Informasi, hak atas second opinion, hak atas kerahasiaan, hak atas persetujuan tindakan medis, hak atas
masalah spiritual dan hak atas ganti rugi.
Menurut UU No.36 tahun 2009 tentang kesehatan, pada pasal 4-8 disebutkan setiap orang berhak atas
kesehatan, akses atas sumber daya, pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau; menentukan
sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan, lingkungan yang sehat, info dan edukasi kesehatan yg seimbang
dan bertanggungjawab, dan informasi tentang data kesehatan dirinya.
Hak-hak pasien dalam UU No. 36 tahun 2009 itu diantaranya meliputi:
- Hak menerima atau menolak sebagian atau seluruh pertolongan (kecuali tak sadar, penyakit menular berat,
gangguan jiwa berat).
- Hak ats rahasia pribadi (kcuali printah UU, pngadilan, ijin ybs, kpntingan ybs, kpntingan masyarakat).
- Hak tuntut ganti rugi akibat salah / kelalaian (kecuali tindakan penyelamatan nyawa / cegah cacat).
Pada UU No.29 thn 2004 tentang Praktik Kedokteran khususnya pasal 52 diatur hak-hak pasien yaitu :
- Mendapatkn penjelasan scra lengkap ttg tindakan medis sebagaimana dimaksud dlm psl 45 ayt 3.
- Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain.
- Mendapat pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis.
- Menolak tindakan medis.
- Mendapatkan isi rekam medis.
Hak Pasien dalam UU No.44/2009 tentang Rumah Sakit (Pasal 32 UU 44/2009) menyebutkan bahwa setiap
pasien mempunyai hak sebagai berikut:
- Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.
- Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
- Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi.
- Memperoleh pelayanan kesehatan bermutu sesuai dgn standar profesi & standar prosedur operasional.
- Memperoleh layanan yg efektif & efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi;
- Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.
- Memilih dokter & kelas perawatan sesuai dengan keinginannya & peraturan yg berlaku di RS.
- Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain (second opinion) yang memiliki
Surat Ijin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar rumah sakit.
- Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya.
- Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap
penyakit yang dideritanya.
- Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif
tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
serta perkiraan biaya pengobatan.
- Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
- Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu
pasien lainnya.
- Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit.
- Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya.
- Menolak pelayanan bimbingan rohani yg tidak sesuai dengan agama/ kepercayaan yg dianutnya.
- Menggugat dan atau menuntut rumah sakit apabila rumah sakit itu diduga memberikan pelayanan yang
tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana.
- Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan
elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sementara itu kewajiban pasien diatur diataranya dalam UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran,
terutama pasal 53 UU, yang meliputi:
- Memberi informasi yg lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya.
- Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter dan dokter gigi.
- Mematuhi ketentuan yang berlaku di saryankes.
- Memberi imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
Terkait kewajiban pasien seperti disebut di atas, ada “pesan” implisit terkait hal itu, diantaranya:
- Masing2 pihak, dalam hal ini pasien & tenaga medis, harus selalu memberi informasi yg tepat & lengkap,
baik sebelum maupun sesudah tindakan (preventif/diagnostik/terapeutik/rehabilitatif).
- Keputusan di tangan pasien, dokter mengadvokasi prosesnya (kecuali keadaan darurat yg tak bisa ditunda).
- Layanan medis harus sesuai kebutuhan medisnya.
Hak dan Kewajiban Tenaga Medis
Dalam UU No.29 thn 2004 tentang Praktik Kedokteran pasal 50 disebutkan adanya hak-hak dokter :
- Memperoleh perlindungan hukum sepanjang sesuai standar profesi dan SOP.
- Memberikan layanan medis menurut standar profesi(SP)&standar operasional prosedur(SOP).
- Memperoleh info yg jujur & lengkap dari pasien atau keluarga pasien.
- Menerima imbalan jasa.
Pada pasal 52 UU yang sama diatur pula mengenai kewajiban dokter, yang meliputi:
- Memberi pelayanan medis sesuai SP & SOP, serta kebutuhan medis pasien.
- Merujuk pasien bila tak mampu.
- Menjamin kerahasiaan pasien.
- Pertolongan darurat ats dasar prikemanusiaan, kcuali bila yakin ada org lain yg bertugas&mampu.
- Menambah / ikuti perkembangan iptek kedokteran.
KEWAJIBAN PASIEN
1. Memberi keterangan yg jujur tentang penyakit & perjalanan penyakit kpda petugas kesehatan.
2. Mematuhi nasihat dokter dan perawat
3. Harus ikut menjaga kesehatan dirinya.
4. Memenuhi imbalan jasa pelayanan.
Sedangkan menurut Surat edaran DirJen Yan Medik No: YM.02.04.3.5.2504 Tentang Pedoman Hak dan
Kewajiban Pasien, Dokter dan Rumah Sakit, th.1997; UU.Republik Indonesia No. 29 Tahun 2004 Tentang
Praktek Kedokteran dan Pernyataan/SK PB. IDI, sebagai berikut :
Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien, yaitu :
1. Hak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
2. Hak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur
3. Hak untuk mendapatkan pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan standar profesi
kedokteran/kedokteran gigi dan tanpa diskriminasi
4. Hak memperoleh asuhan keperawatan sesuai dengan standar profesi keperawatan
5. Hak untuk memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan sesuai dengan
peraturan yang berlaku di rumah sakit
6. Hak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat klinik dan pendapat etisnya tanpa
campur tangan dari pihak luar
7. Hak atas ”privacy” dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya kecuali apabila
ditentukan berbeda menurut peraturan yang berlaku
8. Hak untuk memperoleh informasi/penjelasan secara lengkap tentang tindakan medik yg akan dilakukan
thd dirinya.
9. Hak untuk memberikan persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan oleh dokter sehubungan dengan
penyakit yang dideritanya
10. Hak utk menolak tindakan yg hendak dilakukan thd dirinya & mengakhiri pengobatan serta perawatan
ats tanggung jwb sendiri sesudah memperoleh informasi yg jelas ttg penyakitnya.
11. Hak didampingi keluarga dan atau penasehatnya dalam keadaan kritis / menjelang kematian.
12. Hak beribadat menurut agama dan kepercayaannya selama tidak mengganggu ketertiban & ketenangan
umum/pasien lainya.
13. Hak atas keamanan dan keselamatan selama dalam perawatan di rumah sakit
14. Hak untuk mengajukan usul, saran, perbaikan atas pelayanan rumah sakit terhadap dirinya
15. Hak transparansi biaya pengobatan/tindakan medis yang akan dilakukan terhadap dirinya (memeriksa
dan mendapatkan penjelasan pembayaran)
16. Hak akses /’inzage’ kepada rekam medis/ hak atas kandungan ISI rekam medis miliknya.
KEWAJIBAN PASIEN
1. Memberikan informasi yg lengkap & jujur ttg masalah kesehatannya kpd dokter yg merawat.
2. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi dan perawat dalam pengobatanya.
3. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
4. Berkewajiban memenuhi hal-hal yang telah disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya.