Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN

(Manajemen Risiko)

Oleh:
Kelompok 6
Kelas D

Sintia Fauzia (175040101111107)


Elia Novita M. Br (175040101111108)
Cindy Citra Yolanda (175040101111124)
Eghya Fio Ulina S. (175040101111132)
Dora Monica (175040101111134)
Astriana Br Tarigan (175040101111145)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
I. PENDAHULUAN
1.1 Definisi Risiko
Perusahaan dalam membangun usahanya tidak lepas dari yang namanya
risiko, maka dari itu diperlukan sebuah tata kelola yang baik agar mampu
mengurangi sedemikian rupa apapun bentuk risiko. Menurut Djojosoedarso
(2003) menguraikan pengertian risiko dari beberapa salah satunya menurut
Herman Darmawi, risiko merupakan penyebaran/ penyimpangan hasil aktual dari
hasil yang diharapkan. Atau diartikan risiko adalah probabilitas suatu hasil/
outcome yang berbeda dengan yang diharapkan. Sesuatu yang tidak pasti
dapatberakibat menguntungkan atau merugikan, menurut Hanafi (2009)
ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan disebut peluang
(opportunity) sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang
merugikan dikenal dengan istilah Risiko (risk). Berdasarkan beberapa definisi di
atas dapat diambil kesimpulan bahwa risiko adalah suatu kondisi yang timbul
karena ketidakpastian dengan seluruh konsekuensi tidak menguntungkan yang
mungkin terjadi dalam usaha. Ketidakpastian dihubungkan dengan penerimaan
penghasilan perusahaan, arus masuk dan keluar (cashflow) dan keselamatan harta
benda perusahaan di masa yang akan datang. Maka dari itu suatu perusahaan
harus memiliki keahlian manajemen risiko untuk mampu mengelola
ketidakpastian yang akan menghambat keberhasilan usahanya.
Manajemen risiko sendiri memiliki banyak definisi., manajemen risiko
adalah seperangkat kebijakan, prosedur yang lengkap, yang dipunyai organisasi,
untuk mengelola, memonitor, dan mengendalikan eksposur organisasi terhadap
risiko (SBC Warburg, The Practice of Risk Management, Euromoney Book,
2004). Manajemen risiko diartikan juga sebagai kemampuan seseorang manajer
untuk menata kemungkinan variabilitas pendapatan dengan menekan sekecil
mungkin tingkat kerugian yang diakibatkan oleh keputusan yang diambil dalam
menggarap situasi yang tidak pasti. Konsep dasar manajemen risiko menurut
Djohanputro (2008) yang dapat dipahami oleh pihak manajemen perusahaan
adalah manajemen risiko hanya sebuah pendekatan, tetapi manajemen risiko
merupakan strategi fleksibel yang dapat diterapkan untuk berbagai skala industri.
Makalah ini akan membahas apa itu manajemen risiko secara menyeluruh serta

1
perhitungan-perhitungan yang dapat dilakukan untuk menekan risiko di dalam
suatu usaha.

2
II. PEMBAHASAN
2.1 Jenis-Jenis Resiko
2.1.1 Risiko berdasarkan sifatnya
a. Risiko yang tidak disengaja (risiko murni)
Risiko murni adalah risiko yang apabila terjadi tentu menimbulkan
kerugian dan terjadinya tanpa disengaja; misalnya risiko terjadinya kebakaran,
bencana alam, pencurian, penggelapan, pengacauan dan sebagainya. Menurut
Hanafi (2004) Risiko murni (pure risks) adalah risiko di mana kemungkinan kerugian
ada, tetapi kemungkinan keuntungan tidak ada. Jadi kita membicarakan potensi
kerugian untuk risiko tipe ini.
b. Risiko yang disengaja (risiko spekulatif)
Risiko Spekulatif adalah risiko yang disengaja ditimbulkan oleh yang
bersangkutan, agar terjadinya ketidakpastian memberikan keuntungan kepadanya,
misalnya risiko utang-piutang, penjudian, perdagangan berjangka (hedging) dan
sebagainya. Risiko spekulatif menurut Hanafi (2004) adalah risiko di mana kita
mengharapkan terjadinya kerugian dan juga keuntungan. Potensi kerugian dan
keuntungan dibicarakan dalam jenis risiko ini.
Contoh tipe risiko ini adalah usaha bisnis. Dalam kegiatan bisnis, kita
mengharapkan keuntungan, meskipun ada potensi kerugian. Contoh lain adalah jika kita
memegang (membeli) saham. Harga pasar bisa meningkat (kita memperoleh keuntungan),
bisa juga analisis kita salah, harga saham bukannya meningkat, tetapi malah turun (kita
memperoleh kerugian). Risiko spekulatif juga bisa dinamakan sebagai risiko bisnis.
Kerugian akibat risiko spekulatif akan merugikan individu tertentu, tetapi akan
menguntungkan individu lainnya. Misalkan suatu perusahaan mengalami kerugian karena
penjualannya turun, perusahaan lain barangkali akan memperoleh keuntungan dari situasi
tersebut. Secara total, masyarakat tidak dirugikan oleh risiko spekulatif tersebut.
c. Risiko fundamental
Risiko Findamental adalah risiko yang penyebabnya tidak dapat
dilimpahkan kepada seseorang dan yang menderita tidak punya satu atau beberapa
orang saja, tetapi banyak orang, seperti banjir, angin topan dan sebagainya

3
d. Risiko khusus
Risiko Khusus adalah risiko yang bersumber pada peristiwa yang mandiri
dan umumnya mudah diketahui penyebabnya, seperti kapal kandas, pesawat jatuh,
tabrakan mobil dan sebagainya
e. Risiko Dinamis
Risiko Dinamis adalah risiko yang timbul karena perkembangan dan
kemajuan (dinamika) masyarakat di bidang ekonomi, ilmu dan teknologi, seperti
risiko keuangan dan risiko penerbangan luar angkasa. Kebalikannya adalah risiko
statis, contohnya seperti risiko hari tua dan juga risiko kematian. Menurut Hanafi
(2004) Risiko dinamis muncul dari perubahan kondisi tertentu. Sebagai contoh,
perubahan kondisi masyarakat, perubahan teknologi, memunculkan jenis-jenis
risiko baru.
2.1.2 Risiko berdasarkan dapat tidaknya dialihkan kepada pihak lain
a. Risiko yang dialihkan kepada pihak lain, dengan mempertanggungkan suatu
objek yang mana akan terkena risiko kepada perusahaan asuransi, dengan
membayar sejumlah premi asuransi
b. Risiko yang tidak dapat dialihkan kepada pihak lain (tidak dapat
diasuransikan); umumnya meliputi semua jenis risiko spekulatif.
2.1.3 Risiko berdasarkan sumber/ penyebab timbulnya
a. Risiko intern yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri,
seperti kerusakan aktiva karena ulah karyawan, kecelakaan kerja, kesalahan
manajemen dan sebagainya
b. Risiko ekstern yaitu risiko yang berasal dari luar perusahaan, seperti risiko
pencurian, penipuan, persaingan, fluktuasi harga, perubahan kebijakan
pemerintah dan sebagainya
2.1.4 Beberapa sumber risiko yang mempengaruhi risiko investasi
a. Risiko Suku Bunga
Risiko suku bunga menurut Saunders (2006) adalah risiko yang timbul
akibat perbedaan jatuh tempo antara asset dan kewajiban
b. Risiko Finansial

4
Risiko Finansial menurut Reilly, et al (2000) adalah risiko yang timbul
dari cara perusahaan membiayai kegiatannya, misalnya penggunaan utang dalam
membiayai asset perusahaan.
c. Risiko Pasar
Risiko pasar menurut Hanafi (2004) adalah risiko yang terjadi dari pergerakan
harga atau volatilitas harga pasar. Contoh, Harga pasar saham dalam portofolio
perusahaan mengalami penurunan, yang mengakibatkan kerugian yang dialami
perusahaan.
d. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas menurut Hanafi (2004) adalah risiko yang tidak bisa memenuhi
kebutuhan kas, risiko tidak bisa menjual dengan cepat karena ketidaklikuidan atau
gangguan pasar. Contoh, Perusahaan tidak mempunyai kas untuk membayar
kewajibannya (misal melunasi hutang). Perusahaan terpaksa menjual tanah dengan harga
murah (di bawah standar) karena sulit menjual tanah tersebut (tidak likuid), padahal
perusahaan membutuhkan kas dengan cepat.
e. Risiko Inflasi
Risiko Inflasi menurut Ahmad (2004) adalah risiko yang terjadi bila ada
peningkatan harga barang/ jasa akan menurunkan nilai mata uang.
f. Risiko Nilai Tukar Mata Uang
Risiko nilai tukar mata uang menurut Saunders (2006) adalah risiko
dimana perubahan nilai tukar mata uang domestic terhadap mata uang asing dapat
mempengaruhi perubahan nilai asset dan kewajiban yang dimiliki oleh bank
dalam mata uang asing.
g. Risiko Bisnis
Menurut Farah (2010) risiko bisnis adalah tingkat risiko yang inheren di
dalam operasi perusahaan, jika perusahaan tidak mempergunakan hutang,
perusahaan akan memiliki risiko bisnis yang kecil jika permintaan akan produk
yang dihasilkannya stabil, jika harga-harga input dan produknya tetap relatif
konstan, jika perusahaan dapat menyesuaikan harga-harganya dengan bebas jika
terjadi peningkatan biaya, dan jika sebagian besar biayanya adalah biaya variabel
sehingga akan turun jika penjualan menurun.
h. Risiko Negara

5
Risiko Negara menurut Saunders (2006) adalah risiko yang timbul akibat
pembatasan, intervensi dan campur tangan dari Negara asing yang dapat
mempengaruhi pembayaran kepada investor.
2.2 Fungsi Manajemen Risiko
Menurut Djojosoedarso (2003) fungsi pokok manajemen risiko terdiri dari:
a. Menemukan kerugian potensial Artinya berupaya untuk menemukan atau
mengidentifikasi seluruh risiko murni yang dihadapi perusahaan, yang
meliputi kerusakan fisik dari harta kekayaan perusahaan dan kehilangan
pendapatan atau kerugian lainnya akibat terganggunya operasi perusahaan.
b. Mengevaluasi kerugian potensial Artinya melakukan evaluasi dan penilaian
terhadap semua kerugian potensial yang dihadapi oleh perusahaan. Evaluasi
dan penilaian ini akan meliputi perkiraan mengenai besarnya kemungkinan
frekuensi terjadinya kerugian artinya memperkirakan jumlah kemungkinan
terjadinya kerugian selama suatu periode tertentu atau berapa kali terjadinya
kerugian tersebut selama suatu periode tertentu . Besarnya bahaya dari tiap-
tiap kerugian, artinya menilai besarnya kerugian yang diderita, yang biasanya
dikaitkan dengan besarnya pengaruh kerugian tersebut, terutama terhadap
kondisi financial perusahaan.
c. Memilih teknis/ cara yang tepat atau menentukan suatu kombinasi dari
teknikteknik yang tepat guna menanggulangi kerugian
d. Kajian terhadap aspek risiko ini terutama untuk menyajikan dan menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi besar-kecilnya risiko kegagalan usaha yang
mungkin akan dihadapi usaha; aspek risiko dalam suatu analisis kelayakan
usaha, apabila dikemudian hari ternyata usaha ini akan diusulkan dan dibiayai
oleh bank; dan perumusan langkah-langkah yang perlu diantisipasi untuk bisa
keluar dari risiko kegagalan usaha.
2.3 Proses Manajemen Resiko
a. Melakukan identifikasi risiko
Identifikasi risiko bertujuan menemukan secara sistematis risiko (kerugian
potensial) yang mungkin dihadapi usaha. Dalam hal ini apabila risiko tidak
teridentifikasi, maka berarti usaha tersebut menanggung risiko secara tidak sadar.
Menurut Hanafi (2004) Identifikasi risiko dilakukan untuk mengidentifikasi risiko-

6
risiko apa saja yang dihadapi oleh suatu organisasi. Banyak risiko yang dihadapi oleh
suatu organisasi, mulai dari risiko penyelewengan oleh karyawan, risiko kejatuhan meteor
atau komet, dan lainnya. Ada beberapa teknik untuk mengidentifikasi risiko, misal
dengan menelusuri sumber risiko sampai terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan.
b. Melakukan pengukuran/analisis risiko
Tujuan pengukuran/analisis terhadap risiko adalah untuk menentukan
relatif pentingnya risiko yang dihadapi. Pengukuran risiko dilakukan dengan
melihat frekuensi atau jumlah dan tingkat kerugian yang akan terjadi. Pengukuran
risiko mengacu pada dua faktor yaitu kuantitatif dan kualitatif. Kuantitas risiko
menyangkut berapa banyaj nilai atau eksposur yang rentan terhadap risiko.
Sedangkan kualitatif menyangkut kemungkinann suatu risiko muncul, semakin
tinggi kemungkinan risiko terjadi maka semakin tinggi pula risikonya.
Tujuan evaluasi risiko menurut Hanafi (2004) adalah untuk memahami
karakteristik risiko dengan lebih baik. Jika kita memperoleh pemahaman yang lebih baik,
maka risiko akan lebih mudah dikendalikan. Evaluasi yang lebih sistematis dilakukan
untuk ‘mengukur’ risiko tersebut. Ada beberapa teknik untuk mengukur risiko tergantung
jenis risiko tersebut. Sebagai contoh kita bisa memperkirakan probabilitas (kemungkinan)
risiko atau suatu kejadian jelek terjadi. Dengan probabilitas tersebut kita berusaha
‘mengukur’ risiko. Sebagai contoh, ada risiko perusahaan terkena jatuhan meteor atau
komet, tetapi probabilitas risiko semacam itu sangat kecil (0,000000001). Karena itu
risiko tersebut tidak perlu diperhatikan.
c. Pemetaan Risiko
Pemetaan risiko ditujukan untuk menetapkan prioritas risiko berdasarkan
kepentingannya bagi perusahaan. Adanya prioritas dikarenakan perusahaan
memiliki keterbatasan dalam sumber daya manusia dan jumlah uang sehingga
perusahaan perlu metnetapkan mana yang perlu dihadapi terlebih dahulu mana
yang dinomor duakan, dan mana yang perlu diabaikan. Selain itu prioritas juga
ditetapkan karena tidak semua risiko memiliki dampak pada tujuan perusahaan.
d. Penanganan risiko
1. Menghindari Risiko
Beberapa metode yang dapat digunakan dalam menangani risiko adalah
Menghindari risiko Risiko kerugian terhadap barang tertentu dihindari dengan
tidak memiliki barang tersebut, misalnya dengan cara menyewa barang daripada

7
membeli. Menurut Hanafi (2004) Cara paling mudah dan aman untuk mengelola
risiko adalah menghindar. Tetapi cara semacam ini barangkali tidak optimal.
Sebagai contoh, jika kita ingin memperoleh keuntungan dari bisnis, maka mau
tidak mau kita harus keluar dan menghadapi risiko tersebut. Kemudian kita akan
mengelola risiko tersebut.
2. Mencegah dan mengendalikan risiko
Pencegahan dan pengendalian risiko dilakukan dengan tujuan
menghilangkan segala kerugian, atau mengurangi kerugian seminimal mungkin.
Keputusannya akan tergantung kelayakan program dari sudut teknis dan
produksinya. Menurut Hanafi (2004) pengendalian risiko dilakukan untuk
mencegah atau menurunkan probabilitas terjadinya risiko atau kejadian yang tidak
kita inginkan.
3. Menahan risiko
Menahan risiko berarti memikul risiko kemungkinan terjadinya kerugian,
dengan cara menganggapnya sebagai biaya operasi perusahaan atau menyisihkan
cadangan untuk membayar kerugian sesuangguhnya yang diderita. Sebagai
contoh, misalkan seseorang akan keluar rumah membeli sesuatu dari supermarket
terdekat, dengan menggunakan kendaraan. Kendaraan tersebut tidak
diasuransikan. Orang tersebut merasa asuransi terlalu repot, mahal, sementara dia
akan mengendarai kendaraan tersebut dengan hati-hati. Dalam contoh tersebut,
orang tersebut memutuskan untuk menanggung sendiri (menahan, retention)
risiko kecelakaan.
4. Memindahkan risiko
Cara terpenting untuk memindahkan risiko adalah asuransi. Dengan
asuransi, seseorang atau perusahaan memindahkan atau menggeser risiko tertentu
yang dipikulnya kepada perusahaan asuransi dengan membayar premi. Sebagai
contoh, kita bisa membeli asuransi kecelakaan. Jika terjadi kecelakaan,
perusahaan asuransi akan menanggung kerugian dari kecelakaan tersebut.
2.4 Trik SWOT dalam Managemen Resiko
Menurut Rangkuti F. (2002) Analisis SWOT (Strength Weaknes
Opportunity Threat) me-rupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui
seberapa besar faktor-faktor intern dan ekstern akan mempengaruhi perusahaan.

8
Pendekatan ini merupakan evaluasi untuk mengubah faktor negatif baik yang
berasal dari kelemahan (weaknesses) perusahaan dan ancaman (threat) pasar
menjadi faktor-faktor positif yang berupa kekuatan (strength) dan peluang dari
faktor eksternal (opportunities). analisis lingkungan strategis merupakan bagian
dari komponen perencanaan strategis dan merupakan suatu proses untuk selalu
menempatkan perusahaan pada posisi strategis, sehingga didalam
perkembangannya akan selalu berada pada posisi yang menguntungkan. Lingkup
analisis lingkungan strategis meliputi analisis lingkungan internal dan analisis
lingkungan eksternal.
1. Analisis lingkungan internal
Proses identifikasi yang mengurai menjadi kekuatan dan kelemahan yang
mencakup perusahaan, sumber daya manusia, pembiayaan, efektivitas dan
efisiensi, sarana dan prasarana, dan lain-lain yang memiliki pengaruh terhadap
pembuatan kebijakan/keputusan perusahaan. Analisis lingkungan internal pada
dasarnya mencakup dua aspek, yaitu kekuatan (strength) dan kelemahan
(weakness).
a. Strength / kekuatan
Kekuatan merupakan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan biasanya
disini berujud sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan baik sumber daya
manusia maupun sumber daya lainnya. Termasuk didalamnya : tenaga kerja,
goodwill, modal, mesin dan sebagainya..
b. Weakness / kelemahan
Kelemahan merupakan kelemahan atau kendala-kendala yang
menyebabkan perusahaan sulit untuk berkembang atau meningkatkan kinerja
perusahaannya. Kelemahan ini bisa jadi variabelnya sama dengan kekuatan yang
dimiliki oleh perusahaan. Seperti tenaga kerja yang tidak terampil, tidak cukupnya
modal usaha, kapasitas mesin tidak memadai dan sebagainya.
2. Analisis lingkungan eksternal
Upaya untuk melakukan upaya identifikasi dan analisis terhadap berbagai
faktor lingkungan luar seperti pengaruh perkembangan sosial, politik, ekonomi,
ekologi, teknologi dan lain-lain yang mempunyai pengaruh terhadap kebijakan

9
perusahaan. Analisis lingkungan eksternal pada dasarnya mencakup dua aspek,
yaitu peluang (opportunity) dan ancaman (threat).
a. Opportunity/peluang
Peluang merupakan kesempatan yang bagi perusahaan untuk berkembang.
Peluang disini bisa tersedia di lingkungan. Variabel ini tidak bisa disediakan oleh
perusahaan. Perusahaan hanya menyesuaikan diri dengan kesempatan yang
muncul.
b. Threat / Ancaman
Ancaman yakni variabel yang tidak dapat diciptakan oleh perusahaan.
Ancaman ini pun juga tidak dapat dihilangkan, namun dapat diperkecil
intensitasnya untuk muncul. Contoh kebijakan pemerintah pusat yang tidak
konsisten, keterbatasan keuangan daerah, dan sebagainya.
Teknik SWOT digunakan pada tahap awal manajemen resiko, yaitu
identifikasi resiko. Identifikasi resiko ini meliputi tentang bagaimana pihak
manajemen perusuhaan melakukan tindakan berupa mengidentifikasi setiap
bentuk resiko yang dialami perusahaan, termasuk bentuk-bentuk resiko yang
mungkin akan dialami oleh perusahaan. Dan tahap-tahap selanjutnya meliputi;
menempatkan ukuran-ukuran resiko, menempatkan alternative - alternatif,
menganalisis setiap alternatif, memutuskan satu alternatif, melaksanakan alternatif
yang dipilih, mengontrol alternatif yang di pilih tersebut, dan mengevaluasi
jalannya alternatif yang di pilih.

2.5 Resiko Keuanagan Perusahaan


Tujuan utama manajemen risiko keuangan menurut Djojosoedarso (2003)
adalah untuk meminimalkan potensi kerugian yang timbul dari perubahan tak
terduga dalam harga mata uang,kredit, komoditas, dan ekuitas. Risiko keuangan
perusahaan antara lain:
a. Risiko Kredit
Risiko kredit merupakan risiko yang timbul dalam hal mitra kerja gagal
memenuhi kewajiban finansial sebagaimana disepakati dalam perjanjian.
b. Risiko pasar
Risiko adalah risiko yang timbul karena adanya pergerakan variabel pasar
(adverse movement) yang dapat merugikan Perusahaan. Variabel pasar antara lain

10
suku bunga, nilai tukar mata uang, harga komoditi, refining margin, tax rate,
shippin rate, gas price dan lain-lain
c. Risiko financial distress (ketidaksehatan keuangan)
Analisis rasio keuangan dapat menjadi salah satu alat untuk memprediksi
financial distress. Laporan keuangan dapat dijadikan dasar untuk mengukur
kesehatan suatu perusahaan melalui rasio-rasio likuiditas , leverage dan
profitabilitas. Ketiga konsep tersebut secara umum menggambarkan kesehatan
keuangan perusahaan dalam jangka pendek, jangka panjang serta kemampuan
menghasilkan laba. Kesehatan perusahaan akan mencerminkan kemampuan
perusahaan dalam menjalankan usahanya, distribusi aktivanya, keefektifan
penggunaan aktivanya, hasil usaha atau pendapatan yang telah dicapai, beban-
beban tetap yang harus dibayar, serta potensi kebangkrutan yang akan dialami.
Oleh karena itu, rasio keuangan bermanfaat dalam memprediksi financial distress
bisnis untuk periode satu sampai lima tahun sebelum bisnis tersebut benar-benar
bangkrut.
d. Risiko Inefisiensi Biaya
Risiko ini antara lain segala bentuk denda, biaya perbaikan yang tidak
perlu, dan biaya-biaya yang seharusnyadapat dihindari. Contoh pengendalian
risiko inefisiensi biaya adalah pengelolaan persediaan. Persediaan merupakan
salah satu kegiatan operasional yang memakan biaya besar sehingga diperlukan
pengelolaan agar biaya persediaan dapat diminimumkan.
e. Resiko pendanaan
Pendanaan sebuah usaha membutuhkan anggaran yang akan dinilai
kelayakannya oleh pemilik modal / investor. Anggaran (budget) adalah suatu
rencana yang menjelaskan arus kas keluar dan masuk yang diprediksi selama
periode tertentu di masa yang akan datang. Kelayakan tersebut dilihat dari resiko
aliran kas untuk kemudian dihitung present value nya. Resiko pendanaan dapat
diprediksi dengan beberapa konsep, yaitu Payback period, deviasi aliran kas, Net
Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan lain-lain.
2.6 Pengendalian Resiko Keuangan
Pengendalian Resiko Keuangan menurut Hanafi (2004) adalah:
2) Risiko kredit dapat diatasi dengan cara :

11
a. Melakukan analisis kredit secara baik dan bena
b. Dokumentasi kredit
c. Pengendalian dan pengawasan kreditPenilaian terhadap risiko khusus
3) Risiko kesehatan keuangan
a. Membuat perencanaan keuangan dengan matan
b. Membuat rencana kontingensi (pencegahan terhadap potensi risiko yang
mungkin terjadi
c. Analisis biaya dan penentuan bunga kredi
d. Pengembangan sumber pendanaa
e. Membuat perencanaan moda
f. Analisis pertumbuhan usaha berkelanjuta
g. Risiko inefisiensi usaha
h. Pengendalian persediaan
i. Mengkoordinasi antara penggunaan bahan baku dan upah kerja

2.7 Perhitungan resiko Investasi melalui Tingkat Risiko Aliran Khas

2.7.1 Menghitung Resiko

a. Perhitungan Risiko Aliran Kas


Perhitungan risiko dengan pendekatan aliran kas ini mempertimbangkan
adanya ketidakpastian yang mungkin muncul atas aliran kas suatu
investasi. Semakin tinggi ketidakpastian aliran kas, maka semakin besar
tingkat risiko investasi tsb. Sebaliknya, semakin rendah ketidakpastian aliran
kas maka semakin rendah risikonya.
b. Ketidakpastian aliran kas tsb menyangkut jumlah jumlah aliran kas tiap periode
kas. Misalnya suatu proyek investasi berumur 5 th akan memiliki aliran kas
masuk selama 5 th. Aliran kas tsb memiliki ketidakpastian jumlah aliran kas
yang masuk setiap tahunnya. Ketidakpastian tsb akan menunjukkan besarnya
aliran kas per tahun apakah berfluktuasi atau relatif sama, Pola aliran tsb akan
menentukan besarnya risiko investasi ybs
c. Ketidakpastian aliran kas akan dihasilkan selama 5 th tsb sebenarnya
merupakan perkiraan (proyeksi)pemodal atau investor. Oleh karena itu sudah
ada kemungkinan realisasi aliran kas tsbmenyimpang dari nilai aliran kas yang

12
diharapkan (expected value). Penyimpangan inilah yang disebut dengan risiko
investasi.
d. Besarnya penyimpangan aliran kaas tsb dapat diukur dengan menggunakan
standart penyimpangan (deviasi standart). Oleh karena itu, pendekatan
perhitungan risiko ini juga sering dinamakan pendekatan deviasai standart.
e. Nilai yang diharapkan (expected value) tsb dapat dihitung dari hasil kali aliran
kas yang diharapkan dengan kemungkinan (probabilitas) yang terjadi pada
setiap aliran kas yang diformulasikan:

Rumus :

Keterangan:
E v = expected value atau nilai aliran kas yang diharapkan
Vi = aliran kas pada tiap kemungkinan terjadi
Pi = probabilitas (kemungkinan) dari aliran kas yang terjadi
Nilai aliran kas yang diharapkan (Ev) kemungkinan akan berbeda dengan
hasil aliran kas yang senyatanya terjadi. Perbedaan itulah yang disebut sebagai
risiko yang ditunjukkan oleh besarnya deviasi standart aliran kas investasi yang
bersangkutan.
f. Untuk menghitung besarnya risiko atau deviasi standat kita menggunakan
formula:
Rumus :

Keterangan:

13
σ = deviasi standart dari nilai aliran kas
(Vi – Ev) = besarnya penyimpangan tiap-tiap aliran kas yang terjadi yang
dihitung dari selisih antara nilai aliran kas yang terjadi dengan nilai
aliran kas yang diharapkan
2.7.2 Returt dan RRisiko Dalam Portofolio
Problem utama yang dihadapi setiap investor adalah menentukan sekuritas
beresiko mana yang harus dibeli. Karena satu portfolio merupakan kumpulan
sekuriatas, masalah ini bagi investor sama dengan memilih portfolio yang optimal
dari suatu portfolio yang ada.Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas, maka
dilakukan upaya meminimalisasi kerugian dengan portfolio investasi. Investor
yang dilakukan biasanya bukan pada satu instrumen pasar modal,
tetapidikombinasi dengan instrumen pasar modal lain. Atau dapat dikatakan,
portfolio adalah sekumpulan investasiatau gabungan dari 2 atau lebih surat
berharga. Tujuan utama dari kombinasi ini adalah rencana investasi yang paling
aman dengan keuntungan yang maksimal dan resiko yang minimal. Langkah-
langkah yang disarankan oleh John Dickinson (1974:6) dalam melakukan
portfolio,yaitu:
a. Placeman Analisis
Dalam langkah ini, investor melakukan pengumpulan data, baik kuantitatif
maupun kualitatif dari berbagai alat investasi yang akan dijadikan portfolio.
b. Portofolio contruction
Pada langkah ini, investor mulai melakukan berbagai alat investasi yang
dapat memenuhi tujuan investasinya.
c. Portofolio selection
2.7.3 Menghitung Return dan Resiko Portofolio
Dengan kata lain formula tingkat keuntungan yang diharapkan untuk suatu
portfolio bisa dituliskan sebagai berikut:
E(Rp) = Σ E(Ri) Xi
Keterangan:
E(Rp) = tingkat keuntungan / ekspektasi return dari suatu porfolio
E(Ri) = ekspektasi return dari sekuritas
Ri = satu outcome dari sekuritas
Xi = proporsi asset / dana yang diinvestasikan pada saham i

14
2.7.4 Tingkat pengembalian yang Diharapkan dari Investasi
Secara Berdiri Sendiri atau Portofolio Risiko arus kas aktiva dapat
dipertimbangkan atas dasar berdiri sendiri (stand-alone basis) oleh setiap aktiva
itu sendiri atau dalam konteks portofolio di mana investasi digabungkan dengan
aktiva lain dan risikonya dikurangi melalui diversifikasi. Kebanyakan investor
yang rasional memiliki portofolio aktiva, dan mereka lebih memperhatikan risiko
portofolionya daripada risiko aktiva individual. Pengembalian yang diharapkan
atas investasi adalah nilai rata-rata dari distribusi probabilitas pengembalian.
Semakin besar probabilitas bahwa pengembalian aktual akan jauh di bawah
pengembalian yang diharapkan, semakin besar risiko yang berdiri sendiri (stand-
alone) yang berkaitan dengan aktiva . Tingkat pengembalian yang diharapkan atas
saham umumnya sama dengan pengembalian yang diperlukan. Namun, sesuatu
dapat terjadi yang menyebabkan tingkat pengembalian yang diperlukan berubah.
Suku bunga bebas risiko dapat berubah karena perubahan inflasi yang diantisipasi.
Penolakan investor terhadap risiko dapat berubah . Dengan semakin
berkembangnya dunia usaha dan investasi, maka didirikanlah oleh Pemerintah.
Investasi dapat diartikan sebagai komitmen untuk menanamkan sejumlah dana
pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang. Dengan kata
lain, investasi merupakan komitmen untuk mengorbankan konsumsi sekarang
dengan tujuan memperbesar konsumsi di masa datang. Pengertian lain investasi
adalah suatu bentuk penanaman dana atau modal untuk menghasilkan kekayaan,
yang akan dapat memberikan keuntungan tingkat pengembalian (return) baik pada
masa sekarang atau dan di masa depan.
2.8 Perhitungan Resiko Aliran Khas
Misalkan terdapat dua proyek investasi yaitu proyek A dan proyek B.
Besarnya aliran kas dan kemungkinan (probabilitas) yang terjadi untuk tiap-tiap
aliran kas terlihat pada tabel berikut:

15
a. Menghitung nilai aliran kas yang diharapkan

EV= ∑
Proyek A
= (6.000x0,2) + (8.000x0,3) + (10.000x0,3) + (12.000x0,2) = 1.200 + 2.400 +
3.000 + 2.400
= 9.000
Proyek B
= (6.000x0,15) + (8.000x0,35) + (10.000x0,35) + (12.000x0,15) = 900 + 2.800 +
3.500+ 1.800
= 9.000

b. Menghitung Standar Deviasi Aliran Kas

σ = √∑

Standar deviasi aliran kas proyek investasi A


σA =

σA = √

σA = √
= 2.410

Standar deviasi aliran kas proyek investasi B

16
σB =

σB = √

σB = √
= 1.844

Koefisien variasi proyek A = = = 0,27

Koefisien variasi proyek B = = = 0,20

Oleh karena koefisien variasi untuk investasi A lebih besar dai investasi B,
maka dapat dikatakan bahwa investasi A memiliki risiko yang lebih besar
dibandingkan investasi B

17
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Risiko adalah suatu kondisi yang timbul karena ketidakpastian dengan
seluruh konsekuensi tidak menguntungkan yang mungkin terjadi dalam usaha.
Manajemen risiko didefinisikan sebagai proses perencanaan, pengelolaan, dan
pengawasan sumber daya dan aktifitas lain dalam sebuah organisasi dengan tujuan
untuk meminimalkan konsekuensi kerugian dengan biaya yang masih dalam
tingkat kelayakan proyek. Adapun jenis-jenis resiko terbagi 4 yaitu berdasarkan
sifatnya, dapat tidaknya resiko dialihkan, dan sumbernya. Fungsi dari manajemen
resiko sendiri adalah Mengevaluasi kerugian potensial Memilih teknis/ cara
Kajian terhadap aspek. Proses yang dapat dilakukan dalam manajemen resiko
diantaranya Melakukan identifikasi risiko, Melakukan pengukuran/analisis risiko,
Pemetaan risiko dan Penanganan risiko.

18
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Kamarudin. (2004). Dasar-Dasar Manajemen Investasi dan Portofolio.


Rineka Cipta. Jakarta.
Djohanputro. (2008). Manajemen Risiko Korporat. Jakarta : PPM Manajemen
Djojosoedarso, Soeisno. (2003). Prinsip-prinsip Manajemen Risiko Asuransi.
Jakarta: Salemba Empat
Farah, Aditya. (2010). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada
Industry Manufaktur Di Bursa Efek, Jurnal Bisnis Dan Akuntansi Vol. 12,
No 2, 2010. Hal 119.
Hanafi, Mahmud M. (2009). Manajemen Resiko. UPP STEAM YKPN:
Yogyakart
Rangkuti, F. (2002). Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis. Gramedia
Pustaka Utama.
Saunders. 2006. Financial Institution Management: A Risk Management
Approach, 5th Edition. New York: Mc Graw-H
SBC Warburg. (2004). The Practice of Risk Management, Euromoney Book.

19

Anda mungkin juga menyukai