MENYUSUI
Disusun Oleh :
Kelas : 2 Reguler B
Dosen Pembimbing : Desy Setiawati, SST, M.Keb
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat dan rahmat-Nya
lah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Masa Nifas dan Menyusui. Kami mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada Allah SWT. Dan Ibu Desy Setiawati, SST, M.Keb.
sebagai dosen pembimbing dalam Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Nifas dan
Menyusui serta teman-teman yang ikut secara langsung dalam pembuatan
makalah ini.
Wassalamu’alaikumWr.Wb.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................
i..................................................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
ii..................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
........................................................................................................................
1
B. Rumusan Masalah
........................................................................................................................
1
C. Tujuan
........................................................................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN
C. Pengertian Menyusui
........................................................................................................................
3
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ikatan orang tua terhadap anaknya dimulai dari sejak periode kehamilan
dan semakin bertambah intensitasnya pada saat kelahiran. Salah satu masalah
yang kini banyak merebak dikalangan masyarakat adalah kematian ataupun
kesakitan pada ibu dan anak yang sesungguhnya tidak terlepas dari faktor-
faktor sosial budaya dan lingkungan didalam masyarakat dimana mereka
berada. Dampak baik positif maupun negatif terhadap kesehatan ibu nifas dan
menyusui. Pola makan, misalnya, fakta dasarnya adalah merupakan salah satu
selera manusia dimana peran kebudayaan cukup besar. Hal ini terlihat bahwa
setiap daerah mempunyai pola makan tertentu, termasuk pola makan ibu nifas
yang disertai dengan kepercayaan akan pantangan, tabu, dan anjuran terhadap
beberapa makanan tertentu. Kebudayaan tersebut tidak dapat dihilangkan, salah
satu alasan yang kuat dikarenakan pembuktian terhadap beberapa mitos hingga
kepercayaan ibu nifas benar adanya. Namun, ada juga yang sama sekali tidak
membawa dampak positif.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Apakah yang dimaksud dengan masa nifas dan menyusui ?
2. Bagaimana faktor eksterernal yang mempengaruhi masa nifas dan menyusui ?
3. Bagaimana dukungan bidan dalam pemberian ASI ?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan masa nifas dan menyusi.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi masa nifas dan menyusui
BAB II
PEMBAHASAN
C. Pengertian Menyusui
Menyusui adalah suatu proses belajar. Bayi belajar menghisap keluar air
susu dari payudara dengan seefisien mungkin dan ibu belajar cara menyusui
dengan senyaman mungkin (Nugroho, 2014).
Menyusui adalah suatu proses alamiah, berjuta-juta ibu di seluruh dunia
berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI. Bahkan
ibu yang buta huruf sekalipun dapat menyusui anaknya dengan baik. Walaupun
demikian, dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang
alamiah tidaklah selalu mudah.
Seiring dengan perubahan zaman, terjadi pula peningkatan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sedemikian pesat, pengetahuan lama yang
mendasar seperti menyusui justru terkadang terlupakan. Padahal, kehilangan
pengetahuan tentang menyusui berarti kehilangan besar, karena menyusui
adalah pengetahuan yang selama berjuta-juta tahun mempunyai peran penting
dalam mempertahankan kehidupan manusia (Roesli, 2002).
1. Faktor Internal
a. Faktor Fisik
Kelelahan fisik karena aktifitas mengasuh bayi, menyusui,
memandikan, mengganti popok, dan menimang sepanjang hari bahkan
tidak jarang di malam hari sangatlah menguras tenaga. Apalagi jika
tidak ada bantuan dari suami atau anggota keluarga yang lain. Setelah
proses kelahiran dan memuncaknya gangguan mental selama 2 minggu
pertama menunjukkan bahwa faktor fisik dihubungkan dengan
kelahiran pertama merupakan faktor penting. Perubahan hormon
secara drastis setelah melahirkan dan periode laten diantara kelahiran
sangat berpengaruh pada ibu nifas.
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi pada ibu nifas dan
menyusui,antara lain :
a. Rahim
Setelah melahirkan rahim akan berkontraksi (gerakan meremas)
untuk merapatkan dinding rahim sehingga tidak terjadi perdarahan,
kontraksi inilah yang menimbulkan rasa mulas pada perut ibu.
Berangsur angsur rahim akan mengecil seperti sebelum hamil.
b. Jalan lahir (serviks,vulva dan vagina)
Jalan lahir mengalami penekanan serta peregangan yang sangat
besar selama proses melahirkan bayi, sehingga penyebabkan
mengendurnya organ ini bahkan robekan yang memerlukan
penjahitan, namun akan pulih setelah 2-3 pekan (tergantung
elastisitas atau seberapa sering melahirkan).
c. Darah nifas (Lochea)
Darah nifas hingga hari ke dua terdiri dari darah segar bercampur
sisa ketuban, berikutnya berupa darah dan lendir, setelah satu
pekan darah berangsur-angsur berubah menjadi berwarna kuning
kecoklatan lalu lendir keruh sampai keluar cairan bening di akhir
masa nifas.
d. Payudara
Payudara menjadi besar, keras dan menghitam di sekitar puting
susu, ini menandakan dimulainya proses menyusui. Segera
menyusui bayi sesaat setelah lahir (walaupun ASI belum keluar).
Pada hari ke 2 hingga ke 3 akan diproduksi colostrum yaitu ASI
berwarna kuning keruh yang kaya akan anti body, dan protein.
e. Sistem perkemihan
Hari pertama biasanya ibu mengalami kesulitan buang air kecil,
selain khawatir nyeri jahitan juga karena penyempitan saluran
kencing akibat penekanan kepala bayi saat proses melahirkan.
Namun usahakan tetap kencing secara teratur, buang rasa takut dan
khawatir, karena kandung kencing yang terlalu penuh dapat
menghambat kontraksi rahim yang berakibat terjadi perdarahan.
f. Sistem pencernaan
Perubahan kadar hormon dan gerak tubuh yang kurang
menyebabkan menurunnya fungsi usus, sehingga ibu tidak merasa
ingin atau sulit BAB (buang air besar). Terkadang muncul wasir
atau ambeien pada ibu setelah melahirkan, ini kemungkinan karena
kesalahan cara mengejan saat bersalin juga karena sembelit
berkepanjangan sebelum dan setelah melahirkan.
g. Peredaran darah
Sel darah putih akan meningkat dan sel darah merah serta
hemoglobin (keping darah) akan berkurang, ini akan normal
kembali setelah 1 minggu. Tekanan dan jumlah darah ke jantung
akan lebih tinggi dan kembali normal hingga 2 pekan.
h. Penurunan berat badan
Setelah melahirkan ibu akan kehilangan 5-6 kg berat badannya
yang berasal dari bayi, ari-ari, air ketuban dan perdarahan
persalinan, 2-3 kg lagi melalui air kencing sebagai usaha tubuh
untuk mengeluarkan timbunan cairan waktu hamil.
i. Suhu badan
Suhu badan setelah melahirkan biasanya agak meningkat dan
setelah 12 jam akan kembali normal. Waspadai jika sampai terjadi
panas tinggi, karena dikhawatirkan sebagai salah satu tanda infeksi
atau tanda bahaya lain.
2. Faktor Eksternal
a. Psikologis, Setelah melahirkan, ibu mengalami perubahan fisik dan
fisiologis yang juga megakibatkan adanya beberapa perubahan dari
psikisnya. Ia mengalami stimulasi kegembiraan yang luar biasa,
menjalani proses eksplorasi dan asimilasi terhadap bayinya, berada
dibawah tekanan untuk dapat menyerap pembelajaran yang diperlukan
tentang apa yang harus diketahuinya dan perawatan untuk bayinya, dan
merasa tanggung jawab yang luar biasa sekarang untuk menjadi seorang
“Ibu”. Ia mungkin juga merasa diabaikan jika perhatian keluarganya
tiba-tiba berfokus pada bayi yang baru saja dilahirkannya. Dan dapat
memicu adanya baby blues. Kunci untuk mendukung wanita dalam
melalui periode ini adalah memberikan perhatian dan dukungan yang
baik baginya, serta keyakinan padanya bahwa ia adalah orang yang
berarti bagi keluarga dan suami. Hal yang terpenting, berikan
kesempatan untuk beristirahat yang cukup. Selain itu, dukungan positif
atas keberhasilannya menjadi orang tua dari bayi yang baru lahir dapat
membantu memulihkan kepercayaan diri terhadap kemampuannya.
b. Budaya, Adanya adat istiadat yang dianut oleh lingkungan dan keluarga
sedikit banyak akan mempengaruhi keberhasilan ibu dalam melewati
saat transisi ini. Apalagi jika ada hal yang tidak sinkron antara arahan
dari tenaga kesehatan dengan budaya yang dianut. Di antara
kebudayaan maupun adat-istiadat dalam masyarakat ada yang
menguntungkan, ada pula yang merugikan. Dalam hal ini, bidan harus
bijaksana dalam menyikapi, namun tidak mengurangi kualitas asuhan
yang harus diberikan. Keterlibatan keluarga dari awal dalam
menentukan bentuk asuhan dan keperawatan yang harus diberikan pada
ibu dan bayi akan memudahkan bidan dalam pemberian asuhan.
c. Ekonomi, Orang tua yang mempunyai kondisi ekonomi rendah lebih
sulit dengan kelahiran masing-masing anak dan yang tidak
menggunakan KB efektif, mungkin menemukan komplikasi pada
proses persalinan. Keluarga dengan kelahiran anggota baru terlihat
beban keuangan yang dapat meningkatkan stress. Stress ini
mempengaruhi perilaku orang tua, membuat masa transisi orang
menjadi sulit.
d. Sosial, Ibu nifas yang pertama kali melahirkan mempunyai kebutuhan
yang berbeda dibanding ibu-ibu nifas yang telah melahirkan
sebelumnya. Ibu-ibu nifas yang pertama kali melahirkan membutuhkan
lebih banyak support dan tindakan lanjut terhadap perannya sebagai
orang tua, termasuk sumber pendukung dari lingkungannya.
Pengalaman juga merupakan bagian dari faktor sosial ini. Depresi
pascasalin ini lebih banyak ditemukan pada perempuan primipara,
mengingat bahwa peran seorang ibu dan semua yang berkaitan dengan
bayinya merupakan situasi baru bagi dirinya yang dapat menimbulkan
stres. Perempuan dengan multipara, ketika melahirkan akan sangat
mewarnai alam perasaannya terhadap perannya sebagai ibu. Ia akhirnya
menjadi tahu bahwa begitu beratnya ia harus berjuang untuk melahirkan
dan mengasuh bayinya dan hal itu akan memperkaya pengalaman
hidupnya untuk lebih dewasa.
4. Petugas kesehatan
Dirumah sakit petugas kesehatan adalah orang yang paling dekat
dengan pasien. Sehingga, dapat memberikan asuhan kebidanan misalnya
mengajarkan ibu bagaimana cara melakukan perawatan diri.
5. Pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan yang dimaksud adalah pendidikan kesehatan
yang diperoleh ibu pascasalin dari bidan atau tenaga kesehatan lainnya
tentang kesehatan, dalam hal ini khusunya tentang perawatan diri
pascasalin.
2. Ajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah
umum yang timbul.
Ibu harus menjaga agar tangan dan putting susunya selalu bersih untuk
mencegah kotoran dan kuman masuk ke dalam mulut bayi. Ini juga mencegah
luka pada putting susu dan infeksi pada payudara. Seorang ibu harus mencuci
tangannya dengan sabun dan air sebelum menyentuh putting susunya dan
sebelum menyusui bayinya. Ibu juga harus mencuci tangannya sesudah buang
air kecil atau air besar atau menyentuh sesuatu yang kotor. Ibu juga harus
membersihkan payudaranya dengan air bersih satu kali sehari. Ibu tidak boleh
mengoleskan krim, minyak, alkohol, atau sabun pada putting susunya.
A. Kesimpulan
Masa nifas adalah (puerperium) adalah masa setelah keluarnya
plasentasampai pemulihan kembali alat-alat reproduksi seperti keadaan semula
sebelum hamil yang berlangsung 6 minggu (40 hari). Munyusui adalah suatu
proses belajar. Bayi belajar menghisap keluar air susu dari payudara dengan
seefisien mungkindan ibu belajar cara menyusui dengan senyaman mungkin.
Faktor fisik, psikologi, budaya, soaial, ekonomi dan lingkungan ternyata sangat
berpengaruh terhadap ibu nifas dengan adanya masa transisi. Jadi, perlu
dukungan dari keluarga disekitarnya. Di Indonesia, kebudayaan tersebut tidak
dapat dihilangkan, salah satu alasan yang kuat dikarenakan pembuktian
terhadap beberapa mitos hingga kepercayaan ibu nifas benar adanya. Namun,
ada juga yang sama sekali tidak membawa dampak positif.
Adapun dukungan bidan dalam pemberian ASI yang harus diperhatikan
yaitu sebagai berikut:
1. Tidurkan bayi bersama ibunya segera sesudah dilahirkan selama beberapa
jam pertama.
2. Ajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah
masalah umum yang timbul.
3. Bantulah ibu pada waktu pertama kali memberi ASI.
4. Bayi harus ditempatkan dekat ibunya di kamar yang sama (rawat
gabung/rooming in).
5. Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin.
6. Hanya berikan kolostrum dan ASI saja.
7. Hindari susu botol dan “dot empeng”.
B. Saran
Masih banyak kebudayaan di tengah-tengah masyarakat. Perlu dilakukan
pengawasan khusus agar kebudayaan tersebut memberikan dampak positif.
Dan berikan dukungan yang penuh untuk ibu nifas agar dapat membantu
memulihkan kepercayaan diri terhadap kemampuannya.
DAFTAR PUSTAKA