Anda di halaman 1dari 15

DESA BAGIK MANIS

KABUPATEN LOMBOK TIMUR


PERATURAN DESA BAGIK MANIS
NOMOR TAHUN 2019

TENTANG

OPTIMALISASI PENCEGAHAN DAN PENURUNAN STUNTING


DESA BAGIK MANIS KECAMATAN SAMBELIA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TAHUN 2019

DESA BAGIK MANIS


KECAMATAN SAMBELIA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR

TAHUN 2019
2

DESA BAGIK MANIS


KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PERATURAN DESA BAGIK MANIS


NOMOR TAHUN 2019

TENTANG
OPTIMALISASI PENCEGAHAN DAN PENURUNAN STUNTING
DESA BAGIK MANIS KECAMATAN SAMBELIA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA DESA BAGIK MANIS,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 15 Peraturan Presiden


Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional
Percepatan Perbaikan Gizi.
b. bahwa stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh
asupan gizi yang kurang dalam waktu yang lama, sehingga dapat
menghambat kwalitas kesehatan masyarakat dan kwalitas sumber daya
manusianya, maka perlu upaya perbaikan gizi.
c. bahwa kejadian stunting merupakan kejadian yang bersifat
internasional dan masih dijumpai di Desa Bagik Manis, maka perlu
penanganannya secara optimal.
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana disebut dalam huruf a,
huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Desa tentang
optimalisasi Pencegahan dan Penurunan Stunting.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah
Daerah Tingkat II dalam wilayah daerah daerah Tingkat I Bali Nusa
tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (lembaran Negara Republik
Indonesia nomor 1655);
3

2. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 227,Tambahan
Lembaran Negara republic Indonesia Nomor 5360);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan,Mutu
dan Gizi pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004
nomor 107,Tambahan LembaranPedoman Teknis Peraturan di Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Nomor 4424);
5. Peraturan Pemerintah nomor 33 tahun 2012 tentang pemberian Air
Susu ibu Eksklusif (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2012
Nomor 58,tambahan Lembaran negara Republik Indonesia Nomor
5291);
6. Peraturan Presiden No 42 tahun 2013 tentang Gerakan Nasional
Percepatan Percepatan Perbaikan Gizi.
7. Instruksi presiden Nomor 1 tahun 2017 tentang Gerakan masyarakat
hidup Sehat;
8. Peraturan Menteri Pertanian no 4 tahun 2010 Tentang Sistem
kewaspadaan Pangan dan Gizi;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2010 Tentang
Garam Beryodium;
10. Peraturan Menteri kesehatan Nomor 155 / Menkes / Per / I /2010
tentang Penggunaan Kartu Menuju Sehat ( KMS ) bagi Balita;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor :2269/ MenKes / Per / XI / 2011
tentang Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan
pelaksanaan Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
sebagaimana telah diubah dengan peraturan Pemerintah Nomor 47
tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43
Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang Undang No 6
Tahun 2014 tentang Desa;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 83 tahun 2015 Tentang
Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 5) Sebagaimana diubah dengan
Peraturan Dalam Negeri Nomor 67 tahun 2017 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Dalam negeri Nomor 83 tahun 2015 tentang
Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa(Berita Negara
Republik Indonesia tahun 2017 Nomor 1223);
14. Peraturan Menteri Desa,Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 16 Tahun 2018 tentang Penggunaan Dana Desa
Tahun 2019 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018);
15. Peraturan Bupati Lombok Timur Nomor 2 tahun 2018 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa
4

Dengan Kesepakatan Bersama


BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BAGIK MANIS
dan
KEPALA DESA BAGIK MANIS

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : OPTIMILISASI PENCEGAHAN DAN PENURUNAN STUNTING
PEMERINTAH DESA BAGIK MANIS

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan :
1. Desa adalah Desa Bagik Manis Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur;
2. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu Perangkat Desa sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Desa.
3. Perangkat Desa adalah unsur staf yang membantu Kepala Desa dalam penyusunan
kebijakan dan koordinasi yang diwadahi dalam bentuk pelaksana tekhnis dan
unsur kewilayahan.
4. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga
yang melaksanakan fungsi pemerintahan merupakan wakil masyarakat yang
dipilih melalaui musyawarah.
5. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat dari kekurangan gizi
kronis ,sehingga anak terlalu pendek untuk seusianya.
6. Upaya perbaikan Gizi adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan yang dilakukan
secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan
meningkatkan status gizi masyarakat dalam bentuk upaya promotif, prefentif,
kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintsh DaerahPenyertaan
Modal Pemerintah Desa adalah pengalihan kekayaan yang dilakukan oleh
pemerintah Daerah Kabupaten dan /atau masyarakat.
7. Surveylans Gizi adalah pengamatan secara teratur dan terus menerus yang
dilakukan oleh Tenaga gizi terhadap semua aspek penyakit gizi,baik keadaan
maupun penyebarannya dalam suatu masyarakat tertentu untuk kepentingan
pencegahan dan penanggulangan.
8. Posyandu adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari,oleh dan untuk masyarakat
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
5

masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperolah


pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan
bayi.
9. Air Susu Ibu yang selanjutnya ASI adalah cairan hidup yang mengandung sel sel
darah putih, imunoglobulin,enzim dan hormon, serta protein spesifik,dan zat gizi
gizi lainnya yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2
Maksud optimalisasi pencegahan dan penurunan stunting adalah menurunkan
prevalensi stunting;

Pasal 3
Tujuan Optimalisasi Pencegahan dan penurunan Stunting adalah:
a. Mendorong upaya pencegahan stunting dengan pelayanan yang maksimal
kepada ibu hamil, ibu melahirkan/bayi lahir dan bayi berusia 6 bulan sampai
dengan 2 tahun.
b. Menghasilkan generasi sehat dan cerdas.
c. Meningkatkan status Gizi Masyarakat dan kualitas Sumber Daya manusia.

BAB III
RUANG LINGKUP

Pasal 4
1.Ruang lingkup optamilisasi pencegahan dan penurunan stunting
berkaitan dengan intrvensi gizi sensitif.
2.Ruang lingkup optimalisasi pencegahan dan penurunan stunting
meliputi sasaran dan kegiatan.

Bagian Kesatu
Sasaran

Pasal 5
1) Sasaran Kegiatan penurunan stunting, meliputi :
. a. Sasaran untuk intervensi gizi spesifik;
6

. b. Sasaran untuk intervensi gizi sensitif;


2) Sasaran untuk intervensi gizi spesifik sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a,meliputi:
a. Ibu hamil
b. Ibu menyusui dan anak usia 7-23 (tujuh sampai dengan dua
puluh tiga bulan).
3) Sasaran untuk intervensi gizi sensitif sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a yaitu masyarakat umum, khususnya keluarga.

Bagian Kedua
Kegiatan

Pasal 6
1) Kegiatan intervensi gizi spesifik dengan sasaran ibu hamil
a. sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat 2 huruf a,meliputi:
b. Memberikan makanan tambahan pada ibu hamil untuk mengatasi
kekeurangan energi dan protein kronis.
a. Mengatasi kekurangan zat besi dan asam folat
b. .Mengatasi kekeurangan iodium.
c. Menanggulangi cacingan pada ibu hamil;dan
d. Melindungi ibu hamil yang mengalami kesulitan seperti : diabetes militus,
hipertensi, post operasi, hepatitis dan lainnya.
2) Kegiatan intervensi gizi spesifik dengan sasaran ibu menyusui dan anak dibawah
usia 6 (enam) bulan sebagaimana dimaksud pada pasal 5 ayat 2 huruf b,meliputi:
a. Mendorong inisiasi Menyusui Dini (IMD)
b. Mendorong pemberian ASI Eksklusif
3) Kegiatan intervensi gizi spesifik dengan sasaran ibu menyusui dan anak usisa 7-
23 (tujuh sampai dengan dua puluh tiga) bulan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 5 ayat 2 huruf c,meliputi:
a. Mendorong melanjutkan pemberian ASI hingga usia 23 bulan didampingi oleh
pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI);
b. Memberikan perlindungan terhadap ibu menyusui yang mengalami penyulitan
seperti : diabetes militus,hipertensi,post operasi,hepatitis,dan lain- lainnya;
c. Memberikan imunisasi lengkap
d. Melakukan pencegahan dan Pengobatan Diare.
7

4) Kegiatan Intervensi gizi sensitif dengan sasaran masyarakat umum sebagaimana


dimaksud dalam pasal 7 ayat 3,meliputi:
a. Menyediakan dan memastikan akses pada air bersih;
b. Menyediakan dan memastikan akses pada sanitasi;
c. Melakukan fortifikasi bahan pangan;
d. Menyediakan akses kepada layanan kesehatan dan Keluarga Berencana
(KB);dan
e. Meningkatkan ketahanan pangan dan gizi.

BAB IV
PENDEKATAN

Bagian Kesatu
Kemandirian Keluarga

Pasal 7
1) Dalam upaya penurunan stunting dilakukan strategi edukasi kesehatan dan gizi
melalui kemandirian keluarga;
2) Strategi edukasi kesehatan dan gizi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan terkait upaya promotif dan preventif melalui intervensi perubahan
perilaku individu dan masyarakat,serta yang menyentuh sasaran yang paling
utama yaitu keluarga;
3) Kemandirian keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
melalui peningkatan kemampuan keluarga untuk mengenali,menilai dan
melakukan tindakan secara mandiri yang didampingi oleh tenaga kesehatan
dan comunity provider secara berkala,continue dan terintegrasi.
4) Kemandirian keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilihat dari
berbagai indikator yang meliputi:
a. Sejauh mana keluarga menyadari pentingnya kesehatan dan gizi;
b. Sejauh mana keluarga mengetahui apakah anggota keluarganya mengalami
masalah kesehatan dan gizi;
c. Keluarga mengetahui apa yang harus dilakukan;dan
d. Keluarga memanfaatkan dan berupaya mengakses pelayanaan kesehatan
yang disediakan.

Bagian Kedua
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
8

Pasal 8
1) Dalam upaya mempercepat penurunan stunting dilakukan gerakan masyarakat
hidup sehat;
2) Gerakan masyarakat hidup sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan untuk mensinergikan tindakan upaya promotif dan preventif
masalah stuntingserta meningkatkan produktivitas masyarakat.
3) Gerakan masyarakat hidup sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan melalui :
a. Peningkatan aktivitas fisik
b. Peningkatan perilaku hidup sehat
c. Penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi;
d. Peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit
e. Peningkatan kualitas lingkungan;dan
f. Peningkatan edukasi hidup sehat.
4) Gerakan masyarakat hidup sehat sebagaiman dimaksud pada ayat (1)
dikampanyekan oleh Dinas Kesehatan dan seluruh Organisasi Perangkat
Daerah terutama guna penurunan stunting.

Bagian Ketiga
Gerakan Seribu Hari Pertama Kehidupan

Pasal 9
1) Gerakan Seribu Hari Pertama Kehidupan merupakan komitmen bersama
antara pemerintah Desa dan masyarakat sebagai gerakan partisipasi untuk
percepatan penurunan stunting;
2) Gerakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melalui penggalangan
partisipatif dan kepedulian masyarakat secara terencana dan terkoordinasi
terhadap kebutuhan gizi janin maupun bayi pada seribu hari pertama
kehidupannya;
3) Gerakan sebagimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam bentuk
antar lain :
a. komunikasi,edukasi dan pemberian informasi baik formil maupun informil;
b. Kampanye ditempat-tempat umum;
c. Pemberian penghargaan bagi masyarakat peduli penurunan stunting;dan
9

d. Kegiatan-kegiatan lain yang mendukung.


4) Gerakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh
pemerintah desa.
5) Gerakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimasukkan dalam rencana
strategis Pemerintah Desa dan didukung Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa (APBDes) Desa Bagik Manis.

BAB V
EDUKASI, PELATIHAN DAN PENYULUHAN GIZI

Bagian Kesatu
Edukasi Gizi

Pasal 10
1) Edukasi gizi diselenggarakan dalam upaya menciptakan pemahaman yang sama
tentang hal-hal yang terkait dengan gizi;
2) Edukasi gizi sebagaiman dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. Pengertian gizi
b. Masalah gizi
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah gizi;dan
d. Praktik-praktik yang baik dan benar untuk memperbaiki keadaan gizi.
3) Edukasi gizi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan secara periodik
oleh Bidan Desa dan kader.

Bagian Kedua
Pelatihan Gizi

Pasal 11
1) Pelatihan gizi diselenggarakan dalam upaya peningkatan pengetahuan, pemahaman,
dan keterampilan petugas Gizi dan masyarakat dalam upaya penurunan stunting
yang berkualitas;
2) Pelatihan gizi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan secara periodik
oleh Pemerintah Desa.

Bagian Ketiga
Penyuluhan Gizi

Pasal 12
10

1) Penyuluhan gizi kepada masyarakat dalam upaya penurunan stunting


diselenggarakan didalam gedung dan diluar gedung.
2) Penyuluhan gizi di dalam gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
melalui konseling gizi di puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
sebagai bagian dari kesehatan perorangan;
3) Penyuluhan gizi di luar gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
diposyandu dan pertemuan-pertemuan kelompok masyarakat.
4) Penyuluhan gizi dalam upaya penurunan stunting dapat dilakukan di rumah sakit
dalam bentuk konseling gizi diruang rawat inap dan ruang rawat jalan serta
penyuluhan kelompok diruang rawat jalan;

BAB VI
PENCATATAN DAN PELAPORAN

Pasal 13
1) Setiap tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan harus melaksanakan
pencatatan dan pelaporan upaya penurunan stunting;
2) Pemerintah daerah dan Dinas kesehatan mendorong tenaga kesehatan dan fasilitas
pelayanan kesehatan dalam melakukan pencatatan dan pelaporan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1);
3) Pencatatatan dan pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan
dengan menggunakan aplikasi;
4) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara berjenjang

BAB VII

PENDANAAN

Pasal 14
Pendanaan bagi pelaksanaan upaya penurunan stunting bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara,Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Anggaran
dan Pendapatan Desa dan sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan.

BAB VIII
KETENTUAN DAN PENUTUP

Pasal 15
11

Peraturan Desa ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan, Agar setiap orang
mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Desa ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Desa Bagik Manis.

Ditetapkan di Bagik Manis


Pada tanggal 14 Nopember 2019
EPALA DESA BAGIK MANIS

ABDURRAHMAN

Diundangkan di Bagik Manis


Pada tanggal 14 Nopember 2019
SEKRETARIS DESA BAGIK MANIS

IBNU HALDUN WALIO

LEMBARAN DESA BAGIK MANIS TAHUN 2019 NOMOR ;_________


12

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD)


DESA BAGIK MANIS
KECAMATAN SAMBELIA KABUPATEN LOMBOK TIMUR
Alamat : Jln. Raya Sambelia-SPN Belanting Kode Pos : 8356

KEPUTUSAN
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BAGIK MANIS
NOMOR : 188 / /BPD/2019

TENTANG

OPTIMALISASI PENCEGAHAN DAN PENURUNAN STUNTING


PEMERINTAH DESA BAGIK MANIS

KETUA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BAGIK MANIS

Menimbang : a. Bahwa sesuai dengan ketentuan pasal 83 ayat (4) peraturan


pemerintah Nomor 43 tahun 2015 tentang Rancangan Peraturan
Desa ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati
bersama Badan Permusyawaratan desa;
b. Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Peraturan Daerah Kabupaten
Lombok Timur Nomor 3 tahun 2011 tentang Pedoman Pembentukan
dan mekanisme Penyusunan Produk Hukum Desa;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a
dan b,maka dipandang perlu untuk menetapkan persetujuan terhadap
Peraturan Desa Bagik Manis Nomor 3 tahun 2019 tentang
Optimalisasi Pencegahan dan Penurunan stunting Pemerintah Desa
Bagik Manis, dengan menuangkannya dalam keputusan Badan
Permusyawaratan Desa.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
2. Peraturan Presiden Nomor 42 2013 tentang Gerakan Nasional
Percepatan Perbaikan Gizi;
3. Instruksi presiden Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan masyarakat
Hidup Sehat;
4. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 4 tahun 2010 tentang Sistem
Kewaspadaan Pangan dan Gizi;
5. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 63 tahun 2010 tentang
garam Beryodium;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 155/MenKes/per/I/2010
13

tentang Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Bagi Balita;


7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor :2269/menKes/Per/XI/2011
tentang Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa
sebagaimana telah diubah dengan peraturan pemerintah Nomor 47
tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43
Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 83 Tahun 2015 tentang
Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa (Berita negara
Republik Indonesia Tahun 2016 nomor 5) sebagaimana diubah
dengan Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2017
tentang Perubahan atas peraturan menteri Dalam Negeri Nomor 83
Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian perangkat
Desa (Berita negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1223);
10. Peraturan Menteri Desa,Pembangunan Daerah Tertinggal dan
transmigrasi Nomor 16 tahun 2018);
11. Peraturan Bupati Lombok Timur Nomor 2 Tahun 2018 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa;

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Kesatu : Persetujuan terhadap Rancangan Peraturan Desa Bagik Manis tentang
Optimalisasi dan Penurunan Stunting Pemerintah Desa Bagik Manis
Kedua : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan

Ditetapkan di : Bagik Manis


Pada Tanggal : 12 Nopember 2019
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
KETUA

SADARUDIN
14

B E R I TA ACARA

KESEPAKATAN BERSAMA
KEPALA DESA BAGIK MANIS DAN BPD DESA BAGIK MANIS

TENTANG

OPTIMALISASI PENCEGAHAN DAN PENURUNAN STUNTING


PEMERINTAH DESA BAGIK MANIS

Pada hari Senin tanggal 11 bulan Februari tahun 2019, kami yang bertanda tangan
dibawah ini :

I. ABDURRAHMAN : Kepala Desa Bagik Manis dalam hal ini bertindak atas nama
Pemerintah Desa Bagik Manis selanjutnya disebut sebagai
----------------PIHAK PERTAMA----------------

II. SADARUDIN : Ketua BPD Desa Bagik Manis dalam hal ini bertindak atasN
nama BPD Desa Bagik Manis selanjutnya disebut sebagai
----------------PIHAK KEDUA----------------

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA telah membahas dan Menyepakati Rancangan
Peraturan Desa Nomor Tahun 2019 tentang Optimalisasi Pencegahan dan Penurunan
Stunting Pemerintah Desa Bagik Manis .

Demikian Berita Acara ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


KETUA BPD DESA BAGIK MANIS KEPALA DESA BAGIK MANIS

SADARUDIN ABDURRAHMAN
15

DAFTAR HADIR

PEMBAHASAN PERATURAN DESA BAGIK MANIS


NOMOR TAHUN 2019
TENTANG
KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL
DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA

Hari/ Tanggal :
Waktu :
Tempat :

TANDA
NO NAMA JABATAN ALAMAT
TANGAN

Bagik
Manis,...... ..............2019
BPD DESA BAGIK MANIS KEPALA DESA BAGIK MANIS

SADARUDIN ABDURRAHMAN

Anda mungkin juga menyukai