Anda di halaman 1dari 3

PROSEDUR CODE BLUE

RUMAH SAKIT
CAMATHA SAHIDYA
Jln. A.Yani, No.8,
Muka Kuning, Kota
Batam Halaman
No.Dokumen No. Revisi
Telp : 0778-371002
0778-371003 1/3
Fax : 0778-371001
Ambulance : 0778-
371374

Ditetapkan Oleh :
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR 18 Juli 2019
OPERASIONAL
(SPO)
Dr.dr.Ibrahim,SH, MSc, MKN, MPd.Ked
DIREKTUR

PENGERTIAN Code Blue adalah stabilisasi kondisi darurat medis yang terjadi di dalam area
rumah sakit dan di luar rumah sakit. Kondisi darurat medis ini membutuhkan
perhatiansegera. Sebuah code blue harus segera dimulai setiap kali seseorang
ditemukan dalam kondisi cardiac atau respiratory arrest (tidak responsif,nadi
tidak teraba, atau bernafas) misalnya pasien yang membutuhkan resusitasi.
TUJUAN Sebagai pedoman dalam melakukan pertolongan pertama kegawatandaruratan
medis yang terjadi di lingkungann rumah sakit.

KEBIJAKAN Keputusan Direktur Tentang Pembentukan Tim Code Blue Rumah Sakit Camatha
Sahidya Batam No SK/

PROSEDUR 1. Segera melakukan penilaian dini kesadaran korban.


2. Pastikan lingkungan penderita aman untuk dilakukan pertolongan.
3. Lakukan cek respon penderita dengan memanggil nama atau menepuk bahu.
4. Meminta bantuan pertolongan petugas yang ditemui di lokasi untuk
mengaktifkan code blue.
5. Lakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP) sampai dengan tim code blue
6. Perawat ruangan yang lain (II) atau penolong kedua, segera menghubungi
operator telepon “102” untuk mengaktifkan code blue, dengan prosedur
sebagai berikut:
7. Perkenalkan diri.
8. Sampaikan informasi untuk mengaktifkan code blue.
9. Sebutkan nama lokasi terjadinya cardiac respiratory arrest dengan lengkap
dan jelas, yaitu: area ….. (area satu/dua/tiga/empat), nama lokasi atau
ruangan.
10. Jika lokasi kejadian di ruangan rawat inap maka informasikan : “ nama
ruangan ….. nomor …. “.
11. Waktu respon operator menerima telepon “102” adalah harus secepatnya
diterima, kurang dari 3 kali deringan telepon.
12. Jika lokasi kejadian berada di area ruang rawat inap ataupun rawat jalan,
setelah menghubungi operator, perawat ruangan II segera membawa troli
emergensi (emergency trolley) ke lokasi dan membantu perawat ruangan I
melakukan resusitasi sampai dengan tim Code Blue datang. Operator
menggunakan alat telekomunikasi Handy Talky (HT) atau pengeras suara
mengatakan code blue dengan prosedur sebagai berikut:
13. “Code Blue, Code Blue, Code Blue, di area …..(satu/dua/tiga/empat), nama
lokasi atau ruangan…..”.
14. Jika lokasi kejadian diruangan rawat inap maka informasikan: “Code Blue,
Code Blue, Code Blue, nama ruangan ….. nomor kamar …..”.
15. Setelah tim code blue menerima informasi tentang aktivasi code blue,
mereka segera menghentikan tugasnya masing-masing, mengambil
resusitasi kit dan menuju lokasi terjadinya cardiac respiratory arrest. Waktu
respon dari aktivasi code blue sampai dengan kedatangan tim code blue di
lokasi terjadinya cardiac respiratory arrest adalah 5 menit.
16. Sekitar 5 menit kemudian, operator menghubungi tim code blue untuk
memastikan bahwa tim code blue sudah menuju lokasi terjadinya cardiac
respiratory arrest
17. Jika lokasi terjadinya cardiac respiratory arrest adalah lokasi yang padat
manusia (public area) maka petugas keamanan (security) segera menuju
lokasi terjadinya untuk mengamankan lokasi tersebut sehingga tim code blue
dapat melaksanakan tugasnya dengan aman dan sesuai prosedur.
18. Tim code blue melakukan tugasnya sampai dengan diputuskannya bahwa
resusitasi dihentikan oleh ketua tim code blue.
19. Untuk pelaksanaan code blue di area empat, Tim code blue memberikan
bantuan hidup dasar kepada pasien kemudian segera ditransfer ke Instalasi
Gawat Darurat.
20. Ketua tim code blue memutuskan tindak lanjut pasca resusitasi, yaitu:
21. Jika resusitasi berhasil dan pasien stabil maka dipindahkan secepatnya ke
Instalasi Perawatan Intensif untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut jika
keluarga pasien setuju.
22. Jika keluarga pasien tidak setuju atau jika Instalasi Perawatan Intensif penuh
maka pasien di rujuk ke rumah sakit yang mempunyai fasilitas
23. Jika keluarga pasien menolak dirujuk dan meminta dirawat di ruang
perawatan biasa, maka keluarga pasien menandatangani surat penolakan.
24. Jika resusitasi tidak berhasil dan pasien meninggal, maka lakukan koordinasi
dengan bagian bina rohani, kemudian pasien dipindahkan ke kamar jenazah.
25. Ketua tim code blue melakukan koordinasi dengan DPJP.
26. Ketua tim code blue memberikan informasi dan edukasi kepada keluarga
pasien.
27. Perawat ruangan mendokumentasikan semua kegiatan dalam rekam medis
pasien dan melakukan koordinasi dengan ruangan pasca resusitasi.

UNIT TERKAIT Semua Petugas Rumah Sakit

Anda mungkin juga menyukai