Anda di halaman 1dari 6

TUBERKULOSIS PARU DI RUANG RAWAT INAP

(ICD 10: A.15 – A.16)

1. Pengertian (Definisi)
Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi di paru yang bersifat kronik dan menular disebabkan
oleh Mycobacterium tuberculosis kompleks

2. Patogenesis
2.1. Kuman Penyebab TB. Tuberkulosis disebabkan oleh Basil Tahan Asam yaitu
Mycobacterium tuberculosis
2.2. Cara Penularan: pasien TB BTA positif (65%), BTA negatif kultur positif (26%), kultur
negatif foto toraks positif (17%)
2.3. Perjalanan alamiah pada manusia
a. Paparan kuman TB merupakan syarat untuk terinfeksi
b. Infeksi, reaksi daya tahan tubuh terjadi 6-14 minggu setelah infeksi.
- Reaksi imunologi lokal; MTB masuk alveoli dan ditangkap oleh makrofag, selanjutnya
berlangsung reaksi antigen-antibodi
- Reaksi imunologi umum; berupa reaksi hipersensitivitas tipe lambat (hasil tes tuberkulin
menjadi positif)
- Lesi dapat sembuh total, namun kuman juga dapat tetap hidup (dormant) dan dapat aktif
kembali
- Penyebaran melalui aliran darah atau getah bening dapat terjadi sebelum penyembuhan
Lesi

c. Sakit TB
Hanya 10% yang terinfeksi TB akan menjadi sakit TB, dipengaruhi beberapa faktor;
jumlah kuman yang terhirup, lamanya waktu sejak terinfeksi, usia dan tingkat daya
tahan tubuh.
d. Meninggal dunia
Faktor risiko kematian; keterlambatan diagnosis, pengobatan tidak adekuat, kondisi
kesehatan awal buruk atau adanya penyakit penyerta.

3. Anamnesis
a. Batuk berdahak > 2-3 minggu
b. Batuk darah
c. Sesak nafas
d. Nyeri dada
e. Demam
f. Lemah badan
g. Penurunan nafsu makan
h. Penurunan berat badan
i. Keringat malam

4. Pemeriksaan Fisik
Kurang spesifik, tetapi bisa ditemukan suara nafas bronchial, amforik, suara nafas melemah,
ronkhi basah, tergantung luas lesi

5. Kriteria Diagnosis
a Anamnesa
b Pemeriksaan fisik
c Pemeriksaan sputum SP (Sewaktu-Pagi) dengan pengecatan ZN.
d Pemeriksaan biakan sputum dengan media padat (LJ) atau cair (MGIT)
e Pemeriksaan foto torak didapatkan gambaran khas TB paru
f Pemeriksaan tes cepat / Xpert MTB/RIF

6. Diagnosis Kerja
TB Paru BTA positif (A.15)/ negatif (A.16)
7. Diagnosis Banding
a. Pneumonia
b. Infeksi jamur paru
c. Tumor paru
d. ILD

8. Pemeriksaan Penunjang
N Komprehensif (teoritis) Optimal (yang ada di RSI Arofah/disepakati)
o.
1. Pemeriksaan Bakteriologis (sputum BTA S/P/S) Pemeriksaan Bakteriologis (sputum BTA S/P/S)
2. Pemeriksaan Radiologis (Foto toraks PA), Pemeriksaan Radiologis (Foto toraks PA),
3 Pemeriksaan khusus : kultur M.tb media LJ -
4 Pemeriksaan tes cepat dengan Xpert MTB/RIF -
Pemeriksaan penunjang lain : LED Pemeriksaan penunjang lain : LED

9. Terapi
Komprehensif (teoritis) Optimal (yang ada di RSI Arofah/disepakati)
Panduan OAT dan peruntukannya Panduan OAT dan peruntukannya
1 Kategori-1 (2HRZE/4H3R3 atau 2HRZE 1. Kategori-1 (2HRZE/4H3R3 atau 2HRZE /
. /4HR) 4HR)
Panduan OAT ini diberikan untuk pasien Panduan OAT ini diberikan untuk pasien baru :
baru :
 Pasien baru TB Paru BTA positif  Pasien baru TB Paru BTA positif
 Pasien TB Paru BTA negatif foto  Pasien TB Paru BTA negatif foto toraks
toraks positif positif
 Pasien TB ekstra paru  Pasien TB ekstra paru
2. Kategori-2 (2HRZES/HRZE/5H3R3E3) 2. _
Panduan OAT ini diberikan untuk pasien _
BTA positif yang telah di obati sebelumnya
:
 Pasien kambuh _
 Pasien gagal _
 Pasien dengan pengobatan setelah _
default (terputus)
Pengobatan suportif dan simtomatis yang Pengobatan suportif dan simtomatis yang
diberikan sesuai dengan keadaan klinis dan diberikan sesuai dengan keadaan klinis dan
indikasi rawat: indikasi rawat:
 Perbaikan gizi.  Perbaikan gizi.
 Pendidikan Kesehatan.  Pendidikan Kesehatan.
10. Edukasi
a. Edukasi tentang terapi OAT dan efek sampingnya
b. Edukasi tentang PPI (cuci tangan dan etika batuk)
c. Edukasi kontrol lingkungan ( cara batuk, masker, ventilasi)
d. Edukasi PMO (Pengawas Menelan Obat)
e. Evaluasi terapi (pemeriksaan sputum dan foto toraks sesuai program)
f. Edukasi kontrol rutin poli rawat jalan
g. Edukasi sosial (pencarian kontak serumah)

11. Prognosis
1. Ad vitam : dubia ad bonam/malam
2. Ad sanationam : dubia ad bonam/malam
3. Ad fumgsionam : dubia ad bonam/malam
4.
12. Kompetensi Dokter Umum : 4. Dokter Paru : 4

13. Indikator Medis


80% pasien TB tegak diagnosis dan terapi dalam 7 hari

14. Kepustakaan
a) Tuberkulosis, Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia, PDPI, 2011
b) Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, DEPKES, 2014
c) International Standards for TB Care, 2014

Anda mungkin juga menyukai