Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah fisiologi hewan/ manusia
dengan judul “fisiologi sistem saraf invetebrata, vetebrata dan manusia”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen
kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
penulis
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Sistem saraf adalah jaringan sel-sel saraf dan, pada kebanyakan hewan termasuk
juga otak. Dalam vertebrata, juga termasuk sumsum tulang belakang. Jenis sel utama
yang ditemukan dalam sistem saraf adalah neuron, yang memiliki sel tubuh, yang
mengandung inti, dan ekstensi panjang untuk membawa informasi dari satu bagian
tubuh ke bagian lain.
Sistem saraf memiliki dua fungsi utama yang sangat penting dalam
mempertahankan hidup organisme. Pertama, reseptor sensorik memungkinkan
organisme untuk memantau lingkungan eksternal dan mendeteksi perubahan yang
terjadi (misalnya, peningkatan suhu).
Sistem saraf kemudian mengaktifkan struktur seperti otot dan kelenjar, yang
memungkinkan organisme untuk merespon dengan tepat terhadap perubahan
lingkungan (misal mengaktifkan kelenjar keringat saat suasana panas matahari). Kedua,
sistem saraf juga memonitor lingkungan internal organisme, mengendalikan denyut
jantung sehingga cukup darah dikirim ke organ, atau mengukur tingkat gizi untuk sinyal
ketika organisme perlu untuk mendapatkan makanan.
Sementara semua sistem saraf melaksanakan fungsi-fungsi dasar, struktur dan
kompleksitas sistem saraf sangat bervariasi pada organisme yang berbeda. Dalam
vertebrata, itu dibagi ke dalam sistem saraf pusat (SSP), yang berisi otak dan sumsum
tulang belakang, dan sistem saraf perifer (PNS), yang terdiri dari saraf yang membawa
informasi ke dan dari SSP. Sistem saraf Invertebrata mungkin atau mungkin tidak
memiliki daerah perifer dan pusat yang berbeda, tetapi komunikasi dengan dan respon
terhadap lingkungan masih terjadi. Secara keseluruhan, sistem invertebrata jauh lebih
kompleks. Sebuah sistem saraf vertebrata mungkin berisi triliun neuron, sedangkan
invertebrata mungkin memiliki sedikitnya 305.
Meskipun sistem saraf invertebrata biasanya jauh lebih sederhana daripada
sistem saraf yang ditemukan pada vertebrata, masih ada berbagai kompleksitas
tergantung pada jenis invertebrata.
Jenis paling sederhana dari sistem saraf ditemukan pada hidra dan ubur-ubur
(Coelenterata ) dan disebut sebagai “jaring saraf.” Jaring saraf tidak memiliki daerah
pusat atau perifer yang berbeda, dan tidak memiliki apa pun yang menyerupai otak.
Sebaliknya, sel-sel saraf yang tersebar membentuk jaringan longgar di setiap lapisan
sel dari dinding tubuh. Beberapa neuron ini membawa informasi dari alat indera yang
mendeteksi sentuhan, cahaya, atau perubahan lain dalam lingkungan. Neuron ini yang
mengontrol pergerakan organisme, seperti berenang.
Berbeda dengan hidra dan ubur-ubur, invertebrata seperti bintang laut
(echinodermata) menampilkan beberapa organisasi terpusat dari sistem saraf. Sebuah
cincin neuron terletak di pusat bintang laut, dan bundel sederhana neuron yang disebut
saraf radial membentang dari cincin ke ujung setiap lengan. Dalam masing-masing
kelompok, ekstensi saraf radial membentuk jaring saraf seperti pada ubur-ubur.
Pengaturan ini memungkinkan gerakan terkoordinasi masing-masing lengan dan kaki
tabung yang terletak pada permukaan lengan.
Pemisahan yang jelas atas sistem saraf perifer dan pusat ditemukan dalam
invertebrata seperti cacing, serangga, dan moluska, seperti cumi-cumi. Badan sel
neuron dikelompokkan ke dalam kelompok yang disebut ganglia, yang biasanya
terletak di sepanjang garis tengah hewan. Komponen perifer dari sistem saraf dibentuk
oleh perpanjangan sel-sel dalam ganglia ini; beberapa membawa informasi sensorik
dari lingkungan ke ganglia, sementara yang lain membawa sinyal dari ganglia untuk
menghasilkan respon (seperti gerakan). Jenis organisasi memungkinkan segmentasi, di
mana masing-masing ganglion merespon dan mengontrol segmen individu tubuh.
Untuk mengkoordinasikan segmen, ganglia ini terhubung satu sama lain dengan
cara seperti rantai dengan tali saraf, yang merupakan bundel neuron yang membentang
dari Sinyal saraf dapat melakukan perjalanan di kedua arah pada hidra (a), pada
cnidarian. Sebuah planaria (b) memiliki dua kabel saraf dan dua kelompok badan sel
saraf pada ujung anterior. Dalam annelida, seperti cacing tanah (c), dua kabel yang
menyatu dan berjalan ke bahwa permukaan ventral tubuh. Arthopoda seperti udang
karang (d) juga memiliki saraf ventral ganda, selain kelompoksel-sel saraf di daerah
kepala hewan. Beberapa organisme memiliki lebih dari satu kabel saraf yang terhubung
oleh saraf transversal, menyerupai tangga.
Dalam banyak invertebrata, kabel saraf diperbesar pada anterior (atau kepala)
ujung organisme. Pembesaran ini dapat dianggap sebagai otak primitif, dan bersama-
sama dengan kabel saraf terdiri dari sistem saraf pusat. Tanpa jenis otak, koordinasi
antara segmen yang berbeda dari organisme terbatas yang terbaik, dan sistem saraf
terutama menghasilkan gerakan refleksif sederhana. Kehadiran otak memungkinkan
organisme untuk menerima berbagai macam informasi dari lingkungan, menganalisis,
dan menghasilkan respon yang terkoordinasi dan rumit. Misalnya, otak besar cumi-
cumi memungkinkan untuk memproses informasi visual dan cepat menghasilkan
tanggapan yang terkoordinasi untuk menangkap mangsa. Bahkan, invertebrata sistem
saraf ini begitu khusus, itu mirip beberapa sistem vertebrata saraf.
Banyak fitur yang diamati dalam invertebrata yang lebih kompleks sistem
sarafnya juga hadir dalam vertebrata. Semua vertebrata memiliki komponen utama
yang berbeda yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, serta struktur perifer
seperti ganglia dan saraf. Perbedaan utama dari invertebrata dalam jumlah neuron dan
ukuran struktur sistem saraf. Namun, seperti ada di antara berbagai sistem saraf dari
invertebrata, ada juga tingkat beragam kompleksitas dari satu jenis sistem saraf
vertebrata dengan yang lain.
Terlepas dari kompleksitas, otak vertebrata semuanya mengandung tiga
wilayah: otak belakang, otak tengah, dan otak depan. Otak belakang ini terletak di
persimpangan otak dan sumsum tulang belakang, dan didedikasikan untuk koordinasi
motorik (gerakan) refleks dan regulasi proses otonom seperti tekanan darah dan detak
jantung. Perpanjangan otak belakang yang disebut assist otak dalam
mengkoordinasikan gerakan motorik dalam menanggapi masukan sensorik. Otak
tengah berkaitan dengan pemrosesan visual dan kontrol motorik. Otak depan (daerah
yang paling dekat ke ujung anterior organisme) menunjukkan sebagian besar
variabilitas di antara vertebrata. Hal ini dapat dibagi menjadi dua wilayah yang berbeda.
Telencephalon ini berkaitan dengan aktivitas asosiatif, yaitu menggabungkan atau
mengintegrasikan semua informasi sensorik yang masuk dan mengarahkan respons
yang tepat. Diencephalon berisi talamus dan hipotalamus, daerah penting masing-
masing dalam pengolahan tanggapan masukan dan otonom sensorik. Ukuran wilayah
ini bervariasi tergantung pada kelas vertebrata.
Sumsum tulang belakang mirip dengan kabel saraf invertebrata, namun
biasanya tertutup dalam kolom pelindung tulang (dengan pengecualian dari vertebrata
yang paling primitif, lamprey dan hagfishes). Informasi dilakukan ke dan dari otak dan
sumsum tulang belakang oleh sistem saraf perifer, yang berisi ganglia terletak
berdekatan dengan sumsum tulang belakang. Saraf tulang belakang masuk dan keluar
sumsum tulang belakang untuk membawa informasi ke dan dari tubuh; saraf kranial
membawa informasi yang sama tentang kepala langsung ke otak.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui sistem saraf pada invetebrata ( annelida, arthopoda, coelenterata,
echinodermata, mollusca, nemathelminthes, platyhelminthes, porifera). Meliputi
potensial membran, depolarisasi, repolarisasi, potensial aksi (implus saraf), sinaps,
perbedaan stimulus dan implus, serta sel saraf
2. Untuk mengetahui sistem saraf pada vetebrata ( pisces, mamalia, aves, reptil,
ampfibi) Meliputi potensial membran, depolarisasi, repolarisasi, potensial aksi
(implus saraf), sinaps, perbedaan stimulus dan implus, serta sel saraf
3. Untuk mengetahui sistem saraf pada manusia Meliputi potensial membran,
depolarisasi, repolarisasi, potensial aksi (implus saraf), sinaps, perbedaan stimulus
dan implus, serta sel saraf
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem saraf pada invetebrata ( annelida, arthopoda, coelenterata,
echinodermata, mollusca, nemathelminthes, platyhelminthes, porifera) meliputi
potensial membran, depolarisasi, repolarisasi, potensial aksi (implus saraf), sinaps,
perbedaan stimulus dan implus, serta sel saraf
2. Bagaimana sistem saraf pada vetebrata ( pisces, mamalia, aves, reptil, ampfibi)
meliputi potensial membran, depolarisasi, repolarisasi, potensial aksi (implus
saraf), sinaps, perbedaan stimulus dan implus, serta sel saraf
3. Bagaimana sistem saraf pada manusia meliputi potensial membran, depolarisasi,
repolarisasi, potensial aksi (implus saraf), sinaps, perbedaan stimulus dan implus,
serta sel saraf
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Platyhelminthes sudah memiliki sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sel-sel
saraf pada cacing pipih terkonsentrasi menjadi sebuah ganglion dengan dua lobus di
bagian muka yang disebut dengan ganglion kepala atau otak primitif. Dari ganglion
kepala terdapat dua tali saraf memanjang ke belakang tubuhnya membentuk seperti
tangga. Karena itu disebut saraf tangga tali. Sistem saraf tepi terdiri atas saraf-saraf
yang tersusun secara transversal atau melintang yang menghubungkan tali saraf dengan
saraf-saraf yang lebih kecil yang terletak tersebar di semua bagian tubuh. Ganglion
kepala mempunyai peran sebagai pusat sensoris yang menerima impuls dari titik mata
dan reseptor lainnya pada kepala. Ganglion kepala tidak mempunyai peran untuk
mengkoordinasi aktivitas otot.
Anatomi internal seekor laba-laba, menunjukkan sistem saraf dalam warna biru.
Sistem saraf pada arthropoda mempunyai struktur bilateral seperti pada cacing tanah,
dan Mollusca primitif. Perkembangan yang kompleks pada otak arthropoda sangat
berbebeda dari spesies ke spesies tapimpada dasarnya mempunyai tiga bagian yaitu
protoserebrum, deuteroserebrum dan tritoserebrum. Pada arthropoda otak merupakan
stasiun relay sensorik dan mempunyai pengaruh untuk mengontrol ganglia segmental
yang lebih rendah seperti pada toraks dan abdomen. Ganglia segmental pada hewan ini
merupakan pusat refleks lokal.
Laba-laba mempunyai ganglion-ganglion ventral bersatu dengan ganglion
dorsal, dan membentuk sebuah massa saraf yang ditembus oleh esofagus dan
mengeluarkan banyak cabang. Ganglion dorsal itu sering disebut otak. Alat perasa yang
pokok berupa 8 buah mata sederhana.
Pada udang terdapat otak disebuah dorsal, dengan dua buah penghubung
sirkumesofageal dan sebuah rantai ganglion-ganglion di sebelah ventral. Ganglion
ventral pertama besar berhubungan dengan beberapa persatuan ganglion. Saraf
bercabang dari otak dan korda ventral.
Perasa sentuhan dan perasa kimia (pembau dan peraba) pada hewan ini sangat
kuat, dan organ-organnya terdapat pada alat-alat tambahan anterior. Ada 2 buah mata
majemuk yang tersususn dari banyak unit optik yang disebut ommatidium. Tiap mata
majemuk itu terdapat pada sebuah tangkai. Organ keseimbangan, statokis, terdapat
pada dasar antenul-antenul.
Belalang mempunyai sebuah otak dorsal atau juga disebut ganglion serebral yang
bilobus. Otak dorsal itu disatukan dengan korda ventral oleh dua penghubung
sikumesofageal. Dalam korda ventral terdapat 3 buah ganglion toraksis dan 5 buah
ganglion abdominalis. Cabang-cabang saraf keluar dari sistem saraf sentral.
Antena dan palpus mungkin mengandung alat-alat (akhir saraf) untuk
meraba,merasa, dan membau sesuatu. Sebuah membrana tympani terdapat pada
permukaan segmen abdomen pertama. Membrana tympani itu terlibat atau terbawa
serta dalam mendeteksi suara. Pada sayap dan kaki belalang sering terdapat alat-alat
untuk buah membuat suara. Belalang mempunyai 2 buah mata majemuk yang besar-
besar, terdiri dari ommatidia. Di samping itu ada 3 oselli atau 3 mata sederhana
Sistem saraf pada amfibi terdiri atas sistem saraf sentral dan sistem saraf
periforium. Sistem saraf sentral terdiri dari : encephalon (otak) dan medulla spinalis.
Enchephalon terdapat pada kotak otak (cranium). Pada sebelah dorsal akan tampak dua
lobus olfactorium menuju saccus nasalis, dua haemisperium cerebri atau cerebrum
kanan kiri yang berbentuk ooid yang dihubungkan dengan comisure anterior,
sedangkan bagian anteriornya dergabung dengan dienchepalon medialis. Dibagian
belakang ini terdapat dua bulatan lobus opticus yang ditumpuk otak tengah tengah
(mesenchepalon) sebelah bawahnya merupakan cerebreum (otak kecil). Dibelakang
terdapat bagian terbuka sebelah atas yakni medulla oblongata yang berhubungan
dengan medulla spinalis dan berakhir disebelah felium terminale (Jasin, 1984: 271).
Sistem saraf pada Amphibi dibedakan menjadi sistem saraf pusat dan sistem saraf
tepi. Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula
spinalis). Pada amphibi, Otak dan sumsum tulang belakang dilindungi oleh tengkorak
dan ruas-ruas tulang belakang juga dibungkus oleh 2 lapisan selaput yaitu durameter
yang berbatasan dengan tulang dan pipiamater yang batasan dengan jaringan saraf.
Di antara dua lapisan tersebut terdapat spatium subdurale, dan terdapat cairan
cerebrospinalis. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang
disebut meningitis. Sistem saraf amphibi terdiri dari otak. Pada amphibi, otak tengah
sebagai pusat penglihatan berkembang lebih baik sehingga amphibi memiliki
penglihatan yang baik.
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi
susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya
(korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian
tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa
materi putih.
3. Sistem Saraf Reptil
Reptil memiliki otak dengan dua lobus olfaktorius yang panjang, hemisfer
serebral, 2 lobus optikus, serebellum, dan medulla oblongata yang melanjut ke korda
saraf. Di bawah hemisfer serebral terdapat traktus optikus dan syaraf optikus,
infundibulum, dan hipofisis. Terdapat 12 pasang syaraf kranial. Pasangan-pasangan
syaraf spinal menuju ke somit-somit (ruasprimer)tubuh. Sistem saraf pada reptil terdiri
dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat meliputi otak dan sumsum tulang belakang.
1. Otak (ensefalon)
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu:
a. Otak besar (serebrum)
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai
dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian
korteks serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area
sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan
sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan
area motor dan sensorik.
b. Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah
terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin.
Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata
seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.
c. Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi
secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan
atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
d. Jembatan varol (pons varoli)
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri
dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.
e. Sumsum sambung (medulla oblongata)
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis
menuju ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi
seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat
pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga
mengatur gerak refleks yang lain.
2. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap
yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk
ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang
melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui
tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung
(asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan
menghantarkannya ke saraf motor. Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi.
Kumpulan serabut saraf membentuk saraf (urat saraf). Urat saraf yang membawa
impuls ke otak merupakan saluran asenden dan yang membawa impuls yang berupa
perintah dari otak merupakan saluran desenden.
Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar (sistem
saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak,
sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain
denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat.
1. Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar
dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum
tulang belakang.
Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:
1. Tiga pasang saraf sensori
2. Lima pasang saraf motor
3. Empat pasang saraf gabungan sensori dan motor
Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang
melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus
membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka
nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling
penting.
2. Saraf Otonom
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun
dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini
terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks
dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut
urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post
ganglion. Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada
posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang
belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra
ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang
panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu. Fungsi sistem saraf
simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis).
4. Sistem Saraf Aves
Susunan saraf pada burung serupa dengan susunan saraf pada manusia dan hewan
menyusui.Segala kegiatan saraf di atur oleh susunan saraf pusat. Susunan saraf pusat
terdiri dari otak dan sumsum belakang.Otak burung juga terdiri atas empat bagian ,otak
besar,otak tengah,otak kecil dan sum-sum lanjutan.Selain otak kecil maka otak besar
pada burung juga bisa tumbuh dengan baik.Otak besar burung berbeda dengan otak
besar pada manusia.
Permukaan otak besar pada burung tidak berlipat-lipat,sehingga jumlah neuron
padda burung berkembang dengan membentuk dua gelembung.Perkembangan ini
berhubungan dengan fungsi penglihatanya. Otak kecil pada burung mempunyai lipatan-
lipatan yang memperluas permukaan sehingga dapat menampung sejumlah neuron
yang cukup banyak.Perkembangan Otak kecil ini berguna bagi pengaturan
keseimbangan burung di waktu terbang.
Pada retina mata burung ada dua macam sel indra penerima rangsang cahaya,
yaitu sel batang dan sel kerucut. Sel batang peka terhadap rangsang cahaya lemah
sedangkan sel kerucut peka terhadap cahaya yang kuat. Burung malam memiliki retina
yang banyak mengandung sel batang. Burung siang memiliki banyak sel kerucut. Lensa
mata pada burung mempunyai akomodasi yang baik
5. Sistem Saraf Mamalia
Jaringan saraf tersusun atas sel-sel yang mempunyai bentuk khusus. Sel-sel
tersebut dinamakan neuron dan neuroglia. Kedua sel tersebut ibarat pasangan tak
terpisahkan yang menyusun jaringan saraf. Jika ada sel neuron, pasti sel neuroglia akan
menyertai. Adapun sel neuroglia berfungsi memberikan nutrisi dan bahan-bahan lain
yang digunakan untuk kehidupan neuron. Dengan kata lain, neuroglia berfungsi untuk
menjamin kehidupan neuron agar tetap dapat melaksanakan kegiatan. Neuron
merupakan unit struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki
kemampuan sebagai konduktivitas (penghantar) dan eksistabilitas (dapat dirangsang,
serta memiliki kemampuan merespon rangsangan dengan sangat baik. Neuron terdiri
dari tiga bagian yang berbeda satu dengan yang lain, yaitu sebagai berikut.
a. Badan Sel (Perikarion)
Bagian sel menyimpan inti sel (nukleus) dan anak inti (nukleolus), berjumlah satu
atau lebih yang dikelilingi sitoplasma granuler. Dalam sitoplasma badan sel juga
terdapat badan Nissl yang merupakan modifikasi dari retikum endoplasma kasar. Badan
Nissl mengandung protein yang digunakan untuk mengganti protein yang habis.
Selama metabolisme, protein ini juga bermanfaat untuk pertumbuhan neuron. Jika
badan sel rusak, maka serabut-serabut neuron akan mati.
b. Dendrit
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa dendrit merupakan tonjolan
sitoplasma dari bagian badan sel. Dibandingkan akson, dendrit ini lebih halus, lebih
pendek, dan memiliki percabangan yang lebih banyak. Fungsi dendrit ini adalah untuk
meneruskan rangsang dari organ penerima rangsang (reseptor) menuju ke badan sel.
c. Akson
Akson sering disebut juga neurit. Bagian ini merupakan tonjolan sitoplasma yang
panjang dan berfungsi untuk meneruskan impuls saraf yang berupa informasi berita dari
badan sel. Akson memiliki bagian-bagian yang spesifik, yaitu sebagai berikut.
1) Neurofibril
Neurofibril merupakan bagian terdalam dari akson yang berupa serabutserabut halus.
Bagian-bagian inilah yang memiliki tugas pokok untuk meneruskan implus.
2) Selubung Mielin
Bagian ini tersusun oleh sel-sel pipih yang disebut sel Schwann. Selubung mielin
merupakan bagian paling luar dari akson yang berfungsi untuk melindungi akson.
Selain itu, bagian ini pulalah yang memberikan nutrisi dan bahan-bahan yang
diperlukan untuk mempertahankan kegiatan dari akson.
3) Nodus Ranvier
Nodus ranvier merupakan bagian akson yang menyempit dan tidak dilapisi selubung
mielin. Bagian ini tersusun dari sel-sel pipih. Dengan adanya bagian ini, terlihat bagian
akson tampak berbuku-buku. Agar lebih dapat memahami tentang struktur dan bentuk
neuron.
Bagaimana hubungan antara sel saraf satu dengan yang lain? Sel-sel saraf
tersebut membentuk jaringan saraf. Antara sel satu dengan yang lain terjalin saraf dan
saling berhubungan. Ujung dendrit berhubungan langsung dengan penerima rangsang
(reseptor). Selain itu, ujung dendrit ada pula yang berhubungan dengan ujung akson
dari neuron lain. Ujung akson pada sel-sel lain ada juga yang berhubungan dengan
efektor, yaitu struktur yang memberikan jawaban terhadap impuls yang diterima
reseptor, misalnya otot dan kelenjar. Pertemuan antara akson dengan dendrit atau
efektor disebut sinapsis. Berdasarkan hal ini Anda dapat membayangkan bahwa
jaringan saraf ibarat jaringan komunikasi seperti sudah dijelaskan di depan. Antara sel
saraf satu dengan yang lain terjalin hubungan sangat erat dalam meneruskan impuls.
2. Macam-Macam Neuron
Dilihat dari struktur dan fungsinya, sel saraf (neuron) dapat dibedakan menjadi tiga.
a. Neuron Sensorik
Sel saraf ini sangat berhubungan erat dengan alat indra, sehingga disebut juga saraf
indra. Fungsi saraf ini adalah untuk menerima rangsang dari alat indra kemudian
meneruskan impuls sarat ke pusat saraf, yaitu otak atau sumsum tulang belakang. Badan
sel dari neuron sensori ini bergerombol membentuk ganglia. Bagian dendrit
berhubungan langsung dengan alat indera (reseptor) dan bagian aksonnya berhubungan
dengan sel saraf yang lain. Akson akan berakhir di interneuron.
b. Neuron Motorik
Struktur neuron motor ini, yaitu pada bagian ujung dendritnya dihubungkan dengan
ujung akson yang berhubungan langsung dengan bagian efektor, yaitu otot maupun
kelenjar. Neuron motor ini berfungsi untuk meneruskan impuls dari sistem saraf pusat
ke otot dan kelenjar yang akan melakukan respon tubuh. Impuls secara langsung
berjalan dari neuron sensori ke neuron motor.
c. Interneuron (Neuron Asosiasi)
Interneuron ini merupakan sel saraf penyusun sistem saraf pusat, fungsinya untuk
meneruskan impuls saraf dari neuron sensori ke neuron motor. Struktur interneuron ini,
yaitu bagian ujung dendritnya dihubungkan langsung dengan ujung akson dari sel saraf
yang lain.
3. Mekanisme Jalannya Impuls
Secara umum, fungsi sel saraf adalah menerima rangsang dan dapat menanggapi
rangsang tersebut. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa sistem saraf merupakan
jaringan komunikasi yang kompleks.
Gambar Otak
Otak manusia dewasa memiliki berat ± 1,5 kg dan wujudnya dalam keadaan
lembek seperti alpukat yang matang. Berkat adanya tulang tengkorak itulah, maka otak
dapat terlindung dari benturan yang datang dari luar. Otak manusia itu ibarat komputer,
dapat terisi data atau program tertentu dan banyak file yang dapat tersimpan di sana.
Apabila Anda ingin mengingat peristiwa yang telah terjadi, maka otak akan
menampilkan kembali semacam rekaman atas peristiwa itu. Otak manusia terdiri atas
bagian kiri dan kanan. Masing-masing bagian mempunyai tugas tersendiri. Otak kiri
mengatur kegiatan bagian kanan tubuh, sebaliknya otak kanan mengatur kegiatan
bagian kiri tubuh. Otak dibungkus oleh tiga membran pelindung yang disebutmeninges.
Di antara dua membran sebelah dalam ada cairan serebrospinal yang berfungsi
sebagai bantalan bagi otak terhadap goncangan atau benturan. Pada tengkorak lapisan
terluar dari meninges disebut duramater, lapisan tengah disebut dengan arachnoid dan
lapisan terdalam, yaitu piamater. Otak memiliki empat kamar berupa ventrikel yang
terisi juga oleh cairan serebrospinal. Sel-sel yang melapisi ventikel dilengkapi dengan
silia yang berfungsi untuk menjaga agar cairan serebrospinal tetap beredar.
Antara dua ventrikel terdapat alas kapiler yang luas sehingga dapat
memungkinkan pertukaran bahan antara darah dan cairan serebrospinal. Di dalam otak
terdapat 12 pasang saraf kranial. Adapun otak sendiri dapat dibedakan menjadi otak
depan, otak tengah, dan otak belakang untuk mengetahui lebih mendetail dapat Anda
simak penjelasan di bawah ini!
a) Otak Besar
Otak besar terletak di bagian paling depan dengan struktur yang menonjol yang
disebut dengan serebrum. Bagian ini memiliki dua belahan, yaitu kiri dan kanan.
Bagian kiri mengkoordinasikan bagian tubuh sebelah kanan, sedangkan otak bagian
kanan mengatur dan mengkoordinasikan bagian tubuh sebelah kiri. Otak besar
berfungsi sebagai pusat berpikir (kepandaian), kecerdasan, dan kehendak. Otak besar
juga mengendalikan semua kegiatan yang didasari seperti bergerak, mendengar,
melihat, berbicara, berpikir, dan lain-lain. Otak besar ini terdiri atas dua lapisan berikut.
(1) Korteks
Korteks merupakan bagian luar dari serebrum. Bagian ini terbuat dari bahan abu-
abu, yaitu massa badan sel. Keadaan korteks memiliki permukaan yang berlipat-lipat
sehingga dapat memperluas permukaannya.
(2) Lapisan Dalam
Pada lapisan ini terdapat serabut saraf bermielin yang disusun dari bahan putih.
Di bagian otak besar ini terdapat talamus, hipotalamus, bagian dari kelenjar pituitari,
dan kelenjar pineal. Talamus merupakan penjaga pintu gerbang pada korteks serebrum.
Semua pesan sensori yang sampai ke otak harus melalui talamus terlebih dahulu agar
dapat dirasakan secara sadar, kecuali bau semua rangsangan dari reseptor diterima
talamus dan kemudian diteruskan ke area sensorik serebrum.
Hipotalamus berfungsi sebagai pusat koordinasi bagi banyak kegiatan organ-
organ dalam. Selain itu, hipotalamus juga berfungsi untuk mengatur suhu dan
kandungan air dalam darah. Hipotalamus juga merupakan penghasil hormon. Hormon
yang dihasilkan, antara lainoksitosin dan ADH (antideuretik hormon) yang tersimpan
di lobus posterior pada pituitari, serta TSH (hormon perangsang tiroid) dan LH
(Luteinizing hormon) yang tersimpan di lobus anterior pada pituitari. Otak besar dibagi
menjadi beberapa bagian penting sebagai berikut.
(1) Lobus Osksipitalis
Daerah ini berperan penting terhadap penglihatan. Seseorang yang mengalami
kecelakaan dan mengalami kerusakan pada bagian ini, maka akan mengalami kebutaan.
Apabila kita membuka mata dan melihat suatu pemandangan, jumlah radioaktifnya
sangat meningkat di daerah penglihatan pada lobus oksipitalis. Coba Anda perhatikan
daerahdaerah otak yang mempengaruhi fungsi organ tubuh manusia pada Gambar
berikut:
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA