Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap makhluk hidup di bumi diciptakan berdampingan dengan alam,
karena alam sangat penting untuk kelangsungan makhluk hidup. Karena itu setiap
makhluk hidup, khususnya manusia harus dapat menjaga keseimbangan alam.
Untuk dapat menjaga keseimbangan alam dan untuk dapat mengenali perubahan
lingkungan yang terjadi, Tuhan memberikan indera kepada setiap makhluk hidup
(setiadi, 2007:209).
Indera ini berfungsi untuk mengenali setiap perubahan lingkungan, baik
yang terjadi di dalam maupun di luar tubuh. Indera yang ada pada makhluk hidup,
memiliki sel-sel reseptor khusus. Sel-sel reseptor inilah yang berfungsi untuk
mengenali perubahan lingkungan yang terjadi. Berdasarkan fungsinya, sel-sel
reseptor ini dibagi menjadi dua, yaitu interoreseptor dan eksoreseptor (setiadi,
2007:209).
Interoreseptor ini berfungsi untuk mengenali perubahan-perubahan yang
terjadi di dalam tubuh. Sel-sel interoreseptor terdapat pada sel otot, tendon,
ligamentum, sendi, dinding pembuluh darah, dinding saluran pencernaan, dan lain
sebagainya. Sel-sel ini dapat mengenali berbagai perubahan yang ada di dalam
tubuh seperti terjadi rasa nyeri di dalam tubuh, kadar oksigen menurun, kadar
glukosa, tekanan darah menurun/naik dan lain sebagainya (setiadi, 2007:209).
Eksoreseptor adalah kebalikan dari interoreseptor, eksoreseptor berfungsi
untuk mengenali perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi di luar tubuh. Yang
termasuk eksoreseptor yaitu: (1) Indera penglihat (mata), indera ini berfungsi untuk
mengenali perubahan lingkungan seperti sinar, warna dan lain sebagainya. (2)
Indera pendengar (telinga), indera ini berfungsi untuk mengenali perubahan
lingkungan seperti suara. (3) Indera peraba (kulit), indera ini berfungsi untuk
mengenali perubahan lingkungan seperti panas, dingin dan lain sebagainya. (4)
Indera pengecap (lidah), indera ini berfungsi untuk mengenal perubahan lingkungan
seperti mengecap rasa manis, pahit dan lain sebagainya. (5) Indera pembau
(hidung), indera ini berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan seperti
mengenali/mencium bau. Kelima indera ini biasa kita kenal dengan sebutan panca
indera (setiadi, 2007:209)

1.2 Tujuan Percobaan


1. Mengetahui nama bagian-bagian mata dan organ pelengkapnya yang
membantu penglihatan.
2. Menggambarkan daerah-daerah utama telinga dan proses pendengaran
3. Mengetahui organ-organ khusus lain, seperti pengecp, penciuman dan
keseimbangan.
4. Mengetahui proses penghantaran impuls dari organ-organ tersebut.

1.3 Manfat Percobaan


1. Dapat mengetahui kemampuan indera penglihatan.
2. Dapat mengetahui letak titik buta mata
3. Dapat mengetahui cara mengetahui kemampuan melihat
4. Dapat mengetahui letak rasa pada lidah

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum


Sistem indera pada manusia dibagi menjadi :
1. Indera Penglihatan (Mata)
Mata adalah organ penglihatan yang menerima rangsangan berupa cahaya.
Bola mata terletak di dalam rongga mata dan beralaskan lapisan lemak. Bola mata
dapat bergerak dan diarahkan kesuatu arah dengan bantuan tiga otot penggerak
mata, yaitu (Arrington, 1972: 139) :
 Muskulus rektus okuli medial (otot di sekitar mata), berfungsi
menggerakkan bola mata.
 Muskulus obliques okuli inferior, berfungsi menggerakkan bola mata ke
bawah dan ke dalam.
 Muskulus obliques okuli superior, berfungsi memutar mata ke atas dan ke
bawah.
Selain itu, ada otot mata yang berfungsi menutup mata dan mengangkat
kelopak mata. Otot yang berfungsi untuk menutup mata yaitu muskulus
orbikularis okuli dan muskulus rektus okuli inferior. Sedangkan otot mata yang
berfungsi mengangkat kelopak mata, yaitu muskulus levator palpebralis superior
(Arrington, 1972: 139).
Bola mata tersusun oleh selaput mata yang terdiri atas tiga lapisan, yaitu
sklera atau selaput putih, koroid atau selaput hitam, dan selaput retina atau
selaput jala.
a. Selaput putih
Selaput putih (sklera) adalah bagian luar dari bola mata yang tersusun dari
zat tanduk dan merupakan lapisan yang kuat dan berwarna putih. Fungsi dari
selaput ini adalah melindungi struktur mata yang sangat halus dan membantu
mempertahankan bentuk biji mata s klera akan membentuk kornea. Kornea adalah
lapisan bening dan transparan yang berfungsi menerima cahaya yang masuk ke
mata, kornea dilindungi oleh selaput tipis yang disebut konjungtiva. Kornea juga
akan selalu dibasahi oleh air mata.
b. Selaput hitam
Selaput hitam (koroid) merupakan lapisan tengah dari bola mata yang
banyak mengandung pembuluh darah. Fungsi dari selaput ini adalah memberi
nutrisi dan oksigen ke mata serta menyerap cahaya dan mengurangi cahaya yang
memantul di sekitar mata bagian dalam.
c. Selaput jala
Selaput jala disebut juga retina, retina adalah lapisan paling dalam pada
mata yang peka terhadap cahaya. Retina ini memiliki sel-sel saraf, pada retina
terdapat bintik kuning dan bintik buta. Bintik kuning adalah bagian retina yang
paling peka terhadap cahaya karena merupakan tempat perkumpulan sel-sel saraf
yang berbentuk cerucut dan batang. Seseorang bisa melihat apabila bayangan
jatuh pada titik ini. Pada bintik kuning terdapat sel kerucut dan sel batang. Fungsi
dari sel kerucut dan sel batang (Arrington, 1972: 142) :
Bintik buta adalah bintik pertemuan saraf-saraf atau tempat keluarnya
saraf mata menuju otak. Bintik buta tidak mengandung sel batang dan sel kerucut
sehingga tidak dapat menanggapi rangsangan cahaya (Arrington, 1972: 142).
Mekanisme kerja penglihatan yaitu mata bisa melihat benda karena
adanya cahaya yang dipantulkan oleh benda tersebut ke mata. Jika tidak ada
cahaya yang dipantulkan benda, maka mata tidak bisa melihat benda
tersebut. Proses mata melihat benda adalah sebagai berikut (Moriwaki, 1994: 257)
a. Cahaya yang dipantulkan oleh benda di tangkap oleh mata, menembus kornea dan
diteruskan melalui pupil.
b. Intensitas cahaya yang telah diatur oleh pupil diteruskan menembus lensa mata.
c. Daya akomodasi pada lensa mata mengatur cahaya supaya jatuh tepat di bintik
kuning.
d. Pada bintik kuning, cahaya diterima oleh sel kerucut dan sel batang, kemudian
disampaikan ke otak.
e. Cahaya yang disampaikan ke otak akan diterjemahkan oleh otak sehinga kita bisa
mengetahui apa yang kita lihat.
4. Indera Pengecap (Lidah)
Lidah adalah alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa zat kimia
larutan. Lidah memiliki otot yang tebal, permukaannya dilindungi oleh lendir dan
penuh dengan bintil-bintil. Kita dapat merasakan rasa pada lidah karena terdapat
reseptor yang dapat menerima rangsangan. Reseptor itu adalah papilla pengecap
atau kuncup pengecap. Kuncup pengecap merupakan kumpulan ujung-ujung saraf
yang terdapat pada bintil-bintil lidah. Papilla agak kasar karena memiliki
tonjolan-tonjolan pada permukaan lidah. Di dalam papila terdapat banyak
kuncup-kuncup pengecap (taste bud) yaitu suatu bagian berbentuk bundar yang
terdiri dari dua jenis sel yaitu sel-sel penyokong dan sel-sel pengecap yang
berfungsi sebagai reseptor (Pearce, 2009: 310).
a. Bagian-bagian lidah
Sebagian besar lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat pada tulang
hyoideus, tulang rahang bawah dan processus styloideus di tulang pelipis.
Terdapat dua jenis otot pada lidah yaitu otot ekstrinsik dan intrinsik. Lidah
memiliki permukaan yang kasar karena adanya tonjolan yang disebut papila.
Terdapat tiga jenis papila yaitu:

1. Papila filiformis berbentuk seperti benang halus.

2. Papila sirkumvalata berbentuk bulat, tersusun seperti huruf V di belakang lidah.

3. Papila fungiformis berbentuk seperti jamur.

Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada di pinggir papila, terdiri
dari dua sel yaitu sel penyokong dan sel pengecap. Sel pengecap berfungsi
sebagai reseptor, sedangkan sel penyokong berfungsi untuk menopang. Bagian-
bagian lidah:

1. Bagian depan lidah, fungsinya untuk mengecap rasa manis.

2. Bagian pinggir lidah, fungsinya untuk mengecap rasa asin dan asam.

3. Bagian belakang/pangkal, fungsinya untuk mengecap rasa pahit.


Lidah memiliki kelenjar ludah, yang menghasilkan air ludah dan enzim
amilase (ptialin). Enzim ini berfungsi mengubah zat tepung (amilum) menjadi zat
gula. Letak kelenjar ludah yaitu: kelenjar ludah atas terdapat di belakang telinga,
dan kelenjar ludah bawah terdapat di bagian bawah lidah (Sulaksono, 1987: 87).

2.2 Uraian Bahan


1. Asam asetat (Cuka) (FI edisi III, hal 42)
Nama resmi: ACIDUM ACETICUM GLACIALE
Nama lain : Asam asetat glacial
Rumus molekul : C2H2O2
Berat molekul : 60,05
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas, tajam, jika
diencerkan dengan air, rasa asam
Kelarutan : Dapat campur dengan air, dengan etanol (95%) P dan
dengan gliserol P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Zat tambahan(Achmad, Hiskia. 1988)

2. Kopi
Klasifikasi : Kerajaan : Plantae
Ordo : Gentianales
Familli : Rubiaceae
Upafamili : Ioxoroideae
Bangsa : Coffeeae
Genus : Coffea
Tipe Spesies : Coffea Arabica
(McClaran, Wetter. 2007)

3. Gula
Gula pasir merupakan bahan baku masakan yang terbuat dari sari tebu
dan dikristalkan membentuk serbuk-serbuk seperti pasir. Gula pasir memiliki
rasa yang manis dan mudah larut dalam air terutama air panas. Gula pasir
umumnya berwarna putih kekuningan atau sedikit coklat. Gula pasir
didapatkan dari ekstraksi sari tebu yang dikristalkan. Gula pasir tidak
mempunyai aroma tetapi berbau harum ketika diolah menjad karamel. Gula
pasir banyak ditemui di manapun dalam bentuk kemasan. Gula pasir menjadi
salah satu dari sembilan bahan pokok yang tidak bisa terpisahkan dari
kehidupan masyarakat Indonesia. Gula pasir termasuk rentan terhadap
kelembaban karena bisa mengubah tekstur dari gula tersebut (McClaran,
Wetter. 2007).
4. (Garam dapur) NaCl (Ditjen POM, 1979)
Nama Resmi : NATRII CHLORIDUM
Nama Lain : Natrium klorida
RM/BM : NaCl / 58,44
Pemerian : Hablur putih, berbentuk kubus
atau berbentuk prisma, tidak berbau, rasa asin,
mantap diudara.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai sampel

(Achmad, Hiskia. 1988).

BAB III
METODE KERJA

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah mistar, kertas,
cawan porselin, cutton bad
3.1.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah kopi, gula,
cuka, garam
3.1 Cara Kerja
1. Probandus dengan mata tertutup diberi sampel makanan dengan
berbagai macam rasa lalau diminta untuk menebak sampel makanan
yang dirasakan
2. Menentukan daerah pada lidah bagian mana rasa tersebut dideteksi
3. Membuktikan adanya bintik buta pada mata. Temukan bintik buta
dimata sebelah kanan dengan menutup mata sebelah kiri dan
memegang kertas 10 cm dari wajah. Sementara penglihatan
difokuskan kelingkaran, secara perlahan, gerakan kertas menjauhi
wajah sampai tanda silang lenyap dari penglihatan. Pada saat ini,
bayangan tanda silang mengenai bintik buta mata kanan. Hal
sebaliknya dilakukan untuk menentukan bintik buta mata kiri.
Bagian Lidah
No Bahan Tepi Tepi Bagian Rasa
Bagian belakang
depan samping depan
1 Air Gula
2 Air Garam
3 Air kopi
4 Air cuka
Keterangan :
Berikan tanda sesuai dengan rasa paling peka dari hasil percobaanmu

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Indera Pengecap (Lidah)

PROBANDUS SAMPEL
No
Cuka (asam) Garam (asin) Gula (manis) Kopi (pahit)
(manusia)
1. I + ++ +++ ++++
2. II + ++ +++ ++++
3. III + ++ +++ ++++
4. IV ++ + +++ ++++
Ket : + : Asam
++ : Asin
+++ : Manis
++++ : Pahit

1.1.2 Percobaan Mata (Bintik Buta)

Probandus Mata Kiri (cm) Mata Kanan (cm)


I II III II
IV I III IV
(manusia)

Gambar I
10 53 1085
(silang)

Gambar II
(bulat)
Ket: I : Gambar tampak buram

II : Gambar tampak jelas

III : Gambar terlihat samar-samar

IV : Tidak dapat dilihat

4.2 Pembahasan
Tubuh manusia mempunyai panca indra, yaitu mata, telinga, kulit, lidah, dan
hidung. Dengan memiliki indra tersebut, maka manusia mampu mengenal
lingkungannya dan memberikan respons terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi di lingkungan tersebut (Arrington, 1972: 138).
Alat indera adalah organ yang berfungsi untuk menerima jenis rangsangan
tertentu. Semua organisme mrmiliki reseptor sebagai lat penerima informasi.
Informasi tersebut dapat berasal dari dalam maupun dari luar (Arrington, 1972:
138).
Pada percobaan ini dilakukan pengujian terhadap dua alat indera yaitu
indera pengecapan (lidah) dan indera penglihatan (mata). Dimana pada pengujian
terhadap indera pengecapan (lidah) dilakukan pengujian dengan cara menentukan
rasa, dan pada pengujian terhadap indera penglihatan (mata) dilakukan pengujian
bintik buta.
Dalam percobaan pada indera pengecap dimana probandus dengan keadaan
mata tertutup diberi sampel masing-masing dengan berbagai macam rasa
diantaranya asam, manis, asin dan pahit. Hal ini bertujuan agar probandus dapat
mengetahui dan membedakan rasa yang ada pada sampel tersebut tanpa melihat
sekalipun. Kemudian masing-masing probandus mulai merasakan rasa dari
masing-masing sampel yang telah disediakan dengan cara catoon bot dicelupkan
pada sampel kemudian di tetesi pada lidah masing-masing probandus. Setelah
mengetahui rasa dari sampel tersebut maka selanjutnya menentukan daerah mana
rasa tersebut terdeteksi. Dari hasil percobaan didapati bahwa pada 4 probandus
yang diberi berbagai macam rasa dintarnya cuka, yang menghassilkan rasa asam
yakni rasa yang terletak pada samping belkang lidah. Kemudian pada garam
dapur didapati rasa asin yakni rasa yang terletak pada samping depan lidah.
Kemudian pada gula didapati rasa manis yakni rasa yang terletak pada ujung
depan lidah. Kemudian pada kopi didapati rasa pahit yakni rasa yang terletak
pada belakang lidah.
Pada percobaan bintik buta. Prose awal yang dilakukan yakni melihat kertas
yang berisi symbol x. dimana symbol x dilihat dari jarak 10 cm dengan menutup
mata kanan. Pada jarak ini gambar masih terlihat buramdikarenakan lensa mata
tidak dapat menfokuskan sinar cahaya yang masuk ke-mata tepat pada selaput
jala (retina), setelah perlahan-lahan menjauhi mata sekitar 53 cm gambar terihat
jelas. Hal ini dikarenakan lensa mata dapat memfokuskan sinar cahaya yang
masuk ke mata tepat pada retina.Kemudian pada jarak 145 cm objek mulai
terlihat seperti titik hitam. Pada jarak 1.085 cm, titik focus mata sudah mulai
tidak jelas. Dalam hal ini objek (symbol x) berubah menjadi bentuk bulat atau
bintik hitam. hal ini diduga merupakan bintik buta mata kiri. karenabayangan
tanda silangsudah tidak terlihat jelas. kemudian pada kegiatan ke 2, hal yang
sama juga dilakukan namun objek dirubah dengan symbol bulat yang berwarna
hitam. Dimana objek dilihat pada jarak 10 cm dengan menutup mata kiri,
kemudian sedkit demi sedikit objek dijauhkan dari mata. Hasil yang didapatkan
pada jarak 27 cm objek terlihat jelas. Dan sekitar jarak 880 cm objek sudah tidak
terlihat jelas (bintik hitam kecil). Hal ini diduga bahwa merupakan bintik buta
mata kanan.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
manusia memiliki sistem indera berupa indera penglihatan (mata), penciuman,
(hidung), pengecapan (lidah), pendengaran (telinga), dan peraba (kulit) yang
masing-masing terdiri dari organ tertentu dan mekanisme kerja tertentu pula.
5.2 Saran
1. Asisten
Sebaiknya dalam praktikum kinerjan tiap asisten dipertahankan dan bila perlu
ditingkatkan untuk mencapai tujuan dilakukannya praktikum.
2. Laboratorium
Sekira penyedian alat dan bahan praktikum dapat dilengkapi agar praktikum
yang dilakukan memperoleh hasil yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA

Arrington, L. 1972. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Malang: Media Prasetya.


Dalimartha, Setiawan. 2003. Atlas Trumbuhan Obat Jilid 3. Jakarta: Puspa Swara.
Hariana, A. H. 2007. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta : Penebar Swadaya.
Moriwaki, K. 1994. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jakarta: EGC.
Pearce, Evelyn. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: EGC.
Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi untuk Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sulaksono. 1987. Anatomi dan Fisiologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.
Team, teaching. 2016. Penuntun praktikum Anfisma. Stikes Bina Mandiri Gorontalo :
Pustaka as salam

Anda mungkin juga menyukai