Anda di halaman 1dari 8

HIPERTENSI

A. Pengertian
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik
lebih dari 160 mmHg dan atau tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg paling serikit pada
waktu yang berbeda (Brunner dan Suddarth, 2002).
Pada umumnya hipertensi diklasifikasikan berdasarkan nilai diastolik.
Hipertensi ringan : 90-140 mmHg
Hipertensi sedang : 100-114 mmHg
Hipertensi berat : 110-118 mmHg
Hipertensi maligna : > 120 mmHg
Krisis hipertensi adalah tekanan darah yang mengalami kenaikan yang cepat sehingga
menyebabkan kerusakan organ secara cepat perbaikan hanya bisa didapat dengan tekanan
darah.
Menurut klasifikasi baru :
Stage I : 90-98 mmHg
Stage II : 100-108 mmHg
Stage III : 110-118 mmHg
Stage IV : > 120 mmHg
Tekanan darah ditentukan oleh 2 faktor utama :
1. Volume cairan yang mengisi pembuluh darah besarnya ditentukan oleh curah jantung.
2. Tahanan (resistensi) pembuluh darah tepi (perifer) terhadap aliran darah yang mengalir.

B. Anatomi Fisiologi
Jantung merupakan organ utama dalam sirkulasi darah yang berfungsi sebagai pompa.
Ketika menguncup maka darah dipompakan ke aorta dengan tekanan tang kuat kemudian darah
dialirkan ke arteri dan arteriole dengan tekanan yang lebih ringan, tekanan ini sangat
diperlukan agar darah mencapai seluruh organ dan jaringan serta dapat kembali ke jantung
melalui vena tekanan darah terhadap dinding arteri dapat diukur dengan tensimeter yang
dinyatakan dengan satuan mmHg.
Perbedaan tekanan darah sistolik adalah tekanan darah arteri ketika jantung
menguncup/ konstriksi. Diastolik adalah tekanan darah ketika jantung mengembang kembali.
Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung, tahanan perifer dari dan volume darah.
Sistem kendali yang berperan dalam mempertahankan tekanan darah adalah :
1. Sistem baroreseptor
2. Sistem pengaturan volume cairan tubuh
3. Sistem renin angiotensin
4. Sistem autoregulasi vaskuler
(Barbara Engram, 1999)
C. Patofisiologi
Hipertensi merupakan suatu kelainan/ suatu gejala dari gangguan mekanisme regulasi
tekanan darah. Tubuh mempunyai suatu sistem untuk mengatur tingginya tekana darah yaitu
sistem renin angiostenin aldosteron (RAAS). Sel-sel tertentu ginjal dapat membentuk hormon
renin yang dilepaskan apabila tekanan darah di glumerolus menurun. Hanya terjadi bila jumlah
darah yang mengatur melalui ginjal berkurang. Misalnya karena penurunan volume darah atau
penyempitan arteri ginjal. Dalam plasma, renin bergabung dengan menjadi angiostensin I yang
oleh enzim ACE (Angiostensi convertury enzim) dapat menjadi angiostensin II. Zat ini berdaya
vasokontriktif kuat secara langsung dan dapat langsung menstimulasi sekresi hormon
aldortenon dengan sifat retensi garam sehingga volume darah dan tekanan darah meningkat.
Disamping regulasi hormon masih terdapat beberapa faktor fisiologi yang dapat
mempengaruhi tekanan darah, antara lain :
1. Stroke volume
Yaitu jumlah darah yang dipompa keluar jantung pada setiap kali konstriksi, semakin besar
volume ini semakin tinggi tekanan darah. Retensi garam meningkatkan volume cairan
sehingga volume meningkat. Maka tekanan atas dinding pembuluh darahpun meningkat.
2. Kekenyalan dinding arteri
Arteri yang dindingnya sudah mengeras karena endapan kolesterol/ lemak
(artherosclerosis) menyebabkan tekanan darah lebih tinggi daripada dinding yang masih
elastis.
3. Pelepasan neurohormon
Antara lain adrenalain dari nerodrenalin yang berfungsi menyempitkan pembuluh darah
perifer sehingga tekanan darah meningkat. Pada saat emosi meningkat atau berolahraga
yang bertenaga, sistem saraf adrenergik terangsang dan melepaskan neurohormon. Situasi
stres dan merokok juga meningkatkan produksi neurohormon adrenolin (Sandra M Hettina,
2002).

D. Faktor Penyebab Hipertensi


1. Hipertensi primer : penyebab tidak diketahui
2. Hipertensi sekunder disebabkan oleh :
a. Penyakit perenkim ginjal atau vaskuler ginjal
b. Gangguan endokrin diabetes
c. Penyempitan aorta kongenital
d. Neurogenik tumor, enoufalitas, luka bakar, kenaikan volume intravaskuler dan
gangguan psikiatri
3. Faktor resiko lainnya
a. Obesitas
b. Intake lemah dan garam yang tinggi
c. Perokok
d. Stres
e. Penggunaan pil anti hamil

E. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala dari hupertensi, yaitu :
1. Sakit kepala
2. Epitaksis
3. Pusing migren
4. Nokturia
5. Finitus
6. Kelemahan/ letih
7. Mual muntah
8. Sesak nafas
9. Sukar tidur
10. Mata berkunang-kunang
11. Rasa berat ditekuk
12. Kenaikan TD dari normal
13. Penurunan kekuatan gengaman tangan dan reflek tendon dalam
14. Frekuensi jantung meningkat
15. Takipnea
16. Perubahan irama jantung
(Sandra M Hettina, 2002)
F. Pathway

Merokok Genetik, lingkungan,


merokok, alkohol, penyakit

Nikotin
Merangsang pusat
vasomotor dalam bentuk
Merangsang impuls
hypotalamus
Melalui saraf simpatik
Katekolamin menuju gangguan simpatis

Melepaskan asetil kolin

Merangsang serabut saraf


ganglion

Merangsang kelenjar
adrenal

Melepaskan epinefrin

Vasokontriksi pada pembuluh


darah Vasokontriksi

Tekanan darah meningkat Peningkatan tekanan Penurunan darah ke


volume darah tetap vaskular serebral ginjal

Jantung memompa darah


dengan tekanan aliran darah Mendesak Mendesak Pelepasan renin
hipotalamus thalamus
Penurunan kontraktilitas
pada otot jantung
Mual Kortek Pembentukan
serebrasi angiostensi 1

Nutrisi Menaikkan
kurang dari transmisi Angiostensi II
kebutuhan histomin
tubuh bradikimin asetil Vasokontriksi
kolin dan prostal perifer
glandin
Meningkatkan
Meningkatkan sekresi aldosteron
sensitivitas
reseptor nyeri

Retensi natrium
G. Komplikasi dan air
Ada beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada hipertensi yaitu :
Nyeri
1. Kerusakan pembuluh darah, manifestasi muncul sesuai sistem organ yang terkena
2. Penyakit jantung koroner dengan angiria
3. Hipertrofi ventrikel kiri
4. Perubahan fatologis ginjal
5. Perdarahan otak/ stroke
6. Infark serebri
(Brunner dan Suddart, 2002)

H. Pemeriksaan Diagnostik
1. Hb/ HCl untuk menilai hubungan antara sel-sel dari viskositas darah sebagai faktor resiko
dari hiperkoagulasi, enemia, dll.
2. BUN/ creatinin untuk mengetahui fungsi ginjal.
3. Glukosa, hiperglikemia akibat tingginya katekolamin akan menambah hipertensi.
4. Sistem potasium. Bila ditemukan adanya hipokalamia ini merupakan tanda adanya
aldostenon primer sebagai efek samping diuretika.
5. Serum kalsium, bila tinggi biasanya signifikan pada hipertensi.
6. Serum trigliserida dan kolesterol bila tinggi merupakan faktor predisposisi hipertensi.
7. Tiroid. Hipertirordisme menyebabkan vasokontriksi vaskuler
8. WP untuk mengidentifikasi penyebab hipertensi, apakah merupakan penyakit parenkim
ginjal atau renal kalikulo.
(Brunner dan Suddart, 2002)

I. Terapi
1. Program penurunan BB bagi yang gemuk
2. Diet rendah garam dan rendah lemak
3. Mengubah kebiasaan buruk berdasarkan kesehatan
4. Olahraga teratur
5. Periksa tekanan darah secara teratur
6. Terapi farmakologis
- Diuretik : HCT, lasix
- Beta blocker : propanaol
- Alfa blocker : phentolamin, vrozqazine (minipres)
- Simpatolik
- Vasodilator
- Kalsium antagonis
(Barbara Engram, 1999)

J. Pengkajian
Data subjektif
1. Nyeri kepala, terutama daerah subuksibital ketika bangkit hilang dalam beberapa jam.
2. Ada episode rasa kaku/ beku, lemas pada satu sisi tubuh.
3. Gangguan penglihatan ganda, pandangan kabur
4. Lemah dan lelah, nafas pendek
5. Riwayat hipertensi, arthreusklerosis CVD
6. Sering berkeringat dan berdebar-debar
7. Episode epitaksis
8. Riwayat perubahan kepribadian, kecemasan, depresi
9. Makanan kesukaan tinggi garam, lemak, kolesterol
10. Mual dan muntah
11. Perubahan berat badan
12. Riwayat penggunaan diuretik, kontrasepsi hormonal
13. Faktor resiko keluarga hipertensi aterosklerosis, penyakit jantung

Data objektif
1 Tekanan darah meningkat
2 HR meningkat, perubahan irama jantung
3 Perubahan suara jantung, aksentuasi pada basis S2 (S2 awal CHF); subventrofi ventrikel
kanan)
4 Murmur, valcular stenosis
5 Takikardia, berbagai jensi elisritmia
6 Perubhana isi denyut nadi ada keterlambatan pada daerah tangan
7 Peregangan vena jugularis  congesti vena
8 Nafas cepat
9 Hipotensi postural
10 Aksal dingin, refill kapiler lambat
11 Tampak pucat, banyak keringat
12 Ada tidaknya obesitas
13 Kadang ada edema
14 Suasana perasaan berubah-ubah
15 Perubahan status mental, perubahan orientasi, prines pikir, memori
16 Respon motorik : penurunan kekuatan genggaman tangan refleks tendon dalam dan
perubahan retina mata.

Anda mungkin juga menyukai