Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

PEMBANGKIT TEGANGAN TINGGI AC

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Teknik Tegangan Tinggi

Disusun Oleh:

Muhammad Iqbal Faisal Zein NPM : 177002028

Acep Purnama NPM : 177002034

Deya Surya Diraja NPM : 177002018

Andrian yidistira NPM : 177002020

Eki Juana NPM : 177002023

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
terselesainya makalah yang berjudul “ PEMBANGKIT TEGANGAN TINGGI
AC”.
Proses terselesainya makalah ini melibatkan semua anggota kelompok dan
rekan – rekan yang telah membantu. Oleh karena itu kami ucapkan terimakasih
banyak kepada semua pihak yang telah terlibat dalam terselesaikannya paper ini.
Dan tak lupa juga kami ucapkan kepada dosen mata kuliah Teknik Tegangan Tinggi
Muhammad Aris Risnandar MT. yang senantiasa membimbing kami.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih banyak
kekurangan. Untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kekurangan
dari makalah ini dan kami juga menunggu kritik dan saran dari semua pihak agar
selanjutnya kami dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.

Tasikmalaya, 26 oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................i
Daftar isi........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................2
C. Tujuan Pembahasan..........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pembahasan......................................................................................3
BAB III PENUTUP
A. Simpulan..........................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Yang dimaksud dengan tegangan tinggi dalam dunia teknik tenaga


listrik (elektrik power engineering) adalah semua tegangan yang dianggap
cukup tinggi oleh kaum teknisi listrik sehingga diperlukan pengujian dan
pengukuran tegangan tinggi yang semuanya bersifat khusus dan
memerlukan teknik-teknik tertentu (sujektif), atau dmana gejala-gejala
tegangan tinggi mulai terjadi (objektif). Batas yang menyatakan kapan suatu
tegangan dapat dikatakan tinggi H.V (high Voltage), dan kapan sudah ahrus
dsebut tinggi sekali E.H.V (Extra High Voltage) serta Ultra tinggi U.H.V
(Ultra High Voltage).
Pengetahuan mengenai tegangan tinggi telah mengalami
perkembangan yang pesat. Terdapat tiga jenis tegangan tinggi yaitu
tegangan tinggi bolak-balik (AC), tegangan tinggi searah (DC), dan
tegangan tinggi impuls. Studi mengenai tegangan tinggi memiliki cakupan
yang cukup luas seperti pembangkitan tegangan tinggi, teknik isolasi, gejala
tembus listrik fenomena tegangan tinggi, medan listrik. Tegangan tinggi
memiliki berbagai manfaat dan aplikasi antara lain untuk sumber tenaga
listrik untuk mensuplai kebutuhan listrik, pengujian bahan isolasi,
kebutuhan studi dan penelitian di Laboratorium, penyerap elektrostatis,
pembangkit plasma, dan lain – lain.
Untuk menghasilkan tegangan tinggi dapat menggunakan peralatan
pembangkit tegangan tinggi bolak-balik (AC), peralatan pembangkit
tegangan tinggi searah (DC) dan peralatan pembangkit tegangan tinggi
impuls. Akan tetapi, peralatan pembangkit tegangan tinggi yang ada
sekarang ini masih dalam sistem yang besar, susah dalam

1
pengoperasiannya, dan memakan biaya yang mahal. Selain itu pembangkit
tegangan tinggi AC yang ada umumnya memiliki frekuensi rendah (50 Hz).
Untuk itu dibutuhkan sebuah alat pembangkit tegangan tinggi AC frekuensi
tinggi yang memiliki dimensi tidak terlalu besar, mudah di operasikan dan
tidak mahal,

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pembangkit tegangan tinggi ac dalam trafo uji tegangan


tinggi ?
2. Bagaimana pembangkitan tegangan tinggi dilakukan dengan rangkaian
resonansi seri ?
3. Bagaimana pembangkitan tegangan tinggi dilakukan dengan rangkaian
resonansi paralel ?

1.3 Tujuan Pembahasan

1. Mengetahui pembangkit tegangan tinggi dalam trafo uji


2. Mengetahui pembangkit tegangan tinggi dengan rangkaian
resonansi seri
3. Mengetahui pembangkit tegangan tinggi dengan rangkaian
resonansi parallel

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Trafo Uji Tegangan Tinggi

Tegangan tinggi bolak balik diperoleh dari suatu trafo yang disebut trafo uji,
yaitu trafo satu fasa yang mempunyai perbandingan belitan yang jauh lebih besar
daripada trafo daya.

Bagian utama trafo uji adalah isolasi yang digunakan untuk mengisolir
kumparan tegangan tinggi dengan inti, tangki, dan kumparan tegangan rendahharga
suatu trafo uji terutama ditentukan oleh harga isolasinya. Isolasi ini dirancang agar
mampu memikul tegngan maksimum yang dibangkitkan. Suatu trafo uji bekerja,
terjadi terpaan elektrik pada isolasinya. Tebal isolasi yang ddigunakan pada trafo
uji sebanding dengan terpaan elektrik yang dipikul isolasi tersebut. Jika tepaan
elektrik yang dipikul suatu isolasi semakin besar, maka isolasi harus semakin tebal
sehingga volume issolasi semakin bayak. Oleh karena itu, tepaan elektrik pada
isolais pada trafo uji harus diusahakan sekecil mungkin agar isolasi yang digunakan
juga sesdikit mungkin. Konstruksi lilitan dan isolasinya harus dirancang
sedemikian rupa sehingga dihasilkan terpaan elektrik merata.

A. Konstruksi trafo uji tegangan tinggi

trafo uji tegngan tingg i secara umum tidak mengalami masalah dngan
pendinginan karena umumnya dioperasikan dalam waktu singkat dan efek gaya
magnetik dapat diabaikan. Oleh sebab itu konstruksi trafo uji tegngan tinggi sagat
ditentukan oleh isolasi belitan. Trafo uji tegngan tinggi adalah trafo satu fasa
dengan frequensi sesuai dengan frequensi benda uji. Terkadang dipergunakan untuk
frequensi tinggi pada tegangan rating. Untu pengujian trafo, dipergunakan frequensi
rendah untuk menghindari saturesi inti besi. Dengan pertimbangan kesulitan isolasi
dan pertimbngan ekonomi, belitan tegangan tinggi umumnya dapat diisolasi sampai
dengan beberapa 100 kv. Sehingga untuk tegangan yang lebih tinggi dipergunakan
rangkaaian trafo bertingkat (cascade).

3
Gambar 2.1: diagram trafo uji

Konstruksi trafo uji:

1. inti besi

2. belitan primer atau belitan eksitasi LV

3. belitan sekunder HV

4. Shield grading medan

5. Tangki dan landasan medan dibumikan

6. Bushing HV

7. Tangki atau shell isolasi

8. Elektroda HV

B. Rangkaian satu tingkat

pada rangkaian satu tingkat, trafo memeiliki fluks utama bersama yang
artinya hanya terdiri dari sebuah inti besi.

4
Gambar 2.2: Rangkaian pengganti trafo uji satu tingkat . 1.inti besi, 2. Belitan
primer, 3. Belitan sekunder, 4. Belitan transfer.

Pada gambar di atas terlihat trafo memiliki inti besi, belitan primer, belitan
sekunder, dan belitan transfer. Belitan transfer terletak pada potensial sekunder
yang tidak diperlukan jikka trafo uji dioperasikan pada rangkaian satu tingkat tetapi
akan dipergunakan pada rangkaian bertingkat.

Gambar 2.3:Diagram trafo uji

Gambar 2.3 menunjukkan dua jenis kontruksi trafo uji tegangan tinggi salah
satu dari kontruksi itu menggunakan bushing yang berarti mempunyai permukaan
lebih luas dan ini mengakibatkan disipasi panas yang lebih baik, tetapi dengan

5
tambahan bushingtersebut diperlukan ruang yang lebih tinggi yang secara ekonomis
akan lebih mahal. Pada konstruksi yang lain bushing tidak dipergunakan sehingga
membutuhkan ruangan tidak terlalu tinggi akan tetapi disipasi panasnya kurang
baik karena terisolasi mantel. Konstruksi tanpa bushing ini umumnya dipergunakan
untuk rangkaian bertingkat. Untuk daya yang besar dimungkinkan menggunakan
pendingin seperti sirip pendingin.

C. Rangkaian pengganti trafo

Rangkaiain pengganti elektrik trafodapat dilihat pada gambar. Besaran


besaran rangkaian tersebut diperoleh dari uji hubung singkat yang menghasilkan
besaran bagian jalur lurus trafo dan dari uji rangkaian terbuka diperoleh besarab
bagian melintang trafo.

Gambar 2.4: Rangkaian pengganti trafo uji satu tingkat

D. Rangkaian bertingkat

Rangkaian bertingkat dipergunakan untuk trafo dengan ateganganm luaran


>=800 kv, karena kesulitan sistem isoslasi yang tidak lagi sesuai secara ekonomi,
rangkaian bertingkat bahkan sudah dipergunakan pada tegangan yang lebih rebdah
yakni pdada kisaran 300-500 kv. Keuntungan lain dari rangkaian bertoingkat adalah
berat keseluruhan peralatan uji akan terbagi dalam unit-unit tunggal. Hal ini
memudahkan dalam transfortasi dari perangkaiain unit unit pengujian.

Prinsip rangkaiain bertingkat dapat diihat pada gambar.

6
Gambar 2.5: Prinsip rangkaian trafo uji bertingkat

Pada rangkaian bertingkat terlihat kegunaan dari belitan transfer yakni


sebagai belitan eksitasi untuk belitan berikutnya. Suplai tegangan rendah
dihubungkan dengan belitan primer “1” trafo uji I yang menghasikan tegangan
luaranV, seperti dua trafo lainnya. Be;itan transfer “3” menyuplai primer unit
trafouji II. Belitan sekunder “2” kedua unit terhubung seri, sehingga menghasilkan
tegangan 2v. Proses unit III sama dengan unit II.

Kekurangan dari trafo uji bertingkat adalah pembebanan yang berat pada
belitan primer tingkatan terbawah. Pada gambar beban ditandai dengan P yang
merupakan perkalian tegangan dan arus untuk setiap belian. Untuk trafo uji 3
tingkat, kva luaran adalah 3p sehungga setiap belitan”2” membawa arus I=p/v. Jadi
hanya belitan primer trafo III yang terbebani dengan p, tetapi daya ini diambil dari
belitan transfer trafo II. Oleh sebab itu primer tingkat II terbebani 2p. Artinya total
daya 3P harus disediakan oleh primer trafi I, sehingga diperlukan dimensi yang
tepat untuk belitan primer dan belitan transfer.

E. Reaktansi hubung singkat trafo uji bertingkat

Sebuah trafo uji bertingkat mempunyai prinsip yang sama dengan trafo
dengan tiga belitan. Dengan mengabaikan arus magnetisasi dan rugi daya pada
belitan, trafo ini dapat digambarkan hanya dengan reaktansi ketiga belitan.
Reaktansi ini dapat diperoleh dengan ercobaan hubung singkat. Rangkaian
pengganti untuk n tingkat trafo uji dapat digambarkan pada gambar.

7
Gambar2.6 rangkaian pengganti trafo ideal n-tingkat

F. Tegangan lebih kapasitif

Trafo uji seara umum terbebani dengan benda uji yang secara umum bersifat
kapasitif, pembagi tegangan kapasitif, dan kapasitor kopling. Bahkan pada keadaan
tanpa bebanpun trafo uji telah terbebani kapasitif oleh kapasitansi belitan. Dalam
hubungan dengan induktansi parasit trafo uji yang cukup besar, hal ini dapat
menimbulkan tegangan lebih kapasitif yang cukup besar seperti yang diilustrasikan
pada gambar.

Gambar 2.7 : Tegangan lebih pada trafo uji karena beban kapasitif

Dengan besarnya arus kapasitif, arus magnetisasi yang elalui induktansi


utama dan rugi rugi besi dapat diabaikan. Tegangan lebih kapasitif diberikan dari
rangkaian pengganti hunung terbuka dilihat dari sisi sekunder (sisi tegangan tinggi).

8
2. Rangkian Resonansi Seri Pembangkit Tegangan Tinggi AC

Bentuk rangkaian sumber tegangan ini terdiri dari trafo yang di hubungkan
secara seri dengan beberapa reaktor yang dapat di ubah nilai impedansinya dan
dihubungkan secara seri dengan beban yang kapasitif.

Rangkaian pengganti dari susunan diatas adalah sebagai berikut :

Keterangan :

L1 dan L2 = induktansi bocor dari transformator

R1 dan R2 = tahanan dari belitan transformator

Lo = induktansi pemagnetan

Ro = tahanan pengganti kerugian inti

9
La dan Lb = reaktor yang nilai induktansinya dapat diubah

C = kapasitas beban dan terminal rangkaian.

Bilamana kebocoran dan kerugian trafo diabaikan terhadap nilai reaktor,


maka rangkaian dapat di sederhanakan menjadi seperti berikut :

Bila induktansi reaktor seluruhnya = Ln dan tegangan dari trafo adalah Vn


dan kapasitansi seluruh rangkaian adalah Cn ( nilai tinggi dari kapasitas beban ),
maka rangkaian tersebut akan mencapai resonansi bila :

XL = XC atau ωL = 1/ωC , maka :

Ω = 2πf ; fn = 1/2π ,

Nilai Ln diperoleh dari Ln = 1/ωC x Cn .

Bilamana tahanan dari belitan reaktor adalah kecil, R ≤ ω Ln , maka nilainya


dapat diabaikan, sehingga arus yang mengalir pada reaktor menjadi :

10
Bila kapasitor dari rangkaian beban adalah sebesar C, ( tidak sama dengan
Cn ) maka frekuensi dari rangkaian tersebut adalah :

Jadi nilai frekuensinya berubah sesuai dengan nilai C dari beban. Dari
persamaan dapat digambarkan hubungan antara arus pada saat Ct < Cn .

Ini menunjukan bahwa arus I selalu lebih kecil dari In untuk nilai Ct < Cn .

3. Rangkaian Resonansi Pararel Pembangkit Tegangan Tinggi AC

Resonansi paralel terjadi ketika frekuensi supply menciptakan perbedaan


fasa nol antara tegangan supply dan arus yang menghasilkan rangkaian resistif.
Dalam banyak hal rangkaian resonansi paralel sama persis dengan rangkaian
Resonansi Seri yang kita lihat dalam tutorial sebelumnya.
Keduanya adalah jaringan 3-elemen yang mengandung dua komponen
reaktif yang menjadikannya rangkaian urutan kedua, keduanya dipengaruhi oleh
variasi frekuensi supply dan keduanya memiliki titik frekuensi di mana kedua
komponen reaktifnya saling membatalkan sehingga memengaruhi karakteristik
rangkaian. Kedua rangkaian memiliki titik frekuensi resonansi.

11
Perbedaannya kali ini, adalah bahwa rangkaian resonansi paralel
dipengaruhi oleh arus yang mengalir melalui masing-masing cabang paralel dalam
rangkaian tangki LC paralel. Sebuah rangkaian tangki adalah kombinasi paralel dari
L dan C yang digunakan dalam jaringan penyaring baik pilih atau menolak
frekuensi AC. Pertimbangkan rangkaian paralel RLC di bawah ini.

Rangkaian RLC Paralel

Mari kita mendefinisikan apa yang sudah kita ketahui tentang rangkaian
RLC paralel.

Rangkaian paralel yang berisi resistansi, R, induktansi, L, dan kapasitansi,


C akan menghasilkan rangkaian resonansi paralel (juga disebut anti-resonansi)
ketika arus yang dihasilkan melalui kombinasi paralel dalam-fasa dengan tegangan
supply. Pada resonansi akan ada arus sirkulasi besar antara induktor dan kapasitor
karena energi osilasi, maka rangkaian paralel menghasilkan resonansi arus.

12
Sebuah rangkaian resonansi paralel menyimpan energi rangkaian di medan
magnet dari induktor dan medan listrik dari kapasitor. Energi ini terus-menerus
dipindahkan bolak-balik antara induktor dan kapasitor yang menghasilkan arus nol
dan energi ditarik dari supply. Hal ini karena sesuai nilai-nilai sesaat dari IL dan IC
akan selalu sama dan berlawanan dan karena arus yang ditarik dari supply adalah
penjumlahan vektor dari dua arus ini dan arus yang mengalir di IR.
Dalam solusi rangkaian resonansi paralel AC kita tahu bahwa tegangan
supply umum untuk semua cabang, jadi ini dapat diambil sebagai vektor referensi
kami. Setiap cabang paralel harus diperlakukan secara terpisah seperti rangkaian
seri sehingga total arus supply yang diambil oleh rangkaian paralel adalah
penambahan vektor dari arus cabang individu.
Lalu ada dua metode yang tersedia bagi kita dalam analisis rangkaian
resonansi paralel. Kami dapat menghitung arus di setiap cabang dan kemudian
menambahkan bersama-sama atau menghitung admitansi dari masing-masing
cabang untuk menemukan arus total.
Kita tahu dari sebelumnya resonansi seri yang resonansi terjadi ketika VL =
-VC dan situasi ini terjadi ketika dua reactances adalah sama, XL = XC. Admitansi
dari rangkaian paralel diberikan sebagai:

Resonansi terjadi ketika XL = XC dan bagian imajiner dari Y menjadi nol.


Kemudian:

13
Perhatikan bahwa pada resonansi, rangkaian paralel menghasilkan
persamaan yang sama seperti untuk rangkaian resonansi seri. Oleh karena itu, tidak
ada bedanya jika induktor atau kapasitor dihubungkan secara paralel atau seri.
Juga pada resonansi, rangkaian tangki LC paralel berfungsi seperti
rangkaian terbuka dengan arus rangkaian ditentukan oleh resistor, hanya R. Jadi
total impedansi dari rangkaian resonansi paralel pada resonansi hanya menjadi nilai
resistansi dalam rangkaian dan Z = R seperti yang ditunjukkan.

14
Dengan demikian pada resonansi, impedansi dari rangkaian paralel berada
pada nilai maksimum dan sama dengan resistansi dari rangkaian yang menciptakan
kondisi rangkaian dengan resistansi tinggi dan arus rendah. Juga di resonansi,
sebagai impedansi dari rangkaian tersebut adalah sekarang bahwa resistensi saja,
total arus, I akan “dalam-fasa” dengan tegangan supply, VS.
Kita dapat mengubah respons frekuensi rangkaian dengan mengubah nilai
resistansi ini. Mengubah nilai R mempengaruhi jumlah arus yang mengalir melalui
rangkaian pada resonansi, jika L dan C tetap konstan. Kemudian impedansi
rangkaian pada resonansi Z = RMAX disebut "impedansi dinamis" rangkaian.
Impedansi dalam Rangkaian Resonansi Paralel

Perhatikan bahwa jika impedansi rangkaian paralel maksimum pada


resonansi maka konsekuensinya, admitansi rangkaian harus minimum dan salah
satu karakteristik rangkaian resonansi paralel adalah admitansi/penerimaannya
sangat rendah sehingga membatasi arus rangkaian. Berbeda dengan rangkaian
resonansi seri, resistor dalam rangkaian resonansi paralel memiliki efek redaman
pada bandwidth bandwidth yang membuat rangkaian kurang selektif.
Juga, karena arus rangkaian konstan untuk nilai impedansi apa pun, Z,
tegangan melintasi rangkaian resonansi paralel akan memiliki bentuk yang sama
dengan impedansi total dan untuk rangkaian paralel, bentuk gelombang tegangan
umumnya diambil dari kapasitor.

15
Kita sekarang tahu bahwa pada frekuensi resonansi, ƒr yang masuk dari
rangkaian tersebut adalah minimal dan sama dengan konduktansi, G diberikan oleh
1/R karena dalam rangkaian resonansi paralel bagian imajiner dari admitansi, yaitu
susceptance, B adalah nol karena BL = BC seperti yang ditunjukkan.

Susceptansi pada Resonansi

Dari atas, Susceptansi atau kerentanan induktif , BL berbanding terbalik


dengan frekuensi yang diwakili oleh kurva hiperbolik. Susceptansi kapasitif , BC
berbanding lurus dengan frekuensi dan karena itu diwakili oleh garis lurus.
Kurva terakhir menunjukkan plot susceptansi total dari rangkaian resonansi
paralel versus frekuensi dan merupakan perbedaan antara kedua susceptansi itu.
Kemudian kita dapat melihat bahwa pada titik frekuensi resonansi jika melintasi
sumbu horizontal, susunan total rangkaian adalah nol.
Di bawah titik frekuensi resonansi, susceptansi induktif mendominasi
rangkaian yang menghasilkan faktor daya "tertinggal", sedangkan di atas titik
frekuensi resonansi, susceptansi kapasitif mendominasi yang menghasilkan faktor
daya "terkemuka".
Jadi pada frekuensi resonansi, atau arus yang diambil dari supply harus “in-
phase” dengan tegangan yang diterapkan secara efektif hanya ada resistansi yang

16
ada dalam rangkaian paralel, sehingga faktor daya menjadi satu atau kesatuan, ( θ
= 0° ).
Juga karena impedansi rangkaian paralel berubah dengan frekuensi, ini
membuat impedansi rangkaian “dinamis” dengan arus pada resonansi berada
dalam-fasa dengan tegangan karena impedans rangkaian bertindak sebagai
hambatan. Kemudian kita telah melihat bahwa impedansi dari rangkaian paralel
pada resonansi setara dengan nilai resistansi dan nilai ini harus, oleh karena itu
mewakili impedansi dinamis maksimum ( Zd ) dari rangkaian seperti yang
ditunjukkan.

Arus dalam Rangkaian Resonansi Paralel


Sebagai total susceptansi adalah nol pada frekuensi resonansi, admitansi
adalah minimal dan sama dengan konduktansi, G. Oleh karena itu pada resonansi
arus yang mengalir melalui rangkaian juga harus minimum karena arus cabang
induktif dan kapasitif sama ( IL = IC ) dan berada diluar-fasa 180°.
Kita ingat bahwa arus total yang mengalir dalam rangkaian RLC paralel
sama dengan jumlah vektor arus cabang individu dan untuk frekuensi tertentu
dihitung sebagai:

17
Pada resonansi, arus IL dan IC sama dan membatalkan sehingga
memberikan arus reaktif bersih sama dengan nol. Kemudian pada resonansi
persamaan di atas menjadi.

Karena arus yang mengalir melalui rangkaian resonansi paralel adalah hasil
dari tegangan dibagi dengan impedansi, pada resonansi impedansi, Z berada pada
nilai maksimumnya, ( = R ). Oleh karena itu, arus rangkaian pada frekuensi ini akan
berada pada nilai minimum V/R dan grafik arus terhadap frekuensi untuk rangkaian
resonansi paralel diberikan sebagai.

Arus Rangkaian Paralel dengan Resonansi

18
Kurva respons frekuensi dari rangkaian resonansi paralel menunjukkan
bahwa besarnya arus adalah fungsi frekuensi dan memplotnya ke grafik
menunjukkan kepada kita bahwa respons dimulai dari nilai maksimumnya,
mencapai nilai minimumnya pada frekuensi resonansi ketika IMIN = IR dan
kemudian meningkat lagi menjadi maksimum ketika ƒ menjadi tidak terbatas.
Hasil dari ini adalah bahwa besarnya arus yang mengalir melalui induktor,
L dan kapasitor, rangkaian tangki C dapat menjadi beberapa kali lebih besar dari
arus supply, bahkan pada resonansi tetapi karena mereka sama dan pada perlawanan
(180° out-of-phase) mereka secara efektif membatalkan satu sama lain.
Karena rangkaian resonansi paralel hanya berfungsi pada frekuensi
resonansi, tipe rangkaian ini juga dikenal sebagai Rangkaian Rejecter karena pada
resonansi, impedansi rangkaian berada pada batas maksimum sehingga menekan
atau menolak arus yang frekuensinya sama dengan frekuensi resonansinya. Efek
resonansi dalam rangkaian paralel juga disebut "resonansi arus".
Perhitungan dan grafik yang digunakan di atas untuk mendefinisikan
rangkaian resonansi paralel mirip dengan yang kami gunakan untuk rangkaian seri.
Namun, karakteristik dan grafik yang digambar untuk rangkaian paralel persis
berlawanan dengan rangkaian seri dengan maksimum dan minimum impedansi,
arus dan perbesaran rangkaian terbalik. Itulah sebabnya rangkaian resonansi paralel
juga disebut rangkaianAnti-resonansi .

Bandwidth & Selektivitas Rangkian Resonansi Paralel


Bandwidth dari rangkaian resonansi paralel didefinisikan dengan cara yang
persis sama seperti untuk rangkaian resonansi seri. Frekuensi cut-off atas dan

19
bawah diberikan sebagai: ƒatas dan ƒbawah masing-masing menunjukkan frekuensi
setengah daya.
Di mana daya yang dihamburkan dalam rangkaian adalah setengah dari
daya penuh yang dihamburkan pada frekuensi resonansi 0,5 (I2R) yang memberi
kita titik -3dB yang sama pada nilai arus yang sama dengan 70,7% dari nilai
resonansi maksimumnya, (0,707 x I)2R
Seperti rangkaian seri, jika frekuensi resonansi tetap konstan, peningkatan
dalam faktor kualitas, Q akan menyebabkan penurunan bandwidth dan juga,
penurunan faktor kualitas akan menyebabkan peningkatan bandwidth seperti yang
didefinisikan oleh:

BW = ƒr /Q atau BW = ƒatas dan ƒbawah

Juga mengubah rasio antara induktor, L dan kapasitor, C, atau nilai


resistansi, R bandwidth dan karenanya respon frekuensi rangkaian akan diubah
untuk frekuensi resonansi tetap. Teknik ini digunakan secara luas dalam rangkaian
tuning untuk pemancar dan penerima radio dan televisi.
Selektivitas atau faktor-Q untuk rangkaian resonansi paralel umumnya
didefinisikan sebagai rasio arus cabang yang bersirkulasi terhadap arus supply dan
diberikan sebagai:

Perhatikan bahwa faktor-Q dari rangkaian resonansi paralel adalah


kebalikan dari ekspresi untuk faktor-Q dari rangkaian seri. Juga dalam rangkaian
resonansi seri, faktor-Q memberikan pembesaran tegangan dari rangkaian,
sedangkan pada rangkaian paralel memberikan pembesaran arus.

Bandwidth dari Rangkaian Resonansi Paralel

20
Contoh Resonansi Paralel No.1
Sebuah jaringan resonansi paralel yang terdiri dari resistor 60Ω, kapasitor
120uF dan induktor 200mH terhubung di tegangan supply sinusoidal yang memiliki
output konstan 100 volt pada semua frekuensi.

Hitung, frekuensi resonansi, faktor kualitas dan lebar pita rangkaian, arus
rangkaian pada resonansi dan pembesaran arus.

21
1. Frekuensi Resonansi, ƒr

2. Reaktansi Induktif pada Resonansi, XL


XL = 2πfL = 2π.32.5.0.2 = 40.8Ω

3. Faktor kualitas, Q

4. Bandwidth, BW

5. Titik frekuensi -3dB atas dan bawah, ƒH dan ƒL

6. Arus Rangkaian pada Resonansi, IT


Pada resonansi impedansi dinamis rangkaian sama dengan R

22
7. Pembesaran Arus, Imag
IMAG = Q x IT = 1.47 x 1.67 = 2.45A

Perhatikan bahwa arus yang diambil dari supply pada resonansi (arus
resistif) hanya 1,67 amp, sedangkan arus yang mengalir di sekitar rangkaian tangki
LC lebih besar pada 2,45 amp. Kita dapat memeriksa nilai ini dengan menghitung
arus yang mengalir melalui induktor (atau kapasitor) pada resonansi.

Ringkasan Resonansi Paralel


Kita telah melihat bahwa rangkaian Resonansi Paralel mirip dengan
rangkaian resonansi seri. Resonansi terjadi dalam rangkaian RLC paralel ketika
total arus rangkaian adalah "dalam-fasa" dengan tegangan supply ketika dua
komponen reaktif saling membatalkan. Pada resonansi admitansi/penerimaan
rangkaian minimal dan sama dengan konduktansi rangkaian. Juga pada resonansi,
arus yang diambil dari supply juga minimum dan ditentukan oleh nilai resistansi
paralel.
Persamaan yang digunakan untuk menghitung titik frekuensi resonansi
adalah sama untuk rangkaian seri sebelumnya. Namun, sementara penggunaan
komponen murni atau tidak murni dalam rangkaian RLC seri tidak memengaruhi
perhitungan frekuensi resonansi, tetapi dalam rangkaian RLC paralel, hal itu terjadi.
Dalam tutorial ini tentang resonansi paralel, kita mengasumsikan bahwa dua
komponen reaktif adalah murni induktif dan kapasitif murni dengan impedansi nol.
Namun pada kenyataannya, induktor akan mengandung sejumlah resistansi dalam
seri, RS dengan koil induktifnya, karena induktor (dan solenoida) adalah gulungan
gulungan kawat, biasanya terbuat dari tembaga, dililitkan di sekitar inti pusat.

23
Oleh karena itu persamaan dasar di atas untuk menghitung frekuensi
resonansi paralel, ƒr dari rangkaian resonansi paralel murni akan perlu dimodifikasi
sedikit untuk memperhitungkan induktor murni memiliki resistansi seri.

Frekuensi Resonansi menggunakan Induktor yang Tidak Murni

Dimana: L adalah induktansi dari kumparan, C adalah kapasitansi paralel


dan RS adalah nilai resistif DC dari kumparan.

24
BAB III

KESIMPULAN

2.1 trafo uji tegangan tinggi

Trafo uji tegangan tinggi merupakan trafo satu fasa,trafo ini disesuaikan
dengan benda uji yang bersifat kapasitif.dan mempengaruhi faktor dimensi sebagai
kapasitansi benda uji sehingga harus mempunyai toleransi yang menyebabkan
kelebihan rancang (over dimension)

2.1.1 kontruksi trafo uji tegangan tinggi

Secara umum tidak akan mengalami masalah dengan pendingin karena


pengoprasian yang singkay dan efek magnetiknya dapat diabaikan.dan selalu diuji
dengan frekuensi (60/50hz) namun terkadang menggunakan frekuensi tinggi
dengan pertimbangan kesulitan isolasi dan ekonomi

2.1.2 rangkaian satu tingkat

Pada rangkaian satu tingkat, trafo memiliki fluks utama bersama yang
artinya hanya terdiri dari sebuah inti besi.dan memiliki belitan transfer (4) yang
sama jumlahnya dengan belitan primer (2) dan inti besi (1) dan belitan sekunder (3)

2.1.3 rangkaian pengganti trafo

Rangkaian pengganti trafo menghasilkan bagian jalur lurus trafo yang


terbuka menjadi besaran bagian melintang yang akan bisa dijelaskan dengan rumus.

2.1.4 rangkaian bertingkat

Rangkaian bertingkat biasanya dipergunakan untuk trafo dengan tegangan


luaran >800kV,karena isolasi yang digunakan tidak lagi sesuai denhan
ekonomi,dan keuntungan dari rangkaian bertingkat itu adalah berat yang dapat
ditotalkan dengan keseluruhan perlatan ujinya dan hal inilah yang memudahkan
transportasi.

25
2.1.5 reaktansi hubung singkat trafo uji bertingkat

Sebuah trafo uji bertingkat mempunyai prinsip yang sama dengan memiliki
tiga belitan,dengan mengabaikan arus magnetisasi dan rugi daya pada belitan.

2.1.6 tegangan lebih kapasitif

Trafo uji secara umum terbebani dengan benda uji dam pembagi tegangan
kapasitif,dan kapasitor kopling,dan tanpa bebanpun trafo uji telah terbebani
kapasitif oleh kapasitas belitan

2.2 rangkaian resonasi seri

Pada pengujian peralatan tegangan tinggi kapasitansi memerlukan trafo uji


dengan daya yang besar.dan menggunakan rangkaian resonasi untuk menjadi beban
akan tetapi merealisasikan reaktor tegangan dengan menggunakan induktansi
variabel sangat sulit.

2.3 rangkaian resonasi paralel

Berbeda dengan rangkaian resonasi seri.disini diperlukan sebuah


tranformator tegangan tinggi sebagai sumber tegangan, transformator harus mampu
mengatasi kerugian dan rangkaian harus dapat juga dilihat dengan rangkaian
kompensasi,karena tergantung pada transformator uji setidaknya telah dibangkitkan
daya buta, sehingga reaktor induktansi tetap.

26
DAFTAR PUSTAKA

https://abdulelektro.blogspot.com/2019/06/rangkaian-resonansi-pararel.html?m=1

https://www.slideshare.net/RioAfdhala/tugas-kelompok-4-teknik-tegangan-tinggi-
profir-syamsir-abduh-mm-phd-universitas-trisakti-62247869

http://bangkitbeniardi.blogspot.com/2016/03/rangkaian-pengganti-transformator-
trafo.html

https://hendratetro.blogspot.com/search

Negara, I Made Ylistya.2013.Teknik Tegangan Tinggi. Yogyakarta: Graha Ilmu

27

Anda mungkin juga menyukai