Anda di halaman 1dari 3

DEMAM PADA ANAK

Oleh: dr. Vivi Melinda


Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Riau

Demam merupakan penyebab tersering seorang anak dibawa berobat. Namun demam
itu sendiri sebenarnya bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala dan tanda adanya
peradangan ataupun infeksi di dalam tubuh anak yang penyebabnya sangat banyak. Sehingga
yang harus dikhawatirkan bukanlah demamnya, tetapi penyakit yang mendasari demam
tersebut terjadi.
Umumnya orangtua menganggap badan atau kepala anak yang teraba hangat adalah
demam. Padahal indikator seorang anak disebut demam harus diukur dengan alat tersendiri,
yaitu termometer. Kesalahan persepsi demam seperti ini seringkali berakibat pada pemberian
obat antipiretik (obat penurun demam) yang tidak rasional dalam keluarga.
Demam didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas 37,5oC. Pengukuran suhu
tubuh dengan menggunakan termometer dilakukan dengan cara menjepitkan termometer di
ketiak selama + 10 menit untuk termometer air raksa, sedangkan untuk termometer digital
sampai termometer berbunyi yang menandakan termometer telah selesai mengukur suhu
tubuh anak.
Berbagai penyakit ataupun kondisi yang dapat menyebabkan demam pada anak antara
lain infeksi virus (seperti influenza, varicella/cacar air, campak, demam berdarah, dll.),
infeksi bakteri (seperti adanya bisul yang berat, meningitis bakteri, pneumonia bakteri, dll.),
dan setelah imunisasi DPT.
Bagaimanakah penanganan yang baik di rumah jika anak demam?
1. Pastikan anak memang dalam keadaan demam, dengan cara mengukur suhu tubuh dengan
termometer.
2. Anak yang masih merasa “nyaman” dengan demamnya sebenarnya belum perlu diberikan
antipiretik (obat penurun demam). Yaitu demam dengan gejala yang ringan seperti masih
riang bermain, masih mau makan, perhatian masih penuh, dan tidak ada gejala tambahan
yang berbahaya.
3. Penanganan demam pada anak di poin no. 2 di atas adalah.
a. Perhatikan hidrasi tubuhnya (keseimbangan cairan tubuh), yaitu berikan cairan
yang cukup, seperti ASI pada bayi <6 bulan, ASI dan susu formula pada anak 6
bulan - 2 tahun, minum air yang cukup, jus buah, dan makanan berkuah seperti
sop atau bubur. Walaupun anak terlihat tidak haus, tetap berikan cukup cairan
secara perlahan tanpa paksaan dengan teknik small frequent (jumlah sedikit tetapi
sering, misalnya setiap 1 atau 2 jam). Perhatikan jumlah urin anak, jika hidrasi
kurang maka terlihat dari kurangnya frekuensi dan jumlah urin pada anak. Cairan
tubuh yang cukup memberikan efek positif untuk penurunan suhu tubuh anak.
b. Jaga anak agar tetap nyaman dengan suhu lingkungan dan kenakan pakaian yang
tipis (boleh ditambah selimut tipis jika perlu).
c. Beri kompres air hangat (ingat, bukan kompres air dingin!) terutama di kedua
ketiak dan leher. Jika kain kompres sudah teraba dingin, maka segera rendam
kembali kain kompres ke dalam air hangat dan kompreskan kembali ke ketiak dan
leher anak. Jadi cara mengompres yang benar adalah secara berulang-ulang untuk
mempertahankan kain kompres yang menempel di badan anak tetap hangat, bukan
dengan sekali mengompres dan membiarkan kain hangat yang sama dalam waktu
yang lama di tubuh anak.
4. Jika demam menyebabkan ketidaknyamanan pada anak maka penanganan yang dilakukan
seperti pada poin no. 3 ditambah dengan pemberian antipiretik (obat penurun demam).
Ketidaknyamanan tersebut misalnya tidak riang bermain/beraktivitas, tidak mau makan,
dan nyeri kepala. Antipiretik untuk anak adalah paracetamol dan ibuprofen (pilih salah
satu saja). Jika orangtua memberikan obat antipiretik pada anak perhatikan aturan pakai
obat yang diberikan pada label obat. Beberapa obat —seperti obat flu— mengandung
kombinasi beberapa jenis obat termasuk obat penurun demam sehingga tidak perlu lagi
pemberian obat penurun demam lain. Hal ini perlu diperhatikan orangtua agar tidak
terjadi pemberian obat demam yang berbeda dalam waktu yang bersamaan atau obat
demam yang sama melebihi dosis.
Selain sebagai penurun demam, antipiretik juga berfungsi sebagai pereda nyeri
(analgetik) sehingga orangtua tidak perlu mencari-cari obat lain untuk meredakan rasa
nyeri yang dirasakan anak seperti nyeri kepala.
Perlu diingat agar tidak memberikan antipiretik yang berbeda dalam waktu yang
bersamaan. Jika demam belum turun, bersabarlah sambil melakukan tindakan-tindakan di
poin no. 3 di atas. Jika sudah 4 jam dari pemberian obat yang sebelumnya ternyata
demam belum turun, maka dapat diberikan obat demam lagi sesuai dosisnya. Namun jika
demam mulai turun tetapi belum mencapai angka normal, maka dosis selanjutnya
diberikan sesuai aturan pakai obat.
5. Pada kondisi demam berikut, anak harus segera dibawa ke dokter ataupun unit gawat
darurat:
a. Demam disertai tanda bahaya seperti kejang, kesadaran menurun (tidak respon
jika dipanggil atau rangsangan lain), muntah-muntah, mencret yang berat, sesak
napas, dan ruam kemerahan di kulit.
b. Demam pada bayi < 6 bulan
c. Demam > 3 hari, pertimbangkan untuk cek laboratorium darah
d. Demam menurun namun disertai tanda-tanda bahaya pada poin (a)
e. Demam lebih dari satu minggu (demam berulang ataupun tidak)
6. Jika demam sudah turun jangan langsung menghentikan obat penurun demamnya, namun
tetap berikan setidaknya selama 24 jam berikutnya.
7. Selalu bertawakkal kepada Alloh dalam setiap ikhtiar, termasuk saat menangani anak
yang demam. Karena tindakan-tindakan tersebut dan obat yang diberikan hanyalah
ikhtiar sebagai sebab kesembuhan, namun sumber kesembuhan itu sendiri tetap kembali
pada Alloh Subhanahuwata’ala.
“dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku,’ {QS. Asy-Syu’ara’ : 80}

Anda mungkin juga menyukai