PEMBAHASAN
A. Definisi
1. Populasi rentan
Pengertian Kelompok Rentan tidak dirumuskan secara eksplisit dalam
peraturan perundang-undangan, seperti tercantum dalam Pasal 5 ayat (3) Undang-
Undang No.39 Tahun 1999 yang menyatakan bahwa setiap orang yang termasuk
kelompok masyarakatyang rentan berhak memperoleh perlakuan dan perlindungan
lebih berkenaan dengankekhususannya. Dalam penjelasan pasal tersebut disebutkan
bahwa yang dimaksud dengan kelompok masyarakat yang rentan, antara lain, adalah
orang lanjut usia, anakanak, fakir miskin, wanita hamil dan penyandang cacat.
2. Populasi kecacatan
Menurut Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 10 Tahun 2013 tentang
Pelayanan dan Pemenuhan Hak-Hak Penyandang Disabilitas, penyandang disabilitas
adalah setiap orang yang mempunyai kelainan fisik dan/atau mental yang dapat
mengganggu atau merupakan rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan
kegiatan secara selayaknya, yang terdiri dari: penyandang disabilitas fisik,
penyandang disabilitas mental serta penyandang disabilitas fisik dan mental. Orang
berkebutuhan khusus (disabilitas) adalah orang yang hidup dengan karakteristik
khusus dan memiliki perbedaan dengan orang pada umumnya.Karena karakteristik
yang berbeda inilah memerlukan pelayanan khusus agar dia mendapatkan hak-
haknya sebagai manusia yang hidup di muka bumi ini.
Orang berkebutuhan khusus memiliki defenisi yang sangat luas yaitu Orang
berkebutuhan khusus (disabilitas) adalah orang yang hidup dengan karakteristik
khusus dan memiliki perbedaan dengan orang pada umumnya.Karena karakteristik
yang berbeda inilah memerlukan pelayanan khusus agar dia mendapatkan hak-
haknya sebagai manusia yang hidup di muka bumi ini.mencakup orang-orang yang
memiliki cacat fisik, atau kemampuan IQ (Intelligence Quotient) rendah, serta orang
dengan permasalahan sangat kompleks, sehingga fungsi-fungsi kognitifnya
mengalami gangguan. Penyandang Cacat dalam pokok-pokok konvensi point 1
(pertama) pembukaan memberikan pemahaman, yakni; Setiap orang yang
mempunyai kelainan fisik dan/atau mental, yang dapat menganggu atau merupakan
rintangan dan hamabatan baginya untuk melakukan secara selayaknya, yang terdiri
dari, penyandang cacat fisik; penyandang cacat mental; penyandang cacat fisik dan
mental.
3. Populasi terlantar
Homeless atau tunawisma menggambarkan seseorang yang tidak memiliki
tempat tinggal secara tetap maupun yang hanya sengaja dibuat untuk
tidur.Tunawisma biasanya di golongkan ke dalam golongan masyarakat rendah dan
tidak memiliki keluarga.
Masyarakat yang menjadi tunawisma bisa dari semua lapisan masyarakat
seperti orang miskin, anak-anak, masyarakat yang tidak memiliki keterampilan,
petani, ibu rumah tangga, pekerja sosial, tenaga kesehatan profesionalserta ilmuwan.
Beberapa dari mereka menjadi tunawisma karena kemiskinan atau kegagalan sistem
pendukung keluarga mereka. Selain itu alasan lain menjadi tunawisma adalah
kehilangan pekerjaan, ditinggal oleh keluarga, kekerasan dalam rumah tangga,
pecandu alkohol, atau cacat. Walaupun begitu apapun penyebabnya, tunawisma lebih
rentan terhadap masalah kesehatan dan akses ke pelayanan perawatan kesehatan
berkurang.
2. Populasi kecacatan
a. Kelainan Tubuh (Tuna Daksa)
Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan
oleh kelainan neuro-muskular dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit
atau akibat kecelakaan (kehilangan organ tubuh), polio dan lumpuh.
b. Kelainan Indera Penglihatan (Tuna Netra)
Tunanetra adalah individu yang memiliki hambatan dalam penglihatan.
Tunanetra dapat diklasifikasikan kedalam dua golongan yaitu: buta total (blind)
dan low vision.
c. Kelainan Pendengaran (Tunarungu)
Tuna rungu adalah individu yang memiliki hambatan dalam pendengaran baik
permanen maupun tidak permanen.Karena memiliki hambatan dalam
pendengaran individu tunarungu memiliki hambatan dalam berbicara sehingga
mereka biasa disebut tunawicara.
d. Kelainan Bicara (Tunawicara)
Adalah seseorang yang mengalami kesulitan dalam mengungkapkan pikiran
melalui bahasa verbal, sehingga sulit bahkan tidak dapat dimengerti oleh orang
lain. Kelainan bicara ini dapat dimengerti oleh orang lain. Kelainan bicara ini
dapat bersifat fungsional di mana kemungkinan disebabkan karena
ketunarunguan, dan organik yang memang disebabkan adanya
ketidaksempurnaan organ bicara maupun adanya gangguan pada organ motorik
yang berkaitan dengan bicara.
e. Tunaganda (disabilitas ganda)
Penderita cacat lebih dari satu kecacatan (yaitu cacat fisik dan mental)
3. Populasi terlantar
a. Gangguan Fisik Akut
Pada umumnya tunawisma akan mengalami gangguan fisik akut seperti:
No Gangguan fisik akut Gangguan fisik kronik
1 ISPA (infeks sistem pernfasan atas) Kecanduan alkohol dan zat
lain
2 Trauma-cedera ringan hingga berat Hipertensi
3 Penyakit kulit Gangguan pencernaan
4 TBC Gangguan sistem saraf tepi
5 Terserng kutu dan tungau Masalah gigi
6 Gizi buruk/ kekurangan gizi Diabetes melitus
7 - HIV/AIDS
3. Diagnosis keperawatan
Sesuai hasil Munas IPKKI 11 di Yogyakarta di tetapkan formulasi diagnosis
keperawatan menggunakan ketetapan diagnosis nanda 2015-2017 dan ICNP
a. Gaya hidup monoton
b. Defisiensi kesehatan komunitas
c. Perilaku kesehatan cenderung berisiko
d. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
e. Resiko terjadinya penyaki
f. Kurang pengetahuan tentang penyakit
4. Perencanaan keperawatan
Perencanaan yang di susun dalam keperawatan kesehatan komunitas
berorientasi pada promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan kesehatan,
manajemen krisis. Dalam menyusun perencanaan keperawatan komunitas melalui
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menetapkan prioritas
Penetapan prioritas masalah perlu melibatkan masyarakat atau komunitas
dalam suatu pertemuan musyawarah masyarakat. Perawat dalam menentukan
prioritas masalah memperhatikan enam kriteria, yaitu:
1) Kesadaran masyarakat akan masalah
2) Motivasi masyarakat untuk menyelesaikan masalah
3) Kemampuan perawat dalam memengaruhi penyelesaian masalah
4) Ketersediaan ahli atau pihak terkait terhadap solusi masalah
5) Beratnya konsekuensi jika masalah tidak terselesaikan
6) Mempercepat penyelesaian masalah dengan resolusi yang dapat di capai
(stanhopee & Lancaster, 2016)
b. Menetapkan sasaran (goal)
Setelah menetapkan masalah kesehatan, langkah selanjutnya adalah
menetapkan sasaran. Berikut ini adalah contoh dari penulisan sasaran:
1) Meningkatkan cakupan imunisasi pada bayi
2) Memperbaiki komunikasi antara orang tua dan guru
3) Meningkatkan proposi individu yang memiliki tekanan darah
c. Menetapkan tujuan (objective)
Tujuan adalah pernyataan hasil yang di harapkan dan dapat di ukur,
dibatasi waktu berorentasi pada kegiatan. Berikut adalah karakteristik dalam
penulisan tujuan:
1) Menggunakan kata kerja
2) Menggambarkan tingkah laku akhir, kualitas penampilan, kuantitas
penampilan, bagaimana penampilan di ukur
3) Berhubungan dengan sasaran
4) Adanya batasan waktu
d. Menetapkan rencana intervensi
Dalam melakukan intervensi keperawatan kesehatan komunitas mencakup
1) Hal apa yang akan di lakukan
2) Waktu atau kapan melakukannya
3) Jumlah
4) Target atau siapa yang menjadi sasaran
5. Implementasi keperawatan
Implementasi merupakan tahap kegiatan setelah perencanaan kegiatan
keperawatan komunitas. Focus pada tahap ini mencapai sasaran dan tujuan yang
telah di tetapkan sebelumnya. Hal yang sangat penting adalah melakukan berbagai
tindakan yang berupa promosi kesehatan, memelihara kesehatan, mencegah penyakit
dan dampak pemulihan.
6. Evaluasi keperawatan
Evaluasi adalah suatu proses untuk membuat penilaian secara sistematis
mengenai suatu kebijakan , program dan kegiatan berdasarkan informasi dan hasil
analisis dibandingkan terhadap relevansi, keefektifan biaya dan keberhasilan untuk
keperluan pemangku kepentingan.
DAFTAR PUSTAKA
Darmawan,Lili. Dkk . 2017. Penyakit mental, kecacatan dan populasi terlantar di akses
Imam B, Aisiyah. Dkk. 2017. Askep pada agregat dalam komutas populasi rentan (penyakit
mental, kecacatan, dan populasi terlantar)
Made Riasmini, Ni. 2017. Panduan asuhan keperawatan individu, keluarga, kelopok,
komunitas dengan modifikasi NANDA, ICNP, NOV dan NIC
Wulandari, Sri. Dkk. 2017. Asuhan keperawatan pada agregant dalam komunitas populasi
rentan : penyakit metal. Kecacatan, dan populasi terlantar