OLEH
MULADI WIDASTOMO
0606009654
TESIS
DEPOK, 2007
PERSETUJUAN TESIS
N.P.M : 0606009654
Kekhususan :Regio nal
Judul Tesis : Pengaruh Aglomerasi Industri Dalam Menunjang Pembangunan
Perekonomian Kota Cilegon Secara Keseluruhan.
(Dengan Pendekatan 1-0 Kola Cilegon Tahun 2002)
MULADI WIDASTOMO
0606009654
Program Studi Ilmu Ekonomi
Program Pascasarjana Ekonomi Universitas Indonesia
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan begitu banyak nikmat kepada penulis di antaranya nikmat sehat wal afiat
sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul "Pengaruh Aglomerasi Industri
Dalam Menunjang Pembangunan Perekonomian Kota Cilegon Secara Keseluruhan (Dengan
Pendekatan 1-0 Kota Cilegon Tahun 2002) ".
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada :
1. Istriku tercinta, Nur Indah Kristiani, S.Si yang telah mencurahkan segala perhatian,
pikiran, kasih sayang dan dukungan (I can't make it without You, honey) serta tiga buah
hati kami, Anandito Aryo Pratomo, Nauvaldi Fariz Fadilah, Raihan Radya Muhamad
yang menjadi pencerahan di kala penulis mengalami kepenatan (I live my life for You),
2. lbunda tercinta, Hj.Titin Wiyarto beserta kakak-adik, Mbak Anis, Mas Anto, Asti yang
selalu menyebut nama penulis dalam setiap do'anya serta lbu dan Bapak Simin Hadi
Priyanto beserta adik-adik, Dwi, Yuni, Desti, Ponco yang penulis yakin juga selalu
mendo'akan setiap langkah dan perbuatan penulis,
3. Pimpinan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional yang telah memberikan beasiswa
untuk mengikuti pendidikan di Program Pascasarjana Ilmu Ekonomi Universitas
Indonesia,
4. Pimpinan Badan Pusat Statistik yang telah memberikan kesempatan dan perhatian
selama penulis melanjutkan pendidikan ini,
5. Bapak Dr. Nuzul Achjar yang telah memberikan ide-ide yang cemerlang dan bimbingan
kepada penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan tepat waktu,
6. Bapak Dr. Arindra A Zainal selaku Ketua Program Pascasarjana Ilmu Ekonomi
Universitas Indonesia dan Ketua Tim Penguji yang telah memberikan araban dan
masukan,
7. Bapak Dr. Josie P Moeis selaku Penguji yang telah memberikan koreksi dan masukan
yang sangat berarti untuk tesis ini (terima kasih juga untuk cheating note nya Pak,
it means a lot to me)
8. Ibu Hj. Sri Mulyanie S, SE, yang merupakan pimpinan, ibu, kakak dan sekaligus ternan
yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materiil kepada penulis (ayo Iekas
selesaikan mastemya mbak ... )
IV
9. Ternan-ternan BPS, lbu Dr. Titi Kanti Lestari, Mbak Rini, MSE, Mbak Hj. Nila, S.Si,
Adji Subekti, A.St, ternan-ternan perpustakaan PAU, perpustakaan BPS dan
perpustakaan Extention Ul.
I 0. Ternan-ternan di Pascasarjana UI, yang telah bersama-sama berjuang dalam rangka
meraih gelar MSE. Mr Nuzul's gank (Elfi, Ratna, Mbak Nur, Ito Evi), Heri 'my soul
mate', Wuri 'my real rival', Mas Nung 'Mr wise guy', My fellow forestry, Heru, Titik,
Vida, my little brother and sister, Purwo and Tika, Ipul's friends, Mbak Atik and Bilang,
my fellow Bappeda, Tunik, Agung and Dody.
dan seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa
terima kasih penulis. Yang terakhir, sekecil apapun kontribusi anda terhadap pembuatan tesis
ini, yakinlah bahwa Allah akan membalasnya dengan pahala yang berlipat ganda.
Penulis,
Muladi Widastomo
v
DAFTARISI
Hal
VI
4.4. Struktur Output .. .. .... .... .......... .... ...... ........ .. ..... .. .. ... .... .. .. .. .. ... ... .. ... ... ...... 54
Bab V Hasil dan Pembahasan ... .. .... .... .. .... .... .. .... .. ... ... .. .. .. ... ........ ..... .. .. .. ...... .. .. .... .. .. 57
5.1 Analisis Metode Location Quotient ....................................................... 57
5.2 Analisis Angka Pengganda .................................................................... 58
5.2.1. Pertumbuhan Ekonomi Daerah ................................................. 58
5.2.2. Analisis Peningkatan Pendapatan Regional ............................... 61
5.2.3. Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja Sektoral ............................... 64
5.3 Analisis Faktor Kendala ........................................................................ 68
5.4 Analisis Sektor Unggu1an ..................................................................... 71
5.4.1. Keterkaitan ke Be1akang ........................................................... 71
5.4.2. Keterkaitan ke Depan ................................................................ 74
5.4.3. Sektor-sektor Unggulan .............................................................. 76
5.5 Penghematan dengan Ag1omerasi ......................................................... 78
5.5.1. Penghematan Akibat Lokalisasi dan Penghematan
Akibat Urbanisasi ....................................................................... 79
5.5.2. Penghematan Akibat Lokalisasi ................................................ 82
5.5.3. Penghematan Akibat Urbanisasi ................................................ 85
Bab VI Kesimpulan dan Saran ..... .. ...... ...... ...... ... ... .. .. ... ....... .. .. .. .... .. .. .. .. .. .. .. ... ... .. .. .... 86
6.1. Kesimpulan ...... .. ...... ...... ...... .... .. .. .... .. .. ... ... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .... ... ... .. .. .. .... .. 86
6.2. Saran ... .... ... ... .. .. .... .. .... .. .... .. .... .. .... .. .. .. .... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..... ..... .. ...... .. 89
Vll
DAFTAR TABEL
Vlll
DAFTAR GAMBAR
IX
BABI
PENDAHULUAN
Pembentukan Kota Cilegon yang sampai tahun 2005 telah berkembang meliputi delapan
Cilegon, J ombang dan Cibeber. Kota ini mempakan bagian dari Propinsi Banten yang
memiliki kepadatan penduduk 1.914 jiwa/km2 dengan laju pertumbuhan penduduk selama
tahun 2005 sebesar 2,55 persen yang mengandalkan sektor industri sebagai sector based
tanggung jawab bersama, oleh karenanya hams dilaksanakan secara bertanggung jawab
rakyat. Dalam pengelolaan industri tentunya hams tetap memperhatikan aspek ekologi,
ekonomi dan sosial budaya sehingga pemanfaatan sumberdaya industri tidak hanya
diarahkan untuk menghasilkan keuntungan ekonomi semata tetapi yang lebih penting
adalah keberlanjutan fungsi sumberdaya industri itu sendiri dapat menopang kehidupan
berkembang sering menimbulkan dilema bagi kelestarian sumberdaya alam. Hal ini
mengingat kebutuhan konsumsi untuk masyarakat sering tidak ditunjang oleh pengelolaan
1
yang baik dan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian sumberdaya
alam, sehingga penurunan kualitas lingkungan sering dianggap sebagai biaya yang harus
kebutuhan ekonomi yang berbasis sumberdaya alam (resource base), makin memberikan
tekanan yang tinggi terhadap sumberdaya alam itu sendiri sehingga kebutuhan akan
ini telah menimbulkan "bias" bagi pembangunan regional. Artinya walaupun telah diakui
bahwa kegiatan eksploitasi sumberdaya alam telah berperan besar dalam pembangunan
perekonomian nasional, namun secara regional (daerah) bel urn memberikan peran
langsung yang memuaskan, bahkan terkesan sebaliknya bahwa daerah hanya menerima
dampak negatif (ekstemalitas negatif) dari pengambilan sumberdaya alam, seperti adanya
bencana-bencana: banjir, tanah longsor, kabut asap dari kebakaran hutan, pencemaran
Hal yang mendasari dipilihnya Kota Cilegon sebagai obyek penelitian antara lain,
pertama karena Kota Cilegon merupakan wilayah kota yang relatif muda dan baru
berkembang yang dibentuk dari suatu Kota Administratif (se-level Kecamatan) pada tahun
1998 yang pada awalnya hanya meliputi tiga kecamatan di sekitamya (Kecamatan
Pulomerak, Kecamatan Cibeber dan Kecamatan Ciwandan) untuk menjadi sebuah wilayah
kota yang sekarang telah berkembang menjadi delapan kecamatan, sehingga belum banyak
peneliti yang melakukan penelitian secara khusus terhadap Kota Cilegon dalam hal 1-0
serta aglomerasi sektor-sektor perekonomian yang ada di Kota Cilegon. Selama ini para
peneliti hanya tertarik dengan wilayah penelitian yang relatif besar seperti negara atau
propinsi, sehingga tingkatan kabupaten/kota jarang tersentuh. Hal itu tidak dapat
2
dipungkiri karena dengan wilayah penelitian yang besar maka ketersediaan data relatif
lebih lengkap dan mudah didapat. Untuk itulah penulis merasa tertantang untuk menulis
Perekonomian Kota Cilegon Secara Keseluruhan (dengan Pendekatan 1-0 Kota Cilegon
tahun 2002) " ini dengan harapan dapat membuka wawasan dan menambah khasanah bagi
pengembangan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang. Kedua, dengan usia yang
masih muda maka sektor-sektor perekonomian Kota Cilegon relatif lebih sedikit hila
dibandingkan dengan kota-kota lain di Propinsi Banten yakni hanya 36 sektor yang mana
sampai dengan tahun 2006 tidak mengalami perubahan struktur inputnya dengan sektor
analisisnya. Hal ketiga, Kota Cilegon memiliki sektor industri sebagai sektor uggulan,
bahkan lebih spesifiknya industri logam dasar besi dan baja karena seperti kita ketahui
bersama bahwa di kota inilah sebuah industri besi dan baja berskala nasional, Krakatau
Steel berdomisili ditambah dengan lima buah perusahaan sejenis yang bergerak pada
Tetapi pertanyaan yang sering timbul dan selalu mengusik pikiran kita adalah
mengapa industri sebesar Krakatau Steel di Kota Cilegon, Freeport di Papua, KPC di
arah kemajuan seperti yang kita inginkan? Mengapa masyarakat sekitar industri besar
seperti itu cenderung tidak dapat menikmati kesejahteraan secara optimal? Pemanfaatan
sumberdaya alam industri kurang memberikan akses kepada masyarakat adat dan lokal di
satu pihak dan cenderung sentralistik dan terpusat pada beberapa kelompok masyarakat
dan golongan tertentu, sehingga mengurangi kesempatan dan peran serta aktif masyarakat
adat dan lokal. Lemahnya kontrol masyarakat dan penegakan hukum dalam pengelolaan
3
sumberdaya alam dan pelestarian lingkungan hidup juga merupakan masalah penting lain
terbatas dan justru sebaliknya menimbulkan konflik baik yang bersifat vertikal maupun
horisontal. Contoh kasus Kota Cilegon begitu banyak arus migrasi keluar dari Kota
Cilegon untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Dari data industri besar sedang BPS,
pada tahun 2005 hanya sekitar 29.755 tenaga kerja produktifyang dapat terserap di sektor
industri dimana 6.651 tenaga kerja berada pada sektor industri logam dasar besi dan baja.
Ini berarti hanya sekitar 4,37 persen dari keseluruhan jumlah tenaga kerja produktif Kota
Cilegon (153.370 tenaga kerja). Jumlah yang terlalu sedikit untuk ukuran sebuah industri
besar seperti Krakatau Steel, bahkan masih kalah bila dibandingkan dengan sektor
perdagangan, hotel dan res to ran yang mampu menyerap 3 3.116 tenaga kerj a produktif.
Padahal seperti yang telah diuraikan di atas bahwa sektor industri logam dasar besi dan
baja merupakan sektor yang terbesar dalam penciptaan output, yaitu 34,67 persen.
Pusat Daerah, yang telah direvisi dengan UU Nomor 33 tahun 2004 maka kewenangan
dan setiap pemerintah kabupaten/kota sebagai daerah otonom dituntut untuk dapat
masyarakat sekitar.
Tingkat pendidikan masyarakat yang relatif masih rendah dan karakter khusus
masyarakatnya yang menyukai budaya merantau ke kota besar untuk menjadi unskilled
4
labor seperti pernbantu rurnah tangga atau buruh lepas, disinyalir ikut rnendorong kondisi
buruk kesejahteraan rnasyarakat Kota Cilegon. Dari data Cilegon Dalarn Angka 2005
dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan rnasyarakat yang bersekolah setingkat SLTA ke
atas hanya 30,34 persen, sedangkan selebihnya sebagian besar hanya lulusan SD dan SMP.
Hal inilah yang rnenjadi penyebab rnengapa hanya sedikit tenaga kerja yang terserap di
sektor industri logarn dasar besi dan baja, karena di satu sisi industri sebesar Krakatau
Steel yang rnerupakan industri berbasis teknologi sudah barang tentu rnernbutuhkan tenaga
kerja yang rnerniliki tingkat pengetahuan dan kernarnpuan yang tinggi, sedangkan
ketersediaan akan tenaga kerja lokal yang ada jauh dari kebutuhan, sehingga dengan
adanya pull and push factor terhadap industri logarn dasar besi dan baja di Kota Cilegon
rnengakibatkan banyaknya tenaga kerja dari luar Kota Cilegon baik dornestik rnaupun
asing, yang rnasuk ke dalarn industri ini. Tercatat selarna tahun 2005, ada 104 tenaga kerja
asing (68 persen) yang terlibat dalarn industri ini, jurnlah yang cukup banyak jika
dibandingkan dengan keseluruhan tenaga kerja asing yang bekerja di Kota Cilegon
(153 tenaga kerja). Di sisi lain penerirnaan uang (uang rnasuk) dengan wesel jauh lebih
besar hila dibandingkan dengan pengirirnan (uang keluar). Selarna kurun waktu 2005,
Kota Cilegon rnencatat nilai uang rnasuk sebesar Rp 9,90 rnilyar, sedangkan uang
keluamya hanya Rp 2,5 rnilyar (surplus 294,35 persen), walaupun anggapan ini tidak
begitu kuat narnun dapat dijadikan indikasi sebagai uang rnasuk dari para rnigran yang
laju perturnbuhan ekonorni, akan tetapi rnanfaat yang dirasakan belurn begitu besar
karena sebagian dari bantuan-bantuan tersebut rnengalir kernbali ke luar seiring dengan
bermigrasi ke luar daerah. Perpindahan penduduk ke luar daerah yang cukup besar ini
5
tentu saJa akan membawa dampak negatif tidak hanya terhadap struktur umur dan
komposisi penduduk, tetapi terhadap pembangunan daerah itu sendiri. Hal ini dikarenakan
sebagian besar dari penduduk yang pindah tesebut adalah tenaga ketj a yang berusia
sepenuhnya.
desa juga mempunyai andil di dalam keberlanjutan aktifitas industri logam dasar besi dan
baja. Karena sebagian besar dana hasil industri baik dari royalti, pajak, dan retribusi
lainnya diserahkan pengelolaannya pada otoritas politik di tingkat lokal ini. Seringkali
dana ini tidak sampai pada beneficiaries utamanya dan kemudian dijadikan sebagai dana
politik atau untuk memperkaya diri sendiri dan kelompoknya. Hal-hal seperti ini yang
kemudian menyebabkan rendahnya citra perusahaan industri logam dasar besi dan baja
segelintir orang yang dianggap dekat dengan penguasa atau elite politik.
baja nasional masih jalan di tempat. Sejumlah persoalan yang sebetulnya sudah sejak lama
muncul dan ramai diperdebatkan di berbagai forum, tak kunjung bisa diselesaikan. Tak
heran, jika sampai saat ini produksi baja nasional masih berkutat di angka 6 juta ton per
tahun, jauh di bawah Thailand yang mencapai 11-12 juta ton per tahun. Persoalan itu
antara lain praktik dumping yang dilakukan sejumlah negara produsen besar baja yang
masuk Tanah Air, masalah hambatan nontarif yang masih lowong dan masih maraknya
penjualan baja ilegal alias penyelundupan baja. Untuk yang terakhir ini, berdasarkan data
dari Ditjen Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka (ILMTA) Depperin, impor baja
selundupan yang sudah diproduksi di Indonesia mencapai 1 miliar dolar AS per tahun
6
(sekitar Rp 9,1 triliun). Akibatnya, industri baja tidak berkembang dan negara dirugikan
akibat penyelewengan pajak dan tarif bea masuk. lmpor ilegal itu terjadi karena adanya
selisih antara catatan Badan Pusat Statistik (BPS) dan catatan ekspor dari sejumlah negara
produsen baja ke Indonesia. Data dari sejumlah negara menyebutkan, ekspor baja untuk
HS 72 saja (baja lembaran panas dan turunannya) mencapai sekitar 2 miliar dolar AS.
Namun, dari data impor Depperin hanya menyebut sekitar 900 juta dolar AS. Berarti ada
selisih yang lumayan besar yang mengendap entah di mana. Pemerintah memperkirakan
impor baja selundupan itu tidak hanya masuk secara fisik melalui sejumlah pelabuhan, tapi
juga melalui pemalsuan dokumen impor. Mereka memasukkan nilai baja yang lebih
rendah dari seharusnya, sehingga hanya terkena bea masuk (BM) yang lebih kecil.
berbanding lurus dengan pertumbuhan industri baja. Salah satunya, yang dilakukan
Thailand yang saat ini produksi bajanya jauh di atas Indonesia. Masalah dumping juga
masih menjadi pekerjaan rumah besar pemerintah saat ini. Pada tiga tahun terakhir (sejak
2003 lalu) telah terjadi praktik-praktik dumping (menjual dengan patokan harga rugi) yang
dilakukan sejumlah produsen baja di beberapa negara. Para praktisi perbajaan nasional
menyatakan pasar dumping yang dilakukan oleh produsen dari Cina, India, Taiwan,
Thailand, dan Rusia benar-benar telah merusak pasar bisnis perbajaan nasional. Pada
2005, aksi dumping terns meningkat, misalnya pabrik baja di Cina· terbukti melakukan
dumping dengan data riil sebesar 3 persen di tahun 2003 dan meningkat menjadi 15 persen
pada 2005. Oleh sebab itu perlu dukungan pemerintah dalam menegakkan dan
logam dasar besi dan baja yang dikelola Krakatau Steel baik dari sisi penciptaan PDRB
7
maupun penyerapan tenaga kerja. Sedangkan dari sisi sosial perlu dikaji lebih dalam
mengenai struktur sosial, politik dan budaya masyarakat sekitar kawasan. Pemahaman
lebih dalam terhadap berbagai hal tersebut, tentunya akan sangat membantu keberhasilan
perusahaan industri logam dasar besi dan baja dalam membangun hubungan yang lebih
baik dengan masyarakat sekitar kawasan yang pada akhimya juga akan membantu
perusahaan industri logam dasar besi dan baja untuk memenuhi tuntutan efisiensi dan
Seperti kita ketahui bahwa Kota Cilegon adalah penghasil baja tebesar di
Indonesia. Salah satu ukuran besar kecilnya peranan suatu sektor dalam perekonomian
suatu daerah adalah output. Output merupakan nilai produksi barang ataupun jasa yang
dihasilkan oleh sektor-sektor ekonomi di Kota Cilegon. Secara logika, dengan input yang
besar, maka akan menghasilkan output yang besar pula dan diharapkan juga dapat menjadi
sektor penciptaan output terbesar bagi sektor-sektor lainnya. Oleh karena itu, dengan
menelaah besamya output yang diciptakan oleh masing-masing sektor, akan diketahui
sektor-sektor mana yang mampu memberikan sumbangan yang besar dalam pembentukan
2002 terlihat bahwa sektor Industri logam dasar besi dan baja merupakan sektor yang
terbesar dalam penciptaan output, yaitu sebesar Rp 9,24 trilyun, atau memberikan andil
sebesar 34,67 persen dari seluruh output yang tercipta di Cilegon. Tetapi apakah dengan
dampak/pengaruh terbesar terhadap sektor-sektor lainnya. Jika hal itu tidak terjadi, faktor-
faktor apa saja yang mempengaruhi ketidakmampuan sektor besi dan baja dalam
8
aglomerasi yang harus diterapkan agar industri unggulan dapat berkembang dengan pesat
Dari hasil kajian ini, diharapkan selain dapat memberikan penjelasan secara
(dampak ekonomi dan sosial), diharapkan juga dapat dijadikan sebagai bahan masukan
bagi Krakatau Sreel dan pemerintah daerah dalam rangka menetapkan langkah-langkah
kebijakan yang lebih tepat di dalam pengelolaan industri logam dasar besi dan baja
Penulisan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh output sektor besi
dan baja terhadap pertumbuhan ekonomi daerah secara keseluruhan. Selain itu juga untuk
mengukur pengaruh aglomerasi ekonomi dan faktor apa yang paling dominan dalam
menentukan perbedaan produktifitas antar daerah sektor industri ini. Tujuan lainnya
adalah untuk mengetahui apakah pengaruh urbanization economies terns bertahan sejalan
dengan peningkatan ukuran daerah serta yang terakhir adalah untuk melihat implikasi
a. Apakah output terbesar dalam hal ini industri logam dasar besi dan baja juga
9
lainnya di Kota Cilegon? Jika tidak faktor-faktor apa yang menjadi penyebab hal
Cilegon? Jika aglomerasi itu ada, apakah jenis penghematan akibat aglomerasi
1.4. Hipotesis
• Output terbesar suatu sektor belum tentu berbanding lurus dengan penciptaan input
antara sektor lainnya, atau dengan kata lain sektor terbesar belum tentu
bagi usaha-usaha kecil dan menengah, sehingga aglomerasi yang tidak optimum
terhadap tingkat output sektor industri besi dan baja. Dan karena itu berpengaruh
bersangkutan,
Perumusan kerangka berfikir tesis ini tertuang dalam gambar 1.1. Dimulai dengan
penelusuran gap antara kondisi norrnatif dengan fakta yang ada. Dari perbedaan gap yang
ada disusunlah perumusan masalah yang berujung pada tujuan penulisan. Selanjutnya
dipilih model yang sesuai dengan tujuan penulisan, awalnya dibuat loqation quoteint untuk
10
menentukan sektor unggulan, kemudian dilanjutkan dengan model 1-0 yang menganalisa
keterkaitan antar sektor. Ada dua keputusan yang dapat dilakukan setelah mengetahui hasil
1-0, yakni analisa faktor kendala jika diketahui sektor unggulan tidak memberikan
signifikan terhadap sektor lain. Skema diakhiri dengan analisis dan kesimpulan serta saran.
1.6. Metodologi
Untuk penentuan awal sektor mana yang berperan dalam perekonomian Kota
Cilegon (sector based) digunakan location quotient (LQ). Selanjutnya, model yang akan
digunakan adalah model Input-Output (1-0) Kota Cilegon 2002 sebagai landasan dasar
yang kemudian dikembangkan dengan model regresi ordinary least square. Dalam model
1-0 ini akan dikembangkan model pengganda (multiplier) baik dalam 1-0 terbuka maupun
tertutup serta hubungan antar sektor (linkage). Pengganda yang akan digunakan adalah
seluruh analisa pengganda ini dimaksudkan apakah masih ada kemungkinan bagi sektor
dengan output terbesar, dalam hal ini sektor industri besi dan baja dapat memberikan efek
Yang terakhir, untuk menganalisa keterkaitan serta hubungan antar sektomya akan
digunakan indeks hubungan ke belakang dan ke depan (lndeks Backward and Forward
Linkage) untuk mengetahui sektor-sektor yang teraglomerasi dalam kelompok yang sama.
Seluruh model yang akan digunakan ini dijelaskan secara terperinci pada Bab III.
11
Pengaruh Aglomerasi lndustri dalam Menunjang Pembangunan
Perekonomian Kota Cilegon Secara Keseluruhan
(dengan Pendekatan 1-0 Kota Cilegon tahun 2002)
Normatif:
I. Output terbesar
dapat memberikan Penelusuran Fakta:
kontribusi terbesar perbedaan (gap) I. Tidak selalu output terbesar
2. Welfare dapat juga memberikan kontribusi
dinikmati secara terbesar dalam perekonomian
optimum 2 Aglomerasi yang tidak
Tujuan: optimum menyebabkan
Pemecahan permasalahan welfare yang tidak o ptimum
& Kontribusi yg diharapkan
v
Location .
~ Sector based
Qoutient
I
l
Data Sekunder Metode: Faktor
1.1-0 Kota Cilegon 1-0 Terbuka & tidak terbesar.,
2002 .
~ 1-0 Tertutup
~
Kendal a
-
2. Data PDRB 2000-
output terbesar
2005
3.KDA Cilegon
2005
4. Survey Tahunan
Aglomeras ~·~.....
lndustri Besar &
Sedang
5. DataStat Ekspor +
2002-2005
I Anal isis
I
Kesimpulan
& Saran
Data yang digunakan adalah data 1-0 Kota Cilegon 2002, Kota Cilegon dalam
angka 2005 dan PDRB Kota Cilegon 1990-2005, serta data industri hasil Survei Tahunan
12
Industri Besar dan Sedang untuk industri besar/sedang dan hasil SKPR untuk industri kecil
dan kerajinan rumahtangga. 1-0 Kota Cilegon 2002 digunakan sebagai dasar bagi sektor-
sektor penggerak laju pertumbuhan perekonomian Kota Cilegon dengan asumsi struktur
input yang ada masih relevan dengan kondisi sekarang, hal itu dapat dilihat dengan tidak
atau belum dibuat lagi 1-0 Kota Cilegon terbaru. Untuk aglomerasinya penelitian
dan localization economies dengan melakukan regresi ordinary least square time series
dari tahun 1990-2005 dengan menggunakan data PDRB Kota Cilegon dan NTB sektor-
sektor unggulan.
pembangunan, beberapa daerah propinsi telah menyusun Tabel 1-0. Sampai dengan saat
ini hampir seluruh propinsi telah memiliki Tabel 1-0 regional, masing-masing propinsi,
Hambatan dan keterbatasan tersebut an tara lain : (1) Kualitas sumber daya man usia
pengguna tabel 1-0 di daerah yang belum memahami model 1-0 secara baik; (2) Proses
perencanaan pembangunan dari atas ke bawah (top-down process) dan sektoral agak
mengabaikan penggunaan model 1-0 yang menunjukkan koordinasi dan keterkaitan antar
sektor serta proses perencaanan dari bawah (bottom-up process); dan (3) Kualitas
tabel 1-0 regional yang telah disusun belum cukup, terutama sumber data dan teknik
Penyusunan model 1-0 regional untuk tingkat Kabupaten/Kota masih sangat jarang,
13
keterbatasan data yang hanya ada selama 16 tahun ini juga yang membuat penelitian hanya
dibuat dalam OLS time series dan bukan analisis time series yang membutuhkan data
selera yang berbeda di setiap daerah, adanya perbedaan tingkat pendapatan nimah tangga
Secara garis besar, rencana penulisan ini terdiri dari enam bab dengan sistematika
sebagai berikut ;
Bab I Pendahuluan
Merupakan bagian awal dari tulisan ini yang menguraikan latar belakang dari
dilakukan penelitian ini. Tujuan penelitian ini yang merupakan jawaban dari
penelitian-penelitian terdahulu
14
Merupakan bagian yang menggambarkan pertumbuhan perekonomian Kota
Merupakan bagian akhir dari tesis ini yang berisikan kesimpulan dan saran
sehingga diharapkan dapat ditarik kebijakan dari hasil analisis yang telah
dilakukan
15
BABII
TINJAUAN PUSTAKA
laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besamya ekspor dan wilayah
tersebut (Tarigan, 2005). Konsep ekonomi basis ini berguna untuk menganalisa dan
memprediksi perubahan dalam perekonomian regional. Selain itu, konsep ekonomi basis
juga digunakan untuk mengetahui suatu sektor pembangunan ekonomi wilayah dan
kegiatan basis, yang dapat melayani pasar daerah itu sendiri maupun pasar luar daerah.
Menurut teori ini, perekonomian dibagi menjadi dua sektor yaitu sektor basis dan
sektor non basis. Sektor basis adalah sektor yang mengekspor barang dan jasa ke tempat-
barang-barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat yang datang dari luar batas
pertumbuhan alamiah, karena kegiatan basis ini merupakan kegiatan baik penghasil
produk maupun penyedia jasa yang mendatangkan uang dari luar wilayah.
Sektor non basis adalah sektor yang menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan
oleh masyarakat yang bertempat tinggal di dalam batas perekonomian masyarakat yang
bersangkutan. Sektor ini tidak mengekspor barang dan jasa, sehingga luas lingkup
produksi dan daerah pasar sektor non basis hanya bersifat lokal.
16
Menurut Glasson (1974), semakin banyak sektor basis dalam suatu wilayah akan
dan jasa di dalamnya, dan menimbulkan kenaikan volume sektor non basis. Glasson juga
mengabaikan fakta bahwa sebagian produksi nasional adalah untuk orang asing yang
tinggal di wilayah tersebut. Selain kelemahan di atas, metode ini juga memiliki kebaikan-
kebaikan yang membuat teori ini relevan untuk digunakan, di antaranya yaitu
Semenjak dirilis oleh W. Leontief pada tahun 1930-an, 1 tabel I-0 telah
berkembang menjadi salah satu metode paling luas diterima, tidak hanya untuk
Menurut BPS (2000) pengertian tabel I-0 adalah suatu tabel yang menyajikan
informasi tentang transaksi barang dan jasa serta saling keterkaitan antar suatu kegiatan
ekonomi (sektor) dalam suatu wilayah pada suatu periode tertentu dengan bentuk
1 Miller, Ronald E, and Peter D. Blair, 1985, Input-Output Analysis : Foundations and Extensions, Prentice-
Hall, Inc, Englewood Cliffs, New Jersey 07632.
17
penyaJian berupa matrik. Isian sepanJang baris menunjukkan bagaimana suatu sektor
permintaan akhir, sedangkan isian dalam kolom menunjukkan pemakaian input antara dan
input primer oleh suatu sektor dalam proses produksinya. Sebagai metode kuantitatif tabel
1. Struktur perekonomian suatu wilayah yang mencakup output dan nilai tambah
masing-masing sektor,
2. Struktur input antara yaitu transaksi penggunaan barang dan jasa antara sektor-
sektor produksi,
3. Struktur penyediaan barang dan jasa, baik berupa produksi dalam negeri maupun
4. Struktur permintaan barang dan jasa, baik permintaan oleh berbagai sektor
berbeda, yaitu : prospektif, deskriptif, dan taksonomi. Jensen, Hewings dan West (1987) 3
menyatakan bahwa tabel I-0 dari satu perspektif digunakan untuk tujuan taksonomi,
sedangkan dalam perspektif yang lebih luas lagi merupakan kumpulan dari spatia-
berbeda (sektoral dan spasial). Beberapa tipe tujuan dari analisis t-0 dijelaskan oleh
2 Haddad, Eduardo Amaral, 1995, The Economic Structure of Minas Gerais: An Input-Output Approach,
Thesis, University of Illinois at Urbana-Champaign.
3 Jensen, R.C., Hewings, G. J.D., west, G. R., 1987, On a Taxonomy of Economics, The Australian Journal
18
mengidentifikasi cluster dari keterkaitan industri dan sektor kunci; c) 1-0 mencoba untuk
ekonomi.
Beberapa tahun belakangan ini, model 1-0 telah dikembangkan untuk keperluan
yang lebih luas dalam analisis ekonomi. Beberapa kegunaan dari analisis 1-0 menurut Biro
berbagai output sektor produksi, nilai tambah, impor, permintaan, pajak, kebutuhan
perekonomian nasional,
Dalam suatu model 1-0 yang bersifat terbuka dan statis, transaksi-transaksi yang
digunakan dalam penyusunan tabel 1-0 harus memenuhi tiga asumsi atau prinsip dasar
yaitu:
19
1. Keseragaman (homogenity), yaitu asumsi setiap sektor hanya memproduksi satu
jenis output (barang dan jasa) dengan struktur input tunggal (seragam) dan tidak
oleh suatu sektor akan sebanding dengan kenaikan output yang dihasilkan,
tersebut.
lain; karena rasio 1-0 tetap (fixed proportion, karena mengikuti fungsi Leontief) sepanjang
periode analisis, produsen tak dapat menyesuaikan perubahan inputnya atau mengubah
proses produksi. Asumsi ini menolak adanya pengaruh perubahan teknologi ataupun
produktifitas yang berarti perubahan kuantitas dan harga input sebanding dengan
perubahan kuantitas dan harga output sehingga analisa 1-0 hanya dapat dilakukan untuk
Secara umum, perekonomian suatu negara atau wilayah dapat dibagi menjadi tiga
sektor, yaitu sektor pertanian, sektor industri dan jasa. Ketiga sektor tersebut memiliki
peranan yang berbeda antara satu negara atau wilayah dengan negara atau wilayah lainnya.
Besarnya peranan sektor-sektor tersebut dalam perekonomian suatu negara atau wilayah
dapat dilihat dari kontribusi relatif masing-masing sektor tersebut terhadap Produk
20
Dari pengalaman sejarah negara-negara maJU, terlihat bahwa pada tahap awal
dominan, namun akan terus menerus menurun sampai pada tahap tertentu. Peran dominan
sektor pertanian ini akan digantikan oleh sektor industri atau jasa. Todaro (1997)
menyebut fenomena seperti ini sebagai proses transformasi struktural. Jhingan (2000)
peralihan dari masyarakat pertanian tradisional menjadi ekonomi industri modem, yang
mencakup peralihan lembaga, sikap sosial, dan motivasi yang ada secara radikal.
semakin terbukanya kesempatan kerja, semakin tingginya produktifitas buruh, stok modal,
perkembangan ekonomi suatu negara sering diartikan sebagai suatu proses transformasi
struktural. Proses ini berupa pergeseran dari sektor pertanian ke industri dan jasa yang
kontribusi ini diakibatkan oleh adanya pergeseran sektor ekonomi nasional dari pertanian
ke industri dan jasa. Sektor jasa dinilai sebagai tahap paling tinggi dalam proses
pembangunan ekonomi.
Berbagai pembahasan ten tang perubahan kontribusi relatif an tar sektor satu dengan
sektor lainnya telah banyak dilakukan. Akan tetapi, pada umumnya di dalam pembahasan
tersebut hanya memperlakukan kontribusi relatif satu sektor secara satu arah, tanpa
memperhatikan keterkaitan antara sektor yang satu dengan sektor lainnya dalam
yang sebenarnya ide dasar model ini berasal dari Tableau Economique, yang
Dalam kerangka model I-0 ini, kegiatan produksi suatu sektor akan menghasilkan
dua macam dampak ekonomi pada sektor-sektor lainnya di dalam perekonomian tersebut.
Di satu sisi, jika suatu sektor tertentu melakukan kegiatan produksi, hal ini berarti sektor
memproduksi input bagi sektor tersebut. Akan tetapi di sisi lain peningkatan output di
sektor tersebut juga menciptakan penawaran bagi sektor lain yang membutuhkan input
dari sektor tersebut. Hal ini dikenal sebagai efek keterkaitan ke belakang dan efek
keterkaitan ke depan.
mengukur efek keterkaitan. Contohnya Rasmussen, 1956; Hirschman, 1958; Chenary dan
Watanabe, 1958; Yotopoulos dan Nugent, 1973; Laumas, 1975 dan Jones, 1976 (dalam
Miller dan Blair, 1985). Pengukuran kedua efek keterkaitan ini pada dasarnya untuk
menentukan sektor unggulan dari suatu perekonomian, karena hila suatu sektor
mempunyai efek keterkaitan ke depan dan ke belakang tinggi hila dibandingkan dengan
sektor lainnya, maka dapat disimpulkan bahwa investasi di sektor tersebut akan
keseluruhan, hila dibandingkan dengan investasi pada sektor-sektor yang efek keterkaitan
keterkaitan antar sektor ini juga akan mempengaruhi jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
(efek keterkaitan tenaga kerja) dan pendapatan (efek keterkaitan pendapatan). Hal mt
22
teijadi karena untuk memproduksi output di sektor tersebut dibutuhkan tenaga keija, dan
tenaga keija tersebut akan mendapatkan tambahan pendapatan dari kegiatan tersebut.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan adanya keterkaitan antar sektor dalam
perekonomian secara keseluruhan, tetapi juga akan mempengaruhi jumlah tenaga keija
dihasilkan oleh unit-unit ekonomi yang dikelompokkan menurut sektor lapangan usaha.
Sektor unggulan adalah sektor yang salah satunya dipengaruhi oleh keberadaan
faktor anugerah (endowment factors). Selanjutnya faktor ini berkembang lebih lanjut
melalui kegiatan investasi dan menjadi tumpuan kegiatan ekonomi. Kriteria sektor
unggulan sangat bervariasi. Hal ini didasarkan atas seberapa besar peranan sektor tersebut
dalam perekonomian daerah, diantaranya; pertama, sektor unggulan tersebut memiliki laju
tumbuh yang tinggi, kedua, sektor tersebut memiliki angka penyerapan tenaga kerja yang
relatif besar, ketiga sektor tersebut memiliki keterkaitan antar sektor yang tinggi baik ke
depan maupun ke belakang, keempat, dapat juga diartikan sebagai s~ktor yang mampu
menciptakan nilai tambah yang tinggi (Sambodo,2002 dalam Nurlatifa Usya, 2006).
Analisis hubungan antar sektor dalam perekonomian masuk dalam bidang ilmu ekonomi
pembangunan, yang mulai berkembang pada tahun 1950-an. Bidang ilmu ini mulai
(Nazara, 1997).
23
2.5. Stabilitas Koefisien Input-Output
Salah satu kemampuan model 1-0 sebagai model kuantitatif adalah dapat
yaitu penggunaan barang dan jasa oleh suatu kegiatan produksi di suatu wilayah analisa
(misal : negara, propinsi, dsb). Di dalam tabel 1-0 struktur input antara tercermin pada
tingkat level (nilai) nya dalam matrik transaksi antara (Z). Sedangkan pada nilai
proporsinya, struktur input antara tercermin dalam matrik koefisien 1-0 (A). Matrik
koefisien ini sering digunakan secara berbeda-beda karena terkadang ada yang
menyebutnya sebagai matrik koefisien teknik, matrik koefisien teknologi, ataupun matrik
koefisien input langsung. Lebih sering matrik tersebut disebut dengan matrik A, yang
dalam suatu proses produksi. Koefisien aij dapat diterjemahkan sebagai besamya proporsi
input sektor j yang berasal dari output sektor i, atau jumlah input yang berasal dari sektor i
yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit output sektor j. Oleh karena itu, matrik A
yang memuat seluruh koefisien aij tersebut tidak lain mencerminkan hubungan antara
output sektor j dengan inputnya dari sektor i. Artinya matrik A menggambarkan besamya
hubungan dan interaksi antar sektoral dalam perekonomian. Di dalam analisis 1-0,
hubungan tersebut sifatnya tetap sepanjang periode analisis (waktu yang sama). Besaran
dalam perekonomian. Hal tesebutlah yang disebut sebagai konsep stabilitas koefisien 1-0.
24
2.6. Aglomerasi Industri di Perkotaan
Ekonomi perkotaan adalah salah satu cabang ilmu ekonomi yang mempelajari
aktifitas ekonomi tetjadi seperti pilihan rumah tangga untuk menentukan lokasi kerja dan
tempat tinggal. Ekonomi perkotaan membahas aspek ruang (spatial aspecs) dari berbagai
Daerah perkotaan didefinisikan sebagai suatu wilayah yang didiami oleh penduduk
yang relatif besar dalam suatu area yang relatif kecil sehingga memiliki kepadatan
frekuensi hubungan di antara berbagai aktifitas ekonomi yang berbeda, dimana kontak
tersebut hanya dimungkinkan jika perusahaan/industri dan rumah tangga berada dalam
Aglomerasi ekonomi merupakan salah satu bentuk manfaat dari adanya skala
kegiatan ekonomi pada suatu wilayah/area tertentu yang dipengaruhi oleh faktor geografis
dapat diderivasikan menjadi aktifitas sektoral, dimana tidak semua aktifitas sektoral
berkumpul pada suatu wilayah yang sama. Oleh karena itu aglomerasi ekonomi dapat
dikatakan sebagai suatu analisis umum yang masih dapat dipersempit menjadi aglomerasi
sektoral.
wilayah perkotaan. Sullivan (1996) menjelaskan suatu estimasi empiris dari aglomerasi
ekonomi yang dituliskan secara matematis sebagai q= f (k, e, Q, N) dimana q,k,e,Q dan N
didefinisikan sebagai tingkat output per tenaga kelja dalam suatu industri, barang modal
per tenaga kerja, tingkat pendidikan per tenaga kelja, jumlah output dari industri, dan
apakah aglomerasi yang teljadi adalah localization atau urbanization. Jika perubahan
output per tenaga kelja suatu industri dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan jumlah
output industri secara keseluruhan, maka aglomerasi ekonomi yang terjadi adalah
urbanization economies. Jika kedua variabel bebas tersebut, baik jumlah output industri
terhadap variabel output per tenaga kelja, maka aglomerasi yang terjadi adalah kedua-
duanya.
perusahaan dalam suatu industri. Berdasarkan teori Alfred Marshall (1920) 5 , dijelaskan
bahwa perusahaan yang tergabung dalam suatu industri di suatu daerah akan menikmati
manfaat dari adanya skala ekonomi, yang biasanya hanya didapat perusahaan besar saja.
1. Knowledge Sillovers, dimana antar tenaga kerja yang bekerja pada perusahaan
berlainan dapat saling bertukar informasi karena kesamaan jenis pekerjaan dan
26
2. Berkumpulnya perusahaan sejenis pada suatu wilayah akan menarik tenaga kelja
yang memiliki keahlian sama, sehingga biaya pencarian tenaga kelja perusahaan
menjadi murah.
3. Semakin besar penawaran output yang terjadi, akan menekan biaya setiap
(diidentifikasikan oleh Jane Jacobs (1969)). Mills, Henderson (1986), 0 hUallachain dan
penghematan akibat urbanisasi, karena pertumbuhan tenaga kerja suatu sektor lebih
industri akan memperoleh keuntungan dari adanya penghematan akibat lokalisasi ataupun
penghematan akibat urbanisasi tergantung pada seberapa inovatif industri tersebut, artinya
dengan perubahan iklim permintaan dan penawaran yang terjadi dan pengembangan ide
Kenyataan umum yang telj adi di dunia adalah industri yang baru berkembang
biasanya memilih berlokasi di kota yang besar, di mana industri ini akan mengambil
biaya kepadatan dan tenaga kerja rendah dan penghematan akibat lokalisasi sangat
berperan.
Penghematan akibat lokalisasi terjadi jika biaya produksi dari perusahaan secara
individu menurun sebagai akibat dari meningkatnya jumlah output dari wilayah
1. Tenaga kerja, dimana pada daerah industri tertentu, tenaga kerja dengan keahlian
yang dibutuhkan oleh industri tersebut berkumpul dan memudahkan industri dalam
2. Akses informasi yang berkaitan dengan permintaan dan penawaran produk (kondisi
pasar) dan perkembangan teknologi di industri tersebut yang mudah diperoleh oleh
3. Faktor kedekatan dengan penyedia input dan atau konsumen sehingga bisa
produktifitas penggunaan kapital dan tenaga kerja. Hal ini disebabkan karena
tingginya persaingan yang terjadi dan arus informasi yang lancar. Tingginya
6 O'Sullivan, Arthur, Urban Economics, 2000, Fourth Edition, Irwin McGrawhill, USA.
28
produktifitas akan meningkatkan pendapatan per tenaga keija karena adanya
hubungan positif antara produktifitas dan pendapatan dalam teori ekonomi mikro.
lain; penghematan akibat lokalisasi berasal dari ekstemalitas informasi dari interaksi antar
inovasi (Mills, 1967; Henderson, 1974; Kanemoto, 1980), kesesuaian pasar tenaga keija
yang menurunkan biaya pencarian kerja (Hesley & Strange, 1990; Abdel Rahman & Wan,
1995, 1997), akses yang luas terhadap diferensiasi intermediete input (Abdel Rahman &
Fujita, 1990), kesesuaian penggunaan asset dalam pasar modal, yang meningkatkan
akibat lokalisasi pada industri manufaktur besar dan sedang di DKI Jakarta selama kurun
waktu 1975-1998 (Sonny Harry, 2002), teijadinya aglomerasi jenis penghematan baik
akibat lokalisasi maupun urbanisasi yang berpengaruh secara positif maupun negatif pada
keuntungan-keuntungan yang paling kuat yang bersifat ekstemal bagi industri serta paling
output akan terdorong naik dengan derajat yang lebih tinggi dibanding kenaikan input itu
29
sendiri. Sehingga penghematan akibat urbanisasi akan membawa dampak positif bagi
pertumbuhan daerah.
timbul dalam suatu kota serta kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dapat dilakukan untuk
memecahkan masalah tersebut. Adanya kenaikan upah tenaga kerja yang terampil maupun
kasar serta kenaikan gaji manajer, mendorong perusahaan memilih lokasi di luar pusat
kota. Akibatnya harga tanah naik secara riil karena jumlahnya tidak bertambah. Kota-kota
Banyak ekonom mendefinisikan kota sebagai hasil dari proses produksi secara
spasial. Proses urbanisasi pada skala global dapat memunculkan beberapa kota mega
yang terjadi jika beberapa perusahaan berlokasi pada kota yang sama maka pasar
lokal menjadi lebih besar permintaan domestik juga menjadi lebih tinggi,
30
Penghematan akibat urbanisasi terjadi jika biaya produksi perusahaan menurun
ketika total output seluruh output seluruh kota meningkat. Penghematan akibat urbanisasi
berasal dari ekstemalitas teknologi antar produk (Abdel Rahman, 1990), penggunaan input
antara (intermediate input) tertentu secara bersama oleh banyak industri (Abdel Rahman,
1991, 1996), adanya economics of scope dalam produksi (Abdel Rahman & Fujita, 1993;
Hubungan antara hipotesis skala ekonomi dengan jumlah penduduk kota, secara
meningkatnya jumlah penduduk kota, yang mana sampai titik tertentu dapat menghasilkan
kecuali pada faktor sumber daya energi. lsard (1979) menunjukkan bahwa keuntungan
transportasi, keuntungan tenaga kerja, dan keuntungan total mencapai titik puncak pada
jumlah penduduk di sekitar 100.000 orang. Namun sayangnya penelitian ini tidak
didukung oleh data empirik yang dapat mencerminkan jumlah penduduk optimal suatu
kota.
Analisis akan dilakukan pada tahun 2002 mengingat tahun 2002 merupakan tahun
terakhir dibuatnya 1-0 Kota Cilegon. Apakah output terbesar mempunyai multiplier
terbesar juga terhadap sektor lainnya? Jika tidak, sektor apakah yang menjadi
akseleratomya? Dan mengapa hal itu bisa terjadi? Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan
dicoba untuk dijawab dengan menggunakan analisis model 1-0. Model ini dianggap dapat
31
Berdasarkan penelitian Malecki (1991 )8 dan beberapa pertanyaan penelitian di atas
serta latar belakang penulisan, maka studi ini ditujukan untuk menganalisis gambaran
struktur perekonomian Kota Cilegon yang meliputi: pengganda output (output multiplier),
dengan berdasar pada indeks keterkaitan ke depan (indeks forward linkage) dan indeks
keterkaitan ke belakang (indeks backward linkage). Setelah didapat kedua jenis indeks
tersebut maka langkah terakhir melakukan aglomerasi baik aglomerasi lokalisasi maupun
aglomerasi urbanisasi yang berpengaruh positif atau negatif terhadap peningkatan output.
Memang ada perbedaan konsep antara clusterisasi dan aglomerasi seperti yang
diungkapkan oleh Malecki, tetapi pada tulisan ini kita asumsikan clusterisasi yang terjadi
Usaha kecil dan menengah (UKM) menurut Griffin dan Erbert (1996) memiliki
tiga peran penting dalam sistem perekonomian negara yaitu sebagai pencipta lapangan
kerja, sumber inovasi dan pendukung usaha besar. Kenyataan di berbagai negara menurut
Griffin dan Erbert menunjukkan bahwa banyak lapangan kerja barn justru diciptakan oleh
usaha kecil dan menengah daripada usaha besar. Sejarah menunjukkan bahwa sebagian
Meskipun usaha kecil dan menengah memiliki peranan penting di setiap negara,
namun tidak mudah menemukan rumusan definitif yang bisa disepakati bersama mengenai
8 Malecki, E. J. ,1991, Technology and Economic Development: The Dynamics ofLocal, Regional and
National Change. Esses: Longman Scientific & Technical.
32
usaha kecil dan menengah ini. Usaha kecil dan menengah di berbagai negara memiliki
definisi yang berbeda-beda, baik dari segi ukuran maupun kriterianya (Haskiin dan Wofu,
2002). Menurut World Bank (1998) Usaha kecil dan menengah adalah usaha yang
melibatkan tenaga kerja antara 5 sampai dengan 199 orang. Sementara Europian
dan Menengah sebagai perusahaan yang memiliki pekerja di bawah 500 orang. Usaha
Kecil dan Menengah selanjutnya dibedakan dalam 3 (tiga) kategori yaitu (1) usaha mikro,
denganjumlah pekerja kurang dari 10 orang, (2) usaha kecil dengan pekerja 10 sampai 99
orang dan usaha menengah dengan pekerja 100 sampai dengan 499 orang.
dikeluarkan oleh beberapa instansi berbeda-beda. Dalam hal ini paling tidak terdapat 5
instansi yang telah merumuskan batasan mengenai usaha kecil dan menengah ini yaitu
DPR bersama Presiden dalam bentuk undang-undang, Presiden dalam bentuk Inpres,
Usaha kecil dan menengah menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang
usaha kecil didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perseorangan atau
rumah tangga atau suatu badan usaha bertujuan untuk memproduksi suatu barang dan jasa
untuk dipemiagakan secara komersial, yang mempunyai kekayaan bersih paling banyak
Rp 200 juta dan mempunyai nilai penjualan per tahun sebanyak Rp 1 milyar atau kurang.
Sedangkan yang dimaksud dengan usaha menengah menurut Inpres Nomor 10 Tahun
1999 adalah aktivitas usaha perseorangan, badan usaha yang tidak berbada hukum dan
atau badan usaha yang berbadan hukum yang mempunyai kekayaan bersih lebih besar
Rp 200 juta sampai paling banyak Rp 10 milyar, tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha, berdiri sendiri dan bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
33
perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung
sebagai kegiatan yang dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha yang bertujuan untuk
memproduksi barang dan jasa untuk dipemiagakan secara komersial yang memiliki nilai
penjualan per tahun lebih besar dari Rp 10 milyar namun kurang dari 50 milyar
(Depperindag 2002).
kriteria jumlah tenaga kerja untuk usaha dengan jumlah antara 1 sampai 4 orang disebut
sebagai usaha mikro, usaha dengan jumlah 5 sampai 19 orang sebagai usaha kecil. Usaha
menengah memiliki jumlah pekerja antara 20 sampai 99 orang, usaha yang memiliki
jumlah tenaga kerja 100 orang atau lebih sudah dikategorikan sebaga usaha besar.
Bank Indonesia melalui Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/9/Bkr, tanggal 17
Maret 2002 memberikan batasan usaha kecil yaitu: memiliki kekayaan bersih paling
banyak Rp 200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, memiliki hasil
penjualan tahunan Rp 1 milyar, dimiliki oleh Warga Negara Indonesia, berdiri sendiri
bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau
berafiliasi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau
usaha besar dan berbadan usaha perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum
34
BABIII
METODOLOGI
Penggunaan metode Location Quotient pada penelitian ini merupakan tahap awal dari
penentuan sektor basis dan sektor non basis. Jika nilai LQij > 1, maka terjadi konsentrasi
aktifitas j di sub wilayah ke-i, secara relatif dibandingkan dengan total wilayah atau terjadinya
pemusatan aktifitas di sub wilayah ke i. Jika nilai LQij = 1, maka aktifitas j di sub wilayah ke-i
terse but mempunyai pangsa aktifitas setara dengan pangsa total. Jika LQij < 1, maka sub
wilayah ke-i terse but mempunyai pangsa relatif lebih kecil dibandingkan dengan aktifitas yang
secara umum ditemukan di seluruh wilayah. Dengan penentuan LQ seperti di atas maka dapat
dikatakan bahwa sektor dengan LQ > 1 merupakan sektor-sektor basis dalam perekonomian di
Kota Cilegon. Setelah diketahuinya sektor-sektor basis Kota Cilegon, maka penelitian dapat
kita lanjutkan terhadap salah satu sektor tersebut untuk melihat keterkaitannya dengan sektor
LQ =
x . lx.
I} ,
X./X ..... 1)
·1
Dimana:
35
3. 2. Kerangka Dasar Model Input-Output
Menurut BPS (1995), kerangka dasar model I-0 terdiri atas empat kuadran seperti
disajikan pada Gambar 3.1. Kuadran pertama menunjukkan arus barang dan jasa yang
dihasilkan dan digunakan oleh sektor-sektor dalam suatu perekonomian. Kuadran ini
menunjukkan distribusi penggunaan barang dan jasa untuk suatu proses produksi sehingga
menunjukkan permintaan akhir (final demand), yaitu penggunaan barang dan jasa bukan
untuk proses produksi yang biasanya terdiri atas konsumsi rumah tangga, pengeluaran
input primer sektor-sektor produksi, yaitu semua balas jasa faktor produksi yang biasanya
meliputi upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan dan pajak tidak langsung. Kuadran
permintaan akhir.
Gambar 3.1
Kerangka Dasar Model 1-0
Dalam hal pembelian, selain barang dan jasa dari berbagai sektor, perusahaan juga
membutuhkan jasa tenaga kerja dan memberikan kompensasi pada pemilik modal atau
36
kapital. Pembayaran jasa kepada tenaga kerja dan pemilik modal disebut pembayaran
untuk "nilai tambah." Selain itu perusahaan juga membeli barang dan jasa dari luar
negeri, dengan kata lain, perusahaan mengimpor barang dan jasa. Transaksi impor barang
dan jasa ini dicatat pada baris "impor." Dengan demikian, lengkaplah transaksi-transaksi
perdagangan dari berbagai sektor yang ada di dalam suatu negara. Secara sederhana
simplifikasi dari Tabel I-0 dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut :
Tabel3.1
Simplifikasi Tabel Input Output
NTB VI Vz ... Vn
Total XI Xz ... Xn
Input
Dari Tabel I-0 pada Tabel 3.1. dapat dibuat dua persamaan neraca yang
berimbang:
n
Baris: LX;;+/;= X; Vi= l, ... ,n ..... 2)
i=I
n
Kolom: "x
L.. ,,.. +v.1 +m.1 =X..I Vj = l, ... ,n .... .3)
i=I
37
dimana Xij adalah nilai aliran barang atau jasa dari sektor i ke sektor j; fi adalah total
konsumsi akhir; v1 adalah nilai tambah dan m1 adalah impor. Definisi neraca yang
Struktur input yang digunakan di sini adalah domestik produsen dan bukan total
produsen karena pada total produsen masih mengandung komponen impor, sehingga pada
domestik produsen dapat digambarkan perekonomian wilayah secara riil yang artinya
Setiap kolom matriks A menunjukkan komposisi penggunaan input dalam proses produksi
sektor i, yang mencerminkan teknologi yang digunakan oleh sektor produksi tersebut.
Dalam analisis 1-0 mengikuti fungsi produksi Leontief yang bersifat constant return to
scale. Matrik koefisien teknologi ini menjadi sangat penting keberada~nnya karena akan
selalu digunakan dalam penghitungan seluruh analisis 1-0, baik itu analisis pengganda
38
3.4. Analisis Pengganda (Multiplier)
Matriks multiplier atau Leontief Inverse Matrix adalah matriks yang disusun dari
(I-Ar 1 atau juga sering diberi nama matriks B. Matriks ini digunakan untuk melihat
bagaimana output terjadi jika terdapat perubahan di permintaan akhir. Ada tiga macam
pengganda yang akan dibahas di sini, yakni pengganda output (Output Multiplier),
Multiplier) dimana semua pengganda dihitung berdasarkan dua model I-0 yakni model
I-0 Terbuka dan Model I-0 Tertutup. Model I-0 Terbuka merupakan model yang biasa
dan banyak digunakan dalam perekonomian regional, dimana pada model ini konsumsi
rumah tangga diperlakukan sebagai faktor eksogen, dan dalam bentuk tabel konsumsi
rumah tangga ditempatkan pada kuadran II, sedangkan model I-0 Tertutup merupakan
memasukkan/menambahkan satu kolom untuk bagian (share) konsumsi rumah tangga dan
satu baris untuk bagian upah dan gaji per sektor. Pengendogenan komponen ini bisa kita
lakukan tidak hanya pada komponen konsumsi rumah tangga belaka, tetapi bisa kita
lakukan pada semua komponen permintaan akhir dengan catatan harus dicarikan padanan
baris bagi kolom tersebut. Di dunia nyata, I-0 Tertutup dapat kita temui pada rumah
tangga yang menggunakan, misalnya pembantu rumah tangga. Jika rumah tangga
dianggap suatu sektor produksi maka balas jasa pembantu rumah tangga tersebut akan
menjadi bagian dari faktor produksi tenaga kerja yang digunakan oleh rumah tangga itu
sendiri 9 . Pada penulisan rumus pengganda kita bedakan jenis I-0 tertutup dengan
39
3.4.1. Pengganda Output (Output Multiplier)
perubahan permintaan akhir suatu sektor terhadap semua sektor yang ada tiap satuan
perubahan jenis pengganda. Peningkatan permintaan akhir di suatu sektor j, tidak hanya
akan meningkatkan output produksi sektor j, tapi juga akan meningkatkan output sektor-
sektor lain dalam perekonomian. Peningkatan output sektor-sektor lain tercipta akibat
adanya efek langsung dan efek tidak langsung dari peningkatan permintaan akhir sektor j
(Miller and Blair, 1985), sedangkan pada I-0 tertutup selain adanya efek langsung dan
efek tidak langsung, ada pula efek injeksi (induced effect) yang merupakan selisih nilai
tiap elemen matriks kebalikan Leontief di model tertutup terhadap model terbuka. Dengan
II
Dim ana:
Oj dan Oj • = pengganda output sektor j model I-0 terbuka dan I-0 tertutup
= baris ke 1, 2, ...... n
Efek awal pendapatan rumah tangga adalah seperti yang ditunjukkan oleh proporsi
upah atau gaji dalam total output setiap sektomya. Sehingga nilai perubahan pendapatan
rumah tangga harus dibagi dengan proporsi upah atau gaji yang diperlukan untuk
memproduksi satu unit output sektor yang bersangkutan. Angka pengganda macam ini,
40
hila dilakukan pada model I-0 terhuka, disehut dengan angka pengganda pendapatan
tipe I, dan apahila diterapkan pada suatu model I-0 tertutup, disehut dengan angka
pengganda pendapatan rumah tangga tipe II. Untuk lehih jelasnya nilai pengganda
1\
v(/-A)-1
Income Multiplier tipe 1 = ..... 7)
v
1\
Dari penjelasan di atas, terlihat hahwa angka pengganda pendapatan tipe II akan
lehih hesar hila dihandingkan dengan tipe I. Hal ini dikarenakan tamhahan pendapatan di
satu sektor tersehut, dimasukkan kemhali ke dalam perekonomian dalam hentuk konsumsi.
peruhahan lapangan pekerjaan akihat adanya satu unit peruhahan permintaan akhir di
suatu sektor tertentu. Analisis pengganda tenaga kerja digunakan untuk melihat peran
suatu sektor dalam meningkatkan hesamya jumlah tenaga kerja yang terserap oleh
perekonomian. Jika nilai pengganda tenaga kerja di suatu sektor lehih hesar dari satu
41
menunjukkan daya serap tenaga kerja di sektor yang bersangkutan cukup tinggi. Rumus
{\
I(I-A)-1
Employment Multiplier tipe 1 = ..... 9)
I
{\
I(I-A*r 1
Employment Multiplier tipe II = ..... 10)
I
Dimana:
a. Elastisitas
Elastisitas adalah ukuran kepekaan dari suatu variabel terhadap yang lainnya. Elastisitas
menunjukkan persentase perubahan satu variabel sebagai hasil dari perubahan I persen
jumlah barang yang diminta jika harga berubah. Berapa persen perubahan jumlah barang
(Q) yang diminta jika harga (P) berubah sebesar 1 persen. Elastisitas harga terhadap
E = !J.Q I Q = p!J.Q
....... 11)
P M/P QM
42
Karena adanya hubungan yang negatif antara P dan Q, jika harga suatu barang
meningkat, biasanya jumlah yang diminta berkurang, jadi perubahan dalam jumlah karena
suatu perubahan dalam harga adalah negatif sehingga Ep adalah negatif. Jika Ep > 1,
persentase perubahan kuantitas lebih besar dari persentase perubahan harga. Dengan
perkataan lain, permintaan barang tersebut adalah elastis terhadap harga. Jika Ep < 1,
persentase perubahan dalam kuantitas kurang dari persentase perubahan dalam harga.
Dengan perkataan lain, permintaan tidak elastis terhadap harga. Faktor utama yang
Untuk melihat elastisitas sektor unggulan, digunakan model Ordinary Least Square
(OLS) time series dengan variabel terikatnya adalah PDRB dan variabel bebasnya adalah
NTB dari sektor-sektor yang ditengarai sebagai sektor unggulan yang ditandai dengan
peringkat terbesar dalam penggandanya dimana di sini kita gunakan dua subsektor dengan
peringkat tertinggi dan ketersediaannya data ditambah dengan sektor logam dasar besi dan
baja itu sendiri sebagai pembandingya. Tujuan penggunaan model ini adalah untuk melihat
apakah sektor dengan output terbesar juga memiliki elastisitas tertinggi terhadap sektor-
sektor lainnya. Tahun yang digunakan dalam estimasi model ini adalah tahun 1990-2005,
dan model OLS time series tersebut dapat ditulis sebagai berikut :
Dimana:
43
H 0 :a=O
Dengan hipotesanya adalah { H 1 : a -=f. O , sedangkan untuk uji yang dilakukan
b. Labor/Capital Intensif
Selain itu akan dilihat apakah suatu sektor unggulan menggunakan teknologi yang
berdasar pada keunggulan modal (capital intensif) atau pada keunggulan tenaga kerja
menjawab pertanyaan mengapa sektor unggulan tidak memberikan dampak output terbesar
terhadap sektor lainnya. Penghitungan capital intensif ini kita lakukan dengan mencari
rasio modal per sektor industri dengan pendekatan PMTB (Penambahan Modal Tetap
Bruto) terhadap tenaga kerjanya, demikian halnya dengan labor intensif, maka kita cari
Faktor kendala ketiga yang kita cari adalah rasio ekspor subsektor industri logam
dasar besi dan baja terhadap outputnya. Ekspor di sini merupakan semua output yang
dikirim ke luar Kota Cilegon baik ke luar daerah di Indonesia maupun ke luar negeri. Jika
memberikan persentase yang cukup besar (di atas 50 persen), maka dapat dikatakan bahwa
sektor tersebut memiliki export based oriented, yang artinya sebagian besar outputnya
diekspor dan digunakan oleh industri lain di luar Kota Cilegon sebagai input antaranya.
Data yang digunakan adalah data perdagangan luar negeri BPS dan data arus barang
44
3.6. Analisis Aglomerasi
yang memiliki keterkaitan yang erat sehingga dapat mengoptimalkan outputnya untuk
digunakan sebagai input antara sektor lainnya. Untuk itu pada tulisan ini digunakan
analisis keterkaitan antar sektor dan analisis sektor unggulan sebagai penjabaran dari
aglomerasi tersebut.
Hirschman (1958) untuk melihat keterkaitan antar sektor, terutama untuk menentukan
strategi kebijakan pembangunan. Dikenal dua jenis keterkaitan, yaitu (1) keterkaitan ke
belakang (backward linkages) yang merupakan keterkaitan dengan bahan mentah dan
dihitung menurut kolom, dan (2) keterkaitan ke depan (forward linkages) yang merupakan
keterkaitan penjualan barang jadi dan dihitung menurut baris. Baik backward maupun
forward linkage memiliki dua dampak yakni dampak langsung dan dampak tidak langsung
aij dan aij * adalah koefisien input langsung ; bij dan bij * adalah koefisien matrik
Jadi, jika suatu sektor memiliki indeks backward linkage (IBL) & indeks forward
linkage (IFL) yang tinggi (illL & IFL > 1), berarti sektor ini merupakan sektor unggulan
45
dan dialokasikan pada kuadran I pada grafik keseimbangan. Sebaliknya, jika IBL & IFL
nya rendah (< 1) berarti sektor ini bukan sektor unggulan dan dialokasikan pada kuadran
n
Lbii
IBL ..J 1 --
=----=..::'=.:.... ..... 17) IFL =----'1"-·=-
1--
..... 18)
V"
In~ "b
n
~ IJ..
i=1
n
j=1
'· Yni: tb;;
i=1 j=1
Dimana:
n = jumlah sektor
Selain itu dalam aglomerasi, sektor yang teraglomerasi dalam kuadran I memiliki
makna bahwa terjadi aglomerasi lokalisasi dan urbanisasi sekaligus dan berpengaruh
kuadran III dapat dikatakan bahwa juga teijadi aglomerasi lokalisasi dan urbanisasi
sekaligus namun berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan output. Atau dengan kata lain
tidak terjadi aglomerasi yang positif. Untuk kuadran II, dapat diinterpretasikan dengan
terjadi aglomerasi lokalisasi positif dan aglomerasi urbanisasi negatif dan terakhir
kebalikan dengan kuadran II, maka untuk kuadran IV dapat diinterpretasikan dengan telah
46
BABIV
PDRB merupakan keseluruhan nilai tambah yang timbul akibat adanya berbagai
aktifitas ekonomi dalam suatu wilayah. Oleh karena itu besaran PDRB sering digunakan
sebagai indikator didalam menilai kinerja perekonomian, terutama yang dikaitkan dengan
perbedaan dalam : (a) potensi sumberdaya alam, (b) prasarana dan sarana, (c) modal yang
tersedia, dan (d) kemampuan sumberdaya man usia, menyebabkan besaran PDRB
Penyajian PDRB biasanya dinyatakan atas dasar harga berlaku dan harga konstan.
PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang
dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDRB atas dasar
harga konstan dihitung dengan menggunakan harga yang berlaku pada satu waktu tertentu
sebagai tahun dasar. PDRB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat
pergeseran dan struktur ekonomi, sedangkan PDRB harga konstan digunakan untuk
mengetahui pertumbuhan ekonomi riil dari tahun ke tahun, dimana faktor perubahan harga
telah dihilangkan
Potensi ekonomi suatu wilayah dapat dilihat dengan mencermati struktur ekonomi
suatu wilayah. Struktur ekonomi suatu wilayah sangat ditentukan oleh besarnya peranan
sektor-sektor ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa. Adanya perbedaan dalam
47
sumberdaya alam dan kemampuan berproduksi dari masing-masing sektor suatu wilayah
Propinsi Banten merupakan salah satu daerah kantong industri di Pulau Jawa,
dengan peranan sektor industri yang mencapai 53,03 persen di tahun 2001 dan
49,75 persen di tahun 2005. Kabupatenlkota di Propinsi Banten yang merupakan daerah
potensi industri yaitu; Kabupaten Tangerang, Kabupaten Serang, Kota Tangerang dan
Kota Cilegon. Sedangkan Kabupaten Lebak dan kabupaten Pandeglang merupakan daerah
Kota Cilegon yang merupakan salah satu daerah potensi industri di Propinsi
Banten dapat dilihat dari peranan masing-masing sektor terhadap penciptaan nilai tambah
penciptaan nilai tambah yaitu 62,95 persen di tahun 2001 dan 58,99 persen di tahun 2005.
Diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran mengalami peningkatan dari
10,89 persen di tahun 2001 menjadi 12,71 persen di tahun 2005. Untuk lebih lengkapnya
Tabel4.1
Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota dan Lapangan Usaha di
Propinsi Banten, 2001(%)
48
Tabel4.2
Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota dan Lapangan Usaha di
Propinsi Banten, 2005(%)
kontribusi terbesar terhadap penciptaan nilai tambah sektor industri di Propinsi Banten
yaitu : Kota Tangerang (38,31 %), Kabupaten Tangerang (29, 14%), dan Kota Cilegon
(17,38%). Begitu pula untuk sektor perdagangan, hotel dan restoran, wilayah yang
Pada tahun 2005, kontributor sektor industri dan perdagangan, hotel dan restoran
masih didominasi oleh Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Kota Cilegon, dan
Tabel4.3
Distribusi Persentase PDRB dalam Jumlah Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Kabupaten/Kota dan Lapangan Usaha di Propinsi Banten, 2001(%)
Kab. Kab. Kota Kota
Kode Lapangan Usaha Kab.Lebak Kab. Serang Jumlah
Pandeglang Tangerang Tangera!:!!J Cilegon
(J) (2) (3) {4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Pertanian 22.47 23.87 27.23 20.75 0.73 4.96 100.00
2 Pertambangan dan Penggalian 5.71 55.42 19.75 7.65 0.00 11.47 100.00
3 Industri Pengolahan 1.31 0.99 29.14 12.86 38.31 17.38 100.00
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 0.96 0.43 38.70 13.74 11.33 34.85 100.00
5 Bangunan 9.42 8.95 19.52 35.42 23.74 2.95 100.00
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 7.45 7.34 18.88 8.08 49.12 9.13 100.00
7 Pengangkutan dan Komunikasi 3.98 4.28 23.18 5.72 44.43 18.41 100.00
8 Keuangan dan J asa Perusahaan 12.71 13.59 36.55 22.80 2.65 11.69 100.00
9 Jasa-jasa 16.81 15.40 24.36 23.70 15.32 4.40 100.00
PDRB 5.69 5.64 26.80 13.49 33.86 14.52 100.00
49
Tabel4.4
Distribusi Persentase PDRB dalam Jumlah Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Kabupaten/Kota dan Lapangan Usaha di Propinsi Banten, 2005(%)
Kab. Kab. Kota Kota
Kode Lapangan Usaha Kab. Lebak Kab. Serang Jumlah
Pandeglang Tangerang Tangerang Cilegon
(/) (2) (3) (4) (5) (6) {7) (8) (9)
Sektor perekonomian yang ada di Kota Cilegon relatif sedikit hila dibanding kota-
kota lain di Propinsi Banten yakni hanya 36 sektor sampai dengan tahun 2006 dengan
sektor-sektor industri sebagai sektor unggulannya. Hal ini tak lain disebabkan karena Kota
Cilegon baru terbentuk pada tahun 1998 dari Kotif Cilegon yang terdiri dari 4 kecamatan
Ciwandan.
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang
dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Kendati indikator ini mengukur tingkat
pertumbuhan output dalam suatu perekonomian, namun sesungguhnya indikator ini juga
memberikan indikasi tentang sejauh mana aktifitas perekonomian yang terjadi pada suatu
tersirat dalam angka pertumbuhan output karena pada dasamya aktifitas ekonomi adalah
suatu proses penggunaan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa
diharapkan pendapatan masyarakat sebagai pemilik faktor produksi juga akan meningkat.
50
Dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi, Kota Cilegon mempunya1 laju
pertumbuhan yang relatif lebih tinggi dibanding laju pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Tabel4.5
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Cilegon Atas Dasar Harga Konstan 2000
Menurut Lapangan Usaha, 2001-2005 (%)
Berdasarkan tabel 4.5 di atas diketahui bahwa laju pertumbuhan ekonomi Kota Cilegon
mempunyai laju pertumbuhan yang lebih tinggi dari laju pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Hal ini menunjukkan bahwa akselerasi perekonomian Kota Cilegon lebih cepat
ekonomi seharusnya dihitung dengan data pendapatan nasional/regional per kapita atas
dasar harga konstan. Karena pertumbuhan nasional/regional dapat saja terjadi tanpa
memberi dampak positif pada tingkat kesejahteraan masyarakat, akibat dari tingkat
51
pertumbuhan penduduk yang Iebih tinggi daripada tingkat pertumbuhan pendapatan
tahun 2001 dan 2005 disajikan dalam gambar 4.1 dan 4.2
Gambar4.1
Plot Laju Pertumbuhan Ekonomi (%)dan PDRB Perkapita Kabupatenlkota di Propinsi Banten, 2001
17.50
17.00
0 .....
•
[~]
-,l
I'll
~ Kola Cilegon
c.
I'll 16.50 Kota Tangerang - •
...
..ll::
CD
D.. i
16.00 ··J
m
0::
c
D..
I:
15.50 Kab. Serang
•
.-
Kab. Tangerang
-
..J
15.00 -
-L---~----------K~-b-~P_~_nd-~-~-~-Lg_-._-
~ ___-_-._--_K_-~_b_.-L_~_ba_k-----------~
14.50
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00
Laju Pertumbuhan Ekonomi (%)
Gambar4.2
Plot Laju Pertumbuhan Ekonomi (%)dan PDRB Perkapita Kabupatenlkota di Propinsi Banten, 2005
18.00
Kola Cilegon 0
~
17.50 •
c.
~ 17.00 Kola Tangerang
CD
D..
•
16.50
m
0::
c Kab. Serang
D..
I:
..J 15.50 • Kab. Tangerang
- ------ - -
•_____ ),
!
Kab. Lebak
15.00
• Kab. ~ndeglang
Cat : Kuadran I , laju pertumbuhan ekonomi dan PDRB perkapita Jebih tinggi dari angka nasional.
Kuadran II. PDRB perkapita Jebih tinggi dan Jaju pertumbuhan ekonomi lebih rendah dari angka nasional.
Kuadran III, Jaju pertumbuhan ekonomi dan PDRB perkapita lebih rendah dari angka nasional
Kuadran IV. Jaju pertumbuhan ekonomi lebih tinggi tetapi PDRB perkapita Jebih rendah dari angka nasional.
52
Bagi daerah, indikator ini sangat dibutuhkan untuk menilai kinerja pembangunan
yang telah dilaksanakan, serta berguna pula untuk menentukan arah pembangunan pada
masa yang akan datang. Dalam memudahkan analisa perbandingan laju pertumbuhan dan
PDRB perkapita antar Kabupatenlkota di propinsi Banten, disajikan plot (scatter diagram)
yang menggambarkan hubungan antara kedua variabel tersebut. Pada plot tersebut sumbu
pertumbuhan PDRB. Garis pemisah yang membagi kedudukan dari tiap-tiap propinsi
menjadi empat kuadran adalah laju pertumbuhan ekonomi nasional sebagai sumbu vertikal
dan PDB per kapita pada sumbu horizontal. Kuadran I adalah kuadran yang
tinggi dan juga PDRB perkapita lebih tinggi dari angka nasional. Kuadran II menunjukkan
perkapita lebih tinggi dan laju pertumbuhan ekonomi lebih rendah dari angka nasional.
rendah dari angka nasional, sedangkan kuadran IV adalah kuadran yang menggambarkan
lebih tinggi tetapi PDRB perkapita lebih rendah dari angka nasional.
Kabupaten!Kota yang secara ekonomi sangat tertinggal, baik dari segi pertumbuhan
ekonomi maupun pendapatan per kapita. Dengan kata lain, Kabupaten!Kota dalam
kategori ini adalah Kabupaten/Kota yang paling buruk keadaannya dibandingkan dengan
53
wilayah lain di Indonesia. Akan tetapi hal ini tidak berarti bahwa wilayah ini tidak
Kabupaten!Kota yang termasuk dalam kategori ini pada tahun 2001 hanya satu Kabupaten
yaitu Kabupaten Serang, Pada tahun 2005 bertambah menjadi 3 yaitu Kabupaten Serang,
Pada tahun 2001 Kota Tangerang masuk dalam Kuadran II yang merupakan
pertumbuhan ekonomi lebih rendah dari angka nasional. Namun di tahun 2005 Kota
dengan pendapatan perkapita dan laju pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dari angka
nasional (kuadran I) bersama-sama dengan Kota Cilegon yang sejak tahun 2001 masuk
Output merupakan nilai produksi barang ataupun jasa yang dihasilkan oleh sektor-
sektor ekonomi di Kota Cilegon. Oleh karena itu, dengan menelaah besarnya output yang
diciptakan oleh masing-masing sektor, akan diketahui sektor-sektor mana yang mampu
Kota Cilegon.
Berdasarkan klasifikasi 36 sektor ekonomi tabel 1-0 Cilegon terlihat bahwa sektor
lndustri logam dasar besi dan baja merupakan sektor yang terbesar dalam menciptakan
output, yaitu sebesar Rp 9,2 trilyun, atau memberikan andil sebesar 34,67 persen dari
54
seluruh output yang tercipta di Cilegon. Struktur output perekonomian Kota Cilegon
berdasarkan besarnya penciptaan output dapat dilihat pada tabel 4.6 dan gambar 4.3
Tabel4.6
Sepuluh Sektor Terbesar Menu rut Peringkat Output
Gambar4.3.
Sepuluh Sektor Terbesar Menurut Peringkat Output
Kota Cilegon 2002
2 ,60%
1,96%
55
Sektor lndustri barang dari logam kecuali mesin merupakan sektor terbesar kedua
yaitu memberikan kontribusi sekitar 21 ,00 persen. Sedangkan peringkat ke tiga adalah
sektor barang-barang dari bahan kimia, dalam hal penciptaan output telah memberikan
andil sebesar 17,78 persen. Dengan demikian kontribusi dari ketiga sektor tersebut di atas
telah mencapai 73,45 persen dari seluruh output yang diciptakan di Kota Cilegon.
Tujuh sektor lainnya yang termasuk dalam kelompok sepuluh sektor terbesar
outputnya adalah sektor listrik, gas kota dan air bersih, perdagangan, angkutan laut,
industri logam dasar bukan besi, hotel dan restoran, angkutan jalan raya dan industri
kertas, barang dari kertas lainnya. Dari 10 sektor unggulan di atas dapat dibuktikan bahwa
56
BABV
Sebagai tahap awal dari penelitian ini, perlu diteliti apakah sektor industri
merupakan sektor basis atau bukan. Dari hasil perhitungan mengenai analisis metode
bersama sektor listrik, gas & air bersih dan sektor pengangkuta n dan komunikasi selama
enam tahun terakhir. Ketiga sektor tersebut memberikan nilai LQ > 1 yakni 1, 19; 2,42; dan
1,04 pada tahun 2005 yang berarti pemusatan aktifitas ekonomi terjadi pada ketiga sektor
Tabel 5.1
Location Qoutien Kota Cilegon Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha tahun 2000-2005
I. PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN & PERIKANAN 0,37 0,35 0,33 0,31 0,30 0,29
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 2,18 2,38 2,25 2.48 2,40 2,42
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTO RAN 0,62 0,63 0,63 0,66 0,70 0,74
57
Dengan pemilihan sektor industri pengolahan sebagai salah satu sektor basis, maka
penelitian ini menjadi relevan dan dapat ditindaklanjuti dengan melakukan analisis 1-0
perubahan pada permintaan akhir terhadap perekonomian. Secara lebih spesifik dapat
digunakan untuk melihat dampak perubahan permintaan akhir terhadap tingkat produksi
perekonomian. Adapun jenis angka pengganda dapat disajikan dalam 2 tipe yaitu Tipe I
(1-0 Terbuka) dan Tipe II (1-0 Tertutup) dimana pada 1-0 Tertutup kita masukkan
apabila terdapat perubahan pada permintaan akhir dapat dikembangkan melalui analisis
angka pengganda output. Dari hasil perhitungan mengenai analisis angka pengganda
output menunjukkan bahwa adanya peningkatan permintaan akhir sebesar satu unit uang
output baru dalam perekonomian di Kota Cilegon sebesar 1,294 unit. Dari 10 sektor
terbesar menurut peringkat outputnya, terlihat seluruhnya mampu menciptakan output baru
perekonomian di atas rata-rata. Adapun sektor yang paling besar mempunyai angka
pengganda output pada 1-0 Terbuka adalah sektor industri kimia yaitu sebesar 2,292
disusul oleh sektor industri barang dari logam, kecuali mesin dan peralatannya sebesar
58
1,943, sektor industri barang-barang dari plastik sebesar 1,761, dan sektor industri makan
dan minuman 1,670. Pada 1-0 Tertutup , angka pengganda output jelas jadi lebih besar
nilainya jika dibandingkan dengan angka pengganda output model 1-0 Terbuka . Hal ini
97,5 persen. Sektor industri kimia tidak lagi berada pad a urutan pertama, melainkan hanya
berada pada urutan kedua, sedangkan urutan pertama ditempati oleh sektor pemerintahan
umum dan pertahanan dengan angka pengganda output sebesar 3,058 dan juga memilki
induced effect terbesar yakni 2,058. Adapun basil perhitungan angka pengganda output,
induced effect dan komposisi peringkat tiap sektor tersaji lengkap dalam tabel 5.2. Dari
basil uraian tersebut, rekomendasi yang dapat ditarik adalah efek maksimum dalam hal
peningkatan produksi dan pembentukan output baru akan tercipta apabila setiap satuan
uang untuk permintaan akhir dibelanjakan untuk membeli output yang mempunyai angka
pengganda terbesar. Sedikit saja komponen permintaan akhir tersebut dipakai untuk
membeli output yang mempunyai angka pengganda lebih kecil maka efek maksimal dari
tambahan permintaan akhir tersebut tidak akan tercapai. Pembangunan daerah yang lebih
59
Tabel5.2
A~GKA PENGGANDA Ol'TPl'T PADA MODEL 1·0 TERBUKA (fiPE I) & MODEL 1-0 TERTUTUP (TIPE II),
INDUCEDEFFECTDAN PERINGKATNYA
60
5.2.2. Analisis Peningkatan Pendapatan Regional
Upah dan gaji merupakan bagian dari input secara keseluruhan. Sesuai dengan
asumsi dasar yang digunakan dalam penyusunan tabel 1-0 yang menunjukkan hubungan
yang linear maka kenaikan atau penurunan output akan diikuti secara proporsional oleh
kenaikan dan penurunan tingkat pendapatan. Jadi adanya peningkatan permintaan akhir
dalam suatu perekonomian akan mendorong terciptanya output baru. Pembentukan output
baru tersebut mendorong permintaan terhadap input antara lain tenaga ketja. Adapun balas
jasa yang diterima oleh rumah tangga berupa upah dan gaji berarti adanya peningkatan
peningkatan permintaan akhir sebesar satu unit uang ke dalam suatu perekonomian daerah
1,330. Dari seluruh sektor yang ada, sektor industri barang dari logam, kecuali mesin dan
terbesar yaitu sebesar 2,751 dimana nilai ini jauh lebih besar jika dibandingkan dengan
sektor-sektor lainnya. Sektor lainnya yang juga mempunyai potensi dalam peningkatan
pendapatan masyarakat adalah sektor industri kimia serta industri barang-barang dari
plastik yaitu sebesar 2,381 dan 2,329 artinya adanya perubahan satu unit uang permintaan
akhir pada sektor ini akan mendorong penciptaan pendapatan dalam perekonomian
berubah sebesar 2,381 dan 2,329 unit. Kondisi serupa juga terjadi pada 1-0 Tertutup,
industri barang dari logam, kecuali mesin dan peralatannya merupakan sektor yang
61
memiliki angka pengganda pendapatan tertinggi, yakni sebesar 3,077. Yang menarik
bahwa peringkat sektor menurut besarnya angka pengganda output ternyata tidak
mengalami perubahan baik dalam 1-0 Terbuka maupun dalam 1-0 Tertutup . Efektifitas
yang serupa antara model 1-0 Terbuka dan 1-0 Tertutup ini ditunjukkan oleh sifat bahwa
angka pengganda pendapatan rumahtangga jenis tipe I adalah konstan. Dari tabel 5.3 dapat
dilihat bahwa kalau kita ambil contoh sektor 1, 2 dan 3 maka perbandingan tipe II terhadap
tipe I ketiga sektor tersebut memberikan hasil yang sama yaitu sebesar
4323 =1•184 =1•281 = 1118. Adapun basil perhitungan angka pengganda output, induced
4183 1,059 1,145 '
effect dan komposisi peringkat tiap sektor disajikan secara lengkap dalam tabel 5.3.
masyarakat maka pemerintah harus mengalokasikan setiap satuan uang permintaan akhir
untuk dibelanjakan kepada output sektor yang mempunyai angka pengganda pendapatan
62
Tabel5.3
ANGKA PENGGANDA PENDAPATAN PADA MODEL 1-0 TERBUKA (TIPE I) & MODEL 1-0 TERTUTUP (TIPE II),
63
5.2.3. Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja Sektoral
pengganda yang mampu digunakan untuk analisis itu adalah angka pengganda kesempatan
kerja. Angka pengganda kesempatan kerja merupakan efek total dari perubahan lapangan
pekerjaan di perekonomian akibat adanya satu unit uang perubahan permintaan akhir di
Sektor yang mempunyai angka pengganda kesempatan kerja terbesar pada model
I-0 Terbuka adalah sektor industri makanan dan minuman yaitu sebesar 11,336. Hal ini
menunjukkan bahwa adanya peningkatan permintaan akhir sebesar satu unit uang akan
menyebabkan peningkatan kesempatan kerja sebesar 11,336 unit pada sektor industri
makanan dan minuman. Secara keseluruhan, 10 sektor yang memiliki angka pengganda
lapangan kerja terbesar memiliki angka diatas rata-rata seluruh sektor ekonomi yaitu
sebesar 1,844. Pada model I-0 Tertutup , sektor industri makanan dan minuman masih
merupakan sektor yang memiliki angka pengganda lapangan pekerjaan tertinggi yaitu
sebesar 12,628, diikuti oleh sektor industri kimia sebesar 4,957. Tetapi pada peringkat
selanjutnya mengalami perubahan yang tadinya peringkat 3 ditempati oleh industri barang-
barang dari plastik menjadi sektor industri barang dari logam, kecuali mesin dan
ditentukan hubungan antara angka pengganda pendapatan rumahtangga tipe I dan tipe II,
dalam analisis angka pengganda lapangan pekerjaan ini tidak terdapat hubungan seperti
itu. Tidak terdapat perbandingan yang konstan untuk setiap sektor produksi dalam
64
perekonomian, sehingga walaupun sebagian sektor memiliki peringkat yang sama pada
model I-0 Terbuka dan I-0 Tertutup (13 sektor), namun secara keseluruhan peringkat
eployment tipe I dan tipe II tiap sektor tetap berbeda karena tidak ada jaminan bahwa
sektor dengan angka pengganda lapangan kerja biasa yang tertinggi juga akan memiliki
angka pengganda lapangan pekerjaan tipe I tertinggi pula. Jika dari tabel 5.4, dapat kita
ambil contoh sektor 9 dan sektor 10, sektor 9 memiliki angka pengganda lapangan
pekerjaan direct+ indirect (!(I- Af 1 ) > sektor 10, tetapi tipe I sektor 10 temyata > tipe I
sektor 9. Hasil selengkapnya dari hasil perhitungan angka pengganda kesempatan kerja
disajikan dalam tabel 5.4. Melalui simulasi kebijakan dengan menggunakan tabel I-0 Kota
Cilegon 2002, diharapkan perencana dapat memperkirakan berapa kebutuhan tenaga kerja
Dari enam jenis multiplier yang telah dihitung di atas, temyata sektor industri
logam dasar besi dan baja hanya menduduki peringkat kelima sampai kedelapan dan tidak
tersebut memiliki penciptaan output terbesar dalam perekonomian Kota Cilegon seperti
yang dijelaskan secara rinci pada tabel 5.5. Mengapa hal itu bisa terjadi? Faktor-faktor apa
saja yang menyebabkan hal itu terjadi? Ada tiga faktor kendala yang ditengarai menjadi
pemicu terjadinya hal tersebut yakni besamya elastisitas industri logam dasar besi dan baja
terhadap PDRB Kota Cilegon bila dibandingkan dengan industri unggulan lainnya. Faktor
kedua yakni dicurigai industri logam dasar besi dan baja menggunakan teknologi yang
berbasis modal (capital intensif) sehingga teknologi yang tinggi (high technology) tidak
dapat diserap oleh tenaga keija yang memiliki latar belakang pendidikan rendah seperti
yang telah dijabarkan di pendahuluan, sehingga pada akhimya tidak dapat menciptakan
65
Tabel5.4
ANGKA PENGGANDA TENAGA KERJA PADA MODEL 1-0 TERBUKA (fiPE I) & MODEL 1-0 TERTUTUP (fiPE II),
INDUCED EFFECT DAN PERINGKATNY A
multiplier yang tinggi sebagai penciptaan input antara sektor lainnya. Faktor yang terakhir
adalah kemana output besi dan baja disalurkan, apakah digunakan sebagai input antara
66
sektor lokal atau digunakan sebagai input antara sektor di luar kota Cilegon. Bila sebagian
besar output besi dan baja digunakan sebagai input antara sektor di luar kota Cilegon maka
dapat dikatakan sektor ini berorientasi ekspor (export based oriented) dan hal itu perlu
Tabel5.5
ANGKA PENGGANDA PADA MODEL 10 TERBUKA (TYPE I) & MODEL 10 TERTUTUP (TYPE II),
INDUCED EFFECT DAN PERINGKATNYA
67
5.3. Analisis Faktor Kendala
a. Elastisitas
Untuk analisis elastisitas ini kita ambil dua sektor yang memiliki multiplier lebih
besar dari sektor logam dasar besi dan baja ditambah sektor logam dasar besi dan baja itu
versi 4 untuk OLS time series dari tahun 1990-2005 didapatkan hasil sebagai berikut :
Dari hasil di atas dapat dilihat bahwa industri baja memiliki elastisitas negatif
terhadap PDRB nya yang berarti peningkatan 1 output unit industri akan menurunkan
PDRB nya sebesar 0,095 sedangkan 2 industri unggulan lainnya memiliki elastisitas yang
positif. Dengan elastisitas yang negatif dan < 1 ini mengindikasikan bahwa output yang
besar dari industri logam dasar dan baja sesungguhnya tidak berpengaruh terhadap
penciptaan input antara sektor lainnya (inelastis). Selain itu jika diihat dari uji secara
parsial (Uji T) menunjukkan bahwa NTB besi dan baja (LNTBBJ) berada pada daerah
68
kriteria terima Ho dengan tingkat signifikansi di atas taraf 10%, yang juga berarti output
sektor ini tidak berpengaruh terhadap penciptaan input antara sektor lainnya.
Selanjutnya dengan menggunakan data industri besar sedang tahun 2005 Kota
Cilegon, kita dapat menghitung capital intensif dan labor intensif masing-masing sektor
industri dan didapatkan hasil seperti pada tabel 5.6. Berdasarkan hasil penghitungan,
terbukti bahwa sektor logam besi dan baja menggunakan teknologi dengan basis modal
(capital intensif) dengan nilai modal per tenaga kerja terbesar kedua yakni Rp 0,735
milyar, lebih besar jika dibandingkan dengan 2 sektor unggulan yang memiliki pengganda
lebih besar dari pada sektor industri logam dasar besi dan baja, yakni industri barang dari
Tabel5.6
Capital dan Labor Intensif per sektor industri Kota Cilegon
Capital
PMTB Tenaga Labor
Jenis I ndustri Kode intensif
(milyar Rp) Kerja lntensif
(_mily_ar Rp)
I 1 3 4 5 6
Minyak bumi, batu bara, karet & plastik 35 1,820 477 0,004 0,000262
lndustri barang galian non logam kecuali minyak bumi
36 6,944 236 0,029 0,000034
dan batu bara
Logam Besi dan baja 37 4.886,688 6651 0,735 0,000001
Pengolahan lainnya 39 - - - -
Logam bukan besi dan baja 40 892,914 954 0,936 0,000001
Pengecoran logam 41 - - - -
lndustri Kimia 42 1.367,965 5412 0,253 0,000004
Sumber : Diolah dari data lndustri Besar Sedang tahun 2005 Kola Cilegon
Sedangkan untuk teknologi berbasis tenaga kerja (labor intensif) kedua sektor
unggulan (industri logam dan industri kimia) berada di atas sektor industri logam & baja
69
yakni sebesar 0,000007 dan 0,000004 bila dibandingkan dengan nilai tenaga kerja per
modal industri logam & baja yang hanya sebesar 0,000001. Atau dengan perkataan lain
industri logam & baja menggunakan teknologi yang capital intensif, sedangkan industri
barang dari logam dan industri kimia menggunakan teknologi yang labor intensif. Hal ini
menjawab pertanyaan faktor-faktor apa yang membuat multiplier besi dan baja selalu
Faktor kedala yang ketiga yang kita hi tung adalah export based oriented dari sektor
industri besi dan baja. Dengan menggunakan data statistik perdagangan luar negeri
Indonesia tahun 2002-2005, kita dapat mengetahui apakah sektor industri besi dan baja
merupakan sektor export based oriented atau bukan. Adapun hasil penghitungan sektor
Tabel5.7
Ekspor logam dasar besi dan baja kota Cilegon tahun 2002-2005
Ekspor Output
Tahun Persentase
(trilyun Rp) (trilyun Rp)
Berdasarkan hasil penghitungan, terbukti bahwa sektor logam besi dan baja
merupakan sektor industri berbasis ekspor dimana pada tahun sejak tahun 2002-2005,
lebih dari 50 persen dari outputnya diekpor ke luar kota Cilegon. Untuk tahun 2005 saja
output yang diekspor ke luar kota Cilegon mencapai 73,62 persen. Terlihat bahwa output
dari tahun 2002 ke 2003 mengalami penurunan, hal ini disebabkan adanya praktek
70
dumping oleh negara pesamg seperti China, India dan Thailand serta adanya
penyelundupan baja ke luar negeri seperti yang dikemukakan dalam pendahuluan, namun
hal itu tidak berpengaruh terhadap persentase ekspor karena adanya peningkatan
permintaan baja Krakatau Steel dan kenaikan harga besi & baja dunia yang hampir
yang digunakan adalah analisis keterkaitan antar sektor. Sektor yang memiliki keterkaitan
paling tinggi berarti memiliki potensi menghasilkan output produksi yang tinggi pula.
Analisis mengenai keterkaitan antar industri merupakan analisis yang umum dilakukan
Analisis ini pada dasarnya melihat dampak terhadap output dimana pada
mempengaruhi. Keterkaitan antar industri itu sendiri dapat dikategorikan dalam dua hal.
Yang pertama adalah keterkaitan ke belakang (backward linkages), dan kedua adalah
melalui 2 (dua) cara. Pertama, peningkatan output akan meningkatkan permintaan input
sektor itu sendiri. Input sektor tadi ada yang berasal dari sektor itu sendiri, ada pula yang
berasal dari sektor lain. Oleh karenanya, sektor tersebut akan meminta output sektor lain
71
lebih banyak dari pada sebelumnya (untuk digunakan sebagai input proses produksi).
Berarti, harus ada peningkatan output sektor lain. Peningkatan output sektor tersebut, pada
gilirannya, akan meningkatkan permintaan input sektor itu sendiri, yang berarti harus ada
sektor-sektor industri tersebut. Keterkaitan antara sektor-sektor industri yang seperti itu
industri kimia yaitu sebesar 0,607. Hal ini berarti adanya kenaikan satu unit output sektor
ini membutuhkan output sektor lainnya sebagai input sebesar 0,607 unit. Dengan kata lain
output tersebut akan digunakan oleh sektor industri kimia sebagai input antara dalam
proses produksinya. Hal ini kemudian secara simultan akan memicu peningkatan
penggunaan output sektor-sektor lain sebagai input sebesar 0,686 unit. Sehingga secara
1,293 unit. Besamya keterkaitan ke belakang tersebut sangat terkait dengan banyaknya
input yang diserap oleh sektor ini yaitu sebesar Rp 4,74 trilyun. Biaya yang dikeluarkan
untuk nilai tam bah brutonya sebesar Rp 1,33 trilyun. Ini mengartikan bahwa biaya sebesar
Rp 3,41 trilyun atau 71,99 persen digunakan untuk biaya antara. Untuk sektor-sektor
ekonomi lainnya dapat diinterpretasikan dengan cara yang sama, nilai keterkaitan
kebelakang untuk seluruh sektor ekonomi secara lengkap disajikan dalam Tabel 5.8.
72
Tabel5.8
Nilai Keterkaitan Ke Belakang (Backward Linkages)
73
5.4.2. Keterkaitan ke Depan (Forward Linkages)
depan. Keterkaitan ini menghitung total output yang tercipta akibat meningkatnya output
suatu sektor industri melalui mekanisme distribusi output dalam perekonomian. Jika
terjadi peningkatan output produksi sektor tertentu, maka tambahan output tersebut akan
itu sendiri. Selanjutnya ada pula efek lanjutan dari peningkatan output yang langsung tadi
bahwa sektor yang memiliki keterkaitan langsung terbesar adalah sektor industri kimia.
Nilai keterkaitan dari sektor ini sebesar 1,663 yang mempunyai arti bahwa adanya
peningkatan satu unit sektor ini akan meningkatkan output sektor lain yang menggunakan
output sektor ini sebagai inputnya sebesar 1,663 unit. Dengan kata lain satu unit output
sektor ini digunakan sebagai input sektor lain sebesar nilai tersebut. Kemudian secara
pengguna sebagai input sektor-sektor lain sebesar 2, 196. Sehingga kenaikan satu unit
output sektor ini akan meningkatkan permintaan total terhadap sektor industri kimia
sebesar 3,859 unit. Untuk sektor-sektor ekonomi lainnya dapat diinterpretasikan dengan
cara yang sama, nilai keterkaitan ke depan secara lengkap dapat dilihat pada tabel 5.9.
74
Tabel5.9
Nilai Keterkaitan Ke Depan (Forward Linkages)
75
5.4.3. Sektor-sektor Unggulan
ke depan dan ke belakang maka selanjutnya dapat ditentukan sektor unggulan yang
terdapat dalam perekonomian Kota Cilegon. Sektor unggulan adalah sektor-sektor yang
memiliki indeks keterkaitan ke depan maupun ke belakang yang besar/tinggi yaitu > I.
keterkaitan ke depan dan kebelakang tinggi. Begitu pula dapat diidentifikasi sektor-sektor
yang hanya memiliki salah satu keterkaitan yang tinggi atau bahkan sektor di mana semua
tabel 5.1 0, maka seluruh sektor dapat dialokasikan pada masing-masing kuadrannya
(gambar 5.1). Sektor unggulan yang dimaksud adalah, sektor-sektor yang tergabung dalam
Sedangkan untuk sektor di luar sektor unggulan yang mempunyai potensi sebagai
pendukung sektor unggulan adalah sektor-sektor dalam kuadran II dan IV, yaitu sektor
industri barang dari logam kecuali mesin dan peralatan, industri barang-barang dari
plastik, industri makanan dan minuman, bangunan, jasa hiburan dan rekreasi, industri
barang-barang dari mineral bukan logam, jasa sosial dan kemasyarakatan,. listrik gas & air
bersih, padi serta perdagangan. Sementara itu untuk sektor-sektor di luar kelompok sektor
maupun ke belakang yang rendah, yakni sektor-sektor yang berada di kuadran III.
76
Tabel5.10
Daya Penyebaran dan Derajat Kepekaan Tabel Input Output Kota Cilegon 2002
77
Gambar 5.1. Aglomerasi Lokalisasi dan Aglomerasi Urbanisasi
Rendah Tinggi
I. _ _ _ __
Kuadran II (aglomerasi lokalisasi yang
memberikan pengaruh positit)
II Kuadran I (aglomerasi lokalisasi dan urbanisasi
yang memberikan pengaruh positit)
I
_______. '---------'
Selanjutnya kita akan lihat jenis penghematan yang terjadi terhadap sektor industri
pengolahan di Kota Cilegon. Karena aglomerasi yang kita lakukan hanya pada subsektor
yang berada dalam kelompok industri pengolahan (11 subsektor), maka sektor lainnya
dapat kita abaikan. Jenis penghematan yang kita lihat adalah penghematan akibat
78
lokalisasi dan penghematan akibat urbanisasi sekaligus, penghematan akibat lokalisasi dan
penghematan akibat urbanisasi dimana semuanya memiliki pengaruh yang positif dan
pada sub sektor industri di atas otomatis akan menguntungkan bagi kedua sisi baik itu sisi
perusahaan maupun daerah. Penghematan akibat kedua jenis aglomerasi ini dapat dilihat
dari pengaruh positif dan negatif terhadap outputnya. Pada penghematan yang
berpengaruh negatif dapat dikatakan tidak terjadi aglomerasi lokalisasi maupun aglomerasi
urbanisasi.
1. Industri kimia dan barang-barang dari bahan kimia (sub sektor 12)
tingginya laju pertumbuhan penduduk dan beragamnya aktifitas yang ada di Kota
Cilegon. Industri kimia dan barang-barang dari bahan kimia merupakan salah satu
industri yang tetap bertahan walaupun krisis melanda Indonesia. Tingginya laju
penjualan output dengan permintaan yang cukup tinggi terhadap industri kimia dan
mengharapkan dapat berkurangnya biaya produksi. Industri ini lebih bersifat labor
intensif dimana labor lebih efektif dalam meningkatkan output. Pemakaian labor
79
yang tinggi akan mendorong kenaikan output produksi. Dapat dikatakan industri
ini memiliki produktifitas yang bagus untuk seluruh input produksi. Sehingga
produktifitas dari seluruh input produksi yang dimiliki oleh industri ini mampu
lndustri ini lebih bersifat resources based oriented yang mana lokasi industri akan
cenderung pada lokasi bahan mentah. Selain itu, industri ini juga bersifat input
oriented dimana keseluruhan input produksi yang digunakan lebih efektif dalam
akan mendorong kenaikan output produksi. Industri logam dasar besi dan baja ini
juga salah satu industri yang tetap bertahan walaupun krisis melanda Indonesia dan
dengan output yang menurun akibat adanya praktik dumping yang dilakukan
sejumlah negara produsen besar baja yang masuk Tanah Air, masalah hambatan
nontarif yang masih lowong dan masih maraknya penjualan baja ilegal alias
penyelundupan baja. Selain itu karakteristik industri ini yang export based oriented
akan mendorong kenaikan output produksi karena pangsa pasar yang luas, namun
hal ini perlu dukungan pemerintah dengan penurunan tariff atau subsidi sehingga
Pertimbangan memilih berlokasi di daerah ini lebih disebabkan karena adanya sifat
ada. Permintaan terhadap kertas dan barang dari kertas cukup besar di Kota
Cilegon. Dapat dikatakan industri ini memiliki produktifitas yang bagus untuk
80
seluruh input produksi. Sehingga produktifitas dari seluruh input produksi yang
pertumbuhan penduduk di Kota Cilegon. lndustri ini lebih bersifat market oriented.
Dapat dikatakan industri ini memiliki produktifitas yang bagus untuk seluruh input
produksi. Sehingga produktifitas dari seluruh input produksi yang dimiliki oleh
industri ini mampu medorong output produksi. lndustri ini lebih bersifat labor
intensif dimana labor lebih efektif dalam meningkatkan output. Pemakaian labor
adalah tiga subsektor yang berada pada kuadran III antara lain;
tersedia dan diperoleh masih lebih besar biaya yang dikeluarkan perusahaan-
perusahaan tersebut. Dapat dikatakan bahwa produktifitas industri ini tidak bagus,
hal ini tidak signifikannya labor dan energi yang ada. lndustri ini bersifat capital
produktifitas.
81
2. Industri kayu lapis dan sejenisnya (sub sektor 10)
Pertimbangan memilih berlokasi di daerah ini lebih disebabkan karena adanya sifat
ada. Artinya pemilihan lokasi akan lebih dipertimbangkan dengan kedekatan atau
jarak dengan tempat sumber daya (bahan baku) industri itu berada karena biaya
pengiriman bahan mentah lebih mahal daripada pengiriman bahan jadi. Industri ini
memiliki produktifitas yang tidak bagus dimana labor dan energi tidak mampu
Pertimbangan memilih berlokasi di daerah ini lebih disebabkan karena adanya sifat
input oriented (resources based oriented). Artinya pemilihan lokasi akan lebih
dipertimbangkan dengan kedekatan atau jarak dengan tempat sumber daya (bahan
baku). Karena industri ini lebih bersifat labor intensif dimana labor lebih efektif
industri ini kurang dapat bersaing dengan industri sejenis di kota lain.
sektor industri berharap dengan berlokasi berdekatan dapat menurunkan biaya produksi
sebagai akibat dari meningkatnya jumlah tenaga kerja sub-sub sektor industri yang sama di
Kota Cilegon. Penghematan akibat lokalisasi ekonomi dapat dilihat dari pengaruh positif
a. Penghematan akibat lokalisasi yang terjadi dan memberikan pengaruh positif terhadap
output yang terjadi pada empat sub sektor industri pengolahan kota Cilegon yang
82
1. lndustri barang dari logam, kecuali mesin dan peralatannya (sub sektor 18)
Secara umum lndustri barang dari logam, kecuali mesin dan peralatannya memiliki
produktifitas yang bagus untuk seluruh input produksi. Sehingga produktifitas dari
seluruh input produksi yang dimiliki oleh industri ini mampu mendorong output
manfaat yang tersedia dan diperoleh masih lebih besar biaya yang dikeluarkan
kedekatan atau jarak dengan tempat sumber daya tersebut berada. Hal ini dapat
Ada 7 perusahaan industri ini di Kota Cilegon dengan rata-rata jumlah pegawai 68
karena kemudahan memperoleh input dan tenaga kerja. Hal ini terlihat dari
tingginya produktifitas input (material) dan tenaga kerja yang mampu mendorong
produktifitas output. lndustri ini lebih bersifat labor intensive dimana tenaga kerja
lebih efektif dalam meningkatkan output. Penggunaan tenaga kerja yang tinggi
Ada 18 perusahaan industri ini di Kota Cilegon dengan rata-rata jumlah pegawai
yang bagus dengan skala pengembalian yang berada di atas 1 (Increase Return to
83
Scale). Terjadi penghematan akibat lokalisasi yang dapat meningkatkan ouput
manfaat yang tersedia dan diperoleh masih lebih besar biaya yang dikeluarkan
tersebut lebih memilih daerah pinggiran kota untuk mengurangi biaya produksi.
Dilihat secara spesifik industri ini bersifat labor in tens if dimana labor lebih efektif
Ada 6 perusahaan industri ini di Kota Cilegon dengan rata-rata jumlah pegawai 29
laju pertumbuhan penduduk di Kota Cilegon. Industri ini lebih bersifat market
oriented. Dapat dikatakan industri ini memiliki produktifitas yang bagus untuk
seluruh input produksi. Sehingga produktifitas dari seluruh input produksi yang
dimiliki oleh industri ini mampu mendorong output produksi. lndustri ini lebih
bersifat labor intensif dimana labor lebih efektif dalam meningkatkan output.
terhadap output tidak terjadi pada sektor industri karena tidak ada subsektor industri
84
5.5.3 Penghematan akibat Urbanisasi
tenaga kerja akan dapat mencerminkan pertumbuhan ekonomi daerah. Masuknya unsur
penggunaan input akibatnya output akan terdorong naik dengan derajat yang lebih tinggi
dibanding kenaikan input itu sendiri. Sehingga penghematan akibat aglomerasi akan
dalamnya mengimbangi industri yang telah ada. Penghematan akibat urbanisasi ekonomi
ini dapat dilihat dari pengaruh positif dan negatif terhadap outputnya.
terhadap output tidak terjadi pada sektor industri pengolahan Kota Cilegon. Dengan
kata lain, tidak terjadi penghematan akibat urbanisasi pada sektor industri Kota
Cilegon.
penghematan akibat lokalisasi yang terjadi dan memberikan pengaruh positif (empat
85
BABVI
Kontribusi yang dapat penulis berikan dari tulisan ini adalah i) dapat diketahuinya
seberapa besar kekuatan sektor unggulan terhadap perekonomian kota Cilegon secara
keseluruhan, ii) dalam memicu laju pertumbuhan dapat diketahui berapa besar
penghematan yang dilakukan dengan adanya aglomerasi, iii) dengan diketahuinya faktor
dominan yang mempunyai linkage terbesar antar sektor, maka pemerintah daerah dapat
mencari solusi yang tepat sehingga aglomerasi dapat diterapkan secara optimal, dan iv)
dapat dijadikan masukan bagi para pengambil keputusan agar ke depannya dalam
terkait sehingga output unggulan suatu daerah dapat diserap secara optimal dan digunakan
sebagai input antara sektor lainnya yang pada akhimya dapat meningkatkan kesejahteraan
(welfare) daerah itu sendiri tanpa harus tergantung dengan daerah lainnya.
Dari penulisan ini diharapkan dapat menj awah permasalahan mengapa output
terbesar suatu sektor dalam suatu wilayah tidak selalu memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap sektor lainnya di wilayah tersebut serta faktor-faktor apa saja yang
menyebabkan hal itu bisa terjadi. Selain itu dapat juga mengetahui penghematan yang
terjadi akibat aglomerasi yang mempengaruhi output produksi industri di Kota Cilegon.
4.1. Kesimpulan
bersama-sama dengan sektor listrik, gas & air bersih dan sektor perdagangan &
86
komunikasi selama kurun waktu enam tahun (2000-2005).
Tidak selalu output terbesar menciptakan input antara terbesar pula untuk
digunakan oleh sektor lainnya. Kondisi ini dibuktikan oleh sektor industri logam dasar
besi dan baja yang merupakan sektor dengan output terbesar di Kota Cilegon tetapi hanya
menduduki peringkat 5-8 dalam penciptaan multiplier. Hal ini disebabkan karena sektor
industri logam dasar besi baja memiliki elastisitas yang negatif terhadap PDRBnya. Selain
itu industri ini merupakan industri yang menggunakan teknologi yang berbasis pada modal
(capital intensi.f) yang artinya kapitallebih efektif dalam meningkatkan output. Pemakaian
kapital yang besar akan mendorong kenaikan output produksi. Hal ini menjawab mengapa
pengganda tenaga kerja yang dihasilkan dari sektor logam dasar besi dan baja sangat
rendah dan tenaga kerja yang terserap bagi masyarakat sekitar sangatlah sedikit karena
dengan berbasis modal, berarti teknologi yang digunakan adalah teknologi modem (high
kemampuan yang tinggi. Selain itu karakter industri ini yang export based oriented yang
mengakibatkan output produksi sebagian besar tidak dinikmati oleh industri lokal sebagai
input antaranya, melainkan diekspor sebagai produk barang mentah (raw material).
secara positif terhadap peningkatan output pada empat subsektor industri pengolahan
dimana salah satunya adalah subsektor logam dasar besi & baja. dan karena itu
berpengaruh positif juga terhadap perbedaan produktifitas antar daerah industri yang
bersangkutan. Tiga subsektor lainnya adalah subsektor industri kimia, industri kertas &
barang dari kertas dan industri logam dasar bukan besi, artinya jika ke empat sektor ini
perekonomian Kota Cilegon ke arah yang lebih baik lagi karena ke empat sektor ini
87
memiliki keterkaitan yang tinggi dengan sektor lainnya.
peningkatan produksi yaitu pada empat subsektor industri pengolahan antara lain
subsektor industri barang dari logam kecuali mesin dan peralatan, industri barang-barang
dari plastik, industri makanan dan minuman dan industri barang-barang dari mineral bukan
logam, dimana seluruh subsektor yang teraglomerasi merupakan sektor usaha kecil dan
menengah (Small and Medium Enterprise) kecuali subsektor industri barang dari logam
kecuali mesin dan peralatan. Kondisi ini mensinyalir bahwa perekonomian Kota Cilegon
subsektor yang teraglomerasi urbanisasi, tetapi tidak ada sektor industri yang berada pada
kuadran N.
terjadi secara bersamaan dan memberikan pengaruh negatif terhadap output tetjadi pada
subsektor industri mesin listrik & agar perlengkapannya, industri kayu lapis & sejenisnya,
dan industri lainnya. Disaglomerasi ekonomi ini merupakan tantangan bagi pemerintah
daerah kedepannya ketiga sektor ini juga mendapat perhatian dalam pengembangan
Dari hasil aglomerasi dapat disimpulkan bahwa Kota Cilegon memiliki prospek
yang bagus untuk dikembangkan sebagai sentra industri karena dari 11 subsektor industri
memberikan pengaruh yang positif terhadap outputnya sehingga pemerintah daerah perlu
enforcement yang yang berpihak pada pengusaha industri pada umumnya dan pengusaha
88
besi dan baja pada khususnya sehingga pada akhimya penghematan akibat aglomerasi
4.2. Saran
urbanisasi sekaligus yang memberikan pengaruh positif terhadap output karena selain
dapat melakukan penghematan dengan berkumpulnya industri yang sama pada satu lokasi,
empat industri tersebut dapat menguntungkan bagi kedua sisi baik itu sisi perusahaan
maupun daerah. Agar perusahaan dapat mempermudah interaksi untuk menekan biaya
diperbaiki kualitasnya, guna mempermudah proses distribusi barang dari lokasi industri ke
pelabuhan dan stasiun kereta api atau arus sebaliknya dan jaringan komunikasi yang
teratur dan terawat. Tetapi dalam pengembangannya, agar industri berskala kecil dan
menengah (Small and Medium Enterprise) yang teraglomerasi lokalisasi dan memberikan
pengaruh positif tidak boleh dilupakan sebagai penopang industri besar tersebut, karena
terbukti ke lima industri itu dapat mendorong pertumbuhan perekonomian Kota Cilegon
secara keseluruhan. Pemda juga harus menitikberatkan pada usaha kecil menengah
tersebut sehingga tenaga kerja yang mempunyai knowledge dan skill rendah dapat diserap
di subsektor ini sehingga pada gilirannya arus migrasi ke luar Kota Cilegon dapat
diminimalisasi.
Ketidakmampuan industri logam besi dasar dan baja menjadi sektor unggulan di
Kota Cilegon dikarenakan banyaknya kendala dan hambatan sehingga agar industri logam
besi dasar besi dan baja dapat berkembang dengan pesat, perlu adanya campur tangan
89
pemerintah dalam law enforcement yang berpihak pada pengusaha logam besi dasar dan
baja nasional sehingga dapat menjawab kasus yang terjadi selama ini seperti praktek
dumping dari negara pesaing, tarif bea masuk serta praktek ilegal penyelundupan baja ke
luar Kota Cilegon. Campur tangan pemerintah juga diperlukan dalam menjaga dan
meningkatkan iklim investasi di Kota Cilegon dimana seperti diketahui bahwa input besi
dan baja PT Krakatau Steel berasal dari impor sehingga perlu kepastian investasi dari para
investor asing untuk tetap menjaga hubungan kerjasama yang baik. Disinilah perlunya
90
DAFTAR PUSTAKA
BPS, 2002, Teknik Penyusunan Tabel Input Output, Biro Neraca Produksi dan Neraca
Konsumsi.
BPS Kota Cilegon, 2005, Kota Cilegon Dalam Angka 2005, Cilegon, Banten.
Miller, R.E. and P.D. Blair, 2002, Input-Output Analysis: Foundation and Extensions,
Prentice-Hall, Inc., Englewood, Cliffs., New York.
Haddad, Eduardo Amaral, 1995, The Economic Structure of Minas Gerais: An Input-
Output Approach, Thesis, University of Illinois at Urbana-Champaign.
Jensen, R.C., Hewings, G. J.D., west, G. R., 1987, On a Taxonomy o[Economics, The
Australian Journal of Regional Studies. 2. pp. 3-24.
O'Sullivan, Arthur, Urban Economics, 2000, Fourth Edition, Irwin McGrawhill, USA.
Pindyck, Roberts., and Rubinfeld, Daniel. L., (2005), Microeconomics 61hed., Prentice
Hall, London [PR].
Head, Keith, et al, 1995, Agglomeration benefits and location choice; Evidence {rom
Japanese manufacturing investments in the United States, Journal of International
Economics, page 223-247
Usya, Nurlatifa, 2006, Analisis Struktur Ekonomi dan Identifikasi Sektor Unggulan di
Kabupaten Serang, Unpublished Thesis Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas
Ekonomi dan Manajemen IPB, Bogor
91
Royan, Muhamad, 2006, Ana/isis Transformasi Ekonomi Provinsi DKI Jakarta Periode
1993-2004, Unpublished Thesis Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan
Manajemen IPB, Bogor
Rauf, Abdul, 2002, Penentuan Sektor Kunci dalam Struktur Perekonomian Kabupaten
Jeneponto; Pendekatan Input-Output, Unpublished Thesis Propgram Pascasarjana
IPB, Bogor
Harry, Sonny B, 2000, Ana/isis Aglomerasi Industri Manu[aktur Besar & Sedang DKI
Jakarta thun 1975-1998, Unpublished Thesis Program Pascasarjana UI, Jakarta
Doriza, Shinta, 2005, Penghematan Akibat Aglomerasi & Produkti{itas Industri di Jawa
Timur, Unpublished Thesis Program Pascasarjana UI, Jakarta
92
TABEL-TABEL
Klasifikasi 36 Sektor
(Open 1/0 & Close 1/0)
KLASIFIKASI SEKTOR
TABEL INPUT-OUTPUT KOTA CILEGON, TAHUN 2002
Kode 1-0 Nama Sektor
1 Padi
2 Tanaman umbi-umbian
3 Sayur-sayuran dan buah-buahan
4 Tanaman bahan makanan lainnya
5 T anaman perkebunan
6 Peternakan dan hasil-hasilnya
7 Perikanan
8 Pertambangan dan penggalian
9 lndustri makanan dan minuman
10 lndustri kayu lapis dan sejenisnya
11 lndustri kertas, barang dari kertas
12 lndustri kimia
13 lndustri barang-barang dari plastik
14 lndustri barang-barang dari mineral bukan logam
15 lndustri mesin listrik dan perlengkapannya
16 lndustri logam dasar besi dan baja
17 lndustri logam dasar bukan besi
18 lndustri barang dari logam, kecuali mesin dan peralatannya
19 lndustri lainnya
20 Listrik, gas dan air bersih
21 Bangunan
22 Perdagangan
23 Hotel dan Restoran
24 Angkutan rei
25 Angkutan jalan raya
26 Angkutan laut
27 Angkutan sungai, danau dan penyeberangan
28 Jasa pelayanan pelabuhan
29 Jasa penunjang angkutan lainnya
30 Komunikasi
31 Bank dan lembaga keuangan lainnya
32 Sewa bangunan dan jasa perusahaan
33 Pemerintahan umum dan pertahanan
34 Jasa sosial dan kemasyarakatan
35 Jasa hiburan dan rekreasi
36 Jasa perorangan dan rumah tangga
200 lmpor
201 Upah dan gaji
202 Surplus usaha
203 Penyusutan
204 Pajak tak langsung
205 Subsidi
301 Konsumsi rumah tangga
302 Pembentukan modal tetap domestik bruto (investasi)
303 Konsumsi pemerintah
304 Perubahan persediaan (stok)
305 Ekspor
ESTIMASI TENAGA KERJA SEKTORAL KOTA CILEGON 2002
Kode 6 7 8 9 10 11 12 13
1 231 0 0 52.001 0 169 130 0
2 15 1 0 248 0 0 0 0
3 12 2 0 157 0 0 134 0
4 158 6 0 2.204 0 0 96 0
5 3 0 0 360 2 0 1.715 396
6 214 12 0 3.826 0 0 175 0
7 1 13 0 362 0 0 5 0
8 0 0 10 1 0 6 259 3
9 349 44 0 415 1 14 5.128 0
10 14 10 0 29 341 69 241 2
11 49 33 23 720 40 50.805 35.183 150
12 529 574 123 861 1.041 12.277 2.445.922 18.683
13 17 19 1 176 18 269 7.457 1.161
14 1 0 0 38 3 1 1.366 6
15 0 1 0 1 0 1 156 2
16 0 0 0 0 0 0 0 0
17 0 0 0 0 0 0 0 0
18 28 56 12 37 42 492 5.497 174
19 0 0 0 0 0 0 5 15
20 903 31 17 1.433 328 4.716 118.951 1.765
21 97 108 98 268 80 326 4.946 400
22 301 110 24 5.702 285 11.065 123.965 1.918
23 9 34 21 191 61 414 23.521 237
24 2 0 1 32 5 78 5.692 35
25 49 18 37 830 59 1.564 26.052 346
26 75 27 22 1.423 96 2.812 36.319 482
27 11 4 3 216 15 443 5.164 73
28 10 3 4 214 30 380 3.858 72
29 2 1 1 38 6 68 689 13
30 19 1 1 14 4 53 4.023 65
31 5 12 28 46 16 31 2.408 21
32 10 8 67 81 43 85 12.135 90
33 0 0 0 0 0 0 0 0
34 2 3 1 4 1 7 1.444 5
35 0 0 1 1 0 0 0 0
36 51 7 31 316 19 647 2.455 235
190 3.165 1.138 527 72.248 2.535 86.792 2.875.092 26.350
200 6.255 2.195 1.996 26.873 12.054 23.747 537.496 23.210
201 4.658 1.122 439 13.968 2.247 11.886 439.306 4.071
202 16.414 3.789 7.549 16.535 5.126 106.033 '
700.735 11.407
203 526 275 433 2.407 846 4.765 98.178 2.494
204 372 257 17 3.305 101 676 89.353 1.557
205 0 0 0 0 0 0 0 0
209 21.969 5.443 8.437 36.215 8.320 123.360 1.327.572 19.529
210 31.390 8.776 10.960 135.335 22.910 233.900 4.740.160 69.089
lanjutan
Kode 14 15 16 17 18 19 20 21
1 0 0 0 0 0 0 0 76
2 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0 0 0
4 0 0 0 0 0 0 0 0
5 0 0 0 0 0 5 0 2
6 1 1 0 0 0 1 0 0
7 0 0 0 0 0 0 0 0
8 55 0 5.848 824 261 0 3.654 39
9 0 0 0 0 0 0 0 0
10 4 2 0 8 12.905 0 0 693
11 793 19 10.051 607 57.102 13 28.089 264
12 754 23 328.655 17.276 142.005 116 55.487 824
13 40 6 1.984 130 10.338 5 21 253
14 82 6 1.331 174 2.375 0 31 2.768
15 0 2 218 3 363 0 338 5
16 0 119 1.650.993 73.696 2.158.076 0 0 6.055
17 0 15 191.106 88.780 400.467 0 0 695
18 10 84 44.127 97 114.104 2 2.681 6.306
19 0 0 8 2 34 1 26 0
20 1.326 50 1.140.161 9.537 162.734 26 141.347 996
21 212 8 1.893 777 4.635 2 8.852 529
22 247 90' 72.764 8.236 122.024 18 26.840 1.129
23 230 13 139.245 1.542 21.141 2 4.957 201
24 10 1 938 114 2.184 0 448 9
25 73 17 69.242 1.982 30.761 3 6.072 324
26 106 25 33.661 2.227 36.514 5 6.896 315
27 12 4 3.649 398 7.411 1 1.044 43
28 48 6 38.849 384 20.837 1 816 33
29 9 1 7.269 70 3.875 0 145 6
30 8 3 700 40 2.658 0 838 24
31 15 3 23.860 818 3.512 1 265 21
32 33 6 18.094 778 30.754 1 25.774 274
33 0 0 0 0 0 0 0 0
34 3 0 127 126 626 0 764 12
35 0 0 0 0 0 0 0 0
36 19 8 6.541 1.599 12.539 1 6.846 33
190 4.088 512 3.791.314 210.225 3.360.234 206 322.233 21.929
200 7.732 1.705 1.442.532 161.973 829.972 565 1.238.963 34.178
201 2.052 357 1.007.118 47.065 312.857 127 182.662 21.819
,202 4.612 604 2.647.187 234.079 851.416 406 337.015 13.219
203 8.66 104 137.184 31.485 134.767 46 65.468 3.329
204 315 66 215.325 7.627 108.424 23 1.243 2.375
205 0 0 0 0 0 0 0 0
209 7.845 1.131 4.006.814 320.256 1.407.463 602 586.388 40.742
210 19.665 3.348 9.240.660 692.454 5.597.669 1.373 2.147.584 96.849
lanjutan
Kode 22 23 24 25 26 27 28 29
1 3 0 0 0 0 0 0 0
2 0 230 0 0 10 0 0 0
3 1 7.952 0 0 56 0 0 0
4 2 3.040 0 0 149 0 0 0
5 1 186 0 0 13 0 0 0
6 0 8.821 0 0 332 0 0 0
7 0 1.118 0 0 125 0 0 0
8 0 0 0 0 0 0 0 0
9 9 9.866 1 2 1.263 164 199 3
10 31 9 0 4 0 0 0 5
11 3.077 2.966 113 1.162 3.639 601 727 137
12 488 925 179 178 1.270 460 557 98
13 1.291 378 49 177 2.983 707 855 49
14 40 455 1 11 11 0 0 0
15 2 2 4 1 91 11 14 2
16 0 0 0 0 0 0 0 0
17 0 0 0 0 0 0 0 0
18 75 1.254 40 7 326 80 97 35
19 2 3 0 2 4 1 2 1
20 13.273 15.429 478 916 12.103 1.512 1.829 653
21 876 1.429 527 719 1.135 819 1.410 1.121
22 1.542 13.909 207 1.122 7.3~0 1.111 1.344 129
23 13.252 790 156 1.939 2.376 268 324 299
24 215 630 2 28 637 63 76 4
25 1.586 2.462 44 545 1.257 263 319 40
26 428 3.481 53 301 4.489 2.156 2.608 36
27 96 539 8 80 2.287 1.944 2.352 7
28 632 2.810 54 3.359 32.297 5.980 7.234 649
29 118 523 10 630 10.690 1.122 1.357 122
30 640 326 17 132 1.383 157 189 203
31 958 129 33 269 981 42 51 16
32 5.461 2.016 35 448 . 1.403 594 718 206
33 0 0 0 0 0 o. 0 0
34 42 14 30 208 386 44 53 36
35 0 130 5 18 3 4 5 3
36 4.168 291 45 21.042 14 7 9 108
190 48.308 82.112 2.090 33.300 89.045 18.111 22.329 3.962
200 52.462 218.005 6.277 110.892 258.476 35.849 43.367 5.370
201 153.642 72.284 6.118 42.838 111.832 30.158 34.449 7.608
202 550.954 . 94.223 333 88.450 296.513 58.360 67.799 16.219
203 31.555 35.760 1.263 31.525 81.055 17.859 14.392 3.178
204 39.828 20.457 0 3.880 5.590 1.508 890 197
205 0 0 0 0 0 0 0 0
209 775.979 222.724 7.715 166.693 494.990 107.885 117.531 27.202
210 876.749 522.841 16.082 310.884 842.511 161.845 183.227 36.533
lanjutan
Kode 30 31 32 33 34 35 36 180
1 0 0 0 0 0 0 0 54.176
2 0 0 0 0 1 0 0 514
3 0 0 0 0 46 7 0 8.642
4 0 0 0 0 26 2 0 13.635
5 0 0 0 0 0 1 7 2.724
6 0 0 0 0 37 1 0 13.887
7 0 0 0 0 2 0 0 1.625
8 0 0 0 0 0 0 0 10.960
9 0 2 6 0 33 5 0 17.503
10 1 1 1 0 1 1 6 14.392
11 354 666 1.196 0 722 9 316 199.652
12 26 33 561 0 1.222 201 613 3.049.287
13 3 4 61 0 12 3 351 28.833
14 7 0 5 0 2 2 14 8.732
15 0 0 9 0 0 0 16 1.244
16 0 0 0 0 0 0 313 3.889.253
17 0 0 0 0 0 0 2 681.065
18 17 4 92 0 1 4 146 176.497
19 0 0 2 0 1 0 3 113
20 667 1.166 6.373 0 354 465 3.609 1.643.181
21 983 640 1.073 0 274 8 324 35.215
22 89 149 606 0 270 20 810 . 405.247
23 100 742 2.229 0 115 47 33 214.769
24 "12 12 83 0 3 0 4 11.330
25 27 165 427 0 40 4 136 145.099
26 149 38 185 0 69 5 203 135.677
27 4 6 26 0 11 1 30 25.954
28 22 6 182 0 13 1 58 118.894
29 4 1 34 0 2 0 11 26.826
30 287 80 346 0 13 5 9 12.238
31 50 446 578 0 9 6 1 34.812
32 141 353 1.046 0 47 - 30 428 101.191
33 0 0 0 0 0 0 0 0
34 17 33 42 0 19 4 12 4.069
35 6 0 12 0 6 102 0 296
36 38 178 900 0 41 13 74 58.415
190 3.005 4.726 16.077 0 3.394 949 7.529 11.145.950
200 3.307 6.838 21.267 0 1.989 979 14.717 5.136.819
201 4.264 12.956 15.366 62.845 9.942 1.011 19.547 2.683.052
202 6.699 19.165 76.678 0 1.559... 713 27.537 6.459.637
203 4.880 1.487 5.305 151 1.250 354 2.818 719.051
204 243 333 4.964 0 41 171 12 511.943
205 0 0 0 0 0 0 0 0
209 16.085 33.942 102.313 62.996 12.792 2.249 49.913 10.373.684
210 22.398 45.507 139.657 62.996 18.175 4.177 72.159 26.656.452
lanjutan
Kode 6 7 8 9 10 11 12 13
1 0,0120 0,0021 0,0000 0,3955 0,0001 0,0011 0,0011 0,0003
2 0,0005 0,0002 0,0000 0,0019 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
3 0,0004 0,0003 0,0000 0,0012 0,0001 0,0001 0,0002 0,0001
4 0,0055 0,0008 0,0000 0,0173 0,0000 0,0000 0,0002 0,0001
5 0,0001 0,0001 0,0000 0,0029 0,0001 0,0001 0,0008 0,0061
6 1,0072 0,0017 0,0000 0,0289 0,0001 0,0001 0,0004 0,0002
7 0,0001 1,0015 0,0000 0,0027 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
8 0,0001 0,0000 1,0009 0,0000 0,0000 0,0001 0,0002 0,0002
9 0,0113 0,0053 0,0001 1,0036 0,0002 0,0003 0,0025 0,0008
10 0,0005 0,0012 0,0001 0,0003 1,0151 0,0004 0,0001 0,0001
11 0,0032 0,0068 0,0033 0,0086 0,0038 1,2800 0,0215 0,0097
12 0,0411 0,1400 0,0245 0,0986 0,0979 0,1427 2,0749 0,5741
13 0,0007 0,0025 0,0002 0,0017 0,0010 0,0020 0,0036 1,0182
14 0,0001 0,0004 0,0003 0,0004 0,0003 0,0001 0,0007 0,0005
15 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0001
16 0,0009 0,0047 0,0016 0,0010 0,0014 0,0017 0,0016 0,0025
17 0,0002 0,0008 0,0003 0,0002 0,0003 0,0003 0,0003 0,0004
18 0,0013 0,0077 0,0018 0,0015 0,0023 0,0032 0,0029 0,0039
19 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0002
20 0,0330 0,0097 0,0036 0,0169 0,0194 0,0338 0,0590 0,0459
21 0,0035 0,0128 0,0092 0,0028 0,0039 0,0024 0,0030 0,0071
22 0,0121 0,0176 0,0034 0,0486 0,0160 0,0654 0,0571 0,0451
23 0,0009 0,0052 0,0024 0,0029 0,0036 0,0043 0,0117 0,0074
24 0,0001 0,0003 0,0001 0,0004 0,0004 0,0007 0,0026 0,0013
25 0,0021 0,0031 0,0036 0,0074 0,0033 0,0097 0,0120 0,0087
26 0,0031 0,0046 0,0023 0,0123 0,0053 0,0169 0,0168 0,0121
27 0,0005 0,0007 0,0003 0,0019 0,0008 0,0027 0,0025 0,0019
28 0,0006 0,0009 0,0006 0,0026 0,0018 0,0033 0,0029 0,0024
29 0,0001 0,0002 0,0001 0,0005 0,0004 0,0007 0,0006 0,0005
30 0,0007 0,0003 0,0001 0,0003 0,0003 0,0005 0,0019 0,0016
31 0,0002 0,0016 0,0027 0,0012 0,0008 0,0004 0,0012 0,0007
32 0,0010 0,0017 0,0064 0,0016 0,0026 0,0018 0,0066 0,0038
33 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
34 0,0001 0,0004 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0007 0,0003
35 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
36 0,0020 0,0012 0,0032 0,0035 0,0013 0,0047 0,0025 0,0048
lanjutan:
Kode 14 15 16 17 18 19 20 21
1 0,0002 0,0001 0,0002 0,0001 0,0002 0,0002 0,0001 0,0009
2 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
3 0,0002 0,0001 0,0003 0,0001 0,0002 0,0001 0,0001 0,0001
4 0,0001 0,0000 0,0001 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000
5 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0040 0,0000 0,0001
6 0,0003 0,0003 0,0004 0,0001 0,0002 0,0006 0,0001 0,0001
7 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
8 0,0030 0,0001 0,0011 0,0015 0,0007 0,0001 0,0018 0,0006
9 0,0004 0,0002 0,0005 0,0002 0,0004 0,0006 0,0001 0,0002
10 0,0003 0,0006 0,0000 0,0000 0,0024 0,0003 0,0000 0,0075
11 0,0544 0,0090 0,0061 0,0032 0,0175 0,0150 0,0189 0,0072
12 0,0918 0,0243 0,1022 0,0735 0,1044 0,1800 0,0602 0,0378
13 0,0024 0,0021 0,0006 0,0005 0,0024 0,0038 0,0002 0,0030
14 1,0045 0,0020 0,0003 0,0004 0,0006 0,0002 0,0002 0,0290
15 0,0000 1,0007 0,0001 0,0000 0,0001 0,0000 0,0002 0,0001
16 0,0017 0,0569 1,2245 0,1498 0,4931 0,0012 0,0013 0,1105
17 0,0003 0,0086 0,0296 1,1507 0,0957 0,0002 0,0002 0,0165
18 0,0017 0,0263 0,0065 0,0012 1,0237 0,0020 0,0018 0,0676
19 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 1,0005 0,0000 0,0000
20 0,0779 0,0267 0,1669 0,0399 0,1038 0,0266 1,0742 0,0324
21 0,0117 0,0029 0,0014 0,0018 0,0021 0,0023 0,0048 1,0063
22 0,0194 0,0299 0,0160 0,0178 0,0331 0,0196 0,0163 0,0168
23 0,0130 0,0058 0,0200 0,0057 0,0132 0,0029 0,0034 0,0051
24 0,0007 0,0005 0,0003 0,0003 0,0007 0,0006 0,0003 0,0002
25 0,0050 0,0061 0,0106 0,0051 0,0108 0,0037 0,0037 0,0052
26 0,0073 0,0086 0,0063 0,0051 O,Q105 0,0052 0,0043 0,0050
27 0,0010 0,0015 0,0009 0,0009 0,0020 0,0009 0,0007 0,0007
28 0,0033 0,0027 0,0061 0,0018 0,0071 0,0012 0,0008 0,0016
29 0,0006 0,0005 0,0012 0,0004 0,0014 0,0003 0,0002 0,0003
30 0,0006 0,0009 0,0003 0,0002 0,0008 0,0005 0,0005 0,0004
31 0,0009 0,0011 0,0034 0,0019 0,0022 0,0006 0,0003 0,0007
32 0,0032 0,0028 0,0051 0,0025 0,0087 0,0017 0,0134 0,0042
33 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
34 0,0002 0,0001 0,0001 0,0003 0,0002 0,0002 0,0004 0,0002
35 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
36 0,0019 0,0031 0,0024 0,0034 0,0043 0,0016 0,0039 0,0013
lanjutan:
Kode 22 23 24 25 26 27 28 29
1 0,0001 0,0077 0,0002 0,0001 0,0007 0,0005 0,0005 0,0001
2 0,0000 0,0005 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
3 0,0002 0,0154 0,0002 0,0001 0,0001 0,0000 0,0000 0,0001
4 0,0001 0,0065 0,0001 0,0000 0,0002 0,0000 0,0000 0,0001
5 0,0000 0,0004 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
6 0,0003 0,0176 0,0002 0,0001 0,0005 0,0001 0,0001 0,0002
7 0,0000 0,0022 0,0000 0,0000 0,0002 0,0000 0,0000 0,0000
8 0,0000 0,0001 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001
9 0,0003 0,0192 0,0003 0,0002 0,0016 0,0012 0,0012 0,0003
10 0,0000 0,0001 0,0003 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0004
11 0,0051 0,0086 0,0106 0,0056 0,0064 0,0057 0,0061 0,0060
12 0,0039 0,0129 0,0299 0,0044 0,0078 0,0107 0,0116 0,0100
13 0,0016 0,0010 0,0034 0,0010 0,0039 0,0048 0,0052 0,0016
14 0,0001 0,0010 0,0011 0,0001 0,0001 0,0002 0,0003 0,0009
15 0,0000 0,0000 0,0002 0,0000 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001
16 0,0003 0,0017 0,0050 0,0008 0,0005 0,0010 0,0013 0,0040
17 0,0000 0,0003 0,0008 0,0001 0,0001 0,0002 0,0002 0,0006
18 0,0003 0,0029 0,0049 0,0004 0,0007 0,0010 0,0012 0,0032
19 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
20 0,0178 0,0345 0,0354 0,0079 0,0174 O,Q122 0,0131 0,0220
~1 0,0013 0,0034 0,0335 0,0029 0,0024 0,0059 0,0087 0,0316
22 1,0030 0,0294 O,Q157 0,0053 0,0103 0,0085 0,0091 0,0054
23 0,0154 1,0024 0,0106 0,0065 0,0034 0,0022 0,0024 0,0088
24 0,0003 0,0013 1,0002 0,0001 0,0008 0,0005 0,0005 0,0002
25 0,0021 0,0053 0,0034 1,0021 0,0018 0,0020 0,0021 0,0016
26 0,0008 0,0075 0,0042 0,0016 1,0063 0,0144 0,0154 0,0018
27 0,0002 0,0013 0,0007 0,0005 0,0033 1,0128 O,Q136 0,0005
28 0,0009 0,0062 0,0039 0,0115 0,0406 0,0398 1,0425 0,0188
29 0,0002 0,0012 0,0008 0,0022 O,Q132 0,0075 0,0081 1,0035
30 0,0008 0,0007 0,0012 0,0005 0,0018 0,0011 0,0012 0,0057
31 0,0012 0,0004 0,0022 0,0009 0,0012 0,0003 • 0,0004 0,0005
32 0,0066 0,0047 0,0031 0,0021 0,0023 0,0043 0,0046 0,0063
33 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
34 0,0001 0,0001 0,0019 0,0007 0,0005 0,0003 0,0003 0,0010
35 0,0000 0,0003 0,0003 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001
36 0,0051 0,0013 0,0033 0,0680 0,0004 0,0004 0,0004 0,0033
lanjutan :
Kode 30 31 32 33 34 35 36
0,0001 0,0002 0,0002 0,0000 0,0009 0,0007 0,0000
2 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0001 0,0000
3 0,0001 0,0003 0,0003 0,0000 0,0027 0,0020 0,0000
4 0,0000 0,0001 0,0001 0,0000 0,0016 0,0006 0,0000
5 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0002 0,0001
6 0,0001 0,0003 0,0003 0,0000 0,0023 0,0005 0,0000
7 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0001 0,0000
8 0,0001 0,0001 0,0001 0,0000 0,0001 0,0002 0,0001
9 0,0001 0,0004 0,0004 0,0000 0,0022 0,0017 0,0001
10 0,0004 0,0001 0,0001 0,0000 0,0002 0,0003 0,0001
11 0,0218 0,0199 0,0125 0,0000 0,0531 0,0066 0,0071
12 0,0089 0,0064 0,0136 0,0000 0,1486 0,1113 0,0252
13 0,0004 0,0002 0,0006 0,0000 0,0011 0,0010 0,0051
14 0,0016 0,0004 0,0003 0,0000 0,0006 0,0005 0,0003
15 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0002
16 0,0054 0,0018 0,0014 0,0000 0,0020 0,0010 0,0069
17 0,0008 0,0003 0,0002 0,0000 0,0003 0,0002 0,0004
18 0,0040 0,0012 0,0014 0,0000 0,0015 0,0016 0,0026
19 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
20 0,0355 0,0302 0,0516 0,0000 0,0279 0,1271 0,0564
21 0,0451 0,0147 '0,0084 0,0000 0,0157 0,0029 0,0049
22 0,0068 0,0056 0,0068 0,0000 0,0225 0,0103 0,0134
23 0,0052 0,0170 0,0166 0,0000 0,0078 0,0128 0,0012
24 0,0006 0,0003 0,0007 0,0000 0,0004 0,0003 0,0001
25 0,0019 0,0041 0,0036 0,0000 0,0037 0,0022 0,0024
26 0,0075 0,0015 0,0020 0,0000 0,0059 0,0028 0,0035
27 0,0004 0,0002 0,0003 0,0000 0,0009 0,0004 0,0005
28 0,0015 0,0004 0,0017 0,0000 0,0014 0,0006 0,0012
29 0,0003 0,0001 0,0003 0,0000 0,0003 0,0001 0,0002
30 1,0131 0,0019 0,0026 0,0000 0,0009 0,0014 0,0002
31 0,0024 1,0100 0,0043 0,0000 0,0007 0,0017 0,0001
32 0,0072 0,0085 1,0085 0,0000 0,0037 0,0095 0,0069
33 0,0000 0,0000 0,0000 1,0000 0,0000 0,0000 0,0000
34 0,0008 0,0008 0,0003 0,0000 1,0011 0,0012 0,0002
35 0,0003 0,0000 0,0001 0,0000 0,0004 1,0250 0,0000
36 0,0021 0,0045 0,0070 0,0000 0,0030 0,0041 1,0015
TABEL INPUT-OUTPUT CILEGON 2002 lCLOSE 110
TRANSAKSI DOMESTIK ATAS DASAR HARGA PRODUSEN
Kode 6 7 8 9 10 11 12 13
1 231 0 0 52.001 0 169 130 0
2 15 1 0 248 0 0 0 0
3 12 2 0 157 0 0 134 0
4 158 6 0 2.204 0 0 96 0
5 3 0 0 360 2 0 1.715 396
6 214 12 0 3.826 0 0 175 0
7 1 13 0 362 0 0 5 0
8 0 0 10 1 0 6 259 3
9 349 44 0 415 1 14 5.128 0
10 14 10 0 29 341 69 241 2
11 49 33 23 720 40 50.805 35.183 150
12 529 574 123 861 1.041 12.277 2.445.922 18.683
13 17 19 1 176 18 269 7.457 1.161
14 1 0 0 38 3 1 1.366 6
15 0 1 0 1 0 1 156 2
16 0 0 0 0 0 0 0 0
17 0 0 0 0 0 0 0 0
18 28 56 12 37 42 492 5.497 174
19 0 0 0 0 0 0 5 15
20 903 31 17 1.433 328 4.716 118.951 1.765
21 97 108 98 268 80 326 4.946 400
22 301 110 24 5.702 285 11.065 123.965 1.91£·
23 9 34 21 191 61 414 23.521 237
24 ~ 2 0 1 32 5 78 5.692 35
25 49 18 37 830 59 1.564 26.052 346
26 75 27 22 1.423 96 2.812 36.319 482
27 11 4 3 216 15 443 5.164 73
28 10 3 4 214 30 380 3.858 72
29 2 1 1 38 6 68 689 13
30 19 1 1 14 4 53 4.023 65
31 5 12 28 46 16 31 2.408 21
32 10 8 67 81 43 85 12.135 90
33 0 0 0 0 0 0 0 0
34 2 3 1 4 1 7 1.444 5
35 0 0 1 1 0 0 0 0
36 51 7 31 316 19 647 2.455 235
201 4.658 1.122 439 13.968 2.247 11.886 439.306 4.,071
190 7.823 2.260 966 86.216 4.783 98.679 3.314.398 30.421
200 6.255 2.195 1.996 26.873 12.054 23.747 537.496 23.210
202 16.414 3.789 7.549 16.535 5.126 106.033 700.735 11.407
203 526 275 433 2.407 846 4.765 98.178 2.494
204 372 257 17 3.305 101 676 89.353 1.557
205 0 0 0 0 0 0 0 0
209 17.311 4.320 7.999 22.247 6.073 111.474 888.266 15.459
210 31.390 8.776 10.960 135.335 22.910 233.900 4.740.160 69.089
lampiran:
Kode 14 15 16 17 18 19 20 21
1 0 0 0 0 0 0 0 76
2 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0 0 0
4 0 0 0 0 0 0 0 0
5 0 0 0 0 0 5 0 2
6 1 1 0 0 0 1 0 0
7 0 0 0 0 0 0 0 0
8 55 0 5.848 824 261 0 3.654 39
9 0 0 0 0 0 0 0 0
10 4 2 0 8 12.905 0 0 693
11 793 19 10.051 607 57.102 13 28.089 264
12 754 23 328.655 17.276 142.005 116 55.487 824
13 40 6 1.984 130 10.338 5 21 253
14 82 6 1.331 174 2.375 0 31 2.768
15 0 2 218 3 363 0 338 5
16 0 119 1.650.993 73.696 2.158.076 0 0 6.055
17 0 15 191.106 88.780 400.467 0 0 695
18 10 84 44.127 97 114.104 2 2.681 6.306
19 0 0 8 2 34 1 26 0
20 1.326 50 1.140.161 9.537 162.734 26 141.347 996
21 212 8 1.893 777 4.635 2 8.852 529
22 247 90 72.764 8.236 122.024 18 26.840 1.129
23 230 13 139.245 1.542 21.141 2 4.957 201
24 10 1 938 114 2.184 0 448 9
25 73 17 69.242 1.982 30.761 3 6.072 324
26 106 25 33.661 2.227 36.514 5 6.896 315
27 12 4 3.649 398 7.411 1 1.044 43
28 48 6 38.849 384 20.837 1 816 33
29 9 1 7.269 70 3.875 0 145 6
30 8 3 700 40 2.658 0 838 24
31 15 3 23.860 818 3.512 1 265 21
32 33 6 18.094 778 30.754 1 25.774 274
33 0 0 0 0 0 0 0 0
34 3 0 127 126 626 0 764 12
35 0 0 0 0 0 0 0 0
36 19 8 6.541 1.599 12.539 1 6.846 33
201 2.052 357 1.007.118 47.065 312.857 127 182.662 21.819
190 6.140 870 4.798.431 257.290 3.673.091 333 504.895 43.748
200 7.732 1.705 1.442.532 161.973 829.972 565 1.238.963 34.178
202 4.612 604 2.647.187 234.079 851.416 406 337.015 13.219
203 866 104 137.184 31.485 134.767 46 65.468 3.329
204 315 66 215.325 7.627 108.424 23 1.243 2.375
205 0 0 0 0 0 0 0 0
209 5.793 773 2.999.696 273.191 1.094.606 475 403.726 18.923
210 19.665 3.348 9.240.660 692.454 5.597.669 1.373 2.147.584 96.849
lampiran:
Kode 22 23 24 25 26 27 28 29
1 3 0 0 0 0 0 0 0
2 0 230 0 0 10 0 0 0
3 1 7.952 0 0 56 0 0 0
4 2 3.040 0 0 149 0 0 0
5 1 186 0 0 13 0 0 0
6 0 8.821 0 0 332 0 0 0
7 0 1.118 0 0 125 0 0 0
8 0 0 0 0 0 0 0 0
9 9 9.866 1 2 1.263 164 199 3
10 31 9 0 4 0 0 0 5
11 3.077 2.966 113 1.162 3.639 601 727 137
12 488 925 179 178 1.270 460 557 98
13 1.291 378 49 177 2.983 707 855 49
14 40 455 1 11 11 0 0 0
15 2 2 4 1 91 11 14 2
16 0 0 0 0 0 0 0 0
17 0 0 0 0 0 0 0 0
18 75 1.254 40 7 326 80 97 35
19 2 3 0 2 4 1 2 1
20 13.273 15.429 478 916 12.103 1.512 1.829 653
21 876 1.429 527 719 1.135 819 1.410 1.121
22 1.542 ' 13.909 207 1.122 7.330 1.111 1.344 129
23 13.252 790 156 1.939 2.376 268 324 299
24 215 630 2 28 637 63 76 4
25 1.586 2.462 44 545 1.257 263 319 40
26 428 3.481 53 301 4.489 2.156 2.608 36
27 96 539 8 80 2.287 1.944 2.352 7
28 632 2.810 54 3.359 32.297 5.980 7.234 649
29 118 523 10 630 10.690 1.122 1.357 122
30 640 326 17 132 1.383 157 189 203
31 958 129 33 269 981 42 51 16
32 5.461 2.016 35 -448 1.403 594 718 206
33 0 0 0 0 0 0 0 0
34 42 14 30 208 386 44 53 36
35 0 130 5 18 3 4 5 3
36 4.168 291 45 21.042 14 7 9 108
201 153.642 72.284 6.118 42.838 111.832 30.158 34.449 7.608
190 201.949 154.396 8.209 76.138 200.877 48.269 56.779 11.569
200 52.462 218.005 6.277 110.892 258.476 35.849 43.367 5.370
202 550.954 94.223 333 88.450 296.513 58.360 67.799 16.219
203 31.555 35.760 1.263 31.525 81.055 17.859 14.392 3.178
204 39.828 20.457 0 3.880 5.590 1.508 890 197
205 0 0 0 0 0 0 0 0
209 622.338 150.440 1.596 123.855 383.157 77.727 83.082 19.594 J
210 876.749 522.841 16.082 310.884 842.511 161.845 183.227 36.533
lampiran:
Kode 30 31 32 33 34 35 36 301
1 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 1 0 0 3.404
3 0 0 0 0 46 7 0 37.490
4 0 0 0 0 26 2 0 46.724
5 0 0 0 0 0 1 7 3.828
6 0 0 0 0 37 1 0 18.524
7 0 0 0 0 2 0 0 7.138
8 0 0 0 0 0 0 0 0
9 0 2 6 0 33 5 0 125.605
10 1 1 1 0 1 1 6 7.848
11 354 666 1.196 0 722 9 316 50.632
12 26 33 561 0 1.222 201 613 128.873
13 3 4 61 0 12 3 351 35.573
14 7 0 5 0 2 2 14 10.399
15 0 0 9 0 0 0 16 535
16 0 0 0 0 0 0 313 0
17 0 0 0 0 0 0 2 0
18 17 4 92 0 1 4 146 35.554
19 0 0 2 0 1 0 3 1.232
20 667 1.166 6.373 0 354 465 3.609 503.293
21 983 640 1.073 0 274 8 324 0
22 69 149 606 o. 270 20 810 118.210
23 100 742 2.229 0 115 47 33 302.226
24 12 12 83 0 3 0 4 2.033
25 27 165 427 0 40 4 136 108.277
26 149 38 185 0 69 5 203 35.887
27 4 6 26 0 11 1 30 6.131
28 22 6 182 0 13 1 58 6.018
29 4 1 34 0 2 0 11 1.355
30 287 80 346 0 13 5 9 7.957
31 50 446 578 0 9 6 1 4.754
32 141 353' 1.046 0 47 30 428 33.301
33 0 0 0 0 0 0 0 21.469
34 17 33 42 0 19 4 12 11.256
35 6 0 12 0 6 102 0 3.493
36 38 178 900 0 41 13 74 13.102
201 4.264 12.956 15.366 62.845 9.942 1.011 19.547 0
190 7.269 17.682 31.443 62.845 13.336 1.960 27.075 1.692.122
200 3.307 6.838 21.267 0 1.989 979 14.717 990.930
202 6.699 19.165 76.678 0 1.559 713 27.537 0
203 4.880 1.487 5.305 151 1.250 354 2.818 0
204 243 333 4.964 0 41 171 12 0
205 0 0 0 0 0 0 0 0
209 11.822 20.986 86.947 151 2.850 1.238 30.367 0
210 22.398 45.507 139.657 62.996 18.175 4.177 72.159 2.683.052
lampiran:
Kode 6 7 8 9 10 11 12 13
1 0,0157 0,0055 0,0011 0,3999 0,0027 0,0033 0,0059 0,0033
2 0,0008 0,0004 0,0001 0,0022 0,0002 0,0002 0,0004 0,0002
3 0,0034 0,0031 0,0009 0,0048 0,0022 0,0019 0,0042 0,0026
4 0,0092 0,0043 0,0011 0,0218 0,0027 0,0023 0,0051 0,0031
5 0,0005 0,0004 0,0001 0,0033 0,0003 0,0003 0,0012 0,0063
6 1,0092 0,0035 0,0006 0,0312 0,0015 0,0013 0,0029 0,0018
7 0,0006 1,0020 0,0002 0,0034 0,0004 0,0004 0,0008 0,0005
8 0,0001 0,0001 1,0010 0,0001 0,0001 0,0001 0,0003 0,0002
9 0,0205 0,0138 0,0028 1,0147 0,0068 0,0060 0,0147 0,0084
10 0,0011 0,0018 0,0003 0,0010 1,0156 0,0008 0,0009 0,0006
11 0,0091 0,0123 0,0051 0,0158 0,0080 1,2837 0,0294 0,0146
12 0,0662 0,1633 0,0320 0,1289 0,1158 0,1581 2,1083 0,5949
13 0,0033 0,0050 0,0010 0,0049 0,0029 0,0036 0,0071 1,0204
14 0,0009 0,0012 0,0005 0,0013 0,0008 0,0006 0,0017 0,0011
15 0,0001 0,0001 0,0000 0,0001 0,0001 0,0000 0,0001 0,0001
16 0,0023 0,0060 0,0020 0,0026 0,0024 0,0026 0,0034 0,0036
17 0,0004 0,0011 0,0003 0,0005 0,0004 0,0005 0,0006 0,0007
18 0,0041 0,0102 0,0027 0,0048 0,0043 0,0049 0,0065 0,0062
19 0,0001 0,0001 0,0000 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0003
20 0,0729 0,0468 0,0156 0,0650 0,0478 0,0583 0,1121 0,0789
21 0,0040 0,0132 0,0094 0,0034 0,0043 0,0027 0,0036 0,0075
22 0,0231 0,0278 0,0087 0,0618 0,0238 0,0721 0,0717 0,0542
23 0,0224 0,0252 0,0088 0,0289 0,0190 0,0174 0,0404 0,0252
24 0,0003 0,0005 0,0002 0,0007 0,0005 0,0008 0,0029 0,0014
25 0,0101 0,0106 0,0060 0,0172 0,0091 0,0146 0,0228 0,0154
26 0,0064 0,0076 0,0033 0,0163 0,0076 0,0189 0,0211 0,0148
27 0,0010 0,0012 0,0005 0,0026 0,0012 0,0031 0,0032 0,0023
28 0,0015 0,0017 0,0009 0,0037 0,0025 0,0039 0,0041 0,0032
29 0,0003 0,0004 0,0002 0,0008 0,0005 0,0008 0,0009 0,0007
30 0,0013 0,0009 0,0003 0,0011 0,0008 0,0009 0,0028 0,0021
31 0,0007 0,0019 0,0028 0,0017 0,0011 0,0006 0,0018 0,0011
32 0,0041 0,0045 0,0073 0,0054 0,0048 0,0037 O,Q108 0,0064
33 0,0015 0,0014 0,0004 0,0018 0,0011 0,0009 0,0020 0,0012
34 0,0009 0,0012 0,0003 0,0011 0,0007 0,0006 0,0018 0,0010
35 0,0003 0,0002 0,0002 0,0003 0,0002 0,0002 0,0003 0,0002
36 0,0038 0,0029 0,0037 0,0056 0,0025 0,0058 0,0048 0,0063
201 0,1852 0,1726 0,0556 0,2238 0,1320 0,1134 0,2467 0,1534
lanjutan:
Kode 14 15 16 17 18 19 20 21
1 0,0032 0,0030 0,0040 0,0026 0,0035 0,0029 0,0024 0,0066
2 0,0002 0,0002 0,0003 0,0002 0,0003 0,0002 0,0002 0,0004
3 0,0026 0,0024 0,0034 0,0021 0,0029 0,0022 0,0020 0,0047
4 0,0031 0,0030 0,0040 0,0026 0,0035 0,0027 0,0024 0,0059
5 0,0003 0,0003 0,0004 0,0003 0,0004 0,0042 0,0002 0,0006
6 0,0019 0,0018 0,0024 0,0014 0,0020 0,0020 0,0013 0,0031
7 0,0005 0,0005 0,0006 0,0004 0,0006 0,0004 0,0004 0,0009
8 0,0030 0,0002 0,0012 0,0016 0,0007 0,0001 0,0019 0,0008
9 0,0079 0,0075 0,0100 0,0065 0,0089 0,0073 0,0061 0,0146
10 0,0008 0,0011 0,0006 0,0004 0,0030 0,0007 0,0004 0,0084
11 0,0592 0,0137 0,0122 0,0072 0,0230 0,0193 0,0228 0,0165
12 0,1123 0,0443 0,1283 0,0907 0,1277 0,1984 0,0765 0,0774
13 0,0046 0,0042 0,0033 0,0023 0,0049 0,0058 0,0019 0,0072
14 1,0052 0,0027 0,0011 0,0009 0,0014 0,0008 0,0007 0,0302
15 0,0001 1,0008 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0002 0,0001
16 0,0028 0,0580 1,2260 0,1508 0,4944 0,0022 0,0022 0,1126
17 0,0005 0,0088 0,0299 1,1509 0,0960 0,0004 0,0004 0,0169
18 0,0039 0,0285 0,0093 0,0031 1,0263 0,0041 0,0036 0,0719
19 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 1,0006 0,0001 0,0001
20 0,1105 0,0585 0,2084 0,0672 0,1408 0,0558 1,1000 0,0952
21 0,0121 0,0033 0,0019 0,0021 0,0025 0,0027 0,0051 1,0070
22 0,0284 0,0387 0,0274 0,0254 0,0432 <:,0276 0,0234 0,0341
23 0,0306 0,0230 0,0423 0,0204 0,0331 0,0187 0,0173 0,0390
24 0,0009 0,0007 0,0006 0,0005 0,0009 0,0007 0,0005 0,0006
25 0,0116 0,0125 0,0190 0,0106 0,0183 0,0096 0,0089 0,0179
26 0,0100 0,0112 0,0097 0,0074 0,0135 0,0076 0,0064 0,0101
27 0,0014 0,0019 0,0014 0,0013 0,0025 0,0013 0,0010 0,0016
28 0,0040 0,0034 0,0071 0,0024 0,0079 0,0019 0,0014 0,0030
29 0,0008 0,0007 0,0014 0,0005 0,0016 0,0004 0,0003 0,0006
30 0,0011 0,0014 0,0010 0,0006 0,0014 0,0010 0,0010 0,0014
31 0,0012 0,0014 0,0038 0,0021 0,0026 0,0009 0,0005 0,0013
32 0,0057 0,0052 0,0083 0,0046 0,0116 0,0039 0,0154 0,0091
33 0,0012 0,0012 0,0015 0,0010 0,0014 0,0011 0,0010 0,0023
34 0,0009 0,0008 0,0010 0,0008 0,0010 0,0008 0,0009 0,0015
35 0,0002 0,0002 0,0003 0,0002 0,0002 0,0002 0,0002 0,0004
36 0,0034 0,0045 0,0042 0,0046 0,0059 0,0029 0,0051 0,0040
201 0,1516 0,1476 0,1927 0,1269 0,1719 0,1360 0,1199 0,2921
lanjutan :
Kode 22 23 24 25 26 27 28 29
1 0,0042 0,0113 0,0090 0,0037 0,0040 0,0050 0,0051 0,0052
2 0,0003 0,0007 0,0006 0,0003 0,0003 0,0003 0,0003 0,0004
3 0,0035 0,0183 0,0074 0,0030 0,0028 0,0037 0,0038 0,0042
4 0,0042 0,0102 0,0091 0,0037 0,0036 0,0047 0,0047 0,0052
5 0,0004 0,0007 0,0008 0,0003 0,0003 0,0004 0,0005 0,0005
6 0,0024 0,0195 0,0049 0,0020 0,0023 0,0025 0,0025 0,0028
7 0,0007 0,0028 0,0014 0,0006 0,0007 0,0007 0,0007 0,0008
8 0,0001 0,0001 0,0003 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0002
9 0,0105 0,0283 0,0227 0,0093 0,0101 0,0126 0,0129 0,0130
10 0,0007 0,0006 0,0017 0,0006 0,0005 0,0008 0,0008 0,0012
11 0,0117 0,0144 0,0250 0,0115 0,0119 0,0131 0,0136 0,0142
12 0,0318 0,0377 0,0913 0,0293 0,0309 0,0422 0,0435 0,0448
13 0,0045 0,0036 0,0098 0,0036 0,0063 0,0081 0,0085 0,0053
14 0,0010 0,0017 0,0029 0,0009 0,0008 0,0011 0,0012 0,0020
15 0,0001 0,0001 0,0003 0,0001 0,0002 0,0001 0,0001 0,0001
16 0,0018 0,0030 0,0083 0,0022 0,0018 0,0027 0,0030 0,0059
17 0,0003 0,0006 0,0014 0,0003 0,0003 0,0005 0,0005 0,0010
18 0,0033 0,0056 0,0116 0,0031 0,0032 0,0045 0,0047 0,0070
19 0,0001 0,0001 0,0002 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001
20 0,0620 0,0740 0,1330 0,0475 0,0541 0,0621 0,0639 0,0774
21 0,0018 0,0038 0,0346 0,0034 0,0028 0,0065 0,0093 0,0323
22 1,0151 0,0403 0,0425 0,0162 0,0203 0,0222 0,0231 0,0206
23 0,0393 1,0237 0,0632 0,0279 0,0232 0,0291 0,0298 0,0386
24 0,0005 0,0015 1,0007 0,0003 0,0010 0,0007 0,0008 0,0005
25 0,0110 0,0133 0,0231 1,0101 0,0092 0,0121 0,0124 0,0127
26 0,0044 0,0107 0,0121 0,0048 1,0093 0,0185 0,0196 0,0063
27 0,0008 0,0018 0,0021 0,0010 0,0039 1,0135 0,0144 0,0013
28 0,0019 0,0071 0,0062 0,0124 0,0415 0,0409 1,0436 0,0201
29 0,0004 0,0014 0,0013 0,0024 0,0133 0,0078 0,0083 1,0038
30 0,0015 0,0014 0,0027 0,0011 0,0024 0,0020 0,0020 0,0066
31 0,0016 0,0008 0,0032 0,0013 0,0016 0,0009 0,0009 0,0011
32 0,0101 0,0077 0,0107 0,0052 0,0051 0,0081 0,0085 0,0106
33 0,0016 0,0015 0,0036 0,0015 0,0014 0,0019 0,0019 0,0021
34 0,0010 0,0009 0,0039 0,0015 0,0013 0,0013 0,0014 0,0022
35 0,0003 0,0005 0,0009 0,0003 0,0002 0,0003 0,0004 0,0004
36 0,0070 0,0031 0,0076 0,0697 0,0020 0,0026 0,0026 0,0057
201 0,2058 0,1832 0,4532 0,1840 0,1706 0,2319 0,2361 0,2571
lanjutan :
Kode 30 31 32 33 34 35 36 301
1 0,0048 0,0068 0,0030 0,0219 0,0136 0,0068 0,0063 0,0219
2 0,0003 0,0005 0,0002 0,0016 0,0010 0,0005 0,0005 0,0016
3 0,0039 0,0057 0,0025 0,0177 0,0130 0,0069 0,0051 0,0178
4 0,0048 0,0069 0,0030 0,0222 0,0145 0,0069 0,0064 0,0223
5 0,0004 0,0006 0,0003 0,0019 0,0012 0,0008 0,0007 0,0020
6 0,0026 0,0038 0,0018 0,0117 0,0091 0,0037 0,0034 0,0117
7 0,0007 0,0011 0,0005 0,0034 0,0021 0,0010 0,0010 0,0034
8 0,0002 0,0002 0,0002 0,0004 0,0003 0,0004 0,0002 0,0004
9 0,0121 0,0171 0,0075 0,0552 0,0343 0,0172 0,0159 0,0553
10 0,0011 0,0012 0,0005 0,0034 0,0022 0,0012 0,0011 0,0034
11 0,0294 0,0307 0,0171 0,0356 0,0738 0,0166 0,0173 0,0357
12 0,0415 0,0523 0,0330 0,1511 0,2366 0,1537 0,0685 0,1515
13 0,0038 0,0051 0,0026 0,0159 0,0104 0,0055 0,0096 0,0159'
14 0,0026 0,0019 0,0009 0,0046 0,0033 0,0018 0,0017 0,0046
15 0,0001 0,0001 0,0001 0,0003 0,0002 0,0001 0,0003 0,0003
16 0,0072 0,0043 0,0024 0,0082 0,0068 0,0033 0,0093 0,0083
17 0,0012 0,0007 0,0004 0,0016 0,0012 0,0006 0,0009 0,0016
18 0,0075 0,0063 0,0035 0,0165 0,0111 0,0063 0,0073 0,0166
19 0,0001 0,0002 0,0001 0,0005 0,0003 0,0002 0,0002 0,0005
20 0,0874 0,1031 0,0825 0,2401 0,1676 0,1944 0,1252 0,2406
21 0,0457 0,0156 0,0087 0,0029 0,0174 0,0037 0,0058 0,0029
22 0,0210 0,0257 0,0153 0,0660 0,0609 0,0288 0,0323 0,0662
23 0,0332 0,0563 0,0333 0,1295 0,0831 0,0491 0,0383 0,1298
24 0,0009 0,0007 0,0008 0,0013 0,0012 0,0007 0,0005 0,0013
25 0,0123 0,0189 0,0098 0,0485 0,0319 0,0158 0,0163 0,0486
26 0,0118 0,0074 0,0045 O,Q196 0,0173 0,0083 0,0091 0,0196
27 0,0011 0,0013 0,0007 0,0034 0,0029 0,0014 0,0015 0,0034
28 0,0027 0,0021 0,0024 0,0054 0,0045 0,0022 0,0027 0,0054
29 0,0006 0,0005 0,0005 0,0012 0,0010 0,0005 0,0006 0,0012
30 1,0139 0,0030 0,0031 0,0039 0,0032 0,0025 0,0013 0,0039
31 0,0029 1,0107 0,0046 0,0025 0,0021 0,0024 0,0008 0,0025
32 0,0112 0,0141 1,0109 0,0187 0,0145 0,0147 0,0122 0,0187
33 0,0019 0,0027 0,0011 1,0089 0,0052 0,0025 0,0026 0,0089
34 0,0019 0,0022 0,0010 0,0049 1,0040 0,0026 0,0016 0,0049
35 0,0006 0,0005 0,0003 0,0015 0,0012 1,0254 0,0004 0,0015
36 0,0044 0,0077 0,0084 0,0105 0,0091 0,0070 1,0046 0,0105
201 0,2410 0,3387 0,1436 1'1156 0,6491 0,3126 0,3198 1'1183