Anda di halaman 1dari 8

MAJUNYA GARIS PANTAI YANG DIAKIBATKAN OLEH PROSES SEDIMENTASI DI

SEPANJANG PANTAI PERAIRAN KABUPATEN REMBANG

Oleh:

D. Setiady dan E. Usman

Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Jl. Dr. Junjunan No. 236 Bandung-40174

SARI

Majunya garis pantai yang terjadi di sekitar pantai perairan Rembang melingkupi daerah yang
luas. Kondisi ini disebabkan morfologi pantai yang sangat landai dan pasokan sedimen yang tinggi
terutama di sekitar muara sungai
Pasokan sedimen dari sungai yang mengalir ke pantai utara Rembang membentuk endapan
sedimen permukaan dasar laut. Sedimen tersebut juga menimbulkan akrasi sepanjang pantai
Berdasarkan pemetaan karakteristik pantai perairan Rembang terdiri dari pantai berpasir, pantai
berlumpur, pantai berbatu dan terumbu. Akrasi terjadi pada pantai berpasir dan terumbu.
Kata Kunci: Majunya garis pantai, Sedimen, Rembang

ABSTRACT

The emerging land in Rembang coastal area is very widely distributed. This is due to a very flat
coastal morphology and very high sedimentary supply especially found around river mouth area.
Sediment supply from rivers mouthed to north Rembang coast form sea bottom surficial sediment.
The sediment is also causing emerging land or accretion along the coastal area of Rembang.
Based on coastal characteristics mapping Rembang coastal area consisted of sandy coast, muddy
coast, rocky beach and reefy coast. Accretion occurred at sandy beach and reefy coast
Keyword: Emerged Land, Sediment, Rembang

PENDAHULUAN menyempit ke arah Tayu dan Rembang.


Lokasi penelitian secara administratif Sedangkan morfologi pegunungan hanya
merupakan kawasan pesisir (coastal zone) menempati sebagian lereng timur gunung
Kabupaten Rembang, Propinsi Jawa Tengah. Di Muria. Morfologi dasar laut nya landai dengan
bagian barat berbatasan dengan Kabupaten arah barat laut-tenggara, secara berangsur relatif
Jepara, di bagian timur berbatasan dengan mendatar ke bagian timurlaut. Di bagian timur
Kabupaten Tuban, di bagian utara hingga batas 4 pada muka tepian pantainya secara setempat
mil laut merupakan Laut Jawa. Dengan muncul tinggian-tinggian kecil terumbu karang
Koordinat 111o15’- 111 o 40’ BT dan 6 o 35’ - 6 o dan batuan Volkanik (Hardjawidjaksana, 1991).
45’ LS (Gambar-1). Kegiatan yang menunjang tumbuhnya
Daratan di daerah penelitian merupakan investasi di bidang sumber daya kawasan pesisir
morfologi dataran rendah dan morfologi dan laut merupakan prioritas daerah. Oleh sebab
pegunungan (Kadar, 1994). Morfologi dataran itu, melalui kegiatan penelitian proses
rendah melebar di daerah Juwana serta sedimentasi di sepanjang pantai Rembang
diharapkan data dan informasi dapat diakses

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN


146 Volume 6, No. 3, Desember 2008
Gambar-1. Lokasi Daerah Penelitian

Tabel 1. Pertumbuhan daratan di Kabupaten Rembang tahun 1997 – 2003.


(Bappeda Kabupaten Rembang.)

NO KECAMATAN DATA 1997 DATA 2003 PERTAMBAHAN

(Km2) (Km2) (Km2)


1 Kaliori 61.5 63.67 2.16
2 Rembang 58.81 63.66 4.85
3 Lasem 45.04 45.87 0.83
4 Sluke 37.59 40.06 2.47
5 Kragan 61.33 69.02 7.36
6 Sarang 91.33 92.11 0.78
JUMLAH 355.6 374.39 18.45

Cat: 1 km2=100 ha

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN


Volume 6, No. 3, Desember 2008
147
lebih cepat oleh Pemda dan masyarakat yang resistensinya, di setiap pengamatan
memerlukan. dilakukan penentuan posisi dengan GPS.
Maksud dan tujuan penulisan makalah ini • Karakteristik garis pantai meliputi
adalah untuk mengetahui proses sedimentasi pengamatan jenis pantai, kondisi garis
yang mengakibatkan akrasi di daerah penelitian. pantai (abrasi, sedimentasi, stabil, arah
Secara umum sejak tahun 1997 hingga pengangkutan sedimen), dan identifikasi
tahun 2003 (6 tahun), memperlihatkan bahwa jenis tumbuhan pantai.
pertumbuhan daratan di kawasan pantai seluas
Pengamatan dan pemetaan sedimentasi dan
18,45 km2 atau seluas 1.845 ha (Tabel 1). erosi pantai dilakukan bersamaan di lapangan
Pertumbuhan terbesar terjadi di daerah dengan pemetaan karakteristik pantai kemudian
Kecamatan Kragan seluas 7,36 km2 atau seluas diplot pada peta kerja dan di dokumentasi.
736 ha, Kecamatan Rembang seluas 4,85 km2 HASIL PENELITIAN
persegi atau seluas 485 ha, Kecamatan Sluke Kawasan pantai Kebupaten Rembang
seluas 2,47 km2 persegi atau seluas 247 ha dan merupakan daerah teluk yang berada di kawasan
Kecamatan Kaliori seluas 2,16 km2 atau seluas pesisir pantai utara Pulau Jawa dan termasuk
216 ha. Sedangkan Kecamatan Lasem dan kategori perairan terbuka. Energi gelombang
Sarang pertumbuhan masing-masing seluas 0,83 menuju pantai cukup berpengaruh terhadap
km2 dan 0,78 km2. dinamika proses pantai.
Sedimen permukaan dasar laut yang
METODE PENELITIAN terdapat di kawasan pesisir Kebupaten
Karakteristik Pantai dilakukan secara Rembang dipasok dari sedimen darat melalui
deskriptif kualitatif dengan menggunakan sungai dan dari batuan yang ada di sekitar pantai
metoda oleh Dolan, dkk (1972) yaitu akibat abrasi gelombang laut, sehingga
berdasarkan gabungan geologi, relief, menimbulkan akrasi sepanjang pantai.
karakteristik garis pantai dan proses dominan Geomorfologi kawasan pesisir Kabupaten
dengan beberapa modifikasi pada legenda dan Rembang terdiri dari 4 (empat) satuan, yaitu:
skala peta. Pengeplotan data dipandu oleh alat morfologi dataran alluvium, morfologi dataran
penentu posisi MAGELLAN GPS Garmin 210 rendah, morfologi dataran tinggi dan morfologi
dan orientasi lapangan dengan menggunakan perbukitan.
peta kerja skala 1: 50.000. Pengamatan yang Berdasarkan analisis morfologi yang
dilakukan di lapangan meliputi: dilakukan oleh E. Usman, 2003, yaitu: morfologi
• Morfologi pantai, yaitu untuk mengetahui dataran alluvium dengan luas 29.820 ha,
relief pantai. morfologi dataran rendah dengan luas 36.587 ha,
• Kondisi geologi untuk mengetahui batuan/ morfologi dataran tinggi dengan luas 9.437 ha
material penyusun pantai dan tingkat

Tabel-2. Penyebaran satuan geomorfologi Kabupaten Rembang.


(Setiady dan Usman, 2003)

NO SATUAN MORFOLOGI LUAS


(Ha)
1 Satuan Aluvial 29.820
2 Satuan Dataran Rendah 36.587
3 Satuan Dataran tingggi 9.437
4 Satuan Perbukitan 1.604
JUMLAH 37.437

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN


148 Volume 6, No. 3, Desember 2008
dan morfologi perbukitan dengan luas 1.604 ha Pantai berpasir memiliki relief rendah (low
(Tabel 2). relief) dengan perbedaan tinggi tidak lebih dari
Dataran aluvium menempati wilayah pantai 10 (sepuluh) meter antara garis pantai dengan
bagian utara dengan ketinggian tidak lebih dari daratan dibelakangnya dengan pantai bervariasi
15 meter dan kemiringan lereng antara 0-3 %, terdiri dari pertambakan, palawija, sampai
disusun oleh endapan sungai dan pantai berupa sejauh lebih dari 10 kilometer ke arah darat.
sedimen lumpur, pasir serta kerakal dan kerikil. Secara morfologi, pantai berpasir ini merupakan
Pada dataran aluvium kaya dengan potensi pasir pedataran pantai (coastal plain), dimana
kuarsa; sebagian telah ditambang oleh penduduk pengaruh laut cukup jauh mencapai daratan,
setempat untuk bahan industri. karakter garis pantainya tersusun oleh pasir
Dataran rendah menempati daerah bagian kuarsa, kuning kecoklatan, lepas, halus-sedang,
utara, barat dan timur disusun oleh batuan membulat tanggung, menyudut tanggung,
sedimen napal, batupasir, batulempung, mengandung kuarsa, pecahan terumbu dan
batulempung gampingan, serpih. Dataran rendah mineral hitam (pasir besi).
merupakan daerah yang telah dikembangkan Pantai berlumpur menempati hanya
untuk berbagai budidaya, seperti: tambak, sebagian kecil daerah selidikan yaitu di sekitar
perkebunan, persawahan dan permukiman. Lasem, dengan kemiringan yang landai. Kedua
Dataran rendah ini didominasi oleh pertambakan tipe pantai ini sangat menunjang terbentuknya
dan kondisi air tanah di daerah ini dipengaruhi akrasi sepanjang pantai Kabupaten Rembang.
oleh intrusi air asin. Pantai Terumbu terdapat di Kecamatan
Dataran tinggi berada di bagian utara Sluke dengan kemiringan yang landai, dalam hal
Kecamatan Sluke dekat pantai dan berupa ini majunya garis pantai kemungkinan
daerah perbukitan dengan ketinggian lebih dari diakibatkan oleh tumbuh nya terumbu di sekitar
15 meter dan kemiringan lereng 10-15 %, pantai. Berkembangnya terumbu di daerah ini
disusun oleh breksi gunungapi. Pada umumnya disebabkan air nya jernih, karena sedimentasi
dataran tinggi terdapat di daerah Kecamatan kecil.
Sluke, membentuk seri batuan volkanik yang Pantai berbatu terdapat di kecamatan Sluke
kaya dengan mineral magnetit. Daerah dataran dan Kecamatan Lasem dengan kemiringan yang
tinggi sulit dikembangkan menjadi daerah sedang sampai curam, dimana pantai ini
budidaya, namun batuan volkanik dapat merupakan daerah tempat gelombang datang,
dikembangkan untuk bahan split dan konstruksi sehinggga sedimentasi tidak berkembang di
yang bernilai ekonomis. daerah ini.
Perbukitan, mengelilingi kerucut gunungapi Proses sedimentasi di sekitar muara-muara
dengan ketinggian antara 25 meter dan 100 sungai, membentuk akrasi sepanjang pantai
meter dengan kemiringan lereng 18-25%, Kabupaten Rembang. Arus sepanjang pantai
disusun oleh satuan batuan vulkanik hasil erupsi (longshore current) yang dominan adalah dari
gunungapi. Daerah perbukitan tersebut terdapat arah timur ke barat, hal ini ditandai dengan arah
di bagian selatan Kabupaten Rembang, gosong pantai (spit) yang mengarah ke barat
membentang dari arah barat ke arah timur. seperti gosong pantai sepanjang daerah Dasun
Daerah perbukitan sebelumnya merupakan sampai Tireman
hutan yang menjadi daerah tangkapan air hujan. Pemanfaatan lahan dan kegiatan manusia
Namun kondisi ini sudah sangat berubah karena yang signifikan di sepanjang pantai Kabupaten
hutan di daerah perbukitan ini telah mengalami Rembang adalah pelabuhan kapal nelayan,
degradasi yang memerlukan penanganan yang perikanan (tambak bandeng), konservasi
lebih serius dari pemerintah dan masyarakat. tanaman (pohon mangga dan bakau), tambak
Berdasarkan hasil studi tipe pantai garam serta pengolahan ikan.
Kabupaten Rembang yang dipengaruhi oleh
kondisi geologi, relief, karakter garis pantai dan DISKUSI
proses abrasi dan akrasi yang dominan, dapat Proses sedimentasi yang demikian kuat,
dibedakan menjadi pantai berpasir (sandy beach) khususnya di muara-muara sungai,
pantai berlumpur pantai bertebing (Cliff mengakibatkan kawasan ini mengalami akrasi
bech).dan trumbu karang (Gambar-2) yang cukup cepat dan membentuk garis-garis

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN


Volume 6, No. 3, Desember 2008
149
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN
Volume 6, No. 3, Desember 2008
Gambar-2. Peta Karakteristik Pantai Perairan Kabupaten Rembang

150
Foto.1. Pantai berlumpur Lokasi Sluke Foto. 2. Pantai berpasir Lokasi Kaliori
(Foto berarah Barat)(Deny, 2003) (Foto berarah timur) (Deny 2003)

pantai yang baru. Walaupun masih ada beberapa Kondisi ini disebabkan karakteristik pantai
lokasi yang mengalami abrasi, akan tetapi secara landai dengan pasokan sedimen tinggi
regional kawasan pantai Rembang mengalami memungkinkan munculnya akrasi terutama di
akrasi akibat muatan sedimen yang begitu besar sekitar muara sungai. Munculnya akrasi, selain
dan tersebar di laut. Dengan pola arus sejajar bermanfaat untuk tata ruang juga akan menjadi
garis pantai (longshore current)dan pola arus laut tempat tumbuhnya hutan bakau dan
(offshore current) mengakibatkan material pertambakan air payau. Oleh sebab itu kondisi
sedimen terendapkan disekitar garis pantai dan akrasi perlu dipertahankan dengan tetap
muara sungai yang menimbulkan bertambahnya menjaga dari kegiatan eksploitasi pasir pantai.
daratan, dan perubahan garis pantai. Pada awal munculnya akrasi dapat menjadi
Berdasarkan hasil studi, akrasi yang sedang tempat tumbuhnya hutan bakau yang berfungsi
terjadi di Kabupaten Rembang saat ini mencapai sebagai penahan gelombang laut, abrasi dan
luas 6,441 km2 (Tabel 3). akarnya berfungsi sebagai tempat akumulasi
Adanya akrasi tidak terlepas dari kondisi sedimen serta tempat hidup biota pantai. Pada
pantai dan perairan Kabupaten Rembang yang pantai dengan hutan bakau yang berkembang
mempunyai kecenderungan membentuk baik, sedimentasi juga berkembang dengan baik,
sedimentasi baik hasil erosi dari darat maupun sehingga lahan pantai bertambah luas. Dan
dari hasil sedimentasi oleh arus dan gelombang sebaliknya, pada daerah-daerah tanpa hutan
laut. bakau, pantai mudah terabrasi sehingga lahan
Kondisi abrasi di perairan Kabupaten berkurang.
Rembang perlu pula diantisipasi dan Sungai yang terbesar di Kecamatan Kaliori
ditanggulangi, mengingat kondisi hutan bakau adalah Sungai Cangaan merupakan TPI dan
sangat memprihatinkan dan terancam punah. tempat berlabuhnya kapal-kapal nelayan,
Disamping itu kegiatan penambangan pasir terlindung dari pengaruh angin barat dan timur.
pantai tanpa melalui kajian tentang dampak Karena proses sedimentasi yang tinggi
lingkungan perlu pula dilarang. Hutan bakau mengakibatkan muara sungai tersebut menjadi
berfungsi sebagai penjebak sedimen, sedangkan dangkal dan kapal nelayan tidak bisa masuk
pematang pantai berfungsi sebagai pemecah terutama pada waktu surut.
gelombang (breaker zone). Oleh sebab itu di Kondisi yang perlu mendapat perhatian
daerah yang rawan abrasi perlu dilakukan adalah lokasi tambak yang dibuat di sekitar
penataan hutan bakau dan lahan tambak sedini pantai. Kondisi ini telah memperlemah bibir
mungkin. pantai terhadap gelombang laut. Jika tidak
Majunya garis pantai (akrasi) yang ada di secepatnya ditanggulangi diperkirakan abrasi
Kabupaten Rembang saat ini cukup besar. akan melanda kawasan yang cukup luas. Upaya
yang perlu dilakukan adalah dengan menanam

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN


Volume 6, No. 3, Desember 2008
151
Tabel 3. Sumber daya akrasi hasil sedimentasi di pantai utara Kabupaten Rembang.
(Setiady dan Usman, 2003)

No KECAMATAN LUAS TOTAL LUAS TANAH PROSENTASE


(Ha) TIMBUL (Ha) (%)
1 Kaliori 6.367 115.9 1,82
2 Rembang 6.366 189.2 2,97
3 Lasem 4.587 121.5 2,65
4 Sluke 4.006 132.0 3,30
5 Kragan 6.902 59.0 0,85
6 Sarang 9.211 26.5 0,29
J u ml a h 37.439 644.1 1,72

pohon yang dapat tumbuh di sekitar tambak dan • Dampak dari sedimentasi tersebut
reklamasi tambak. mengakibatkan garis pantai yang semakin
Pantai abrasi di Kabupaten Rembang terjadi maju ke arah laut, menjadi tanah timbul
di beberapa tempat. Pada umumnya disebabkan yang tidak terkontrol. Selain itu muara
oleh hilangnya daya dukung alami pantai seperti: sungai semakin dangkal sehingga di
hutan bakau dan longsoran bibir pantai. beberapa tempat pada waktu surut bahkan
Pembukaan lahan tambak baru dan pasang tidak bisa di lalui kapal nelayan
penebangan hutan bakau di sekitar garis pantai • Penyebab besarnya sedimentasi ini adalah
merupakan penyebab yang paling umum terjadi. erosi dari tanah gundul sekitar perbukitan
Hal ini terbukti dari pengamatan di lapangan yang sangat mudah dibawa air hujan, serta
memperlihatkan adanya lahan tambak baru. tambak-tambak rakyat di sekitar pantai yang
Bahkan terdapat beberapa lahan tambak yang mudah sekali terbawa air pasang dan air
telah ditinggalkan begitu saja oleh surut disekitar pantai.
penggarapnya, sehingga air laut menggenangi
• Perlunya penataan kawasan hulu (up land
kawasan tambak dan mengerosi bibir-bibir
management) yang diharapkan dapat
pantai (pematang tambak).
berfungsi sebagai penadah air dan penahan
Permasalahan lainnya di lingkungan pantai
sedimentasi dari bukit gundul ke
adalah pendangkalan dan penyempitan pada
muara–muara sungai.
muara sungai sehingga mengakibatkan
terhambatnya lalu lintas Kapal. Kondisi ini juga • Perlunya penghijauan di sekitar lokasi
akan berakibat terhambatnya pengembangan tambak yang akan berguna menahan erosi
pelabuhan. dan sedimentasi.

SIMPULAN DAN SARAN: UCAPAN TERIMA KASIH


• Masalah Utama di sepanjang pantai Perairan Penulis mengucapkan banyak terimakasih
Rembang adalah proses sedimentasi yang kepada Ir. Subaktian Lubis, M.Sc., serta rekan-
tinggi, di beberapa tempat diikuti proses rekan satu tim di lapangan, atas dorongan dan
abrasi dari laut, sehingga menimbulkan motivasi yang diberikan dan kerjasamanya
lahan baru yang tidak stabil. selama di lapangan sampai selesainya tulisan ini.

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN


152 Volume 6, No. 3, Desember 2008
ACUAN Kadar, D., dan Sudijono., 1993, Peta Geologi
Dolan, R., Hayde, B. P., Hornberger, G., Zieman, Lembar Rembang, Jawa. Skala 1:100.000.
J and Vincent, M.K., 1972, Classification of Pusat Penelitian dan Pengembangan
the Coastal Environments. Geologi, Bandung.
Folk, R.L., 1980, Petrology of sedimentary rocks, Setiady, D., Ediar U., 2003, Penelitian
Hemphill publishing Company, Austin, Inventarisasi Sumberdaya Alam Perairan
Texas Kabupaten Rembang, kerjasama PPPGL
dan Bappeda Kabupaten Rembang, tidak
Hardjawidjaksana, K., Subaktian Lubis, Agus
dipublikasikan.
Setya Budhi, Mimin K., 1991, Penelitian
Geologi Lingkungan Pantai dan Lepas
Pantai Perairan Rembang dan sekitarnya,
Jawa Timur. PPPGL, tidak dipublikasi.

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN


Volume 6, No. 3, Desember 2008
153

Anda mungkin juga menyukai