Anda di halaman 1dari 10

TREND KEPERWATAN MASA KINI DAN YANG AKAN DATANG

Dalam Uji Kopetensi Nasioanal

A. PENGERTIAN UJI KOMPETENSI

Uji kompetensi merupakan evalusi hasil belajar mahasiswa selama belajar dan bisa di
jadikan sebagai alat ukur keberhasilan mahasiswa dan guru dalam melaksanakan
pembelajaran di sebuah perguruan tinggi. Uji kompetensi adalah suatu sarana untuk menguji
kemampuan mahasiswa apakah mahasiswa ini kompeten atau tidak kompeten di dalam
pembelajaran yang telah diberikan. Uji Kompetensi adalah proses penilaian baik teknis
maupun non teknis, untuk menentukan apakah seseorang kompeten atau belum, kompeten
pada kualifikasi atau unit kompetensi tertentu.( Wijaya, Anton, 2017 )
Kompetensi Kerja adalah spesifikasi dari setiap sikap, pengetahuan, keterampilan dan
atau keahlian serta penerapannya secara efektif dalam pekerjaan sesuai dengan standar
kinerja yang dipersyaratkan.
Sertifikasi Kompetensi Kerja adalah proses pemberian sertifikat kompetensi yang
dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada
standar kompetensi kerja nasional Indonesia atau regional atau internasional.
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat SKKNI adalah
rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan atau
keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang
ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat KKNI adalah
kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang memungkinkan penyetaraan dan
pengintegrasian antara jalur pendidikan, pelatihan kerja dan pengalaman kerja dalam rangka
pemberian pengakuan dan penghargaan profesi.
Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang untuk melakukannya diperlukan kompetensi
kerja yang dipersyaratkan serta memenuhi standar yang ditentukan dimana didalamnya
terkandung pula nilai-nilai dan kode etik profesi.
Sertifikat Kompetensi adalah bukti pengakuan tertulis atas penguasaan kompetensi kerja
pada jenis profesi tertentu yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi atau Badan
Nasional Sertifikasi Profesi.
Lembaga Sertifikasi Profesi yang selanjutnya disingkat LSP adalah lembaga pelaksana
uji kompetensi dan sertifikasi kompetensi yang telah diakreditasi oleh dan mendapatkan
lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi.
Badan Nasional Sertifikasi Profesi yang selanjutnya disingkat BNSP adalah lembaga
independen yang bertugas melaksanakan sertifikasi kompetensi yang dibentuk dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004.
Tempat Uji Kompetensi adalah tempat yang memenuhi persyaratan sebagai tempat untuk
melaksanakan uji kompetensi sesuai dengan materi dan metoda uji kompetensi yang akan
dilaksanakan.
Asesor Kompetensi adalah seseorang yang memiliki kompetensi dan memenuhi
persyaratan untuk melakukan uji kompetensi pada jenis dan kualifikasi profesi tertentu.
Master Asesor Kompetensi adalah seseorang yang memiliki kompetensi dan memenuhi
persyaratan untuk melakukan pelatihan dan penilaian terhadap calon asesor dan master
asesor. ( Cokro, 2009)

B. TUJUAN UJI KOMPETENSI

tujuan dilaksanakan uji kompetensi adalah sebagai indikator ketercapaian standar


kompetensi lulusan, sedangkan bagi stakeholder uji kompetensi dijadikan informasi atas
kompetensi yang dimiliki calon tenaga kerja. Mahasiswa dikatakan lulus uji kompetensi jika
sudah melaksanakan uji kompetensi keahlian meliputi uji kompetensi praktik dan uji
kompetensi teori. Uji kompetensi teori digunakan untuk mengukur pengetahuan dan
pemahaman mahasiswa, sedangkan uji kompetensi praktik berfungsi untuk mengukur
kemampuan mahasiswa . ( Hasanudin, Aan, 2015)

C. UJI KOMPETENSI PERAWAT

1. LATAR BELAKANG UJI KOMPETENSI PERAWAT


Standar kompetensi perawat Indonesia mengacu pada standar yang telah
dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), melalui Surat
Keputusan Ketua Umum nomor 024/PP.PPNI/SK/K/XII/2009, tentang Standar
Kompetensi Perawat Indonesia.

Untuk menjamin setiap Perawat memiliki Kompetensi yang dipersyaratkan


sebelum melaksanakan praktik pelayanan Keperawatan, pemerintah telah
mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796 tahun 2011 tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan. Dalam peraturan menteri tersebut dijelaskan bahwa
seluruh tenaga kesehatan termasuk Perawat harus mengikuti Uji Kompetensi sebagai
syarat untuk memperoleh surat tanda registrasi (STR).

2. Pengertian Uji Kompetensi Perawat


Uji kompetensi merupakan suatu proses untuk mengukur pengetahuan,
keterampilan, dan sikap, sesuai dengan standar profesi guna memberikan jaminan
bahwa Perawat mampu melaksanakan peran profesinya secara aman dan efektif di
masyarakat.
Uji kompetensi juga dapat didefinisikan sebagai suatu proses untuk mendapatkan
pengakuan terhadap kompetensi yang dimiliki oleh seorang tenaga kesehatan dalam
menjalankan profesinya dengan cara mengukur pengetahuan, keterampilan dan sikap
tenaga kesehatan sesuai dengan standar profesinya.
Berdasarkan pengertian diatas maka, uji Kompetensi Keperawatan merupakan
proses untuk mengukur pengetahuan, keterampilan dan sikap perawat, untuk
mendapatkan pengakuan terhadap kompetensi yang dimiliki sesuai dengan standar
keperawatan.

3. Tujuan Diadakan Uji Kompetensi Perawat)

a. Menegakkan akuntabilitas professional perawat;


b. Menegakkan standar dan etik profesi dalam praktek;
c. Cross check terhadap kompetensi lulusan suatu institusi pendidikan;
d. Melindungi kepercayaan masyarakat terhadap profesi perawat;
e. Uji kompetensi ditujukan untuk menjamin lulusan pendidikan tinggi kesehatan
yang kompeten dan terstandar secara nasional;
f. Mempertahankan mutu pelayanan kesehatan;
g. Memberikan perlindungan kepada pasien atau klien dan masyarakat;
h. Memberikan kepastian hukum kepada masyarakat dan tenaga kesehatan.(Ilyas,
2012)

4. Dasar Hukum Penyelenggaraan Uji Kompetensi Perawat


a. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009, tentang Kesehatan;
b. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
c. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan;
d. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/148/2010 tentang Ijin dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat;
e. Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012, tentang Pendidikan Tinggi;
f. Peraturan Presiden Nomor 8 tahun 2012, tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia;
g. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 tahun 2013 tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan;
h. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796/Menkes/Per/VIII/2011 tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan;
i. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor317/MENKES/PER/III/
2010 tentang Pendayagunaan Tenaga KesehatanWarga Negara Asing di
Indonesia;
j. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor
49,Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637)

5. Prinsip Pelaksanaan Uji Kompetensi

Menurut Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) Ada 4 Prinsip Uji


Kompetensi, diantaranya sebagai berikut:
1. Terstandar, yaitu Pelaksanaan uji kompetensi harus menggunakan standar nasional,
yang terdiri dari penguji, materi, lokasi uji kompetensi, penilaian hasil, dan penetapan
hasil;
2. Adil, yakni Semua peserta uji kompetensi harus diperlakukan sama dan tidak boleh ada
diskriminasi;
3. Valid, yaitu Uji kompetensi menggunakan perangkat Uji yang sudah diuji validitasnya
serta hasil uji harus valid;
4. Reliable, yakni Kompetensi yang diujikan harus sesuai standar dan memperhatikan
kesesuaian antara materi dengan profesi yang diuji.
a. Siapa Saja Peserta Uji Kompetensi

Menurut Permenkes Nomor 161/MENKES/PER/I/2010 tentang Registrasi


Tenaga Kesehatan, peserta uji kompetensi terdiri dari peserta yang telah
menyelesaikan pendidikan tenaga kesehatan atau peserta yang akan melakukan uji
kompetensi ulang.

Uji kompetensi juga wajib diikuti oleh tenaga kesehatan warga negara asing (TK-
WNA) dan /atau lulusan luar negeri yang akan bekerja diwilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Untuk mengikuti uji kompetensi, tenaga kesehatan harus
mengajukan permohonan dengan melampirkan persyaratan, meliputi :

 Fotocopy ijazah yang dilegalisir (atau keterangan sudah menyelesaikan


pendidikan);
 Memiliki surat keterangan sehat dari dokter yang mempunyai izin praktek;
 Pas foto terbaru dan berwarna ukuran 4 x 6 sebanyak 3 (tiga) lembar.

b. Siapa Penguji Kompetensi

Masih Menurut Permenkes Nomor 161/Menkes/PER/I/2010, dijelaskan


bahwa untuk melaksanakan uji kompetensi, MTKP membentuk tim penguji. Tim
penguji terdiri dari sekelompok orang yang telah mengikuti pelatihan menguji dan
teruji kompetensinya, serta telah memiliki sertifikat dari MTKI atas nama Menteri.
Penugasan tenaga penguji untuk melakukan uji kompetensi dilakukan oleh divisi uji
MTKP. Ketentuan penguji akan diatur dalam pedoman penguji uji kompetensi.

c. Persyaratan Penguji/ Asesor Uji Kompetensi

 Penguji adalah berasal anggota profesi;


 Berpendidikan satu tingkat diatas atau sejajar dengan tenaga kesehatan yang
diuji;
 Pengalaman minimal 5 (lima) tahun berturut-turut dibidang profesinya bagi
yang pendidikannya setara dengan peserta uji, sedangkan pengalaman
minimal 3 (tiga) tahun bagi penguji yang memiliki pendidikan minimal satu
tingkat di atas peserta uji;
 Memiliki Sertifikat Penguji dari MTKI atas nama Menteri;
 Memiliki Surat Penunjukkan dari MTKP

6. Materi Uji Kompetensi

Materi uji kompetensi disusun berdasarkan standar kompetensi yang tercantum


dalam standar profesi. Materi Uji Kompetensi dikembangkan dan disusun oleh divisi
standarisasi dalam MTKI yang berkoordinasi dengan Dirjen DIKTI Kementerian
Pendidikan Nasional dan LPUK serta Tim Ad-hock di MTKI yang berasal dari masing-
masing organisasi profesi.

Usulan untuk materi uji kompetensi disiapkan oleh tim penguji masing-masing
profesi serta dari institusi pendidikan yang dikoordinir oleh divisi profesi MTKI.

Materi uji kompetensi kemudian ditetapkan dan divalidasi oleh divisi standarisasi
MTKI. Materi uji kompetensi harus dijaga kerahasiannya, dikaji ulang, diperbaharui dan
dikembangkan secara berkala atau sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya materi uji
kompetensi yang sudah terstandar disimpan, didokumentasikan, dan dijaga
kerahasiaannya. Pada saat pelaksanaan uji kompetensi, soal-soal yang diberikan akan
diambil secara random dari seluruh soal yang ada di bank soal dan didistribusikan oleh
MTKI.
1. Jumlah dan Format Soal

Jumlah soal dalam uji kompetensi adalah 180 soal dan disediakan waktu 3
jam untuk mengerjakan. Jenis soal yang digunakan adalah soal pilihan ganda
(MCQ) tipe A dengan 5 alternatif jawaban (a-e) b.

2. Presentasi/ Wujud Soal

Setiap soal disajikan dalam bentuk vigneet (kasus) yang menggambarkan


situasi klinik yang logis. Sehingga peserta diharuskan memiliki kemampuan
analisis yang tinggi.

3. Kesetaraan Set Soal

Setiap set soal yang disusun harus memiliki bobot yang sama. Setmanapun
yang digunakan untuk ujian seseorang harus menunjukkanhasil yang sama/hampir
sama, maka akan dilakukan uji statisktik yang menentukan kesetaraan soal.

4. Kaidah Pembuatan Soal

Soal yang dibuat berupa kasus dimana peserta dituntut memiliki


kemampuan penalaran menengah hingga tinggi, sesuai dengan jenjang diploma.
Soal ini lebih sulit dibuat karena harus dipahamidahulu konsepnya dan baru bisa
dibuat soal.

Beberapa ketentuan yang dapat dijadikan acuan dalam pengembangan soal


dengan penalaran baik antara lain:

 Fokus pada pertanyaan;


 Menganalisa argumentasi;
 Menentukan kesimpulan;
 Menilai;
 Mendefinisikan konsep atau asumsi;
 Mendeskripsikan situasi klinis;
 Menyelesaikan masalah secara terencana;
 Mengevalusi strategi.

7. Tempat Uji Kompetensi (TUK)

Uji kompetensi dilakukan di institusi pendidikan tenaga kesehatan yang


terakreditasi oleh lembaga yang berwenang, dan atau tempat lain yang ditunjuk oleh
MTKP dan ditetapkan oleh MTKI. Masa berlaku penetapan sebagai TUK adalah 3
tahun, yang berikutnya dapat ditetapkan kembali sesuai aturan yang berlaku. Masa
berlaku dapat dicabut bila tidak sesuai dengan kondisi awal penilaian.

8. Jadwal Uji Kompetensi

Waktu pelaksanaan Uji Kompetensi disesuaikan dengan jadwal uji kompetensi


nasional dan tempat Uji Kompetensi yang tersedia di setiap daerah yang ditetapkan
oleh MTKI.

9. Biaya Uji Kompetensi

Biaya uji kompetensi dapat bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi (APBD).
Besarnya biaya uji kompetensi akan dirumuskan sesuai dengan kebutuhan.

10. Penetapan Standar Kelulusan

Standar kelulusan ditetapkan bersama oleh tim ahli bidang keperawatandari


MTKI, LPUK, PPNI, AIPNI dan AIPDIKI melalui diskusi dananalisis terhadap
tingkat kesulitan soal dengan menggunakan metodeyang telah disepakati.

11. Sertifikat Kompetensi dan Surat Tanda Registrasi (STR)

Sertifikat Kompetensi dan STR disiapkan oleh MTKI (dicetak) dan telah
ditandatangani oleh ketua MTKI. Sertifikat kompetensi dan STR diserahkan kepada
MTKP sesuai jumlah dan nama tenaga kesehatan yang telah dinyatakan lulus uji
kompetensi dan diberikan oleh MTKP kepada peserta uji yang kompeten. Sertifikat
Kompetensi dan STR berlaku selama 5 tahun. Sertifikat Kompetensi dan STR akan
diperpanjang dan diperbaharui setelah 5 tahun berlaku melalui mekanisme yang
berlaku. (Admin web perpusnas , 2016)
DAFTAR PUSTAKA

http://pustakawan.perpusnas.go.id/uji-kompetensi-2016

www.wordpress.com/Hasanudin,Aan/2015/01/pengertian-dan-tujuan-uji-kompetensi

www.go.id/Cokro/2009/03/uji-kompetensi-pengertian-dan-istilah

https://medianers.go.id/Wijaya,Anton/2017/05/tentang-uji-kompetensi-perawat.html

Anda mungkin juga menyukai