TENTANG
TAHUN 2019
2
TENTANG
OPTIMALISASI PENCEGAHAN DAN PENURUNAN STUNTING
DESA BAGIK MANIS KECAMATAN SAMBELIA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : OPTIMILISASI PENCEGAHAN DAN PENURUNAN STUNTING
PEMERINTAH DESA BAGIK MANIS
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan :
1. Desa adalah Desa Bagik Manis Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur;
2. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu Perangkat Desa sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Desa.
3. Perangkat Desa adalah unsur staf yang membantu Kepala Desa dalam penyusunan
kebijakan dan koordinasi yang diwadahi dalam bentuk pelaksana tekhnis dan
unsur kewilayahan.
4. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga
yang melaksanakan fungsi pemerintahan merupakan wakil masyarakat yang
dipilih melalaui musyawarah.
5. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat dari kekurangan gizi
kronis ,sehingga anak terlalu pendek untuk seusianya.
6. Upaya perbaikan Gizi adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan yang dilakukan
secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan
meningkatkan status gizi masyarakat dalam bentuk upaya promotif, prefentif,
kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintsh DaerahPenyertaan
Modal Pemerintah Desa adalah pengalihan kekayaan yang dilakukan oleh
pemerintah Daerah Kabupaten dan /atau masyarakat.
7. Surveylans Gizi adalah pengamatan secara teratur dan terus menerus yang
dilakukan oleh Tenaga gizi terhadap semua aspek penyakit gizi,baik keadaan
maupun penyebarannya dalam suatu masyarakat tertentu untuk kepentingan
pencegahan dan penanggulangan.
8. Posyandu adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari,oleh dan untuk masyarakat
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
5
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
Maksud optimalisasi pencegahan dan penurunan stunting adalah menurunkan
prevalensi stunting;
Pasal 3
Tujuan Optimalisasi Pencegahan dan penurunan Stunting adalah:
a. Mendorong upaya pencegahan stunting dengan pelayanan yang maksimal
kepada ibu hamil, ibu melahirkan/bayi lahir dan bayi berusia 6 bulan sampai
dengan 2 tahun.
b. Menghasilkan generasi sehat dan cerdas.
c. Meningkatkan status Gizi Masyarakat dan kualitas Sumber Daya manusia.
BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 4
1.Ruang lingkup optamilisasi pencegahan dan penurunan stunting
berkaitan dengan intrvensi gizi sensitif.
2.Ruang lingkup optimalisasi pencegahan dan penurunan stunting
meliputi sasaran dan kegiatan.
Bagian Kesatu
Sasaran
Pasal 5
1) Sasaran Kegiatan penurunan stunting, meliputi :
. a. Sasaran untuk intervensi gizi spesifik;
6
Bagian Kedua
Kegiatan
Pasal 6
1) Kegiatan intervensi gizi spesifik dengan sasaran ibu hamil
a. sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat 2 huruf a,meliputi:
b. Memberikan makanan tambahan pada ibu hamil untuk mengatasi
kekeurangan energi dan protein kronis.
a. Mengatasi kekurangan zat besi dan asam folat
b. .Mengatasi kekeurangan iodium.
c. Menanggulangi cacingan pada ibu hamil;dan
d. Melindungi ibu hamil yang mengalami kesulitan seperti : diabetes militus,
hipertensi, post operasi, hepatitis dan lainnya.
2) Kegiatan intervensi gizi spesifik dengan sasaran ibu menyusui dan anak dibawah
usia 6 (enam) bulan sebagaimana dimaksud pada pasal 5 ayat 2 huruf b,meliputi:
a. Mendorong inisiasi Menyusui Dini (IMD)
b. Mendorong pemberian ASI Eksklusif
3) Kegiatan intervensi gizi spesifik dengan sasaran ibu menyusui dan anak usisa 7-
23 (tujuh sampai dengan dua puluh tiga) bulan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 5 ayat 2 huruf c,meliputi:
a. Mendorong melanjutkan pemberian ASI hingga usia 23 bulan didampingi oleh
pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI);
b. Memberikan perlindungan terhadap ibu menyusui yang mengalami penyulitan
seperti : diabetes militus,hipertensi,post operasi,hepatitis,dan lain- lainnya;
c. Memberikan imunisasi lengkap
d. Melakukan pencegahan dan Pengobatan Diare.
7
BAB IV
PENDEKATAN
Bagian Kesatu
Kemandirian Keluarga
Pasal 7
1) Dalam upaya penurunan stunting dilakukan strategi edukasi kesehatan dan gizi
melalui kemandirian keluarga;
2) Strategi edukasi kesehatan dan gizi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan terkait upaya promotif dan preventif melalui intervensi perubahan
perilaku individu dan masyarakat,serta yang menyentuh sasaran yang paling
utama yaitu keluarga;
3) Kemandirian keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
melalui peningkatan kemampuan keluarga untuk mengenali,menilai dan
melakukan tindakan secara mandiri yang didampingi oleh tenaga kesehatan
dan comunity provider secara berkala,continue dan terintegrasi.
4) Kemandirian keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilihat dari
berbagai indikator yang meliputi:
a. Sejauh mana keluarga menyadari pentingnya kesehatan dan gizi;
b. Sejauh mana keluarga mengetahui apakah anggota keluarganya mengalami
masalah kesehatan dan gizi;
c. Keluarga mengetahui apa yang harus dilakukan;dan
d. Keluarga memanfaatkan dan berupaya mengakses pelayanaan kesehatan
yang disediakan.
Bagian Kedua
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
8
Pasal 8
1) Dalam upaya mempercepat penurunan stunting dilakukan gerakan masyarakat
hidup sehat;
2) Gerakan masyarakat hidup sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan untuk mensinergikan tindakan upaya promotif dan preventif
masalah stuntingserta meningkatkan produktivitas masyarakat.
3) Gerakan masyarakat hidup sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan melalui :
a. Peningkatan aktivitas fisik
b. Peningkatan perilaku hidup sehat
c. Penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi;
d. Peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit
e. Peningkatan kualitas lingkungan;dan
f. Peningkatan edukasi hidup sehat.
4) Gerakan masyarakat hidup sehat sebagaiman dimaksud pada ayat (1)
dikampanyekan oleh Dinas Kesehatan dan seluruh Organisasi Perangkat
Daerah terutama guna penurunan stunting.
Bagian Ketiga
Gerakan Seribu Hari Pertama Kehidupan
Pasal 9
1) Gerakan Seribu Hari Pertama Kehidupan merupakan komitmen bersama
antara pemerintah Desa dan masyarakat sebagai gerakan partisipasi untuk
percepatan penurunan stunting;
2) Gerakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melalui penggalangan
partisipatif dan kepedulian masyarakat secara terencana dan terkoordinasi
terhadap kebutuhan gizi janin maupun bayi pada seribu hari pertama
kehidupannya;
3) Gerakan sebagimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam bentuk
antar lain :
a. komunikasi,edukasi dan pemberian informasi baik formil maupun informil;
b. Kampanye ditempat-tempat umum;
c. Pemberian penghargaan bagi masyarakat peduli penurunan stunting;dan
9
BAB V
EDUKASI, PELATIHAN DAN PENYULUHAN GIZI
Bagian Kesatu
Edukasi Gizi
Pasal 10
1) Edukasi gizi diselenggarakan dalam upaya menciptakan pemahaman yang sama
tentang hal-hal yang terkait dengan gizi;
2) Edukasi gizi sebagaiman dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. Pengertian gizi
b. Masalah gizi
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah gizi;dan
d. Praktik-praktik yang baik dan benar untuk memperbaiki keadaan gizi.
3) Edukasi gizi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan secara periodik
oleh Bidan Desa dan kader.
Bagian Kedua
Pelatihan Gizi
Pasal 11
1) Pelatihan gizi diselenggarakan dalam upaya peningkatan pengetahuan, pemahaman,
dan keterampilan petugas Gizi dan masyarakat dalam upaya penurunan stunting
yang berkualitas;
2) Pelatihan gizi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan secara periodik
oleh Pemerintah Desa.
Bagian Ketiga
Penyuluhan Gizi
Pasal 12
10
BAB VI
PENCATATAN DAN PELAPORAN
Pasal 13
1) Setiap tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan harus melaksanakan
pencatatan dan pelaporan upaya penurunan stunting;
2) Pemerintah daerah dan Dinas kesehatan mendorong tenaga kesehatan dan fasilitas
pelayanan kesehatan dalam melakukan pencatatan dan pelaporan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1);
3) Pencatatatan dan pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan
dengan menggunakan aplikasi;
4) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara berjenjang
BAB VII
PENDANAAN
Pasal 14
Pendanaan bagi pelaksanaan upaya penurunan stunting bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara,Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Anggaran
dan Pendapatan Desa dan sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan.
BAB VIII
KETENTUAN DAN PENUTUP
Pasal 15
11
Peraturan Desa ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan, Agar setiap orang
mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Desa ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Desa Bagik Manis.
ABDURRAHMAN
KEPUTUSAN
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BAGIK MANIS
NOMOR : 188 / /BPD/2019
TENTANG
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : Persetujuan terhadap Rancangan Peraturan Desa Bagik Manis tentang
Optimalisasi dan Penurunan Stunting Pemerintah Desa Bagik Manis
Kedua : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan
SADARUDIN
14
B E R I TA ACARA
KESEPAKATAN BERSAMA
KEPALA DESA BAGIK MANIS DAN BPD DESA BAGIK MANIS
TENTANG
Pada hari Senin tanggal 11 bulan Februari tahun 2019, kami yang bertanda tangan
dibawah ini :
I. ABDURRAHMAN : Kepala Desa Bagik Manis dalam hal ini bertindak atas nama
Pemerintah Desa Bagik Manis selanjutnya disebut sebagai
----------------PIHAK PERTAMA----------------
II. SADARUDIN : Ketua BPD Desa Bagik Manis dalam hal ini bertindak atasN
nama BPD Desa Bagik Manis selanjutnya disebut sebagai
----------------PIHAK KEDUA----------------
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA telah membahas dan Menyepakati Rancangan
Peraturan Desa Nomor Tahun 2019 tentang Optimalisasi Pencegahan dan Penurunan
Stunting Pemerintah Desa Bagik Manis .
Demikian Berita Acara ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya
SADARUDIN ABDURRAHMAN
15
DAFTAR HADIR
Hari/ Tanggal :
Waktu :
Tempat :
TANDA
NO NAMA JABATAN ALAMAT
TANGAN
Bagik
Manis,...... ..............2019
BPD DESA BAGIK MANIS KEPALA DESA BAGIK MANIS
SADARUDIN ABDURRAHMAN