PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Pada awalnya, kontrasepsi seringkali dianggap sebagai cara untuk
mengurangi resiko kehamilan atau mengurangi jumlah penduduk. Seiring
dengan perkembangan, kontrasepsi tersebut sekarang menjadi bagian dari
masalah kesehatan lanjutan. Keberadaan metode dan alat-alat kontrasepsi
terkini memaksa para penyelenggara pelayanan keluarga berencana untuk
memperbaharui pengetahuannya. Masalah-masalah kontrasepsi telah
memasuki tahapan yang jauh lebih rumit, yaitu menyangkut masalah
kesetaraan gender dan hak asasi manusia. Berbagai kontraversi timbul
dalam perkembangan teknologi kontrasepsi selama ini, khususnya
mengenai dampak negatif penggunaan kontrasepsi bagi wanita dalam
jangka panjang tetapi sangat sedikit penyampaian informasi tentang dampak
positif kontrasepsi kepada reproduksi wanita. Padahal kontrasepsi tidak
hanya memiliki dampak negative, tetapi dampak positif seperti mencegah
jenis kanker tertentu dan anemia yang seringkali pada wanita di Indonesia.
Bagi para ilmuwan, petugas pelayanan kesehatan dan KB agar
mereka mampu mengikuti perkembangan alat, obat, dan cara kontrasepsi
terkini. Teknologi Kontrasepsi Terkini merupakan suatu upaya untuk
pemutakhiran informasi dan teknologi kontrasepsi. Penggunaan istilah
teknologi terkini, tidaklah identik dengan menggunaan peralatan canggih
dan piranti yang mahal. Istilah ini diartikan sebagai teknologi tepat untuk
institusi pelayanan yang dilaksanakan oleh petugas yang kompeten dan
memberi manfaat maksimal bagi masyarakat atau keluarga yang
membutuhkan pelayanan kontrasepsi berkualitas. Pemahaman teknologi
terkini, juga diharapkan dapat mengurangi atau menghilangkan masalah
medis diantara petugas klinik yang sebelumnya menjadi penghambat akses
bagi keluarga yang membutuhkan pelayanan KB.
1
KB menurut Undang-Undang No.10 tahun 1992 dalam Arum dan Sujiatini
(2011) tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera
adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui
pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan
keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera.
Sedangkan menurut Saifuddin (2006), pencegahan kematian dan kesakitan ibu
merupakan alasan utama diperlukannya pelayanan keluarga berencana dan
membebaskan wanita dari rasa khawatir terhadap terjadinya kehamilan yang tidak
diinginkan, terhadap gangguan fisik atau psikologis akibat tindakan abortus yang
tidak aman serta tuntutan perkembangan sosial terhadap peningkatan status
perempuan di masyarakat.
2
menjadi 2,33 per anak per ibu, kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi sebesar
10,26% peserta KB aktif 21,7% dan tingkat putus pakai kontrasepsi 25,3%.
1.3 Tujuan
Agar mahasiswa kesehatan mengetahui dan memahami perannya dalam
pemberian KB
1.4 Manfaat
Agar pembaca dapat memahami aspek sosial budaya yang dapat
mempengaruhi program KB
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
kontrasepsi. Keluarga Berencana yaitu membatasi anak dimana dalam satu
keluarga hanya diperbolehkan hanya memiliki dua atau tiga anak saja.
Keluarga berencana yang diperbolehkan adalah suatu usaha pengaturan dan
penjarangan kelahiran atau pencegahan kehamilan sementana atas
kesepakatan suami-istri karena situasi dan kondisi tertentu. Dengan
demikian, KB mempuyai arti yang sama dengan istilah family planning.
a. Pil KB
Pil KB bersifat temporer dan dibagi ke dalam 2 golongan yaitu golongan
progresteron dan kombinasi progresteron-estrogen. Alat kontrasepsi ini
masih tergolong murah, namun cukup merepotkan karena harus rutin
dikonsumsi setiap hari. Bahkan untuk beberapa jenis pil KB, kamu harus
meminumnya di jam yang sama tidak boleh berbeda untuk memaksimalkan
tingkat keberhasilannya. Meskipun begitu, tingkat keberhasilan dalam
penggunaan alat kontrasepsi ini terbilang cukup baik, tingkat kegagalan
hanya 8% jika penggunaanya menggunakan secara teratur. Selain itu, pil
KB memiliki efek samping yaitu:
Meningkatkan resiko darah tinggi dan penyakit kardiovaskular
Peningkatan berat badan
Dapat mengganggu produksi ASI
Rasa mual
Sakit kepala dan terkadang ada rasa tidak nyaman pada payudara
b. Suntik KB
Suntik KB dibagi menjadi 2 tipe, ada yang menunda kehamilan selama
1 bulan ada pula untuk 3 bulan. Jenis kontrasepsi ini hampir mirip dengan
pil KB, namun jika pil KB harus rutin dikonsumsi setiap hari, sedangkan
suntik rutin setiap 1 atau 3 bulan sekali. Adapun efek samping dari suntik
KB ini yaitu:
Rasa mual
Penningkatan berat badan
5
Perdarahan diluar jadwal menstruasi atau bahkan tidak menstruasi
sama sekali
Sakit kepala
Jerawatan
c. Implan/Norpant/susuk
Kontrasepsi ini merupakan penanaman sebuah benda kecil yang
dimasukkan ke bagian bawah kulit. Meski harganya relatif mahal
dibandingkan menggunakan pil atau suntik KB tingkat kegagalan sangat
baik yaitu hanya 1%. Dan bagi ibu yang masih menyusui, dapat
menggunakan jenis KB ini karena tidak mengganggu produksi ASI. Efek
samping dari penggunaan implan:
Rasa nyeri dibagian lengan atas atau tempat implan ditanam
Menstruasi tidak teratur
Peningkatan berat badan
Kesulitan hamil kembali setelah implan dilepas.
d. IUD/Spiral
IUD (Intra Uterine Device) atau dikenal dengan kontrasepsi spiral ini,
merupakan salah satu alat kontrasepsi yang cukup diminati oleh banyak
pasangan di Indonesia. Selain karena jangka waktu pencegahan kehamilan
yang cukup lama, tidak memerlukan perawatan rumit, juga tingkat
kegagalannya rendah.
IUD bisa diletakkan didalam rahim untuk menghadang sel sperma
menembus sel telur. Terdapat jenis IUD yaitu yang terbuat dari tembaga
yang dapat bertahan selama 10 tahun dan yang mengandung hormon yang
bertahan selama 5 tahun. efek samping penggunaan IUD yaitu:
Keram perut atau rasa sakit pada bagian bawah perut
Pendarahan yang cukup banyak saat menstruasi atau bahkan
menstruasi tidak teratur
Dapat terjadi infeksi jika tubuh menolak keberadaan IUD
6
e. Vasektomi
Vasektomi adalah tindakan KB yang dilakukan untuk menghentikan
aliran sperma dengan cara menutup saluran vas deferens pada pria. Hal ini
memerlukan tindakan medis atau operasi dan bersifat permanen. Bagi
pasangan yang tidak ingin memiliki keturunan lagi biasanya akan
menggunakan cara ini sebagai salah satu option mencegah kehamilan. Efek
samping vasektomi:
Bisa terdapat darah di dalam air mani
Memar pada testis beberapa bulan pasca operasi
Pendarahan atau pembekuan darah pada area testis
Infeksi pasca operasi
Perasaan tidak nyaman pasca operasi.
f. Tubektomi
Tubektomi merupakan tindakan KB permanen atau sterilisasi pada
perempuan yang dilakukan dengan cara memotong atau menutup tuba falopi
sehingga sel telur tidak masuk kedalam rahim, sekaligus menghalangi
sperma untuk masuk ke dalam tuba falopi. Efek sampingnya:
Nyeri pada panggu atau perut
Infeksi pasca operasi
Pendarahan
Komplikasi
Beberapa orang juga dapat mengalami hamil.
2.4 Tujuan KB
7
Meningkatkan kesadaran kepada masyarakat terhadap masalah
kependudukan dalam melembagakan normal keluarga kecil bahagia
sejahtera.
Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi
Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi
Meningkatkan kesehatan keluarga berencana dengan cara penjarangan
kelahiran
Meningkatkan dan memantapkan peran dan tanggung jawab pasangan usia
subur dan generasi muda dalam penanggulan masalah kependudukan.
a. Kepadatan penduduk
b. Piramida Penduduk
8
terkenal dengan kebijakan ‘satu anak cukup’ kebijakan ini diduga banyak
menyebabkan terjadinya aksi pembunuhan bayi, pengguguran kandungan,
serta sterilisasi wajib. Indonesia juga menerapkan pengendalian penduduk
yang dikenal dengan program keluarga berencana (KB), meski program ini
cenderung bersifat persuasif. Program ini dinilai berhasil menekan tingkat
pertumbuhan penduduk Indonesia.
BAB III
9
PEMBAHASAN
Faktor sosial budaya tidak dapat dihindari dan memegang peranan penting
dalam perilaku masyarakat. Aspek inilah yang menjadikan masyarakat berpikir
sebagai dasar pertimbangan untuk menerima suatu hal dalam perubahan. Pengaruh
Kepercayaan Serta Budaya Terhadap Kb. Pandangan setiap agama terhadap KB
berbeda-beda sesuai dengan ajarannya masing- masing, salah satu contoh agama
islam yang memperbolehkan KB dengan alasan KB dianggap penting untuk
menjaga kesehatan ibu dan anak, akan tetapi ada juga yang berpendapat bahwa KB
tiddak boleh dilakukan dengan alasan AL-quran tidak memperbolehkan memakai
alat kontrasepsi karna dianggap membunuh bayi. (2010. agama, kesehatan dan
keperawatan, Jakarta: trans info media.)
10
Mereka berpikir anak adalah aset, sehingga mereka percaya bahwa banyak
anak banyak rezeki.
Selain kepercayaan, adat istiadat yang masih ketara hingga saat ini yang
menghambat program KB adalah pilihan jenis kelamin. Contoh pada
masyarakat Bugis, harus ada anak perempuan, sehingga jika belum memiliki
anak perempuan mereka mencoba terus memiliki anak sampai mendapatkan
anak perempuan. Keadaan demikian menjadikan masyarakat menunda
penggunaan alat kontrasepsi dan memungkinkan masyarakat atau suatu
keluarga tersebut akan menghasilkan keturunan sampai melahirkan anak
dengan jenis kelamin yang diharapkan.
3. Faktor Pendidikan
Masyarakat dengan tingkat pendidikan tinggi akan lebih mudah
memahami manfaat dari program KB tersebut dan secara terbuka akan
menerima perubahan. Berbeda dengan masyarakat dengan status pendidikan
yang rendah, mereka cenderung memiliki tingkat pemahaman yang buruk
terhadap program KB dan cenderung lebih percaya pada kepercayaan yang
mereka anut. Contoh pada wanita yang berpendidikan menginginkan
11
keluarga berencana yang efektif, namun tidak rela untuk mengambil resiko
yang terkait dengan metode kontrasepsi
4. Faktor Ekonomi
Masyarakat akan berpikir ulang ketika mengeluarkan alat kontrasepsi
dalam bentuk mekanik maupun kimiawi. Bagi mereka yang hidup dengan
pendapatan yang minim akan lebih mengutamakan kepentingan pangannya.
Namun, sebagai seorang tenaga kesehatan yang memiliki tugas dan andil
untuk mensukseskan program ini, tentunya kita menjadi paham bahwa
kesuksesan suatu program kesehatan masyarakat tidak hanya di pengaruhi
oleh program itu sendiri, akan tetapi oleh faktor lain. Seperti sosial budaya
yang ada dalam masyarakat menunjukkan bahwa pendapatan, pendidikan,
adat istiadat dan agama maupun kepercayaan merupakan faktor yang penting
dalam partisipasi dalam program keluarga berencana (KB). Contoh pada
keluarga dengan penghasilan cukup akan lebih mampu mengikuti program
KB daripada keluarga yang tidak mampu ekonominya
1) Kemanan
2) Perlindungan terhadap penyakit menular seksual
12
3) Efektifitas
4) Pilihan pribadi dan kecenderungan
5) Education needed
6) Efek samping
7) Pengaruh pada kepuasan seksual
8) Ketersediaan
9) Biaya
10) Agama dan kepercayaan
11) Budaya
12) Informed conset
BAB IV
13
PENUTUP
4.1Kesimpulan
4.2 Saran
Sebagai seorang tenaga kesehatan yang memiliki tugas dan andil
untuk mensukseskan program ini, tentu saja kita menjadi paham bahwa
keberhasilan suatu program kesehatan masyarakat tidak hanya di pengaruhi
oleh program itu sendiri melainkan oleh faktor lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
14
http://www.scribd.com/doc/49137268/ASPEK-SOSIAL-BUDAYA-
DALAPROGRAM-KB
http://www.geogle.co.id/Aspek Sosial Budaya Dalam Program KB
https://dokumen.tips/documents/aspek-sosial-budaya-yang-
mempengaruhi-program-kb.html. (Diakses pada 06 juli 2015).
15