Anda di halaman 1dari 4

A.

Hari, tanggal : Selasa, 21 Oktober 2019


B. Judul : Proses Produksi dan Pengolahan Sumber Air Keruh Menjadi Air
Jernih Oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Musi Palembang.
C. Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui proses produksi dan pengolahan yang dilakukan
oleh PDAM Tirta Musi Palembang.
2. Agar mahasiswa dapat membedakan proses produksi dan pengolahan yang dilakukan
dengan sumber air baku yang berbeda.
D. Metode
Metode yang dilakaukan yaitu dengan melakukan kunjungan langsung ke
lapangan dengan spesifikasi kunjungan pada unit pengolahan yang disertai pemaparan
materi serta penjelasan langsung oleh petugas PDAM Tirta Musi Palembang.
E. Dasar teori:
PDAM Tirta Musi Palembang menggunakan sumber air dari sungai musi sebagai
sumber air bakunya. Karakteristik sungai musi antara lain: kekeruhan mencapai 500
NTU pada waktu musim hujan, sedangkan pada waktu musim kemarau debit air baku
yang ada di sungai musi hanya sekitar 100 liter/detik. Fluktuasi debit mantap aliran
sungai paling kecil terjadi setiap 10 tahunan. Kandungan partikel (pasir, kerikil, dll)
yang terkandung dalam air di musi cukup tinggi tetapi kandungan kimianya masih di
bawah standart yang diperbolehkan. Pencemaran pada sungai ini kebanyakan terjadi
aktifitas manusia pada umumnya.
F. Cara Pengolahan
1. Unit Pengambilan Sumber Air Baku Sungai Musi
Unit pengolahan PDAM Tirta Musi Palembang mengambil sumber air baku
dari sungai luk ulo tehnik pemasangan pompa pada unit pengambilan ini, yaitu:
Pompa diletakkan di titik daerah aliran sungai (DAS) debit minimnal pompa 50
liter/detik, air tersebut dialirkan ke bak penampungan yang terletak di bagian atas
sungai dengan kapasitas pompa 48 liter/detik. Bak penampungan tersebut juga dapat
diartikan sebagai bak penghilang tekan (BPT) kemudian air akan berhenti sebentar
setelah itu dialirkan ke pos II denagn menggunakan pipa dari besi (dilakukan proses
lanjutan untuk penjernihan) setelah itu sisa air yang tidak tertampung akan kembali
ke sungai dengan debit sekitrar 2 liter/detik. Jarak pos (unit pengambilan) dengan
bak penampungan (bak pelepas tekan) sekitar 30 meter.
Pompa yang digunakan adalah tiga buah pompa celup yang peletakannya
dilengkapi dengan bangunan berjeruji yang berfungsi sebagai pengaman pompa.
Pompa yang dipasang pada titik DAS terletak di dua lokasi, yaitu:
a) Pompa yang diletakkan untuk pengambilan air ketika musim hujan
(mengantisipasi terjadinya luapan debit sungai dan apabila terjadi banjir)
b) Pompa yang diletakkan untuk pengambilan air ketika air ketika musim kemarau
(mengantisipasi apabila keadaan air surut)
2. Proses Pengolahan Air Baku (Pos II)
Prinsip pengolahan air bersih yang terjadi secara keseluruhan melalui tahapan
seperti di bawah ini:
a) penjernihan atau purifikasi yang meliputi :
1) koagolasi dan flokulasi
2) sedimentasi
3) filtrasi
b) desinfeksi
c) pengaturan pH (pH adjustment)
3. Proses yang dilakukan di PDAM Tirta Musi dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Sumber air baku yang baru dialirkan dari bak pelepas tekan (karakteristik airnya
sangat keruh)
b) Dimasukkan ke dalam bak prasedimentasi.

A B C

Gambar 1. Skema Bak Prasedimentasi

Keterangan :
A : Pada bak A sumber air baku yang berasal dari bak pelepas tekan ditampung dan
diberi bahan kimia (PAC) sebagai koagolan agar partikel kasar yang terbawa
dapat tersuspensi sehingga dapat menggumpalkan disperse koloid menjadi flok-
flok besa. Bahan kimia terse3but dialirkan melalui pompa dosing.
B : pada bak B air yang berasal dri bak A dialirkan bersamaan denagn flok-flok yang
terbentuk.
C : Pada bak C air yang berasal dari bak B (telah terjadi pembentukkan flok)
dialirkan ke bak lain untuk melewati proses selanjutnya.

c) Dimasukkan ke bak sedimentasi.


Bak sedimentasi terjadi beberapa proses yaitu : sistem pengadukan lambat,
desinfeksi, sedimentasi dan filtrasi.
Pembersihan bak pra sedimentasi dilakukan 1-2 kali sehari dengan
pembuangan sisa kotoran melalui pipa. Pada bak prasedimentasi terjadi proses
koagolasi dan flokulasi. System pengolahan pada bak prasedimentasi disebut
dengan proses pengadukan cepat. Pada proses pengadukan cepat koagolan
diharapkan dapt tercampur secara merata.

F1
A1 A2

F2

B1 B2
F3

E F4
C1 C2

F5

D1 D2
F6

Bak manual

Gambar 2. Skema Bak Pengolahan Lanjutan

Keterangan :
A1 D2 : Merupakan bak pengaduk lambat yang sisitem kerjanyqa dengan
mengandalkan beda tinggi. Bak pengaduk lambat sejumlah delapan
bak berbentuk lingkaran, tujuanya agar air dan bahan kimia yang
telah dicampurkan dapat tercampur secara homogen.
A1 dan A2 : Merupakan bak penampungan selanjutnya setelah sebelumnya air
melalui proses flokulasi dan koagolasi di bak pra sediment. Bak ini
terletak paling atas daripada bak-bak lainnya.
B1 dan B2 : Air dari bak A1 dan A2 dialirkan ke bak ini. Bak ini terletak lebih
rendah dari pada bak A1 dan A2.
C1 dan C2 : Air dari bak B1 dan B2 dialirkan ke bak ini. Bak ini terletak lebih
rendah daripada bak B1 dan B2.
D1 dan D2 : Air dari bak C1 dan C2 dialirkan ke bak ini. Bak ini terletak sejajara
dengan bak C1 dan C2 pada bak D2 air yang akan dialirkan ke bak
selanjutnya, diberi kaporit (clorinasi) Ca(OCl)3 calcium hipo chloride
terlebih dahulu. Seharusnya pemberian kaporit dengan menggunakan
pompa dosing tetapi karena adanya kerusakan maka pemberian
kaporit dengan menggunakan bak manual.
E : Merupakan bak sedimentasi dimana pada semua bagian bawahnya
terdapat pipa –pipa yang gunaya menangkap sediment – sediment yang
terbentuk berbentuk endapan karena gaya graitasi. Debit bak
sedimentasi adalah 50 liter/detik
F1 F6 : Merupakan bak-bak filtrasi. Pada bak sedimentasi tidak semua partikel
dapat terendap sehinggaq diperlikan proses lanjutan agar air tersebut
dapt benar-benar jernih. Proses tersebut terjadi di bak filtraswi yang
berjumlah enam bak. Proses filtrasi menggunakan saringan pasir cepat
(terdiri dari pasir kwarsa yang tebalnya 60 cm)
a) Dialirkan ke reservoir
Setelah melalui proses filtrasi air tersebut dialirkan ke reservoir dengan
menggunakan pipa berdiameter 160 cm. Proswes desinfeksi (pembubuhan kaporit)
selain untuk me3njernihakan air jug adapt digunakan untuk mencegah tumbuhnya
bibit lumut. Air disimpan di reservoir sebelum diditribusikan kepada pelanggan.

Kapasitas reservoir pada pdam kebumen yaitu 1200 m3


b) Pemeriksaan di laboratorium
Air yang telah diproses dan disimpan di reservoir sebelum didistribusikan
dilakukan pemeriksaan dahulu di laboratoriumn. Pemeriksaan yang dapat dilihat
secara cepat adalah pemeriksaan kekeruhan. Se4dangkan pemerisaan kandungan
becteriologi, fisika dan kimia yang terdapat dalam air dapat terus memenuhi standart
baku mutu yang telah ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai