Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah dengan kandungan bahan organic yang tinggi akan membentuk
struktur komunitas yang sangat kompleks sehingga keragaman biota tanah
akan tinggi. Semakin tinggi keragaman biota dalam tanah akan menyebabkan
keseimbangan ekosistem baik di atas tanah maupun di dalam tanah sendiri.
Keseimbangan ekosistem ini akan menghindari kemungkinan outbreaknya
suatu hama maupun pathogen tanaman.
Pengaruh bahan organic terhadap sifat fisik-kimia sangat penting artinya
unutk mengontrol pengambilan unsur hara oleh tanaman dan sifat retensi
unsur-unsur hara dalam tanah serta mengurangi pengaruh beracun pada tanah-
tanah yang bereaksi masam.
Upaya menjadikan tanah agar memenuhi kriteria dapat dilakukan melalui
pengelolaan lahan secara praktis dengan cara mengoptimalkan proses-proses
seperti dijumpai pada tanah alami. Pengalaman menunjukkan bahwa
pembudidayaan intensif secara terus-menerus melalui input anorganik tinggi
tidak mendukung produksi pertanian berkelanjutan. Tanah harus berfungsi
secara efektif hari ini dan berlanjut untuk berproduksi jangka panjang atau
berkelanjutan.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui ciri indicator tanah yang sehat meliputi sifat fisik, sifat
biologi dan sifat kimia.
2. Untuk mengetahui cara mengendalikan OPT melalui factor edafik.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ciri-ciri Indikator Tanah yang Sehat, meliputi dari Segi Fisik, Biologi,
dan Kimia.
 Dari Segi Sifat Fisik
a. Drainase baik, tidak mengeras sesuai panen.
b. Cepat menyerap hujan.
c. Mampu menyimpan air selama musim kering.
d. Mempunyai bongkah-bongkah tanpa lapisan cadas (harpan).
e. Tahan terhadap erosi.
f. Subur dan memberi aroma yang khas.
(Anonymous a, 2011)
 Dari Segi Sifat Biologi
a. Menunjang kehidupan jasad penghuni tanah.
b. Populasi organisme parasite di dalam tanah rendah.
c. Populasi organisme yang menguntungkan tinggi.
d. Gangguan tumbuhan pengganggu rendah.
(Anonymous b, 2011)
 Dari Segi Sifat Kimia
a. Tidak butuh banyak pupuk untuk bereproduksi tinggi.
b. Nutrisi untuk pertumbuhan tanaman cukup tersedia.
c. Memiliki PH 6,7-7
d. Mempunyai garam-garam dalam jumlah banyak sebagai bahan makanan
dan tumbuhan.
(Anonymous c, 2011)

2.2 Pengendalian OPT Melalui Faktor Edafik


Faktor edafik adalah salah satu upaya dalam pengendalian peledakan hama
secara alami. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan, antara lain:

2
a. Penambahan Bahan Organik
Apabila pasokan bahan organic tinggi maka akan membentuk struktur
komunitas yang kompleks sehingga keragaman biota tinggi, maka akan
menyebabkan keseimbangan ekosistem baik di atas maupun di dalam
permukaan tanah. Bahan organic juga berfungsi sebagai makanan bagi
musuh alami, dengan begitu musuh alami akan terjaga dan musuh alami
tersebut akan memakan pathogen-patogen yang ada di sekitar tanah
tersebut, sehingga tidak akan terjadi peledakan hama.
b. Tanaman Penutup Tanah
Tanaman penutup tanah tumbuh di bawah tanaman utama. Dan akan
tetap tumbuh walaupun tanaman utama tidak ada. Tanaman penutup tanah
masuk ke dalam tanah dan menjadikan pupuk hijau. Selain itu tanaman
penutup tanah dapat meningkatkan bahan organic tanah, meningkatkan
aktifitas mikroba dan menekan penyakit tanaman.
c. Rotasi Tanaman
Rotasi tanaman dapat menurunkan populasi. Rotasi tanaman pada
dasarnya akan mempengaruhi organisme yang dirizosfir untuk
mempengaruhi akar tanaman dan produksi tanaman. Rotasi tanaman
berarti mengolah beberapa pathogen akar dan organisme yang
menguntungkan, terutama agen control.
d. Solarisasi Tanah
Solarisasi tanah adalah suatu metode pasteurisasi efektif untuk
menekan banyak spesies nematode. Metode ini efektif bila cukup cahaya
matahari pada musim panas. Tanah diberi plastic transparan selama 6-8
minggu. Panas matahari akan diperangkap oleh plastic, sehingga
menaikkan temperatur tanah.
(Djafaruddin. 1991)

3
BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

 Alat :

1. Baskom : untuk wadah organisme dari corong berlese yang jatuh.

2. Kamera : untuk mendokumentasikan setiap kegiatan.

3. Cawan Petri : untuk tempat pengamatan organisme.

4. Mikroskop Binokuler : untuk mengamati organisme yang tidak kasat mata

5. Buku KDS : untuk mengidentifikasi specimen.

6. Corong Berlese : untuk menyaring dan mendapatkan organisme tanah.

7. Kresek Hitam : untuk tempat tanah.

8. Cetok : untuk mengambil tanah.

9. Lampu : untuk memberi cahaya pada corong berlese yang terdapat tanah.

 Bahan :

1. Detergen : untuk menegangkan kerapatan air, agar organisme yang

didapat tidak hilang.

2. Air : sebagai pelarut detergen.

3. Tanah Pertanian Organik : sampel tanah yang akan diamati.

4
3.2 Cara Kerja

Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.

Membersihkan bekas tanah pada saringan yang ada pada


tabung corong berlese.

Buat larutan sabun (detergen).

Masukkan tanah ke dalam tabung corong berlese.

Tutup corong.

Nyalakan lampu.

Biarkan selama 24 jam

Amati

Spesimen kasat mata (makro) Spesimen tidak kasat mata (mikro)

Ambil dan Tiriskan Ambil larutan & letakkan pada cawan petri

Letakkan pada cawan petri Amati dengan Mikroskop Binokuler

Dokumentasi Dokumentasi

Identifikasi Identifikasi
(KDS/Internet)

5
3.3 Analisa Perlakuan

Pengendalian OPT melalui factor edafik dilakukan dengan cara


memperbaiki sifat fisik tanah dengan penambahan atau pengelolaan bahan
organic tanah. Dalam kegiatan praktikum kali ini, bertujuan untuk mengetahui
organisme yang ada pada tanah.

Pertama yang kita lakukan adalah menyiapkan alat dan bahan yang
dibutuhkan. Kemudian membersihkan bekas tanah pada saringan yang ada
pada tabung corong berlese, agar tanah yang dipakai oleh kelompok
sebelumnya tidak bercampur. Membuat larutan sabun detergen untuk
menangkap organisme, karena detergen dapat meregangkan kerapatan air.
Setelah itu, memasukkan sampel tanah pertanian organic dan biarkan selama
24 jam.

Setelah 24 jam, kita melakukan pengamatan pada organisme yang berasal


dari tanah organic tersebut. Apabila specimen kasat mata atau dapat dilihat
dengan jelas, maka langsung diidentifikasi menggunakan buku KDS. Apabila
specimen tersebut tidak kasat mata, amati dengan mikroskop binokuler yang
kemudian diidentifikasi menggunakan buku KDS. Yang terakhir adalah
mendokumentasikan setiap cara kerja kegiatan praktikum.

6
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Dokumentasi

7
4.2 Identifikasi Spesimen yang Ditemukan

Tanah sistem pertanian organik pada tanah makro


 Cacing Tanah yang ditemukan ada 1.
Klasifikasi Cacing Tanah
Kerajaan : Animalia
Filum : Annelida
Kelas : Clitellata
Ordo : Haplotaxida
Famili : Acanthodrilidae
Genus : Lumbricus
Spesies : Lumbricus terrestris
(Anonymous d, 2011)
 Semut ada 9 yang nampak.
Klasifikasi Semut
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta

8
Ordo : Hymenoptera
Familia : Formicidae
Genus : Formica
Spesies : Formica yessensis
(Anonymous d, 2011)
 Spesimen Y
Klasifikasi Spesimen Y
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Ordo : Diptera
Sub Ordo : Nematocera
Infraorder : Bibionomorpha
Superfamili: Scianiodea
Family : Mycetophilidae
(Sulthoni, A. dan Subyanto. 1991)
 Spesimen X
Klasifikasi Spesimen X
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Neuroptera
Subordo : Hemerobiiformia
Superfamily: Chrysopoidae
Family : Chrysopidae
(Sulthoni, A. dan Subyanto. 1991)

Tanah sistem pertanian organik pada tanah mikro tidak ada spesimennya.

4.3 Peranan Spesimen yang Ditemukan Dalam Ekosistem


 Cacing Tanah
Cacing tanah berperan sangat penting terutama dalam bidang pertanian.
Cacing tanah dapat menggemburkan tanah dan membolak-balik tanah agar

9
tanah dapat terjaga keseimbangannya dalam lingkungan. Dengan begitu
tanaman yang ditanam dengan kondisi banyak terdapat cacing tanah, maka
tanaman tersebut akan dapat tumbuh subur karena cacing tanah dapat
mengolah unsur hara yang terkandung dalam tanah tersebut.
(Anonymous e, 2011)
 Semut
Peran semut bagi ekosistem, misalnya peranannya sebagai perantara proses
perombakan oleh organisme yang lain. Aktivitas semut di dalam tanah
(mereka bertindak sebagai pengolah tanah, misalnya pada saat pembuatan
sarang) secara tidak langsung mempengaruhi tekstur tanah, yang pada
gilirannya akan mempercepat proses penguraian. Membuat sarang di dalam
tanah terbukti mampu memodifikasi kelimpahan organisme tanah sehingga
proses dekomposisi dapat berjalan dengan baik.
(Paris et al., 2008).
 Spesimen X dan Y
Dalam ekosistem peranan spesimen X dan Y belum diketahui karena kami
memperoleh data dari kelompok lain, sehingga kami belum tahu pasti apa
peranan spesimen X dan Y tersebut bagi ekosistem. Tetapi menurut data dari
kelompok lain spesimen X adalah sebagai predator yaitu memangsa
binatang lain. Sedangkan specimen Y belum dapat diketahui.

4.4 Pembahasan (Kaitkan Spesimen Yang Ditemukan Dengan Kondisi


Tanah Yang Di Bawah)

Dalam praktikum yang telah dilakukan, pada tanah mikro dalam pertanian
organik, ditemukan spesimen yaitu cacing tanah dan semut. Apabila specimen
yang ditemukan dikaitkan dengan kondisi tanah yang ada di bawah seperti
cacing tanah, sedangkan cacing tanah yang ditemukan pada tanah tersebut
hanya satu cacing tanah, dapat disimpulkan bahwa kondisi tanah tidak terlalu
subur. Hal ini dikarenakan cacing tanah sangat berperan penting dalam proses
kesuburan tanah.

10
Selain jumlah cacing tanah yang sedikit, jumlah semut yang banyak yaitu
ditemukan ada 9 semut yang nampak, juga menunjukkan bahwa kondisi tanah
mungkin sedikit liat berpasir karena semut menyukai kondisi tanah yang
seperti itu, sedangkan cacing tanah hanya dapat hidup pada tanah liat karena
PHnya sesuai dengan kondisi cacing tanah. Apabila tanahnya memiliki tekstur
liat berpasir maka PHnya sudah tidak sesuai dengan cacing tanah dan hal itu
ditunjukkan dengan jumlah cacing tanah yang sedikit yaitu hanya ada satu dan
ada 9 semut yang nampak.

11
BAB V

PENUTUP

5.1 Penutup
Faktor edafik adalah salah satu upaya dalam pengendalian peledakan hama
secara alami. Ciri-ciri Indikator Tanah yang Sehat, meliputi dari Segi Sifat
Fisik antara lain : Drainase baik, tidak mengeras sesuai panen, cepat menyerap
hujan, mampu menyimpan air selama musim kering, mempunyai bongkah-
bongkah tanpa lapisan cadas (harpan), tahan terhadap erosi, subur dan
memberi aroma yang khas. Dari Segi Sifat Biologi adalah menunjang
kehidupan jasad penghuni tanah, populasi organisme parasite di dalam tanah
rendah, populasi organisme yang menguntungkan tinggi, dan gangguan
tumbuhan pengganggu rendah. Dari Segi Sifat Kimia yaitu tidak butuh banyak
pupuk untuk bereproduksi tinggi, nutrisi untuk pertumbuhan tanaman cukup
tersedia, memiliki PH 6,7-7, dan mempunyai garam-garam dalam jumlah
banyak sebagai bahan makanan dan tumbuhan. Pengendalian OPT Melalui
Faktor Edafik dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu Penambahan Bahan
Organik, Tanaman Penutup Tanah, Rotasi Tanaman dan Solarisasi Tanah.

Dari hasil praktikum yang dilakukan didapatkan bahwa tanah pertanian


organik pada tanah makro terdapat 1 cacing dan 9 semut yang nampak,
sedangkan pada tanah mikro tidak ada spesimen yang ditemukan. Dapat
dibuktikan bahwa dengan ditemukan spesimen yaitu satu cacing tanah dan 9
semut, maka kondisi tanah tidak terlalu subur. Hal ini karena cacing tanah
sangat berperan penting dalam proses kesuburan tanah dan semut lebih
menyukai habitat yang kering.

5.2 Saran
Untuk asisten praktikum sudah cukup baik untuk penjelasan. Untuk
praktikum, terutama faktor edafik menurut saya tidak efisien karena kita tidak
tahu cara kerjanya langsung dan juga dalam pengambilan sampel tanah.

12
DAFTAR PUSTAKA

a.
Anonymous 2011. http://tinniedon2-sifatfisiktanah.blogspot.com/ Diakses pada
tanggal 11 Desember 2011

b.
Anonymous 2011.http://www2.dpi.qld.gov.au/extra/pdf/hort/healthysoil.pdf
Diakses pada tanggal 11 Desember 2011

c.
Anonymous 2011. http://www.chem-is try.org/artikel_kimia/berita/hopanoid_
indikator_kimia_bagi_ kesuburan_tanah/ Diakses pada tanggal 11 Desember 2011

Anonymous d, 2011. http://id.wikipedia.org/. Diakses pada tanggal 11 Desember


2011

e
Anonymous , 2011.http://www.e-dukasi.net/index.php?mod=script&cmd=Bahan%
20Belajar/Modul%20 Online/view&id=96&uniq=2061 Diakses pada tanggal 11
Desember 2011

Djafaruddin. 1991. Pengendalian Hama Dan Penyakit Tanaman Secara Terpadu.


Fakultas Pertanian Unand. Padang.

Paris, C.I., M.G. Polo, C. Garbagnoli, P. Martinez, G. S. de Ferre, & P.J.


Folgarait. 2008. Litter decomposition and soil organisms within and outside
ofCamponotus punctulatus nests in sown pasture in Northeastern
Argentina.Applied Soil Ecology 40: 271 – 282.

Sulthoni, A. dan Subyanto. 1991. Kunci Determinasi Serangga. Yayasan Pembina


Fakultas Kehutanan UGM : Kanisius.

13
LAMPIRAN ( DOKUMENTASI PENGAMBILAN SAMPLE TANAH )

14

Anda mungkin juga menyukai