Anda di halaman 1dari 9

STRATEGI PROMOSI KESEHATAN TERKAIT GERAKAN

MASYARAKAT SEHAT (GERMAS)

OLEH:

1. Ni Putu Yulia Purnama Yanti (18120706003)


2. Ni 1Nyoman Wahyu Andiyani (18120706010)
3. Luh Tri Supriasih (18120706030)
4. Kadek Sintia Puspita Sari (18120706042)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN SAINS DAN TEKNOLOGI


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DHYANA PURA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan masyarakat yang dilakukan oleh


pemerintah RI selama lebih dari 50 tahun terakhir telah membuahkan hasil
yang cukup menggembirakan, namun masih banyak yang harus diselesaikan
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar derajat kesehatan masyarakat Indonesia makin meningkat.
Pada era tahun 1990-an, penyebab kematian dan kesakitan terbesar adalah
penyakit menular, seperti infeksi saluran pernapasan atas, TBC, dan diare.
Namun, sejak 2010 penyebab terbesar kesakitan dan kematian adalah karena
stroke, jantung, dan diabetes atau kencing manis, kata Dirjen Kesehatan
Masyarakat, Kementerian Kesehatan, dr. Anung Sugihantoro, M.Kes, dalam
orasi Ilmiah Dies Fakultas Kedokteran (FK) UGM ke-71, Senin (6/3/2019) di
ruang Auditorium FK UGM (Warta Kesmas, 2019).
Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyebab kematian
hampir 70% di dunia. PTM merupakan penyakit kronis yang tidak ditularkan
dari orang ke orang. PTM menunjukkan adanya kecenderungan semakin
meningkat dari waktu ke waktu. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2007, 2013, dan 2018 tampak kecenderungan peningkatan
prevalensi PTM seperti diabetes, hipertensi, stroke, dan penyakit
sendi/rematik/encok. Fenomena ini diprediksi akan terus berlanjut.
Promosi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dilakukan untuk
mengendalikan faktor risiko PTM, melalui perilaku CERDIK, yaitu Cek
kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet
sehat seimbang, Istirahat yang cukup, dan Kelola stres. Cek kesehatan secara
berkala yaitu pemeriksaan faktor risiko PTM dapat dilakukan melalui Pos
Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM yang ada di desa/ kelurahan, dan di
Puskesmas. Upaya pengendalian PTM juga dilakukan melalui implementasi
Kawasan Tanpa Rokok di sekolah-sekolah, hal ini sebagai upaya penurunan
prevalensi perokok ≤18 tahun. Upaya pengendalian PTM tidak akan berhasil
jika hanya dilakukan oleh Kementerian Kesehatan tanpa dukungan seluruh
jajaran lintas sektor, baik pemerintah, swasta, organisasi profesi, organisasi
kemasyarakatan, bahkan seluruh lapisan masyarakat.
Beberapa kegiatan yang telah dikembangkan oleh Kementerian
Kesehatan dalam upaya untuk mengendalikan penyakit tidak menular sampai
dengan tahun 2018 adalah sebagai berikut.
1. Meningkatkan Upaya Pengendalian PTM di Puskesmas
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan pengendalian
PTM, baik secara perorangan maupun kelompok dilakukan melalui
kegiatan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) dengan
membentuk dan mengembangkan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)
PTM. Upaya Pengendalian PTM di Puskesmas dilakukan dengan
membentuk Puskesmas Pandu PTM dan pada tahun 2018 di Indonesia
terdapat 74,25% puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM secara
terpadu (Puskesmas Pandu PTM).
2. Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM)
Posbindu PTM merupakan wujud peran serta masyarakat dalam
melakukan kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM utama
yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. Kegiatan Posbindu
PTM juga terintegrasi secara rutin di masyarakat, seperti di lingkungan
tempat tinggal dalam wadah desa/kelurahan siaga aktif. Sasaran utama
kegiatan adalah kelompok masyarakat sehat, berisiko dan penyandang
PTM berusia 15 tahun ke atas. Secara nasional desa/kelurahan yang
melaksanakan kegiatan Posbindu PTM sebesar 43,9%. Persentase ini
sudah mencapai target Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun
2018 yaitu sebesar 40%. Pada tahun 2018 target 40%, realisasi 43,9% atau
sebanyak 35.749 desa/kelurahan yang melaksanakan Posbindu PTM.

3. Pengendalian Konsumsi Hasil Tembakau


Meski sudah ada Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan, menurut Dirjen, pemerintah Indonesia masih dihadapkan pada
tantangan paling utama dari peran promosi kesehatan untuk mewujudkan
perilaku hidup sehat, yaitu kurangnya bukti ilmiah yang diimplementasikan,
kurangnya bukti aplikasi dari dampak kesehatan suatu kebijakan dan
keterbatasan kapasitas pelaksanaan promosi kesehatan. Padahal, peningkatan
derajat kesehatan masyarakat memerlukan intervensi komprehensif dari
determinan derajat kesehatan masyarakat. “Para pengambil kebijakan,
akademisi, dan seluruh sektor harus mereview kembali bukti-bukti yang
relevan guna merencanakan dan mempertimbangkan strategi perubahan
perilaku yang mengarah pada berbagai aspek kesehatan masyatakat.”
Pemerintah saat ini melakukan suatu gebrakan inovasi dengan
mengeluarkan Program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang melibatkan
pemangku kepentingan, swasta, akademisi, LSM dan sektor-sektor lainnya
agar dapat berperan dalam pembangunan kesehatan dengan menekankan pada
upaya promotif dan preventif.Inpres No. 1 tahun 2017 tentang Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat merupakan bukti dukungan pemerintah untuk
mempercepat dan mensinergikan upaya promotif dan preventif untuk
meningkatkan produktivitas penduduk dan menurunkan beban pembiayaan
pelayanan kesehatan akibat penyakit. Dalam inpres ini terlihat peran dari
setiap sektor untuk mewujudkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan suatu
tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh
seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan
berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. Pelaksanaan GERMAS
harus dimulai dari keluarga, karena keluarga adalah bagian terkecil dari
masyarakat yang membentuk kepribadian. GERMAS dapat dilakukan dengan
cara: Melakukan aktifitas fisik, Mengonsumsi sayur dan buah, Tidak merokok,
Tidak mengonsumsi alkohol, Memeriksa kesehatan secara rutin,
Membersihkan lingkungan, dan Menggunakan jamban (Menkes RI, 2017).
GERMAS merupakan gerakan nasional yang diprakarsai oleh
Presiden RI yang mengedepankan upaya promotif dan preventif, tanpa
mengesampingkan upaya kuratif-rehabilitatif dengan melibatkan seluruh
komponen bangsa dalam memasyarakatkan paradigma sehat. Untuk
menyukseskan GERMAS, tidak bisa hanya mengandalkan peran sektor
kesehatan saja. Peran Kementerian dan Lembaga di sektor lainnya juga turut
menentukan, dan ditunjang peran serta seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari
individu, keluarga, dan masyarakat dalam mempraktekkan pola hidup sehat,
akademisi, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan, dan organisasi profesi
dalam menggerakkan anggotanya untuk berperilaku sehat; serta Pemerintah
baik di tingkat pusat maupun daerah dalam menyiapkan sarana dan prasarana
pendukung, memantau dan mengevaluasi pelaksanaannya.
Dari pemaparan masalah diatas, kami dari kelompok sangat tertarik
untuk membahas tentang strategi promosi kesehatan terkait Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) pada intinya memiliki
tujuan umum untuk mewujudkan kesehatan masyarakat dengan
optimal melalui tindakan yang sistematis dan terencana.

2. Tujuan Khusus
Selain tujuan umum, GERMAS juga memiliki tujuan khusus sebagai
berikut:
a. Menurunkan beban penyakit menular dan penyakit tidak menular,
baik kematian maupun kecacatan.
b. Menghindarkan terjadinya penurunan produktivitas penduduk
c. Menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan karena
meningkatnya penyakit dan pengeluaran kesehatan.
d. Penguatan system kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN

Strategi Promosi Kesehatan


1. Advokasi
Melakukan advokasi terkait pelaksanaan GERMAS
Sasaran Metode Hasil Yang Diharapkan
Pembuat Kebijakan : 1. Seminar sehari 1. Terbangunnya komitmen Pemerintah
1. Pejabat Pemerintah 2. Diskusi, Lobbying Pusat dan Pemerintah Daerah terkait
(Menkes RI, Gubernur, 3. Negosiasi kebijakan program GERMAS.
Bupati / Walikota, DPRD) 4. Brain storming 2. Dibuatnya kebijakan terkait program
2. Kepala Lembaga GERMAS dan beberapa program
Pemerintah Non pendukung lainnya :
Kementrian a. Kawasan Tanpa Rokok
3. Kepala Dinas Kesehatan b. Teguran atau sanksi tegas bagi
(Provinsi dan orang-orang yang merokok di
Kabupaten/Kota) KTR.
4. Kepala Puskemas 3. Dukungan sarana dan prasarana yang
mendukung Program GERMAS,
seperti :
a. Sarana dan prasarana promosi
kesehatan untuk program
GERMAS
b. Tersedianya ruang terbuka hijau
c. Tersedianya gedung dan
lapangan olahraga, dsb.

2. Bina Suasana
Melakukan kemitraan dengan berbagai kelompok untuk membentuk opini
publik mengenai program GERMAS.
Sasaran Metode Hasil Yang Diharapkan
1. Gubernur 1. Focus Group 1. Terbentuknya jaringan kerja
2. Bupati Discussion 2. Terbentuknya rancangan
3. Kepala Dinas (FGD) program yang mendukung
Kabupaten/Kota dan GERMAS , seperti :
Provinsi a. Sosialisasi kebijakan
4. Kepala Puskesmas yang ada
5. Kader Posyandu dan b. Pelatihan promosi
posbindu kesehatan terkait
6. Klinik swasta dan GERMAS
RS Swasta c. Dukungan sistem,
7. Perusahaan Swasta adanya prosedur kerja

8. LSM yang jelas dari berbagai


sector yang terkait
d. Dukungan pihak swasta
dengan menyediakan
ruang terbuka hijau,
KTR, Pojok laktasi,
sarana-prasarana
olahraga, dsb.
1. Tokoh masyarakat 1. Seminar sehari 1. Adanya dukungan dari
2. Tokoh agama 2. Dialog terbuka berbagai sector untuk
3. Organisasi menjalankan program yang
Masyarakat telah disepakati.
4. Media masa 2. Sosialisasi program
GERMAS kepada masyarakat
melalui media masa, ataupun
kegiatan-kegiatan baik di desa
maupun banjar.
1. Gubernur 1. Pemaparan 1. Meningkatnya kemampuan
2. Bupati materi dan pengetahuan masyarakat
3. Kepala Dinas 2. Diskusi dan tentang program GERMAS.
Kabupaten/ Kota dan tanya jawab 2. Pemerintah Pusat, Daerah,
Provinsi dan Puskesmas yang lebih
4. Kepala Puskesmas partisipatif dalam mendukung
5. Ketua LSM program GERMAS.

3. Pemberdayaan Masyarakat
Sasaran Metode Hasil Yang Diharapkan
1. Tokoh masyarakat 1. Seminar sehari 1. Meningkatnya pengetahuan
2. Tokoh agama 2. Penyuluhan masyarakat tentang pgogram
3. Organisasi Masyarakat 3. FGD gerakan masyarakat sehat.
4. Organisasi sekolah 4. Diskusi 2. Meningkatnya kesadaran dan
5. Masyarakat umum Kelompok kecil opini masyarakat tentang
5. Brain storming gerakan masyarakat sehat
melalui perilaku hidup bersih
dan sehat.
3. Terbangunnya komitmen dan
kebersamaan untuk
mendukung keberhasilan
program GERMAS.
4. Meningkatnya system
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kesehatan Provinsi Bali. 2017. Masalah dan Prioritas Program Kesehatan
Provinsi Bali. Tersedia Dalam: http://www.poltekkesdenpasar.ac.id/?
Pengumuman – materi – peserta – workshop – pemetaan –
topikkebutuhan - penelitian - provinsi - bali. Diakses Tanggal 28
Oktober 2019.

Inpres RI No. 1 Tahun 2017. Tersedia Dalam: Kesmas-Kemkes.go.id. Diakses


Tanggal: 1 November 2019.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Direktorat Promosi Kesehatan


dan Pemberdayaan Masyarakat. Tersedia Dalam :
promkes.kemkes.go.id. Diakses Tanggal 30 Oktober 2019.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Laporan Nasional Riskesdas


2018. Balitbangkes. Tersedia Dalam : http://www.kemkes.go.id.
Diakses Tanggal 30 Oktober 2019.

Warta Kesmas. 2019. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Tersedia Dalam:


promkes.kesmas.go.id. Diakses Tanggal: 30 Oktober 2019

Anda mungkin juga menyukai