Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN

ELEKTOLIT

1. DEFINISI
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh
membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap stressor fisiologis dan
lingkungan. Cairan dan elektrolit saling berhubungan, ketidakseimbangan yang berdiri
sendiri jarang trjadi dalam bentuk berlebihan atau kekurangan. Cairan dan elektrolit sangat
diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuhtetap sehat. Keseimbangan cairan dan
elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis.
Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan
tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik
yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh
melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian
tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air
tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan
elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan
berpengaruh pada yang lainnya (Tarwoto, Wartonah 2010)
2. FISIOLOGI CAIRAN DAN ELEKTROLIT
Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstitial masuk
kedalam sel. Pembuluh darah kapiler dan membrane sel yang merupakan membran
semipermiabel mampu memfilter tidak semua substansi dan komponen dalam cairan tubuh
ikut berpindah. Metode perpindahan dari cairan dan elektrolit tubuh dengan beberapa cara
yaitu:
1. Difusi Merupakan proses di mana partikel yang terdapat di dalam cairan bergerak dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan. Cairan dan
elektrolit di difusikan menembus membrane sel. Klecepatan difusi di pengaruhi oleh
ukuran molekul, konsentarsi larutan dan temperature.
2.Osmosis Merupakan bergeraknya pelarut bersih seperti air, melaui membran
semipermiabel dan larutan yang berkosentrasi lebih rendah ke kosentrsi yang lebih tinggi
yang sifat nya menarik.
3.Transport aktif Partikel bergerak dari konsentrasi rendah ke lebih tinggi karena adanya
daya aktif dari tubuh seperti pompa jantung (Tarwoto, Wartonah 2010)
3. NILAI-NILAI NORMAL DAN CARA PERHITUNGAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN
ELEKTROLIT
USIA KEBUTUHAN AIR KEBUTUHAN AIR
JUMLAH AIR DALAM 24 MI/KG BERAT BADAN
JAM
3 Hari 250-300 80-100
1 Tahun 1.150-1.300 120-135
2 Tahun 1.350-1.500 115-125
4 Tahun 1.600-1.800 100-110
10 Tahun 2.000-2.500 70-80
14 Tahun 2.200-2.700 50-60
18 Tahun 2.200-2.700 40-50
Dewasa 2.400-2.600 20-30

 Cara menghitung Balance Cairan:


 Intake=output + IWL
 Rumus IWL
IWL= (15xBB)/24 jam

 Rumus IWL Kenaikan suhu


[(10% x cm) x jumlah kenaikan suhu] + IWL Normal
4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEIMBANGAN CAIRAN DAN
ELEKTROLIT
a) Usia
Perbedaan usia menentukan luas permukaan tubuh dan aktivitas organ.
b) Temperatur
Temperature yang tinggi menyebabkan proses pengeluaran cairan melalui keringat
cukup banyak, sehingga kehilangan cairan banyak.
c) Diet
d) Stress
Melalui proses ADH karena pada proses ini dapat meningkatkan metabolism sehingga
terjadi glikolisis otot yang menimbulkan retensi natrium dan air.
e) Sakit
Keadaan sakit menimbulkan ketidakseimbangan system dalam tubuh seperti
ketidakseimbangan hormonal yang dapat mengganggu keseimbangan kebutuhan cairan
(Tarwoto & Wartonah. 2010)
5. JENIS GANGGUAN PADA KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
a) Gangguan cairan
 Hipovolemi
Terjadi karena kekurangan pemasukan air atau pengeluaran berlebihan yang disebabkan
karena demam, muntah, dan pendarahan.
 Hipervolemi
Terjadi saat air dan natrium dipertahankan dalam proporsi isotonic sindrom ruang ketiga
berefek kekurangan volume cairan ekstrasel.
 Dehidrasi
Terjadi jika kehilangan cairan tanpa disertai kehilangan elektrolit yang proporsional faktor
resiko terjadinya dehidrasi.
b) Gangguan elektrolit
 Hiponatremia
Suatu keadaan kekurangan kadar natrium dalam plasma darah yang ditandai dengan mual,
muntah, dan diare
 Hipernatremia
Suatu keadaan kekurangan mukosa yang kering dan kadar natrium dalam plasma tinggi
 Hipokalemia
Suatu keadaan kekurangan kadar kalium dalam darah ditandai dengan lemahnya denyut
nadi (Tarwoto & Wartonah.(2010)
6. Pengkajian
a. Pengkajian identitas klien
Nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, alamat,
diagnose medis, tanggal dan jam masuk, sumber informasi, keluarga terdekat yang dapat
dihubungi.
b. Status kesehatan saat ini
 pemasukan dan pengeluaran cairan dalam makanan
 tanda umum masalah elektrolit
 tanda kekurangan dan kelebihan cairan
 proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostatis cairan dan elektrolit
 pengobatan yang sedang dijalani
 status perkembangan seperti usia dan status sosial
 faktor psikologis
c. Pengukuran klinik
 Berat badan
 Intake cairan
 Oral : NGT, oral
 Parenteral : Iv termasuk obat-obatan
 Makanan yang cenderung mengandung air
 Output cairan : urine (volume, kejernihan), feses (jumlah konsistensi), muntah, tube
drainase, IWL
 Ukur keseimbangan cairan (normal -+ 200cc)
d. Pemeriksaan fisik
 Kesadaran : compos mentis, somnolen, apatis,stupor, saporo koma, koma
 Penampilan/keadaan umum : lemah, pucat
 Vital sign : tekanan darah, suhu, nadi, pernapasan
 Kepala : bentuk; rambut : warna, kebersihan, rontok, ketombe
 Kulit : turgor, edema, sensasi rasa, kelainan, warna, lesi, kelembapan, pruritus,
ruam, benjolan, tekstur, kebersihan
 Mata : cekung, air mata kering, operasi mata, fungsi penglihatan, baik/kabut/tidak
jelas/dua bentuk/nyeri
 Hidung : reaksi alergi dan cara mengatasinya, pendarahan, pernah mengalami
flu/frekuensi dalam setahun
 Telinga : bentuk, hilang pendengaran, alat bantu dengar, serumen, infeksi, tinnitus
 Mulut dan tenggorokan : kesulitan/gangguan bicara, pemeriksaan gigi, warna, bau,
nyeri, kesulitan mengunyah/menelan
 Leher : distensi vena jugularis
 Dada
 Jantung : inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi
 Paru-paru : inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi
 Abdomen : inspeksi, auskultasi, perkusi, palpusi
 Ekstremitas atas dan bawah
Inspeksi dan palpasi (tulang, otot, sendi), reflex, gangguan motoric dan sensorik
(ROM), kelemahan
 Keadaan kaku : capillary refill
 Genetalia : discharge, bau
e. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan elektrolit, darah lengkap, pH, berat badan, jenis urine, dan analisa gas
darah (AGD)
f. Terapi
 Pemberian cairan melalui infus
 Transfuse darah
g. Data focus
Data subjektif
 Pasien mengatakan lemas dan haus
 Pasien mengatakan pusing
 Pasien mengatakan nyeri pada abdomen
Data objektif
 Pasien tampak lemas, bibir pecah-pecah dan pucat
 Bising usus hiperaktif
7. Diagnose keperawatan
a. Resiko ketidakseimbangan elektrolit
b. Resiko kekurangan volume cairan
c. Diare
8. Rencana keperawatan
Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional
hasil
1. NOC : Fluid management
 Fluid balance
 Hydration  Pertahankan catatan  Agar pasien dalam
 Intake foud and intake dan output yang keadaan normal
fluid akurat
Kriteria hasil :  Kolaborasi pemberian  Supaya cairan
 Mempertahankan cairan intra vena terpenuhi
urine output sesuai Hypovolemia
dengan usia dan BB management
 Tekanan darah,  Monitor tanda vital  Mengetahui keadaan
nadi, suhu, dalam normal
batas normal  Monitor adanya tanda  Agar tidak terjadi
gagal ginjal komplikasi
2. NOC Fluid management Supaya paien
 Fluid balance  Kolaborasi pemberian tidak kekurangan
 Hydration cairan Iv cairan
Kriteria hasil  Kolaborasi dokter
 Tidak ada tanda-  Atur kemungkinan
tanda dehidrasi transfuse
 Tekanan darah, Hypovolemia Agar tidak
nadi, suhu dalam management kelebihan cairan
batas normal  Monitor respon pasien
terhadap penambahan
cairan
3. NOC Diarrhea management
 Fluid balance  Ajarkan pasien untuk Agar diare
 Hydration menggunakan obat teratasi
 Electrolyte and acie diare
base balance  Instruksikan pasien Untuk
Kriteria hasil untuk mencatat warna, mengetahui keadaan
 Feses berbentuk, jumlah, frakuensi, dan fese agar dalam
BAB sehari sekali - konsistensi dari feses rentan normal
3hari  Monior tanda dan Agar pasien
 Tidak mengalami gejala diare bisa mengetahui
diare tentang penyakit
 Mempertahankan diare
turgor kulit
Referensi
Docterman dan Bullechek. Nursing Invention Classifications (NIC), Edition 4, United States Of
America:
Mosby Elseveir Acadamic Press, 2011. Nanda International (2018). Diagnosis Keperawatan:
definisi & Klasifikasi. 2018. Penerbit buku kedokteran EGC : Jakarta
Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. Nursing Out Comes (NOC), United States Of America:
Mosby Elseveir Acadamic Press, 2011.
Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi 4.
Salemba Medika : Jakarta Mine coins - make money: http://bit.ly/money_crypto
Mine coins - make money: http://bit.ly/money_crypto

Anda mungkin juga menyukai