Anda di halaman 1dari 19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Good Governance

Konsep adalah definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara

abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat

perhatian ilmu sosial (Singarimbun:33), konsep teoritis diajukan untuk

menjawab permasalahan yang diteliti, maka perlu definisi konsep. Adapun

konsep dari penelitian ini yaitu Good governance adalah suatu tatanan

kehidupan berbangsa dan bernegara dimana pola sikap dan pola tindak

perilakunya dilandasi prinsip-prinsip dan karakteristik tertentu sehingga

menciptakan negara pemerintahan yang kuat, pasar yang kompetitif, dan civil,

society yang mandiri.

Konsep kepemerintahan merupakan isu sentral yang paling mengemuka

dalam pengelolaan administrasi umum pemerintahan dewasa ini. Menurut

sedarmayanti, hal ini di karenakan adanya tuntutan gencar yang dilakukan oleh

masyarakat kepada pemerintah, untuk menyelenggarakan pemerintahan yang

baik adalah sejalan dengan meningkatnya tingkat pengetahuan dan pendidikan

masyarakat, selain adanya pengaruh globalisasi. Melalui hasil penelitian bank

dunia, memberikan pengaruh yang kuat dalam kehidupan global sehingga

memunculkan pemikiran baru yang mengarah pada perubahan paradigma

dalam pola penyelenggaraan pemerintahan, yaitu dari paradigma

konvensional/tradisional menjadi paradigma baru dalam penyelenggaraan

pemerintahan yang melibatkan kolaborasi antara pemerintah dan swasta.

9
10

2.2. Teori

2.2.1. Good Governance

2.2.1.1. Pengertaian Good Governance

Good governance merupakan tata kelola dalam suatu

pemerintahan yang meliputi penggunaan wewenang dalam hal

ekonomi, politik, serta administrasi dalam hal pengelolaan suatu negara

pada semua tingkat.

Ulum dan sofyani (2016:34) mengungkapkan bahwa good

governance meliputi seluruh aspek kehidupan berupa hukum, politik,

ekonomi, dan sosial. Good governance juga sangat berhubungan erat

dengan penyelenggaraan kekuasaan negara, baik eksekutif, legislatif,

dan yudikatif.

Krina (2003) menyatakan bahwa tata pemerintahan mencakup

seluruh mekanisme, proses, dan lembaga-lembaga di mana warga dan

kelompok masyrakat mengutarakan kepentingan mereka,

menggunakan hak hukum, memenuhi kewajiban dan menjabatani

perbedaan-perbedaan di antara mereka.

Menurut United Nation Depelopment Program (UNDP:2014)

menjelaskan bahwa good governance adalah penggunaan wewenang

ekonomi, politik, dan administrasi untuk mengelola berbagai urusan

negara pada setiap tingkatannya dan merupakan instrumen kebijakan

negara untuk mendorong terciptanya kondisi kesejahteraan integritas,

dan kohesivitas sosial dalam masyrakat.


11

Menurut sedarmayanti istilah kepemerintahan yang baik (good

governance) merupakan pemahaman nilai yang menjunjung tinggi

keinginan atau kehendak rakyat dan nilai-nilai yang dapat

meningkatkan kemampuan rakyat dalam mencapai tujuan (nasional)

kemandirian.

2.2.1.2. Penerapan Good Governance

Penerapan Good Governance memiliki peran yang besar dan

manfaat yang dapat membawa perubahan positif baik pemerintahan

daerah, pemerintah pusat maupun masyarakat umum. Dengan

melaksanakan Good Governance menurut Amin Widjaja Tunggal

(2012:39) ada beberapa manfaat yang akan diperoleh, antara lain

yaitu:

1. Meminimalkan agency cost

Biaya-biaya yang timbul akibat dari pendelegasian wewenang.

Biaya ini bisa berupa kerugian yang timbul karena pemerintah telah

menggunakan sumber daya yang ada untuk kepentingan pribadi

sehingga dapat menimbulkan kerugian.

2. Meningkatkan kinerja pemerintahan

Suatu pemerintahan yang dikelola dengan baik dan dalam kondisi

pemerintahan yang sehat akan menarik simpati masyarakat untuk

ikut serta mau ikut berperan aktif dan berpartisipasi dalam kegiatan

pemerintahan.
12

3. Memperbaiki citra pemerintahan

Citra pemerintahan merupakan faktor penting yang sangat erat

kaitannya dengan kinerja dan keberadaan pemerintah dimata

masyarakat dan lingkungannya.

Manfaat dari penerapan good governance tentunya sangat

berpengaruh bagi pemerintahan, dimana manfaat good governance ini

bukan hanya untuk saat ini tetapi juga dalam jangka panjang dapat

menjadi pendukung kembangnya dalam pemerintahan saat ini. Selain

bermanfaat meningkatkan citra pemerintahan di mata masyarakat, hal

ini tentunya juga menjadi nilai tambah pemerintah dalam meningkatkan

kinerja pemerintahan untuk menghadapi permasalahan yang ada dalam

pemerintah.

2.2.1.3. Tujuan good governance

Tujuan good governance menurut kurniawan (2005:12) adalah

mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan negara yang solid dan

bertanggungjawab, serta efisiensi dan efektif dengan menjaga

kesinergisan interaksi yang konstruktif diantara domain-domain

negara sektor swasta, dan masyarakat.

Maka dari itu tujuan good governance tercapai di suatu negara

bila dilihat dari rakyatnya yang sejahtera dan makmur. Untuk

mengimplementasikan good governance bukanlah perkara yang

mudah, karena banyaknya kendala-kendala yang melanda suatu


13

negara untuk bisa mewujudkan tata pemerintahan yang baik di antara

nya penyimpangan seperti korupsi, kolusi dan nepotisme yang

dilakukan oleh orang internal sendiri yang membuat suatu permaianan

yang di buat untuk menguntungkan dan mementingkan kepentingan

mereka sendiri. Maka dari itu, untuk tercapainya tujuan good

governace pemerintah maupun masyarakat sendiri harus bekerja sama

untuk sadar dan menanamkan rasa peduli kepada negara agar

terwujudnya kepemerintahan yang baik untuk selalu mematuhi

peraturan perundang-undangan.

2.2.1.4. Prinsip Good Governance

Untuk terwujudnya tata kepemerintahan yang baik maka

diperlukan prinsip-prinsip good governace sebagai tolak ukur kinerja

suatu pemerintahan. Menurut lembaga administrasi negara (2003:7)

prinsip-prinsip good governance sebagai berikut:

a) Partisipasi masyarakat yaitu masyarakat memiliki hak suara baik

secara langsung maupun tidak langsung melalui lembaga

perwakilan yang sah dalam pengambilan keputusan.

b) Tegaknya supremasi hukum menjelaskan bahwa kerangka hukum

yang dimiliki harus adil dan tidak ada diskriminasi tegas serta

disiplin sebagai pedoman suatu negara mengatur jalannya

kepemerintahan yang baik.


14

c) Transparansi di bangu untuk memberikan informasi secara jelas

dan bebas seluruh proses yang terjadi di pemerintahan harus dapat

secara mudah diakses oleh masyarakat dan mudah dimengerti.

d) Peduli pada stakeholder yaitu lembga-lembaga harus melayani

semua pihak yang berkepentingn sesuai standar yang berlaku.

e) Berorientasi pada konsensus yaitu menjadi suatu jembatan untuk

kepentingan-kepentingan atau bidang-bidang yang berbeda guna

terbangunnya masa depan yang baik untuk sekelompok

masyarakat terutama dalam kebijakan dan prosedur.

f) Kesetaraan yaitu semua masyarakat berhak mendapatkan

kesempatan untuk memperbaiki dan mensejahterakan diri mereka

sendiri.

g) Efektifitas dan efesiensi yaitu suatu proses pemerintahan harus

mengelola sumber-sumber daya secara optimal untuk

kepentingan masyarakat sesuai kebutuhan yang diperlukan.

h) Akuntabilitas yaitu dapat terjadi disemua organisasi yaitu bentuk

suatu pertanggungjawaban yang telah dilaksanakan oleh suatu

organisasi. Pertanggungjawabannya yaitu bisa dalam bentuk

laporan yang di buat oleh pemerintah setiap tahunnya.

i) Visi strategis yaitu prinsip ini di utamakan untuk para pemeimpin

dan masyarakat untuk memikirkan perspektif yang jauh kedepan

untuk tata kepemerintahan yang baik serta kepekaan untuk

mewujudkan (Lembaga Administrasi Negara, 2003:7).


15

Mengenai prinsip-prinsip good governance United Nation

Development (UNDP) dalam sedarmayanti (2004:5) mengemukakan

bahwa karakteristik atau prinsip-prinsip yang harus dianut dan

dikembangkan dalam praktek penyelenggaraan kepemerintahan yang

baik, meliputi:

a) Partisipasi, setiap orang baik laki-laki maupun perempuan harus

memiliki hak suara yang sama dalam proses pengambilan

keputusan, baik secara langsung maupun melalui lembaga

perwakilansesuai dengan aspirasinya msing-masing.

b) Aturan hukum, kerangka aturan hukum dan perundang-undangan

haruslah berkeadilan, ditegakkan dan dipatuhi secara, utuh,

terutama aturan hukum tentang hak-hak asasi manusia.

c) Transparansi, transparansi harus dibangun dalam kerangka

kebebasan aliran informamsi.

d) Daya tanggap, setiap institusi dan prosesnya harus diarahkan pada

upaya untuk melayani berbagai pihak yang berkepentingan.

e) Berorientasi konsensus, pemerintahan yang baik akan bertindak

sebagai penengah bagi berbagai kepentingan yang berbeda untuk

mencapai konsensus atau kesepakatan yang terbaik bagi

kepentingan masing-masing pihak dan jika di mungkinkan juga

dapat diberlakukan terhadap berbagai kebijakan dan prosedur

yang akan ditetapkan pemerintah.


16

f) Berkeadilan, pemerintah yang baik akan memberikan kesempatan

yang sama baik terhadap laki-laki maupun perempuan dalam

upaya mereka untuk meningkatkan dan memelihara kualitas

hidupnya.

g) Efektivitas dan efesiensi, setiap proses kegiatan dan kelembagan

di arahkan untuk menghasilkan sesuatu yang benar-benar sesuai

dengan kebutuhan melalui pemanfaatan yang sebaik-baiknya

berbagai sumber-sumber yang tersedia.

h) Akuntabilitas (Accountability), para pengambil keputusan dalam

organisasi sektor publik, swasta, dan masyarakat madanimemiliki

pertanggungjawaban (akuntabilitas) kepada publi, sebagaimana

halnya kepada para pemeilik (stakeholder). Pertanggungjawaban

tersebut berbeda beda, tergantungapakah jenis keputusan

organisasi itu bersifat internal atau eksternal.

i) Bervisi starategis (intstrategic vision), para pemimpin dan

masyarakat memiliki perspektif yang luas dan jangka panjang

tentang penyelenggaraan pemerintah yang baik dan

pembangunan manusia. Bersama denagan dirasakannya

kebutuhan untuk pembangunan tersebut.

Berdasarkan UU Nomor 28 tahun 1999 Tentang penyelenggaraan

negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme yang

dikutip oleh rewansyah (2010:99) menetapkan tujuh asas penyelenggaraan

negara yang baik yatu:


17

a) Asas kepastian hukum, yaitu asas yang memngutamakan

landasan peraturan perundang-undangan, kepatuhan, dan

keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggaraan negara.

b) Asas tertib penyelenggaraan negara, yaitu asas yang

mengutamakan ketentraman, keserasian dan keseimbangan

dalam pengendalian dan penyelenggaraan negara.

c) Asas kepentingan umum, yaitu asas yang mendahulukan

kesejahteraan umum dengan aspiratif, akomodatif dan selektif.

d) Asas keterbukaan yaitu asas yang membuka diri terhadap hak

masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur dan

tidak deskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan tetap

memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan

dan rahasia negara.

e) Asas proporsionalitas, yaitu asas yang mengutamkan

keseimbangan antara hak dan kewajiban penyelenggaraan negara.

f) Asas profesionalisme, yaitu asas yang mengutamakn keahlian

yang berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

g) Asas akuntabilitas, yaitu asas dimana setiapkegiatan dan hasil

akhir dari kegiatan penyelenggraan negara harus dapat di

pertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai

pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.


18

2.2.2. Pelayanan Publik

Pelayanan publik merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan

dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan bagi setiap warganegara dan

penduduk atas barang, jasa atau pelayanan administratif yang di

sediakan oleh penyelenggaraan pelayanan publik. Kepuasan

masyarakat dapat dicapai apabila aparatur pemerintah yang terlibat,

baik langsung maupun tidak langsung dalam pelayanan dapat

mengerti dan menghayati serta berkeinginan melaksanakan pelayanan

prima (sedarmayanti 2009:252). Selanjutnya sedarmayanti

mengatakan bahwa pelayanan prima adalah pelayanan di berikan

kepada masyarakat minimal sesuai dengan standar pelayanan. Hal

yang melekat pada pelayanan prima seperi akses, fasilitas kredibilitas

dan kemampuan dalam menyajikan pelayanan. Dalam sektor publik

pelayanan di katakan prima apabila sebagai berikut (SEPANAS LAN

Dalam Sedarmayanti 2009:249) :

a. pelayanan yang terbaik dari pemerintah kepada masyarakat.

b. Pelayanan prima ada bila ada standar pelayanan.

c. Pelayanan prima bila melebihi standar pelayanan yang terbaik

dapat diberikan yang mendekati apa yag di anggap pelayanan

standar, dan pelayanan publik.

Salah satu tugas pokok terpentingpemerintah adalah memberikan

pelayanan publik kepada masyarakat. Pelayanan publik merupakan


19

pemberian jasa oleh pemerintah, pihak swasta atas nama pemerintah,

ataupun pihak swasta kepada masyarakat, dengan atau tanpa

pembayaran guna memenuhi kebutuhan atau kepentingan masyarakat.

Ada tiga alasan mengapa pelayanan publik menjadi titik strategis

untuk memulai mengembangkan dan menerapkan good governance di

Indonesia, yaitu:

a. Pelayanan publik selama ini menjadi ranah dimana negara

diwakili pemerintah berinteraksi dengan lembaga non

pemerintah. Keberhasilan dalam pelayanan publik akan

mendorong tingginya dukungan masyarakat terhadap kerja

birokrasi.

b. Pelayanan publik adalah ranah di mana berbagai aspek clean dan

good governancedapat diartikulasikan secara mudah.

c. Pelayanan publik melibatkan kepentingan semua unsur


governance, yaitu pemerintah, masyarakat, dan mekanisme pasar.

upaya untuk menghubungkan tata pemerintahan yang baik dengan

pelayanan publik barang kali bukan merupakan hal yang baru, namun

keterkaitan antara konsep good governance dengan konsep pelayanan

publik tentu sudah cukup jelas logika nya dengan sebaik-baik nya.

Argumentasi lain yang membuktikan betapa pentingnya pelayanan publik

ialah keterkaitannya dengan tingkat kesejahteraan rakyat. Ini lah yang

tampak nya harus di lihat secara jernih karena di negara-negara

berkembang kesadaran para birokrat untuk memberikan pelayanan yang


20

terbaik pada masyarakat nya masih sangat rendah. Terkait dengan

identifikasi masalah yang telah di paparkan, ada beberapa nilai yang harus

di pegang teguh para aparat saat mendesain suatu maklumat pelayanan.

Ada pun nilai yang di maksud sebagai berikut:

a. Kesetaraan

b. Keadilan

c. Keterbukaan

d. Kontinuitas dan regulitas

e. Partisipasi

f. Inovasi dan perbaikan

g. Efesiensi

h. Efektivitas

Dengan metode tersebut penerapan good governance dalam pelayanan

publik akan berjalan sesuai dengan prinsip–prinsip good governance yang

telah di atur dalam UU N0. 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah

pasal 20 tentang Asas Penyelenggaraan Pemerintahan.

Seperti yang dijelaskan oleh Yuanida (2010) dalam pelaksanaan tugas

(task) pencapaian good governance dengan baik, ada beberapa faktor dan

syarat yang mempengaruhi penerapan good governnce, yaitu:

1. Faktor Manusia Pelaksana (Man)

Berhasil atau tidaknya pelaksanaan good governance sebagian besar

tergantung pada pemerintah daerah (local government) yang terdiri dari


21

unsur pimpinan daerah, DPRD. Di samping itu terdapat aparatur atau

alat perlengkapan daerah lainnya yaitu para pegawai daerah itu sendiri.

2. Faktor Partisipasi Masyarakat (public participation)

Keberhasilan penyelenggaraan good governance juga tidak terlepas

dari adanya partisipasi aktif anggota masyarakat. Masyarakat di daerah

baik sebagai system maupun sebagai individu merupakan bagian

integral yang sangat penting dalam system pemerintah daerah. Salah

satu wujud dari rasa tanggungjawab masyarakat terhadap pencapaian

good government governance adalah dengan sikap mendukung

terhadap penyelenggaraan pemerintahan.

3. Faktor Keuangan Daerah (funding or budgeting)

Salah satu kriteria penting untuk mengetahui secara nyata kemampuan

daerah dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya adalah

kemampuan self supporting dalam bidang keuangan. Dengan kata lain,

faktor keuangan merupakan faktor esensial dalam mengukur tingkat

pencapaian good governance di daerah / lokal membutuhkan

dana/finansial.

4. Faktor Peralatan (tools)

Faktor peralatan juga tergolong penting dalam pelaksanaan dan

pencapaian good governance. Dalam pengertian ini peralatan adalah

setiap alat atau benda yang dipergunakan untuk memperlancar dan

mempermudah pekerjaan gerak dan aktivitas pemerintah dalam upaya

pencapaian dan perwujudan good government governance.


22

5. Faktor Organisasi dan Manajemen (Organization and management)

POAC (Planning, Organizing, Actuating, and Controlling). Diperlukan

adanya organisasi dan manajemen yang baik, agar good government

governance dapat terwujud.Faktor Organisasi dan Manajemen

mempengaruhi pelaksanaan good governance karena organisasi dan

manajemen meliputi fungsi manajamen: POAC (Planning, Organizing,

Actuating, and Controlling). Diperlukan adanya organisasi dan

manajemen yang baik, agar good government governance dapat

terwujud.

2.3. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam

melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang

digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian

terdahulu, penulis tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama

seperti judul penelitian penulis. Namun penulis mengangkat beberapa

penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian

penulis. Berikut merupakan penelitian terdahulu berupa beberapa jurnal

terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis.


23

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

No Nama penelitian Judul Hasil Penelitian

1 Karseno Heru Saputro, 2015 Pelaksanaan Good Hasil penelitian yang di dapat

Governance di oleh karseno dapat diambil

Kelurahan kesimpulan bahwa Kelurahan

Tanjung Unggat Tanjung Unggat belum

menjalankan prinsip good

governance dengan baik.

2 Nubatonis, 2014 Penerapan Menunjukkan bahwa dari

prinsip-prinsip ketujuh prinsip good

good governance governance dapat

dalam diimplementasikan dengan

meningkatkan baik yakni prinsip

kinerja organisasi profesionalitas, akuntabilitas,

transparansi pelayanan prima,

demokrasi, partispasi,

efisiensi efektivitas, serta

supremasi hukum.
24

3 Hidayatullah, 2013 Penerapan Prinsip Hasil penelitian menunjukkan

Good Governance bahwa implementasi prinsip

Terhadap Fungsi good governance dalam

Dan Tugas Badan pengangkatan tenaga honorer

Kepegawaian menjadi CPNS telah

Daerah terlaksana dengan baik namun

belum maksimal.

Perbedaan antara penelitian terdahulu dengan peniliti sendiri terletak pada:

1. Penelitian yang di lakukan oleh Karseno Heru Saputro, 2015 yang berjudul

“Pelaksanaan Good Governance di Kelurahan Tanjung Unggat” penelitian

ini membahas tentang pelaksanaan good governance di Kelurahan Tanjung

Unggat (transparansi dan akuntabilitas) yang mengacu pada prinsip

sedarmayanti (2004:7) sedangkan penulis sendiri berfokus pada kesembilan

prinsip good governance berdasarkan pada UU No. 32 Tahun 2004 tentang

pemerintah daerah pasal 20 tentang asas penyelenggaran pemerintah.

2. penelitian yang dilakukan oleh Nubatonis, 2014 yang berjudul “Penerapan

prinsip-prinsip good governance dalam meningkatkan kinerja organisasi ”

penelitian ini membahas tentang pengembangan praktik good governance

pada kinerja organisasi pemerintahan dengan menggunakan teori prinsip

good governance Tjokromidjoj dalam Sinambela (2006) dan United Nation

Development Program (UNDP) dalam Mardiasmo (2004) sedangkan penulis


25

sendiri menggunakan prinsip good governance berdasrka pada UU No. 32 Tahun

2004 tentang pemerintah daerah pasal 20 tentang asas penyelenggaran

pemerintah.

3. penelitian yang di lakukan oleh Hidayatullah, 2013 yang berjudul

“Penerapan Prinsip Good Governance Terhadap Fungsi Dan Tugas Badan

Kepegawaian Daerah” penelitian ini membahas tentang penggambaran

penerapan prinsip good governance dalam pengangkatan tenaga honorer

menjadi CPNS di kabupaten barru yang memfokuskan penelitian nya pada

prinsip transparansi dan akuntabilitas sedangkan penelitian penulis sendiri

berfokus pada penerpan good governance pada ke sembilan prinsip good

governace berdasarkan pada UU No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintah

daerah pasal 20 tentang asas penyelenggaran pemerintah.

2.4. Kerangka Pikir

Dengan adanya peraturan serta landasan hukum seperti undang-undang

No 28 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari

korupsi dalam pasal 3 undang-undang tersebut bahwa asas akuntabilitas

sebagai salah satu dari asas-asas umum penyelenggaraan negara adalah asas

yang menentukan, bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan yang

dilakukan penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggung jawabkan

kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Lahirnya konsep good governance dianggap sebagai salah satu paradigma baru

landasan nilai penyelenggaraan pemerintahan yang efektif.


26

Berdasarkan uraian di atas penerapan good governance di kantor camat

pontianak selatan, lebih jelasnya dapat di sajikan dalam skema kerangka

pemikiran berikut ini :

Gambar 2.1
Kerangka pikir penelitian

Penerapan Good Governance berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah


Daerah Pasal 20 Tentang Asas Penyelenggaran Pemerintah.

Fenomena-fenomena yang terjadi


 Kurangnya sarana dan prasarana informasi yang memadai shingga masyarakat
sulit untuk mendapatkan pelayanan yang baik.
 Kurangnya tanggung jawab pegawai terhadap penyelesaian waktu yang
dibutuhkan dalam proses pelayanan.
 Kurangnya disiplin pegawai dalam jam masuk kerja.

Prinsip-prinsip Good Governace berdasarkan pada UU No. 32 Tahun


2004 tentang pemerintah daerah pasal 20 tentang asas penyelenggaran
pemerintah.

 Kepastian hukum
 Tertib penyelenggaraan negara
 Kepentingan umum
 Keterbukaan
 Proporsionalitas
 Profesionalitas
 Akuntabilitas
 Efisiensi
 Efektivitas

Terlaksananya Penerapan Good Governance dengan


semaksimal mungkin oleh pegawai pemerintah kantor camat
pontianak selatan
27

2.5. Pertanyaan penelitian

Berdasrakan kerangka pikir di atas yang telah di gambarkan pada gambar

2.1, maka pertanyaan penelitiannya yaitu:

1. Bagaimana penerapan prinsi-prinsip good governance berdasarkan UU

No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah Pasal 20 Tentang Asas

Penyelenggaran Pemerintah. Adapun prinsip-prinsipnya sebagai berikut:

a. Kepastian hukum

b. Tertib penyelenggaraan negara

c. Kepentingan umum

d. Keterbukaan

e. Proporsionalitas

f. Profesionalitas

g. Akuntabilitas

h. Efisiensi

i. Efektivitas

2. Bagaimana ketersediaan sumber daya manusia dalam penerapan good

governance?

Anda mungkin juga menyukai