Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH FISIOLOGI HEWAN / MANUSIA

(SISEM SARAF: FISIOLOGI SISTEM SARAF INVETEBRATA, VETEBRATA DAN


MANUSIA MELIPUTI POTENSIAL MEMBRAN, DEPOLARISASI,
REPOLARISASI,POTENSIAL AK
SI (IMPLUS SARAF), SINAPS, PERBEDAAN STIMULUS DAN IMPLUS, SERTA SEL
SARAF)
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah fisiologi hewan/ manusia
dengan judul “fisiologi sistem saraf invetebrata, vetebrata dan manusia”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen
kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Manokwari, 04 oktober 2019

penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 4
B. Tujuan ............................................................................................................................. 6
C. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 6
BAB II........................................................................................................................................ 7
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................ 7
A. Fisiologi sistem saraf invetebrata.................................................................................... 7
B. Sistem Safar Hewan Vertebrata .................................................................................... 13
C. Fisiologi sistem Saraf Manusia ..................................................................................... 21
BAB III .................................................................................................................................... 30
PENUTUP................................................................................................................................ 30
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 30
B. Saran ............................................................................................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 31
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem saraf adalah jaringan sel-sel saraf dan, pada kebanyakan hewan termasuk
juga otak. Dalam vertebrata, juga termasuk sumsum tulang belakang. Jenis sel utama
yang ditemukan dalam sistem saraf adalah neuron, yang memiliki sel tubuh, yang
mengandung inti, dan ekstensi panjang untuk membawa informasi dari satu bagian
tubuh ke bagian lain.
Sistem saraf memiliki dua fungsi utama yang sangat penting dalam
mempertahankan hidup organisme. Pertama, reseptor sensorik memungkinkan
organisme untuk memantau lingkungan eksternal dan mendeteksi perubahan yang
terjadi (misalnya, peningkatan suhu).
Sistem saraf kemudian mengaktifkan struktur seperti otot dan kelenjar, yang
memungkinkan organisme untuk merespon dengan tepat terhadap perubahan
lingkungan (misal mengaktifkan kelenjar keringat saat suasana panas matahari). Kedua,
sistem saraf juga memonitor lingkungan internal organisme, mengendalikan denyut
jantung sehingga cukup darah dikirim ke organ, atau mengukur tingkat gizi untuk sinyal
ketika organisme perlu untuk mendapatkan makanan.
Sementara semua sistem saraf melaksanakan fungsi-fungsi dasar, struktur dan
kompleksitas sistem saraf sangat bervariasi pada organisme yang berbeda. Dalam
vertebrata, itu dibagi ke dalam sistem saraf pusat (SSP), yang berisi otak dan sumsum
tulang belakang, dan sistem saraf perifer (PNS), yang terdiri dari saraf yang membawa
informasi ke dan dari SSP. Sistem saraf Invertebrata mungkin atau mungkin tidak
memiliki daerah perifer dan pusat yang berbeda, tetapi komunikasi dengan dan respon
terhadap lingkungan masih terjadi. Secara keseluruhan, sistem invertebrata jauh lebih
kompleks. Sebuah sistem saraf vertebrata mungkin berisi triliun neuron, sedangkan
invertebrata mungkin memiliki sedikitnya 305.
Meskipun sistem saraf invertebrata biasanya jauh lebih sederhana daripada
sistem saraf yang ditemukan pada vertebrata, masih ada berbagai kompleksitas
tergantung pada jenis invertebrata.
Jenis paling sederhana dari sistem saraf ditemukan pada hidra dan ubur-ubur
(Coelenterata ) dan disebut sebagai “jaring saraf.” Jaring saraf tidak memiliki daerah
pusat atau perifer yang berbeda, dan tidak memiliki apa pun yang menyerupai otak.
Sebaliknya, sel-sel saraf yang tersebar membentuk jaringan longgar di setiap lapisan
sel dari dinding tubuh. Beberapa neuron ini membawa informasi dari alat indera yang
mendeteksi sentuhan, cahaya, atau perubahan lain dalam lingkungan. Neuron ini yang
mengontrol pergerakan organisme, seperti berenang.
Berbeda dengan hidra dan ubur-ubur, invertebrata seperti bintang laut
(echinodermata) menampilkan beberapa organisasi terpusat dari sistem saraf. Sebuah
cincin neuron terletak di pusat bintang laut, dan bundel sederhana neuron yang disebut
saraf radial membentang dari cincin ke ujung setiap lengan. Dalam masing-masing
kelompok, ekstensi saraf radial membentuk jaring saraf seperti pada ubur-ubur.
Pengaturan ini memungkinkan gerakan terkoordinasi masing-masing lengan dan kaki
tabung yang terletak pada permukaan lengan.
Pemisahan yang jelas atas sistem saraf perifer dan pusat ditemukan dalam
invertebrata seperti cacing, serangga, dan moluska, seperti cumi-cumi. Badan sel
neuron dikelompokkan ke dalam kelompok yang disebut ganglia, yang biasanya
terletak di sepanjang garis tengah hewan. Komponen perifer dari sistem saraf dibentuk
oleh perpanjangan sel-sel dalam ganglia ini; beberapa membawa informasi sensorik
dari lingkungan ke ganglia, sementara yang lain membawa sinyal dari ganglia untuk
menghasilkan respon (seperti gerakan). Jenis organisasi memungkinkan segmentasi, di
mana masing-masing ganglion merespon dan mengontrol segmen individu tubuh.
Untuk mengkoordinasikan segmen, ganglia ini terhubung satu sama lain dengan
cara seperti rantai dengan tali saraf, yang merupakan bundel neuron yang membentang
dari Sinyal saraf dapat melakukan perjalanan di kedua arah pada hidra (a), pada
cnidarian. Sebuah planaria (b) memiliki dua kabel saraf dan dua kelompok badan sel
saraf pada ujung anterior. Dalam annelida, seperti cacing tanah (c), dua kabel yang
menyatu dan berjalan ke bahwa permukaan ventral tubuh. Arthopoda seperti udang
karang (d) juga memiliki saraf ventral ganda, selain kelompoksel-sel saraf di daerah
kepala hewan. Beberapa organisme memiliki lebih dari satu kabel saraf yang terhubung
oleh saraf transversal, menyerupai tangga.
Dalam banyak invertebrata, kabel saraf diperbesar pada anterior (atau kepala)
ujung organisme. Pembesaran ini dapat dianggap sebagai otak primitif, dan bersama-
sama dengan kabel saraf terdiri dari sistem saraf pusat. Tanpa jenis otak, koordinasi
antara segmen yang berbeda dari organisme terbatas yang terbaik, dan sistem saraf
terutama menghasilkan gerakan refleksif sederhana. Kehadiran otak memungkinkan
organisme untuk menerima berbagai macam informasi dari lingkungan, menganalisis,
dan menghasilkan respon yang terkoordinasi dan rumit. Misalnya, otak besar cumi-
cumi memungkinkan untuk memproses informasi visual dan cepat menghasilkan
tanggapan yang terkoordinasi untuk menangkap mangsa. Bahkan, invertebrata sistem
saraf ini begitu khusus, itu mirip beberapa sistem vertebrata saraf.
Banyak fitur yang diamati dalam invertebrata yang lebih kompleks sistem
sarafnya juga hadir dalam vertebrata. Semua vertebrata memiliki komponen utama
yang berbeda yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, serta struktur perifer
seperti ganglia dan saraf. Perbedaan utama dari invertebrata dalam jumlah neuron dan
ukuran struktur sistem saraf. Namun, seperti ada di antara berbagai sistem saraf dari
invertebrata, ada juga tingkat beragam kompleksitas dari satu jenis sistem saraf
vertebrata dengan yang lain.
Terlepas dari kompleksitas, otak vertebrata semuanya mengandung tiga
wilayah: otak belakang, otak tengah, dan otak depan. Otak belakang ini terletak di
persimpangan otak dan sumsum tulang belakang, dan didedikasikan untuk koordinasi
motorik (gerakan) refleks dan regulasi proses otonom seperti tekanan darah dan detak
jantung. Perpanjangan otak belakang yang disebut assist otak dalam
mengkoordinasikan gerakan motorik dalam menanggapi masukan sensorik. Otak
tengah berkaitan dengan pemrosesan visual dan kontrol motorik. Otak depan (daerah
yang paling dekat ke ujung anterior organisme) menunjukkan sebagian besar
variabilitas di antara vertebrata. Hal ini dapat dibagi menjadi dua wilayah yang berbeda.
Telencephalon ini berkaitan dengan aktivitas asosiatif, yaitu menggabungkan atau
mengintegrasikan semua informasi sensorik yang masuk dan mengarahkan respons
yang tepat. Diencephalon berisi talamus dan hipotalamus, daerah penting masing-
masing dalam pengolahan tanggapan masukan dan otonom sensorik. Ukuran wilayah
ini bervariasi tergantung pada kelas vertebrata.
Sumsum tulang belakang mirip dengan kabel saraf invertebrata, namun
biasanya tertutup dalam kolom pelindung tulang (dengan pengecualian dari vertebrata
yang paling primitif, lamprey dan hagfishes). Informasi dilakukan ke dan dari otak dan
sumsum tulang belakang oleh sistem saraf perifer, yang berisi ganglia terletak
berdekatan dengan sumsum tulang belakang. Saraf tulang belakang masuk dan keluar
sumsum tulang belakang untuk membawa informasi ke dan dari tubuh; saraf kranial
membawa informasi yang sama tentang kepala langsung ke otak.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui sistem saraf pada invetebrata ( annelida, arthopoda, coelenterata,
echinodermata, mollusca, nemathelminthes, platyhelminthes, porifera). Meliputi
potensial membran, depolarisasi, repolarisasi, potensial aksi (implus saraf), sinaps,
perbedaan stimulus dan implus, serta sel saraf
2. Untuk mengetahui sistem saraf pada vetebrata ( pisces, mamalia, aves, reptil,
ampfibi) Meliputi potensial membran, depolarisasi, repolarisasi, potensial aksi
(implus saraf), sinaps, perbedaan stimulus dan implus, serta sel saraf
3. Untuk mengetahui sistem saraf pada manusia Meliputi potensial membran,
depolarisasi, repolarisasi, potensial aksi (implus saraf), sinaps, perbedaan stimulus
dan implus, serta sel saraf

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem saraf pada invetebrata ( annelida, arthopoda, coelenterata,
echinodermata, mollusca, nemathelminthes, platyhelminthes, porifera) meliputi
potensial membran, depolarisasi, repolarisasi, potensial aksi (implus saraf), sinaps,
perbedaan stimulus dan implus, serta sel saraf
2. Bagaimana sistem saraf pada vetebrata ( pisces, mamalia, aves, reptil, ampfibi)
meliputi potensial membran, depolarisasi, repolarisasi, potensial aksi (implus
saraf), sinaps, perbedaan stimulus dan implus, serta sel saraf
3. Bagaimana sistem saraf pada manusia meliputi potensial membran, depolarisasi,
repolarisasi, potensial aksi (implus saraf), sinaps, perbedaan stimulus dan implus,
serta sel saraf
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Fisiologi sistem saraf invetebrata


Telah disebutkan bahwa sistem sel saraf adalah sel saraf yang berfungsi untuk
menjalarkan rasangan. Pada keadaan istirihat, sel saraf dikatakan berada dalam keadaan
polar, yaitu keadaan sedang tidak menjalarkan ransangan. Keadaan polar ini ditadai dengan
adanya muatan yang lebih negatif disisi dalam membran dan lebih positif di sisi luar
membran. Dalam keadaan semacam itu, membran sel saraf bersifat impermeabel terhadap
ion natrium (Na+) dan permeabel terhadap ion kalium (K+).
Besarnya potensial membran yang diukur saat sel dalam keadaan istirahat perbedaan
potensial tersebut disebabkan oleh adanya distribusi ion natriun dan kalium yang tidak
seimbang di antara kedua sisi membran sel saraf.
Depolarisasi: 1. Rasangan, 2. Implus: gejala perubahan elektrokimia khas yang
terjadi pada membrane yang dirangsang, 3. Potensial aksi: potensialmembrane yang diukur
pada saat sel terdepolarisasi.
 Perpindahan implus melintasi sinaps
Impuls dapat menjalar/menyebar dari tempat awal pembentukannya hingga ke
ujung akson, bahkan menyebar ke sel saraf lain, sel otot, sel kelenjar. Impuls yang
menjalar dari suatu sel saraf ke sel yang lain pasti melintas senaps. Sapinsmerupakan
tempat pertemuan antara akson dari suatu sel saraf dengan sel saraf lainnya atau dengan
sel. Kemudian menjadi transmisi sinaptik. Transmisi sinaptik terbagi menjadi dua yaitu
: transmisi elektrik (pada sinaps elektrik), transmisi kimia (pada sinaps kimiawi)
1. Transmisi elektrik merupakan Penjalaran impuls dengan cara konduksi langsung
pada sinaps yang memiliki celah sempit. Sinaps yang bekerjadengan cara transmisi
elektrik disebut sinaps elektrik. Pada invertebrata (misalnya Artropoda dan Annelida)
dan vertebrata (ikan).Pada ikan, sinaps elektrik berperan penting dalam proses
melarikan diri.
2. Transmisi kimiawi merupakan Penjalaran impuls dengan bantuan neurotransmitter
pada sinaps yang memiliki celah lebar. Sinaps yang bekerja dengan cara transmisi kimia
disebut sinaps kimia.
 Organisasi sistem saraf
Saraf merupakan salah satu kamponen sistem koordinasi pada tubuh hewan.
Sistem saraf dapat dilukiskan sebagai kumpulan neuron yang diorganisasikan
sedemikian rupa sehingga mampu mengoordinasikan berbagai aktivitas tubuh.
Organisasi sistem saraf pada hewan sangat bervariasi, tergantung pada tingkat
perkembangan tubuh masing-masing hewan. Pada tingkat yang paling sederhana,
organisasi sistem saraf hanya tersusun atas sebuah neuron dengan dendrit dan akson.
Dendrit berfungsi sebagai reseptor dan ujung akson membentuk sinapsdengan berupa
jenis sel efektor (antara lain sel otot).
 Sistem saraf hewan invertebrata
Tidak semua Avertebrata memiliki sistem saraf. Hewan yang tergolong Protozoa
dan Porifera tidak memiliki sistem saraf. Setiap sel penyusun tubuh hewan tersebut
mampu mengadakan reaksi terhadap stimulus yang diterima dan tidak ada koordinasi
antara satu sel dengan sel tubuh lainya. Hewan bersel satu seperti Amoeba dan
Paramaecium meskipun tidak mempunyai urat saraf tapi protoplasmanya dapat
melakukan segala kegiatan sebagai mahkluk hidup seperti iritabilitas, bergerak dan
penyesuaian diri terhadap linngkungannya.
1. Sistem saraf pada Coelenterata.
Pada Coelenterata akuatik seperti Hydra, ubur-ubur dan Anemon laut pada
Mesoglea yang terletak diantara epidermis (ektoderm) dan gastrodermis (endoderm)
terdapat sistem saraf diffus karena sel-sel saraf masih tersebar saling berhubungan satu
sama lain menyerupai jala yang disebut saraf jala. Sistem saraf ini terdiri atas sel-sel
saraf berkutub satu, berkutub dua, dan berkutub banyak yang membentuk sistem yang
saling berhubungan seperti jala. Meskipun demikian impuls dari satu sel ke sel yang
lainnya lewat melalui sinaps. Saraf jala sudah merupakan sistem sinaps tapi tidak
mempunyai cirri-ciri sinaps.
Coelenterata memiliki sistem saraf sederhana yang tersebar berbentuk jala yang
berfungsi mengendalikan gerakan dalam merespon rangsangan. Sistem saraf terdapat
pada mesoglea.Mesoglea adalah lapisan bukan sel yang terdapat diantara lapisan
epidermis dan gastrodermis.Gastrodermis tersusun dari bahan gelatin.
Tubuh Coelenterata yang berbentuk polip, terdiri dari bagian kaki, tubuh, dan
mulut. Mulut dikelilingi oleh tentakel.Coelenterata yang berbetuk medusa tidak
memiliki bagian kaki.Mulut berfungsi untuk menelan makanan dan mengeluarkan sisa
makanan karena Coelenterata tidak memiliki anus.Tentakel berfungsi untuk
menangkap mangsa dan memasukan makanan ke dalam mulut.Pada permukaan
tentakel terdapat sel-sel yang disebut knidosit (knidosista) atau knidoblas.Setiap
knidosit mengandung kapsul penyengat yang disebut nematokis (nematosista).
2. Sistem saraf pada Echinodermata

Sistem saraf pada Echinodermata masih merupakan sistem saraf primitif.


Meskipun sel-sel saraf tersusun dalam bentuk cincin saraf sekeliling rongga mulut dan
mempunyai cabang ke tiap lengan, tetapi susunan saraf didalamnya masih diffus seperti
jala belum ada pengelompokan dalam ganglion. Sel-sel saraf berhubungan (innervasi)
dengan kaki pembuluh, duri dan lain-lain. Meskipun sistem saraf Echinodermata masih
diffus seperti pada Coelenterata tapi sudah mempunyai struktur tertentu dan fungsinya
sudah lebih maju. Terdapat sel saraf motorik, sel saraf sensorik dan telah ada refleks.
Pada bintang laut terdapat cincin saraf dalam cakram. Pada tiap penjuluran
tubuhnya terdapat saraf radial pada sisi ventral. Saraf ini bercabang-cabang halus
banyak sekali. Tiap saraf radial berakhir sebagai sebuah mata pada tiap penjuluran
tubuh.
3. Sistem saraf pada Platyhelminthes

Platyhelminthes sudah memiliki sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sel-sel
saraf pada cacing pipih terkonsentrasi menjadi sebuah ganglion dengan dua lobus di
bagian muka yang disebut dengan ganglion kepala atau otak primitif. Dari ganglion
kepala terdapat dua tali saraf memanjang ke belakang tubuhnya membentuk seperti
tangga. Karena itu disebut saraf tangga tali. Sistem saraf tepi terdiri atas saraf-saraf
yang tersusun secara transversal atau melintang yang menghubungkan tali saraf dengan
saraf-saraf yang lebih kecil yang terletak tersebar di semua bagian tubuh. Ganglion
kepala mempunyai peran sebagai pusat sensoris yang menerima impuls dari titik mata
dan reseptor lainnya pada kepala. Ganglion kepala tidak mempunyai peran untuk
mengkoordinasi aktivitas otot.

4. Sistem saraf pada Arthropoda

Anatomi internal seekor laba-laba, menunjukkan sistem saraf dalam warna biru.
Sistem saraf pada arthropoda mempunyai struktur bilateral seperti pada cacing tanah,
dan Mollusca primitif. Perkembangan yang kompleks pada otak arthropoda sangat
berbebeda dari spesies ke spesies tapimpada dasarnya mempunyai tiga bagian yaitu
protoserebrum, deuteroserebrum dan tritoserebrum. Pada arthropoda otak merupakan
stasiun relay sensorik dan mempunyai pengaruh untuk mengontrol ganglia segmental
yang lebih rendah seperti pada toraks dan abdomen. Ganglia segmental pada hewan ini
merupakan pusat refleks lokal.
Laba-laba mempunyai ganglion-ganglion ventral bersatu dengan ganglion
dorsal, dan membentuk sebuah massa saraf yang ditembus oleh esofagus dan
mengeluarkan banyak cabang. Ganglion dorsal itu sering disebut otak. Alat perasa yang
pokok berupa 8 buah mata sederhana.
Pada udang terdapat otak disebuah dorsal, dengan dua buah penghubung
sirkumesofageal dan sebuah rantai ganglion-ganglion di sebelah ventral. Ganglion
ventral pertama besar berhubungan dengan beberapa persatuan ganglion. Saraf
bercabang dari otak dan korda ventral.
Perasa sentuhan dan perasa kimia (pembau dan peraba) pada hewan ini sangat
kuat, dan organ-organnya terdapat pada alat-alat tambahan anterior. Ada 2 buah mata
majemuk yang tersususn dari banyak unit optik yang disebut ommatidium. Tiap mata
majemuk itu terdapat pada sebuah tangkai. Organ keseimbangan, statokis, terdapat
pada dasar antenul-antenul.
Belalang mempunyai sebuah otak dorsal atau juga disebut ganglion serebral yang
bilobus. Otak dorsal itu disatukan dengan korda ventral oleh dua penghubung
sikumesofageal. Dalam korda ventral terdapat 3 buah ganglion toraksis dan 5 buah
ganglion abdominalis. Cabang-cabang saraf keluar dari sistem saraf sentral.
Antena dan palpus mungkin mengandung alat-alat (akhir saraf) untuk
meraba,merasa, dan membau sesuatu. Sebuah membrana tympani terdapat pada
permukaan segmen abdomen pertama. Membrana tympani itu terlibat atau terbawa
serta dalam mendeteksi suara. Pada sayap dan kaki belalang sering terdapat alat-alat
untuk buah membuat suara. Belalang mempunyai 2 buah mata majemuk yang besar-
besar, terdiri dari ommatidia. Di samping itu ada 3 oselli atau 3 mata sederhana

5. Sistem saraf Annelida

Pada hewan Polychaeta terdapat ganglion serebral atau ganglion supraesofageal


dapat juga disebut sebagai otak yang terletak di sebelah dorsal kepala. Ganglion
supraesofageal itu dihubungkan dengan ganglion subesofageal oleh 2 buah saraf
sirkumesofageal. Dari ganglion subesofageal itu mengalir ke belakang sebatang saraf
ventral. Dalam setiap metamer atau segmen batang saraf ventral itu membuat tonjolan
sebagai segmen ganglion. Batang saraf ventral bercabang-cabang lateral.
Palpus dan tentakel pada hewan ini merupakan indera yang menerima saraf dari
ganglion supraesofageal. Terdapat mata sederhana sebanyak 4 buah. Mata sederhana
itu terdiri dari kornea, lensa, dan retina sehingga analog dengan mata pada vertebrata.
Sistem saraf pada Oligochaeta berupa sebuah ranting ganglion ventral, tiap segmen
dengan satu rantai, mulai dari segmen ke-4. di samping iti ada ganglion suprafaringeal
anterior yang juga disebut otak yang terletak dalam segmen ke-3. tali korda saraf di
sekitar faring menghubungkan otak dengan ganglion ventral pertama. Dalam tiap
metamer terdapat 3 pasang saraf yang berasal dari tali saraf ventral tersebut. Di dalam
kulit cacing tanah terdapat organ-organ sensoris yang sensitive terhadap sentuhan dan
cahaya.
Pada cacing tanah sudah mempunyai perkembangan sistem saraf yang lebih maju
yaitu telah terbentuknya ganglia yang segmental sepanjang tubuhnya. Ganglion
supraoesofagus yang disebut juga otak fungsinya masih tetap sebagai sebuah stasiun
relay sensoris dari reseptor yang peka terhadap cahaya, sentuhan, dan zat kimia pada
permukaan tubuh disekitarnya (bagian muka). Hewan ini mempunyai ganglion pada
tiap ruas tubuhnya. Ganglia segmental tersebut dihubungkan dengan tali saraf ventral.
Tiap ganglion mempunyai fungsi sebagai pusat yang menerima impuls dari saraf
sensorik dari reseptor kulit yang ada disekitarnya. Selain itu terdapat serabut saraf
berukuran besar yang menyebabkan otot longitudinal pada semua ruas berkontraksi
bersama-sama.
6. Sistem saraf Mollusca

Pada tiram terdapat 3 pasang ganglion, sepasang dekat esophagus, sepasang


dalam kaki, dan sepasang dekat ujung posterior massa visceral. Ganglion-ganglion itu
dihubungkan satu dengan yang lain dengan serabut-serabut longitudinal dan yang
anterior juga oleh serabut-serabut transversal.
Sel-sel sensori, mungkin peka terhadap sentuhan dan cahaya, terdapat di
sepanjang batas mantel. Organ untuk mendeteksi gangguan keseimbangan terdapat
pada tiram. Organ perasa kurang berkembang dibandingkan anggota molluska lainnya.
Pada bekicot, saraf-saraf ganglion secara rapat berpasangan sebagai saraf serebral
(dorsal dari faring dan bukal), saraf kaki, saraf jeroan. Saraf-saraf dari ganglia itu
melanjut keseluruh sistem organ.
Pada ujung tiap tentakel posterior (panjang) terdapat sebuah mata dengan kornea,
lensa dan retina dan mungkin juga organ pencium (olfaktorius). Di bawah ganglia kaki
terdapat sepasang statokis, yaitu organ keseimbangan, masing-masing mengandung
benda-benda berkapur, silia dan sel-sel peraba. Dalam lapisan epidermis kepala dan
kaki terdapat pula struktur peraba.
Pada gastropoda, serebral atau ganglion suboeofagus mempunyai peran untuk
mengontrol ganglia yang lebih bawah. Aktifitas refleks atau gerakan pada hewan ini
dikontrol oleh aktifitas 4 pasang ganglion yaitu ganglia serebral, pedal, pleural, dan
viseral. Pada Cephalopoda (cumu-cumi, gurita) terdapat otak yang kompleks karena
adanya penggabungan berbagai ganglia yang letaknya mengelilingi oesofagus. Karena
itu otaknya mempunyai bagian supraoesofagus dan suboesofagus. Pada bagian
suboesofagus terdapat pusat pernafasan untuk inspirasi dan ekspirasi. Selain itu
terdapat pula bagian yang termasuk ganglia pedal dan branchial yang mengontrol
lengan dan tentakel. Sedangkan bagian otak supraoesofagus berisi pusat motorik, pusat
sensorik utama yang berupa lobus untuk pembau, dan kompleks dorsal vertikal.
B. Sistem Safar Hewan Vertebrata
1. Sistem Saraf Pisces

Ikan menerima rangsang dari lingkungannya melalui organ perasa. Rangsangan


tersebut selanjutnya diteruskan dalam bentuk impuls ke otak. Respon yang diberikan
oleh otak dimanifestasikan dalam bentuk tingkah laku. Sel-sel saraf mulai berkembang
sejak permulaan stadia embrio dan berasal dari lapisan germinal terluar (ectoderm).
Unit terkecil dari sistem saraf disebut neuron (sel saraf). Setiap neuron terdiri atas inti
dan jaringan (perpanjangan sel). Perpanjangan sel terdiri atas dendrite (berfungsi
sebagai penerima impuls) dan axon (berfungsi sebagai penerus impuls). Pertemuan
antara axon dan dendrite dari sel saraf lainnya disebut synapse. Sistem saraf pada
vertebrata dapat dibedakan atas:
- Sistem saraf pusat (systema nervorum centrale), disusun oleh otak (encephalon) dan
sumsum tulang belakang (medulla spinalis).
- Sistem saraf tepi (systema nervorum periphericum), disusun oleh saraf otak (nervi
cerebralis) dan saraf spinal (nervi spinalis).
Sistem saraf otonom, disusun oleh sistem saraf parasymphatic dan sistem saraf
symphatic.
- Organ perasa khusus (special sense organs), terdiri atas organ gurat sisi (linea
lateralis), hidung, telinga, dan mata.
Ikan biasanya memiliki cukup kecil otak relatif terhadap ukuran tubuh
dibandingkan dengan vertebrata lainnya, biasanya satu-lima belas massa otak dari
burung berukuran sama atau mamalia. Namun, ikan beberapa memiliki otak yang relatif
besar, terutama mormyrids dan hiu , yang telah untuk berat badan otak tentang besar
sebagai relatif burung dan marsupial.
Otak Ikan dibagi menjadi beberapa daerah. Di depan adalah lobus penciuman ,
sepasang struktur yang menerima dan memproses sinyal dari lubang hidung melalui
dua saraf penciuman Lobus penciuman yang sangat besar dalam ikan yang berburu
terutama oleh bau, seperti. hagfish, hiu, dan lele.
Di balik cuping pencium adalah dua-lobed telencephalon , setara struktural ke otak
dalam vertebrata yang lebih tinggi. Dalam ikan telencephalon yang bersangkutan
kebanyakan dengan penciuman.
Bersama ini membentuk struktur otak depan. Menghubungkan otak depan untuk
otak tengah adalah diencephalon (dalam diagram, struktur ini adalah di bawah lobus
optik dan akibatnya tidak terlihat). Diensephalon melakukan fungsi yang berhubungan
dengan hormon dan homeostasis. Struktur ini mendeteksi cahaya, memelihara circadian
irama, dan kontrol perubahan warna. Para otak tengah atau mesencephalon berisi dua
lobus optik .Ini sangat besar pada spesies yang berburu dengan pengelihatan, seperti
rainbow trout dan Cichlids. The hindbrain atau metencephalon terutama terlibat dalam
kolam dan keseimbangan.
Serebelum adalah sebuah struktur lobed tunggal yang biasanya merupakan
bagian terbesar dari otak. Hagfish dan lamprey memiliki cerebellae relatif kecil,
sedangkan mormyrid otak kecil yang besar dan tampaknya mereka terlibat dalam arti
listrik. Batang otak atau myelencephalon adalah otak posterior. Dan juga
mengendalikan beberapa otot dan organ tubuh, pada ikan bertulang setidaknya, batang
otak mengatur pernapasan dan osmoregulasi .
Sistem saraf ikan terdiri dari dua bagian:
1. sistem serebrospinal (seperti ikan adalah vertebrata)
2. sistem otonom
Sistem cerebrospinal dibagi menjadi dua divisi: divisi utama, yang terdiri dari
kabel otak dan tulang belakang, dan divisi perifer, terdiri dari kedua saraf tengkorak
dan tulang belakang dan organ-organ penginderaan khusus, seperti mata dan telinga.
Sistem saraf otonom terdiri dari ganglia, serat, dan kedua bagian simpatis dan
parasimpatis.
Struktur organ yang paling penting dari sistem saraf, otak itu sendiri, mungkin
berbeda antara spesies yang berbeda dari ikan. Namun, semua otak berisi bagian
definitif sama dan gigi berlubang. Otak ikan terdiri dari otak depan sebuah, tween otak-
otak tengah, sebuah otak kecil, dan medula oblongata. Juga mengandung banyak
rongga otak seperti ventrikel lateral pasangan, ventrikel ketiga, metacoel dan ventrikel
keempat, otak ikan dianggap hanya merupakan pembesaran ujung anterior pada tulang
belakang, berada dalam tengkorak dari tengkorak untuk perlindungan.
Otak itu sendiri tercakup dalam lapisan pembuluh darah untuk sirkulasi, dan
berwarna putih dan lembut. Karena ikan adalah vertebrata, yang memiliki sebuah
kolom vertebra yang menjalankan panjang ikan, perumahan sumsum tulang belakang
dalam kanal saraf.
2. Sistem Saraf Amphibi

Sistem saraf pada amfibi terdiri atas sistem saraf sentral dan sistem saraf
periforium. Sistem saraf sentral terdiri dari : encephalon (otak) dan medulla spinalis.
Enchephalon terdapat pada kotak otak (cranium). Pada sebelah dorsal akan tampak dua
lobus olfactorium menuju saccus nasalis, dua haemisperium cerebri atau cerebrum
kanan kiri yang berbentuk ooid yang dihubungkan dengan comisure anterior,
sedangkan bagian anteriornya dergabung dengan dienchepalon medialis. Dibagian
belakang ini terdapat dua bulatan lobus opticus yang ditumpuk otak tengah tengah
(mesenchepalon) sebelah bawahnya merupakan cerebreum (otak kecil). Dibelakang
terdapat bagian terbuka sebelah atas yakni medulla oblongata yang berhubungan
dengan medulla spinalis dan berakhir disebelah felium terminale (Jasin, 1984: 271).
Sistem saraf pada Amphibi dibedakan menjadi sistem saraf pusat dan sistem saraf
tepi. Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula
spinalis). Pada amphibi, Otak dan sumsum tulang belakang dilindungi oleh tengkorak
dan ruas-ruas tulang belakang juga dibungkus oleh 2 lapisan selaput yaitu durameter
yang berbatasan dengan tulang dan pipiamater yang batasan dengan jaringan saraf.
Di antara dua lapisan tersebut terdapat spatium subdurale, dan terdapat cairan
cerebrospinalis. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang
disebut meningitis. Sistem saraf amphibi terdiri dari otak. Pada amphibi, otak tengah
sebagai pusat penglihatan berkembang lebih baik sehingga amphibi memiliki
penglihatan yang baik.
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi
susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya
(korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian
tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa
materi putih.
3. Sistem Saraf Reptil

Reptil memiliki otak dengan dua lobus olfaktorius yang panjang, hemisfer
serebral, 2 lobus optikus, serebellum, dan medulla oblongata yang melanjut ke korda
saraf. Di bawah hemisfer serebral terdapat traktus optikus dan syaraf optikus,
infundibulum, dan hipofisis. Terdapat 12 pasang syaraf kranial. Pasangan-pasangan
syaraf spinal menuju ke somit-somit (ruasprimer)tubuh. Sistem saraf pada reptil terdiri
dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat meliputi otak dan sumsum tulang belakang.
1. Otak (ensefalon)
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu:
a. Otak besar (serebrum)
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai
dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian
korteks serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area
sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan
sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan
area motor dan sensorik.
b. Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah
terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin.
Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata
seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.
c. Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi
secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan
atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
d. Jembatan varol (pons varoli)
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri
dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.
e. Sumsum sambung (medulla oblongata)
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis
menuju ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi
seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat
pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga
mengatur gerak refleks yang lain.
2. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap
yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk
ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang
melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui
tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung
(asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan
menghantarkannya ke saraf motor. Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi.
Kumpulan serabut saraf membentuk saraf (urat saraf). Urat saraf yang membawa
impuls ke otak merupakan saluran asenden dan yang membawa impuls yang berupa
perintah dari otak merupakan saluran desenden.
Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar (sistem
saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak,
sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain
denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat.
1. Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar
dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum
tulang belakang.
Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:
1. Tiga pasang saraf sensori
2. Lima pasang saraf motor
3. Empat pasang saraf gabungan sensori dan motor
Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang
melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus
membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka
nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling
penting.
2. Saraf Otonom
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun
dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini
terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks
dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut
urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post
ganglion. Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada
posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang
belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra
ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang
panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu. Fungsi sistem saraf
simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis).
4. Sistem Saraf Aves

Susunan saraf pada burung serupa dengan susunan saraf pada manusia dan hewan
menyusui.Segala kegiatan saraf di atur oleh susunan saraf pusat. Susunan saraf pusat
terdiri dari otak dan sumsum belakang.Otak burung juga terdiri atas empat bagian ,otak
besar,otak tengah,otak kecil dan sum-sum lanjutan.Selain otak kecil maka otak besar
pada burung juga bisa tumbuh dengan baik.Otak besar burung berbeda dengan otak
besar pada manusia.
Permukaan otak besar pada burung tidak berlipat-lipat,sehingga jumlah neuron
padda burung berkembang dengan membentuk dua gelembung.Perkembangan ini
berhubungan dengan fungsi penglihatanya. Otak kecil pada burung mempunyai lipatan-
lipatan yang memperluas permukaan sehingga dapat menampung sejumlah neuron
yang cukup banyak.Perkembangan Otak kecil ini berguna bagi pengaturan
keseimbangan burung di waktu terbang.
Pada retina mata burung ada dua macam sel indra penerima rangsang cahaya,
yaitu sel batang dan sel kerucut. Sel batang peka terhadap rangsang cahaya lemah
sedangkan sel kerucut peka terhadap cahaya yang kuat. Burung malam memiliki retina
yang banyak mengandung sel batang. Burung siang memiliki banyak sel kerucut. Lensa
mata pada burung mempunyai akomodasi yang baik
5. Sistem Saraf Mamalia

Jaringan saraf tersusun atas sel-sel yang mempunyai bentuk khusus. Sel-sel
tersebut dinamakan neuron dan neuroglia. Kedua sel tersebut ibarat pasangan tak
terpisahkan yang menyusun jaringan saraf. Jika ada sel neuron, pasti sel neuroglia akan
menyertai. Adapun sel neuroglia berfungsi memberikan nutrisi dan bahan-bahan lain
yang digunakan untuk kehidupan neuron. Dengan kata lain, neuroglia berfungsi untuk
menjamin kehidupan neuron agar tetap dapat melaksanakan kegiatan. Neuron
merupakan unit struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki
kemampuan sebagai konduktivitas (penghantar) dan eksistabilitas (dapat dirangsang,
serta memiliki kemampuan merespon rangsangan dengan sangat baik. Neuron terdiri
dari tiga bagian yang berbeda satu dengan yang lain, yaitu sebagai berikut.
a. Badan Sel (Perikarion)
Bagian sel menyimpan inti sel (nukleus) dan anak inti (nukleolus), berjumlah satu
atau lebih yang dikelilingi sitoplasma granuler. Dalam sitoplasma badan sel juga
terdapat badan Nissl yang merupakan modifikasi dari retikum endoplasma kasar. Badan
Nissl mengandung protein yang digunakan untuk mengganti protein yang habis.
Selama metabolisme, protein ini juga bermanfaat untuk pertumbuhan neuron. Jika
badan sel rusak, maka serabut-serabut neuron akan mati.
b. Dendrit
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa dendrit merupakan tonjolan
sitoplasma dari bagian badan sel. Dibandingkan akson, dendrit ini lebih halus, lebih
pendek, dan memiliki percabangan yang lebih banyak. Fungsi dendrit ini adalah untuk
meneruskan rangsang dari organ penerima rangsang (reseptor) menuju ke badan sel.
c. Akson
Akson sering disebut juga neurit. Bagian ini merupakan tonjolan sitoplasma yang
panjang dan berfungsi untuk meneruskan impuls saraf yang berupa informasi berita dari
badan sel. Akson memiliki bagian-bagian yang spesifik, yaitu sebagai berikut.
1) Neurofibril
Neurofibril merupakan bagian terdalam dari akson yang berupa serabutserabut halus.
Bagian-bagian inilah yang memiliki tugas pokok untuk meneruskan implus.
2) Selubung Mielin
Bagian ini tersusun oleh sel-sel pipih yang disebut sel Schwann. Selubung mielin
merupakan bagian paling luar dari akson yang berfungsi untuk melindungi akson.
Selain itu, bagian ini pulalah yang memberikan nutrisi dan bahan-bahan yang
diperlukan untuk mempertahankan kegiatan dari akson.
3) Nodus Ranvier
Nodus ranvier merupakan bagian akson yang menyempit dan tidak dilapisi selubung
mielin. Bagian ini tersusun dari sel-sel pipih. Dengan adanya bagian ini, terlihat bagian
akson tampak berbuku-buku. Agar lebih dapat memahami tentang struktur dan bentuk
neuron.
Bagaimana hubungan antara sel saraf satu dengan yang lain? Sel-sel saraf
tersebut membentuk jaringan saraf. Antara sel satu dengan yang lain terjalin saraf dan
saling berhubungan. Ujung dendrit berhubungan langsung dengan penerima rangsang
(reseptor). Selain itu, ujung dendrit ada pula yang berhubungan dengan ujung akson
dari neuron lain. Ujung akson pada sel-sel lain ada juga yang berhubungan dengan
efektor, yaitu struktur yang memberikan jawaban terhadap impuls yang diterima
reseptor, misalnya otot dan kelenjar. Pertemuan antara akson dengan dendrit atau
efektor disebut sinapsis. Berdasarkan hal ini Anda dapat membayangkan bahwa
jaringan saraf ibarat jaringan komunikasi seperti sudah dijelaskan di depan. Antara sel
saraf satu dengan yang lain terjalin hubungan sangat erat dalam meneruskan impuls.
2. Macam-Macam Neuron
Dilihat dari struktur dan fungsinya, sel saraf (neuron) dapat dibedakan menjadi tiga.
a. Neuron Sensorik
Sel saraf ini sangat berhubungan erat dengan alat indra, sehingga disebut juga saraf
indra. Fungsi saraf ini adalah untuk menerima rangsang dari alat indra kemudian
meneruskan impuls sarat ke pusat saraf, yaitu otak atau sumsum tulang belakang. Badan
sel dari neuron sensori ini bergerombol membentuk ganglia. Bagian dendrit
berhubungan langsung dengan alat indera (reseptor) dan bagian aksonnya berhubungan
dengan sel saraf yang lain. Akson akan berakhir di interneuron.
b. Neuron Motorik
Struktur neuron motor ini, yaitu pada bagian ujung dendritnya dihubungkan dengan
ujung akson yang berhubungan langsung dengan bagian efektor, yaitu otot maupun
kelenjar. Neuron motor ini berfungsi untuk meneruskan impuls dari sistem saraf pusat
ke otot dan kelenjar yang akan melakukan respon tubuh. Impuls secara langsung
berjalan dari neuron sensori ke neuron motor.
c. Interneuron (Neuron Asosiasi)
Interneuron ini merupakan sel saraf penyusun sistem saraf pusat, fungsinya untuk
meneruskan impuls saraf dari neuron sensori ke neuron motor. Struktur interneuron ini,
yaitu bagian ujung dendritnya dihubungkan langsung dengan ujung akson dari sel saraf
yang lain.
3. Mekanisme Jalannya Impuls
Secara umum, fungsi sel saraf adalah menerima rangsang dan dapat menanggapi
rangsang tersebut. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa sistem saraf merupakan
jaringan komunikasi yang kompleks.

C. Fisiologi sistem Saraf Manusia


Struktur dari sel saraf (neuron) akan membentuk jaringan saraf dan kemudian
menyusun sistem saraf. Antara sel saraf satu dengan yang lain saling berhubungan dan
bekerja sama dalam menerima dan menanggapi rangsang sehingga dapat menghasilkan
suatu respon tubuh. Berdasarkan macamnya, sistem saraf itu meliputi sistem saraf pusat
dan sistem saraf tepi. Apakah yang dimaksud sistem saraf pusat dan tepi? Materi
tersebut akan kita bahas pada materi selanjutnya.
a. Sistem Saraf Pusat
Dari macamnya, sistem saraf pusat tersusun atas otak dan sumsum tulang
belakang, sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas saraf sadar dan tidak sadar (otonom).
Jika dilihat dari namanya, sistem saraf pusat berarti sebagai pusat koordinasi dari segala
aksi yang harus dilaksanakan. Adapun sistem saraf tepi berfungsi untuk memberikan
informasi kepada sistem saraf pusat tentang adanya rangsangan dan menyebabkan otot
dan kelenjar melakukan respons. Dari pengertian ini, dapat diketahui antara sistem saraf
pusat dan tepi ada kerja sama yang sinergis, dan tidak dapat bekerja sendirisendiri.
Sistem saraf pusat meliputi:
1) Otak
Manusia di dunia mempunyai kecerdasan yang berbeda-beda. Ada orang yang
sangat pandai atau sering disebut jenius, ada orang yang kecerdasannya sedang atau
biasa, dan adapula orang yang bodoh atau kurang cerdas. Mengapa terdapat perbedaan
kecerdasan pada setiap orang? Pusat kecerdasan tersebut terletak di dalam otak.

Gambar Otak
Otak manusia dewasa memiliki berat ± 1,5 kg dan wujudnya dalam keadaan
lembek seperti alpukat yang matang. Berkat adanya tulang tengkorak itulah, maka otak
dapat terlindung dari benturan yang datang dari luar. Otak manusia itu ibarat komputer,
dapat terisi data atau program tertentu dan banyak file yang dapat tersimpan di sana.
Apabila Anda ingin mengingat peristiwa yang telah terjadi, maka otak akan
menampilkan kembali semacam rekaman atas peristiwa itu. Otak manusia terdiri atas
bagian kiri dan kanan. Masing-masing bagian mempunyai tugas tersendiri. Otak kiri
mengatur kegiatan bagian kanan tubuh, sebaliknya otak kanan mengatur kegiatan
bagian kiri tubuh. Otak dibungkus oleh tiga membran pelindung yang disebutmeninges.
Di antara dua membran sebelah dalam ada cairan serebrospinal yang berfungsi
sebagai bantalan bagi otak terhadap goncangan atau benturan. Pada tengkorak lapisan
terluar dari meninges disebut duramater, lapisan tengah disebut dengan arachnoid dan
lapisan terdalam, yaitu piamater. Otak memiliki empat kamar berupa ventrikel yang
terisi juga oleh cairan serebrospinal. Sel-sel yang melapisi ventikel dilengkapi dengan
silia yang berfungsi untuk menjaga agar cairan serebrospinal tetap beredar.
Antara dua ventrikel terdapat alas kapiler yang luas sehingga dapat
memungkinkan pertukaran bahan antara darah dan cairan serebrospinal. Di dalam otak
terdapat 12 pasang saraf kranial. Adapun otak sendiri dapat dibedakan menjadi otak
depan, otak tengah, dan otak belakang untuk mengetahui lebih mendetail dapat Anda
simak penjelasan di bawah ini!
a) Otak Besar
Otak besar terletak di bagian paling depan dengan struktur yang menonjol yang
disebut dengan serebrum. Bagian ini memiliki dua belahan, yaitu kiri dan kanan.
Bagian kiri mengkoordinasikan bagian tubuh sebelah kanan, sedangkan otak bagian
kanan mengatur dan mengkoordinasikan bagian tubuh sebelah kiri. Otak besar
berfungsi sebagai pusat berpikir (kepandaian), kecerdasan, dan kehendak. Otak besar
juga mengendalikan semua kegiatan yang didasari seperti bergerak, mendengar,
melihat, berbicara, berpikir, dan lain-lain. Otak besar ini terdiri atas dua lapisan berikut.
(1) Korteks
Korteks merupakan bagian luar dari serebrum. Bagian ini terbuat dari bahan abu-
abu, yaitu massa badan sel. Keadaan korteks memiliki permukaan yang berlipat-lipat
sehingga dapat memperluas permukaannya.
(2) Lapisan Dalam
Pada lapisan ini terdapat serabut saraf bermielin yang disusun dari bahan putih.
Di bagian otak besar ini terdapat talamus, hipotalamus, bagian dari kelenjar pituitari,
dan kelenjar pineal. Talamus merupakan penjaga pintu gerbang pada korteks serebrum.
Semua pesan sensori yang sampai ke otak harus melalui talamus terlebih dahulu agar
dapat dirasakan secara sadar, kecuali bau semua rangsangan dari reseptor diterima
talamus dan kemudian diteruskan ke area sensorik serebrum.
Hipotalamus berfungsi sebagai pusat koordinasi bagi banyak kegiatan organ-
organ dalam. Selain itu, hipotalamus juga berfungsi untuk mengatur suhu dan
kandungan air dalam darah. Hipotalamus juga merupakan penghasil hormon. Hormon
yang dihasilkan, antara lainoksitosin dan ADH (antideuretik hormon) yang tersimpan
di lobus posterior pada pituitari, serta TSH (hormon perangsang tiroid) dan LH
(Luteinizing hormon) yang tersimpan di lobus anterior pada pituitari. Otak besar dibagi
menjadi beberapa bagian penting sebagai berikut.
(1) Lobus Osksipitalis
Daerah ini berperan penting terhadap penglihatan. Seseorang yang mengalami
kecelakaan dan mengalami kerusakan pada bagian ini, maka akan mengalami kebutaan.
Apabila kita membuka mata dan melihat suatu pemandangan, jumlah radioaktifnya
sangat meningkat di daerah penglihatan pada lobus oksipitalis. Coba Anda perhatikan
daerahdaerah otak yang mempengaruhi fungsi organ tubuh manusia pada Gambar
berikut:

Gambar Fungsi bagian serebrum pada manusia


(2) Lobus Temporalis
Bagian ini berperan sebagai pusat pendengaran. Adanya bunyi dapat
meningkatkan metabolisme daerah pembicaraan pada lobus temporalis.
(3) Lobus Frontalis
Daerah ini berperan dalam koordinasi dan pengendalian gerak otot dan berpikir,
belajar, memori, pandangan ke depan, analisis logis, kreativitas, dan beberapa emosi
bergantung kepada kegiatan saraf di lobus frontalis. Berdasarkan sebuah penelitian
(tahun 1848 oleh Phineas P. Gage) ternyata kerusakan pada lobus frontalis dapat
mengakibatkan perubahan pada perilaku manusia. Pada penelitian yang sudah
dilakukan pada manusia ditemukan ternyata kerusakan ini mengakibatkan karakter
seseorang yang sebelumnya tenang dan bersungguh-sungguh bisa berubah menjadi
sembrono, tidak bertanggung jawab, resah, kepala batu, dan tidak sopan.
(4) Lobus Parientalis
Daerah ini terletak di bagian belakang. Antara lobus frontalis dengan lobus
parientalis terdapat lekukan atau parit yang disebut dengan sulkus sentralis atau celah
Rolando. Lobus parientalis ini berfungsi untuk menerima rangsang panas, dingin,
tekanan, dan sentuhan.
b) Otak Tengah
Otak tengah disebut juga disensefalon dan terletak di depan otak kecil dan
jembatan varol. Otak tengah ini berukuran kecil dan tidak mencolok. Fungsi utamanya
adalah untuk memberikan impuls antara otak depan dengan otak belakang dan otak
dengan mata. Di samping itu juga berfungsi menjaga keseimbangan.
Melalui pusat medula oblongata dan otak tengah menuju ke atas merupakan
jaringan serabut saraf yang disebut dengan formasi retikuler yang berfungsi dalam
mengaktifkan atau membangunkan otak depan. Aksi formasi retikular sangat selektif,
artinya formasi retikular ini dapat mengakibatkan kematian.
c) Otak Belakang
Otak belakang terbagi menjadi dua bagian, yaitu medula oblongata (sumsum
lanjutan) dan serebelum (otak kecil). Masing-masing bagian tersebut memiliki
koordinasi dan fungsi sendiri-sendiri.
(1) Medula Oblongata
Bagian ini tampak seperti ujung bengkak pada tali spinal. Sebenarnya ukurannya
kecil tetapi fungsinya sangat besar, karena jika terjadi kerusakan pada bagian medula
oblongata ini dapat mengakibatkan kematian. Fungsi medula oblongata, antara lain
menstimulasi otot-otot antartulang rusuk dan diafragma sehingga dapat memungkinkan
untuk pernapasan; mengkoordinir saraf yang mengatur detak jatung diameter arteriola,
tekanan darah, suhu tubuh, gerakan alat-alat pencernaan, dan sekresi kelenjar
pencernaan; mengkoordinir gerak refleks, misalnya kedipan mata, bersin, bersendawa,
dan muntah. Medula oblongata ini akan diteruskan ke bawah yang disebut sumsum
tulang belakang. Bagian sumsum lanjutan yang menghubungkan antara sumsum
lanjutan dengan otak disebut vons varolii (jembatan varoli).
(2) Serebelum (otak kecil)
Serebelum terdiri atas dua belahan yang berliku-liku sangat dalam. Fungsinya
adalah untuk mengkoordinasikan kegiatan lokomotor tubuh, antara lain pengaturan
otot, posisi, dan keseimbangan tubuh. Rusaknya bagian serebelum ini dapat
mengakibatkan seseorang kehilangan koordinasi gerakan otot tubuh. Pada gambar di
depan gerakan halus dan lemah gemulai yang dihasilkan penari dikoordinir oleh
serebelum.
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa sumsum tulang belakang (medula spinalis)
merupakan lanjutan ke bawah dari medula oblongata. Sumsum tulang belakang ini
terletak memanjang dari ruas tulang leher sampai dengan antara tulang pertama dan
kedua. Fungsi sumsum tulang belakang adalah sebagai berikut.
a) Menghubungkan sistem saraf tepi ke otak. Informasi melalui neuron sensori
ditransmisikan dengan bantuan interneuron.
b) Sebagai pusat dari gerak refleks, misalnya refleks menarik diri. Irisan melintang
menunjukkan bagian luar berwarna putih yang banyak mengandung dendrit dam akson,
sedangkan bagian dalam berwana abuabu. Pada bagian yang berwarna abu-abu inilah
terdapat cairan serebrospinal, seperti yang terdapat pada otak. Cairan ini tepatnya
terletak di saluran tengah yang berhubungan dengan rongga ventrikel dalam otak.
Bagian tengah yang berwarna abu-abu ini jika dilihat seperti huruf H. bagian ini
mengandung badan saraf motorik yang mempunyai akson menuju ke efektor dan juga
mengandung saraf sensorik.
c. Susunan Saraf Tepi
Susunan saraf tepi terdiri atas serabut saraf otak dan serabut saraf sumsum tulang
belakang (spinal). Serabut saraf sumsum dari otak, keluar dari otak sedangkan serabut
saraf sumsum tulang belakang keluar dari sela-sela ruas tulang belakang. Tiap pasang
serabut saraf otak akan menuju ke alat tubuh atau otot, misalnya ke hidung, mata,
telinga, dan sebagainya. Sistem saraf tepi terdiri atas serabut saraf sensorik dan motorik
yang membawa impuls saraf menuju ke dan dari sistem saraf pusat. Sistem saraf tepi
dibagi menjadi dua, berdasarkan cara kerjanya, yaitu sebagai berikut.
1) Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar bekerja atas dasar kesadaran dan kemauan kita. Ketika Anda makan,
menulis, berbicara, maka saraf inilah yang mengkoordinirnya. Saraf ini mene-ruskan
impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, dan meneruskan impuls dari sistem saraf
pusat ke semua otot kerangka tubuh. Sistem saraf sadar terdiri atas 12 pasang saraf
kranial, yang keluar dari otak dan 31 pasang saraf spinal yang keluar dari sumsum
tulang belakang 31 pasang saraf spinal terlihat pada Gambar 8.8. Saraf-saraf spinal
tersebut terdiri atas gabungan saraf sensorik dan motorik. Dua belas pasang saraf
kranial tersebut, antara lain sebagai berikut.
a) Saraf olfaktori, saraf optik, dan saraf auditori. Saraf-saraf ini merupakansaraf
sensori.
b) Saraf okulomotori, troklear, abdusen, spinal, hipoglosal. Kelima saraf tersebut
merupakan saraf motorik.
c) Saraf trigeminal, fasial, glossofaringeal, dan vagus. Keempat saraf tersebut
merupakan saraf gabungan dari saraf sensorik dan motorik.
1. Saraf Pusat Manusia
Sistem saraf pusat merupakan pusat dari seluruh kendali dan regulasi pada tubuh,
baik gerakan sadar atau gerakan otonom. Dua organ utama yang menjadi penggerak
sistem saraf pusat adalah otak dan sumsum tulang belakang.
Otak manusia merupakan organ vital yang harus dilindungi oleh tulang tengkorak.
Sementara itu, sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang.
Otak dan sumsum tulang belakang sama-sama dilindungi oleh suatu membran yang
melindungi keduanya. Membran pelindung tersebut dinamakan meninges. Meninges
dari dalam keluar terdiri atas tiga bagian, yaitu piameter, arachnoid, dan durameter.
Cairan ini berfungsi melindungi otak atau sumsum tulang belakang dari goncangan dan
benturan.
Selaput ini terdiri atas tiga bagian, yaitu sebagai berikut:
a) Piamater. Merupakan selaput paling dalam yang menyelimuti sistem saraf
pusat. Lapisan ini banyak sekali mengandung pembuluh darah.
b) Arakhnoid. Lapisan ini berupa selaput tipis yang berada di antara piamater dan
duramater.
c) Duramater. Lapisan paling luar yang terhubung dengan tengkorak. Daerah di
antara piamater dan arakhnoid diisi oleh cairan yang disebut cairan
serebrospinal. Dengan adanya lapisan ini, otak akan lebih tahan terhadap
goncangan dan benturan dengan kranium. Kadangkala seseorang mengalami
infeksi pada lapisan meninges, baik pada cairannya ataupun lapisannya yang
disebut meningitis.
Gambar 6 Lapisan Otak
1) Medulla Spinalis
medulla spinalis merupakan perpanjangan dari sistem saraf pusat. Seperti halnya
dengan sistem saraf pusat yang dilindungi oleh tengkorak kepala yang keras,medula
spinalis juga dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Medula spinalis memanjang dari
pangkal leher, hingga ke selangkangan. Bila medula spinalis ini mengalami cidera ditempat
tertentu, maka akan mempengaruhi sistem saraf disekitarnya, bahkan bisa menyebabkan
kelumpuhan di area bagian bawah tubuh, seperti anggota gerak bawah (kaki).
Secara anatomis, medula spinalis merupakan kumpulan sistem saraf yang dilindungi
oleh ruas-ruas tulang belakang. Sumsum tulang belakang atau biasa disebut medulla
spinalis ini, merupakan kumpulan sistem saraf dari dan ke otak. Secara rinci, ruas-ruas
tulang belakang yang melindungi medula spinalis ini adalah sebagai berikut:
Medulla spinalis terdiri dari 31 pasang saraf spinalis yang terdiri dari 7 pasang dari
segmen servikal, 12 pasang dari segmen thorakal, 5 pasang dari segmen lumbalis, 5 pasang
dari segmen sacralis dan 1 pasang dari segmen koxigeus
Gambar Medula Spinalis
1) Vertebra Servikalis (ruas tulang leher) yang berjumlah 7 buah dan membentuk daerah
tengkuk.
2) Vertebra Torakalis (ruas tulang punggung) yang berjumlah 12 buah dan membentuk
bagian belakang torax atau dada.
3) Vertebra Lumbalis (ruas tulang pinggang) yang berjumlah 5 buah dan membentuk
daerah lumbal atau pinggang.
4) Vertebra Sakralis (ruas tulang kelangkang) yang berjumlah 5 buah dan membentuk os
sakrum (tulang kelangkang).
5) Vertebra koksigeus (ruas tulang tungging) yang berjumlah 4 buah dan membentuk
tulang koksigeus (tulang tungging)
2. Saraf Tepi Manusia
Susunan saraf tepi terdiri atas serabut saraf otak dan serabut saraf medula spinalis.
Serabut saraf sumsum dari otak, keluar dari otak sedangkan serabut saraf medula spinalis
keluar dari sela-sela ruas tulang belakang. Tiap pasang serabut saraf otak akan menuju ke
alat tubuh atau otot, misalnya ke hidung, mata, telinga, dan sebagainya. Sistem saraf tepi
terdiri atas serabut saraf sensorik dan motorik yang membawa impuls saraf menuju ke dan
dari sistem saraf pusat. Sistem saraf tepi dibagi menjadi dua, berdasarkan cara kerjanya,
yaitu sebagai berikut.
1) Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar bekerja atas dasar kesadaran dan kemauan kita. Ketika Anda
makan, menulis, berbicara, maka saraf inilah yang mengkoordinirnya. Saraf ini mene-
ruskan impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, dan meneruskan impuls dari sistem saraf
pusat ke semua otot kerangka tubuh. Sistem saraf sadar terdiri atas 12 pasang saraf kranial,
yang keluar dari otak dan 31 pasang saraf spinal yang keluar dari sumsum tulang belakang
31 pasang saraf spinal. Saraf-saraf spinal tersebut terdiri atas gabungan saraf sensorik dan
motorik. Dua belas pasang saraf kranial tersebut, antara lain sebagai berikut.
a) Saraf olfaktori, saraf optik, dan saraf auditori. Saraf-saraf ini merupakansaraf sensori.
b) Saraf okulomotori, troklear, abdusen, spinal, hipoglosal. Kelima saraf tersebut
merupakan saraf motorik.
c) Saraf trigeminal, fasial, glossofaringeal, dan vagus. Keempat saraf tersebut merupakan
saraf gabungan dari saraf sensorik dan motorik. Agar lebih memahami tentang jenis-jenis
saraf kranial.
2) Sistem Saraf Tak Sadar (Otonom)
Sistem saraf ini bekerja tanpa disadari, secara otomatis, dan tidak di bawah kehendak
saraf pusat. Contoh gerakan tersebut misalnya denyut jantung, perubahan pupil mata, gerak
alat pencernaan, pengeluaran keringat, dan lain-lain. Kerja saraf otonom ternyata sedikit
banyak dipengaruhi oleh hipotalamus di otak. Coba Anda ingat kembali fungsi hipotalamus
yang sudah dijelaskan di depan. Apabila hipotalamus dirangsang, maka akan berpengaruh
terhadap gerak otonom seperti contoh yang telah diambil, antara lain mempercepat denyut
jantung, melebarkan pupil mata, dan menghambat kerja saluran pencernaan.Sistem saraf
otonom ini dibedakan menjadi dua.
1. Saraf Simpatik
Saraf ini terletak di depan ruas tulang belakang. Fungsi saraf ini terutama untuk
memacu kerja organ tubuh, walaupun ada beberapa yang malah menghambat kerja organ
tubuh. Fungsi memacu, antara lain mempercepat detak jantung, memperbesar pupil mata,
memperbesar bronkus. Adapun fungsi yang menghambat, antara lain memperlambat kerja
alat pencernaan, menghambat ereksi, dan menghambat kontraksi kantung seni.
2. Sistem Saraf Parasimpatik
Saraf ini memiliki fungsi kerja yang berlawanan jika dibandingkan dengan saraf
simpatik. Saraf parasimpatik memiliki fungsi, antara lain menghambat detak jantung,
memperkecil pupil mata, memperkecil bronkus, mempercepat kerja alat pencernaan,
merangsang ereksi, dan mepercepat kontraksi kantung seni. Karena cara kerja kedua saraf
itu berlawanan, makamengakibatkan keadaan yang normal.

Gambar Saraf Parasimpatik dan Simpatik


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

 Nugraha,Dera Rahmat. 2012. Insektisida. Diakses tanggal 30 Maret 2013.


http://ciagramabret.blogspot.com/2012/08/insektisida.html
 Sanjaya dan Safaria. 2006. Toksisitas Racun Laba-laba Nephila sp. pada Larva
Aedes aegypti L.Jurnal Biodiversitas Vol. 7, No. 2 April 2006 Hal. 191-194.
Bandung : Program Studi Biologi FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia
(UPI).
 Drewes, C. D. 1984. Escape reflexes in earthworms and other annelids. In: Neural
Mechanisms of Startle Behavior, R. C. Eaton, ed., Plenum Press, N.Y., pp. 43-91.
 Feriyawati, L. 2005. Anatomi Sistem Saraf dan Peranannya dalam Regulasi
Kontraksi Otot Rangka. Sumatera Utara: Fakultas Kedokteran.
 Garcia, J. 2011. The Enteric Nervous System Of Echinoderms: Unexpected
Complexity Revealed By Neurochemical Analysis. The Journal of Experimental
Biology. No.204, 2011 : 865–873.
 Heinzeller T, Welsch U. 2001. The Echinoderm Nervous System and its
Phylogenetic Interpretation. In Brain evolution and cognition. Edited by Roth G,
Wullimann M. John Wiley & Sons, Inc. and Spektrum Akademischer Verlag;
2001:41-75. OpenURL
 Hyman, L. H. 1955. The Invertebrates: Echinodermata. vol. 4. New York:
McGraw-Hill.
 Mashanov VS, Zueva OR, Heinzeller T. The Central Nervous System Of Sea
Cucumbers (Echinodermata: Holothuroidea) Shows Positive Immunostaining For
A Chordate Glial Secretion. Journal of Fronties in Zoology. 2009, 40:351-372.
 Okamoto, K. 2005. Neural Projections in Planarian Brain Revealed by Fluorescent
Dye Tracing. Zoological Science. 22(5):535-546.

Anda mungkin juga menyukai