Anda di halaman 1dari 5

BAB III

METODOLOGI PENULISAN KTI

A. Rencana Studi Kasus


1. Rancangan KTI
Desain karya tulis ilmiah ini menggunakan desain studi kasus. Studi kasus adalah
suatu rangkaian kegiatan ilmiah yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam
tentang suatu program, peristiwa, dan aktivitas, baik pada perorangan, sekelompok
orang, lembaga, atau organisasi untuk memperoleh pengetahuan mendalam tentang
peristiwa tersebut (Rahardjo, 2017). Kasus yang penulis jadikan kelolaan dalam karya
tulis ilmiah ini adalah kasus pada pasien dengan gangguan sistem pernafasan : Asma
Bronkhial di RSUD x dengan intervensi Nafas Dalam. Dalam melakukan asuhan
keperawatan penulis menggunakan teknik pendekatan yaitu melalui pendekatan proses
keperawatan yang meliputi :pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi,
implementasi, evaluasi dan dokumentasi keperawatan.
2. Subyek Studi Kasus
Dalam studi kasus ini yang dijadikan sebagai subyek adalah pasien dengan
gangguan sistem pernafasan : Asma Bronkhial di RSUD x. Melihat keterbatasan
peneliti dan pendekatan yang digunakan, maka subyek penelitian ditentukan
berdasarkan ciri dan karakteristik tertentu.
3. Metode Pengumpulan Data
Penulis melakukan metode pengambilan data dalam studi kasus ini sesuai dengan
rencana pada proposal KTI yaitu menggunakan pedoman:
a. Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
berinteraksi, bertanya dan mendengarkan apa yang disampaikan secara lisan oleh
responden atau partisipan.
Penulis melakukan wawancara pada pasien mengenai identitas pasien,
keluhan utama, riwayat penyakit, riwayat penyakit keluarga, dan melakukan
wawancara mengenai pola pengkajian fungsional gordon. Selain melakukan
wawancara pada pasien, penulis juga melakukan wawancara pada keluarga pasien,
sehingga data yang diperoleh lebih lengkap.
Penulis melakukan wawancara pada pasien mengenai keluhan yang
dirasakan pasien di setiap kali penulis melakukan sift sehingga data tentang
perkembangan keadaan pasien didapatkan dengan lebih lengkap dan aktual. Dengan
melakukan wawancara, penulis dapat melakukan pendekatan terapeutik, sehingga
pasien lebih percaya, kooperatif dan pasien dapat mengatakan dengan detail tentang
keluhan yang dirasakan.
b. Observasi
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks dalam kegiatan
mengamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh data tentang masalah
kesehatan klien (Hadi Sutrisno, 2013). Observasi tersebut meliputi aspekfisik,
mental, sosialdan spiritual.
Penulis melakukan observasi dan pemeriksaan fisik pada pasien kelolaan
dengan pendekatan IPPA (Inspeksi, Palpasi, Perkusi dan Auskultasi) pada paru
serta pemeriksaan pada sistem tubuh pasien mulai dari kepala sampai kaki (Head
to toe).
c. Studi dokumentasi
Penulis melakukan studi dokumentasi sesuai dengan hasil pemeriksaan
diagnostik pada pasien dan data lain yang relevan dari rekam medik untuk
membantu dan melengkapi data keperawatan yang diperlukan oleh penulis yaitu
Foto thorax, pemeriksaan laboratorium (darah rutin). Dengan adanya hasil dari studi
dokumentasi, hal ini sangat membantu penulis untuk menunjang ditegakannya
diagnosa penyakit Asma Bronkhial. Selain itu penulis juga dapat menemukan data-
data yang abnormal utnuk menegakan diagnosa keperawatan yang dialami pasien.
4. Instrumen Studi Kasus
Instrumen yang digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan data yaitu
ballpoint, buku dan recorder atau HP. Ballpoint dan buku digunakan untuk menuliskan
informasi data yang didapat dari pasien atau keluarga. Sedangkan recorder atau HP
digunakan untuk merekam saat wawancara.
5. Proses Studi
a. Identifikasi Kasus
Penulis mengambil kasus dengan judul Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Dengan Gangguan Sistem Pernafasan : Asma Bronkhial Diruang x RSUD x.
b. Pemilihan Kasus
Pada kesempatan ini penulis memilih kasus dengan judul Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan : Asma Bronkhial
Diruang x RSUD x. Penulis memilih kasus tersebut karena sesuai dengan latar
belakang masalah penulis, angka kejadian asma bronkhial semakin tahun semakin
meningkat, tidak hanya itu dampak dari asma bronkhial ini bukan hanya fisik,
psikologis, ataupun fungsional, asma juga berpengaruh terhadap kualitas hidup
penderitanya bahkan meningkatkan angka morbiditas dan kematian. Sehingga
penulis tertarik untuk mengelola pasien dengan gangguan sistem pernafasan :
Asma Bronkhial.
b. Kerja Lapangan/ Pengelolaan Kasus
Penulis telah mengelola kasus selama 3 hari, selama pelaksanaan asuhan
keperawatan langkah pertama yang telah penulis lakukan yaitu dengan
memperkenalkan diri dan menyampaikan tujuan dari penulis. Setelah itu penulis
meminta persetujuan kepada pasien dan keluarga untuk dijadikan pasien kelolaan
selama 3 hari berturut- turut dengan adanya bukti penandatanganan surat
persetujuan sebagai pasien kelolaan.
Setelah pasien dan keluarga setuju penulis langsung melakukan pengkajian
sesuai dengan format yang digunakan oleh penulis, setelah melakukan pengkajian
lalu penulis melakukan pemeriksaan fisik secara Head To Toe pasien. Setelah data
lengkap penulis langsung merumuskan diagnosa dan menyusun intervensi, dan
hari itu juga penulis akan melaksanakan implementasi sesuai dengan intervensi
yang telah dirumuskan. Penulis juga membantu kebutuhan pasien yang memang
pasien dan keluarga tidak bisa melakukannya sendiri. Setelah melakukan
implementasi, penulis selanjutnya melakukan evaluasi pada setiap akhir shift.
c. Pengolahan Data
Pengolahan data yang digunakan oleh penulis meliputi reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan.
d. Interpretasi Data
Interpretasi data bertujuan untuk menentukan masalah pada klien,
menentukan masalah klien yang pernah dialami, dan menentukan keputusan.
6. Tempat dan Waktu Studi Kasus

a. Tempat pelaksanaan
Tempat pelakaksanaan studi kasus ini dilaksanakan di RSUD x.
b. Waktu pelaksanaan
Studi kasus dilakukan selama tiga hari di ruang x RSUD x.
7. Etika Studi Kasus
Studi kasus yang dilakukan oleh penulis berpedoman pada etika studi kasus
yang dibuat dalam proposal KTI, berdasarkan etika dan perencanaan proses
pengambilan kasus hingga pelaksanaan informed consent pada pasien.
a. Selt determination
Pasien diperlakukan secara manusiawi. Penulis melakukan asuhan
keperawatan dengan menjelaskan tujuan, manfaat, serta prosedur terlebih dahulu.
Selain itu pasien mempunyai hak memutuskan apakah mereka bersedia menjadi
pasien ataupun tidak, tanpa adanya sanksi apapun atau akan berakibat terhadap
kesembuhannya. Jadi pasien bersedia sebagai pasien kelolaan tanpa adanya
paksaan dari penulis ataupun dari keluarga pasien.
b. Right to privacy
Pasien mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus
dirahasiakan. Penulis menjaga data tentang pasien dari pihak yang tidak
berwenang dan tidak bersangkutan. Penulis mencatumkan nama pasien hanya
dengan inisial.
c. Confidentiality
Semua informasi yang diberikan tentang pasien mengenai identitas,
keluhan, penyakit yang dialami dan tentang data-data lain (pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang) tetap penulis rahasiakan. Penulis memberikan informasi
tentang pasien hanya kepada yang berwenang (perawat ruangan dan keluarga yang
diperbolehkan mengetahui keadaan pasien). Hal ini penulis lakukan untuk
menjaga hak pasien tentang terjaminnya kerahasiaan data-data pasien dari pihak
yang tidak berwenang dan pihak yang bersangkutan.
d. Right to Justice
Prinsip keterbukaan dalam penelitian mengandung makna bahwa penelitian
dilakukan dengan jujur, tepat, cermat, hati- hati dan dilakukan secara profesional.
Prinsip keadilan mengandung makna bahwa penelitian memberikan keuntungan
dan beban secara merata sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan sebjek.
e. Beneficience
Prinsip ini mengandung makna bahwa peneliti harus melakukan serta menjelaskan
segala prosedur dan tindakan sesuai SOP yang ada. Peneliti harus
mempertimbangkan rasio antara manfaat dan kerugian dari penelitian.
f. Informed Concent
Sebelum pengambilan data dilakukan, penulis memperkenalkan diri kepada
pasien dan keluarga untuk memberikan penjelasan tentang judul studi kasus.
Deskripsi tentang tujuan pencatatan, menjelaskan hak dan kewajiban pasien.
Setelah dilakukan penjelasan dan pasien bersedia dijadikan pasien kelolaan,
penulis melakukan persetujuan sesuai dengan apa yang sudah penulis jelaskan.

Anda mungkin juga menyukai