Anda di halaman 1dari 32

RISET TEKNOLOGI INFORMASI

ANALISA MIKROTIK CLOUD CORE ROUTER SEBAGAI


LOAD BALANCER 2 ISP DI PT BAKRIE METAL INDUSTRIES ( PT BMI )

DIBUAT OLEH
BUDHI YANTO NIM 31815016
ERWIN EKO SAPUTRO NIM 31815011

PROGRAM STUDI REKAYASA SISTEM KOMPUTER


STMIK INDONESIA
2018
LEMBAR PENGESAHAN RISET TEKNOLOGI
INFORMASI

Nama : Budhi Yanto 31815016


Erwin Eko Saputro 31815011

Program Studi : Sistem Komputer

Judul : Analisa Mikrotik Cloud Core Router Sebagai


Load Balancer 2 Isp di PT Bakrie Metal Industries

Riset Teknologi Informasi Ini Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh :

Jakarta, 30 Mei 2018


Ketua Program Studi Dosen Pembimbing
Sistem Komputer

( Ir. M. Thamrin Basri M.M. ) ( Ir. M. Amin HD. MT )

II
III
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan Rahmat dan Karunia-Nya Sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan Riset Teknologi Informasi di PT BAKRIE METAL INDUSTRIES .

Laporan Riset Teknologi Informasi bertujuan untuk menambah pengalaman dan


pengetahuan bagi mahasiswa dan juga sebagai perbandingan ilmu-ilmu yang
telah diperoleh dibangku kuliah secara teoritis daengan keadaan sebenarnya.
Laporan Riset Teknologi Informasi yang berjudul “ANALISA MIKROTIK
CLOUD CORE ROUTER SEBAGAI LOAD BALANCER 2 ISP PADA PT
BAKRIE METAL INDUSTRIES “ ini merupakan salah satu persyaratan
kelulusan mata kuliah Riset Teknologi Informasi (RTI)

Dalam penyusunan laporan Riset ini tidak akan terlaksana tanpa adanya
bantuan, dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan serta kemampuan


dalam mengerjakan laporan Kerja Praktek ini.
2. Bapak Ir. M. Thamrin Basri M.M. selaku Ketua Program Studi Jurusan
Sistem Komputer, STMIK Indonesia.
3. Bapak Ir. M. Amin M.T. sebagai dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu,tenaga dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam
penyusunan laporan Kerja Praktek ini.
4. Bapak Alfian Riza Sugiharto selaku Head of IT Department yang telah
mengizinkan penulis untuk melakukan Riset di PT Bakrie Metal Industries.
5. Bapak Alex Alexander sebagai pembimbing Riset di PT Bakrie Metal
Industries yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan,
semangat, bimbingan dan saran selama dalam melakukan kegiatan kerja
praktek dan penulisan laporan kerja praktek.
6. Orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan semangat dan
bantuan material serta moral

IV
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan
demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang dapat mengirimkan email
ke budhi.yanto7192@gmail.com; erwinekosaputro@gmail.com Semoga Allah
SWT selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu
pelaksanaan dan penyelesaian Riset Teknologi Informasi ini. Akhirnya, semoga
laporan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan juga
bermanfaat bagi penulis pada khususnya.

Jakarta, 31 Mei 2018

Penulis,

Budhi Yanto & Erwin Eko Saputro

V
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN UNIVERSITAS .......................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN .......................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... iv
DAFTAR ISI .............................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... viii

BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek ......................................... 2
1.3 Tujuan dan Manfaat ................................................................................... 2
1.4 Sistematika Penulisan ................................................................................ 2

BAB II : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN


2.1 Sejarah Perusahaan..................................................................................... 4
2.2 Struktur Organisasi .................................................................................... 5
2.3 Visi dan Misi .............................................................................................. 5
2.4 Logo Perusahaan dan Filosofi .................................................................... 6

BAB III : HASIL KEGIATAN KERJA PRAKTEK


3.1 Waktu Pelaksanaan & Gantt Chart ............................................................ 8
3.2 Persiapan .................................................................................................... 8
3.3 Perancangan Sistem .....................................................................................
3.3.1 Topologi Yang Digunakan Saat Ini.......................................... 9
3.3.2 Topologi Menggunakan Konfigurasi Load Balancing ........... 10
3.4 Pelaksanaan ..................................................................................................
3.4.1 Pembagian IP Address ........................................................... 10
3.4.2 Mekanisme Pembagian Beban Bandiwidth ........................... 12
3.4.3 Impelementasi Sistem / Konfigurasi Router .......................... 13

VI
3.5 Hasil Pengamatan ..................................................................................... 19
3.6 Pemecahan Masalah ................................................................................. 20
3.7 Kontribusi................................................................................................. 22

BAB IV : PENUTUP
4.1 Kesimpulan .............................................................................................. 23
4.2 Saran ......................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 24

VII
DAFTAR GAMBAR

2.1 Struktur Organisasi


2.2 Logo BMI

3.1 Topologi Jaringan Saat Ini


3.2 Topologi Jaringan dengan Load Balancing
3.3 Pembagian IP Modem dan Router
3.4 Perbandingan Beban bandwith
3.5 Halaman Mikrotik
3.6 Jendela Winbox
3.7 Halaman Utama Winbox
3.8 Jendela New Terminal

VIII
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era sekarang banyak sekali pemakaian jaringan komputer. Terkadang
banyak kantor atau perusahaan, bahkan sekolah yang memiliki jaringan komputer
tetapi tidak memperhatikan management jaringan yang digunakan, sehingga
sering terjadi permasalahan pada jaringan komputer antara lain data yang
dikirimkan lambat, rusak dan bahkan tidak sampai ke tujuan. Komunikasi sering
mengalami time-out. Selain itu terdapat lebih dari satu modem yang tidak
terpakai secara optimal, sehingga akses internet tidak maksimal. Oleh sebab itu,
jaringan komputer memerlukan sebuah router, yaitu alat yang berfungsi sebagai
pengatur jalur lalu-lintas data sehingga tepat pada sasarannya. Router mampu
menjawab tantangan daripada permasalahan jaringan komputer itu sendiri.
Dengan berbagai fasilitas yang dimiliki router, maka komunikasi pada jaringan
komputer dapat berjalan dengan baik.
Namun, harga router tidak murah, hal ini sesuai dengan kinerja yang
dihasilkan dari router itu sendiri. Hingga ditemukannya sebuah solusi yaitu
Sistem Operasi yang dikhususkan untuk networking, yaitu MikroTik Router OS
yang terbukti murah dan handal dalam melakukan kerjanya sebagai router.
Banyak digunakan di ISP sebagai Limit bandwidth, router pada warnet, Gateway
pada kantor, hingga pada kafe sebagai hotspot.
Pemakaian lebih dari satu modem tanpa adanya Load Balancing tidak dapat
menghubungkan jaringan komputer yang terdapat modem dengan jaringan
komputer lain yang terdapat modem lain. Sehingga antara jaringan komputer satu
tidak dapat terhubung dengan jaringan komputer lainnya. Untuk itu Load
Balancing adalah suatu pemecahan masalah agar modem-modem yang terdapat
pada jaringan komputer secara terpisah dapat dijadikan satu model jaringan
komputer sehingga jaringan komputer tersebut dapat terkoneksi satu sama lain.

1
1.2 Tujuan Riset
Adapun tujuan penulisan Riset ini adalah:
a) Untuk memenuhi persyaratan kelulusan mata kuliah Riset Teknologi
Informasi (RTI)
b) Agar bisa mengikuti TA/Skripsi pada semester VIII jurusan Rekayasa
Sistem Komputer di STMIK INDONESIA
c) Mengetahuai konfigurasi Load Balancing pada Mikrotik.
d) Mengetahui bahwa jalur internet yang berbeda dapat dijadikan satu jalur.

1.3 Batasan Masalah


Agar hasil riset ini lebih terarah, terfokus, dan menghindari pembahasan
menjadi terlalu luas, maka penulis perlu membatasinya. Adapun batasan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagaai berikut :
1. Fungsi Cloud Core Router.
2. Konfigurasi dan pembagian Bandwith untuk masing-maing rouer.
3. Topologi Jaringan.
4. Hardware yang digunakan

1.4 Sistematika Penulisan Laporan


Untuk mengetahui secara ringkas permasalahan dalam penulisan Kuliah Kerja
Praktek ini, maka digunakan sistematika penulisan yang bertujuan untuk
mempermudah pembaca menelusuri dan riset teknologi informasi ini.
Sistematika penulisan ini dibagi menjadi 5(lima) bagian, yaitu:

2
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang secara
umum, ruang lingkup kerja praktek, waktu dan tempat
pelaksanaan riset, tujuan dan manfaat, serta sistematika
penulisan laporan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN


Pada bab ini penulis menguraikan tentang sejarah perusahaan,
struktur organisasi perusahaan, visi dan misi perusahaan dan
filosofi di dalam perusahaan, serta logo perusahaan.

BAB III HASIL KEGIATAN RISET


Pada bab ini penulis menjelaskan proses Riset Teknologi
Informasi yang terdiri dari waktu dan tempat riset, pelaksanaan,
Hasil Pengamatan, Pemecahan Masalah, dan kontribusi selama
Riset.

BAB V PENUTUP
Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai kesimpulan serta
saran yang berhasil ditarik dari seluruh pembuatan riset ini
yang mungkin akan bermanfaat bagi PT Bakrie Metal
Industries dalam memutuskan kebijakan-kebijakan yang akan
datang

3
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan

Pesatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam 10 tahun terakhir, membuat


bisnis kelompok Bakrie semakin banyak terbang dan menyebar, dan pada saat itu PT
Bakrie & Brothers memfokuskan perusahaan yang mengelola investasi (perusahaan
investasi) dan kemudian pada tahun 2006 mendirikan perusahaan baru yang khusus
ditugaskan untuk mengelola dan mengkoordinasikan operasi anak perusahaan di
bawahnya, perusahaan tersebut kemudian diberi nama PT Bakrie Metal Industries.

PT Bakrie Metal Industries sebagai bagian dari transformasi bisnis PT Bakrie &
Brothers dan ditunjuk sebagai holding holding untuk bisnis logam dan konstruksi
berat Bakrie & Brothers, PT Bakrie Metal Industries juga mewarisi dan membedakan
sejarah dan pengalaman Bakrie & Brothers di bidang infrastruktur. bisnis.

PT Bakrie Metal Industries, adalah perusahaan induk yang mengelola


operasional PT Bakrie & Brothers di bidang pembuatan logam / baja, yang terdiri dari
PT Bakrie Pipe Industries, Unit Fabrikasi PT Bakrie Metal Industries - Bekasi, PT
South East Asia Pipe Industries and PT Bakrie Construction.

Pada tahun 2010, PT Bakrie Metal Industries mempelopori bisnis baru di bidang
Engineering Procurement and Construction (EPC) dan telah berhasil menyelesaikan
beberapa proyek pembangunan termasuk pembangunan Coal Preparation Plan dan
Overland Conveyor di Kalimantan Selatan.

4
2.2 Struktur Organisasi

Gambar 2.1 Struktur Organisasi

2.3 Visi dan Misi


A. Visi

Menjadi Perusahaan Investasi terkemuka yang merepresentasikan


perekonomian Indonesia.

B. Misi

Memaksimalkan nilai bagi pemegang saham melalui kegiatan


investasi yang menguntungkan dan peningkatan nilai portofolio inti.

5
2.4 Logo Perusahaan

Gambar 2.2 Logo BMI

Filosofi Logo Bakrie : Tanah Dan Semesta

 Dua garis tebal lengkung berwarna merah bata (terakota) mencerminkan tanah
khas Indonesia yang subur. Bentuk ini seakan-akan terbagi dua oleh bidang
putih di tengahnya, menandakan tanah yang telah diolah/dibajak, yang berarti
akan semakin subur. Bentuk lengkung mengambil citra permukaan bumi yang
bulat.
 Titik-titik biru di atasnya mencerminkan langit semesta, dengan mengambil
bentuk susunan konstalasi bintang utara (meluku), melambangkan cita-cita
yang tinggi namun tidak melupakan tempat asalnya (bentuk alat bajak yang
identik dengan tanah subur)
 Logo tidak dibatasi dengan kotak atau lingkaran, menandakan kedinamisan
yang tidak terbatas.
 Komposisi grafis mengambil gaya seni disain modern, dimaksudkan untuk
memposisikan citra Bakrie ke masa depan (futuristic) yang membedakannya
dari perusahaan lain.

Dengan demikian, makna falsafah logo Bakrie dinyatakan sebagaiberikut :

 Menggapai cita setinggi mungkin adalah semangat universal. Namun cita


yang tinggi patut berpijak di atas dasar yang kokoh dan memberinya inspirasi
serta nafas kehidupan. Cita tinggi selayaknya tidak melupakan tempat
berpijaknya.

6
Betapapun hebat, besar dan tingginya cita, Bakrie tidak akan
pernah melupakan di mana ia berpijak dan harus berpijak
selamanya. Sebab pijakan itulah yang mewarisi tradisi, kultur
dan semangat usaha. Pijakan itulah yang memberi bentuk
Bakrie kini dan Bakrie masa depan.

7
BAB III
HASIL KEGIATAN RISET

3.1. Spesifikasi Hardware & Software/OS

Spesifikasi yang digunakan dalam mengkonfigurasi router menggunakan OS


mikrotik. Adapun perangkat yang digunakan antara lain meliputi :

3.1.1. Hardware

No. Alat Spesifikasi


1 Mikrotik 1. CPU tilegx 1.2 GHz 9 Core
Cloud Core Router 2. Main Storage/NAND 128 MB
3. RAM 2 Gb
CCR1009-8G-1S- 4. Gigabit Ethernet 8 Port
1S+ 5. SFP 1 Port
6. SFP+ 1 Port
7. Power Jack 110-220 V
8. Serial Port DB9/RS232

3.2.2. Software

 Router OS Mikrotik
Operating System yang sudah terinstall pada Cloud Core Router.

Setelah perencanaan perangkat tahap selanjutnya yaitu Perancangan sistem


dan penentuan IP Address yang akan diberikan pada modem, maupun Ethernet
pada cloud core router agar tidak terjadi konflik antar IP.

8
3.3 Perancangan Sistem

Berisi perancangan (desain) dari perangkat keras maupun lunak yang akan
digunakan dalam melakukan perancangan konfigurasi load balancing, meliputi
penentuan perangkat keras yang digunakan, IP Address yang digunakan

3.3.1 Topologi sebelumnya:


Di lantai 35 dibagi menjadi 2 Zona :
Zona 1 meliputi : Finance, Purchasing, IT, Management dan Server
Zona 2 meliputi : Marketing&Sales, Project, dan Engineering

Masing-masing zona sudah terhubung jaringan lokal, sedangkan internet


terpisah, yaitu Zona 1 memiliki internet 10 Mbps, dan Zona 2 memiliki
internet 5 Mbps.

Gambar 3.1 Topologi Jaringan Saat Ini

9
3.3.2 Topologi Yang Menggunakan Konfigurasi Load Balancing
Topologi ini jika dibandingkan dengan topologi semula yang tidak menggunakan
load balancing, nantinya data yang akan dikeluarkan atau dishare akan
membentuk satu kesatuan jalur saja, masing-masing ISP akan menjadi satu.
Penerapan topologi yang berdasar pada load balancing ini akan sangat
menguntungkan dalam efektifitas lalu lintas data maupaun bandwith.

Gambar 3.2 Topologi Jaringan dengan Load Balancing

3.4 Analisa Kegiatan Riset

3.4.1 Pembagian IP Address

Untuk mengatasi permasalahan putusnya antar jaringan karena memiliki


gateway internet yang berbeda maka teknik load balancing diperlukan agar

10
semua jaringan dapat terhubung melalui satu gateway internet yaitu router
load balancer itu sendiri. Jaringan yang terpisah dengan gateway yang berbeda
tidak dapat disatukan dengan switch karena setiap gateway internetnya
memiliki cluster jaringan yang berbeda. Meskipun jika modem-modem
tersebut disetting menjadi satu cluster jaringan tetap saja konfigurasi pada
jaringannya hanya mempunyai satu gateway internet saja.

Paket-paket data yang didapat dari internet melalui masing-masing


modem tersebut, kemudian didistribusikan ke dalam router load balancer.
Paket-paket data yang terdapat pada router load balancer dengan jalur yang
berbeda tersebut kemudian dibelokkan ke dalam satu jalur. Paket- paket data
tersebut dari masing-masing gateway internet yang berbeda tidak akan saling
berbaur dengan paket-paket dari gateway lain. Karena meskipun paket-paket
tersebut dijadikan satu jalur tapi segmentasinya tetap berbeda. Mekanisme
kerjanya ditunjukkan pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3 Pembagian IP Modem dan Router

11
Dari gambar di atas Load balancer memiliki 8 port jaringan dimana hanya
5 port yang terpakai dan mereka saling terhubung ke jaringan yang berbeda.
Pada eth1 terhubung ke ISP 1 dengan Gateway 103.248.248.81, pada eth2
terhubung ke ISP 2 dengan Gateway 43.247.13.185, kemudian eth3, eth4, dan
eth5 terhubung ke perangkat lain yang fungsinya untuk menghubungkan ke
user lain.

IP Address pada masing-masing Ethernet pada router load balancer akan


dijabarkan sebagai berikut :
a. Ethernet 1 dengan IP Address 103.248.248.86/29
b. Ethernet 2 dengan IP Address 43.247.13.190/29
c. Ethernet 3 dengan IP Address 192.168.1.254/24
d. Ethernet 4 dengan IP Address 192.168.2.254/24
e. Ethernet 5 dengan IP Address 192.168.10.254/24

3.4.2 Mekanisme Pembagian Beban Bandwidth


Load Balancer disini berfungsi untuk menggabungkan jalur internet
yang berbeda melalui satu jalur saja. Tetapi perlu diketahui bahwa pada
jaringan PT Bakrie Metal Industries terdapat 2 ISP dengan paket sebagai
berikut :
a. ISP 1 dengan kecepatan 10 Mbps
b. ISP 2 dengan kecepatan 5 Mbps

Ketika ada request data dari client maka router load balancer akan
memilah jalur yang akan dibebankan kepada salah satu modem secara
bergantian. Jika pada request pertama dibebankan 10 kepada router load
balancer maka dia akan memilih salah satu modem untuk dibebankan pada
request selanjutnya maka router akan membebankan kepada modem lainnya,
terus secara bergantian jika ada request seperti yang terlihat pada gambar 3.4.

12
Gambar 3.4 Perbandingan Beban bandwith

Berdasarkan pada teori di atas dapat disimpulkan bahwa 10 Mbps + 5


Mbps = 10 Mbps + 5 Mbps, bukan 10 Mbps + 5 Mbps = 15 Mbps. Walaupun
load balancer menjadikan satu jalur dari jalur-jalur gateway yang berbeda
tetapi pengiriman paket data tetap berdiri sendiri dan tidak saling terkoneksi.
(Pujo, 2005:Artikel)

3.4.3 Impelementasi Sistem / Konfigurasi Router.

a. Konfigurasi Awal Menggunakan Winbox.

13
Saat menghidupkan cloud core router pertama kali maka jika
kita hubungkan pc atau laptop dengan router maka ip address yang
kita dapat secara dynamic. Ketikkan pada browser anda ip router (ip
default) yaitu 192.168.88.1. Maka akan muncul seperti pada gambar
berikut.

Gambar 3.5 Halaman Mikrotik

Setelah itu klik pada halaman gambar yang terdapat tulisan


Winbox. Download lalu simpan. (Rendra, 2012:92)

Kemudian bukalah winbox dan ketikkan pada ip address


192.168.88.1 (ip default router), username : admin, password :
(kosong). Sehingga akan muncul seperti pada gambar berikut

14
Gambar 3.6 Jendela Winbox
Klik Connect untuk masuk ke konfigurasi pada winbox,
sehingga halaman awal winbox akan muncul seperti ini.

Gambar 3.7 Halaman Utama Winbox

15
Setelah muncul seperti pada gambar di atas klik pada menu
sebelah kiri New Terminal. Dan setelah itu akan muncul halaman
berbasis Text dari Mikrotik seperti yang terlihat pada gambar berikut.

Gambar 3.8 Jendela New Terminal

Step selanjutnya adalah dengan mengkonfigurasi dengan cara


berbasis text saja.

16
b. Mengganti nama Ethernet

interface

/interface> set ether1 name=eth1-ISP1 disabled=no

/interface> set ether2 name=eth2-ISP2 disabled=no

/interface> set ether3 name=eth3-LAN-ZONA1 disabled=no

/interface> set ether4 name=eth4-LAN-ZONA2 disabled=no

/interface> set ether5 name=eth5-SERVER disabled=no

c. Memberi IP Address pada masing-masing ethernet.

ip address

/ip address> add address=103.248.248.86/29

interface=eth1-ISP1 network=103.248.248.80 disabled=no

/ip address> add address=43.247.13.190/29

interface=eth2-ISP2 network=43.247.13.184 disabled=no

/ip address> add address=192.168.1.254/24

interface=eth3-LAN-ZONA1 network=192.168.1.0 disabled=no

/ip address> add address=192.168.2.254/24

interface=eth4-LAN-ZONA2 network=192.168.2.0 disabled=no

/ip address> add address=192.168.10.254/24

interface=eth5-SERVER network=192.168.10.0 disabled=no

17
d. Setting Mangle

Pada bagian ini kita akan menandai beban trafiknya


menjadi 2 (dua) bagian. Satu bagian melewati gateway ISP 1, dan
bagian kedua melewati gateway ISP 2.

ip firewall mangle

/ip firewall mangle> add chain=input in-interface=eth1-ISP1

action=mark connection new connection mark=ISP1

/ip firewall mangle> add chain=input in-interface=eth2-ISP2

action=mark connection new connection mark=ISP2

/ip firewall mangle> add chain=output connection mark=ISP1

action=mark routing new routing mark=to-ISP1

/ip firewall mangle> add chain=output connection mark=ISP2

action=mark routing new routing mark=to-ISP2

e. Setting NAT
Setting default masquerade ke masing-masing ISP.

ip firewall nat

/ip firewall nat> add chain=srcnat action=masquerade out-

interface=eth1-ISP1 disabled=no

/ip firewall nat> add chain=srcnat action=masquerade out-

interface=eth2-ISP2 disabled=no

18
f. Setting IP Route
Settinglah IP Route atau yang biasa disebut dengan kata
Gateway. Dengan IP Gateway yaitu masing-masing IP ISP sebagai
gatewaynya. Isikan destination address dengan 0.0.0.0/0 yang artinya
kita mempunyai tujuan untuk mengakses semua alamat IP yang ada
pada jaringan keluar atau internet.

ip route

/ip route> add gateway 103.248.248.81 dst-address=0.0.0.0/0

routing mark=to-ISP1 distance=1

/ip route> add gateway 43.247.13.185 dst-address=0.0.0.0/0

routing mark=to-ISP2 distance=2

/ip route> add gateway 103.248.248.81, 43.247.13.185

dst-address=0.0.0.0/0

g. Setting DNS
Settinglah dua IP DNS agar dapat melakukan koneksi ke
internet. IP DNS yang digunakan adalah DNS Google yaitu 8.8.8.8
dan 8.8.4.4

ip dns

/ip dns> set servers=8.8.8.8,8.8.4.4 allow-remote-requests=yes

3.5 Hasil Pengamatan


Kecepatan download ketika user berada pada jumlah yang banyak memakai
internet pasti akan melemah. Terkadang terdapat masalah ketika ada user yang
mendownload sehingga user lain akan terkena imbasnya yaitu koneksi menjadi
lamban. Untuk itu disini penulis akan jabarkan cara membagi bandwith sehingga
bisa maksimal pemakaiannya.

19
3.6 Pemecahan Masalah
Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah membuat simple queues
utama atau simple queues parent tertinggi pada kelas jaringan.

queue simple

/queue simple> add name=Local target-

addresses=192.168.1.0/24, 192.168.2.0/24 max-

limit=1000M/1000M interface=eth3-LAN-ZONA1,eth4-

LAN-ZONA2 priority=1

Target Address merupakan ip address yang disediakan untuk LAN. Max


Limit adalah 1000M untuk target upload dan 1000M untuk target download.

Langkah kedua membuat klasemen jaringan yang berada di bawah klasemen


jaringan utama.

queue simple

/queue simple> add name=ZONA1 target-

addresses=192.168.1.0/24 max-limit=10M/10M interface=eth3-LAN-

ZONA1 priority=1 parent=Local

/queue simple> add name=ZONA2 target-

addresses=192.168.1.0/24 max-limit=5M/5M interface=eth3-LAN-

ZONA2 priority=1 parent=Local

20
Langkah berikutnya adalah membuat user yang ada di dalam klasemen
jaringan ZONA 1. Pada Ruang IT terdapat router + access point beralamatkan
192.168.1.10, berfungsi sebagai penghubung kepada user Finance, Purchasing,
juga pada Ruang Management terdapat router + access point beralamatkan
192.168.1.11 yang terhubung ke switch yang juga terhubung ke ether3 pada
router load balancer. Sehingga secara tidak langsung router + access point
tersebut merupakan salah satu dari user pada jaringan ZONA 1, dan untuk Ruang
Management harus dibuat prioritas 1.

queue simple

/queue simple> add name=Wifi_IT,Finance,Purchasing target-

addresses=192.168.1.10 max-limit=5M/5M interface=eth3-LAN-

ZONA1 limit-at=1M/1M priority=2 parent=ZONA1

/queue simple> add name=Wifi_Management target-

addresses=192.168.1.11 max-limit=8M/8M interface=eth3-LAN-

ZONA1 limit-at=1M/1M priority=1 parent=ZONA1

21
Selanjutnya barulah membuat queue simple untuk user biasa.

queue simple

/queue simple> add name=User_Finance1 target-

addresses=192.168.1.100 max-limit=3M/3M interface=eth4-LAN-

ZONA1 limit-at=32k/32k priority=2 parent=ZONA1

/queue simple> add name=User_Purchasing1 target-

addresses=192.168.1.150 max-limit=3M/3M interface=eth4-LAN-

ZONA1 limit-at=32k/32k priority=2 parent=ZONA1

/queue simple> add name=User_CEO target-

addresses=192.168.1.200 max-limit=8M/8M interface=eth4-LAN-

ZONA1 limit-at=32k/32k priority=1 parent=ZONA1

Syntax tersebut di atas hanya sebagian karena syntaxnya berulang


maka penulis tidak menjabarkan satu per satu.

3.7 Kontribusi
Kontribusi penulis selama kerja praktek di PT Bakrie Metal Industris adalah
berhasil memanfaatkan bandwidth internet dengan efisien, dengan menggunakan
metode load balancing, juga membuat pengaturan bandwidth untuk user, agar
mencegah penyalahgunaan bandwidth oleh user yang sebelumnya tidak ada
pengaturan sama sekali.

22
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Load Balancing merupakan suatu solusi pada jaringan yang dapat
menghubungkan line gateway internet yang satu dengan yang lainnya. Sehingga
antara jaringan yang satu dengan jaringan yang lainnya dapat saling terkoneksi.
Load Balancing juga berguna sebagai metode agar fungsionalitas jaringan
internet tetap berlangsung karena jika ada satu gateway internet mati maka yang
lainnya bisa saling mengisi.

4.2 Saran
Dari kesimpulan diatas maka penulis memberi saran sebagai berikut:
a) Selalu melakukan backup konfigurasi setelah menyetting router, agar
terhindar konfigurasi ulang satu per satu akibat mereset perangkat jika
terjadi kerusakan konfigurasi.
b) Sebaiknya hitunglah klasemen ip address terlebih dahulu sebelum
mengkonfigurasi router untuk meminimalisir kesalahan konfigurasi.
Sebaiknya ubah username dan password pada router agar aman dari gangguan user
lain yang merubah konfigurasi router tersebut.

23
.

DAFTAR PUSTAKA

Herlambang. 2008. Panduan Lengkap Menguasai Router Masa Depan


Menggunakan Mikrotik OS. Yogyakarta : ANDI Publisher

Kasamudin, Robi. 2008. Instalasi dan Konfigurasi Mikrotik sebagai Gateway


Server. [Online] Tersedia : www.ok.or.id. [19 Desember 2013]

Lukas, J. 2006. Jaringan Komputer, Edisi I. Yogyakarta : Graha Ilmu

Mikrotik Indonesia Citraweb Nusa Infomedia. 2005. Load Balance Menggunakan


Metode PCC. [Online] Tersedia : http://www.mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=34.
[20 Desember 2013]

Mikrotik Indonesia Citraweb Nusa Infomedia. 2005. Manajemen Bandwith


Menggunakan Simple Queue. [Online] Tersedia :
http://www.mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=53. [13 Januari 2014]

Towidjojo, Rendra. 2012. Konsep dan Implementasi Routing Dengan Router


Mikrotik. Jakarta : Jasakom

24

Anda mungkin juga menyukai