Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Penelitian

Negara Indonesia adalah Negara yang kaya akan Budaya.

Keberanekaragaman budaya Indonesia dipengaruhi oleh letak geografis dan etnis.

Pulau Jawa adalah pulau yang padat penduduk dan kaya akan budaya, mulai dari

rumah adat, upacara adat, pakaian adat, kesenian pakaian, sampai pada makanan

tradisional. Salah satunya adalah Batik, batik merupakan karya seni budaya yang

dikagumi dunia, kesenian batik merupakan kesenian menggambar di atas kain

untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia

zaman dahulu. Perjuangan Indonesia untuk mendapatkan pengakuan dunia atas

batik sebagai warisan budaya asli Indonesia dikatakan tidak sia-sia. United Nation

Educational, Scientific dan Cultural Organization (UNESCO) mengukuhkan

secara resmi pada bulan Oktober 2009 bahwa tradisi batik sebagai salah satu

budaya warisan dunia asli Indonesia.

Batik bukan hanya kain tradisional dengan berbagai macam corak. Dapat

diketahui bahwa didalam batik juga mengandung nilai sejarah dan tradisi dari

bangsa Indonesia yang sangat berharga. Jika dibandingkan dengan kain-kain biasa

batik lebih memiliki nilai seni yang tinggi. Meskipun batik identik dengan pakaian

adat jawa namun saat ini batik sudah menjadi pakaian nasional bagi masyarakat

Indonesia. Bahkan sudah banyak pula dikenal di manca negara. Penggunaannya


pun sudah tidak lagi sebagai pakaian adat tetapi sudah mengikuti perkembangan

mode busana baik bagi wanita maupun pria. (www.pusakapusaka.com diakses 1

oktober 2015)

Menurut Kotler Armstrong (2012:75) Definisi Bauran Pemasaran adalah

seperangkat alat pemasaran taktis yang memadukan perusahaan untuk

menghasilkan respon yang diinginkan dalam pasar sasaran. Menurut McCarthy

dalam buku yang diedit oleh Kotler Keller (2009:23) mengatakan, McCarthy

mengklasifikasikan alat-alat ini menjadi empat kelompok besar, yang dia sebut 4

P tentang pemasaran, yaitu : Produk (product), harga (price), tempat (place), dan

promosi (promotion). Keputusan bauran pemasaran harus dibuat untuk

memengaruhi saluran dagang dan juga konsumen akhir. Jadi dalam hal ini,

Perusahaan yang menjalankan usaha harus memperhatikan ke empat bauran

pemasaran hal ini dapat dikatakan berhasil apabila produk tersebut dapat diterima

oleh konsumen dan melakukan repeat order.

Kotler Armstrong (2012:75) dalam bukunya menjelaskan mengenai 4 P ini

: berpendapat bahwa produk adalah barang kombinasi dan layanan (variasi,

kualitas, desain, fitur, nama merk, kemasan, dan layanan) perusahaan yang

menyediakan dan menawarkan untuk target pasar. Kedua adalah harga,

berpendapat bahwa harga adalah jumlah uang yang ditetapkan oleh perusahaan

dan pelanggan harus membayar jumlah uang untuk dapat memiliki produk.

Ketiga adalah tempat, tempat juga dikenal sebagai tujuan dimana perusahaan
melakukan kegiatan mereka dan untuk menargetkan konsumen. Terakhir adalah

promosi, promosi adalah kegiatan berkomunikasi tentang produk dan layanan

untuk meyakinkan pelanggan agar membelinya.

Menurut Kotler Amstrong (2012:176) keputusan pembelian terjadi lima

tahap yang menunjukan kemungkinan yang muncul ketika prospek menghadapi

situasi pembelian dari proses sebelum dan setelah pembelian. Tahap yang pertama

adalah membutuhkan pengakuan, konsuman akan membeli suatu produk sebagai

solusi untuk masalah-masalah yang dihadapinya. Masalahnya akan termotifasi

oleh kebutuhan ditangan. Tanpa pengenalan masalah yang timbul konsumen tidak

bisa menentukan produk yang akan dibeli. Tahap yang kedua pencarian informasi,

setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari

informasi untuk memecahkan masalah yang ada melalui pencarian informasi.

Pencarian informasi dapat diperoleh dari sumber pribadi (keluarga, teman, dll),

sumber komersial (iklan, display,dll), sumber publik (media massa, pencarian

internet,dll), dan sumber pengalaman (pemeriksaan, menggunakan produk, dll).

Tahap yang ketiga adalah evaluasi alternatif, setelah konsumen memiliki berbagai

macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif untuk mengatasi

permasalahan yang dihadapinya. Tahap yang ke empat adalah keputusan

pembelian, setelah konsumen mengevaluasi alternatif strategis yang ada,

konsumen akan membuat keputusan pembelian. Niat beli seperti pendapatan yang

diharapkan, harga yang diharapkan, manfaat produk yang diharapkan, namun

kadang-kadang dalam situasi antara niat pembelian dan keputusan pembelian


mungkin memiliki hasil yang berbeda dalam pembelian karena hal-hal lain yang

perlu dipertimbangkan. Tahap kelima adalah pasca pembelian perilaku, proses

evaluasi tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian.

Setelah membeli produk, konsumen akan mengevaluasi apakah produk tersebut

sesuai dengan harapan. Dalam hal ini, hasilnya baik akan kepuasan atau

ketidakpuasan.

Kotler Keller (2009:6) berpendapat bahwa Pemasaran berhubungan

dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat.

Salah satu dari definisi pemasaran terpendek adalah memenuhi kebutuhan secara

menguntungkan. Keberhasilan keuangan tergantung pada kemampuan pemasaran,

jika tidak ada permintaan akan produk atau jasa maka perusahaan tidak dapat

menghasilkan laba dan jika hal ini terjadi maka akan mengakibatkan lumpuhnya

perusahaan sampai pada titik akhir tutupnya suatu perusahaan tersebut.

Rahman Arif (2010) Seberapun hebatnya promosi dan murahnya suatu

harga, produk tetap menjadi kunci utama sumber kebutuhan yang harus

memuaskan konsumen. Jika produknya tidak dapat diterima dipasaran, maka sama

halnya lumpuhlah kesemuanya. Konsumen tidak melakukan pembelian kembali

apabila produk yang dijual tidak memuaskan. Untuk melihat sejauhmana sebuah

produk dinilai dapat diterima oleh masyarakat, pendekatan siklus perputaran

produk dipasaran bisa menjadi salah satu tolak ukurnya. Tipe produk memiliki

panjang siklus yang berbeda-beda berdasarkan dengan jenisnya. Produk fashion


atau mode biasanya relatif lebih pendek daripada produk makanan. Mencari Profit

maksimal dari produk yang kita tawarkan tidaklah mudah. Kejelian dan

kepandaian kalkulasi wajib dilakukan. Karena harga pada dasarnya merupakan

refleksi dari nilai , faktor intagible tidak dapat diukur secara kuantitatif.

Sedangkan promosi sendiri merupakan cara bagaimana perusahaan

memperkenalkan produk yang dijualnya. Faktor terakhir adalah tempat, tempat

berkaitan dengan saluran distribusi dan pemilihan tempat usaha yang menentukan

sebuah keberhasilan.

Bakaran adalah sebuah desa yang ada di kecamatan Juwana Kabupaten

Pati Jawa Tengah. Desa ini ada dua yakni Bakaran Wetan dan Bakaran Kulon.

Saat ini, desa Bakaran mampu menjadi ikon Pati yaitu dengan karya budaya

masyarakat. Banyak budaya ditemukan di Juwana, terutama di daerah ini,

sehingga masyarakat menjulukinya daerah seni budaya. Salah satu karya budaya

masyarakat yang mampu menjadi perhatian masyarakat luas adalah adalah karya

batik tulisnya. Karya batik ini juga mampu mengangkat citra daerah. Seni batik

bakaran ini berjalan sejak jaman majapahit yaitu antara abad 14 sampai dengan

sekarang. Dan sampai saat ini corak batik bakaran sangat khas dan unik yang

motifnya sangat berbeda dengan batik-batik lain walaupun asal mulanya dari

budaya batik yang sama yaitu budaya keraton. Hal ini disebabkan karena sudah

terjadi perpaduan kebudayaan pedalaman dan pesisir yang akhirnya karya

masyarakat ini sangat unik. (www.citizenimages.komps.com dikunjungi 15

September 2015). Motif batik tulis Bakaran bila dilihat dari segi warna
mempunyai ciri tersendiri, yaitu warna yang mendominasi batik Bakaran Wetan

adalah hitam dan coklat. Unsur corak/motifnya beraliran pada corak motif batik

Tengahan dan batik Pesisir. Aliran Tengahan, karena yang memperkenalkan batik

tulis pada wilayah Desa Bakaran adalah dari kalangan kerajaan Majapahit. Dan

Jenis motif tengahan ini diindikasikan pada corak batik. Padas Gempal,

Gringsing, Bregat Ireng, Sido Mukti, Sido Rukun, Namtikar, Limanan, Blebak

Kopik, Merak Ngigel, Nogo Royo, Gandrung, Rawan,Truntum, Megel Ati, Liris,

Blebak Duri, Kawung Tanjung, Kopi Pecah, Manggaran, Kedele Kecer, Puspo

Baskora, ungker Cantel, blebak lung, dan beberapa motif tengahan yang lain.

(www.patikab.go.id dikunjungi 06 Oktober 2015).

Objek dalam penelitian ini adalah Pengrajin Batik Tulis Bakaran, yang

terletak di kabupaten Pati Jawa Tengah. Fenomena yang terjadi saat ini pada

dasarnya produknya masih belum mampu bersaing di pasaran. Berdasarkan

observasi penulis kepada pengrajin batik tulis Bakaran ialah mengenai kurangnya

pemahaman mengenai bauran pemasaran, mengenai produknya, batik Bakaran

belum mampu bersaing dengan batik tulis lain yang ada di Indonesia, contohnya

Batik Pekalongan dan Batik Solo. Padahal Batik Bakaran mempunyai ciri khas

dalam produk batik tulisnya. Sebanyak 90 motif dari 108 motif batik Bakaran

belum dipatenkan, hal itu menyebabkan motif-motif bakaran mudah ditiru dan

diklaim pengrajin batik dari luar daerah. Mengenai Harga, Harga adalah hal yang

sensitif. Harga batik Bakaran di Patok berkisar dari Rp 125.000,00 sampai dengan

jutaan Rupiah, tergantung motif dan jenis kain. Harga tersebut bagi warga Pati
cukup mahal untuk kalangan ekonomi menengah ke bawah. Namun untuk

masyarakat ekonomi menengah ke atas beranggapan bahwa harga tersebut cukup

murah jika di banding dengan batik tulis lain seperti batik Pekalongan atau Batik

Solo. Mengenai Promosi, masih banyak pengrajin batik yang awam mengenai

promosi, padahal pada dasarnya promosi ini lah yang dapat menunjang penjualan

pengrajin batik bakaran jika masing-masing dapat mengetahuinya. Pengrajin batik

Bakaran ini tidak semua mengetahuinya pentingnya promosi. Selama ini

penjualan hanya dilakukan dari rumah saja dan berdasarkan pesanan. Jika tidak

ada pesanan maka pengrajin tersebut berhenti melakukan pembatikan. Yang

terakhir mengenai distribusi, saluran distribusi ini mencakup tentang tempat

pemasaran produk. Tempat pemasaran produk terletak di desa Bakaran Wetan dan

Bakaran Kulon, dua desa tersebut sama-sama daerah pengrajin batik tulis. untuk

tempatnya sendiri berada di kecamatan Juwana Kabupaten Pati Jawa Tengah.

Berdasarkan hasil wawancara penulis kepada 20 warga Pati tidak semua warga

Pati mengetahui bahwa Pati memiliki kesenian batik tulis. Berdasarkan

penjelasan diatas penulis tertarik untuk mengambil penelitian “Pengaruh Strategi

Bauran Pemasaran (Produk, Harga, Promosi, Distribusi) Terhadap Keputusan

Pembelian pada Pengrajin Batik Tulis Bakaran di Kabupaten Pati”.

1.2.Rumusan Masalah Penelitian

Dari penjelasan latar belakang diatas, masalah yang menjadi dasar

penelitian adalah strategi bauran pemasaran sangat berpengaruh dalam keputusan

pembelian. Sehingga rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana


Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran terhadap Keputusan Pembelian pada

Pengrajin Batik Tulis Bakaran di Kabupaten Pati”.

Selanjutnya untuk menjawab permasalahan tersebut dibatasi dengan pernyataan:

a. Bagaimana produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada

pengrajin batik tulis bakaran di kabupaten Pati Jawa Tengah.

b. Bagaimana harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada pengrajin

batik tulis bakaran di kabupaten Pati Jawa Tengah.

c. Bagaimana promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada

pengrajin batik tulis bakaran di kabupaten Pati Jawa Tengah.

d. Bagaimana distribusi berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada

pengrajin batik tulis bakaran di kabupaten Pati Jawa Tengah.

1.3. Tujuan dan Konstribusi Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh produk terhadap

keputusan pembelian pada pengrajin batik tulis Bakaran di

kabupaten Pati Jawa Tengah.

b. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh harga terhadap

keputusan pembelian pada pengrajin batik tulis Bakaran di

kabupaten Pati Jawa Tengah.


c. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh promosi terhadap

keputusan pembelian pada pengrajin batik tulis Bakaran di

kabupaten Pati Jawa Tengah.

d. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh distribusi terhadap

keputusan pembelian pada pengrajin batik tulis Bakaran di

kabupaten Pati Jawa Tengah.

1.3.2. Konstribusi Penelitian

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan atau

informasi bagi pengambilan keputusan manajemen atau industri

dalam pengambilan strategi pemasaran yang tepat.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi

para akademisi untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai

pola perilaku konsumen.

Anda mungkin juga menyukai