003 0,0004 0,0042 0,0002 0,0006
6 0,0019 0,0018 0,0024 0,0014 0,0020 0,0020 0,0013 0,0031
7 0,0005 0,0005 0,0006 0,0004 0,0006 0,0004 0,0004 0,0009
8 0,0030 0,0002 0,0012 0,0016 0,0007 0,0001 0,0019 0,0008
9 0,0079 0,0075 0,0100 0,0065 0,0089 0,0073 0,0061 0,0146
10 0,0008 0,0011 0,0006 0,0004 0,0030 0,0007 0,0004 0,0084
11 0,0592 0,0137 0,0122 0,0072 0,0230 0,0193 0,0228 0,0165
12 0,1123 0,0443 0,1283 0,0907 0,1277 0,1984 0,0765 0,0774
13 0,0046 0,0042 0,0033 0,0023 0,0049 0,0058 0,0019 0,0072
14 1,0052 0,0027 0,0011 0,0009 0,0014 0,0008 0,0007 0,0302
15 0,0001 1,0008 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0002 0,0001
16 0,0028 0,0580 1,2260 0,1508 0,4944 0,0022 0,0022 0,1126
17 0,0005 0,0088 0,0299 1,1509 0,0960 0,0004 0,0004 0,0169
18 0,0039 0,0285 0,0093 0,0031 1,0263 0,0041 0,0036 0,0719
19 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 1,0006 0,0001 0,0001
20 0,1105 0,0585 0,2084 0,0672 0,1408 0,0558 1,1000 0,0952
21 0,0121 0,0033 0,0019 0,0021 0,0025 0,0027 0,0051 1,0070
22 0,0284 0,0387 0,0274 0,0254 0,0432 <:,0276 0,0234 0,0341
23 0,0306 0,0230 0,0423 0,0204 0,0331 0,0187 0,0173 0,0390
24 0,0009 0,0007 0,0006 0,0005 0,0009 0,0007 0,0005 0,0006
25 0,0116 0,0125 0,0190 0,0106 0,0183 0,0096 0,0089 0,0179
26 0,0100 0,0112 0,0097 0,0074 0,0135 0,0076 0,0064 0,0101
27 0,0014 0,0019 0,0014 0,0013 0,0025 0,0013 0,0010 0,0016
28 0,0040 0,0034 0,0071 0,0024 0,0079 0,0019 0,0014 0,0030
29 0,0008 0,0007 0,0014 0,0005 0,0016 0,0004 0,0003 0,0006
30 0,0011 0,0014 0,0010 0,0006 0,0014 0,0010 0,0010 0,0014
31 0,0012 0,0014 0,0038 0,0021 0,0026 0,0009 0,0005 0,0013
32 0,0057 0,0052 0,0083 0,0046 0,0116 0,0039 0,0154 0,0091
33 0,0012 0,0012 0,0015 0,0010 0,0014 0,0011 0,0010 0,0023
34 0,0009 0,0008 0,0010 0,0008 0,0010 0,0008 0,0009 0,0015
35 0,0002 0,0002 0,0003 0,0002 0,0002 0,0002 0,0002 0,0004
36 0,0034 0,0045 0,0042 0,0046 0,0059 0,0029 0,0051 0,0040
201 0,1516 0,1476 0,1927 0,1269 0,1719 0,1360 0,1199 0,2921
lanjutan :

Kode 22 23 24 25 26 27 28 29
1 0,0042 0,0113 0,0090 0,0037 0,0040 0,0050 0,0051 0,0052
2 0,0003 0,0007 0,0006 0,0003 0,0003 0,0003 0,0003 0,0004
3 0,0035 0,0183 0,0074 0,0030 0,0028 0,0037 0,0038 0,0042
4 0,0042 0,0102 0,0091 0,0037 0,0036 0,0047 0,0047 0,0052
5 0,0004 0,0007 0,0008 0,0003 0,0003 0,0004 0,0005 0,0005
6 0,0024 0,0195 0,0049 0,0020 0,0023 0,0025 0,0025 0,0028
7 0,0007 0,0028 0,0014 0,0006 0,0007 0,0007 0,0007 0,0008
8 0,0001 0,0001 0,0003 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0002
9 0,0105 0,0283 0,0227 0,0093 0,0101 0,0126 0,0129 0,0130
10 0,0007 0,0006 0,0017 0,0006 0,0005 0,0008 0,0008 0,0012
11 0,0117 0,0144 0,0250 0,0115 0,0119 0,0131 0,0136 0,0142
12 0,0318 0,0377 0,0913 0,0293 0,0309 0,0422 0,0435 0,0448
13 0,0045 0,0036 0,0098 0,0036 0,0063 0,0081 0,0085 0,0053
14 0,0010 0,0017 0,0029 0,0009 0,0008 0,0011 0,0012 0,0020
15 0,0001 0,0001 0,0003 0,0001 0,0002 0,0001 0,0001 0,0001
16 0,0018 0,0030 0,0083 0,0022 0,0018 0,0027 0,0030 0,0059
17 0,0003 0,0006 0,0014 0,0003 0,0003 0,0005 0,0005 0,0010
18 0,0033 0,0056 0,0116 0,0031 0,0032 0,0045 0,0047 0,0070
19 0,0001 0,0001 0,0002 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001
20 0,0620 0,0740 0,1330 0,0475 0,0541 0,0621 0,0639 0,0774
21 0,0018 0,0038 0,0346 0,0034 0,0028 0,0065 0,0093 0,0323
22 1,0151 0,0403 0,0425 0,0162 0,0203 0,0222 0,0231 0,0206
23 0,0393 1,0237 0,0632 0,0279 0,0232 0,0291 0,0298 0,0386
24 0,0005 0,0015 1,0007 0,0003 0,0010 0,0007 0,0008 0,0005
25 0,0110 0,0133 0,0231 1,0101 0,0092 0,0121 0,0124 0,0127
26 0,0044 0,0107 0,0121 0,0048 1,0093 0,0185 0,0196 0,0063
27 0,0008 0,0018 0,0021 0,0010 0,0039 1,0135 0,0144 0,0013
28 0,0019 0,0071 0,0062 0,0124 0,0415 0,0409 1,0436 0,0201
29 0,0004 0,0014 0,0013 0,0024 0,0133 0,0078 0,0083 1,0038
30 0,0015 0,0014 0,0027 0,0011 0,0024 0,0020 0,0020 0,0066
31 0,0016 0,0008 0,0032 0,0013 0,0016 0,0009 0,0009 0,0011
32 0,0101 0,0077 0,0107 0,0052 0,0051 0,0081 0,0085 0,0106
33 0,0016 0,0015 0,0036 0,0015 0,0014 0,0019 0,0019 0,0021
34 0,0010 0,0009 0,0039 0,0015 0,0013 0,0013 0,0014 0,0022
35 0,0003 0,0005 0,0009 0,0003 0,0002 0,0003 0,0004 0,0004
36 0,0070 0,0031 0,0076 0,0697 0,0020 0,0026 0,0026 0,0057
201 0,2058 0,1832 0,4532 0,1840 0,1706 0,2319 0,2361 0,2571
lanjutan :

Kode 30 31 32 33 34 35 36 301
1 0,0048 0,0068 0,0030 0,0219 0,0136 0,0068 0,0063 0,0219
2 0,0003 0,0005 0,0002 0,0016 0,0010 0,0005 0,0005 0,0016
3 0,0039 0,0057 0,0025 0,0177 0,0130 0,0069 0,0051 0,0178
4 0,0048 0,0069 0,0030 0,0222 0,0145 0,0069 0,0064 0,0223
5 0,0004 0,0006 0,0003 0,0019 0,0012 0,0008 0,0007 0,0020
6 0,0026 0,0038 0,0018 0,0117 0,0091 0,0037 0,0034 0,0117
7 0,0007 0,0011 0,0005 0,0034 0,0021 0,0010 0,0010 0,0034
8 0,0002 0,0002 0,0002 0,0004 0,0003 0,0004 0,0002 0,0004
9 0,0121 0,0171 0,0075 0,0552 0,0343 0,0172 0,0159 0,0553
10 0,0011 0,0012 0,0005 0,0034 0,0022 0,0012 0,0011 0,0034
11 0,0294 0,0307 0,0171 0,0356 0,0738 0,0166 0,0173 0,0357
12 0,0415 0,0523 0,0330 0,1511 0,2366 0,1537 0,0685 0,1515
13 0,0038 0,0051 0,0026 0,0159 0,0104 0,0055 0,0096 0,0159'
14 0,0026 0,0019 0,0009 0,0046 0,0033 0,0018 0,0017 0,0046
15 0,0001 0,0001 0,0001 0,0003 0,0002 0,0001 0,0003 0,0003
16 0,0072 0,0043 0,0024 0,0082 0,0068 0,0033 0,0093 0,0083
17 0,0012 0,0007 0,0004 0,0016 0,0012 0,0006 0,0009 0,0016
18 0,0075 0,0063 0,0035 0,0165 0,0111 0,0063 0,0073 0,0166
19 0,0001 0,0002 0,0001 0,0005 0,0003 0,0002 0,0002 0,0005
20 0,0874 0,1031 0,0825 0,2401 0,1676 0,1944 0,1252 0,2406
21 0,0457 0,0156 0,0087 0,0029 0,0174 0,0037 0,0058 0,0029
22 0,0210 0,0257 0,0153 0,0660 0,0609 0,0288 0,0323 0,0662
23 0,0332 0,0563 0,0333 0,1295 0,0831 0,0491 0,0383 0,1298
24 0,0009 0,0007 0,0008 0,0013 0,0012 0,0007 0,0005 0,0013
25 0,0123 0,0189 0,0098 0,0485 0,0319 0,0158 0,0163 0,0486
26 0,0118 0,0074 0,0045 O,Q196 0,0173 0,0083 0,0091 0,0196
27 0,0011 0,0013 0,0007 0,0034 0,0029 0,0014 0,0015 0,0034
28 0,0027 0,0021 0,0024 0,0054 0,0045 0,0022 0,0027 0,0054
29 0,0006 0,0005 0,0005 0,0012 0,0010 0,0005 0,0006 0,0012
30 1,0139 0,0030 0,0031 0,0039 0,0032 0,0025 0,0013 0,0039
31 0,0029 1,0107 0,0046 0,0025 0,0021 0,0024 0,0008 0,0025
32 0,0112 0,0141 1,0109 0,0187 0,0145 0,0147 0,0122 0,0187
33 0,0019 0,0027 0,0011 1,0089 0,0052 0,0025 0,0026 0,0089
34 0,0019 0,0022 0,0010 0,0049 1,0040 0,0026 0,0016 0,0049
35 0,0006 0,0005 0,0003 0,0015 0,0012 1,0254 0,0004 0,0015
36 0,0044 0,0077 0,0084 0,0105 0,0091 0,0070 1,0046 0,0105
201 0,2410 0,3387 0,1436 1'1156 0,6491 0,3126 0,3198 1'1183

Anda mungkin juga menyukai