Anda di halaman 1dari 16

Praktikum Pengukuran Thermal 342 11 048

NOZZLE RIG

A. TUJUAN PERCOBAAN

Setelah mempelajari dan melakukan pengujian nozzle rig, mahasiswa

diharapkan dapat :

 Menyelidiki variasi tekanan sepanjang profil nozzle tertentu untuk setiap

back pressure.

 Menggambarkan hubungan antara tekanan terhadap jarak.

 Menyelidiki back pressure terhadap laju aliran massa uap.

 Membandingkan tekanan dan kecepatan throat secara actual dan teoritis.

B. DASAR TEORI

Maksud dari pada nozzle adalah mengkonversi energi dalam uap menjadi

energi kinetik dan ini terjadi dengan mengubahnya dari tekanan tinggi ke

tekanan rendah. selama uap mengalir dalam nozzle dengan cepat uap panas

yang mengalir tersebut menempati tempat disekitarnya dan karena itu ekspansi

dapat dikatakan adiabatis. Dari bentuk nozzle dapat diketahui konversi dari

energi dalam menjadi energi kinetik sebagai keluarannya yang mempunyai

efisiensi yang cukup besar. Dalam praktek nozzle ini ada dua jenis bentuk

nozzle yang digunakan, yaitu konvergen dan divergen, dimana pemilihan ini

1
Praktikum Pengukuran Thermal 342 11 048

dapat dilihat dari pemilihannya dan tergantung pada akhir tekanan yang

diinginkan.

Perbandingan aliran uap dimisalkan P1, Vl dan Hl sebagai parameter aliran

uap yang masuk, dan P2, V2 dan H2 sebagai parameter uap yang keluar dari

nozzle.

Proses aliran uap, umumnya berdasarkan persamaan energi, yaitu :

WZ 1 WV 21 PV WZ 2 WV 2 2 PV
+ + U1 + 1 1 + Q = + +U2 + 2 2
J 2 gJ J J 2 gJ J

Perubahan pada energi potensial tidak usah diperhatikan, karena tidak ada

perubahan panas disekitarnya dan tidak ada kerja yang terjadi, oleh karena itu

dari penjabaran diatas kita dapatkan persamaan baru' yaitu :

W 2 2
(V2 −V1 ) = H 1 − H 2 dimana H = U + pv / J
2 gJ

Dengan menganggap V1 = V2 maka kita dapat tuliskan :

1 2
(V2 ) = H 1 − H 2
2 gJ

V2 = 2 gJ (h1 − h2 )

Kenyataannya, gesekan menyebabkan energi masuk kedalam uap, efeknya

adalah bertambahnya entalpi pada uap dan akhirnya kering. Drop entalpi

sebenarny adalah lebih kecil dari pada drop theoretical, dan efisiensi nozzle

ditentukan dari perbandingan

Dropentalpiaktual
Efisiensi nozzle, n n = Dropentalpiteoritis

2
Praktikum Pengukuran Thermal 342 11 048

Bagian minimum dari nozzle disebuthroat dan tekanan pada throat untuk

kerja maksimum diketahui sebagai 'Tekanan Kitis'. Jika tekanan keluar lebih

besar dari tekanan kritisnya sebuah nozzle konvergen yang dipergunakan, jika

lebih kecil dari tekanan kritis sebuah nozzle konvergen-divergen adalah penting

sekali. Tekanan kritis dapat ditentukan sebagai berikut :

Kecepatan uap pada berbagai seksi diberikan oleh ekspresinya (lihat

persamaan diatas).

P1V1 PV
V2 = 2 gJ (h1 − h2 ) = 2 gJ (U 1 + =U2 + 2 2 )
J J

Ekspansi dalam nozzle terjadi secara adiabatis, dan perubahan energy

dalam adalah :

( P1V1 − P2V2 )
U 1 −U 2 =
J ( n −1)

P1V1 − P2V2 PV PV
= 2 gJ ( + 1 1 + 2 2)
J ( n −1) J J

n PV
= 2g ⋅ ⋅ P1V1 (1 − 2 2 )
n −1 P1V1

n n
P1V1 = P2V2

n  P2 n 
n −1
V = 2g ⋅ ⋅ P1V1 1 − ( ) 
n −1  P1 

3
Praktikum Pengukuran Thermal 342 11 048

A ⋅V Luasnozzle ⋅ Kecepa tan uap


Massa aliran, F = V =
f Volumespesifikuap

Jadi aliran per-luasan setiap seksion dimana tekanannya, P2 dan

volume spesifik V2 , Yaitu :

F V n  P2 n 
n −1
= = 2g ⋅ ⋅ P1V1 1 − ( ) 
A V2 n −1  P1 

F n P1V1  P2 n 
n −1

= 2g ⋅ ⋅ 1 − ( ) 
A n − 1 V2 2  P1 

1
Sekarang P V n n
= P2V2 , (V1 / V2 ) = P2 / P1 , V1 / V2 = ( P2 / P1 )
n n jadi,
1 1

2
2
V1 Pn
2
= 2
V2 P1

2
2
PV P V Pn
sehingga : 1 1 = 1 = 1 = 1 ⋅ P1 /V1
2
V2 V1 V2 2 P1

dengan mensubtitusi persamaan diatas, maka :

F n P1  P2 n2 P2 n 
n −1
= 2g ⋅ ⋅ ( ) − ( ) 
A n − 1 V1  P1 P1 

aliran per-luasan akan maksimum apabila

2 n −1
P2 n P
( ) −( 2 ) n
P1 P1 adalah maksimum.

4
Praktikum Pengukuran Thermal 342 11 048

Dengan menjabarkan rumusan diatas maka didapatkan persamaan :

n −1
P2 2
=( ) n
P1 n +1

Aliran per-luasan maksimum pada setiap bagian, dimana P2 dihasilkan :

n
 2 n −1
P2 = P1 ⋅  
 n +1 

nilai Perkiraan untuk " n" :

Superheated steam n = 1,3 ; P2 = 0,546 P1

Initially dry saturated steam n = 1.13

P2 = 0,578 P1

Wetsteam n = 1,113 P2 = 0,582 P1 kemudian jika untuk super

heated steam tekanan P2 lebih besar dari 0,546 P1 hanya nozzle

konvergen yang diinginkan, jika lebih kecil dari 0,546 P1 yang diinginkan

nozzle konvergendivergen yang berleher (throat) dimana tekanan kritis dapat

terjadi.

5
Praktikum Pengukuran Thermal 342 11 048

C. DIAGRAM PENGUJIAN

Gambar 1.1 Instalasi Nozzle Rig

6
Praktikum Pengukuran Thermal 342 11 048

Gambar 1.2 Skema Nozzle Rig

D. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Pipa pengujian berada pada posisi batasan pembuangan untuk mengukur

tekanan pembuangan (exhaust).

2. Memilih dan menetapkan satu buah nozzle, memeriksa tidak ada kerusakan

pada nozzle atau pada permukaan nozzle tersebut.

3. Membuka aliran masuk aliran pendingin dan katup aliran keluar kondensor

dan mengatur katup keluaran agar mendapatkan kuantitas aliran yang baik.

4. Membuka katup tekanan balik ( back Pressure ).

5. Membuka katup aliran masuk uap pada peralatan dan membiarkan aliran uap

selama 10 menit untuk pemanasan peralatan.

6. Kondensat akan secara otomatis membuang dari separator dan masuk keruang

uap melalui perangkap uap.

7. Memilih tekanan masuk ke peralatan nozzle untuk nilai yang diinginkan oleh

katup masuk uap ke throttling,

8. Menyetel tekanan pembuangan pada nilai yang diinginkan dan mengatur

katup regulating tekanan balik.

9. Memutar lengan profil nozzle sesuai panjangnya untuk dapat membaca

tekanannya pada titik yang bertingkat. Tekanan masuk akan nampak

7
Praktikum Pengukuran Thermal 342 11 048

konstanpada nilai awal. Setelah melangkapinya memutar ulang search tube

pada posisi teratas dan memeriksa tekanan masuknya.

10. Menentukan kekeringan uap, membuka katup pada throtling orifice dan

membiarkan uap lepas ke udara (merupakan suatu wadah yang tepat untuk

mencegah buangan jatuh ke tanah). Uap dibiarkan mengalir kurang lebih 5

menit. Untuk memastikan terjadinya pemanasan, kemudian mencatat tekanan

dan temperatur uap bersama-sama dengan temperatur setelah melalui

throttling orifice. Gambaran ini dinyatakan dalam entalpi yang konstan.

E. DATA HASIL PENGAMATAN

Posisi Throtling Uap masuk Uap keluar Tekanan Volume Waktu


Probe P T P1 T1 P2 T2 Nozzle kondensat
[bar] [ 0C ] [bar] [ 0C ] [bar] [ 0C ] [menit]
[bar] [ml]
-10 8.8 132 8.9 132 9 140 8,7 250 0
0 7.5 139 7.5 139 7.6 132 7.4 400 2
10 7.7 128 7.8 128 7.9 132 7.5 450 3
20 7.5 126 7.7 126 7.7 132 7.2 500 4.5
30 7.3 124 7.4 124 7.5 130 7.1 525 5.5
40 7.3 122 7.4 122 7.5 136 7 575 6.37
50 7.1 122 7.3 122 7.4 128 6.9 625 7.3
60 7 120 7.1 120 7.2 129 6.8 675 8.14
70 6.9 122 7 122 7.1 128 6.6 700 9.24
80 6.8 118 6.9 118 7 128 6.1 750 10.1

8
Praktikum Pengukuran Thermal 342 11 048

F. ANALISA DATA

Berdasarkan data pada posisi probe (60) maka dapat dihitung sebagai berikut;
Diketahui : Pinlet = 7.1 Bar
Tinlet = 120 °C
Poutlet = 7.2 Bar
Toutlet = 129 °C
x = 0,8
n = 1,13
g = 9,81 m/s2
Ditanyakan : Pabs, V, ηs
Penyelesaian :
(a) Tekanan absolut (Pabs)
Pabs = Pgauge + Patm
Patm = 1,01325 bar
Pabs untuk P1 = 7,1 + 1,01325
= 8,11325
Pabs untuk P2 = 7,2 + 1,01325
= 8,21325
(b) Kecepatan aliran uap (Vs)
 n -1

n  P2 n 
V= 2g. . P1 V1 1 −
P 
 
n -1   1  

 

n  n -1

V = 2g. . P1 .ν f 1 − r n 
n -1  

9
Praktikum Pengukuran Thermal 342 11 048

Volume spesifik pada tekanan uap masuk P1 = 8,11325Bar diperoleh


dari tabel uap, Vf = 1,1155 x 10-3 m3/kg
Tekanan uap keluar, Pexh 8,21325
Rasio tekanan, r : = = 1,01232
Tekanan uap masuk, Pin 8,11325

n = 1,13 (super heated operasi)

1,13  1,13-1

V= 2 x 9,81 x x 8,11325 x 1,1155 x 10 -3 1 −1,01232 1,13 
1,13 - 1 
 

= 0,48456m/s

(c) Efesiensi Nozzle (ηs)


Drop enthalpi aktual, h a
ηs = × 100%
Drop enthalpi teoritis, h t

Drop enthalpi aktual (ha) pada tekanan T1= 114 °C


berdasarkan tabel uap
ha = hf + (×.hfg)
hf = 478,26 kJ/kg
hfg = 2219,16 kJ/kg
× = 0,8 (di estimasi)
ha = 478,26 + (0,8 x 2219,16)
= 1775,328 kJ/kg

Drop enthalpi teoritis (ht) pada tekanan P1 = 4,71325 bar


berdasarkan tabel uap
ht = hf + (×,hfg)
hf = 630,49197 kJ/kg
hfg = 2115,45523 kJ/kg
× = 0,8 (secara estimasi)
ht = 630,49197 + (0,8 x 2115,45523)

10
Praktikum Pengukuran Thermal 342 11 048

= 2322,856154 kJ/kg

Efesiensi nozzle ηs = Drop entalpi actual ha × 100 %


Drop entalpi teoritis hf
= 1775,328 kJ/kg × 100 %
2322,856154 kJ/kg
= 76,429 %

Berdasarkan data pada posisi probe (0) maka dapat dihitung sebagai berikut;
Diketahui : Pinlet = 3,6 Bar
Tinlet = 112 °C
Poutlet = 3,8 Bar
Toutlet = 109°C
x = 0,8
n = 1,13
g = 9,81 m/s2
Ditanyakan : Pabs, V, ηs
Penyelesaian :
(a) Tekanan absolut (Pabs)
Pabs = Pgauge + Patm
Patm = 1,01325 bar
Pabs untuk P1 = 3,6 + 1,01325
= 4,61325
Pabs untuk P2 = 3,8 + 1,01325
= 4,81325
(b) Kecepatan aliran uap (Vs)
 n -1

n  P2 n 
V= 2g. . P1 V1 1 − 
n -1   P  
  1

 

11
Praktikum Pengukuran Thermal 342 11 048

n  n -1

V = 2g. . P1 .ν f 1 − r n

n -1  

Volume spesifik pada tekanan uap masuk P1 = 4,61325 Bar diperoleh


dari tabel uap, Vf = 1,0891966 x 10-3 m3/kg
Tekanan uap keluar, Pexh 4,81325bar
Rasio tekanan, r : = = 1,04335
Tekanan uap masuk, Pin 4,61325

n = 1,13 (super heated operasi)

1,13  1,13-1

V= 2 x 9,81 x x 4,71325 x 1,08012 x 10 -3 1 − 0,06365 1,13 
1,13 - 1 
 

= 0,48456m/s

(c) Efesiensi Nozzle (ηs)


Drop enthalpi aktual, h a
ηs = × 100%
Drop enthalpi teoritis, h t

Drop enthalpi aktual (ha) pada tekanan T1= 114 °C


berdasarkan tabel uap
ha = hf + (×.hfg)
hf = 478,26 kJ/kg
hfg = 2219,16 kJ/kg
× = 0,8 (di estimasi)
ha = 478,26 + (0,8 x 2219,16)
= 1775,328 kJ/kg

Drop enthalpi teoritis (ht) pada tekanan P1 = 4,71325 bar


berdasarkan tabel uap
ht = hf + (×,hfg)
hf = 630,49197 kJ/kg

12
Praktikum Pengukuran Thermal 342 11 048

hfg = 2115,45523 kJ/kg


× = 0,8 (secara estimasi)
ht = 630,49197 + (0,8 x 2115,45523)
= 2322,856154 kJ/kg

Efesiensi nozzle ηs = Drop entalpi actual ha × 100 %


Drop entalpi teoritis hf
= 1775,328 kJ/kg × 100 %
2322,856154 kJ/kg
= 76,429 %

13
Praktikum Pengukuran Thermal 342 11 048

TABEL HASIL ANALISIS DATA

Tabel 4.2.Tabel hasil analisa data pengamatan untuk nozzle rig.

Posisi Tekanan absolut


N0 probe
vf ( x 10-3) n ha (kJ/kg) ht (kJ/kg) V (m/s) (%)
s
(mm) (m3/kg)
Pinlet(Bar) Pexhaust(Bar)
1,13851109 2381,116 0,87638446
1 -10 10 9 1,13 1524,467 64,023
3 1 1
1,10437034 2148,444 2357,152 0,93712331
2 -10 5,5 3,5 1,13 91,145
9 6 4 2
3 0 2,5 4,5 3,51325 1,13 2304,89 778,17 0,75450213 296,19
0,47593033
4 10 3,6 1,5 1,141710 1,13 2219 2391 92,81
8
5 20 3 1 1,1379 1,13 2150,24 2429,62 0,47327784 88,5
0,43071689
6 30 1,3 -0,08 1,1289 1,13 2137,93 2376,9 89,94
1

14
Praktikum Pengukuran Thermal 342 09 059

Grafi k 1. 3 Hubungan antara Tekanan (Bar) terhadap Jarak Probe

(mm)

Page 15
Praktikum Pengukuran Thermal 342 09 059

G. KESIMPULAN

Setelah melakukan praktikum dan analisis data, maka dapat disimpulkan


sebagai berikut :
 Tekanan sepanjang profil nozzle yaitu tekanan uap masuk dan uap

keluar berbeda, tekanan uap masuk lebih kecil dari tekanan uap

keluar.

 Semakin besar tekanan dan kecepatan throat,maka semakin besar

pula harga entalphi aktual (ha) dan entalphi teoritis (ht).

Page 16

Anda mungkin juga menyukai