Mbina Pinem*
Abstrak
Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan dan status sosial ekonomi kepala keluarga
terhadap kesehatan lingkungan masyarakat. Faktor pendidikan sedemikian mempengaruhi pengetahuan kepala
keluarga mengenai kesehatan lingkungan. Pendapatan juga sangat mempengaruhi setiap kepala keluarga
mengenai kesehatan lingkungan. Pekerjaan/mata pencahariaan juga sangat mempengaruhi pengetahuan kepala
mengenai kesehatan lingkungan. Status sosial sangat mempengaruhi kesehatan lingkungan yang dimiliki dimana
apabila semakin tinggi status sosial ekonomi kepala keluarga baik dilihat dari pendidikan, pekerjaan dan
pekerjaan/mata pencaharian, maka semakin baik kesehatan lingkungan yang dimiliki. Bahwa status sosial
ekonomi kepala keluarga (pendidikan, pendapatan dan pekerjaan/mata pencahariaan) memberikan kontribusi
yang besar bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara status sosial ekonomi kepala keluarga
Kata Kunci: Pengaruh; Pendidikan; Status Sosial Ekonomi; Kepala Keluarga; Kesehatan
Abstract
This paper aims to investigate the influence of education and socioeconomic status of the family head of the
environmental health community. Such educational factors influencing knowledge about the family head of
environmental health. Revenue also greatly affect each household about the health of the environment.
Employment / livelihoods also influences knowledge about environmental health chief. Social status greatly affects
the environmental health held where if the higher the socioeconomic status of the family head nice views of
education, employment and work / livelihood, the better the health of the environment that is held. That the head of
the family socioeconomic status (education, income and employment / livelihood) contributed greatly that a
significant difference between the socioeconomic status of the family head
How to Cite: Pinem, M (2016). Pengaruh Pendidikan dan Status Sosial Ekonomi Kepala Keluarga bagi
Kesehatan Lingkungan Masyarakat, Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik, 4 (1): 97-106.
97
Mbina Pinem, Pengaruh Pendidikan dan Status Sosial Ekonomi Kepala Keluarga bagi
98
Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik, 4 (1) (2016): 97-106.
99
Mbina Pinem, Pengaruh Pendidikan dan Status Sosial Ekonomi Kepala Keluarga bagi
100
Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik, 4 (1) (2016): 97-106.
dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas penelitian ini adalah sejauh mana jenjang
dan ketat serta dan bersifat resmi. 2) pendidikan yang diperoleh setiap kepala
Pendidikan non formal yang dilakukan keluuarga di desa Marindal I. Oleh karena
diluar sekolah dan biasanya itu setiap kepala keluarga yang
diselenggarakan oleh masyarakat. 3) berpendidikan tinggi memiliki kesehatan
Pendidikan informal yang diterima dan lingkungan yang lebih baik dibandingkan
berlangsung sejak anak masih kecil sampai berpendidikan rendah. Semakin tinggi
menjadi tua, pendidikan ini tidak pendidikan formal yang dimiliki maka
terprogram dan berlangsung ada akan semakin baik pengetahuan tentang
dilingkungan keluarga ataupun kesehatan lingkungan.
masyarakat tanpa pengeluaran biaya. Seseorang mendefenisikan
Dalam pendidikan formal, tingkat pendapatan sebagai kemampuan rumah
pendidikan terdiri dari Sekolah Dasar tangga atau perorangan untuk
(berkisar umur 7-12 tahun), Sekolah memperoleh barang atau jasa,
Menengah Pertama (berkisar umur 13-15 kemampuan ini diukur dari tingkat harga
tahun), Sekolah Menegah Atas (berkisar pada saat memperoleh barang dan jasa.
umur 16-18 tahun) dan Perguruan Tinggi Pendapatan yang diperoleh seseorang
(berkisar umur 19-24 tahun). mempengaruhi gerak hidup dan reaksinya
Berdasarkan lamanya masa ditengah masyarakat sebab besar kecilnya
bersekolah yang pernah dijalani, Primbodo pendapatan akan mempengaruhi daya beli
(1991) membagi pendidikan kedalam tiga terhadap pemenuhan kebutuhan hidup.
tingkatan yaitu: 1. Rendah artinya Sumardi (1995) pendapatan adalah seluruh
pendidikan yang pernah di jalani < 7 penerimaan baik berupa uang maupun
tahun, 2. Sedang artinya pendidikan yang barang baik dari pihak luar maupun dari
pernah di jalani antara 8-9 tahun, 3. Tinggi hasil sendiri, dengan jalan dinilai sejumlah
: artinya pendidikan yang pernah di jalani harga atas atas barang yang berlaku pada
>10 tahun saat itu dalam bentuk uang.
Pendidikan juga berhubungan Menurut Everes (1982:28)
dengan kemampuan menyerap dan pendapatan adalah seluruh penerimaan
menerima informasi kesehatan kepala keluarga sebagi hasil balas jasa atau
lingkungan, dimana pendidikan kerjanya yang dihitung perbulan dengan
memegang peranan penting dalam jalan dinilai atas harga yang berlaku pada
kesehatan masyarakat. Pendidikan saat itu di suatu daerah atau wilayah di
seseorang dapat membawa pengaruh tempat tinggalnya. Penghasilan keluarga
dalam mengambil keputusan yang lebih merupakan pendapatan atau penghasilan
rasional secara tidak langsung dapat yang diterima oleh rumah tangga sebagai
mengembangkan kepribadian dan dapat upah atau balas jasa pada suatu wilayah
berpikir sebelum bertindak, dimana tertentu dalam jangka waktu satu bulan.
semakin tinggi pendidikan maka Menurut Sajogyo (1996) bahwa
pandangan, pengetahuan, pengertian akan untuk mengetahui besarnya pendapatan
semakin bertambah luas atau semakin keluarga terutama setiap kepala keluarga
maju pemikiran masyarakat akan didesa Marindal I ini maka dapat dilihat
kesadaran terhadap kesehatan lingkungan dengan menggunakan ukuran setara
di sekitarnya. dengan beras yaitu: a) Penghasilan 180-
Pendidikan mempengaruhi kondisi 240 kg beras/orang dalam satu tahun
kesehatan lingkungan karena pendidikan berarti miskin sekali, b) Penghasilan 240-
berkaitan dengan tingkat intelektual 320 kg beras/orang dalam satu tahun
seseorang, sehingga sangat berarti miskin, c) Penghasilan 320-420 kg
memungkinkan berkorelasi positif dengan beras/orang dalam satu tahun berarti
pengetahuan, terhadap masalah cukup, d) Penghasilan di atas 420 kg
lingkungan masyarakat. Pendidikan dalam
101
Mbina Pinem, Pengaruh Pendidikan dan Status Sosial Ekonomi Kepala Keluarga bagi
beras/orang dalam satu tahun berarti lebih menjadi modal pembangunan karena tidak
dari cukup. semua dari mereka memiliki kemampuan
Selanjutnya dengan melihat untuk menghasilkan barang dan jasa
pendapatan yang diperoleh masyarakat bahkan ada yang menjadi beban
struktur masyarakat dapat digolongkan tanggunggan penduduk lainnya. Bekerja
menjadi tiga bagian. Menurut Abdullah dapat diartikan sebagai kegiatan untuk
(dalam Sumardi, 1995) golongan menghsilkan barang dan jasa dengan
masyarakat itu adalah: a) Golongan maksud untuk memperoleh upah dalam
masyarakat yang berpendapatan tinggi kurun waktu tertentu berdasarkan lama
(high in come bracket), b) Golongan bekerja.
masyarakat yang berpendapatan menegah Dalam Undang-Undang Dasar 1945
atau sedang (normal in come bracket), c) pasal 27 ayat 2 bahwa di Indonesia setiap
Golongan masyarakat yang berpendapatan warga negara berhak untuk memperoleh
rendah (low in come bracket) pekerjaan dan penghidupan yang layak.
Selain itu pendapatan juga Oleh sebab itu pemerintah selalu berusaha
digunakan sebagai alat ukur untuk untuk membuka kesempatan kerja dengan
menentukan kemiskinan absolut. cara mengembangkan industri dan
Kemiskinan absolut diartiakan sebagai pemanfaatan sumberdaya alam yang
suatu keadaan dimana tingkat pendapatan tersedia. Pekerjaan dapat dibedakan
absolut seseorang tidak mencukupi untuk menjadi dua bagian yakni pekerjaan
memenuhi kebutuhan pokok seperti disektor formal yang ada dipemerintahan
sandang, pangan, kesehatan dan atau perusahaan resmi dan terdaftar secara
pendidikan.Kemiskinan absolut juga dapat hukum dan pekerjaan disektor non formal
dikaitkan dengan upah regional (UMR) dicerminkan oleh ekonomi majemuk yang
Sumatera Utara tahun 2010 Rp. 965.000, pada umumnya kurang memiliki
hal ini membantu untuk mengetahui keterampilan dan pendidikan rendah.
pendapatan yang diperoleh oleh setiap Jenis pekerjaan/mata pencaharian
kepala keluarga apakah sudah memenuhi seseorang menentukan besar kecilnya
kebutuhan huidupnya atau sebaliknya pendapatan yang diperoleh, kadang kala
(http://www.allows.wordpress.com.catego macam pekerjaan/ mata pencaharian
ri/informasi-upah-minimum-regional- ditentukan oleh tingkat pendidikan
UMR, 2010) seseorang. Semakin bagus pekerjaan/ mata
Adapun perbedaan penghasilan dari pencaharian seseorang maka semakin
tiap pendapatan masyarakat setiap kepala besar juga penghargaan masyarakat,
keluarga mampu mempengaruhi artinya dengan melihat pekerjaan/ mata
kebutuhan hidupnya, sehingga kebutuhan pencaharian seseorang secara langsung
akan kesehatan lingkungan dipengaruhi dapat dilihat status sosial ekonominya
oleh pendapatan keluarga yang ada. dalam masyarakat. Dalam kaitannya
Dengan adanya perbedaan pendapatan dengan lingkungan yang sehat dan
dalam suatu masyarakat maka merupakan berkualitas setiap umumnya memiliki
suatu gejala yang dapat mempengaruhi keinginan untuk mendapatkan lingkungan
kebutuhan hidup maupun kesehatan yang lebih baik dan sehat.
lingkungannya. Dalam hal ini dikatakan Jumlah anggota keluarga merupakan
bahwa sebahagian orang terbiasa dengan berapa banyak orang dalam satu keluarga
lingkungan pedesaan dimana lingkungan tersebut, dimana setiap individu dapat
dianggap sebagai milik bersama maka dihitung dalam keluarga yaitu semenjak
mereka yang berpenghasilan rendah manusia tersebut sudah berada
kurang memiliki rasa “sens of dilingkungan keluarga yang ada disetiap
belongingness” terhadap lingkungannya. kepala keluarga. Keluarga yang dimaksud
Jumlah penduduk yang besar bagi dalam hal ini adalah keluarga inti yang
suatu negara tidak semuanya akan terdiri dari suami, isteri dengan anak-
102
Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik, 4 (1) (2016): 97-106.
anaknya atau. Jumlah anggota keluarga ini Penyediaan air bersih merupakan
akan mempengaruh terhadap jumlah salah satu usaha untuk menghasilkan,
penghasilan yang akan ditanggung oleh menyediakan dan membagi-bagikan air
setiap kepala keluarga. bersih untuk masyarakat, sehingga air
Ruang lingkup ilmu kesehatan bersih diusahakan memenuhi persyaratan
lingkungan sebenarnya mencakup semua kesehatan. Untuk kebutuhan akan air
faktor yang terdapat pada lingkungan fisik dalam hal ini Notoatmodjo (2007)
manusia, sedangkan yang dimaksud menyebutkan bahwa syarat-syarat air yang
dengan lingkungan merupakan tempat baik secara umum dibedakan atas tiga hal,
pemukiman semua organisme baik secara yakni: 1) Syarat fisik yaitu air yang sehat
langsung maupun tidak langsung yang adalah air tidak berwarna, tidak berbau
dapat diduga dapat mempengaruhi tingkat dan tidak mempunyai rasa, jernih dengan
kesehatan organisme tersebut. Lingkungan suhu dibawah suhu udara sehingga
menurut UU No. 4 tahun 1982 adalah menimbulkan rasa nyaman. 2) Syarat
kesatuan ruang dengan semua benda, bakteriologis sebaiknya semua air yang
daya, keadaan dan mahluk hidup digunakan hendaknya terhindar dari
termasuk didalmnya manusia dan bakteri maupun racun yang
perilakunya yang mempengaruhi membahayakan tubuh, 3) Syarat kimia
kelangsungan perikehidupan dan dimana air yang baik digunakan adalah
kesejahteraan manusia serta mahluk hidup yang tidak tercemar secara berlebihan oleh
lainnya. zat-zat kimia yang berbahaya bagi
Berbicara mengenai pengertian kesehatan.
kesehatan lingkungan banyak definisi yang Sampah dalam ilmu kesehatan
telah dikenal dan tergantung pada latar lingkungan (refuse) sebenarnya hanya
belakang maupun sudut pandang sebagian dari benda atau hal-hal yang
masalahnya. Notoatmodjo (2007) dipandang tidak digunakan, tidak dipakai,
memberikan defenisi kesehatan tidak disenangi atauu harus dibuang
lingkungan adalah sebagai kondisi atau sedemikian rupa sehingga tidak sampai
keadaan lingkungan yang optimal yang mengganggu kelangsungan hidup manusia
memberikan dampak dan pengaruh yang (Aswar, 1979). Masalah sampah juga perlu
positif terhadap terwujudnya kesehatan mendapat perhatian yang serius karena
manusia kearah yang optimum. Dari sampah selalu menimbulkan masalah yang
berbagai definisi yang ada terlihat bahwa rumit untuk dipecahkan hal ini
ilmu kesehatan lingkungan berkisar pada disebabkan kerena dampaknya begitu luas
usaha manusia mengelola lingkungan terutama dalam kaitannya dengan masalah
sehingga derajat kesehatan manusia dapat kesehatan lingkungan, sampah dalam hal
lebih ditingkatkan. Dengan demikian ini yang berasal dari rumah tangga yang
dapat ditarik kesimpulan ilmu kesehatan berupa sampah padat.
lingkungan tidak lain merupakan bagian Sampah erat kaitannya dengan
dari ilmu kesehatan masyarakat yang kesehatan masyarakat, karena dari sampah
menitik beratkan pada perencanaan dari tersebut akan hidup berbagai
setiap lingkungan fisik. mikroorganisme penyebab penyakit dan
Batasan kesehatan lingkungan yang juga binatang serangga sebagai penyebar
dimaksud penulis sesuai dengan defenisi penyakit. Oleh sebab itu sampah harus
yang diberikan oleh para ahli yakni pada dikelola dengan baik agar tidak
masalah penyediaan air minum, mengganggu atau mengancam kesehatan
pembuangan sampah rumah tangga dan masyarakat. Guna lingkungan yang baik
pembuangan air limbah rumah tangga. maka perlu diselenggarakan sistem
Pendapat ahli diatas didukung oleh WHO pembuangan sampah yang teratur.
1972 (dalam Azwar 1990) bahwa sasaran Menurut Notoatmodjo (2007) pengolahan
utama kesehatan lingkungan yaitu: sampah yang baik meliputi
103
Mbina Pinem, Pengaruh Pendidikan dan Status Sosial Ekonomi Kepala Keluarga bagi
104
Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik, 4 (1) (2016): 97-106.
105
Mbina Pinem, Pengaruh Pendidikan dan Status Sosial Ekonomi Kepala Keluarga bagi
Siregar, N.S.S., (2015). Latar Belakang Tindakan Suharyanto, A., (2013). Peranan Pendidikan
Kenakalan Anak pada Usia 13 sampai 17 Kewarganegaraan Dalam Membina
Tahun, Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sikap Toleransi Antar Siswa, Jurnal Ilmu
Sosial Politik, 3 (1): 88-103. Pemerintahan dan Sosial Politik, 2 (1):
Siswanto, Rosmala D., (2013). Pengembangan 192-203
Menajemen Dalam Meningkatkan Prestasi Sukarni, M. 1994. Kesehatan Keluarga dan
Kerja Pegawai Pada Balai Pelatihan Lingkungan. Yogyakarta: Kanisius.
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Jurnal
Sumardi, M dan Evers, H. Dieter. 1982.
Administrasi Publik Universitas Medan Area 1
Kemiskinan dan Kebutuhan pokok.
(1): 22-26
Sitanggang, M.D., dan Suadi H., (2014). Jakarta: CV. Rajawali.
Persepsi Masyarakat Terhadap Kinerja Supardi, I. 1994. Lingkungan Hidup dan
Kelestariannya. Bandung: Alumni
Camat Dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan, Jurnal Ilmu Pemerintahan Tatang, A. 1986. Signifikansi Hasil Penelitian.
Yogyakarta.
dan Sosial Politik, 2 (1): 58-77
Slamet, J. S. 1994. Kesehatan Lingkungan. Tika, P. 2005. Metode Penelitian Geografi.
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Jakarta: Bumi Aksara.
Undang-Undang Pendidikan Nasional No.2
Tahun 1989. Depdikbud. Jakarta
106