Anda di halaman 1dari 10

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

PEMBELAJARAN SKETSA DAN GAMBAR PADA MEDIA KANVAS


DI KELAS X JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
SMK NEGERI 9 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2015/2016

Rulia Puspita
Program Studi Pendidikan Seni Rupa
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Alamat korespondensi : JL. Jayawijaya 175, Mojosongo, Surakarta 57127
e-mail : ruliapuspita89@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) Proses pembelajaran sketsa dan gambar
pada media kanvas di kelas X Desain Komunikasi Visual SMK Negeri 9 Surakarta, (2)
faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pembelajaran sketsa dan gambar pada media
kanvas di kelas X Desain Komunikasi Visual SMK Negeri 9 Surakarta dan (3) Hasil
pembelajaran sketsa dan gambar pada media kanvas di kelas X Desain Komunikasi Visual
SMK Negeri 9 Surakarta.
Bentuk penelitian ini adalah studi kasus tunggal terpancang. Sumber data digunakan
berupa informan, tempat dan peristiwa, arsip dan dokumen. Teknik pengumpulan data yang
digunakan observasi, wawancara, analisis dokumen. Teknik sampling yang digunakan
purposive sampling. Keabsahan data menggunakan triangulasi data dan review informan.
Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis mengalir yang proses tahapannya
meliputi reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Proses pembelajaran dilaksanakan
selama empat kali pertemuan. Pertemuan pertama membuat sketsa pada kertas A4
menggunakan pensil. Pertemuan kedua menggambar desain pada lembar kerja menggunakan
drawing pen dan pensil warna. Pertemuan ketiga menggambar pada kanvas menggunakan cat
minyak. Pertemuan keempat penyelesaian dan pengumpulan karya, (2) Faktor pendukung
proses pembelajaran adalah guru menguasai materi pembelajaran dengan baik, sarana dan
prasarana di laboratorium DKV sudah memadahi, ketertiban, keamanan dan kebersihan di
SMK Negeri 9 Surakarta terjaga dengan baik. Faktor penghambat proses pembelajaran adalah
guru terlalu fokus pada siswa yang aktif, kurangnya minat beberapa siswa membuat hasil
karya tidak maksimal, dan (3) hasil karya siswa mempresentasikan corak/gaya
pengembangan bentuk flora. Sebagian besar siswa lebih memilih menggunakan teknik kering
dalam proses berkarya. Komposisi yang ditampilkan dalam karya sangat beragam dan
variatif. Siswa mampu mengaplikasikan objek utama dan pendukung dengan baik sehingga
dapat memunculkan prinsip center of interest.
Kata kunci : pembelajaran, sketsa, gambar, kanvas.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRACT
This study aims to (1) learning and understanding process of sketch and drawing on
canvas media in class X Visual Communication Design Department SMK 9 Surakarta (2)
Supporting and resisting factors during learning process of sketch and drawingon canvas
media in class X Visual Communication Design Department SMK 9 Surakarta, and (3) The
result of sketch and drawing on canvas media learning process in class X Visual
Communication Design Department SMK 9 Surakarta.
This research was single rooted case study. The sources of data were informant, place
and event, archive and document. The technique of data collection used observation,
interview, and document analysis. This research used purposive sampling technique. The
validation of data was based on data triangulation and informant review. Technique of data
analysis in this study was flowing analysis mode which the steps included data reduction,
data presentation and result with drawal.
From this research, it can be concluded that: (1) Learning process was done in 4
meetings. The first meeting was making a sketch on A4 paper using a pencil. Second meeting
was drawing a design on a work sheet using a drawing pen. Third meeting was drawing on a
canvas using oil pastel. Then, fourth meeting was finishing and collecting the works (2)
Supporting factors in learning process are; Teacher’s good knowledge about the materials,
tools and infrastructures in theroom are good enough, the discipline, safety and cleanliness
in SMK 9 Surakarta are well maintained. Meanwhile, the resisting factors in learning
process are; Teacher is too focus on active student, student’s lack interest which resulted in
non-maximum work result (3) Student’s work presents development in form of flora
design/style. Students, in majority, choose to use dry-technique during the process. The
display of the composition is very diverse and varies. Students can apply main and
supporting object very well. So, it can bring out the center of interest principle.
Key words : Learning, Sketch, Drawing, Canvas

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PENDAHULUAN Pendidikan sangat berperan penting dalam


upaya peningkatan kualitas sumber daya
Pendidikan sangatlah penting dalam manusia (SDM). Tinggi rendahnya kualitas
kehidupan masyarakat. Tujuan utama SDM antara lain hasil kerja atau kinerja yang
pendidikan adalah memberi kemampuan baik secara perorangan atau kelompok
pada manusia untuk hidup di masyarakat. ditandai dengan adanya unsur kreativitas dan
Kemampuan ini berupa pengetahuan atau produktivitas yang direalisasikan dalam
keterampilan, serta perilaku yang diterima Peningkatan kualitas. SDM dinyatakan
masyarakat. Kemampuan seseorang akan berhasil apabila SDM mampu menampilkan
dapat berkembang secara optimal apabila hasil kerja produktif secara rasional dan
memperoleh pengalaman belajar yang tepat. memiliki pengetahuan dan keterampilan serta
Pendidikan nasional di Indonesia berakar kemampuan yang umumnya dapat diperoleh
pada kebudayaan bangsa dan berdasarkan melalui pendidikan.
pada Pancasila serta UUD 1945. Tujuan Lembaga pendidikan dalam hal ini sekolah
pendidikan nasional bangsa Indonesia adalah harus memberi pengalaman belajar yang
mencerdaskan kehidupan bangsa dan sesuai dengan potensi dan minat peserta
meningkatkan kualitas sumber daya manusia didik, dalam hal ini Sekolah Menengah
Indonesia seutuhnya menjadi warga Kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk
masyarakat yang maju serta memiliki satuan pendidikan formal yang
kemampuan untuk mengembangkan potensi menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada
yang dimiliki. Pendidikan dapat dimaknai jenjang pendidikan menengah sebagai
sebagai suatu proses untuk mengubah lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain
tingkah laku peserta didik agar menjadi yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar
manusia dewasa yang mampu hidup mandiri yang diakui setara SMP/MTs. Pasal 15
dan sebagai anggota masyarakat dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003
lingkungan alam sekitar dimana individu itu tentang Sisdiknas menyatakan bahwa
berada. Berjalannya waktu, kebudayaan pendidikan kejuruan merupakan pendidikan
masyarakat sendiri semakin berkembang, menengah yang mempersiapkan peserta
Oleh karena itu perubahan atau didik terutama bekerja dalam bidang tertentu.
perkembangan pendidikan adalah hal yang Menurut Ginzberg dalam (Mukhidin, 2002:
memang seharusnya terjadi sejalan dengan 27) menyatakan bahwa pendidikan kejuruan
perubahan budaya kehidupan agar anggota adalah proses perkembangan yang bertujuan
masyarakat dapat menyesuaikan diri dengan untuk meningkatkan skill dengan persyaratan
lingkungannya. yang ditentukan. Sekolah Menengah
Pembangunan di bidang pendidikan Kejuruan adalah sekolah yang
merupakan strategi dan wahana yang sangat menyelenggarakan pendidikan
baik di dalam pembinaaan sumber daya mengembangkan sikap profesional (Pasal 1
manusia Indonesia yang berkualitas. ayat 2 Keputusan Menteri Pendidikan dan
Sehubungan dengan hal tersebut, diperlukan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
adanya partisipasi dari semua warga negara. 323/U/1997 tentang penyelenggaraan
Bidang pendidikan perlu mendapatkan Pendidikan Sistem Ganda pada Sekolah
perhatian, penanganan, dan prioritas secara Menengah Kejuruan). Berdasarkan beberapa
intensif baik dari pemerintah, keluarga, dan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pengelola pendidikan pada khususnya. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

bagian pendidikan kejuruan tingkat SMKN 9 menggunakan kurikulum


menengah ditujukan terutama untuk 2013 yang mengamanatkan esensi
mempersiapkan peserta didik menghadapi pendekatan ilmiah dalam pembelajaran.
dunia kerja pada bidang tertentu. Pendidikan Pendekatan ilmiah (scientific appoach)
di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud
bertujuan meningkatkan pengetahuan dan meliputi mengamati, menanya, mencoba,
keterampilan siswa untuk menyiapkan mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan
mereka sebagai tenaga kerja tingkat mencipta. Pada Jurusan Desain Komunikasi
menengah yang terampil, terdidik dan Visual di kelas X terdapat mata pelajaran
profesional serta mampu mengembangkan sketsa dan gambar yang mempelajari
diri sejalan dengan perkembangan ilmu tentang membuat sketsa dan gambar bentuk
pengetahuan dan teknologi. SMK merupakan geometris, anatomi tubuh dan flora/fauna.
suatu lembaga pendidikan yang mempunyai Agar materi yang disampaikan dapat
program siswa dituntut untuk mempunyai dipahami siswa dengan baik maka proses
keahlian. pembelajaran merupakan hal yang penting.
SMK Negeri 9 merupakan sekolah Kecakapan dan keterampilan yang dimiliki
kejuruan yang mewadahi di bidang seni rupa. lulusan SMK tidak lepas dari pembelajaran
Sesuai dengan tujuan pendidikan kejuruan yang diberikan di sekolah. Pembelajaran
SMK Negeri 9 Surakarta memiliki sebuah yang efektif dan sesuai akan memberikan
visi yaitu “Mewujudkan SMK Negeri 9 hasil yang bermutu dan berkualitas. Mata
Surakarta sebagai pencetak sumber daya pelajaran sketsa dan gambar terdapat materi
manusia profesional dalam bidang Seni, berkarya menggunakan media kanvas dengan
Kerajinan, dan Teknologi yang mampu tema flora. Hasil yang akan dicapai pada
menghadapi era global”. Maka SMK Seni ini materi sketsa dan gambar menggunakan
diharapkan dapat mencetak lulusan yang media kanvas ini adalah agar siswa
dapat berkarya di kancah global dan indusri memperoleh pengalaman berkarya dengan
kreatif di masyarakat. Jurusan yang terdapat media kanvas dan mengasah skill
di SMK Negeri 9 Surakarta yaitu, Animasi, menggambar manual siswa. Materi sketsa
Desain Komunikasi Visual (DKV), dan gambar menggunakan media kanvas
Multimedia (MM), Tata Busana (TB), merupakan salah satu kompetensi dasar
Tekstil (TE), Kriya Kayu, Kriya Logam, untuk mencetak lulusan sesuai dengan
Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ), dan tuntutan di dunia usaha dan industri yang
Seni Lukis. Jurusan-jurusan yang ada bonafit yaitu terampil dengan proses manual
diharapkan mampu terjun di masyarakat di berbagai media.
untuk memenuhi kebutuhan di dunia usaha. Guru pengampu materi pokok sketsa
Karena pendidikan kejuruan menghasilkan dan gambar juga menyampaikan dalam
sumber daya manusia yang terampil dan siap wawancara yang dilaksanakan pada tanggal
kerja. Maka salah satu tujuannya juga agar 5 Januari 2016 bahwa hampir 80% siswa
dapat langsung terserap di dunia usaha atau lulusan Desain Komunikasi Visual di SMK
dunia industri. Agar lulusan dari SMK N 9 Surakarta orientasi utama adalah untuk
memiliki keterampilan yang sesuai dengan bekerja. Hanya beberapa anak yang
dunia usaha atau dunia industri maka materi melanjutkan ke perguruan tinggi. Dikatakan
yang diberikan di sekolah tentunya bahwa alumni dari Desain Komunikasi
mencakup kompetensi yang diperlukan. Visual ada yang bekerja di bagian desain

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dan ada yang membuka usaha percetakan. penelitian kualitatif deskriptif karena
Menurut guru, siswa yang bekerja di bagian penelitian ini memusatkan deskripsi secara
desain merupakan siswa yang memiliki rinci dan mendalam mengenai proses
kreatifitas tinggi, tidak hanya mahir dalam pembelajaran sketsa dan gambar pada media
desain grafis digital saja namun juga kanvas dikelas X jurusan Desain Komunikasi
diperlukan kreatifitas dalam membuat desain Visual menurut studi di lapangan beserta
di berbagai media. Kemampuan membuat deskripsi analisis visualisasi hasil karya
desain di berbagai media merupakan inti dari siswa dalam sketsa dan gambar pada media
Desain Komunikasi Visual. Maka penting kanvas.
bagi jurusan Desain Komunikasi Visual Adapun sumber data utama yang
untuk mempelajari sketsa dan gambar ini diperoleh yang diperoleh dalam penelitian ini
dengan baik. Hal inilah yang menjadikan dapat diperoleh dari aspek kualitatif seperti
peneliti ingin mengetahui proses sketsa dan diantaranya:
gambar di sekolah jurusan seni, khususnya di 1. Tempat dan peristiwa, yaitu bertempat di
jurusan Desain Komunikasi Visual. Maka kelas X DKV SMK Negeri 9 Surakarta
peneliti ingin meneliti tentang proses dan peristiwa pada saat proses
pembelajaran sketsa dan gambar di kelas X pembelajaran sketsa dan gambar pada
Desain Komunikasi Visual sehingga media kanvas.
didapatkan deskripsi tentang pembelajaran 2. Informan (Narasumber), merupakan
sketsa dan gambar dengan media kanvas, sumber data utama di dalam penelitian
mulai dari perencanaan pembelajaran, di mana informan yang dikenal sebagai
pelaksanaan pembelajaran, sampai dengan responden dalam penelitian. Dalam
evaluasi dalam pembelajaran. penelitian ini informan terdiri dari
Bapak Harjita Tur Budiarto selaku
METODE PENELITIAN kepala prodi DKV SMK Negeri 9
Surakarta. Informan selanjutnya yaitu
Berdasarkan judul penelitian ini, maka Bapak Wibawa Jati selaku guru materi
penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 9 pembelajaran sketsa dan gambar DKV
Surakarta, berada di Jalan Tarumanegara, SMK Negeri 9 Surakarta. Kemudian
Banyuanyar, Banjarsari, Surakarta 57137. informan terakhir yaitu siswa kelas X
Adapun pemilihan lokasi sebagai berikut: (1) DKV SMK Negeri 9 Surakarta
terdapat materi pembelajaran sketsa dan 3. Arsip-arsip, silabus, modul, maupun
gambar pada media kanvas (2) Sekolah rencana pelaksanaan pembelajaran
tersebut merupakan sekolah kejuruan (RPP) yang didalamnya mengandung
dibidang Seni, Kerajinan, dan Teknologi. daftar materi, model, media, metode
serta evaluasi pembelajaran. Sedangkan
Bentuk penelitian yang dipakai dalam dokumen dari penelitian ini adalah foto
penelitian ini menggunakan metode selama proses pembelajaran berlangsung
kualitatif. . Pada penelitian kualitatif studi dan foto visualisasi hasil karya sketsa
kasusnya mengarah pada pendeskripsisan dan gambar pada media kanvas siswa.
secara rinci dan mendalam mengenai potret
kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi
menurut apa adanya di lapangan studinya
(Sutopo, 2002: 111). Maka dipilihlah

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PEMBAHASAN yaitu guru menanyakan tentang pengetahuan


awal peserta didik pada materi sketsa dan
Proses Pelaksanaan Pembelajaran Sketsa gambar. Metode ini efektif sebagai awalan
dan Gambar pada Media Kanvas di Kelas atau apersepsi peserta didik dan sesuai
X Desain Komunikasi Visual dengan kurikulum 2013 yaitu peserta didik
dituntut aktif. Peserta didik menanggapinya
Proses pelaksanaan pembelajaran di dengan aktif, menjawab dan bertanya pada
SMK Negeri 9 Surakarta diawalidengan guru mengenai sketsa dan gambar.
pembuatan Rencana Pelaksanaan Kemudian guru menerapkan metode
Pembelajaran (RPP). RPP dibuat olehguru ceramah. Berdasarkan hasil pengamatan
mata pelajaran pada awal semester dilapangan metode ceramah yang diterapkan
berdasarkan pada Silabus Kurikulum2013. oleh guru, pada menitawal pembelajaran
RPP digunakan sebagai acuan dalam proses berjalan lancar peserta didik menyimak dan
pembelajaran yang meliputi: perumusan mendengarkan dengan baik pejelasan guru.
tujuan pembelajaran, pemilihan materi Namun pada pertengahan ceramah peserta
pelajaran, pemilihan modelpembelajaran, didik mulai bosan dan kurang
pemilihan metode pembelajaran, pemilihan memperhatikan penjelasan guru. Hal tersebut
media pembelajaran, pemilihan sumber dikarenakan terlalu lamanya proses ceramah
pembelajaran, evaluasi dan penilaian dan kurang tertariknya sebagian peserta didik
pembelajaran. terhadap materi yang diajarkan, di sela- sela
Guru menerapkan model pembelajaran penjelasan guru juga menerapkan metode
yang sesuai dengan kurikulum 2013 yaitu tanya jawab. Terdapat respon bervariasi dari
model pembelajaran kontekstual (contextual pesertadidik, ada yang aktif menjawab ada
teaching and learning). Model pembelajaran pula yang pasif tidak menanggapi pertanyaan
yang menghubungkan materi dengan guru.
keadaan didunia nyata dengan tujuan untuk Setelah metode ceramah, guru
mempermudah peserta didik untuk menggunakan metode pemberian tugas
memahami materiyang sedang diajarkan. sekaligus metode eksperimen. Guru
Penerapan pembelajaran kontekstual yang memberikan tugas praktek membuat sketsa
dilakukan oleh guru diantaranya guru dan gambar dengan menggunakan media
berusaha menggali informasi dasar yang kanvas dan guru memberikan kesempatan
dimiliki peserta didik melalui tanya jawab pada peserta didik untuk bereksperimen.
(constructivism) (questioning), guru Guru memberikan kebebasan pada peserta
menerapkan beberapa model pembelajaran didik menentukan objek yang digambar,
(modeling), guru mengadakan evaluasi kombinasi warna yang digunakan dan jumlah
diakhir pembelajaran dan menyesuaikannya warna yang digunakan untuk membuat
dengan tujuan awal pembelajaran (reflection) sketsa dan gambar, dibawah pengawasan
(authentic). guru. Berdasarkan pengamatan dilapangan
peserta didik cukup antusias dalam
Metode pembelajaran yang diterapkan mengerjakan tugas praktek membuat karya
oleh guru adalah metode tanya jawab, dengan menggunakan media kanvas, peserta
metode ceramah, metode eksperimen, didik menikmati setiap proses pengerjaan.
metode pemberian tugas. Pada awal materi Namun adapula peserta didik yang kurang
baru guru menerapkan metode tanya jawab berminat mengerjakan tugas sehingga hasil

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

karyanya pun kurang maksimal. Guru membahas penerapan prinsip, kombinasi


menerapkan empat metode pada warna,kreativitas peserta didik dalam
pembelajaran sketsa dan gambar dengan membuat karya, penyelesaian karya,
media kanvas yaitu metode tanya jawab, kebersihan dan kerapian hasil karya. Secara
metode ceramah, metode eksperimen dan keseluruhan mengaitkan pembelajaran
metode pemberian tugas. Guru memiliki dengan kurikulum yang digunakan masih
tuntutan untuk mampu memilih beberapa belum maksimal. Penerapan kurikulum 2013
metode pembelajaran yang sesuai dengan pada pembelajaran sketsa dan gambar
materi yang akan diajarkan karena setiap dengan media kanvas pada siswa kelas X
metode pembelajaran memiliki masing- jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) di
masing kelebihan dan kekurangan. Hal SMK Negeri 9 Surakarta masih terbilang
tersebut sejalan dengan pendapat Sri Anitah cukup baik karena pembelajaran secara
(2009: 84-85) yang berpendapat bahwa umum berpusat pada siswa. Sedangkan
“tidak ada metode satu pun yang dianggap menurut Daryanto prinsip pembelajaran
paling baik diantara metode - metode saintifik : pembelajaran berpusat pada siswa,
lain.Tiap metode memiliki karakteristik pembelajaran membentuk student self
tertentu dengan segala kekurangan dan concept, pembelajaran terhindar dari
kelebihan masing-masing”. Sehingga dengan verbalisme, pembelajaran memberikan
menerapkan metode pembelajaran yang kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi
bervariasi proses pembelajaran menjadi lebih dan mengakomodasi konsep, hukum dan
efektif dan menarik. prinsip, pembelajaran mendorong terjadinya
Materi pelajaran adalah bahan yang peningkatan kemampuan berpikir siswa,
disampaikan pada saat proses pembelajaran. pembelajaran meningkatkan motivasi belajar
Materi yang disampaikan adalah siswa dan motivasi mengajar guru (
materisketsa dan gambar, dimana materi Daryanto, 2014:55 ).
tersebut berisi tentang : pengertian sketsa dan
gamabar, teknik dasar sketsa dan gambar Faktor Pendukung dan Penghambat
dengan media kanvas, prinsip dasar sketsa Proses Pembelajaran Sketsa dan Gambar
dan gambar dengan media kanvas, dan
contoh- contoh karya sketsa dan gambar Faktor pendukung dari pembelajaran
dengan media kanvas. Media pembelajaran sketsa dan gambar dengan media kanvas
yang digunakan dalam proses pembelajaran diantaranya guru, sarana prasarana dan
ini menggunakan contoh- contoh hasil karya lingkungan. Faktor pendukung pada saat
sketsa dan gambar dengan media knvas, proses pembelajaran ini adalah adanya guru
kemudian alat dan bahan yang digunakan yang berkompeten dalam bidangnya. Guru
dalam praktek membuat karya dengan media pengampu mata pelajaran sketsa dan gambar
kanvas diantaranya kertas HVS, dengan media kanvas yaitu Bapak Wibawa
pensil,penghapus, drawing pen, pensil Jati, S.Pd merupakan lulusan sarjana
warna, kuas, cat minyak dan kanvas. pendidikan bersertifikasi seni rupa sehingga
Evaluasi dilakukan diakhir keahlian dan kredibilitas guru tidak
pembelajaran setelah semua peserta didik diragukan lagi. Selain dari segi pendidikan ,
mengumpulkan hasil karya sketsa dan guru pengampu mata pelajaran sketsa dan
gambar. Evaluasi dilakukan bersama- sama gambar ini juga sudah berpengalaman
antara guru dan peserta didik dengan dengan materi yang diajarkan terutama pada

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

materi media kanvas. Guru selalu Ketertiban, keamanan dan kebersihan di


mengupayakan agar peserta didik paham SMK Negeri 9 Surakarta terjaga dengan
dengan materi yang sedang diajarkan.Hal baik. Ketertiban peserta didik diatur dalam
tersebut seperti yang dinyatakan oleh Suciati, TataTertib sekolah. Kebersihan dan
dkk (2007: 523) dalam menjalankan Pemeliharaan lingkungan halaman maupun
tugasnya sebagai fasilitator, ada dua tugas ruang kelas dilakukan oleh seluruh warga
yang harus dikerjakan oleh guru dalam sekolah, untuk menjaga keamanan sekolah
kegiatan pembelajaran yang efektif. Kedua dibuat pagar keliling dan pintu keluar masuk.
tugas tersebut sebagai pengelola Dengan demikian peserta tetap berada di
pembelajaran dan sebagai pengelola lingkungan sekolah agar akses keluar masuk
kelas.Sebagai pengelola pembelajaran, guru selalu terpantau. SMK Negeri 9 Surakarta
bertugas untuk menciptakankegiatan terletak diantara pemukiman penduduk
pembelajaran yang memungkinkan siswa dengan kondisi tidak terlalu ramai. Tersedia
untuk mencapai tujuan pembelajaran secara pula toko- toko didekat sekolah
optimal. Sedangkan sebagai pengelola kelas, yangmenyediakan alat dan bahan untuk
guru bertugas untuk menciptakan situasi mempermudah kebutuhan peserta didik.
kelas yang memungkinkan terjadinya Pernyataan diatas dapat disimpulkan
pembelajaran yang efektif. Kedua tugas itu bahwa hambatan yang terjadi selama proses
saling berkaitan satu dengan yang lain. pembelajaran sketsa dan gambar dengan
Kemudian dari segi sarana dan media kanvas diantaranya guru, peserta
prasarana SMK Negeri 9 Surakarta didik, dan sarana dan prasarana. Cox (2006:
didukung oleh ruang lab DKV yang sesuai 8) menegaskan bahwa: ”the quality of an
dengan jumlah peserta didik yang dilengkapi instructional program is comparised of three
dengan meja kursi, LCD, proyektor, papan elements, materials (and equipment),
tulis serta penerangan yang baik sehingga activities, and people”.Salah satu faktor
proses pembelajaran teorisketsa dan gambar penghambat proses pembelajaran sketsa dan
dengan media kanvas dapat berjalan gambar dengan media kanvas berasal dari
lancar.Kelengkapan dan optimalisasi guru. Guru kurang maksimal dalam
pemanfaatan media pembelajaran penting membimbing peserta didik sehingga hasil
peranannya dalam mencapai efektivitas belajar kurang merata. Guru kadangterlalu
program pembelajaran.Media pembelajaran fokus pada pada peserta didik yang aktif saja
memiliki fungsi utama sebagai alat bantu padahal dalam pada kelas X DKV memiliki
mengajar, berpengaruh terhadap terciptanya siswa inklusi yang harus diberikan
suasana, kondisi, budaya, dan lingkungan pendekatan secara khusus sehingga mereka
belajar yang dikelola oleh guru. Penggunaan sedikit kesulitan dalam mengerjakan tugas
media pembelajaran dalam proses yang diberikan. Kemudian hambatan lain
pembelajaran dapat membangkitkan berasal dari peserta didik. Hambatan yang
keinginan dan minat, membangkitkan berasal dari peserta didik adalah kurangnya
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar minat peserta didik pada media kanvas dan
siswa. (Azhar Arsyad, 1997: 15). Selain itu faktor lingkungan pembelajaran yang berada
lingkungan juga sebagai faktor pendukung, diluar, sehingga pembelajaran tidak berjalan
berdasarkan pengamatan di lapangan SMK maksimal dikarenakan peserta didik kurang
Negeri 9 Surakarta merupakan tempat yang seriusketika proses belajar mengajar
nyaman untuk kegiatan belajar mengajar. berlangsung. Selain guru dan peserta didik

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

terdapat faktor penghambat lain yaitu sarana pelaksanaannya lebih terperinci dan
dan prasarana. Berdasarkan wawancara menyeluruh, baik dari segi sikap,
dengan guru mata sketsa dan gambar dengan pengetahuan maupun keterampilan
media kanvas pada kelas X DKV hambatan (Fadlillah, 2014: 209). Penilaian hasil karya
yang dialami dari pembelajaran ini adalah peserta didik ditinjau dari tema,
sulitnya mencari ruang kelas yang kosong, gaya,komposisi, teknik, penyelesaian karya,
sehingga menghambat pembelajaran ketika kebersihan dan kerapian karya sketsa dan
praktek karena tidak adanya tempat yang gambar. Penerapan teknik center of interest
layak. banyak digunakan oleh siswa dalam
membuat karya. Komposisi warna yang
Hasil Karya Sketsa dan Gambar digunakan secara umum menggunakan
warna- warna yang kontras sehingga objek
Pendekatan yang digunakan dalam
utama terlihat jelas. Kemudian ditinjau dari
pembelajaran kurikulum 2013 ialah
kerapian dan kebersihan karya. Secara umum
pendekatan scientific dan tematik
hasil karya sketsa dan gambar dengan media
integratifpendekatan yang dilakukan melalui
kanvas yang dibuat oleh peserta didik cukup
proses ilmiah. Apa yang dipelajari dan
rapi dan bersih hanya saja sebagian karya
diperoleh peserta dilakukan dengan indra dan
ada yang kurang maksimal dalam
akal pikiran sendiri sehingga mereka
mengerjakan background. Secara
mengalami secara langsung dalam proses
keseluruhan hasil karya sketsa dan gambar
mendapatkan ilmu pengetahuan (Fadlillah,
dengan media kanvas peserta didik kelas X
2014: 175). Hal tersebut sesuai dengan
jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV)
pelaksanaan proses pembelajaran sketsa dan
SMK Negeri 9 Surakarta tahun 2015/2016
gambar pada media kanvas, siswa
baik, ditinjau dari segipenilaian guru.
dibebaskan untuk mengerjakan tugas yang
diberikan diluar ruangan agar siswa dapat
mengeksplorasi imajinasi mereka dan dapat SIMPULAN
melihat objek secara langsung. Melalui
pendekatan tersebut siswa diharapkan Berdasarkan penelitian yang telah
mampu menghadapi dan memecahkan dilakukanmengenai pembelajaran sketsa dan
masalah yang dihadapi dengan baik. Hasil gambar pada media kanvas di kelas X DKV
karya siswa yang didapatkan dalam SMK Negeri 9 Surakarta dapat disimpulkan
pembelajaran ini sangat bervariasi yang sebagai berikut:
dapat dilihat dari bentuk visualnya.Objek 1. Pembelajaran sketsa dan gambar pada
daun menjadi sumber ide terbanyak yang media kanvas dilaksanakan dengan baik
digunakan siswa dalam pembuatan karya ini. oleh guru. Proses pembelajaran
80% siswa hanya mencontoh objek sesuai dilaksanakan selama empat kali
aslinya tanpa berani memberi invoasi lain pertemuan. Pertemuan pertama diawali
dalam karya mereka, sehingga dengan pemberian dan penjelasan materi
pengembangan ide pada karya siswa kurang sketsa dan gambar kemudian dilanjutkan
maksimal. dengan membuat sketsa alternatif.
Hasil karya sketsa dan gambar dengan Pertemuan kedua diawali dengan
media kanvas peserta didik ditinjau dari hasil pemindahan sketsa yang telah di acc
penilaian guru. Penilaian kurikulum 2013 ini kelembar kerja. Kemudian siswa mulai

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

membuat perencanaan komposisi warna tumbuhan. Sebagian besar corak/gaya


yang nantinya akan dipindahkan pada karya sketsa dan gambar pada
kedalam kanvas. Pertemuan ketiga media kanvas ini berbentuk daun
memindahkan desain yang dibuat sebagai objek yang paling banyak
kedalam kanvas sesuai dengan dipilih. Siswa lebih memilih
perencanaan yang telah dibuat. menggunakan teknik kering dalam
Pertemuan keempat difokuskan untuk proses berkarya, karena dinilai lebih
penyelesaian karya dan pada pertemuan efektif. Komposisi yang ditampilkan
keempat ini karya mereka harus selesai dalam karya sangat beragam dan
dan siap untuk dikumpulkan kepada variatif. Siswa mampu mengplikasikan
guru. objek utama dan pendukung dengan baik
2. Pembelajaran sketsa dan gambar pada sehingga dapat memunculkan prinsip
media kanvas terdapat faktor pendukung center of interest.
dan penghambat. Faktor pendukung
meliputi cara penyampaian guru DAFTAR PUSTSKA
menguasai materi pembelajaran dengan Arsyad, Azhar. 1997. Media Pembelajaran.
baik. Sarana dan prasarana di lab DKV Jakarta: Raja Grafindo Persada.
juga memadahi, sehingga sangat
membantu dalam proses belajar Anitah, Sri. 2009. Media Pembelajaran.
mengajar. Ketertiban, keamanan dan Surakarta: UNS Press.
kebersihan di SMK Negeri 9 Surakarta
Fadlillah. 2014. Implementasi Kurikulum
terjaga dengan baik. Faktor penghambat
2013 Dalam Pembelajaran
proses pembelajaran ini adalah Guru
SD/MI,SMP/MTs, & SMA/SMK.
kadang terlalu fokus pada pada peserta
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
didik yang aktif saja sehingga kadang
peserta didik yang pendiam atau kurang Daryanto. 2011. Media Pembelajaran.
aktif hanya menjadi penonton saja. Hal Bandung: Nurani Sejahtera.
tersebut membuat proses pembelajaran
kurang maksimal. Kurangnya minat Sutopo, HB. 2002. Metodologi Penelitian
beberapa peserta didik terhadap Kualitatif : Dasar Teori & Terapannya
pelajaran sketsa dan gambar dengan dalm Penelitian. Surakarta: UNS Press.
media kanvas membuat hasil karya yang
Suciati,dkk. 2007. Belajar & Pembelajaran
dihasilkan siswa kurang rapi dan
2. Jakarta: Universitas Terbuka
seadanya tanpa memperhatikan kriteria
penilaian sketsa dan gambar dengan
media kanvas.
3. Pembelajaran sketsa dan gambar pada
media kanvas ini dinilai cukup membuat
siswa tertarik dalam berkarya seni rupa.
Hal tersebut dapat dilihat dari
pengembangan ide atau gagasan yang
beragam. Siswa mampu membuat karya
sesuai dengan tema yang ditentukan
dengan memunculkan objek – objek

commit to user

Anda mungkin juga menyukai