Dosa DLM Islam PDF
Dosa DLM Islam PDF
1
Bey Ariffin, Maria, Yesus dan Muhammad, PT Bina Ilmu, Surabaya, 1990, hlm. 94.
2
Michhael H. Hart, Seratus Tokoh Yang Paling Berpengaruh Dalam Sejarah,
Pustaka Jaya, Jakarta, 1994, hlm. 15
3
Ibid, hlm., 27
37
38
dari Nabi Ismail, putra sulung Nabi Ibrahim (sesuai dengan nubuat dalam
Byble bahwa nabi akhir zaman itu adalah keturunan Nabi Ibrahim). Ayahnya,
Abdullah, wafat ketika beliau berumur 7 bulan dalam kandungan, sedangkan
ibunya wafat ketika beliau baru berumur 6 tahun. Kemudian beliau diasuh
oleh kakeknya, Abdul Muthalib, yang ketika itu menjadi Walikota Mekah,
hingga berumur 8 tahun. Setelah kakeknya meninggal, beliau diasuh dan diam
bersama pamannya, Abu Thalib, hingga beliau dewasa. Ketika berumur 25
tahun beliau kawin dengan Siti Khadijah, istri pertamanya.4
Nabi Muhammad sejak kecil sampai dewasa terkenal seorang yang
cerdas, jujur, sangat dipercaya, dan sopan tingkah lakunya hingga beliau diberi
julukan Al-Amin. Pada umur 40 tahun beliau menerima wahyu Allah pertama
ketika beliau berkhalwat di Gua Hira, dekat puncak Jabal Nur. Wahyu pertama
itu berupa surat Al-Alaq, ayat 1 – 5. Sejak saat itu, selama 23 tahun Nabi
Muhammad menerima wahyu Tuhan dengan perantaraan Malaikat Jibril
(Ruhul Qudus), dan selama itu pula beliau bertugas menjadi nabi dan rasul
untuk segenap manusia. Segala wahyu yang beliau terima itulah yang
sekarang terkumpul dalam Kitab Suci Al Qur'an. Beberapa bulan sebelum
beliau wafat, turunlah wahyu terakhir kepada beliau yaitu surat Al-Maidah
ayat 3.5
Selama 13 tahun menyebarkan agama Islam di Mekah, Nabi
Muhammad mendapat perlawanan yang hebat dari penduduk Mekah. Ada
lima macam keberatan yang menyebabkan perlawanan dari penduduk Mekah,
yaitu:
1. Mereka tidak bersedia mengganti atau mengubah agama yang mereka
warisi dari bapak-bapak mereka.
2. Islam menyatakan bahwa tidak ada perbedaan di sisi Allah antara hamba
dan majikan, antara laki-laki dan perempuan.
3. Penduduk Mekah terdiri dari beberapa suku Quraisy yang satu sama lain
saling bermegahan. Mereka tidak dapat menerima pimpinan mutlak dari
4
Hasbullah Bakry, Ilmu Perbandingan Agama, Widyaya, Jakarta, 1986, hlm. 152
5
Ibid, hlm. 153
39
salah satu anggota suku lain. Kalau mereka menerima ajaran Islam dari
Nabi Muhammad, berarti mereka menerima pimpinan dari .keluarga
Abdul Muthalib suku Bani Hasyim, dan ini mereka tidak mau.
4. Penduduk Mekah sudah biasa memperjualbelikan berhala-berhala Al
'Uzza dan Manna yang dipuja dan disembah orang di sekeliling Ka'bah.
Dan bagi orang-orang Arab di luar Mekah, berhala buatan orang Mekah
ini menjadi langganan tetap tempat membeli dan mencari. Menerima
agama Islam berarti menghilangkan sumber penghasilan yang tetap dari
penduduk Mekah.
5. Islam mengajarkan adanya Hari Kiamat, di mana semua amal perbuatan
manusia akan diberi ganjaran. Orang-orang yang berbuat kejahatan dan
menganiaya manusia akan disiksa dalam neraka. Hal ini menakutkan
orang-orang Mekah, terutama para pimpinannya yang telah biasa berbuat
salah, memeras, memperkosa keadilan, dan sebagainya. Oleh karena itu,
lebih baik mereka tidak perlu percaya saja agar mereka tetap merasa bebas
berbuat kejahatan.
Inilah hal-hal yang menyebabkan penduduk Mekkah itu menolak
ajaran Nabi Muhammad Saw. Mula-mula mereka menolak secara pasif karena
masih takut pada solidaritas Bani Hasyim (suku Nabi Muhammad). Akan
tetapi, setelah Abu Thalib dan Khadijah meninggal, maka anggota-anggota
suku Bani Hasyim sendiri mulai menentang Nabi Muhammad dengan cara
dihina, dianiaya, dan bahkan akan dibunuh secara bersama-sama agar menjadi
tanggung jawab semua suku di Mekah. Namun demikian, Tuhan Maha
Mengetahui. Sebelum mereka dapat menangkap Nabi Muhammad, beliau
telah diberi perintah untuk berhijrah ke Medinah. Demikianlah, setelah
berusaha tiga belas tahun di Mekah, lalu Nabi Muhammad memindahkan
daerah tugasnya ke kota Madinah. Hanya sedikit pengikut-pengikut Nabi
Muhammad di Mekah selama 13 tahun itu, Akan tetapi, yang sedikit itu
merupakan sahabat-sahabat beliau yang setia, yang di belakang hari
meneruskan penyebaran Islam dengan giat sekali. Mereka itu, di antaranya,
40
ialah Abu Bakar Siddik, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, Ali bin Abu
Thalib, Abdurrahman bin Auf.
Nabi Muhammad di Medinah mendapat pengikut yang banyak sekali.
Mereka, penduduk Medinah, dari suku-suku Arab sangat solider terhadap
orang-orang Islam yang mengungsi dari Mekah. Orang-orang Arab Medinah
itu dinamakan kaum Anshar (kaum penolong), sedang orang-orang Mekah
dinamakan kaum Muhajirin (kaum pengungsi). Kedua golongan inilah
merupakan sayap kiri dan sayap kanan Nabi Muhammad dalam melanjutkan
penyebaran agama Islam.
Setelah Nabi berkedudukan tetap di Medinah, turunlah wahyu Allah
yang mewajibkan umat Islam mempertahankan diri dan membela agamanya
dari golongan yang menyerang mereka. Wahyu tersebut di antaranya,
tercantum dalam surat Al Baqarah ayat l90 dan 216.
Sebelum Nabi Muhammad Saw wafat pada tahun 11 Hijrah (632
Masehi), kerajaan Islam kuat telah berdiri di Semenanjung Arabia yang
berpusat di Medinah dan dipimpin oleh Nabi Muhammad saw sendiri. Setelah
beliau dapat menetapkan hukum dan kerajaan Allah lebih dulu di muka bumi
ini, barulah beliau diwafatkan Tuhan.
Kisah Nabi Muhammad SAW merupakan titik tolak sejarah lahirnya
agama Islam. Ia telah mampu menyebarkan Islam sebagai rahmat untuk
sekalian alam, dan ia telah mampu pula menebarkan suri teladan bagi semua
umat manusia. Menurut Philip K.Hitti, Muhammad adalah pembawa kitab
yang diyakini oleh seperdelapan penduduk bumi sebagai sumber ilmu
pengetahuan, kebijakan dan teologi.6 Muhammad Husain Haekal
menggambarkan keteladanan Nabi Muhammad SAW dengan mengatakan:
Muhammad sendiri teladan yang baik sekali dalam melaksanakan
kebudayaan seperti dilukiskan al-Qur'an. Terlihat misalnya bagaimana
rasa persaudaraannya terhadap seluruh umat manusia dengan cara
yang sangat tinggi dan sungguh-sungguh itu dilaksanakan. Saudara-
saudaranya di Mekkah semua sama dengan dia sendiri dalam
6
Philip K.Hitti, History of The Arabs, Terj. R.Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet
Riyadi, PT Serambi Ilmu Semesta, Jakarta, 2005, hlm. 153
41
menanggung duka dan sengsara. Bahkan dia sendiri yang lebih banyak
menanggungnya.7
7
Muhammad Husain Haekal, 2003, Sejarah Hidup Muhammad, terj. Ali Audah,
Litera antar Nusa, Jakarta, hlm. 629
8
Seyyed Hossein Nasr, Muhammad Hamba Allah, Terj. Soerjadi djojopranoto, CV
Rajawali, Jakarta, 1986, hlm. 1.
9
Romdhon, et al, Agama-Agama di Dunia, IAIN Sunan Kalijaga Press, Yogyakarta,
1988, hlm. 432
42
10
Endang Saifuddin Anshari, Wawasan Islam, 1980, Rajawali, Jakarta, hlm. 71
11
Term jirm dalam berbagai kata bentukannya disebut 66 kali, misalnya pada Q.S.
Thaha/20:73, Q.S. al-An'am/6:55, 147, term dzanb-dzunub disebut 37 kali seperti pada Q.S.
al-A'raf/7:100, Q.S. al-Anfal/8:52-54, dan term ma'shiyah disebut 32 kali, misalnya pada Q.S.
al-Tahrim/66:6, Q.S. al-Ahzab/33:36. Acmad Mubarok, Solusi Krisis Keruhanian Manusia
Modern: Jiwa dalam al-Qur'an, Paramadina, Jakarta, 2000, hlm. 96 – 97
12
Ibid, hlm. 97
13
Imam Al-Ghazali, Rahasia Taubat, terj. Muhammad Bagir, Mizan Media Utama,
Bandung, 2003, hlm. 61.
14
T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Al-Islam I, PT Pustaka Rizki Putra, Semarang, 2001,
hlm. 468.
43
15
Sayyid Hasyim Ar-Rasuli Al-Mahallati, Akibat Dosa, Terj. Bahruddin Fannani,
Pustaka Hidayah, Bandung, 1994, hlm. 10
45
13. Khabth: Berarti tidak adanya keseimbangan ketika duduk dan bangun.
Menjelaskan bahwa dosa adalah sebuah gerakan yang tidak seimbang,
yang diiringi oleh kelimbungan dan kecondongan untuk jatuh.
14. Syarr: Perbuatan jelek yang seluruh manusia mempunyai rasa tidak
senang terhadapnya dan kebalikannya, khair, berarti pekerjaan baik
yang disukai oleh masyarakat. Dosa adalah tindakan yang bertentangan
dengan fitrah dan lubuk hati manusia yang paling dalam. Kata ini
disebut seringkali berhubungan dengan kesusahan dan kesulitan. Tapi
juga kadang-kadang disebut berhubungan dengan dosa. Seperti apa yang
tercantum dalam surah Al-Zilzalah 8.
15. Lamam: Artinya dekat dengan dosa. Juga berarti barang-barang yang
sedikit dan langka. Digunakan dalam penjelasan tentang dosa-dosa
kecil. Kata ini hanya disebut satu kali dalam Al-Quran, di dalam surah
Al-Najm 32.
16. Wizr: Berarti beban. Kebanyakan disebutkan perihal orang yang
menanggung atau memikul dosa orang lain. Wazir (perdana menteri)
adalah orang yang mempunyai beban dan tugas yang berat. Pendosa
adalah orang lalai yang memikulkan beban berat pada pundaknya
sendiri. Disebut 26 kali dalam Al-Qur'an. Dalam Al-Qur'an juga
disebutkan kata lain yang sama artinya yaitu tsiql, dan disebut dalam
hubungannya dengan dosa. Seperti dinyatakan dalam surah Al- 'Ankabut
13.
17. Hints: Pada asalnya berarti kecenderungan dan kemauan seseorang
untuk melakukan perbuatan-perbuatan batil atau salah. Kebanyakan
disebut dalam dosa-dosa yang berkaitan dengan pembatalan janji atau
sumpah. Atau penyelewengan dan pengkhianatan terhadap 'ahd (janji).
Kata ini disebut dua kali dalam Al-Qur'an.16
Rincian di atas tidak jauh berbeda dengan rincian Abu Ahmadi yang
menyatakan bahwa Al-Qur'an mengistilahkan perbuatan dosa yang
mengakibatkan turunnya siksaan Tuhan dengan istilah yang berbeda dan
16
Ibid., hlm. 10-11
46
17
Abu Ahmadi, Dosa Dalam Islam, Rineka Cipta, Jakarta, 1991, hlm. 6-7
18
Yusuf al-Qardhawy, Taubat, terj. Kathur Suhardi, Pustaka al-Kautsar, Jakarta
Timur, 2000, hlm.6.
47
19
Hamzah Yakub, Tingkat Ketenangan Dan Kebahagiaan Mu’min: Uraian Tasawuf
dan Takorub, PT. Al-Ma’arif, Bandung, 1978, hlm. 201
20
Imam Al-Ghazali, Bimbingan Untuk Mencapai Tingkat Mukmin, CV.Diponegoro,
Bandung, 1975, hlm. 872-873
21
Abdul Aziz Dahlan, dkk (Ed.). Ensiklopedi Hukum Islam, Ikhtiar Baru van Hoeve,
Jakarta, 1997, hlm. 281-282
22
Muhammad Ali Ash-Shabuni, Kisah-kisah Nabi dan Masalah Kenabian, alih
bahasa, Muslich Shabir, Cahaya Indah, Semarang, 1994, hlm. 165
48
karena niscaya kami akan tergolong dalam golongan orang-orang yang rugi
bila Engkau tidak mengampuni dan mengasihi kami".
Tuhan telah menerima taubat Adam dan Hawa serta mengampuni
perbuatan pelanggaran yang mereka telah lakukan, hal mana telah melegakan
dada mereka dan menghilangkan rasa sedih akibat kelalaian peringatan Tuhan
tentang Iblis sehingga terjerumus menjadi mangsa bujukan dan rayuannya
yang manis namun beracun itu.
Adam dan Hawa merasa tenteram kembali setelah menerima
pengampunan Tuhan dan selanjutnya akan menjaga jangan sampai tertipu lagi
oleh Iblis dan akan berusaha agar pelanggaran yang telah dilakukan tidak
menimbulkan murka dan teguran Tuhan. Hal itu menjadi pelajaran bagi
mereka berdua untuk lebih berhati-hati menghadapi tipu-daya dan bujukan
Iblis yang terlaknat itu. Harapan akan tinggal terus di surga yang telah pudar
karena perbuatan pelanggaran perintah Tuhan, hidup kembali dalam hati dan
pikiran Adam dan Hawa yang merasa kenikmatan dan kebahagiaan hidup
mereka di surga tidak akan terganggu oleh sesuatu dan bahwa kasih Tuhan
serta karunianya akan tetap melimpah di atas mereka untuk selama-lamanya.
Akan tetapi Tuhan telah menentukan dalam takdir-Nya apa yang tidak
terlintas dalam hati dan tidak terpikirkan oleh mereka.
Turunlah Adam dan Hawa ke bumi menghadapi cara hidup baru yang
jauh berlainan dengan hidup di surga yang pernah dialami dan yang tidak akan
berulang kembali. Mereka harus menempuh hidup di dunia yang fana ini
dengan suka dan dukanya dan akan menurunkan umat manusia yang
beraneka-ragam sifat dan tabiatnya, berbeda-beda warna kulitnya dan
kecerdasan otaknya. Umat manusia yang akan berkelompok-kelompok
menjadi suku-suku dan bangsa-bangsa, di mana yang satu menjadi musuh bagi
yang lain, saling bunuh membunuh, aniaya menganiaya dan tindas menindas,
sehingga dari waktu ke waktu Tuhan mengutus nabi-nabi-Nya dan rasul-rasul-
Nya menuntun hamba-hamba-Nya ke jalan yang lurus penuh damai, kasih
51
sayang di antara sesama manusia, jalan yang menuju kepada kasih-Nya dan
kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat.27
Akal, hati, nafsu dan pancaindera yang diberikan Tuhan dapat
dimanfaatkan Adam dan Hawa untuk mencari segala keperluan hidup yang
memang sudah disediakan oleh Tuhan. Begitulah makin lama Adam dan
Hawa makin cerdas dan merasakan bahwa dunia ini sebagai Surga, lengkap
segala ada, tetapi harus dengan berjuang dan bekerja. Sedang di Surga segala-
galanya diperoleh secara otomatis, tanpa bersusah payah.
Adam dan Hawa dikarunia Tuhan anak dan turunan, laki-laki dan
perempuan, yang semakin lama semakin banyak. Setelah anak-anak itu
meningkat dewasa, yang laki-laki ingin isteri dan yang perempuan ingin
suami. Semua agama sepakat bahwa dengan petunjuk Tuhan, Adam
menetapkan bahwa anak laki-laki pertama tidak boleh kawin dengan adik
perempuannya sendiri melainkan harus kawin dengan adik perempuan anak
laki-laki kedua dan begitu seterusnya. Anak laki-laki pertama yang bernama
Habil harus kawin dengan adik-perempuan dari anak laki-laki kedua yang
bernama Qabil. Tentang ini Qabil tidak setuju, dia ingin kawin dengan
adiknya sendiri. Inilah perselisihan pertama di antara anak-anak Adam dan
Hawa.
Sang pencipta Maha Tahu, bahwa setelah perselisihan pertama itu,
akan muncul banyak dan bermacam ragam perselisihan di antara anak dan
cucu Adam (manusia). Makin banyak jumlah manusia makin banyak
perselisihan itu. Bahkan bukan hanya perselisihan atau pertengkaran, bahkan
akan terjadi yang lebih hebat, yaitu perkelahian, bahkan pembunuhan. Bukan
hanya antara 2 orang, bahkan akan timbul perselisihan antara kelompok, yang
menimbulkan perang-perangan, dalam format yang kecil sampai yang besar.
Bahkan perang menyeluruh, yang disebut perang dunia pertama, kedua dan
selanjutnya.28
27
Ibid, hlm. 5-6
28
Ibid, hlm. 28
52
29
Ibid, hlm. 29
53
D. Macam-Macam Dosa
30
Ibid, hlm. 28-29
31
Ibid, hlm. 29-30
54
32
Yahya Jaya, Peranan Taubat dan Maaf Dalam Kesehatan Mental, Remaja
Rosdakarya, Bandung, 1995, hlm. 30-35
33
Hasbullah Bakry, Pedoman Islam di Indonesia, UI Press, Jakarta, 1988, hlm. 29.
55
34
Lutpi Ibrahim, “Konsep Dosa Dalam Pandangan Islam”, Studia Islamika No.
13/1980, hlm. 16.
35
T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, op. cit, hlm. 470.
36
Afif Abdullah Fattah Thabbarah, Dosa Dalam Pandangan Islam, terj. Bahrun
Abubakar dan Anwar Rasyidi, Risalah, Bandung, 1980, hlm. 4.
56
ﺎﺎﻟِﺪﹰﺍ ﻓِﻴﻬﺎﺭﹰﺍ ﺧﻪ ﻧ ﺪ ِﺧ ﹾﻠ ﻳ ﻩ ﺩ ﻭﺣﺪ ﺪ ﻌ ﺘﻳﻭ ﻪ ﻮﹶﻟﺭﺳ ﻭ ﻪ ﺺ ﺍﻟﹼﻠ
ِ ﻌ ﻳ ﻦﻭﻣ
{14} ﲔ ﻣ ِﻬ ﺏ ﻋﺬﹶﺍ ﻭﹶﻟﻪ
3. Merasa selamat dari genggaman Allah atau merasa bebas dari balasan
Allah.
{99} ﻭ ﹶﻥﺎ ِﺳﺮﻡ ﺍﹾﻟﺨ ﻮ ﺮ ﺍﻟﹼﻠ ِﻪ ِﺇﻻﱠ ﺍﹾﻟ ﹶﻘ ﻣ ﹾﻜ ﻣﻦ ﻳ ﹾﺄ ﻼ
ﺮ ﺍﻟﹼﻠ ِﻪ ﹶﻓ ﹶ ﻣ ﹾﻜ ﻮﹾﺍﹶﺃﹶﻓﹶﺄ ِﻣﻨ
37
Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Surya Cipta Aksara, Surabaya, 1993, hlm.
126
38
Ibid., hlm. 118
57
Artinya: Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah? Tiada
yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang
yang merugi. (Q.S. Al-A'raf: 99).39
{72} ﺍﻣﹰﺎﻭﺍ ِﻛﺮﻣﺮ ﻐ ِﻮ ﻭﺍ ﺑِﺎﻟﻠﱠﻣﺮ ﻭِﺇﺫﹶﺍ ﺭ ﻭﻭ ﹶﻥ ﺍﻟﺰﻬﺪ ﺸ
ﻳ ﻦ ﻟﹶﺎ ﺍﱠﻟﺬِﻳﻭ
Artinya: Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu,
dan apabila mereka bertemu dengan yang mengerjakan
perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui
dengan menjaga kehormatan dirinya. (Q.S. Al-Furqan:
72).41
39
Ibid., hlm. 237
40
Ibid., hlm. 362
41
Ibid., hlm. 569
58
ﻕ
ﻼ ﺧ ﹶ ﻚ ﹶﻻ ﻭﻟﹶـِﺌ ﻼ ﹸﺃ ﻨﹰﺎ ﹶﻗﻠِﻴ ﹰﻢ ﹶﺛﻤ ﺎِﻧ ِﻬﻳﻤﻭﹶﺃ ﻬ ِﺪ ﺍﻟﹼﻠ ِﻪ ﻌ ﻭ ﹶﻥ ِﺑﺘﺮﺸ
ﻳ ﻦ ِﺇﻥﱠ ﺍﱠﻟﺬِﻳ
ﻭ ﹶﻻ ﻣ ِﺔ ﺎﻡ ﺍﹾﻟ ِﻘﻴ ﻮ ﻳ ﻢ ﻴ ِﻬﺮ ِﺇﹶﻟ ﻨ ﹸﻈﻭ ﹶﻻ ﻳ ﻪ ﻢ ﺍﻟﻠﹼ ﻬ ﻤ ﻳ ﹶﻜﻠﱢ ﻭ ﹶﻻ ﺮ ِﺓ ﻢ ﻓِﻲ ﺍﻵ ِﺧ ﻬ ﹶﻟ
{77} ﻢ ﺏ ﹶﺃﻟِﻴ ﻋﺬﹶﺍ ﻢ ﻭﹶﻟﻬ ﻢ ﺰﻛﱢﻴ ِﻬ ﻳ
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji Allah dan
sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit,
mereka itu tidak mendapat bahagian di akhirat, dan Allah
tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan
melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak akan
mensucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih. (Q.S.
Ali Imran : 77)43
8. Berkata bohong.
ﻼ ﺃﹶﻥ ﹰﺭﺟ ﺘﻠﹸﻮ ﹶﻥﺗ ﹾﻘ ﹶﺃﻧﻪﺎ ِﺇﳝﻢﻳ ﹾﻜﺘ ﻮ ﹶﻥ ﻋ ﺮ ﻦ ﺁ ِﻝ ِﻓ ﻣ ﻦ ﺆ ِﻣ ﻣ ﺟ ﹲﻞ ﺭ ﻭﻗﹶﺎ ﹶﻝ
ﻛﹶﺎﺫِﺑﹰﺎﻳﻚ ﻭﺇِﻥ ﻢ ﹸﻜﺑﺕ ﻣِﻦ ﺭ ِ ﺎﻴﻨﺒﺎﺀﻛﹸﻢ ﺑِﺎﹾﻟﺪ ﺟ ﻭﹶﻗ ﻪ ﻲ ﺍﻟﱠﻠ ﺑﺭ ﻳﻘﹸﻮ ﹶﻝ
ﻢ ﻛﹸﻳ ِﻌﺪ ﺍﱠﻟﺬِﻱﻌﺾ ﺑ ﺒﻜﹸﻢﺼ
ِ ﻳ ﺎﺩِﻗﹰﺎ ﺻﻳﻚ ﻭﺇِﻥ ﻪﻴ ِﻪ ﹶﻛ ِﺬﺑﻌﹶﻠ ﹶﻓ
{28} ﺏ ﻑ ﹶﻛﺬﱠﺍ ﺴ ِﺮ ﻣ ﻮ ﻦ ﻫ ﻣ ﻬﺪِﻱ ﻳ ﻪ ﻟﹶﺎ ِﺇﻥﱠ ﺍﻟﻠﱠ
Artinya: Dan seorang laki-laki yang beriman di antara pengikut-
pengikut Fir'aun yang menyembunyikan imannya berkata:
"Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena dia
menyatakan: "Tuhanku ialah Allah padahal dia telah datang
kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari
42
Ibid., hlm. 547.
43
Ibid., hlm. 88.
59
44
Ibid., hlm. 763.
45
Yahya Jaya, op. cit, hlm. 33-34
60
46
Imam Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Usman Az-Zahabi, Dosa-Dosa
Besar, Terj. Mu'amal Hamidy, dkk, PT Bina Ilmu, Surabaya, 1993, hlm. 5.
61
47
Ibid, hlm. 7-45
62
48
Ibid, hlm. 45-402
63
Setiap manusia hidup di dunia ini tidak terlepas dari berbuat dosa. Ada
orang yang melakukan perbuatan dosa secara sengaja dan ada pula yang tanpa
disadari atau memang tidak tahu sama sekali. Maka dalam hal ini Allah SWT
memberi jalan kepada manusia untuk memilih tetap dalam dosa atau ingin
mendapatkan ampunan. Jika manusia memilih mendapat ampunan, maka
Allah telah memberi kesempatan kepada manusia untuk bertaubat. Jika
seseorang mendapat penyakit yang disebabkan oleh dosa-dosa yang
diperbuatnya, maka ia harus bertaubat. Itulah cara pengobatan yang Allah
49
Humaidi Tatapangarsa, Akhlaq Yang Mulia, PT Bina Ilmu, Surabaya, 1980, hlm.
64-
64
50
Maimunah Hasan, Al-Qur’an dan Pengobatan Jiwa, Bintang Cemerlang,
Yogyakarta, 2001, hlm. 41.
65
51
Al-Nawawi, Riyadus-Salihin, PT. al-Ma'arif, Bandung, 1986, hlm. 12.
52
Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali, Rahasia Taubat, terj, Muhammad al-Baqir,
Karisma, Bandung, 2003, hlm. 130
53
Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Surya Cipta Aksara, Surabaya, 1993, hlm.
569
54
T.M.Hasbi Ash Shiddieqy, Tafsir al-Qur’anul Majid an-Nur jilid 4 PT Pustaka
Rizki Putra, Semarang, 1995, hlm. 2821
66
setiap orang yang mengaku muslim atau muslihat bertaubat. Allah SWT
sangat mencintai orang yang bertaubat sebagaimana firmannya:
55
Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, op. cit, hlm. 31